Anda di halaman 1dari 60

Bahan Ajar Sekolah Minggu

Gereja Toraja Mamasa

ANAK REMAJA
Tahun Pertama Semester Dua
Maret - Agustus
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita persembahkan kepada Tuhan yang telah memimpin


dan menyertai hamba-hamba-Nya dalam mempersiapkan buku Bahan Ajar
Sekolah Minggu dan Remaja Gereja Toraja Mamasa. Buku Bahan Ajar ini
ditulis dan disusun berdasarkan buku Show Me Jesus (Kenalkan Yesus
Padaku) yang diterbitkan oleh Momentum & STEMI.
Buku Bahan Ajar Sekolah Minggu dan Remaja GTM dibuat dalam
empat buku setiap kelas, yaitu: (1) tahun pertama semester satu, (2) tahun
pertama semester dua, (3) tahun kedua semester satu, dan (4) tahun kedua
semester dua. Untuk semester satu dapat dipakai pada bulan September-
Februari dan untuk semester dua dapat dipakai bulan Maret-Agustus.
Buku Bahan Ajar Sekolah Minggu dan Remaja disiapkan berdasarkan
kelasnya. Adapun pembagian kelasnya meliputi:
➢ Kelas anak Indria : Belum sekolah sampai kelas satu

➢ Kelas anak Kecil : Kelas dua sampai kelas tiga


➢ Kelas anak Besar : Kelas empat sampai kelas enam
➢ Kelas Remaja : Kelas tujuh sampai kelas Sembilan
Dengan pembagian kelas ini, diharapkan gereja dapat melayani anak-anak
dengan baik, mengoptimalkan pendidikan dan pengajaran bagi mereka. Hal
ini sangat penting untuk dipahami dan dikerjakan secara serius sebab anak-
anak adalah masa depan kita, masa depan gereja dan bangsa, yang harus
disiapkan dengan baik sejak usia dini.
Sangat disadari bahwa tentu ada begitu banyak kekurangan dalam
penulisan Buku Bahan Ajar ini, karena itu kritik dan saran yang membangun
dari segenap pengguna buku ini sangat dibutuhkan demi kemajuan pelayanan
bagi anak-anak kita.
Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada para penulis Bahan
Ajar yang dengan tekun, sabar dan penuh pengabdian bagi kemuliaan Tuhan.
Terima kasih kepada EMS (Evangelical Mission in Solidarity) yang telah
membantu pendanaan untuk merampungkan dan menerbitkan Buku Bahan
Ajar Sekolah Minggu dan Remaja Gereja Toraja Mamasa. Juga terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
penulisan Bahan Ajar ini. Semoga Bahan Ajar Sekolah Minggu dan Remaja
Gereja Toraja mamasa ini bermanfaat bagi pelayanan kita. Selamat Melayani
Tuhan memberkati.

SALAM DAN DOA,


BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE
GEREJA TORAJA MAMASA

Pdt. Deppatola Pawa, S.Th.,M.M.

LITURGI ANAK REMAJA

1. PEMBUKAAN
a. Sapaan kasih:
Merupakan ucapan selamat datang dari guru kepada anak. Kalau ada
anak yang baru, guru dapat memberikan mereka kesempatan untuk
memperkenalkan diri.
b. Menyanyi:
Mengajak anak untuk berdiri dan menyanyi. Misalnya, KJ 21; KJ 4;
PKJ 2 atau lagu “Bapa Engkau Sungguh Baik.”
c. Votum:
Misalnya, “Pertolongan kita dalam ibadah ini, kiranya jadi di dalam
nama Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus. Kasih karunia menyertai
kita. Amin”. (Lalu mempersilahkan anak duduk kembali.)
d. Menyanyi:
Mengajak anak menyanyi. Misalnya, PKJ 7; KJ 19 atau lagu “Betapa
Baiknya Engkau Tuhan”.
2. PELAYANAN FIRMAN
a. Doa Pembacaan Alkitab:
Bisa dalam bentuk nyanyian. Misalnya, KJ 50a:1,6.
b. Pembacaan Alkitab:
Dilakukan secara bergiliran atau secara berbalasan antara laki-laki
dan perempuan.
c. Menyanyi:
Misalnya PKJ 255 atau lagu “Ku Mengasihi Engkau Yesus”.
d. Bercerita:
Sesuai dengan bahan yang dipersiapkan.

3. PENGAKUAN IMAN RASULI : Diucapkan bersama (Berdiri)

4. DOA SYAFAAT
Sebelum doa syafaat, tanyakan apakah ada keluarga mereka yang sakit,
apakah mereka akan semester atau ujian. Selain itu, jika ada anak yang
berulang tahun kita dapat mengajak anak untuk menyanyi bersama,
misalnya menyanyikan lagu “Selamat Ulang Tahun”. Semua itu akan kita
bawa dalam doa syafaat dan diakhiri dengan Doa Bapa Kami yang
diucapkan secara bersama-sama. (Duduk)
Catatan: Bisa juga dikreasikan dengan bentuk doa berantai yang
melibatkan beberapa anak remaja.

5. PERSEMBAHAN
a. Membaca Alkitab:
Misalnya 1 Tawarikh 29:13-14; Maleakhi 3:10 atau 2 Korintus 9:6-7,
dll (Dibacakan oleh seorang anak sekaligus memimpin nyanyian dan
doa persembahan).
b. Menyanyi:
Misalnya PKJ 146; PKJ 147; NKB 199 atau lagu “Sungguh Ku
Bangga Bapa” (Sambil menjalankan persembahan).
c. Doa Persembahan (Mengajak anak berdiri).

6. AKTIVITAS
Pengulangan cerita, nas hafalan (kalau ada), absensi dan pengumuman.

7. PENUTUP
a. Menyanyi:
Mengajak anak berdiri dan menyanyi misalnya PKJ 182; KJ 426 atau
lagu “Bagai Rajawali”.
b. Berkat:
Oleh guru remaja, misalnya “Tuhan memberkati kita, Tuhan
menyertai perjalanan hidup kita, menyertai perjalanan hidup masa
remajamu, sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin.”
c. Menyanyi:
Misalnya NKB 188” Tiap Langkahku”; atau lagu “Di bawah kepak
sayap-Mu”. (Setelah itu anak-anak dapat saling bersalaman dengan
teman dan guru).

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ii
Liturgi Remaja iv
Daftar Isi vi
Pelajaran 27: Allah Memilih Saul Sebagai Raja 1
Pelajaran 28: Allah Memilih Daud Sebagai Raja Selanjutnya 3
Pelajaran 29: Allah Menjanjikan Daud Kerajaan Yang Kekal 6
Pelajaran 30: Allah Mengampuni Dosa Daud 9
Pelajaran 31: Allah Melepaskan Daud Dari Musuh-musuhnya 12
Pelajaran 32: Allah Memberikan Hikmat Kepada Salomo 15
Pelajaran 33: Allah Memecah Kerajaan 19
Pelajaran 34: Allah Memakai Elia Untuk Mengalahkan Raja Ahab 22
Pelajaran 35: Elisa Menggantikan Elia 25
Pelajaran 36: Allah Mengirim Umat-Nya ke Pembuangan 29
Pelajaran 37: Allah Menguatkan Orang-orang Buangan Yang Kembali
33
Pelajaran 38: Allah Menyelamatkan dan Memulihkan Umat-Nya 36
Pelajaran 39: Kisah Allah dari Kejadian sampai Ester 41
Pelajaran 40: Mempercayai Tujuan Tersembunyi Allah 43
Pelajaran 41: Memuji Allah dari Hati 47
Pelajaran 42: Berseru Kepada Allah 51
Pelajaran 43: Hidup Bijaksana 55
Pelajaran 44: Memandang Kehidupan menurut Cara Allah 59
Pelajaran 45: Memberitakan Pesan Allah 63
Pelajaran 46: Mempercayai Belas Kasihan Allah 68
Pelajaran 47: Berharap pada Allah Semesta 74
Pelajaran 48: Berdiri di Pihak Allah 79
Pelajaran 49: Menaati Firman 84
Pelajaran 50: Berjalan Bersama Allah dengan Kerendahan Hati 89
Pelajaran 51: Menempatkan Allah di Tempat yang Terutama 94
Pelajaran 52: Kasih Allah dari Kejadian sampai Maleakhi 99

[ 15 ]

h Buku Bahan Ajar Remaja Tahun Pertama Semester 2 g


PELAJARAN 27
Bahan
: 1 Samuel 1-15; Ulangan 17:14-20
Alkitab
Judul
: Allah Memilih Saul Sebagai Raja
Tujuan : 1. Anak menemukan bahwa Allah berencana untuk
memberi raja yang benar kepada umat-Nya.
2. Anak percaya bahwa Allah menghukum mereka
yang tidak menghormati Dia dan yang tidak
melakukan perintah-perintah-Nya.
3. Anak mau melakukan yang dikehendaki Allah
sebagai wujud ketaatan kepada-Nya.
Metode Mengajar : Membaca dan berdiskusi.

PENGETAHUAN UNTUK GURU


Bangsa Israel terus merosot moralnya, menjadi semakin mirip dengan bangsa-
bangsa bukan Israel di sekitarnya dan tidak melakukan kehendak Tuhan Yang
Kudus. Namun, masih ada beberapa orang yang tetap setia kepada Allah
seperti Elkana, Hana dan anak-lelaki mereka, yaitu Samuel, yang kemudian
menjadi hakim Israel yang terakhir dan yang terbesar. Untuk itu, 1 Samuel 1-
15 seharusnya dibaca oleh guru saat persiapan untuk memberi pengetahuan
yang lebih luas dan dalam tentang Elkana, Hana, Samuel dan anak-anak Eli.

POKOK MATERI
Tempelkan 3 lembar gambar kertas poster (bisa juga menggunakan kertas
karton) di dinding. Berikan judul setiap poster dengan salah satu dari 3 hal:
(1) Hana, (2) Samuel, (3) Eli dan anak-anaknya. (Anak-anak akan diminta
untuk menuliskan satu hal yang mereka ketahui tentang setiap tokoh tersebut.
Lalu diskusikanlah pertanyaan: (1) Manakah keluarga yang menghormati
Tuhan? (2) Apa saja yang mereka lakukan? (3) Apa yang terjadi pada Eli dan
anak-anaknya?) Bangsa Israel menghendaki adanya seorang raja karena
mereka ingin menjadi seperti bangsa-bangsa bukan Israel di sekitar mereka.
Alasan bangsa Israel menghendaki seorang raja memang bukanlah hal yang
benar tetapi memiliki seorang raja tidaklah salah.
Allah telah mengatakan kepada Musa bahwa kelak mereka akan
memiliki seorang raja dan Dia telah memberikan berbagai aturan tentang hal
memilih seorang raja. Raja yang dikehendaki oleh Allah ditulis dalam
Ulangan 17:14-20 (Ajaklah anak remaja untuk membacakan dan
menyebutkan). Allah memberikan kepada bangsa Israel apa yang mereka
inginkan dan memilih raja pertama mereka. Allah memilih Saul menjadi raja
pertama bangsa Israel. Saul dipilih Tuhan menjadi raja Israel karena Saul
memiliki beberapa keberhasilan awal. Di hadapan Tuhan, Saul menjadi raja
yang gagal karena hadir sebagai raja yang tidak taat pada Tuhan (Ajaklah
anak remaja mengemukakan apa saja ketidaktaatan Saul kepada Tuhan
dengan membaca 1 Samuel 15:22-23).
Penerapan
1. Tuhan selalu punya rencana yang mendatangkan kebaikan untuk kita
manusia.
2. Tanggapan kita terhadap rencana Tuhan dalam hidup kita adalah ketaatan
secara total, yaitu melakukan dengan segenap hati apa yang Tuhan
kehendaki.
PELAJARAN 28
Bahan
: 1 Samuel 16-31
Alkitab
Judul
: Allah Memilih Daud Sebagai Raja Selanjutnya
Tujuan : 1. Anak menyelidiki alasan Daud bersedia melawan
Goliat.
2. Anak membandingkan dan membedakan sikap
dan tindakan dari Saul, Yonatan, dan Daud.
3. Anak memohon kepada Allah untuk menolong
kita menjadi orang yang berkenan di hati Allah,
sama seperti Daud.
Metode Mengajar : Kerja kelompok dan berdiskusi.

PENGETAHUAN UNTUK GURU


Raja Saul (raja pertama Israel) ditolak Allah karena hatinya memberontak
kepada Allah. Dengan alasan itulah Allah mengutus Samuel ke Betlehem
untuk mengurapi salah satu anak Isai sebagai raja selanjutnya untuk
menggantikan Saul. Ketika Samuel mengurapi Daud, berkuasalah Roh Tuhan
atas Daud. Sebelumnya Roh Tuhan memberikan kuasa kepada hakim-hakim
dan Saul hanya dalam tugas-tugas tertentu, tetapi Roh Tuhan terus menyertai
Daud.
Daud mengajukan diri untuk melawan Goliat, yang memperlihatkan
tentang iman dan karakter Daud. Dorongan Daud untuk mengajukan diri
melawan Goliat adalah untuk mengakhiri ejekan bangsa Filistin terhadap
Tuhan dan bala tentaranya dan untuk menunjukkan kepada dunia tentang
kekuatan dari Allah yang sejati. Daud yakin pasti menang karena Daud
mengerti bahwa pertempuran itu adalah milik Tuhan.
Daud telah meraih kesuksesan dengan mengalahkan Goliat dan bangsa
Filistin tetapi ia tetap melayani Saul. Kesuksesan yang diraih Daud membuat
Saul menjadi iri. Rasa iri Saul ini muncul karena dua hal. Pertama, Daud
menerima lebih banyak pujian dibandingkan dirinya. Kedua, setelah Saul
menyadari bahwa Daud adalah pilihan Allah untuk menggantikan dia. Saul
menolak kehendak Allah dan memberi Daud tugas militer yang berbahaya
dan berharap Daud akan mati terbunuh tetapi keberhasilan Daud terus
berlanjut.
Saul semakin tidak waras, dia melemparkan tombaknya kepada Daud
dua kali, mengirim orang-orang suruhannya untuk membunuh Daud dan
akhirnya berangkat bersama pasukannya untuk membinasakan Daud. Saul
semakin kejam ketika memerintahkan untuk menghukum mati semua hakim
Tuhan di Nob (dalam hal ini orang-orang suruhan Saul menolak untuk
melaksanakannya).
Saul mempunyai anak, namanya Yonatan. Ia adalah penerus takhta
kerajaan secara garis keturunan, tetapi Yonatan menerima kehendak Tuhan
dan secara konsisten menunjukkan kesetiaan kepada Daud. Yonatan
mempertaruhkan nyawanya membela Daud di hadapan Saul, ayahnya, dan
menolong sahabatnya melarikan diri.

MATERI POKOK
(Awalilah dengan membagi anak ke dalam delapan (8) kelompok dan masing-
masing kelompok diberi tugas membaca Alkitab, di mana masing-masing
kelompok membaca dua pasal dari 1 Samuel 16-31. Setelah membaca,
mereka bisa menyampaikannya di depan kelas tentang apa yang mereka
sudah baca).
Saul gagal sebagai raja di hadapan Tuhan karena melakukan segala
sesuatu dengan caranya sendiri bukan dengan cara Allah sehingga Allah
menolak dia dan keturunannya menjadi raja atas Israel. Tak lama kemudian,
Allah memerintahkan Samuel untuk pergi ke Betlehem, ke rumah Isai, untuk
mengurapi raja baru yang telah dipilih Allah (Mintalah seorang anak
membaca 1 Samuel 16.4-13).
Daud dipilih Tuhan sebagai raja Israel untuk menggantikan Saul.
Untuk mempersiapkan dirinya menjadi raja, dia menjalani pendidikan
nonformal, yaitu menjadi anggota istana Saul. Dia pun bersahabat dengan
anak Saul, yaitu Yonatan. Yonatan percaya bahwa Daud akan menjadi raja
selanjutnya. Meskipun Yonatan diharapkan untuk menjadi raja menggantikan
ayahnya, Yonatan menerima pilihan Allah dan setia kepada Allah juga kepada
Daud. Daud bermain harpa bagi Saul untuk menenangkan jiwa Saul dan
menolong Saul agar merasa lebih baik. Daud melayani Saul di istananya.
(Anak diajak membaca 1 Samuel 17 dan menceritakan secara singkat
tentang Daud dan Goliat). Kemenangan yang besar berpihak pada Daud,
maka Daud menjadi anggota istana raja. Saul menjadi iri pada Daud dan ingin
membunuhnya tetapi Yonatan, sahabatnya, melindunginya (Anak
membacakan 1 Samuel 19; 20:14-17 dan mengemukakan tentang
persahabatan sejati yang terjadi antara Yonatan dan Daud).
Berikut rangkuman sikap dari Daud, Saul dan Yonatan:
1. Daud dan Yonatan: Berkomitmen untuk melakukan segala hal sesuai
dengan cara Allah.
2. Daud: Menolak untuk menyakiti Saul karena Saul adalah raja yang diurapi
Tuhan, ingin mengetahui dan melakukan kehendak Allah.
3. Yonatan: Mengetahui bahwa Allah telah memilih Daud menjadi raja,
menjadi sahabat sejati untuk Daud, melindungi Daud.
4. Saul: Iri kepada Daud, membenci rencana Allah bagi Daud, merencanakan
membunuh Daud, marah terhadap anaknya, membunuh imam-imam
Tuhan, menghendaki jalannya sendiri.
Sikap yang seharusnya kita terus pelihara dan lakukan adalah sikap
seperti Daud dan Yonatan, yaitu mengetahui dan melakukan kehendak Tuhan
dan hadir menjadi sahabat sejati bagi semua orang, sama seperti Tuhan Yesus.

