Anda di halaman 1dari 8

BAHAN SERMON GURU KAKR BULAN AGUSTUS

06 Agustus 2023

Tema : Cita-citaku
Nats : Kejadian 41:15-16; 29-32

I. Pendahuluan
Jika ditanyakan mengenai cita-cita pasti kita berharap dengan impian kita. Pasti ada diantara kita mau jadi
dokter, guru, polisi, tentara, pengusaha, dll. Tapi siapa ya yang memberikan cita-cita kepada kita? Yaitu Tuhan
Yesus, Sang Pemilik kehdiupan kita anak-anak-Nya. Sebagai orang percaya, kasih merupakan nilai utama yang
diajarkan Tuhan Yesus kepada kita anak-anak-Nya. Kadang kita sebagai anak-anak Tuhan tidak sadar selalu suka
mengandalkan kekuatan dan pemikiran kita sendiri. Tidak sepenuhnya menyerahkan hidup kita kepada Tuhan.
Apakah kita sudah bertanya sama Tuhan, cita-cita dan masa depan seperti apa yang Tuhan mau berikan? Dalam hal
ini kita perlu menyerahkan hidup dan segala rencana kepada Tuhan, karena Tuhanlah satu-satunya pribadi yang
memberikan masa depan dan cita-cita yang terbaik kepada anak-anak-Nya yang terus berharap kepada-Nya di
dalam menjalani hidup.

II. Isi
Takut akan Tuhan adalah awal dari pengetahuan (Ams. 1:7a) ini merupakan ayat Alkitab agar kita tetap
bersandar kepada Tuhan di dalam cita-cita kita bukan bersandar kepada diri sendiri. Sama seperti Yusuf yang
memiliki karakter takut akan Tuhan dan selalu mengandalakan Tuhan saja di dalam hidupnya walaupun dia sudah
dijual saudara-saudaranya tetapi dia tetap bersukacita dan menjadi orang visioner (orang yang memandang tajam
ke depan). Yusuf tidak fokus terhadap masa lalu nya tetapi dia juga memafkan saudaranya dan menerima mereka
dengan tulus hati.
Kejadian 41:15-16; 29-32, Yusuf memiliki kelebihan yang diberikan oleh Allah dan ia menyadari kelebihan
itu merupakan anugerah yang diberikan Allah kepadanya. Kelebihan Yusuf mampu menafsirkan mimpi Firaun.
Firaun memiliki dilema dalam dirinya karena tidak mengerti apa arti mimpinya sampai akhirnya ia mengumpulkan
semua orang pintar untuk menafsirkan mimpinya itu tetapi tidak seorang pun yang sudah dikumpulkannya dapat
mengerti arti mimpinya. Tetapi Yusuf dapat mengartikan mimpinya dan melihat kejadian yang akan terjadi melalui
mimpi Firaun. Yusuf mampu merancang kehidupan di Mesir dalam 14 tahun mendatang. Luar biasa Allah bekerja
di dalam hidup Yusuf.
Bahan Remaja: Visioner (Kejadian 13:14-15)
Visioner merupakan seseorang yang memiliki cara pandang. Orang yang visioner memiliki cara pandang yang
fokus dan tajam di dalam masa depan. Dalam hal ini menjadi seorang yang visioner cukup penting memiliki
strategi, rumus dan cara efektif untuk move (bergerak) ke arah yang berhubungan dengan kemajuan dan masa
depan. Dalam Kejadian 13:14-15 kita juga dapat melihat bahwa Allah juga merancangkan dan menganugerahkan
masa depan yang terbaik bagi Abraham. Abraham diberkati sebagai Bapa orang yang percaya. Allah memberikan
Abraham tanggung jawab dan dipercayakan akan memiliki keturunan. Abraham juga memiliki karakter yang tetap
percaya kepada Tuhan dalam keadaan apapun. Bagaimana dengan visi kita ketika menjalani hidup? Apakah kita
ingin menjadi seorang yang visioner sama seperti Yusuf dan Abraham? Rahasia membangun hubungan yang
semakin dekat dengan Tuhan.

