Anda di halaman 1dari 4

Januari 2022

Melatih

telinga roh &


kepekaan

07 -09 Jan God's Vision Over Resolution


14 -16 Jan Holy Spirit, My Best Friend
21 - 23 Jan Suaraku VS SuaraMu
28 - 30 Jan Telinga dan Lidah Murid
SUaraku vs suaramu

FUN FACT :
Pada tahun 2005, di negara Turki, terjadi sebuah insiden 1500 ekor domba jatuh
dari tebing yang tinggi saat gembalanya sedang sarapan di tempat lain. Sekitar 500
ekor pertama mati dan 1000 ekor setelahnya berhasil diselamatkan, tidak
mengalami kematian karena tumpukan 500 jasad domba menjadi bantalan untuk
1000 domba yang lainnya.

Tahukah kalian bahwa domba adalah binatang yang sangat buruk terhadap arah.
Sehingga mereka bisa salah jalan jika tanpa arahan dari gembalanya. Berakhirlah
mereka ke jurang kematian secara masal karena mereka berada jauh dari gembala.
Tetapi suatu fakta menarik lagi dari domba adalah mereka merupakan binatang
yang emosional dan mampu mengenali suara gembala mereka dengan baik.
Domba memiliki kemampuan untuk membedakan suara gembala mereka dengan
suara orang asing. Domba akan merasa takut dengan suara asing dan melarikan
diri.

Ibarat seperti domba yang perlu arahan gembalanya agar tidak salah jalan,
demikian pula kita perlu arahan Gembala kita, Yesus Kristus, agar kita tidak
mengambil jalan yang salah di kehidupan kita. Pada zaman perjanjian lama suara
Tuhan sering terdengar secara audible kepada para nabi dan imam, serta orang-
orang pilihan Tuhan untuk menyampaikan perintah maupun nubuatan terhadap
umat Tuhan. Di masa sekarang, sekalipun suara Tuhan sudah jarang terdengar
secara audible, bukan berarti Tuhan tidak berbicara lagi kepada umatNya.
Kebenarannya adalah suara Tuhan tidak selalu berupa suara audible yang didengar
oleh telinga jasmani manusia, namun bisa dalam berbagai cara seperti rhema,
mimpi, dan penglihatan.
Dalam praktek mendengarkan suara Tuhan, tidak jarang akhirnya kita menjadi bias
antara yang mana suara Tuhan atau suara hati/pemikiran kita sendiri ketika
dihadapkan dengan sebuah pilihan atau pengambilan keputusan. Terlebih lagi jika
dua suara tersebut saling bertentangan. Lantas, bagaimana cara kita dapat
mengenali ‘Apakah ini adalah suara Tuhan? Atau ternyata ini hanyalah suara hati
kita?

1. Uji dengan kebenaran Firman Tuhan

Yohanes 1:1 : “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan
Allah dan Firman itu adalah Allah.”

Tuhan adalah Firman, sehingga apapun yang dituliskan di Firman Tuhan


adalah kehendak Tuhan. Ketika kita mendapat arahan Tuhan dalam hati kita,
ujilah melalui Firman Tuhan karena satu-satunya standar kebenaran mutlak
yang bisa kita pegang adalah Firman Tuhan yang tertulis di Alkitab. Firman
Tuhan adalah pondasi dari segala pewahyuan yang kita dapatkan. Jika tidak
sesuai dengan prinsip Firman Tuhan, pastinya itu tidak datang dari Tuhan.

Oleh karena itu, sangatlah penting untuk kita menjadikan perenungan Firman
Tuhan kebiasaan yang dibangun dalam hidup kita untuk melatih kepekaan kita
terhadap suara Tuhan. Karena kita bisa mendapat pewahyuan dari Tuhan tapi
berujung kebingungan karena kita tidak hidup dalam fondasi Firman Tuhan
dan hubungan dengan Roh Kudus. Seperti domba yang mengenal suara
gembalanya, sehingga dia mampu membedakan suara gembalanya dan suara
asing. Untuk kita pun bisa membedakan suara Tuhan dan suara si jahat, kita
harus mengenal pribadi Tuhan melalui Firman-Nya di Alkitab.

2.Uji dengan peneguhan penasehat-penasehat

1 Samuel 3:1-11

Pada saat Samuel mendengar suara Tuhan memanggilnya, hal yang ia lakukan
adalah datang kepada Imam Eli yang saat itu adalah pemimpin rohaninya. Tiga
kali Tuhan memanggilnya, tiga kali pula Samuel langsung mendatangi Imam
Eli. Ketika itu Samuel belum paham dengan suara yang didengarnya, hingga
akhirnya diteguhkan oleh Imam Eli bahwa itu adalah suara Tuhan yang
memanggilnya dan yang perlu ia lakukan adalah menjawabNya (Ayat 9).
Samuel yang belum mengerti suara yang didengar saat itu, datang kepada
Imam Eli yang jauh lebih mengerti dibandingkannya merupakan keputusan
yang benar. Saat Tuhan memberikan pewahyuan, Tuhan juga
memberikan peneguhan. Pewahyuan yang datang dari Tuhan tidak
bermaksud untuk membuat kita bingung melainkan untuk mengarahkan kita.
Jadi sangat penting kepada siapa kita menceritakan pewahyuan kita. JIka
diceritakan kepada orang yang salah, maka akan berujung kita salah
mengartikan maksud Tuhan. Seperti Yusuf yang menceritakan mimpi kepada
orang yang salah dan berakhir menimbulkan kebencian dari saudara-
saudaranya.

Tuhan menempatkan “penasehat-penasehat” di sekitar kita, bisa berupa


keluarga, pemimpin rohani, dan saudara seiman. Carilah orang yang tepat;
orang benar yang mengenal Firman Tuhan dan penuh dengan Roh Kudus.

CLOSING

Serindu-rindunya kita untuk mendengar suara Tuhan, Tuhan terlebih rindu untuk
berbicara secara pribadi dengan kita. Ia rindu untuk menuntun kita kepada setiap
rencana yang sudah disediakanNya, agar tidak ada satupun dari dombaNya tersesat
di jalan yang salah. Salah satu cara untuk kita bisa peka dengan suara Tuhan adalah
melalui membangun saat teduh pribadi, duduk diam di dalam hadiratNya dan
merenungkan Firman-Nya. Ayo kita bangun hubungan pribadi yang makin intim
dengan Tuhan, berdoa mintalah Roh Kudus memampukan kita agar peka dengan
suara Tuhan.

#CGL mengajak setiap anggota CG berkomitmen untuk membangun


kehidupan saat teduh setiap hari. Mengingatkan dan mendorong setiap
anggota CG untuk join dalam kegerakan I love my Bible, agar setiap orang
menjadi pribadi yang cinta untuk membaca firman dan memiliki dasar
kebenaran firman Tuhan yang kuat.

Anda mungkin juga menyukai