PELAJARAN 29
Bahan
: 2 Samuel 1-8; Lukas 1:29-33
Alkitab
Judul
: Allah Menjanjikan Daud Kerajaan Yang Kekal
Tujuan : 1. Anak menemukan bahwa Allah menyatakan
umat-Nya di bawah kepemimpinan Daud.
2. Anak memahami bahwa Kristus memenuhi janji
Allah pada Daud akan kerajaan yang kekal.
Anak mempelajari bahwa doa harus
3.
menunjukkan kepercayaan kita kepada Allah,
sama seperti doa Daud.
Metode Mengajar : Membaca, berdiskusi, dan menulis doa.

PENGETAHUAN UNTUK GURU


Kitab 2 Samuel dimulai dengan kisah Daud mendengar tentang kematian Raja
Saul dan anaknya, Yonatan, dalam pertempuran. Daud memimpin Yehuda
dalam suatu ratapan yang indah bagi Saul, raja yang diurapi Tuhan, dan
Yonatan, sahabat Daud.
Pemerintahan Daud dimulai sejak ia diurapi menjadi raja Yehuda di
Hebron, kota srategis yang berjarak 20 km sebelah selatan Yerusalem. Masih
ada anak Saul yang selamat, yaitu Isyboset. Isyboset menjadi raja atas Israel
dan selama kepemimpinannya konflik timbul antara keluarga Saul dan para
pengikut Daud. Selama perjuangan yang panjang, Daud bertumbuh semakin
kuat. Sementara keluarga Saul semakin melemah dan akhirnya berakhir
dengan kematian Isyboset.
Tua-tua dari suku-suku Israel mengurapi Daud menjadi raja atas
seluruh Israel dan dia terus menaklukkan Yerusalem dan mengalahkan
musuh-musuh Israel. Dari semua kemenangan yang dialaminya, Daud
mengetahui bahwa kepemimpinannya benar-benar bergantung pada Allah dan
bahwa pemerintahan Daud adalah demi kepentingan umat Allah.
Raja Daud sangat gembira dan menari di hadapan Tuhan ketika tabut
Allah dibawa ke Yerusalem dan bangsa itu menyerukan rasa syukur kepada
Tuhan sementara sangkakala ditiup dengan nyaring. Daud menetap di
Yerusalem dan Allah dengan tegas menegakkan Daud sebagai raja atas Israel
yang bersatu, dan memberinya kendali atas musuh-musuhnya.
Keprihatinan Daud adalah dia tinggal di istana dari kayu aras tetapi
tabut perjanjian, yang menjadi tanda kehadiran Tuhan, ditempatkan di dalam
sebuah kemah. Daud ingin membangun sebuah Bait Tuhan yang permanen
tetapi melalui nabi Natan, Allah menolak tawaran Daud. Sebaliknya, Allah
menjanjikan kepada Daud tahta abadi yang akan dipimpin oleh keturunannya.
Daud merespons anugerah Allah dengan memuji Tuhannya yang berdaulat
dan dengan rendah hati menerima rencana Allah dan mengakui bahwa firman
Allah patut dipercaya.

MATERI POKOK
Daud menerima berita kematian Saul bersama Yonatan, anaknya, yang
disampaikan oleh orang Amalek yang mengatakan bahwa dialah yang
membunuh Saul, padahal yang sebenarnya terjadi adalah Saul bunuh diri.
Berita ini membuat Daud marah pada orang Amalek itu dan mengumumkan
perkabungan. Lalu Daud menyanyikan sebuah lagu kesedihan yang
mengharukan untuk menghormati Saul dan anaknya.
Masih ada anak Saul yang hidup, yaitu Isyboset. Isyboset kemudian
diangkat oleh panglima militer Saul menjadi raja atas suku-suku Israel yang
lain, sehingga terjadi perang saudara antara pengikut Daud dan orang-orang
yang setia kepada keluarga Saul.
Apakah yang terjadi saat perang berlangsung? (Ajak anak membaca 2
Samuel 3:1 dan 2 Samuel 5:1-4). Isyboset mati dan akhirnya Daud diurapi
menjadi raja atas kerajaan gabungan Israel dan Yehuda. Para pengikut Daud
akhirnya bergerak ke kota Yerusalem dan merebut kota itu. Daud semakin
kuat (Lihat 2 samuel 5:9-10; bacakan secara bersama-sama).
Daud membawa tabut Allah ke Yerusalem (Coba tanyakan kepada
anak: Apa isi tabut Tuhan? Jawabannya, 2 loh batu yang berisi 10 perintah
Tuhan, sebuah buli-buli berisi manna, dan tongkat Harun). Tabut Tuhan
berfungsi sebagai tanda kehadiran Tuhan di antara umat-Nya. Tabut itu
diletakkan di dalam kemah yang telah dibentangkan Daud. Allah memilih
sebuah kemah karena umat-Nya hidup di dalam kemah setelah mereka keluar
dari Mesir. Dia ingin agar mereka mengetahui bahwa mereka berada di
padang gurun. Dia tinggal di antara mereka dan tetap akan menyertai mereka
ketika mereka berpindah.
Daud merasa gelisah karena tabut Tuhan diletakkan di dalam kemah
sedangkan dia tinggal di istana. Daud ingin mendirikan rumah bagi Tuhan.
Tetapi Tuhan mempunyai rencana lain untuk Daud (Ajak anak membacakan 2
Samuel 7:8-16 untuk mengetahui rencana Tuhan kepada Daud).
Daud sangat terharu ketika nabi Natan memberi tahu apa yag telah
Allah janjikan. Tanggapan Daud atas janji Tuhan dimuat dalam 2 Samuel
7:18-29 (Bacalah bersama-sama dengan anak). Doa Daud menunjukkan
bahwa dia bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Janji Tuhan untuk Daud
akan digenapi dalam Kristus, Juru selamat yang kekal dan Raja atas semua
umat Allah.
Janji Allah kepada Daud telah digenapi dalam Yesus Kristus. Yesus
adalah Raja kita dan mereka yang percaya kepada-Nya menjadi milik
kerajaan-Nya. Sebab itu kita patut menyambut dengan sukacita janji Allah
yang diwujudkan dalam Yesus Kristus dengan memuji Allah (Bacalah Lukas
1:29-33).

AKTIVITAS
Mintalah setiap anak membuat sebuah doa pujian kepada Allah. Dan mintalah
mereka membacakan doa tersebut di depan kelas.

PELAJARAN 30
Bahan : 2 Samuel 9-19; Mazmur 51:1-12; 103:12; 1 Yohanes
Alkitab 1:9
Judul
: Allah Mengampuni Dosa Daud
Tujuan : 1.
Anak menemukan bahwa kebaikan dan
kemurahan Daud untuk Mefiboset sama halnya
dengan kemurahan Yesus pada kita.
2. Anak memahami bahwa segala dosa itu melawan
Allah.
3. Anak percaya bahwa dosa harus diikuti dengan
pengakuan dan pertobatan, serta percaya bahwa
Allah pasti mengampuni kita.
Metode Mengajar : Kerja perorangan/kelompok, membaca Alkitab, dan
berdiskusi.

PENGETAHUAN UNTUK GURU


Yonatan, sahabat Daud, mempunyai anak bernama Mefiboset. Ia lumpuh.
Daud sudah berjanji akan menunjukkan kebaikan kepada keluarga Saul
selama-lamanya. Itulah sebabnya ketika Mefiboset dibawa ke hadapan Daud,
Daud memberi perlindungan, makanan, dan tempat terhormat di mejanya.
Dari tindakan Daud kita melihat gambaran yang indah tentang belas kasih
Allah melalui Kristus yang dicurahkan kepada orang-orang yang tidak layak
menerimanya.
Raja Daud juga bukanlah raja yang sempurna. Daud menyerah
terhadap godaan dan akhirnya berzinah. Ia kemudian merencanakan
pembunuhan dan akhirnya membuat tipu muslihat untuk menutupi dosanya.
Dosa Daud yang sangat jahat mendukakan Tuhan dan menjadi penghinaan
bagi nama Allah Israel. Nabi Natan diutus Tuhan untuk menegur Daud
melalui sebuah perumpamaan yang sungguh menelanjangi kesalahan Daud.
Dari teguran Tuhan melalui nabi Natan, Daud mengakui dosanya dengan
kesedihan yang mendalam. Tuhan dengan penuh kemurahan hati mengampuni
dosa dan pelanggaran Daud tetapi Tuhan yang adil harus menghukum dosa,
yaitu anak yang lahir dari perselingkuhannya dengan Betsyeba akan mati,
kekerasan akan memecah belah keluarganya, dan anaknya sendiri akan
terang-terangan tidur dengan istri-istrinya serta banyak konsekuensi lainnya.
Dari hukuman dosa yang akan terjadi menjelaskan bahwa Allah sangat
membenci dosa sebab dosa itu melawan Allah. Sebab itu, Allah mengutus
nabi Natan untuk mengingatkan Daud dan Daud merespon dengan baik
teguran Allah dengan datang mengakuinya di hadapan Tuhan dengan berkata,
“Aku sudah berdosa kepada Tuhan”. Ungkapan ini adalah ungkapan
pengakuan, penyesalan, dan pertobatan Daud di hadapan Tuhan sebab hanya
Tuhan yang berkuasa mengampuni dosa.

MATERI POKOK
Raja Daud adalah raja yang baik dan rendah hati karena ia tetap
memperlakukan dengan baik keluarga Saul, meskipun Saul membencinya dan
beberapa kali hendak membunuhnya. Daud tetap menepati janjinya dengan
menunjukkan kemurahan hati kepada Mefiboset, anak Yonatan, yang lumpuh.
Raja Daud yang murah hati itu adalah juga raja yang pernah berbuat
dosa, melanggar, dan melawan Allah (Ajak anak untuk mencari tahu dosa apa
yang dilakukan Daud menurut keterangan dalam 2 Samuel 11). Allah
bermurah hati kepada Daud sehingga mengutus nabi Natan untuk
mengingatkan dan menegurnya (Ajak anak untuk mencari tahu tentang yang
dikatakan nabi Natan kepada Daud dengan membaca 2 Samuel 12:1-7a).
Apa tanggapan Daud setelah mendengar firman Allah dari nabi Natan?
Daud mengakui dan menyesali dosanya di hadapan Allah, serta memohon
pengampunan Tuhan. Daud mendapatkan belas kasihan Allah. Namun, karena
Allah adil, maka dosa harus dihukum (Bacakanlah atau mintalah seorang
anak membacakan 2 Samuel 12:15-13).
Daud tetap mempercayakan dirinya kepada Allah yang berbelas kasih
dan murah hati. Belas kasih dan kemurahan hati Allah telah nyata dalam
Yesus Kristus yang datang untuk mengampuni dosa manusia dan menjadi
Juruselamat (Ajaklah anak untuk berdoa dan mengakui dosanya kepada
Tuhan, serta memohon ampun dari Tuhan).

AKTIVITAS
Isilah kolom tentang sikap positif dan negatif dari raja Daud dan tindakan
Allah terhadap dua sikap yang berbeda itu dari raja Daud. Kegiatan ini bisa
dilakukan secara perorangan tetapi akan lebih baik jika dilakukan secara
berkelompok.

Tindakan Positif Daud Tanggapan/Tindakan Allah

Tindakan Negatif Daud Tanggapan/Tindakan Allah


PELAJARAN 31
Bahan :
2 Samuel 20-24
Alkitab
Judul
: Allah Melepaskan Daud Dari Musuh-musuhnya
Tujuan : 1. Anak mengetahui peristiwa-peristiwa penting
dalam masa pemerintahan raja Daud.
2. Anak dapat menghubungkan lagu-lagu Daud
dengan peristiwa-peristiwa dalam hidupnya.
3. Anak memahami bahwa pemerintahan Daud
menunjukkan perlunya Raja Agung dari Allah.
Metode Mengajar : Khotbah interaktif dan kerja perorangan/kelompok.

PENGETAHUAN UNTUK GURU


Raja Daud sudah kembali ke Yerusalem tetapi tidak semua hal berjalan
dengan baik di kerajaan itu. Seorang bernama Seba, kerabat Saul,
memprovokasi suku-suku di utara untuk memberontak melawan Daud.
Pemberontakan suku-suku di utara dibalas oleh orang Yahudi dengan
membunuh Seba.
Selama memerintah sebagai raja, Daud juga mengalami masalah
kelaparan selama tiga tahun karena dosa Saul terhadap orang Gibeon dan
kepada Tuhan. Utang darah terhadap orang-orang Gibeon dilunaskan ketika
Daud menyerahkan keluarga Saul kepada mereka. Daud berdoa dan Allah
mengirim hujan di negeri itu (2Sam. 21:9-14).
Daud hampir tewas terbunuh dalam pertempuran melawan orang
Filistin sehingga orang-orangnya melarang Daud untuk ikut lagi ke medan
perang melawan orang Filistin. Mereka ingin melindungi raja yang diurapi
Tuhan, yang melalui dirinya Allah telah berjanji untuk memberkati Israel
(2Sam. 21:17).
Daud pernah menunjukkan kurangnya kepercayaan kepada Tuhan dan
kuasa-Nya dengan mengadakan penghitungan atas pasukan perangnya. Hal ini
disadari oleh Daud. Ia mengakui dosanya itu di hadapan Tuhan dan Tuhan
mengampuninya. Tuhan mendatangkan wabah penyakit sampar di Israel dan
70.000 orang mati. Daud berdoa dan memuji Tuhan, maka wabah itu berhenti
(2Sam. 24:15,25).
Daud memiliki jabatan sebagai raja, tetapi dia juga memiliki bakat
sebagai seorang pemain kecapi, penyanyi, dan penulis mazmur. Lagu-lagu
dan doa-doa Daud mengungkapkan siapa Allah, pengabdian Daud yang
mendalam kepada Allah, dan kebergantungan Daud kepada Allah. Daud
menulis lagu pujian dalam 2 Samuel 22 karena Tuhan telah menyelamatkan
dia dari musuh-musuhnya. Pada bagian terakhir pujiannya, Daud
mengungkapkan bahwa pengharapan Daud terletak pada perjanjian kekal
Allah dengan Daud (2Sam. 23:5).

MATERI POKOK
Daud adalah raja ke-2 Israel. Pada masa pemerintahannya, dia mengalami
kegagalan dan kesuksesan. Namun, Daud memahami bahwa dalam masa
pemerintahannya, dia diberkati oleh Tuhan (Ajaklah anak untuk melihat dan
mengemukakan masalah, konflik, kemenangan, kedamaian, keraguan, dosa,
pengampunan, kepercayaan, pengharapan, pujian, yang dialami oleh Daud
selama memerintah sebagai seorang raja).
Daud mengakui bahwa ia diberkati oleh Tuhan selama masa
pemerintahannya sehingga ia menyanyikan lagu pujian kepada Allah, baik
tentang pengalaman masa lalunya (dibebaskan dari semua musuhnya,
termasuk Saul) maupun atas kebaikan Allah kepada dirinya dan keluarganya
untuk selama-lamanya (Ajaklah anak membaca 2 Samuel 22. Lalu
percakapkanlah peristiwa apa yang dialami oleh Daud seperti yang
dimaksudkan dalam lagunya).
Daud menjelaskan bahwa Allahlah yang melepaskannya dari
musuhnya sehingga dalam 2 Samuel 22:2-4 Daud menyebut Allah sebagai
Penyelamatnya dengan sebutan gunung batu, benteng, penebus, dan
juruselamat. Artinya, Tuhanlah yang melindungi, membebaskan, dan
menyelamatkan Daud dari musuh-musuhnya. Musuh-musuh Daud adalah
Saul, musuh-musuh asing, dan orang-orangnya sendiri yang berbalik melawan
dia.
Daud bergantung kepada Tuhan untuk menyelamatkan dia dan
memberi dia kuasa untuk mengikuti hukum dan ketetapan Allah. Daud
mengakui bahwa Tuhanlah yang setia kepadanya, yang memberi kekuatan,
yang melatih tangannya untuk berperang, yang memberinya kemenangan,
yang menjangkau dari tempat yang tinggi untuk menjadikan Daud masyhur,
dan menyelamatkannya, serta memeliharanya.
Daud dilepaskan Allah dari musuh-musuhnya karena Allah adalah
Allah yang setia pada perjanjiannya. Janji Tuhan kepada Daud adalah Allah
akan memelihara keturunan Daud selama-lamanya.
Kesetiaan Allah yang dialami Daud pun juga berlaku bagi kita. Tuhan
hadir menolong kita menghadapi musuh-musuh kita (Ajaklah anak
menuliskan apa saja yang menjadi musuh mereka; tantang dan yakinkan
bahwa remaja dilepaskan dari musuh-musuh ini, sebab Tuhan tidak
menginginkan kita menjadi anak-anak yang gagal dan kalah tetapi menjadi
anak-anak yang sukses, berhasil dan menjadi berkat. Akhiri dengan
menyanyikan lagu “S’perti Rusa Rindu Sungai-Mu”).

AKTIVITAS
Ajaklah anak membuat syair lagu dalam bentuk doa dengan berdasarkan
pengalaman sendiri bahwa Tuhan membebaskannya dari musuh-musuhnya.

PELAJARAN 32
Bahan : 1 Raja-raja 1-10; Yakobus 1:5, 3:17; 2 Korintus
Alkitab 6:16b; 1 Petrus 2:4-5
Judul
: Allah Memberikan Hikmat Kepada Salomo
Tujuan : 1. Anak memahami bahwa hikmat dan doa penting
dalam hidup kita.
2. Anak dapat membandingkan dan membedakan
antara Kemah Suci dan Bait Allah.
3. Anak memahami bahwa Allah berdiam dengan
umat-Nya kini melalui persekutuan di dalam
gereja.
Metode Mengajar : Kerja perorangan/kelompok, membaca Alkitab, dan
berdiskusi.

PENGETAHUAN UNTUK GURU


Kisah sejarah dalam 1 dan 2 Raja-raja adalah catatan singkat yang meringkas
400 tahun sejarah Israel ke dalam 47 pasal dalam 2 kitab yang relatif pendek.
Kitab 1 Raja-raja dimulai dengan Raja Daud yang sudah mulai tua dan
bertambah lemah di istananya di Yerusalem, menjelang akhir hidupnya.
Salomo adalah anak Daud dari Betsyeba sebagai pewaris yang
ditahbiskan setelah kudeta yang digagalkan oleh saudara tirinya, Adonai.
Setelah kematian Daud, Salomo menghancurkan musuh-musuh ayahnya dan
menstabilkan kerajaan.
Setelah Salomo dilantik menjadi raja, Allah mendatangi Salomo dan
memberi tahu Salomo untuk meminta apa pun yang diinginkannya. Salomo
meminta kemampuan untuk memerintah dengan bijaksana. Allah memberikan
apa yang diminta Salomo, yaitu hikmat dan bahkan lebih banyak dari itu.
Allah menuntut Salomo untuk mengikuti petunjuk Tuhan (Bacakanlah atau
mintalah seorang anak membacakan 1 Raja-raja 3:14). Pada masa
pemerintahannya, Salomo melakukan banyak hal yang baik, termasuk
membangun Bait Allah.
Allah memberkati Israel dengan berlimpah di bawah kepemimpinan
Salomo. Hikmat dan kekayaan Salomo tidak tertandingi. Seluruh Timur
Tengah mengetahui raja Salomo dan kerajaannya. Bahkan ratu negeri Syeba
mengunjungi, meninjau kemegahan kerajaan itu, dan mengatakan, “Dalam hal
hikmat dan kemakmuran, engkau melebihi kabar yang kudengar” (1Raj.
10:7).
Salomo dihargai atas tulisan-tulisannya yang terdiri dari 3000 amsal
dan lebih dari 1000 lagu yang mengalir dari “hikmat dan pengertian yang
amat besar, serta akal yang luas seperti dataran pasir di tepi laut” (1Raj. 4:29).
Hikmatnya melebihi hikmat manusia lain di bumi dan hal itu terlihat dalam
caranya membangun Bait Allah dan pusat ibadah di Yerusalem.

MATERI POKOK
Kitab 1 dan 2 Samuel bercerita tentang 2 raja Israel, yaitu Saul dan Daud.
Kitab 1 Raja-Raja dimulai dengan raja selanjutnya, yaitu Salomo, anak Daud.
Salomo diurapi menjadi raja menggantikan ayahnya, Daud. Allah
menampakkan diri kepada-Nya dalam mimpi dan mengatakan, “Mintalah apa
yang hendak kuberikan kepadamu.” Apakah yang diminta Salomo? (Bukalah
1 Raja-raja 3:9 dan bacalah bersama-sama.) Yang diminta Salomo adalah
hikmat untuk memimpin bangsa Israel yang sangat besar. Permintaan Salomo
dikabulkan Tuhan. Tuhan memberikan hikmat, dan bahkan lebih dari yang
diminta.
Salomo menjadi sangat terkenal di seluruh Timur Tengah sebagai raja
yang berhikmat. Dan kita tahu bersama bahwa hikmat Raja Salomo berasal
dari Tuhan sehingga melalui kepemimpinannya Allah memberkati Israel.
(Mintalah anak untuk membaca 1 Raja-raja 3:5-15 dengan mendiskusikan
arti “hati yang faham menimbang perkara”. Pernyataan itu berarti
kemampuan untuk menilai dengan seksama, kemudian membedakan antara
keputusan yang baik dan yang buruk atau pilihan yang bijak dan yang
bodoh).
Di masa pemerintahan Salomo, Allah memberi tugas untuk
mengawasi pembangun Bait Allah. Pembangunan Bait Allah membutuhkan
waktu 70 tahun dan semuanya dapat terbangun, bersama dengan perabot-
perabotnya (Ajaklah anak untuk mencari tahu perbedaan dan persamaan
Kemah Suci dan Bait Allah; perhatikanlah gambar pada halaman 18).
Bait Allah sangat penting bagi Israel karena sebagai tempat khusus
Allah berdiam bersama umat-Nya, tempat mempersembahkan korban untuk
menebus dosa-dosa bangsa Israel, tempat yang ditunjukkan Allah untuk
beribadah kepada-Nya, mengingatkan akan kehadiran, berkat dan
perlindungan Allah.
Bait Allah Perjanjian Lama tempat Allah berdiam menunjuk kepada
Yesus ketika datang, yang disebut Imanuel, yang artinya Allah beserta kita.
Dan melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus mengutus Roh Kudus
untuk berdiam di dalam umat-Nya, yaitu gereja (bukan dalam pengertian
gedung gereja, tetapi orang-orang yang percaya). Jadi sekarang, kita adalah
Bait Allah (Bacalah 2Kor. 6:16b; 1Ptr. 2:4-5).
PELAJARAN 33
Bahan : 1 Raja-raja 11-16; 1 Raja-raja 28; 2 Kemah
Samuel Suci
7:17;
Alkitab Matius 1:2-16
Judul
: Allah Memecah Kerajaan
Tujuan : 1.
Anak menemukan bahwa Allah meminta
pertanggungjawaban kita ketika kita berdosa dan
ketika kita mempengaruhi orang lain untuk
berdosa.
2. Anak percaya bahwa hanya Kristuslah Raja kita
yang dapat memberi kita kerelaan dan kuasa
untuk melawan godaan dan menaati perintah-
perintah-Nya.
Metode Mengajar : Ceramah.

PENGETAHUAN UNTUK GURU


1 Raja-Raja 11 menjelaskan bahwa meskipun Salomo sudah diberi hikmat
oleh Tuhan dalam memerintah Israel, ternyata tidak semua hal berjalan
dengan baik di istana Yerusalem. Bacaan kali ini memberikan informasi
bahwa Salomo mencintai banyak perempuan asing (700 istri dan 300 gundik).
Padahal tentang bangsa-bangsa itu TUHAN telah Bait berfirman
Suci kepada orang
Israel, “Jangan kamu bergaul dengan mereka dan mereka pun janganlah
bergaul dengan kamu…”. Dengan mengambil keputusan salah maka dampak
keputusan ini tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga membawa seluruh
bangsa ke dalam kesesatan.
Dosa memiliki konsekuensi. Dalam hal ini, bangsa itu kemudian
terpecah (Kerajaan Israel Utara dan Kerajaan Israel Selatana) dan tidak
pernah bersatu kembali. Setelah Salomo, banyak raja memerintah atas
kerajaan yang sudah menjadi dua itu (Kerajaan Utara, berpusat di Samaria
dan Kerajaan Selatan, berpusat Yerusalem). 20 raja dari 9 keturunan yang
berbeda memerintah atas Israel di utara selama hampir 200 tahun. Dan 20 raja
dari satu keluarga, yaitu keturunan Daud, memerintah atas Yehuda di selatan
selama hampir 350 tahun.
Dalam ketidaktaatan pada perintah pertama dan kedua dalam 10
Hukum Taurat, mereka berusaha menggabungkan penyembahan pada dewa-
dewa dari orang bukan Yahudi dengan penyembahan Tuhan. Hal tersebut
membangkitkan murka dan hukuman dari Allah mereka; Allah yang kudus
dan adil. Ketidaksempurnaan dan dosa-dosa raja Israel menunjukkan
kebutuhan akan Kristus, Raja yang sempurna dan tanpa dosa. Ia lahir di
Betlehem sebagai keturunan Daud, Raja orang Yahudi.

MATERI POKOK
1 Raja-Raja 11 mengisahkan bahwa Salomo melakukan pilihan salah (Ajak
anak membaca bersama-sama 1 Raja-raja 11:1,3-8). Berarti Salomo
mengabaikan dan tidak mematuhi peringatan Allah (Ajaklah mereka
memperhatikan ayat 2. Setelah itu, anak menuliskan dan menyebutkan
tindakan buruk yang dilakukan Salomo. Beri waktu kepada mereka untuk
berpikir dan menjawab).
Dengan kesalahan-kesalahan itu, apakah Allah diam? Tidak! Allah
memberi peringatan kepadanya dengan menunjukkan murka-Nya. Allah
adalah Allah yang sejati dan tidak membiarkan adanya penyembahan kepada
siapa pun atau apa pun.
Apa akibat dari kesalahan Salomo? (Ajaklah mereka membaca secara
bersama 1 Raja-raja 11:12-13. Ajaklah anak-anak menyebutkan). Hati dan
pilihan Salomo yang penuh dosa menyebabkan perpecahan dalam kerajaan,
yaitu Allah menggenapi penghakiman-Nya untuk mengoyakkan kerajaan itu
dari tangan Salomo dan Allah membangkitkan musuh-musuh Salomo.
Allah sangat serius dengan dosa, Dia menghakimi tetapi Dia penuh
belas kasihan; Dia setia dan menepati janji-Nya kepada umat perjanjian-Nya.
Israel, Kerajaan Utara, diperintah oleh 20 raja dari 9 keluarga yang berbeda
selama 20 tahun. Tidak ada satu pun dari raja-raja Israel yang melakukan apa
yang baik di mata Tuhan. Yehuda di selatan juga diperintah oleh 20 raja yang
berasal dari satu keluarga selama 350 tahun).
Sekitar setengah dari raja-raja Yehuda adalah raja yang baik dan
sebagian lainnya adalah raja-raja yang jahat. Dalam beberapa raja yang baik,
kita juga melihat gambaran sekilas mengenai Kristus Raja (Ajaklah anak-anak
memeriksa garis keturunan Yehuda dalam Matius 1:2-16). Raja-raja yang
baik bukanlah orang yang sempurna. Mereka adalah orang berdosa yang
membutuhkan Juruselamat. Beberapa dari mereka menjadi raja yang baik
karena memercayai dan menaati Allah serta melakukan apa yang benar di
mata-Nya. Mereka semua menunjuk pada Kristus, Sang Raja yang sempurna.
Allah menepati perjanjian-Nya untuk mengutus Yesus yang adalah keturunan
Raja Daud, sebagai raja yang sempurna dan yang akhir.
Salah satu cara Yesus memerintah adalah dengan berdiam di dalam
hati kita. Ia menuntun kita untuk bertanggung jawab atas dosa kita. Ia
mengampuni kita tetapi juga memberikan hukuman atas dosa. Ia memberi kita
kemauan dan kekuatan untuk melawan godaan melalui Roh Kudus dan
kemampuan untuk percaya dan taat kepada Allah.

PELAJARAN 34
Bahan : 1 Raja-raja 16:29-22:35; 2 Raja-raja 1:8; Yakobus
Alkitab 5:17-18
Judul
: Allah Memakai Elia Untuk Mengalahkan Raja Ahab
Tujuan : 1. Anak menemukan bahwa Tuhan adalah satu-
satunya Allah yang benar, yang berkuasa atas
alam dan bangsa-bangsa.
2. Anak percaya bahwa Allah Mahakuasa dan
menyediakan kebutuhan manusia.
3. Anak meminta Allah untuk menguatkan imannya
ketika keraguan tentang Dia mengganggunya.
Metode Mengajar : Ceramah dan diskusi kelompok.

PENGETAHUAN UNTUK GURU


Nabi Elia membawa pesan Allah tentang penghakiman atas dosa dan kuasa-
Nya yang memberikan hidup kepada umat-Nya, yaitu mengenai kekeringan
yang mengerikan itu. Elia sebagai pembawa pesan Allah, menarik diri dari
Ahab dan bangsanya, sementara Allah menahan hujan, sebagai salah satu janji
kutuk yang Allah nyatakan, yang akan menimpa bangsa itu jika mereka tidak
taat (bdk. Ul. 28:15-24).
Selama lebih dari 3 tahun, Allah dengan ajaib memelihara utusan-Nya
itu dengan burung gagak dan seorang janda yang hanya memiliki sedikit
minyak dan tepung. Elia kemudian kembali dan menentang Ahab dan seluruh
orang Israel dengan pertanyaan tentang siapakah Allah yang sejati, apakah itu
Baal, dewa badai, dan kesuburan yang konon membawa kesuksesan bagi
manusia dan tanah? Atau apakah Allah yang sejati itu adalah Tuhan yang
hidup, Allah Abraham, Ishak, dan Yakub, yang memelihara perjanjian. Elia
menantang bangsa Israel yang bimbang antara kesetiaan kepada Tuhan dan
penyembahan Baal.
Allah menjawab doa Elia dengan mengirimkan api yang ganas yang
menyambar mezbah batu dan kayu, menjilat air sekitarnya, dan
menghanguskan tanah di bawahnya. Tuhan menyatakan keberadaan dan
kuasa-Nya dan menang atas dewa palsu buatan manusia. Allah membuat hati
mereka berpaling kembali kepada-Nya dan bangsa itu merespons dengan
mengakui dan memuji kuasa Allah: “TUHAN, Dialah Allah!” Lalu Allah
memerintahkan Elia untuk membunuh nabi-nabi Baal. Segera setelah itu,
langit dipenuhi awan dan hujan yang memulihkan itu turun.

MATERI POKOK
Dosa bangsa Israel adalah menggabungkan penyembahan kepada Baal dan
kepada Tuhan pada saat yang sama (sinkretisme). Pada bacaan ini kita akan
melihat, mencermati dan mempelajari tokoh yang diceritakan, yaitu:
1. Seorang Raja Israel yang jahat, yaitu raja Ahab. Ia melakukan hal yang
lebih jahat jika dibandingkan dengan semua raja sebelumnya, menikahi
perempuan yang jahat, dan menyelenggarakan penyembahan berhala.
2. Istrinya yang jahat adalah seorang ratu, yaitu Izebel. Ia membunuh nabi-
nabi Allah, menyembah berhala, mendorong suaminya untuk berbuat
jahat, dan mengancam akan membunuh Elia.
3. Seorang nabi yang berdoa meminta hujan dan memohon kepada Allah
untuk mengirimkan api untuk membakar korban dan mezbahnya, yaitu
Elia. Elia berarti Allahku adalah Yahweh = AKU ADALAH AKU. Ia
memakai pakaian bulu, dan ikat pinggang kulit terikat pada pinggangnya.
Elia menubuatkan penghakiman atas raja Ahab dan Israel. Ia berdoa dan
Allah menjawab doa-doanya. Melalui Elia, Allah melakukan mujizat yang
menunjukkan keberadaan dan kekuasaan Allah.
Apa saja yang dikerjakan Allah melalui Elia? Pertama, Allah
menyatakan diri dan kuasa-Nya kepada Israel: menahan hujan, mengirim api
dari langit untuk mengalahkan nabi-nabi Baal, membawa angin, gempa bumi
dan api. Allah berbicara kepada Elia di dalam gua dengan suara tenang. Allah
mengubah hati bangsa Israel dan menunjukkan kepada mereka bahwa Dialah
satu-satunya Allah yang sejati dan yang hidup.
Kedua, Allah menjawab doa-doa Elia: menghentikan hujan dan
mengirim hujan, memberikan kembali kehidupan kepada anak seorang janda,
mengirim api dari langit untuk menyambar mezbah dan persembahan Elia.
Ketiga, Allah memelihara hidup Elia: memberinya makanan dan minuman,
membuatnya aman, memberinya kekuatan.
Allah mengutus Elia untuk mengalahkan nabi-nabi Baal. Hal itu
menunjukkan bahwa Dialah satu-satunya Allah yang sejati dan hanya Dialah
yang harus disembah. Baal hanyalah buatan manusia, ilah palsu. Apa yang
dilakukan Allah melalui Elia menunjukkan bahwa Tuhan mengendalikan
segala sesuatu yang dianggap dikendalikan oleh Baal, dan mengubah hati
umat Allah supaya kembali kepada Allah.
Dari apa yang dilakukan Allah terhadap Elia, membuat kita
memahami bahwa hanya Allah satu-satunya Allah yang sejati dan yang hidup,
yang setia memelihara hidup kita, dan terus kita saksikan kekuasaan-Nya.

AKTIVITAS
Bagilah anak-anak ke dalam tiga kelompok (Jumlah kelompok bisa lebih
ataupun kurang dari tiga, tergantung situasi dan jumlah anak yang diajar).
Masing-masing kelompok mendiskusikan tentang Ahab dan Izebel, Elia dan
Israel, serta Allah, mengenai peran setiap tokoh tersebut. Setelah setiap
kelompok selesai berdiskusi, maka setiap kelompok diajak untuk
menyampaikan hasil diskusi kelompoknya masing-masing.

PELAJARAN 35
Bahan :
2 Raja-raja 1-12; 1 Raja-raja 19:19-21; 21:21
Alkitab
Judul
: Elisa Menggantikan Elia
Tujuan : 1. Anak mempelajari bagaimana Elisa
menggantikan Nabi Elia.
2. Anak menemukan bagaimana Raja Ahab dan
Izebel dihancurkan.
3. Anak memahami bahwa tugas para nabi, imam,
dan raja dalam Perjanjian Lama menunjuk
kepada Kristus yang adalah nabi, imam dan raja
yang sempurna.
Metode Mengajar : Ceramah interaktif dan tugas mandiri.

PENGETAHUAN UNTUK GURU


Sejarah Israel dan Yehuda terus berlanjut di dalam 2 Raja-Raja. Elia dan
muridnya, Elisa, melakukan perjalanan ke sungai Yordan, di mana Elia
memukulkan jubahnya, membelah air sungai itu sehingga mereka dapat
menyeberang di atas tanah kering. Ketika Elisa diberikan kesempatan untuk
meminta satu hal kepada Elia, Elisa meminta 2 bagian dari roh Elia. Sebuah
kereta dan kuda berapi lalu mengawal Elia ke sorga, menjadikan dia berbeda,
sama seperti Henokh, karena tidak mengalami kematian. Elia terangkat ke
sorga.
Ketika kembali ke sungai Yordan, Elisa memukul air dengan jubah
Elia. Air sungai itu terpisah lagi. Hal itu menegaskan bahwa panggilan Elisa
untuk menggantikan Elia. Pelayanan Elisa ditandai dengan doa, kasih sayang,
dan mujizat yang menyerupai pelayanan Yesus. Elisa diberikan kuasa oleh
Allah untuk menyediakan bagi orang miskin, membangkitkan orang mati,
melipat-gandakan roti untuk memberi makan seratus orang sakit, termasuk
orang bukan Yahudi.
Di kerajaan utara, Israel, Raja Ahab terbunuh dalam pertempuran.
Anak-anaknya, Ahazia dan kemudian Yoram, menggantikan tahtanya tetapi
mereka terus melanjutkan kejahatan ayah mereka. Di kerajaan selatan,
Yehuda, Raja Yosafat yang baik digantikan oleh anaknya, Yoram, yang
melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Anak Yoram, Ahazia, tidak
melakukan yang lebih baik dan terus memimpin bangsa itu menjauh dari
Tuhan.
Akan tetapi, Allah menepati janji-Nya untuk memelihara keturunan
Daud di tahta Yehuda. Bayi Yoas selamat dari perintah pembunuhan oleh
neneknya, Ratu Atalya, yang mencengkeram kendali atas Yehuda. Imam
Yoyada menyembunyikan Yoas di Bait Allah, dan ketika dia berusia 7 tahun,
Yoyada menobatkan dia menjadi raja Yehuda. Nenek Yoas dihukum mati, dan
Yoyada memanggil bangsa itu untuk memperbaharui perjanjian mereka
dengan Tuhan. Dengan demikian, garis keturunan Daud dipelihara. Allah setia
mengatur sejarah penebusan untuk menggenapi rencana keselamatan-Nya
melalui garis keturunan Daud, yang akan mencapai puncaknya di dalam
Juruselamat kita, Yesus Kristus, Sang Nabi, Imam, dan Raja yang sempurna
itu.

MATERI POKOK
Seperti kebanyakan pria Palestina, Nabi Elia menggunakan jubah. Itu adalah
salah satu hartanya yang paling penting. Dia memakainya secara khusus
ketika dia memindahkan otoritasnya sebagai nabi Allah kepada Elisa, orang
yang ditunjuk Allah untuk menggantikan Elia.
(Ajaklah anak membaca 1 Raja-Raja 19:19-21.) Elia bertemu dengan
Elisa yang sedang membajak dengan 12 pasang lembu, Elia melemparkan
jubahnya kepada Elisa. Elisa langsung meninggalkan lembunya dan berlari
mengikuti Elia. Jadi Elisa meninggalkan kehidupan lamanya dan dengan
sepenuh hati mengerjakan panggilan baru dari Tuhan.
(Ajaklah anak membaca 2 Raja-Raja 2:6-15 dan memperhatikan
bagaimana proses Elisa menggantikan Elia.) Elia dan Elisa menuju sungai
Yordan. Elia mengambil jubahnya, digulungnya, dipukulkannya ke atas air
dan air terpisah sehingga mereka menyeberang dengan berjalan di tanah yang
kering. Allah mengangkat Elia ke sorga dalam angin badai (lihat ayat 11).
Allah memberikan kuasa kepada Elisa untuk melakukan banyak mujizat
(2Raj. 2:19-25). Elisa menjadi nabi besar, bernubuat kepada raja-raja tentang
dosa mereka, dan memperingatkan mereka tentang ancaman pertempuran
musuh-musuh mereka melawan Israel.
Sekarang kita kaan membahas tentang raja-raja yang memerintah
Israel dan Yehuda ketika Elia dan Elisa menjadi nabi. Israel diperintah oleh
raja-raja yang jahat. Raja Israel yang memerintah selama sebagian besar masa
pelayanan Elia adalah Ahab. Ahab melakukan yang jahat di mana Allah. Ia
memiliki isteri yang sama jahatnya, yaitu Izebel. Oleh karena kejahatan Ahab
dan Izebel, Elia memperingatkan mereka tentang penghakiman Allah atas
mereka dan keturunan mereka. Allah berjanji untuk menghancurkan keluarga
Ahab. Allah berfirman bahwa Ratu Izebel akan mati di dekat dinding di
Yizreel, kota tempat berdirinya istana miliknya dan Ahab (Bacalah 1 Raja-
Raja 21:21).
Ahab memiliki dua anak laki-laki, yaitu Yoram dan Ahazia, dan
seorang anak perempuan yang bernama Atalya. Allah tidak membinasakan
Ahab atau keturunannya secara langsung. Ahab tewas dalam pertempuran
melawan orang Aram. Anak-anaknya, yaitu Ahazia dan Yoram,
menggantikannya duduk di takhta kerajaan.
Yehuda memiliki raja yang baik dan yang jahat. Yang menjadi raja
atas Yehuda pada saat itu adalah Yosafat. Yosafat melakukan apa yang benar
di mata Tuhan. Ia raja yang saleh. Setelah Yosafat meninggalkan, dia
digantikan oleh anaknya, Yoram. Yoram kemudian menikahi anak perempuan
Ahab, Atalya. Yoram berusia 32 tahun pada waktu menjadi raja Yehuda.
Yoram memerintah selama 8 tahun di Yerusalem.
(Ajaklah anak-anak membaca 2 Raja-raja 8:18). Apa yang dilakukan
Raja Yoram? Mengapa Yoram menjadi raja yang jahat di mata Tuhan? Karena
isterinya, yakni Atalya, anak perempuan Ahab dan Izebel yang jahat. Atalya
menyembah Baal, dan Yoram mendukung penyembahan Baal di Yehuda.
Yoram mengizinkan hal itu terjadi di Yehuda, persis seperti yang dilakukan
Raja Ahab, raja Israel yang jahat itu. Anak Yoram dan Atalya, yaitu Ahazia,
menjadi raja Yehuda berikutnya dan melanjutkan tindakan jahat dari ayah dan
kakeknya, Ahab. Kisah ini menunjukkan bahwa orang lain mempengaruhi
cara kita berpikir, berbicara, dan bertindak. Orang Kristen seharusnya bergaul
dengan orang yang mengasihi Tuhan. Ketika dewasa pun berpacaran dan
menikah dengan orang yang mengasihi Tuhan.
Berbagai hal tidak berjalan dengan baik di Israel dan Yehuda. Cucu
Ahab, Ahazia, adalah raja Yehuda. Ia juga melakukan apa yang jahat di mata
Allah. Tetapi Allah masih memegang kendali dengan mengutus Elisa untuk
menyampaikan bahwa Allah akan menghancurkan keluarga Ahab di Israel.
Tuhan memerintahkan Raja Yehu untuk melaksanakan hukuman atas
keluarga Ahab. Yehu memulai dengan menaati Allah, meskipun hal itu berarti
melakukan beberapa hal yang sulit. Alkitab mengatakan bahwa di kemudian
hari dia tidak berhati-hati menjaga hukum Tuhan dengan segenap hatinya.
Oleh karena itu, Allah akhirnya memakai musuh-musuh Israel untuk
menghakimi mereka dan menaklukkan sebagian dari kerajaan utara, Israel.
Allah telah berjanji kepada Daud bahwa salah satu keturunannya akan
selalu menjadi raja, dan raja muda Yoas adalah satu-satunya keturunan yang
tersisa dari garis keturunan Daud pada waktu itu. Allah memelihara garis
keturunan Daud bahkan ketika Ratu Atalya mencoba memusnahkannya
dengan membunuh semua cucunya. Tetapi dalam kejahatan Ratu Atalya,
tetaplah Allah yang selalu memegang kendali. Jadi ingatlah ketika kita takut,
sedih, putus asa, ataupun dianiaya karena iman, kita harus ingat bahwa Tuhan
memegang kendali.
Yoas menjadi raja pada saat berusia 7 tahun. Imam Yoyada menjadi
penasehatnya. Apa yang terjadi pada Yoas setelah imam Yoyada mati?
(Ajaklah anak-anak membaca dan membandingkan antara 2 Raja-Raja 12:2,
selama Yoyada masih hidup, dengan 2 Raja-Raja 13:11, ketika Yoyada sudah
mati).
Bertahun-tahun kemudian, keturunan Daud, yakni Yesus, datang. Dia
adalah Raja yang sempuna. Dia adalah penggenapan akhir keturunan Daud
yang akan memerintah selama-lamanya. Para nabi, imam, dan raja di dalam
Perjanjian Lama merujuk kepada masa depan yang akan datang, kepada Sang
Nabi, Imam, dan Raja yang sempuna – Yesus Kristus.

AKTIVITAS
Berikanlah tugas kepada anak-anak untuk menuliskan tentang imam, nabi dan
raja. Apa yang membedakan ketiganya? Apa yang menjadi tugas mereka?

PELAJARAN 36
Bahan : 2 Raja-raja 13-25; 1 Raja-raja 11:4,9-11; 12:31-32;
Alkitab 14:16; Ulangan 28:6-8
Judul
: Allah Mengirim Umat-Nya ke Pembuangan
Tujuan : 1. Anak mengenali raja-raja yang melakukan
kejahatan dan raja-raja yang melakukan apa
yang benar di mata Tuhan.
2. Anak memahami tujuan Allah mengirim umat-
Nya ke pembuangan.
3. Anak menemukan bahwa Allah menuntut kita
bertanggungjawab untuk menaati perjanjian-
Nya.
Metode Mengajar : Ceramah interaktif.

PENGETAHUAN UNTUK GURU


2 Raja-Raja menceritakan kisah tragis umat Allah yang merosot k edalam
kemurtadan. Allah telah memimpin mereka masuk ke tanah perjanjian untuk
hidup sebagai umat perjanjian-Nya, supaya terpisah dari bangsa-bangsa lain,
dan menjadi kesaksian bagi mereka mengenai Allah yang hidup. Namun
sebaliknya, orang Israel menjadi seperti bangsa-bangsa di sekitar mereka,
yaitu menyembah dewa-dewa palsu mereka.
Di Kerajaan Israel Utara, Yerobeam (raja pertama kerajaan Israel
Utara) berpaling dari jalan Allah dalam beribadah dengan merancang sistem
ibadahnya sendiri. Dia mendirikan kuil, mentahbiskan para imam pilihannya
sendiri, dan bahkan mempersembahkan korban untuk anak lembu emas.
Mengapa dosa Yerobeam begitu serius? Karena inti dari tanggungjawab Israel
atas pejanjian itu adalah pengabdian sepenuh hati kepada Tuhan, termasuk
ibadah yang eksklusif dan murni kepada Allah di Bait Allah.
Yehu adalah satu-satunya raja Israel yang Allah gambarkan secara
singkat sebagai raja yang telah melakukan hal-hal yang benar di mata-Nya
karena Yehu menghapuskan penyembahan Baal di Israel dan menghancurkan
keluarga Ahab. Tetapi Yehu tidak menjauhkan Israel dari praktek ibadah
Yerobeam yang murtad dan tidak memimpin bangsa itu untuk kembali
menyembah Allah saja. Allah akhirnya mengirim kerajaan utara, Israel, ke
pembuangan oleh karena ketidaktaatan dan ketidaksetiaan mereka selama
lebih dari 200 tahun. Asyur menaklukkan Israel utara, mencerai-beraikan
banyak orang di sekitar kekaisaran Asyur, dan menempatkan orang Samaria
bersama orang-orang dari negara-negara asing.
Di Yehuda (kerajaan selatan), beberapa raja memimpin rakyatnya
untuk hidup saleh; Tapi tidak termasuk raja Ahas. Dia telah merusak ibadah di
Yehuda dengan mendirikan mezbah bangsa-bangsa bukan Yahudi di
Yerusalem, mempersembahkan anaknya, dan menggunakan mezbah sebagai
tempat meramal, praktik orang bukan Yahudi untuk memprediksi masa depan.
Hizkia kemudian mengagantikan Ahas, ayahnya, sebagai raja Yehuda.
Dia menghancurkan kuil-kuil berhala Ahas dan memimpin bangsanya
kembali kepada Tuhan. Ia melakukan apa yang benar di mata Allah dan
Tuhan memberinya keberhasilan.
Manasye, anak Hizkia, adalah yang paling jahat dari semua raja
Yehuda. Ia membangun kembali bukit-bukit pengorbanan yang telah
dihancurkan oleh Hizkia. Ia menyembah matahari, bulan, dan bintang-
bintang, dan memimpin bangsanya menjauh dari Allah. Bangsa itu melakukan
yang lebih jahat dari bangsa-bangsa musuh yang telah Tuhan hancurkan
sebelumnya.
Yosia adalah raja yang saleh. Ia melakukan reformasi. Akan tetapi,
kerajaan Yehuda hancur karena perbuatan jahat Manasye. Allah memutuskan
penghakimannya melalui raja Nebukdnezar, raja Babel, yang menaklukkan
Yerusalem. Bait Allah menjadi reruntuhan dan banyak orang Yehuda dibawa
ke Babel sebagai tawanan.
2 Raja-Raja berakhir dengan pengharapan. Oleh anugerah Allah, maka
penerus Nebukadnezar membebaskan Yoyakhin, raja Yehuda, setelah 37
tahun berada di penjara Babel dan memperlakukan dia dengan hormat. Inilah
pemulihan yang dijanjikan Allah kepada umat-Nya dan kelanjutan garis
keturunan Daud. Dari keturunan Daud inilah Sang Raja sempurna, Yesus
Kristus, akan datang.

MATERI POKOK
Israel memiliki tiga orang raja sebelum kerajaan tersebut terpecah. Saul, raja
pertama, memiliki hati yang memberontak karena melanggar perintah Allah
sehingga Allah menolaknya menjadi raja. Daud, raja kedua, adalah seorang
yang berkenan bagi Allah. Ia menolak untuk menyakiti Saul meskipun Saul
berusaha membunuhnya. Ia bertobat ketika dia berdosa. Allah menjanjikan
kerajaan kekal kepadanya. Salomo, raja ketiga, yang meminta hikmat dari
Allah dan membangun Bait Allah tetapi tidak terus setia sepenuhnya kepada
Allah karena menikahi banyak istri dari bangsa bukan Yahudi, penyembah
dewa-dewa palsu. Dosa Salomo menyebabkan Allah memecahkan kerajaan
itu (bacalah 1 Raja-Raja 11 – Nabi Ahia menubuatkan tentang kerajaan
Salomo). Nabi Allah ketika Saul menjadi raja adalah Samuel dan nabi Natan.
Nabi Natanlah yang mendatangi Daud setelah berbuat dosa dengan Betsyeba.
Kitab 1 dan 2 Raja-raja mendaftarkan raja-raja yang melakukan apa
yang benar di mata-Nya dan raja-raja yang melakukan apa yang jahat. Semua
raja Israel di utara melakukan apa yang jahat di mata Allah (Salah satu raja di
Israel utara adalah raja Yerobeam. Keterangan mengenai raja Yerobeam
dapat dibaca dalam 1 Raja-Raja 12:31-32; 2 Raja-Raja 13:2; 15:18; 17:2;
dan akibat dari tindakannya dapat dibaca dalam 1 Raja-Raja 14.16. Biarkan
anak-anak mengemukakan pendapatnya mengenai raja Yerobeam).
Banyak raja Yehuda (kerajaan selatan) yang melakukan apa yang
benar di mata Allah, di antaranya adalah Amazia, Asarya, Yotam, Hizkia, dan
Yosia (Ajak anak membaca 2 Raja-raja 14:3;18:3-6). Meskipun begitu, ada
juga raja-raja yang jahat seperti Ahas, Manasye, dan Amon (Ajak anak
membaca 2 Raja-raja 16:2-3; 18:5-7; 21:2-7).
Yosia adalah raja terakhir Yehuda yang melakukan apa yang benar di
mata Tuhan (Ajaklah anak-anak membaca 2 Raja-raja 22:1-2). Yosia menjadi
raja pada umur 8 tahun. Ia memberi perintah untuk memperbaiki Bait Allah.
Dalam masa pemerintahannya juga Kitab Taurat ditemukan. Kitab itu lalu
dibacakan di depan bangsanya. Raja Yosia memimpin bangsanya untuk
membarui perjanjian mereka dengan Allah.
Semua raja Yehuda sesudah Yosia melakukan apa yang jahat di mata
Allah. Lalu Allah menggenapi nubuatnya. Raja Babel, Nebukadnezar,
menaklukkan Yerusalem. Ia menghancurkan kota itu, termasuk Bait Allah. Ia
membawa banyak orang Israel ke dalam pembuangan ke Babel.
Allah membuang Israel dan Yehuda ke tanah musuh mereka untuk
memperingatkan orang Israel yang mengabaikan tanggung jawab perjanjian
mereka. Namun Allah tetap memelihara Yehuda, garis keturunan Daud, bagi
Raja yang akan datang, yaitu Yesus Kristus.
Banyak orang dari 10 suku kerajaan Israel utara tercerai-berai di
sekitar kekaisaran Asyur. Kerajaan utara tidak pernah ada lagi. Sejumlah
besar orang-orang dari Yehuda, kerajaan selatan, dibawa sebagai tawanan ke
Babel. Namun, masih ada harapan bagi Yehuda karena Allah telah berjanji
untuk memelihara keturunan Raja Daud.
Allah melindungi Raja Yoyakhim, keturunan Raja Daud, untuk
memelihara garis keturunan Daud. Setelah orang-orang Yahudi berada di
Babel sekitar 70 tahun, Allah mengizinkan mereka kembali ke tanah
perjanjian. Sejak saat itulah, tidak ada lagi raja duniawi yang memerintah
umat Allah di Israel; mereka dikuasai oleh negara-negara asing. Sekitar 500
tahun kemudian, Sang Raja yang sempurna, Yesus Kristus, lahir dari garis
keturunan Daud. Suatu hari Yesus akan kembali dan mendirikan kerajaan-Nya
yang sempurna dan yang terakhir di bumi.
Tanggung jawab raja-raja Israel dan Yehuda adalah hanya menyembah
Allah saja, menaati perjanjian, memimpin bangsa itu untuk mempercayai,
menaati, dan menyembah Allah saja. Tanggung jawab setiap orang dalam
perjanjian adalah memercayai, mengasihi dan menyembah Tuhan dengan
segenap hati mereka serta menaati segala perintah-Nya.
Orang Kristen memiliki perjanjian dengan Allah, yaitu Allah berjanji
untuk menjadi Allah kita, dan kita menjadi umat-Nya. Sebab itulah kita harus
hidup dalam cara yang menyenangkan hati-Nya. Cara untuk mengetahui
sikap, pikiran, perkataan, dan tindakan benar atau jahat di mata Tuhan adalah
di dalam Alkitab. Kita membaca, mendengarkan, dan menghafalkan firman-
Nya; meminta Roh Kudus untuk menyatakan kesalahan kita serta mengubah
hati dan tindakan kita untuk melakukan apa yang benar di mata Tuhan.

PELAJARAN 37
Bahan :
1 Tawarikh 16-17; 2 Tawarikh 6-7,36
Alkitab
Judul : Allah Menguatkan Orang-orang Buangan Yang
Kembali
Tujuan : 1. Anak menemukan bahwa kitab 1 dan 2 Tawarikh
ditulis untuk melengkapi sejarah umat Allah yang
tercatat dalam 2 Samuel, 1 Raja-raja, dan 2 Raja-
raja.
2. Anak percaya bahwa Allah setia pada janji-janji-
Nya.
Metode Mengajar : Ceramah interaktif.

PENGETAHUAN UNTUK GURU


Kitab 1 Tawarikh mencakup periode besar sejarah Alkitab dari Adam hingga
pemerintahan Raja Daud. Kemudian 2 Tawarikh melanjutkan kisah 400 tahun
masa pemerintahan raja-raja yang baik dan yang jahat, kejatuhan Yerusalem,
dan kembalinya bangsa itu dari Babel. Meskipun 1 dan 2 Tawarikh mengikuti
perkembangan sejarah yang sama yang ditemukan di dalam kitab 2 Samuel
hingga 2 Raja-Raja, 1 dan 2 Tawarikh bukanlah ringkasan yang lengkap
tentang sejarah Israel. Sebaliknya, 1 dan 2 Tawarikh adalah catatan selektif
tentang sejarah kerajaan selatan (Yehuda), yang pada awalnya ditulis sebagai
satu kitab tidak berjudul setelah pembuangan di Babel oleh seorang pria yang
secara tradisi dikenal sebagai “Penulis Tawarikh”.
Tujuan kitab ini adalah untuk membimbing orang-orang buangan
kembali dalam proses relokasi tanah mereka dan membangun kembali Bait
Allah; menguatkan dan meneguhkan mereka dalam keyakinan bahwa Allah
senantiasa menepati janji-janjiNya; mengingatkan mereka bahwa Allah
menuntut ketaatan kepada perintah dan kehendak-Nya.
Kitab 1-2 Tawarikh mengungkapkan berbagai informasi dalam bentuk
silsilah, inventarisasi, biografi, catatan sejarah, pidato, khotbah, doa, dan
mazmur. Prinsip dasar dari semua ini adalah catatan yang lebih besar tentang
Allah yang bekerja dalam kehidupan umat perjanjian-Nya (Yehuda pada
waktu lalu dan gereja pada waktu sekarang) dan melalui bangsa-bangsa serta
para penguasa, untuk menyelamatkan dan memelihara umat-Nya melalui
hukuman dan berkat. Untaian anugerah, kedaulatan, kebesaran, kebaikan, dan
kesetiaan Allah, serta keadilan dan penghakiman-Nya terjalin di seluruh kitab
ini.
Penulis Kitab Tawarikh tidak meninggalkan kita dengan Yehuda di
bawah penghakiman Allah, melainkan pada catatan pengharapan, yaitu
keputusan Raja Koresh yang mengizinkan orang-orang Yahudi yang sangat
rindu pada kampung halaman mereka untuk kembali ke tanah air mereka. Ada
masa depan bagi umat perjanjian Allah. Mereka akan membangun kembali
Bait Allah dan Allah menuntut umat-Nya untuk merespons dengan kesetiaan.
Semua ini membuat kita memiliki pengharapan yang hanya dipenuhi oleh
Yesus. Dia adalah Juruselamat umat-Nya dan Raja yang benar, yang kerajaan-
Nya tidak akan pernah berakhir.

MATERI POKOK
9 pasal pertama dalam 1 Tawarikh ini berisi daftar umat Allah (lihatlah 1
Tawarik 1:1. Siapakah orang pertama yang ada di dalam daftar? Adam.
Carilah juga dalam 9 pasal ini nama-nama yang dikenal). Penulis kitab
Tawarikh menjelaskan silsilah umat Allah. Allah secara berdaulat, memilih
sejarah dan melindungi mereka sepanjang sejarah mereka, dan bagaimana Dia
membawa mereka kembali ke tanah perjanjian setelah pembuangan di Babel.
Penulis menekankan garis keluarga Daud dan nenek moyang dari
orang-orang yang dibawa ke pengasingan di Babel. Mengapa penulis
membuka kitab ini dengan daftar nama-nama yang panjang? Karena Allah
menghendaki bangsa itu untuk memahami bahwa mereka tetap menjadi umat
perjanjian Allah yang istimewa.
Kitab Tawarikh ditulis bertahun-tahun kemudian setelah umat Allah
kembali dari Babel ke Yerusalem. Awalnya, kedua kitab ini ditulis sebagai
satu kitab untuk menguatkan umat Allah selama mereka menghadapi banyak
kesulitan dalam memulihkan kerajaan.
Tawarikh berarti “peristiwa pada masa tertentu” atau “sejarah” atau
“riwayat”. Dengan demikian, kitab ini diberi nama demikian karena berisi
catatan peristiwa sejarah yang terjadi pada zaman raja Daud, Salomo, dan
kerajaan selatan (Yehuda).
Penulis Tawarikh menyoroti kesetiaan Allah kepada Yehuda untuk
menguatkan orang-orang buangan yang kembali dengan mengungkapkan 3
hal, yakni (1) Pemerintahan Daud dan Salomo atas seluruh Israel membawa
berkat melimpah, (2) Bait Allah memegang peran inti dalam kehidupan
bangsa Israel, dan (3) Allah memberkati raja-raja Yehuda yang melakukan apa
yang benar di mata Allah dan menghukum mereka yang melakukan apa yang
jahat.
Ada beberapa hal penting dalam sejarah Yehuda: raja-raja, Bait Allah,
tabut perjanjian, janji Allah kepada Daud, daftar umat Allah, berkat Allah atas
ketaatan dan hukuman atas ketidaktaatan.
Penulis Kitab Tawarikh berfokus pada kasih karunia Allah dan hal-hal
positif tentang para raja untuk memberi contoh kepada umat Allah mengenai
sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang raja yang saleh. Mereka menjadi
teladan bagi umat Allah. Umat Allah dipanggil untuk percaya dan taat. Selain
itu, memberi petunjuk kepada orang-orang Yahudi yang kembali dari
pembuangan mengenai apa yang harus dilakukan dalam situasi mereka yang
baru, dan mengingatkan mereka akan janji dan kesetiaan Allah kepada
mereka.
Apa yang dapat dipelajari tentang Allah dari 1 dan 2 Tawarikh? Allah
setia menepati janji-janjiNya; Allah menunjukkan belas kasihan dan
memberkati kita dengan anugerah-Nya; menutut kita untuk percaya dan taat
kepada-Nya sebagai balasannya, mendisiplinkan kita ketika kita tidak
mematuhi perintah-Nya; Allah berdaulat dan berkuasa atas raja-raja dan
bangsa-bangsa; mengasihi umat-Nya walaupun mereka berbuat dosa.
Bacakanlah 1 Tawarikh 17:7-15 tentang janji Allah kepada Daud. Lalu
beri kesempatan kepada anak-anak untuk mengungkapkannya. Lakukan hal
yang sama setelah membaca 2 Tawarikh 6:7-11 tentang Allah memenuhi
janji-Nya kepada Daud.

PELAJARAN 38
Bahan :
Ezra, Nehemia, Ester
Alkitab
Judul :
Allah Menyelamatkan dan Memulihkan Umat-Nya
Tujuan : 1. Anak menemukan kisah penyelamatan Allah
dalam kitab Ezra, Nehemia dan Ester.
2. Anak mengenali bahwa Allah memulihkan
berkar bagi umat-Nya yang bertobat.
3. Anak mempelajari bahwa Allah memelihara
umat-Nya pada masa penderitaan-Nya.
Metode Mengajar : Ceramah interaktif.

PENGETAHUAN UNTUK GURU


Allah mendatangkan penghakiman bagi umat-Nya atas pemujaan berhala
yang berkepanjangan dan atas pelanggaran perjanjian mereka dengan Allah.
Tetapi Dia tidak meninggalkan mereka. Dia tetap memelihara mereka dan
setelah lebih dari dari 70 tahun, orang Israel mulai kembali ke tanah
perjanjian. Dalam penggenapan nubuat, Allah membangkitkan Koresh,
penguasa negeri Persia, untuk mengizinkan orang-orang buangan kembali ke
tanah air mereka.
Ezra dan Nehemia mencatat tiga peristiwa kembalinya bangsa Israel ke
tanah perjanjian secara terpisah. Yang pertama mengenai 50.000 orang yang
kembali dipimpin oleh keturunan Daud-Zerubabel. Terlepas dari oposisi, dia
mengawasi pembangunan kembali Bait Allah di Yerusalem. Sekitar 75 tahun
kemudian, Ezra, seorang imam dan ahli kitab, memimpin gelombang kedua
kembalinya bangsa itu dengan sekitar 5.000 lebih orang Israel. Ezra
mengajarkan hukum-hukum Allah kepada bangsa itu, dan memimpin mereka
untuk bertobat dari dosa mereka. Kemudian ibadah, doa, dan ketaatan yang
saleh menjadi pusat kehidupan mereka. Sekitar 13 tahun kemudian, sepertiga
orang Israel yang tersisa, kembali di bawah kepemimpinan Nehemia, juru
minum Arthasasta, raja Persia.
Setelah berpuasa dan berdoa, Nehemia memimpin pembangunan kembali
tembok Yerusalem. Dia berfokus pada reformasi rohani, mempercayai Tuhan
untuk memimpin dan melindungi bangsa Israel. Ketika tembok itu selesai,
Nehemia memimpin umat dalam perayaan bahwa mereka sekali lagi
mendengar Fiman Allah dibacakan. Ezra membacakan Taurat Tuhan bagi para
pria, wanita dan anak-anak. Mereka merespons dalam ibadah, meminta Tuhan
untuk mengampuni dosa mereka yang telah mengikuti dewa-dewa palsu dan
tidak menaati Hukum Allah. Nehemia melayani sebagai gubernur Yehuda.
Dia memimpin upaya pembangunan kembali Yerusalem dan mengembangkan
reformasi rohani. Semuanya tidak berjalan mulus karena dia harus
menghadapi perlawanan dari bangsa-bangsa lain yang ada di sekitarnya.
Semua itu menunjukkan niatnya untuk menyenangkan Tuhan melalui iman
dan ketaatan.
Allah masuk ke dalam kehidupan umat-Nya, baik untuk mereka yang
kembali ke tanah perjanjian dan mereka yang masih tetap tinggal di
pembuangan. Allah bekerja melalui Ezra dan Nehemia di Yerusalem dan
melalui Mordekhai dan Ester di kekaisaran Persia untuk menyelamatkan
umat-Nya dari penderitaan dan kehancuran, serta melaksanakan janji-Nya
untuk menebus umat-Nya.
Sepanjang Kitab Ezra, Nehemia, dan Ester, kita melihat Allah memenuhi
janji-Nya mengenai keselamatan yang besar. Dia memelihara umat-Nya
melalui melalui orang-orang yang diutus-Nya. Dan penyelamatan itu berlanjut
sampai kepada pengutusan Sang Penebus yang akan menyelamatkan umat-
Nya dari dosa-dosa mereka. Tuhan Yesus sajalah, sang keturunan Daud dan
Juruselamat kita, yang memimpin orang-orang yang percaya dan taat kepada-
Nya menuju berkat-berkat dari Kerajaan Allah yang sempurna.

MATERI POKOK
I Tawarikh sampai Ester adalah kitab-kitab terakhir dalam bagian Sejarah
Perjanjian Lama. Di seluruh Kitab Ezra, Nehemia dan Ester, diuraikan
bagaimana Allah menepati janji-Nya mengenai berkat dan keselamatan.
Kitab-kitab ini merupakan bagian dari kisah Allah tentang keselamatan yang
merujuk pada kedatangan Kristus.
Kitab Ezra mengemukakan tentang umat Allah di pembuangan,
kembalinya umat Allah di bawah kepemimpinan Zerubabel, pembangunan
kembali Bait Allah di bawah kepemimpinan Ezra, serta pengakuan dosa dan
pertobatan bangsa Israel.
Umat Israel dan Yehuda telah berpaling dari Allah. Bangsa-bangsa
musuh telah menangkap dan membawa sebagian besar dari mereka menuju
pembuangan, meninggalkan tanah perjanjian. Allah telah mengatakan bahwa
hal ini akan terjadi karena mereka terus-menerus menyembah berhala. Selama
bertahun-tahun, banyak dari bangsa Yehuda tinggal di pembuangan, di
Kerajaan Babel kuno. Tetapi Allah telah berjanji untuk memulihkan dan
memberkati umat perjanjian-Nya. Kini tiba waktunya untuk membawa orang-
orang buangan kembali pulang. Kumpulan orang-orang buangan melakukan
perjalanan kembali ke Yerusalem dengan tiga rombongan terpisah. Ketika
Raja Koresh menaklukkan Babel dan menyatukan kekaisaran Persia yang
besar, Allah menyusun berbagai peistiwa sehingga Koresh memperbolehkan
sebagian kecil umat Allah kembali ke tanah perjanjian utuk pertama kalinya.
Kitab Nehemia menjelaskan tentang pembangunan kembali tembok
Yerusalem di bawah kepemimpinan Nehemia, pembacaan Taurat dan
pembaruan perjanjian, pengembalian kelompok ke-3 dari pembuangan, serta
reformasi bangsa Israel. Nehemia 13:31b, “Ya Allahku, ingatlah kepadaku,
demi kesejahteraanku!” merupakan harapan Nehemia agar Allah berkenan
dan setia kepada mereka yang mempercayai dan menaati Allah, Juruselamat
mereka.
Kitab Ester menguraikan tentang penobatan Ester sebagai ratu,
persekongkolan Haman karena iri hati untuk menghancurkan semua orang
Yahudi oleh karena Mordekhai, ketaatan Ester kendali dalam bahaya,
pembebasan Allah atas umat-Nya. Tidak semua umat Allah kembali ke tanah
perjanjian. Tetapi meskipun sebagian orang buangan berada jauh dari rumah
dan kehidupan mereka beresiko, Allah mengatur peristiwa-peristiwa di Persia
untuk menyelamatkan dan memberkati umat-Nya. Allah membangkitkan
Mordekhai dan Ester, dan melindungi saat mereka bekerja bersama-sama di
istana Persia. Allah memberkati kepercayaan mereka dan ketaatan mereka
kepada-Nya dengan mengerjakan segala sesuatu demi keselamatan dan
pembebasan umat-Nya.
Seperti Mordekhai dan Ester, kita tidak sendirian ketika kita melewati
keadaan yang sulit. Allah selalu menyertai kita dan memiliki suatu tujuan
dalam setiap hal yang kita alami. Yesus menjanjikan kehadiran-Nya kepada
mereka yang menjadi milik-Nya. Roh kudus menyertai orang-orang yang
mengikut Juruselamat, serta menguatkan dan mendorong kita. Dia memberi
kita kuasa dan pertolongan yang kita butuhkan untuk berpaling kepada-Nya
dalam masa-masa yang baik maupun buruk. Kita percaya kepada-Nya dan
mengetahui bahwa Dia memiliki suatu tujuan meskipun kita mungkin tidak
mengerti apakah maksud dari semua itu.

AKTIVITAS
Bagi peserta ke dalam tiga kelompok, di mana masing-masing kelompok
mendiskusikan tiga kitab, yaitu Ezra, Nehemia, dan Ester.
Dalam mendiskusikan kitab Ezra, kelompok membaca bagian kitab Ezra
terlebih dahulu, yaitu Ezra 5:1-2, 6:14-16, 9:3-5 dan 10:1. Kemudian
kelompok mendiskusikan bacaan tersebut dengan pertanyaan-pertanyaan
berikut:
1. Bagaimana cara Allah bekerja melalui para nabi? (Pemberitaan
dari Hagai dan Zakaria mendorong bangsa itu untuk melanjutkan
pekerjaan Bait Allah, perkataan para nabi memberi mereka tujuan dan
peneguhan.)
2. Apakah target yang telah dicapai oleh umat Allah?
(Pembangunan Bait Allah.) Mengapa hal itu penting? (Karena Bait Allah
menjadi simbol keberadaan Allah di tengah-tengah bangsa Israel.)
3. Bagaimana sikap bangsa itu dalam merayakannya? (Dengan
sukacita.)
4. Mengapa bangsa itu begitu bersukacita dalam perayaan
mereka? (Mereka telah kembali ke tanah yang Allah berikan kepada
mereka. Hal tersebut merupakan peristiwa sejarah yang penting. Dengan
dibangunnya Bait Allah, mereka bertumbuh dalam kepercayaan kepada
Allah yang mengasihi mereka.)
5. Apa yang orang-orang lakukan selain menangisi apa yang yang
telah mereka lakukan? (Mereka mengakui dosa mereka dan bertobat.)
6. Apa artinya mengaku dosa kalian? (Mengakui dengan segenap
hati bahwa kita telah melakukan kesalahan dan bertanggungjawab untuk
hal itu.)
7. Bagaimana kalian bertobat dari dosa kalian? (Memahami
betapa melakukan dosa terhadap Allah adalah hal yang serius. Setuju
dengan Allah bahwa dosa adalah hal yang salah, dengan rendah hati
meminta pengampunan Allah, dan meminta kekuatan Allah untuk
berpaling dari dosa dan mau menaati Allah.)
Dalam mendiskusikan kitab Nehemia, kelompok membaca terlebih
dahulu bagian kitab Nehemia berikut: Nehemia 1:7 dan 8:5-6, sebelum
mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Apa yang telah kalian pelajari sejauh ini tentang Nehemia yang
menunjukkan bahwa dia adalah seorang pemimpin? (Dia berdoa dan
mempercayai Tuhan, menunjukkan keberanian, dan peduli akan
kebutuhan orang miskin.)
2. Apa yang orang-orang lakukan ketika mereka mendengar Ezra
membacakan Firman Allah? (Mendengarkan dengan penuh perhatian.)
3. Bagaimana mereka merespons ketika kitab itu dijelaskan
kepada mereka? (Mereka meratap dan menangis, serta mengakui dosa-
dosa mereka.)
4. Apa yang terjadi dalam kehidupan mereka sebagai hasilnya?
(Mereka mengingat janji-janji Allah dan apa yang telah Dia dilakukan
bagi mereka; mereka meminta Allah untuk menolong mereka memelihara
hukum-Nya, mereka menyembah Dia.)
5. Mengapa membaca firman Allah dengan bersuara,
mendengarnya dikhotbahkan adalah hal yang penting? (Melalui firman-
Nya, kita belajar mengenal siapakah Allah itu, apa yang telah Dia
katakan, dan bagaimana kita harus hidup bagi Dia. Allah memakai
pembacaan dan pemberitaan firman-Nya untuk mengubahkan hati dan
pikiran kita untuk menjadi semakin serupa dengan Kristus agar kita bisa
hidup bagi Dia.)
Dalam mendiskusikan kitab Ester, kelompok membaca Ester 4:14
terlebih dahulu. Lalu mendiskusikan pertanyaan berikut: Apa yang bisa kita
pelajari dari kisah Ester tentang mempercayai Allah dalam masa-masa
kesulitan besar? (Ester menyadari bahwa Allah menempatkannya di tempat ia
berada untuk suatu tujuan, yaitu demi kebaikan Kerajaan Allah dan umat-
Nya. Ia mampu melakukan hal ini karena ia percaya akan pemeliharaan dan
perlindungan Allah. Kita juga harus menggunakan kesempatan yang Allah
berikan kepada kita demi kebaikan kerajaan Allah dan umat-Nya.)
PELAJARAN 39
Bahan :
Kejadian sampai Ester
Alkitab
Judul :
Kisah Allah dari Kejadian sampai Ester
Tujuan : 1. Meninjau sejarah karya penebusan Allah atas
umat-Nya, dari penciptaan sampai periode raja-
raja di masa pembuangan.
2. Meninjau ayat hafalan dari triwulan berjalan
dan menerapkan kebenaran-kebenaran-Nya
dalam hidup.
Metode Mengajar : Ceramah interaktif dan menggunakan gambar dari
tokoh/peristiwa yang sedang dijelaskan.

PENGETAHUAN UNTUK GURU


Pembelajaran dari Kitab Kejadian sampai Ester menyingkapkan janji Allah
dan rencana-Nya yang dinyatakan untuk mengutus Sang Mesias untuk
menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.
456 pasal, hampir 13.000 ayat dan lebih dari 300.000 kata, dari 17
kitab pertama Perjanjian Lama. Maka hal-hal yang akan mengingatkan kita,
yaitu:
- Ingatlah gambaran besarnya.
- Ingat rencana besar-Nya. Allah mewujudkan rencana
penebusan-Nya langkah demi langkah pada jalur sejarah Alkitab. Dia
secara berdaulat bekerja melalui banyak orang dan peristiwa dalam
ruang dan waktu yang nyata saat Dia menciptakan, menyelamatkan dan
menebus umat-Nya bagi diri-Nya. Alkitab memberi kita kepercayaan
diri dan penghiburan bahwa kita melayani Allah yang penuh kasih dan
setia yang selalu memegang kendali dan menebus umat-Nya.
- Ingatlah tujuan kita secara keseluruhan, yaitu menghubungkan
titik dalam sejarah anugerah Allah yang bekerja di dalam umat-Nya.
- Ingatlah Allah kita yang besar. Dia Penulis Utama Alkitab,
yang lebih tajam daripada pedang bermata dua dan dapat menembus
jiwa dan roh kita. Pendeta dari Inggris yang hidup di abad ke-19, James
Hamilton, mengatakan bahwa firman Allah tetap bertahan melewati
seribu pembacaan dan orang yang paling sering menyimaknya pasti
akan menemukan keajaiban baru di sana. Alkitab itu seperti peti harta
karun tanpa dasar, semakin dalam kita menggalinya, semakin banyak
yang kita temukan.

MATERI POKOK
a. Di dalam Kitab Kejadian sampai Ester, Allah membentangkan rencana
keselamatan-Nya bagi umat perjanjian-Nya.
b. Allah menerapkan firman-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari saat kita
menyimpannya di dalam hati kita. Mengingat dan merenungkan Alkitab
adalah hal yang penting karena kita belajar mempercayai dan menaati
Allah dan menjauhi dosa. Roh Kudus akan membantu kita dalam
mengingat janji-janji Allah.
c. Bacalah Kejadian 3:15. Keturunan perempuan yang akan menghancurkan
kepada ular itu adalah Tuhan Yesus, yang akan mengalahkan maut, dosa,
dan kematian melalui penyaliban dan kebangkitan-Nya.
d. Paskah (bdk. Kel. 12:1-14): keselamatan diperoleh melalui pengorbanan
Yesus di kayu salib. Darah-Nya menebus dosa kita dan menyelamatkan
kita dari maut.
e. Kekacauan pada masa hakim-hakim (bdk. Hak. 21:25): Raja yang sejati
akan datang, mengalahkan musuh-musuh-Nya dan memerintah dengan
bijaksana. Dialah Yesus Kristus, yang akan datang.
f. Janji keturunan Daud (bdk. 2Sam. 7:1-16): Keturunan Daud yang
kerajaannya tidak berkesudahan adalah Yesus Kristus. Kerajaan-Nya
tidak berasal dari dunia ini, melainkan dari sorga dan kekal selama-
lamanya.

PELAJARAN 40
Bahan :
Ayub
Alkitab
Judul :
Mempercayai Tujuan Tersembunyi Allah
Tujuan : 1. Anak menemukan bahwa kita bisa jujur dengan
Allah dalam penderitaan.
2. Anak memiliki kepercayaan bahwa Allah selalu
mempunyai tujuan bagi penderitaan kita.
3. Anak menanggapi kuasa Allah dengan rendah hati
ketika mulai meragukan kebaikan-Nya.
Metode Mengajar : Ceramah interaktif dan diskusi.

PENGETAHUAN UNTUK GURU


Iblis memberitahu Allah bahwa ia telah menjelajah dan mengelilingi bumi.
Allah menentang Iblis untuk menguji Ayub. Namun, ketika pada percobaan
yang pertama Iblis gagal membujuk Ayub untuk meninggalkan imannya
dengan mengambil semua anak dan harta bendanya, maka Allah mengizinkan
agar Iblis menguji Ayub sekali lagi dengan menyerang tubuhnya. Pasal-pasal
di awal kisah Ayub ini terlihat bahwa Allah selalu memegang kendali dan
Iblis tidaklah maha kuasa. Ia bisa melakukan pekerjaannya hanya jika Allah
mengizinkannya.
Melalui semua kehilangan dan penyakit fisik yang dahsyat, Ayub telah
menunjukkan iman kepada Allah dan penyerahan diri kepada kehendak-Nya
meskipun Ayub tidak tahu apa yang terjadi antara Allah dengan Iblis.
Sahabat-sahabat Ayub datang untuk menghibur dia, tetapi kata-kata
penghiburan yang mereka ungkapkan panjang dan tumpang tindih berulang
kali menyatakan hal dasar yang sama, yakni Allah itu adil dan tidak
menyebabkan umat yang tidak bersalah menderita. Mereka yakin bahwa Ayub
pasti telah berbuat dosa dan sedang mendapatkan ganjaran yang pantas
baginya. Karena itu, Ayub harus mengakui dosanya. Ayub tahu bahwa tidak
ada satu pun manusia yang sempurna, tetapi Ayub juga tahu bahwa dosanya
bukanlah penyebab penderitaannya.
Sekalipun didera kesedihan dan kesakitan serta siksaan oleh tuduhan
dari sahabat-sahabatnya, Ayub beralih dari memercayai Allah dengan tenang
dan berseru kepada-Nya, bahkan sampai mempertanyakan keadilan dan
kebaikan Allah. Ayub tidak kehilangan imannya kepada Allah atau
keyakinannya yang mendalam bahwa yang memegang kendali tertinggi atas
hidupnya adalah Allah. Dalam kepercayaan itu ada rasa frustasi sebab
sesungguhnya Ayub tidak memahami alasan Allah membiarkan dia
menderita. Kesunyian Allah di sepanjang 37 pasal membuat Ayub merasa
ditinggalkan.
Pada akhirnya Allah berbicara pada pasal 40. Ayub yang telah
merendahkan diri, berhenti berbicara dan mulai mendengarkan. Tuhan tidak
menjawab pertanyaan yang telah diperdebatkan oleh Ayub dan teman-
temannya ataupun alasan penderitaan Ayub. Sebaliknya, Ia memeprlihatkan
kekuasaan, hikmat, dan kedaulatan-Nya sebagaimana telah telah dinyatakan
dalam ciptaan-Nya dan pemerintahan-Nya atas dunia. Akhirnya, memahami
bahwa ia tidak dapat memahami jalan-jalan Allah, Ayub merendahkan diri di
hadapan misteri kedaulatan, kekuasaan dan hikmat Allah. Ayub memilih
mempercayai Allah meskipun Ia tidak memahami jalan-jalan-Nya. Allah
kemudian memulihkan segala sesuatu yang telah hilang dalam kehidupan
Ayub.
Tuhan mungkin juga mengizinkan kita untuk mengalami pencobaan,
kesukaran dan kesakitan di tangan Iblis. Namun demikian, Allah bukanlah
seorang pengamat yang pasif yang sekedar mengamati ketika Iblis memilih
para korbannya dan menimbulkan kejahatan. Sebaliknya, Allah kita yang baik
dan berdaulat, menyertakan penderitaan dalam kehendak-Nya bagi kita.
Pemikiran kita yang terbatas tidak dapat memahami hikmat Allah yang tak
terbatas. Namun, kita dapat berpegang pada janji-Nya bahwa Ia bekerja di
dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita (Rm. 8:28).

MATERI POKOK
Ayub adalah kitab pertama dari kitab-kitab puisi Perjanjian Lama. Peristiwa-
peristiwa di dalamnya terjadi selama zaman Kejadian. Diperkirakan sekitar
zaman kehidupan Abraham.
Ayub 1-2:10 menegaskan bagaimana Allah memegang kendali atas
kehidupan umat-Nya. Allah yang Mahakuasa meminta Iblis memperhatikan
Ayub. Lalu Allah mengizinkan Iblis menguji iman Ayub namun tetap
memberi batasan tentang seberapa jauh Iblis boleh menguji Ayub.
Menghadapi situasi ini, Ayub memperlihatkan iman kepada Allah dan tunduk
serta berserah pada kehendak Allah.
Iblis tidaklah maha kuasa. Ia tidak dapat berkuasa penuh seperti Allah.
Iblis hanya dapat berbuat sebatas yang diizinkan oleh Allah.
Ayub memiliki empat orang sahabat yang datang menghibur dia. Tiga
orang menyalahkan Ayub atas penderitaannya. Ayub disebut berdosa dan
sedang dihukum oleh Allah yang adil. Namun Elihu, sahabat yang keempat,
memberi semangat kepada Ayub. Elihu menyadari bahwa tidak ada seorang
pun yang dapat mengetahui tujuan Allah dalam penderitaan Ayub.
Ayub 6:2-3 menunjukkan bagaimana Ayub yang bingung menghadapi
pandapat para sahabatnya lalu membawa permasalahan dan
mengungkapkannya di hadapan Tuhan. Ia merasa terlalu berat masalah yang
dipikulnya, bahkan merasa tidak pernah bahagia lagi (Ayb. 7:7). Ayub lalu
meragukan bahwa Allah itu adil dan baik. Ia mulai menyalahkan Allah (Ayb.
10:2-3; 19:7).
Ayub 38:1-7, 34-36, menunjukkan bahwa Allah berbicara dan
mengingatkan bahwa Ia adalah pencipta dan penguasa alam semesta. Allah
berbicara kepada Ayub dan bertanya bagaimana mungkin ia bisa tidak setuju
dengan rencana-rencana Allah sedangkan ia tidak tahu tentang apakah itu?
Ayub lalu menyadari bahwa ia harus percaya kepada Allah meskipun ia tidak
dapat memahami tujuan-tujuan-Nya. Ayub mengakui sikap ragu-ragunya dan
semua perkataannya yang salah tentang Allah. Pada akhirnya, keadaan Ayub
dipulihkan (Ayb. 42:7-17). Allah memberkati dia, bahkan semua yang sudah
hilang digantikan dua kali lipat.
Kita tidak pernah tahu apa yang sedang Allah rencanakan dalam
kehidupan anak-anak-Nya. Jika kita menghadapi kesulitan, tantangan,
ataupun penderitaan, tetaplah andalkan Tuhan. Datang kepada Tuhan dan
ungkapkan isi hatimu sebab Tuhan senang jika kita membawa permasalahan
kita kepada-Nya. Allah sangat dapat kita andalkan dan percayai. Jangan
mendengarkan sesuatu yang bisa menjerumuskan kita untuk jauh dari Allah
seperti ketiga teman Ayub.
Yang pasti dalam setiap tantangan atau penderitaan yang kita hadapi
Allah punya tujuan yang mendatangkan kebaikan bagi setiap umat-Nya.
Jangan ada keraguan dan tetaplah setia, bersabar menanti cara Tuhan
menyelesaikan masalahmu.

AYAT HAFALAN
Amsal 2:1-2, “Hai anakku, jikalau engkau menerima perkataanku dan
menyimpan perintahku di dalam hatimu, sehingga telingamu memperhatikan
hikmat dan engkau mencenderungkan hatimu kepada kepandaian.”

BAHAN DISKUSI
1. Bagaimana kita memahami cara Allah menguji umat-Nya melalui
Iblis? (Allah mengizinkan iblis mencobai umat-Nya. Namun bukan
berarti Iblis memiliki kuasa penuh atas hidup manusia.)
2. Bagaimana cara Ayub mengahadapi cobaan hidupnya?
(Mengungkapkan keluh kesahnya kepada Tuhan, mengakui kesalahan
dan menyadari kekeliruannya, lalu berbalik pada jalan dan cara berpikir
yang benar.)
3. Apa yang harus kita lakukan setelah belajar dari cerita Ayub?
(Membangun komitmen untuk tidak meragukan kuasa Tuhan dalam hidup
kita.)
Pada akhir cerita, mintalah peserta untuk bersaat teduh, merenungkan
apa yang terjadi dalam hidupnya: Adakah kesulitan, penderitaan, beban yang
mereka hadapi. Ingat Tuhan sedang bekerja. Yang lolos ujian seperti Ayub,
ada berkat Tuhan yang menanti. Berdoalah dan bangun komitmen dengan
Tuhan.

PELAJARAN 41
Bahan :
Mazmur
Alkitab
Judul :
Memuji Allah dari Hati
Tujuan : 1. Anak membaca dan membahas kitab Mazmur
pujian dan ucapan syukur.
2. Anak memahami kata-kata dalam Mazmur
dan dapat menggunakannya dalam doa.
Metode Mengajar : Ceramah interaktif dan diskusi.

PENGETAHUAN UNTUK GURU


Kitab Mazmur adalah kitab yang paling terkenal di antara kitab-kitab puisi.
Ada macam-macam mazmur yang berbeda, yakni pujian, ratapan(keluhan
atau permohonan), ucapan syukur, ungkapan keyakinan kepada kemurahan
hati Allah dan mazmur-mazmur mesianik. Ada sejumlah penyair dan penulis
lagu yang disebut dalam kitab ini, termasuk Daud, Salomo, Musa dan anak-
anak Asaf. Mereka mengarang kumpulan 150 lagu ini dalam kurun waktu
1000 tahun.
Kitab Mazmur tidaklah menyampaikan cerita, menguraikan kronologi,
kejadian atau secara sistematis mengajarkan teologi. Namun puisi-puisinya
mengajarkan kebenaran-kebanaran yang mendalam tentang Allah dan
mengungkapkan berbagai respons yang jujur kepada Allah yang
menggambarkan segala macam perasaan manusia: sukacita dan kesedihan,
keyakinan dan ketakutan, kepercayaan dan kekhawatiran, dan masih banyak
lagi.
Para penggubah Mazmur memahami bahwa seluruh kehidupan harus
dipusatkan pada Allah. Kitab Mazmur menyatakan banyak aspek dari sifat
Allah dan pemeliharaan-Nya bagi umat-Nya. Allah adalah batu karang dan
perisai kita. Ia setia, berkuasa penuh, mengasihi, memelihara, adil dan murah
hati. Puisi yang indah mengukapkan keindahan dan keagungan Allah dan
ciptaan-Nya: bukit-bukit melompat seperti domba, pohon-pohon bertepuk
tangan, dan Allah naik di atas sayap-sayap angin dan menebarkan salju seperti
bulu domba.
Pemazmur menulis pengalaman hidup mereka masing-masing
sehingga isi puisinya berbeda-beda. Para penulis memuji Allah, menyembah
Dia, berkeluh kesah kepada Dia, memohon pengampunan-Nya dan
mengungkapkan kesedihan, ketakutan, keputus-asaan atau sukacita mereka.
Puji-pujian adalah benang pemersatu seluruh kitab ini. Bahkan ada banyak
mazmur ratapan yang mengungkapkan pujian dan keyakinan bahwa Allah
akan mendengar dan menjawab. Kita dapat jujur mengungkapkan sukacita
atau kesakitan kita, pujian atau keluhan, dan juga kesedihan, ketakutan dan
keputus-asaan kita kepada Allah.
Saat membaca Mazmur, merenungkan dan menyanyikannya, kita
belajar bagaimana berpaling kepada Allah dalam setiap situasi, membawa
kepada Allah pujian kita yang paling riang dan kesedihan terdalam kita.
Bagi orang-orang Kristen, Yesus menjadi objek penyembahan kita di
dalam kitab mazmur. Kita menyanyikan himne-himne yang berdasarkan pada
Mazmur kepada-Nya. Apapun luapan perasaan kita, kita belajar percaya
kepada-Nya lebih dalam bahkan ketika kita jatuh bangun. Berdoalah agar
murid-murid anda akan belajar mengenai nilai dari membaca dan berdoa
dengan menggunakan kitab Mazmur melalui pelajaran minggu ini.

MATERI POKOK
Mintalah anak-anak membuka kitab Mazmur. Minta mereka untuk fokus
mencari mazmur yang berisi pujian, rasa syukur dan penyembahan. Minta
mereka menyebutkan ayat atau kitab mazmur yang menjadi favorit. Tanyakan
tentang apakah itu? Bagaimana isinya dan mengapa dipilih menjadi favorit.
Beri waktu bagi anak-anak untuk menjawab dan menyampaikan pendapatnya.
Mazmur adalah kitab puisi yang kedua (yang pertama adalah Ayub).
Kitab ini adalah kitab puisi yang paling terkenal dalam Perjanjian Lama.
Terdiri dari 150 puisi yang disusun pada masa Perjanjian Lama dan
dinyanyikan atau disampaikan dalam penyembahan kepada Allah. Karena itu,
banyak lagu rohani yang didasarkan pada mazmur ini.
Tidak semua isi dari Mazmur ini ditulis oleh Daud (Mzm. 51), tetapi
juga ditulis oleh Salomo (Mzm. 127), Musa (Mzm. 90), orang Israel (Mzm.
137), Ezra (Mzm. 147) dan anak-anak Asaf. Kitab ini ditulis dalam suatu
periode yang panjang, yakni hampir 1000 tahun. Mazmur 90 yang ditulis oleh
Musa, mungkin ditulis lebih awal dari mazmur lain. Sedangkan yang ditulis
paling akhir adalah Mazmur 147 yang ditulis setelah orang-orang bauangan
kembali ke Yerusalem.
Kitab Mazmur terdiri dari lima bagian, di mana masing-masing bagian
disebut jilid. Jilid I: Mazmur 1-41, Jilid II: Mazmur 42-72, Jilid III: Mazmur
73-89, Jilid IV: Mazmur 90-106, dan Jilid V: Mazmur 107-150. Mazmur yang
bernubuat tentang Mesias disebut mazmur mesianik dan merujuk kepada
Yesus.
Pemazmur menulis tentang apa yang mereka alami, mereka
mengungkapkan perasaannya dengan jujur kepada Allah tentang apa yang
terjadi dalam hidupnya. Mereka menulis dengan hati yang tulus. Pujian
mereka lahir dari hati sebab melihat dan memahami kuasa Allah yang
mengagumkan bagi mereka secara pribadi dan bagi semua umat Allah yang
lain. Mazmur mengajarkan kepada kita bagaimana datang kepada Allah dalam
segala macam situasi dan berbicara kepada-Nya dengan jujur tentang apa
yang terjadi. Kita belajar bagaimana berdoa ketika kita membaca mazmur di
sepanjang hidup kita.
Mazmur 98 merupakan pujian yang disampaikan pada waktu umat
Allah dalam Perjanjian Lama. Mereka memuji Allah dengan nyanyian
mazmur karena telah melepaskan mereka dari para musuh. Allah telah
menjadi Raja Dunia dan telah datang untuk menghakimi bumi.
Bagi orang percaya, oleh karena Kristus datang dan mati sebagai Juru
Selamat yang dijanjikan oleh Allah, maka kita menyanyikannya untuk
Kristus. Yesus telah membebaskan kita dari dosa dan Iblis, Ia adalah Raja kita
dan Ia telah berjanji untuk datang kembali untuk menghakimi bumi.
Renungkanlah bagaimana kuasa Allah atas atas hidupmu.
Bersyukurlah untuk kasih setia-Nya yang ajaib. Jadikan kata-kata pemazmur
menjadi motivasi doamu sebagai anak Tuhan.
Di akhir khotbah, tanyakan kepada anak-anak: “Bagaimana cara
pemazmur memahami kuasa Tuhan?” Ada gambaran yang amat dalam dan
diungkapkan dalam kata-kata penuh makna sebab lahir dari hati. Libatkan
anak untuk menceritakan pengalaman mereka dan begaimana
mengungkapkan rasa syukurnya kepada Allah.
AYAT HAFALAN
Amsal 2:1-2, “Hai anakku, jikalau engkau menerima perkataanku dan
menyimpan perintahku di dalam hatimu, sehingga telingamu memperhatikan
hikmat dan engkau mencenderungkan hatimu kepada kepandaian.”

PELAJARAN 42
Bahan :
Mazmur 13, 56, 130
Alkitab
Judul :
Berseru Kepada Allah
Tujuan : 1.Anak belajar dan mengetahui tentang
mazmur-mazmur dan ratapan.
2. Anak menemukan bahwa Allah memberi
pertolongan kepada umat-Nya, bahkan memberi
penghiburan.
3. Anak mengerti dan memahami mazmur, lalu
menjadikannya motivasi dalam menyampaikan
doa pada masa kesukaran/sulit.
Metode Mengajar : Ceramah interaktif dan diskusi.
PENGETAHUAN UNTUK GURU
Membaca, belajar dan merenungkan kitab Mazmur akan menolong kita
mengembangkan spiritualitas yang sejati dan autentik karena penulisnya
menggali kedalaman hubungannya dengan Allah. Ketika menulis secara
teologis dan praktis, mereka memiliki relasi sosial dan pribadi tentang
kehidupan sehari-hari.
Mazmur ratapan berakar dari situasi-situasi tertentu yang sulit seperti
bahaya dari musuh, fitnahan, kekeringan, penyakit, pengkhianatan, rasa
bersalah, dan depresi. Pemazmur biasanya memulai ratapan mereka dengan
seruan kepada Allah yang diikuti oleh keluhan-keluhan mereka atau gambaran
tentang krisis yang sedang mereka hadapi serta permohonan untuk
pertolongan Tuhan, bahkan kemudian meneguhkan kebenaran mereka di
dalam Tuhan.
Agama yang palsu dipromosikan oleh banyak orang melalui TV dan
pengarang populer yang menjanjikan kesehatan, kekayaan dan kebahagiaan,
tetapi mengabaikan realitas kehidupan dalam dunia yang sudah terjatuh.
Sebagian orang yang merindukan kehidupan yang nyaman tersebut mengaku
beriman tetapi kemudian menjadi kecewa ketika mengalami kenyataan hidup
yang seringkali sukar. Bahkan orang-orang percaya sejati bisa menjadi
bingung dan depresi, meragukan kebaikan dan kuasa Allah. Kesungguhan
iman menjadi pudar ketika harapan hidup tidak sesuai dengan kenyataan. Ada
kepura-puraan rohani yang menyelubungi kehidupan manusia.
Pemazmur dalam kesaksiannya tidak dibawa ilusi seperti itu tentang
kehidupan. Pemazmur justru merespons keadaan dalam kesukaran dengan
siap sedia mengakui perjalanan hidup yang kadang diperhadapkan pada
kesukaran. Mereka kemudian berseru kepada Allah tentang pergumulannya
dan memercayai Dia untuk menjawab dengan cara-Nya dan pada waktu yang
tepat. Ada penghiburan, kekuatan, dan penuntun yang dialami dari kesaksian
pemazmur melalui puisi-puisinya.

MATERI POKOK
Awali dengan games pertanyaan untuk mengingat kembali pelajaran minggu
lalu. Buatlah pertanyaan dari jawaban yang tersedia sebagai berikut:
- Kata yang berarti dari kata “lagu” atau “nyanyian” (Apakah arti
mazmur?)
- 150 pasal (Mazmur adalah kitab terpanjang dengan jumlah pasal…..)
- Ia menulis separuh kitab Mazmur ( Siapakah Daud?)
- 1000 tahun (Berapa lama waktu menulis kitab mazmur?)
- Mazmur 90 ( Mazmur tertua adalalah pasal…)
- Mazmur 147 ( Mazmur termuda adalah pasal…)
Mazmur yang lebih banyak dari jenis mazmur lain adalah mazmur
ratapan yang merupakan respons terhadap keadaan-keadaan sulit dalam
kehidupan pemazmur seperti penyakit, pengkhianatan, dan penindasan oleh
para musuh, kekalahan nasional dan penghukuman Allah. Mazmur ini ditulis
ketika mereka sedang bergumul dengan hal-hal yang sukar di dalam
kehidupannya. Semua permasalahan yang mereka hadapi dibawa kepada
Allah dengan jujur, bahkan ketika mereka tidak mengerti dan memahami apa
yang sedang terjadi. Di dalam kitab Mazmur, Daud paling banyak berbicara
kepada Allah tentang dirinya yang dikejar-kejar dan diserang oleh raja Saul,
Absalom (anaknya), dan musuh-musuh yang lain.
Mazmur 13 menunjukkan bagaimana Daud merasa putus asa dan
sendirian. Ia khawatir kalau Allah melupakan dirinya. Musuh-musuhnya
mungkin seorang manusia, berupa penyakit atau depresi. Daud telah berdoa
tentang masalahnya dan Allah belum menjawab doanya dengan cara atau
pada waktu yang diharapkan oleh Daud. Keputusasaan atau depresi membuat
Allah terlihat jauh. Ia memohon pertolongan dan belas kasihan Tuhan. Dalam
doanya, ia memercayai Allah. Ia ingat bahwa Allah tetap bersikap baik pada-
Nya.
Mazmur 56 menggambarkan masalah Daud yang takut karena musuh-
musuhnya mengejar dan menyerang dia. Musuh yang disebut seteru
mengatakan hal-hal yang tidak benar tentang dia sehingga pemazmur
mengatakan, “mereka mengacaukan perkaraku”. Bahkan musuh-musuhnya
berusaha untuk membunuh Dia. Dalam ketakutannya, Daud berpaling kepada
Allah dan mempercayai Allah untuk melakukan yang terbaik bagi dia dengan
cara dan waktu-Nya.
Mazmur 130 menunjukkan bagaimana pemazmur merendahkan diri.
Ia tahu bahwa dirinya telah berdosa, bahkan lebih banyak daripada yang dapat
dihitungnya. Ia memerlukan belas kasihan dan pengampunan Allah. Ia
menaruh pengharapannya pada firman Allah. Ia percaya bahwa Allah akan
menepati janji-Nya untuk mengampuni mereka ketika mereka berdosa.
Dari 3 pasal di atas, kita melihat pemazmur menghadapi masalah yang
berbeda namun cara menghadapi masalah tidak berbeda. Pemazmur berpaling
dan berseru kepada Allah sambil mengungkapkan perasaannya dengan jujur.
Dari pemazmur kita belajar bagaimana kita dapat percaya kepada Allah saat
kita menghadapi kesukaran. Tuhan ingin kita bergumul dengan iman kita.
(Pembahasan mengenai cara Daud menghadapi persoalan bisa diselingi
dengan berbagi cerita pengalaman hidup tentang masalah yang mungkin
pernah dihadapi setiap anak dan bagaimana mereka bisa keluar dari masalah
itu.)
Mungkin anak-anak Tuhan pernah punya pergumulan yang sama
dengan pemazmur sehingga merasa takut,kecewa,putus Asa,dikhianati dan
berbagai persoalan lain. Tuhan akan mendengarkan ketakutan,keluhandan
kesedihan kita.Ada jawaban atas doa-doa kita tetapi kita harus bersabar dan
memahami bahwa Tuhan selalu punya waktu yang tepat bagi setiap umat-
Nya.

AYAT HAFALAN
Amsal 2:1-4, “Hai anakku,jikalau engkau menerima perkataanku dan
menyimpan perintahku di dalam hatimu, sehingga telingamu memperhatikan
hikmat dan engkau mencenderungkan hatimu kepada kepandaian. Janganlah
kiranya kasih setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu,
tuliskanlah itu pada loh hati-mu, maka engkau akan mendapat kasih dan
penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia”.
PELAJARAN 43
Bahan :
Amsal, Yakobus 1:5
Alkitab
Judul :
Hidup Bijaksana
Tujuan : 1. Anak mengerti dan mengetahui tentang
Amsal.
2. Anak menyadari bahwa mempelajari kitab
Amsal dapat menjadikan kita bijaksana.
3. Anak siap berkomitmen untuk mengejar
hikmat.
Metode Mengajar : Ceramah interaktif dan diskusi.

PENGETAHUAN UNTUK GURU


Amsal ditulis oleh Salomo, Hizkia, Agur, Lemuel dan beberapa penulis
lainnya. Kitab ini berisi tentang ungkapan, prinsip, dan pengamatan yang
bijak, bukan perintah, hukum atau janji-janji. Amsal biasanya menyesuaikan
situasi dan bergantung pada keadaan.
Pasal pertama menjelaskan tujuan kitab Amsal, yakni untuk
mengetahui hikmat dan didikan, untuk mengerti kata-kata yang bermakna,
untuk menerima didikan yang menjadikan pandai dan untuk belajar
melakukan yang benar dan adil. Hal ini diikuti oleh serangkaian pelajaran dari
seorang ayah yang bijaksana kepada anaknya yang menggambarkan keluarga
saleh yang meneruskan ajaran perjanjian Allah kepada anak-anak mereka dan
mengajar mereka tentang petunjuk-petunjuk yang bijaksana bagi kehidupan.
Allah sendiri yang adalah pencipta, penopang, Tuhan, Juruselamat dan
hakim merupakan sumber segala hikmat dan takut akan Dia adalah permulaan
untuk menjadi bijaksana. Allah memberi umat-Nya hikmat untuk menolong
mereka membuat keputusan yang baik dan untuk memilih respons serta
tindakan yang bijaksana dalam banyak situasi atau keadaan hidup supaya
mereka menyenangkan Dia. Amsal juga menasihati umat Allah, baik yang
muda maupun yang tua, untuk takut akan Tuhan, berpegang kepada Dia
dengan kagum dan hormat, untuk selalu mempertimbangkan Dia dan untuk
menyerahkan diri kepada firman-Nya dalam setiap situasi kehidupan.

MATERI POKOK
Mintalah kepada anak-anak untuk bergantian membaca ayat atau nas yang
dicetak tebal:
1. Amsal 1:1-9. Tujuan dari mempelajari kitab Amsal adalah untuk
belajar tentang hikmat dan pengendalian diri; untuk memperoleh
pengertian dan untuk melakukan apa yang benar. Dalam ayat 7 dikatakan
bahwa bagi mereka yang menghina hikmat dan didikan disebut bodoh.
Hikmat dimulai dengan takut akan Tuhan yang berarti mempercayai,
menghormati, mengasihi dan menaati Dia. Allah memerintahkan para
orang tua Kristen untuk mengajarkan takut akan Tuhan dan anak-anak
akan menjadi bijaksana jika mereka mendengarkan dan menaati orang
tuanya. Seperti yang diungkapkan dalam ayat 8-9, “karangan bunga yang
indah dan suatu kalung bagi lehermu” merujuk pada kalung yang bernilai;
benda-benda indah yang indah dan positif bagi mereka yang
mendengarkan didikan orang tua. Anak yang bijaksana mendatangkan
sukacita bagi orang tuanya (Ams. 10:1) tetapi yang tidak bijaksana
mendatangkan malu dan kedukaan (Ams. 10:1; 29:15). Karena itu, jadilah
bijak, buatlah pilihan yang bijaksana setiap hari, bahkan ketika tidak ada
orang yang melihat kita.
2. Amsal 3:5-8 mengajarkan kepada kita untuk percaya kepada Allah
dengan segenap hati dan mengingat Dia dalam segala laku/tindakan.
Jangan menganggap diri kalian bijak dan jauhilah kejahatan. Dengan
demikian, Allah akan membuat langkah kalian lurus dan kalian akan
menjadi sehat. Hal ini bukan berarti kita tidak akan pernah sakit,
melainkan kita akan lebih suka untuk tinggal di jalan yang benar jika kita
menjalani hidup dengan mempercayai Tuhan daripada memikirkan bahwa
kita adalah benar.
3. Amsal 4:20-27 meperlihatkan kepada kita bahwa kunci untuk berada di
jalan hikmat adalah memperhatikan dan menaati didikan Allah; selalu
mengingatnya dalam pikiran; menjaga hati dan pikiran dari memikirkan
pikiran yang salah atau merencanakan sesuatu yang jahat; selalu
menjauhi kejahatan; menjaga perkataan tetap bersih dan melakukan apa
yang benar. Takut akan Tuhan menghasilkan pertumbuhan dalam hikmat-
Nya. Kita bergantung pada-Nya untuk memilih tindakan-tindakan yang
bijaksana yang menyenangkan Dia. (Diskusikan contoh tindakan yang
bijaksana)
4. Amsal 6:6-11 mengingatkan kepada kita untuk belajar pada semut
yang bekerja keras untuk membangun lorong-lorong dan ruang-ruang
bawah tanah dalam mengumpulkan serta menyimpan makanannya.
Teguran kepada pemalas yang selalu menunda mengerjakan yang harus
dikerjakannya; Ia tidak bekerja keras untuk menjadi orang yang
bertanggung jawab. Bukan berarti tidak boleh banyak tidur dan harus
bekerja setiap waktu sebab Allah merancang tubuh kita yang
membutuhkan istirahat, terlebih dalam usia muda seperti kalian yang
sedang dalam pertumbuhan. Ayat ini mengingatkan untuk tidak menunda-
nunda apa yang harus kita lakukan (misalnya mengerjakan PR, membantu
orang tua mengerjakan tugas-tugas di rumah, bahkan tanggung jawab lain
yang harus segera diselesaikan). Belajarlah dari semut yang
menggunakan kemampuan yang diberikan oleh Allah untuk bekerja keras
dan bekerja sama dengan yang lain baik di rumah, di sekolah, maupun di
gereja.
5. Amsal 6:16-19 memperlihatkan kepada kita ada tujuh hal yang dibenci
oleh Tuhan, yakni mata sombong, lidah dusta, tangan yang
menumpahkan darah orang yang tidak bersalah, hati yang membuat
rencana-rencana jahat, kaki yang segera lari menuju kejahatan, seorang
saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan dan yang
menimbulkan pertengkaran saudara. (Mungkin ada yang pernah kita
lakukan? Beri kesempatan anak untuk berkomentar.)
6. Amsal 11:12-13; 17:14,17 mengingatkan kepada kita untuk bersikap
hati-hati dan menjadi teman yang baik bagi sesama. Banyak anak Tuhan
yang suka bergosip yang menyebabkan masalah, menyakiti orang lain,
menyebar kebohongan, dan merusak persahabatan. Sebaliknya yang
harus kita lakukan sebagai teman yang baik adalah pengertian, dapat
dipercaya dan setia, pendengar yang baik, tidak suka bertengkar,
mengampuni dan mengasihi. (Kalian termasuk teman yang baik atau
tidak baik? Jujurlah pada diri masing-masing).
7. Amsal 14:21. Sikap saling peduli itu keren. Menolong orang lain yang
membutuhkan dan memiliki belas kasih sangatlah penting. Tetangga
adalah orang terdekat yang tidak boleh kita luputkan dari perhatian, sebab
mereka adalah saudara bagi kita. Membenci tetangga adalah perbuatan
dosa, tetapi seseorang akan diberkati ketika menunjukkan kebaikan. Kita
harus mengakui bahwa membenci adalah perbuatan dosa dan memohon
kepada Allah untuk mengubah sikap terhadap siapa pun yang dibenci.
Kita semua membutuhkan hikmat dan kitab Amsal sudah mengajarkan
bagaimana menjadi berhikmat, di mana serta bagaimana kita menemukan
hikmat. Dalam Perjanjian Baru, Yakobus 1:5 menuliskan bahwa Allah dengan
limpahnya memberikan hikmat kepada orang-orang yang memintanya.
Mintalah hikmat hanya kepada Allah agar dalam segala situasi kalian
bertindak dengan bijaksana dan benar. Tuhan kita murah hati dan selalu
menjawab kita dengan sukacita.

AYAT HAFALAN
Amsal 2:1-4, “Hai anakku, jikalau engkau menerima perkataanku dan
menyimpan perintahku di dalam hatimu, sehingga telingamu memperhatikan
hikmat dan engkau mencenderungkan hatimu kepada kepandaian. Janganlah
kiranya kasih setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu,
tuliskanlah itu pada loh hatimu, maka engkau akan mendapat kasih dan
penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia.”
PELAJARAN 44
Bahan :
Pengkhotbah, Kidung Agung, Efesus 5:31-33
Alkitab
Judul :
Memandang Kehidupan menurut Cara Allah
Tujuan : Anak belajar dan mengerti bahwa
1.
mendapatkan segala sesuatu yang kita inginkan
tidak selamanya membuat kita bahagia.
2. Anak memahami bahwa bersandar pada
Allah memberi arti pada hidup.
3. Anak berkomitmen hidup bagi Allah selagi
masih muda.
4. Anak memahami bahwa bahwa Allah telah
menciptakan dan merestui kasih dalam
pernikahan yang juga bagian dari kehidupan.
Metode Mengajar : Ceramah interaktif dan diskusi.

PENGETAHUAN UNTUK GURU


Kitab Pengkhotbah sangat dikenal karena sebuah kata yang diulang-ulang,
yakni “kesia-siaan”. Kata “sia-sia” diulangi 30 kali di dalam 12 pasal yang
pendek. Sang Pengkhotbah menunjukkan pesan langsung kepada umat Allah
bahwa segala sesuatu yang kita alami di dalam dunia yang telah jatuh ini
adalah kesia-siaan, ketika dilihat dari sudut pandang yang murni manusiawi.
Ia menunjukkan keterbatasan pengetahuan, kesenangan, pekerjaan dan
pencapaian. Bahkan kekayaan besar tidak membawa kebahagiaan, makna atau
kepuasan. Dari pandangan manusiawi semata pada akhirnya kematian akan
menimpa semuanya.
Pengkhotbah mengajarkan bahwa tanpa Allah, kehidupan ini tidak
berpengharapan. Jika hidup ini dijalani bersama Allah, kehidupan ini akan
penuh arti. Pengkhotbah ingin umat Allah percaya bahwa Allah itu berdaulat
dan karena itu, Ia mengendalikan segala sesuatu dengan hikmat-Nya yang
tidak terbatas. Jika ada pergumulan, ketidakadilan, tekanan dan permasalahan
hidup lainnya kita dapat bersandar pada kebaikan dan keadilan Allah.
“Nikmatilah hidup dengan isteri yang kau kasihi” adalah salah satu
nasihat Pengkhotbah yang juga menjadi tema utama yang dikembangkan lebih
lanjut dalam kidung Agung yang merayakan kasih dalam pernikahan sebagai
karunia dari Allah.
Kidung Agung ditulis oleh Salomo yang berbicara tentang masa
pacaran dan pernikahan dari sepasang muda-mudi. Dari lagu yang ekspresif
ini, kita belajar bahwa Allah menciptakan dan merestui kasih yang romantis
sebagai suami dan isteri, bahwa kasih dalam pernikahan adalah berkat yang
indah dari Allah.
Ketika menelurusi catatan dan membaca dua kitab hikmat yang
terakhir ini, ingatlah bahwa kitab Pengkhotbah sukar untuk ditafsirkan dan
Kidung Agung lebih cocok bagi orang dewasa. Tetaplah dalam lingkup
kebenaran Alkitab dan tujuan pelajaran yang akan memampukan anda
menyajikan pelajaran ini dengan cara yang berarti, sesuai usia dan sesuai
dengan kehendak Allah. Mintalah petunjuk pada Allah sumber segala hikmat.

MATERI POKOK
Awali dengan membagi peserta dalam dua kelompok. Kelompok pertama
menuliskan apa saja yang perlu dilakukan untuk bisa orang sukses.
Kelompok kedua menuliskan apa saja yang perlu dimiliki sehingga bisa
disebut orang sukses. Diskusikanlah!
Dari banyak hal yang kalian tuliskan, juga ditemukan dalam kitab
Pengkhotbah. Sangat menarik bahwa kitab ini memiliki hal-hal yang
diinginkan banyak orang saat ini. Tetapi kitab Pengkhotbah berkata bahwa
hal-hal itu tidaklah memuaskan tanpa Allah di dalam kehidupannya.
Kitab Pengkhotbah ditulis oleh seorang pemimpin bijaksana di Israel
pada suatu waktu ketika Salomo menjadi raja dan pada saat pembuangan.
Beberapa orang berfikir bahwa Salomo adalah penulisnya. Judul kitab ini
dalam bahasa Ibrani diterjemahkan sebagai “sang guru” atau “pemimpin
jemaat”. Di dalam kitab ini, Pengkhotbah menulis tentang apa arti memiliki
makna di dalam kehidupan di bumi. Ia menulis kepada umat yang percaya
kepada Allah, bukan kepada orang-orang yang tidak percaya yang berfokus
pada bagaimana mereka harus hidup ketika kehidupan menjadi sukar dan
mereka tidak mengerti apa yang sedang terjadi.
Di dalam tiga ayat pertama dari kitab Pengkhotbah, penulis
memperkenalkan diri dan memberi tahu apa yang telah ditemukannya tentang
kehidupan di dalam dunia yang telah terjatuh (minta anak membaca Pkh. 1:1-
3). Sang guru telah menemukan bahwa kehidupan tanpa Allah adalah kosong.
Mencari dan memperoleh sesuatu yang kalian inginkan atau melakukan segala
sesuatu yang kalian minati tidaklah membuat kalian bahagia. Pengkhotbah
bingung tentang kehendak Allah yang sesungguhnya. Apa tujuan dari
manusia harus berjerih lelah menjalani hidupnya jika pada akhirnya adalah
kesia-siaan.
(Mintalah seorang peserta membacakan Pkh 3:12-14) Kehidupan
tidaklah sia-sia ketika kita percaya kepada Allah. Segala sesuatu yang terjadi
dalam kehidupan kita berada di bawah kendali-Nya dan merupakan karunia
dari Dia. Allah telah menciptakan dan menata dunia ini supaya orang-orang
menjadi kagum dan menyembah Dia. Lalu bagaimana kita menunjukkannya?
Pengkhotbah 3:17 memberi kita jawabannya, yakni menjadikan Allah sebagai
pusat kehidupan seluruhnya. Bahkan ketika ada masalah dan ada hal-hal yang
tidak kita mengerti (Pernahkah kalian mengalaminya? Beri waktu bagi anak
mengungkapkan pengalamannya). Kita dapat bersandar pada kebaikan dan
keadilan Allah, sebab Allahlah yang mengendalikan apa pun yang terjadi di
bumi. Ia adalah hakim akhir atas segala sesuatu. Bersukacitalah dalam hal-hal
baik dan percayai Dia selama waktu pencobaan dan waktu-waktu yang sukar.
(Mintalah anak membacakan Pengkhotbah 12:1) Allah menghendaki
setiap anaknya mengingat Dia pada masa muda sebelum kesukaran di masa
tua tiba. Dengan mengingat Allah, maka anak-anak-Nya akan memanggil Dia,
memercayai Dia sebagai Tuhan dan Juru Selamat, berjalan dengan rendah hati
bersama Dia, dan menaati perintah-perintah-Nya. Dalam Pengkhotbah 12:9-
14, Pengkhotbah mengakhiri pesannya dari Allah dengan kesimpulan yang
kuat, yakni takutlah akan Allah, berpeganglah pada perintah-perintah-Nya,
meskipun kita tidak mengerti mengapa kita mengalami semuanya atau
menghadapi kesukaran. Kita diingatkan dan didorong untuk bersandar pada
kedaulatan, kebaikan dan keadilan Allah, bahkan sejak lahir hingga mati,
karena setiap hari adalah karunia Allah kepada anak-anak-Nya.
Kitab Kidung Agung adalah kitab terakhir di bagian kitab-kitab
puisi/sastra dan kitab ke-22 dalam Perjanjian Lama. Judul kitab ini berarti
“yang terindah dari semua lagu” dan isinya adalah tentang karunia kasih oleh
Allah kepada sepasang suami-isteri. Kita tidak tahu pasti siapa yang menulis
kitab ini tetapi yang pasti ditulis selama pemerintahan Salomo. Kidung Agung
adalah puisi masa pacaran dan pernikahan. Kitab ini merayakan sukacita
sepasang pengantin baru dan berkat dari kasih yang bertahan antara sepasang
suami-isteri. Kasih di dalam pernikahan adalah karunia yang indah dari Allah
dan suatu hari ketika kalian dewasa kalian juga akan menikmati berkat-berkat
pernikahan. