Anda di halaman 1dari 3

Januari 2022

Melatih

telinga roh &


kepekaan

07 -09 Jan God's Vision Over Resolution


14 -16 Jan Holy Spirit, My Best Friend
21 - 23 Jan Suaraku VS SuaraMu
28 - 30 Jan Telinga dan Lidah Murid
telinga dan lidah murid

“Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan
perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi
Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.”
Yesaya 50:4

Ketika bicara tentang peka dan mendengar suara Tuhan, pasti semua kita ingin
mengalami. Tentunya enak jika bisa langsung tanya ke Tuhan dan dengar
jawabannya, apalagi suara audible. Namun ketika kita perhatikan di Firman Tuhan,
semua tokoh-tokoh yang dapat mendengar suara Tuhan (entah itu Raja, Nabi,
Rasul, ataupun orang biasa) selalu mempunyai satu ciri yang identik: Mereka tidak
hanya mendengar suara Tuhan untuk kepentingannya sendiri, tapi justru menjadi
penyalur suara Tuhan untuk orang lain. Seperti itulah cara Tuhan bekerja, Ia tidak
hanya rindu berbicara pada kita, tapi juga berbicara melalui kita.

Kita belajar dari Yusuf (Kejadian 40:1-23), Ketika sadar bahwa dia memiliki kepekaan
mendengar suara Tuhan (dapat mengartikan mimpi), ia menggunakannya untuk
menolong orang lain. Berkat dia, Juru Minuman yang awalnya di penjara dapat
kembali ke posisinya semula. Sekalipun ia sempat dilupakan, namun Tuhan tidak
pernah melupakannya, Tuhan hanya menunggu waktu yang tepat untuk membawa
Yusuf menempati tempat mulia di Mesir.

Bagaimana Yusuf bisa dipakai untuk mendengar suara Tuhan dan


menyampaikan isi hatiNya?

1. Memiliki hati yang penuh belas kasihan (ayat 6&7)

Yusuf sekalipun dipenjara (dalam kesusahan), dia tidak mengabaikan orang


lain. Orang-orang seperti ini yang Tuhan suka, orang yang memiliki mental
pahlawan, bukan korban. Dalam situasi sulit sekalipun ia tidak mengasihani
dirinya, depresi atau malah menarik diri dari pergaulan. Justru dia berusaha
menjadi jawaban untuk orang lain. Pada orang-orang seperti inilah Tuhan
tidak segan-segan menitipkan pesan dan isi hatiNya.

Mulailah dari orang-orang yang ada di dekatmu (keluarga, sahabat, dsb),


apakah ada yang sedang mengalami kesusahan dan butuh jawaban? Mungkin
kita tidak bisa 100% menjawab semua kebutuhan mereka, tetapi kita bisa
mulai dengan mendoakan mereka, dan jika ada pesan Tuhan atau dorongan
untuk melakukan hal tertentu untuk mereka, maka taatlah.
2. Tidak trauma dan tetap rindu dipakai Tuhan

Di masa mudanya, Yusuf pernah “keliru” saat terburu-buru menyampaikan


mimpinya yang membawa dia dibenci, dibully dan bahkan dijual oleh saudara-
saudaranya. Hal itu tidak membuatnya “trauma” dan membungkam mulutnya
untuk setiap pesan Tuhan yang dia dengar. Dia belajar dari kesalahan, tidak
lagi mengumbar-umbar mimpinya, justru tetap memiliki keberanian untuk
dipakai lagi menjadi penyambung lidah Tuhan.

Jika pernah ada pengalaman yang tidak enak, misal salah timing penyampaian
atau ternyata isi pesan yang kita dapat ternyata tidak sesuai, jangan putus asa.
Kepekaan perlu dilatih di dalam ketaatan.

3. Mempercayai Tuhan dengan tulus

Ketika ia sudah mengartikan mimpi juru minum namun dilupakan, Yusuf tetap
menjaga hatinya murni. Ia tidak menyalahkan Tuhan atas nasibnya, dan tetap
bekerja dengan baik di penjara, hingga akhirnya Firaun memanggilnya untuk
mengartikan mimpi.

“Yusuf menyahut Firaun: ”Bukan sekali-kali aku, melainkan Allah juga yang akan
memberitakan kesejahteraan kepada tuanku Firaun.” Kej 41:16

Dari jawaban Yusuf pada Firaun di ayat tersebut, kita bisa melihat betapa kasih
dan hormatnya Yusuf pada Tuhan, ia terus menyediakan dirinya untuk dipakai
Tuhan.

Dari Yusuf, kita belajar bahwa lidah dan telinga seorang murid, bukan tentang siapa
yang lebih “peka” mendengar suara Tuhan. Tapi siapa yang mau jadi murid yang
melakukan FirmanNya, yang rindu berpartner dengan Tuhan, menjadi
penyambung lidah dan isi hatiNya.

CLOSING
CGL mengajak setiap member CG melatih telinga untuk peka mendengar suara
Tuhan dan lidah yang menyampaikan isi hati Tuhan, dengan cara:
1. Setiap anggota CG berani untuk sharing di group/multichat CG apa yang didapat
dalam saat teduh pribadi.
2. Jika di saat membaca Firman/saat teduh, mendapat pesan spesifik bagi orang
lain, dapat disampaikan melalui DM/PC ke orang tersebut.

Mari kita belajar untuk taat dengan apa yang Tuhan katakan. Jika saat disampaikan
ternyata isi pesan tersebut belum tepat, it’s ok karena kita masih dalam proses peka
mendengar suara Tuhan. Tetaplah latih telinga rohani dan melangkah dalam
ketaatan.

Anda mungkin juga menyukai