III. Aplikasi
Nothing is impossible (Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan). Kita menyakini masa depan ada di dalam tangan
Tuhan. Mungkin ada diantara kita yang merasa gelisah, kuatir, takut, dilema akan masa depan kita. Apakah aku
nanti bisa menjadi seorang dokter, polisi, guru? Atau kita merasa insecure dengan keadaan kita. Tetapi Tuhan
menjanjikan masa depan yang pasti dan terbaik untuk kita anak-anaknya. Segala harapan, cita-cita kita sudah
Tuhan atur dan rancangkan bagi kita.
13 Agustus 2023
Teman : Indonesia
Nat : Amsal 14:33-34

I. Teks
Amsal adalah nasehat, pengajaran atau didikan agar lebih memahami arti hidup termasuk kehidupan kekal “yang
sesungguhnya berasal dari Tuhan.” hikmat adalah kekuatan Allah yang di berikan kepada manusia agar memahami
dan mampu melakukan kehendak Allah. Itu sebabnya kita belajar dari raja Salomo kita harus memohon hikmat
dari Allah agar dapat memahami kehendak Allah; “berilah hamba-Mu ini hati yang paham (1 Raj. 3:9)”

II. Aplikasi
Hikmat sangat di butuhkan untuk memahami dan menyikapi segala sesuatu dengan baik, baik itu mengatasi
perkara atau masalah, mengatasi pekerjaan, membangaun persaudaraan, mengenal Tuhan, memahami sikap yang
sopan dan bermoral, dan menuntun kita untuk tidak dapat di bodoh-bodohi oleh-orang tertentu yang meu
memanfaatkan diri kita. Pemerintah juga membutuhkan hikmat untuk memimpin bangs dan rakyatnya supaya tidak
di tindas oleh bangsa lain, pemerintah juga berusaha untuk memberikan kesejahteraan pada masyarakat. Indonesia
akan semakin jaya dan maju apabila pemerintah dan masyarakat mau bekerjasama untuk mendukung mengatasi
masalah di tanah air kita. Contoh; Pemerintah memperhatikan masyarakat susah dari segi SDM dan SDA dan tidak
korupsi. Masyarakat mentaati hukum sebagai aturan bernegara dan bermasyarakat, memiki pola pikiran yang lebih
maju, tidak bermalasan, atau berharap pada orang lain.

III. Mengajar
1. Metode
a) Busana Daerah
b) Bermain
2. Media
a) Pakaian adat atau yang identik dengan khas budaya atau daerah seperti pernak pernik, baju, dan
lainnya, musik dan tarian suku daerah masing-masing.
b) Carilah permaianan daerah yang sederhana seperti patok lele, tari rangku alu dan lainnya.
3. Took
a) Tidak semua anak KAKR itu adalah suku Karo maka guru menyuruh setiap anak memakai atau
membawa khas dari suku mereka, dan itu bisa di tampilkan ke depan satu persatu dengan memutar
musik daerah dan tariannya. Disini guru berperan untuk memperkenalkan setiap budaya dan
hubungkan dengan tema dan Nats Alkitab bahwa kita di satukan oleh Allah menjadi satu bangsa yang
besar yaitu Indonesia dengan beragam budaya dan ada-istiadat beserta bahasa masing-masing.
b) Bermain: setiap permainan pasti memiliki makna tersendiri disini guru akan menyampaikan
maknanya dan di hubungkan dengan tema dan nats alkitab.

Contoh: Tari rangku alu adalah permainan tradisional berasal dari Manggarai, Flores NTT. Alat yang
di butuhkan yaitu bambu, membutuhkan minimal lima orang yang terbagi dua kelompok. Empat
orang berperan memainkan bambu dan satu atau dua orang menari di atas bambu tanpa harus terinjak
atau terjepit bambu. Kelompok yang mengendalikan bambu berposisi duduk, sambil menggerakkan
bambu sesuai dengan ketukan bambu dan irama lagu. Mereka bisa bergiliran untuk bermain.
 Fungsi: Mengaktifkan kongnitif, meningkatkan kosentrasi, dan meningkatkan mut tubuh
 Makna: (Pribadi) kehangatan pertemanan dan mampu menikmati irama kehidupan (kata-katanya
lebih cocok untuk remaja).
 Tema dan Nats: orang yang berhikmat mampu mengikuti irama memperhatikan apa yang dia
lakukan untuk menghidari perpecahan sesama bangsa Indonesia, keluarga, suku dan agama dan
tidak akan memisahkan kita dengan Tuhan.
Remaja
Tema : Cinta Tanah Air
Nats :Mazmur 33:12

I. Teks
Kitab Mazmur adalah kitab yang berisikan nyanyian pujian kepada Tuhan. orang yang hidup di dalam Tuhan
senantiasa bernyanyi dan bermazmur dan mereka tetap akan memuji Tuhan meskipun berada dalam keadaan yang
terpuruk, tetap mengungkapkan karya Allah di tengah-tengah mereka. Artinya Allah selalu bekerja dalam
kehidupan bangsa israel salah satu contoh mendapatkan makan, minum, dilindungi dari kejamnya bangsa lain, dan
memberkati kesuburan tanah mereka dan lainnya.

II. Aplikasi
Kita yakin bahwa Indonesi dibantu oleh Tuhan menjadi satu bangsa yang merdeka dari penjajah. Ia memakai
tokoh-tokoh pejuang dengan latar belakang budaya, bahasa, daerah, agama disatukan untuk mempertahankan
NKRI. Tuhan bisa memakai siapa saja untuk menyatukan bangsa dan Ia juga bisa memakai siapa saja untuk
mendukung kemajuan dan membangun kekeluargaan kita sebagai Indonesia dari orang-orang yang berusaha
menghancurkan persatuan kita. Nah!!! Termasuk remaja juga di pakai Tuhan untuk menyatakan kemulian-Nya
melalaui prestasi, kerja, kebaikan dan lainnya tapi kita membutuhkan hikmat yang datangnya dari Tuhan supaya
kita ;ebih paha apa yang Tuhan kehendaki dan memahami apa yang baik dan benar supaya terhindar dari
kencaruran.

III. Mengajar
4. Metode
 Bermain
5. Media
 Carilah permaianan daerah yang sederhana seperti patok lele, tari rangku alu dan lainnya.
6. Took
 Bermain: setiap permainan pasti memiliki makna tersendiri disini guru akan menyampaikan
maknanya dan di hubungkan dengan tema dan nats alkitab.

Contoh: Tari rangku alu adalah permainan tradisional berasal dari Manggarai, Flores NTT. Alat yang
di butuhkan yaitu bambu, membutuhkan minimal lima orang yang terbagi dua kelompok. Empat
orang berperan memainkan bambu dan satu atau dua orang menari di atas bambu tanpa harus terinjak
atau terjepit bambu. Kelompok yang mengendalikan bambu berposisi duduk, sambil menggerakkan
bambu sesuai dengan ketukan bambu dan irama lagu. Mereka bisa bergiliran untuk bermain.
 Fungsi: Mengaktifkan kongnitif, meningkatkan kosentrasi, dan meningkatkan mut tubuh
 Makna: (Pribadi) kehangatan pertemanan dan mampu menikmati irama kehidupan (kata-katanya
lebih cocok untuk remaja).
 Tema dan Nats: orang yang berhikmat mampu mengikuti irama memperhatikan apa yang dia
lakukan untuk menghidari perpecahan sesama bangsa Indonesia, keluarga, suku dan agama dan
tidak akan memisahkan kita dengan Tuhan.
20 Agustus 2023
Tema : Kuasa Yesus
Nas : Lukas 8:26-39

I. Kata Pengantar
Pernahkah kita begitu mengagumi seseorang karena jasanya telah mengubah hidup kita secara drastis? Apa
respons kita? Kita pasti kagum kepadanya, bukan? Kita mungkin akan mendengar semua perkataannya dan selalu
mengingatnya sepanjang hayat. Seperti halnya sebagai contoh melihat orang yang terganggu jiwanya atau
kerasukan setan, kerap kita berkata: "kasihan" tetapi kita tak melakukan apa-apa. Bahkan kita memilih menghindar
daripada berurusan dengannya. Padahal orang tersebut telah hancur harkat dan kehormatannya, bahkan yang ada
dalam dirinya hanyalah aib, dan keterasingan dari kesempatan hidup wajar. Dalam renungan kali ini dikisahkan
seorang yang terganggu jiwanya karena pengaruh kuasa setan dan tidak ada seorang pun yang dapat menikmati
kebahagiaan bila berada di bawah pengaruh kuasa setan. Namun hidupnya ditolong oleh karena kebaikan Tuhan.

II. Isi
Ada berbagai macam manifestasi orang dibelenggu setan, ada yang berbicara dengan suara orang lain, ada
yang sakit tanpa sebab medis, dan sederetan contoh lainnya. Tontonan semacam ini bukan hal baru yang terjadi di
dunia modern ini. Setan sudah bekerja sejak manusia pertama jatuh dalam dosa. Dalam pelayanan Yesus bersama
murid-murid-Nya di Gerasa pun, Yesus didatangi seorang laki-laki yang dirasuk setan (ayat 26-27). Apa yang
dilakukan Yesus? Pertama, Yesus menyelamatkan (ayat 27b-37). Yesus tidak akan membiarkan orang dalam
kondisi dirasuk setan. Belas kasihan-Nya kepada orang yang dirasuk “Legion” nampak ketika Ia memerintahkan
roh jahat itu keluar dari orang itu. Setan jelas tahu bahwa Yesus Anak Allah yang Mahatinggi itu lebih berkuasa
dari mereka, karena itu wajar bila setan-setan memohon agar jangan menyiksanya dan jangan memerintahnya
masuk ke dalam jurang maut. Yesus memperkenankan setan-setan itu masuk ke dalam babi-babi, yang kemudian
mati lemas karena terjun ke danau. Tentu saja peristiwa ini menyebabkan Gerasa gempar. Meski telah melihat
keajaiban keselamatan pada orang yang dirasuk menjadi waras, banyak orang ketakutan dan Yesus pun
melanjutkan perjalanan pelayanan-Nya. Kedua, Yesus menyuruh bersaksi (ayat 38-39). Respons orang yang telah
dibebaskan dari belenggu setan ditunjukkan dengan kesediaannya mengikut Yesus. Namun, Yesus memberi
tanggung jawab yang lebih besar daripada sekadar menyertai-Nya. Orang itu disuruh-Nya menyaksikan perbuatan
Allah bukan di tempat lain tetapi di tempat asalnya sendiri. Dengan mengemban tugas mulia, orang itu pun
menjadi saksi perbuatan Yesus atas dirinya di seluruh kota Gerasa.

Remaja : Kuasa Gelap Vs Yesus


Nas : 2 Timotius 1:3-7
Dalam ketiga ayat ini, Paulus menasihatkan dan memperingatkan Timotius untuk melakukan tiga hal.
Pertama, untuk mengobarkan karunia Allah yang diterimanya melalui penumpangan tangan Paulus (ayat 6).
Karunia yang dimaksud di sini adalah segala pemberian Allah yang memungkinkan dan memperlengkapi Timotius
untuk melayani di jemaat Efesus (bdk. 1Tim. 4:14). Karena itu, Paulus menasihatkan Timotius untuk
mempergunakan karunia itu dengan lebih "berkobar lagi." Kedua, agar Timotius tidak merasa malu untuk
memberitakan Injil dari Tuhan. Kemungkinan untuk merasa malu ini nyata bagi Timotius, karena Injil itu adalah
dari Tuhan Yesus Kristus yang mati disalibkan sebagai seorang kriminal; Injil yang juga diberitakan oleh Paulus
yang kini meringkuk sebagai tahanan (ayat 8a). Ketiga, agar Timotius mau ikut menderita bagi Injil tersebut
(ayat 8b). Kata "ikut menderita" di ayat ini mengandung makna berbagi penderitaan. Hal yang patut direnungkan
lebih mendalam lagi adalah alasan-alasan mengapa Paulus meminta Timotius untuk melakukan ketiga hal tersebut.
Paulus menunjuk pada apa yang telah Allah persiapkan. Allah sendiri yang telah memberikan karunia yang
mempersiapkan dan memperlengkapi Timotius untuk pelayanan yang sedang dilakukannya. Selanjutnya, Allah
tidak memberikan "roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban" (ayat 7).
Kata "roh" yang disebut terakhir jelas menunjuk kepada Roh Kudus dengan menerangkan bahwa Allahlah sumber
kekuatan, terutama yang sanggup memberi kekuatan bagi Kristen dalam penderitaan.
III. Aplikasi
Peristiwa di Gerasa adalah salah satu bentuk perbuatan setan yang menghancurkan harkat, martabat, dan nilai
manusia. Berbagai bentuk sepak terjang setan masih bergulir hingga hari ini dan sampai akhir. Namun Tuhan
selalu jeli melihat kelemahan manusia dan tidak sedetik pun melepaskan kesempatan menjerumuskan manusia ke
dalam perangkap kuasa kegelapan. Dalam kisah renungan hari ini memberikan penjelasan bahwa Keselamatan di
dalam kuasa Yesus Krisus tidak hanya mengubah hidup yang kerasukan berubah secara total, tetapi juga
memotivasinya untuk mempertanggungjawabkan perubahan tersebut. Hal ini berarti: (1) Yesus berkuasa atas
segala kuasa yang ada di bumi, termasuk kuasa setan, karena setan pun tunduk -- "taat" dan memohon belas
kasihan Yesus. (2) Manusia begitu bernilai di hadapan Allah. Karenanya Yesus membebaskannya dari belenggu
kuasa setan, memulihkan secara total serta menjadikan hidupnya berarti. Oleh karena itu, Betapa bersyukurnya kita
memiliki Tuhan yang penuh belas kasih dan berkuasa. Ia tahu bagaimana cara menolong saat kita dalam kondisi
tak berdaya sekalipun dan Bagi-Nya menyelamatkan satu jiwa sungguh sangat berharga.
27 Agustus 2023
Tema : Aku Sayang Ayah
Nats : Efesus 6: 1-4

Ayah adalah sosok pria yang sangat dicintai oleh anak-anaknya, ayah adalah sosok pemimpin yang selalu
menjaga dan memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Kehadiran seorang ayah memberi warna yang
bermakna bagi anak-anak. Karena ayah adalah sosok yang begitu menyayangi anak-anaknya.
1. Kewajiban Anak
a. Taat kepada orangtua
Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian (Ef 6:1). Dalam terjemahan
Yunani kata taat u`pakou,w, hupakouo yang berarti to listen, obedient. Kata ini menjelaskan taat berarti harus
mendengar dengan sikap yang benar yakni menyimak dengan seksama dan kemudian dilakukan. Mendegar nasihat
dari orangtua, bukan hanya sambil lalu, melainkan dihayati dan dilakukan. Menaati orangtua merupakan suatu
kewajaran alamiah. perintah bahwa anak-anak wajib menaati orangtuanya adalah penyataan khusus dari Allah,
menjadi “hukum wajar” yang ditulis Allah di hati nurani semua manusia. Hukum itu berlaku di setiap masyarakat,
terlebih lagi di masyarakat kristen. Seorang anak wajib menaati orangtuanya tak usah dipersoalkan, karena menaati
orangtua adalah tuntutan akal sehat; kewajiban anak untuk menaati dan menghormati orangtua. Lebih lanjut,
ketaatan ini memiliki standar yang tak ternilain oleh nalar manusia yang berdosa. Ketaatan kepada orangtua yang
dimaksud merupakan manifestasi dari ketaatan kepada Tuhan. Maka, dikatakan bahwa taatilah orangtuamu di
dalam Tuhan. Alasan ini juga merupakan suatu penerapan tema dari seluruh bagian, yaitu “rendahkanlah dirimu
seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus” (Ef 5:21). Inilah keharmonisan dalam keluarga yakni anak-
anak taat kepada orangtua dalam Tuhan. Ketaatan pada orang tua membentuk satu relasi penundukan diri. Relasi
dimana kita merelakan diri untuk mau mendengar orang tua dan tahu masih ada otoritas/ordo yang lebih tinggi dari
kita.
Penundukkan diri kepada orang tua di dalam struktur dependensi. Penundukan dikarenakan kita bergantung
mutlak kepada orang tua kita. Ini merupakan satu natur, seperti yang Alkitab katakan, “Haruslah memang
demikian.”ketaatan kepada orang tua yang merupakan gambaran relasi figuratif. Ketika seorang anak diharuskan
taat kepada orang tuanya, itu karena orang tua kita masing-masing merupakan model yang sesungguhnya di dalam
Tuhan. Bagaimana orang tua kita hidup, maka begitulah seharusnya kita hidup.
b. Menghormati orangtua
Meskipun zaman berisikan kemajuan dan kebebasan yag luar biasa, tetapi anak-anak supaya tetap mentaati
orangtuanya di dalam Tuhan. Dalam terjemahan Yunani, hormat berarti τιμαω, timao yang berarti honour, value.
Kata ini menjelaskan mengenai bagaimana sikap menghargai dan menghormati yang tidak hanya dimulut tetapi
nampak juga dalam perbuatan. Rasa hormat yang dilakukan kepada orangtua adalah suatu perintah dan itu
merupakan salah satu butir hukum taurat yang dikutip Rasul Paulus. Kata τιμαω, timao menjelaskan mengenai
suatu perintah yang harus dilakukan dan itu wajib hukumnya. Perintah ini sangat penting, bahkan dalam Ulangan
5:16 diulangai sekali lagi sebagai penegasan bahwa perintah itu harus dilakukan. Menghormati orangtua berarti
lebih daripada menaati. Rasa hormat berarti menghargai yang terwujud dalam tindakan yang mengasihi,
memelihara, dan berusaha mendatangkan hormat melalui cara hidup kepada orangtua.
Menghormati orangtua berarti menghargainya waktu masih hidup. Menghargai orangtua pada waktu sehat
dan sakit, buka pada waktu mereka sudah mati. Ada beberapa daerah yang sangat menghormati orangtua mereka
pada waktu sudah mati dengan membangun kuburan yang megah. Ini tidak salah, asalkan pada waktu hidup
mereka juga dihargai. Sikap hormat anak kepada orang tua, tidak ditentukan oleh sebuah persyaratan, apakah
orangtuanya baik atau tidak, tetapi merupakan sebuah keharusan karena sudah diperintahkan Tuhan dalam hukum
Taurat (Kel. 20: 12). Maksud dari sikap menghormati orang tua, dijelaskan dalam maksud dari Titah V yang
tertulis dalam Katekhismus kecil Marthin Luther, yaitu kita harus takut serta kasih kepada Allah, sebab itu jangan
kita bersikap remeh terhadap orang tua kita, terhadap pemerintah dan terhadap orang yang lebih tua. Jangan kita
menimbulkan kemarahan mereka, tetapi hendaklah kita selalu menghormati dan mengasihi mereka, menuruti dan
menyelami jiwa mereka, serta senantiasa berbuat baik kepada mereka. Menghormati orangtua, berarti
mendengarkan nasihatnya, berusaha menyenangkan dan memelihara oragtua dengan sebaik-baiknya. Orangtua,
ayah sebagai wakil Kristus mempunyai hak, dalam bahasa Yunani πατηρ, pater artinya hak kebapaan. Jika prinsip
hubungan anak dengan orangtua dijalakan maka keluarga Kristen menjadi keluarga harmonis, bahagia (heaven on
earth).
c. Akibat taat dan hormat kepada orangtua
Akibat dari taat dan hormat kepada orangtua ada janji Tuhan tentang kebahagiaan dan umur yang panjang
akan mengikuti sepanjang hidup. Jadi, kebahagiaan dan umur panjang adalah akibat dari taat, maka tidak dapat
dijadikan sebagai tujuan. Salah, apabila ada pemikiran bahwa rahasia kebahagian dan umur panjang adalah taat dan
hormat kepada orangtua. Ini akan mengakibatkan suatu tindakan taat dan hormat yang penuh manipulasi, yakni taat
dan hormat karena berkat, bukan karena perintah Firman Tuhan atau kasih kepada orangtua. Hal ini sama juga
dengan beberapa orang Kristen yang mengikuti Tuhan Yesus hanya mencintai berkatNya, bukan mencintai sumber
berkat (Tuhan). Makna yang terkandung dari kata kebahagiaan dan panjang umur adalah: Berbahagia: Terjemahan
Yunani dari kata berbahagia adalah ευ, eu, artinya prosper. Kata ini menjelaskan mengenai kehidupan yang selalu
berhasil dan menjadi makmur. Panjang umur: Terjemahan Yunani dari kata panjang umur adalah μακροχρονιος,
makrochronios, artinya long lived. Kata ini menjelaskan mengenai durasi yang panjang seorang hidup dalam dunia
ini

2. Kewajiban Orangtua
Di atas sudah dijelaskan kewajiban sebagai seorang anak terhadap orangtua, sekarang kewajiban orangtua
terhadap anak. Sebagaimana anak harus taat dan hormat kepada orangtua, sebaliknya oragtua juga jangan
membangkitkan amarah anak dan harus mendidik anak dalam takut akan Tuhan.
a. Oranguta jangan membangitkan amarah anak
Dalam terjemahan Yunani membangkitkan amarah adalah παροργιζω, parorgizo, artinya provoke
(menghasut, menggusarkan). Kata menjelaskan mengenai sifat menggusarkan atau sebagai pemicu yang
merangsang timbulnya kemarahan. Karena kata ini ditujukan kepada orangtua/ ayah dalam hal ini maka sebagai
orangtua jangan menjadi provokator yang menghasut sehingga timbullah kemarahan dalam hati anak, oleh karena
dalam pribadi setiap anak ada kepribadian yang harus dihormati, maka sebagai orangtua jangan menyalahgunakan
otoritasnya. Orangtua jangan memberi tuntutan keras atau perintah yang tidak sepadan dengan tingkat usia anak,
apalagi yang pengalamannya masih terbatas, juga perlakuan keras atau kejam, sikap pilih kasih dan memanjakan
atau menindas prakarsa atau kebijakan anak berkarya, sindiran, dan ejekan akan berakibat sama, yaitu bangkitnya
amarah. Orangtua jangan membagkitkan amarah anak dengan cara mengganggu atau mempermainkan anak,
sebaliknya sejak dini orangtua bersikap dan membuat sopan, hormat dan bijaksana terhadap anak-anak.
Ada beberapa hal yang membuat seorang anak menjadi marah, antara lain:
o Menjadikan mereka tawar hati dengan melakukan hal yang berbeda dengan apa yang sudah mereka katakan.
o Selalu menyalahkan dan tidak pernah memuji.
o Plin-plan dan tidak adil dalam hal disiplin, dan dengan bersikap pilih kasih di dalam keluarga.
o Membuat janji-janji dan tidak menepatinya
o Menganggap remeh persoalan-persoalan yang bagi anak-anak merupakan hal penting.
Sebagai orangtua yang bijaksana dan mengenal zaman yang berubah maka jangan menjadi provokator. Jika
orangtua menjadi provokator maka akan merusak hubungannya dengan anak. Hubungan yang rusak menciptakan
kehidupan keluarga yang tidak harmonis, karena tidak ada komunikasi yang interaktif antara orangtua dan anak.
Anak yang tidak mempunyai pengalaman bila sedang mengalami masalah maka akan pergi mencari informasi
diluar rumah dan umumnya mendapat informasi yang salah. Anak-anak kemudian terjerumus dalam banyak hal
yang negatif dan merugikan diri mereka. Anak-anak semakin terpuruk dan hal ini juga mendatangkan kerugian
bagi orangtua, yakni merasa kecewa dan frustasi dengan anak yang liar.
Dengan demikian maka, menyadari akan dampak yang buruk dari membangkitkan amarah anak orangtua
harus bijak dan tidak menjadi provokator dalam rumah. Dapat terjadi bahwa orangtua sekedar bermain-main
dengan cara otoriter dan melukai hati anak-anak.
b. Orangtua supaya mendidik di dalam ajaran dan nasihat Tuhan
Di atas dijelaskan bahwa orangtua jangan membangkit amarah anak, maka yang harus dilakukan adalah
mendidik anak. Dalam Ulangan 6:6-7 dikatakan bahwa “Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah
engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya
apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila
engkau bangun.” Yang dipakai untuk mendidik adalah Firman Tuhan, karena bermanfaat untuk mengajar,
menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, dan mendidik dalam kebenaran (1 Tim 3:16). Firman Tuhan
(Alkitab) sangat bermanfaat karena merupakan ilham Allah, yakni perintah yang sempurnah.
Dalam terjemahan bahasa Yunani kata mendidik adalah εκτρεφω, ektrepho, artinya nourish. Kata ini
menjelaskan bahwa mendidik itu sama halnya dengan memelihara atau memberi makan. Perinsip memberikan
makan adalah, jika kita ingin anak bertumbuh sehat secara jasmani maka haruslah diberikan makanan yang bersih,
baik dan bergizi; sebaliknya pertumbuhan rohani harus memberikan makanan rohani yaitu firman Tuhan. Mendidik
adalah memelihara maka Alkitab seumpama makanan yang sempurnah, tetapi makanan yang sempurnah itu juga
harus ditafsirkan dengan baik dan benar. Makanan yang tidak baik mengakibatkan orang sakit, begitu juga ajaran
yang tidak benar akan menghasilkan perilaku yang tidak benar pula. Maka sebagai orangtua harus mendidik anak
dengan ajaran yang benar sesuai dengan Firman dan tujuan Tuhan, selain itu orangtua harus menjadi contoh bagi
anak-anak dalam membiasakan membaca, merenungkan, dan melakukan Firman Tuhan secara nyata dalam
kehidupan sehari-hari. Kata ajaran ini menjelaskan mengenai suatu pendidikan yang transformatif mengubah dan
membentuk moral menjadi baik. Pengajaran tidak hanya memberikan informasi-informasi dan teori-teori mengenai
moralitas, tetapi juga menuntut seorang anak untuk melakukannya. Orangtua yang bijaksana dapat diidentifikasi
lewat gaya hidupnya, mereka tidak hanya bicara tetapi itu terwujud dalam kehidupan nyata. Hal yang demikian
seharusnya dimiliki oleh orangtua-orangtua masa kini, supaya anak-anak mau mengikutinya. Perkataan tanpa
perbuatan yang diterapkan kepada anak, tidak akan menghasilkan apa-apa. Sebaliknya, jika perkataan sesuai
dengan perbuatan akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa yakni anak itu akan mengalami transformasi dalam
Tuhan Yesus. Orangtua mengajar dan memberi teladan kepada anak-anak tentang:
- Mengucapkan terimakasih kalau diberi sesuatu
- Kebiasaan minta maaf kalau ada kesalahan
- Mengatakan anak sekali kalau diberi makan
- Meminjamkan mainan kepada teman
- Berbagi makanan
- Bekerja di rumah atau kebun
- Cuci piring setelah makan
- Membuang sampah pada tempatnya

Tema : I Love You Dad


Nats : Matius 15: 4-6
Di bangsa Israel, Tuhan memerintahkan agar anak-anak yang mengutuk orang tuanya dihukum mati. Ini
adalah hukum perdata untuk suatu periode dalam sejarah Israel, bukan hukum Allah yang permanen. Tapi itu
menunjukkan penekanan yang Tuhan berikan pada kata-kata kita yang diucapkan kepada dan tentang orang tua
kita. Prinsipnya tidak sebatas memaki orang tua secara lisan. Dan jika kita meragukan bahwa hukum ini
mencerminkan kebencian Allah terhadap orang yang tidak menghormati orang tua, kita hanya perlu membaca kata-
kata Yesus yang mengutip hukum ini dalam Matius 15. Yesus menerapkan prinsip ini kepada orang-orang yang
mengabaikan orang tua mereka sementara mengaku rohani. Imamat 20:9 Siapa yang mengutuki ayah atau ibunya
harus dihukum mati. Karena mereka telah mengutuk ayah atau ibunya, darah mereka akan tertanggung atas
kepala mereka sendiri.  Matius 15:4  Karena Tuhan berfirman, 'Hormatilah ayah dan ibumu' dan 'Siapa pun yang
mengutuk ayah atau ibunya harus dihukum mati.' Mengutuk Orang Tua Mengutuk seseorang bisa berarti
mengucapkan kutukan verbal atas mereka, tetapi itu mencakup lebih dari itu. Kata Ibrani dalam kalimat ini berarti
"menghina, mengutuk, menghina." Ini termasuk berbicara negatif tentang orang tua Anda di sekitar anak-anak
Anda sehingga anak-anak Anda membentuk pandangan yang tidak hormat terhadap mereka. Mungkin tepat untuk
berbagi kesulitan orang tua dengan beberapa teman dekat atau dengan seorang konselor, tetapi kita harus berhati-
hati dan bertanya pada diri sendiri bagaimana kita mengungkapkan kekecewaan kita dan mengapa. Amsal 20:20:
Oleh sebab itu cintailah ayahmu, doakan, dan hormatilah dia selama dia berada bersama-sama denganmu pada saat
ini. Karena kehadiran oangtua tidak selamanya bisa kita rasakan, disaat bersama hargai, dan berikan kesan yang
terbaik dan katakana aku mencintaimu ayah, bukan mengutuk mereka.

Anda mungkin juga menyukai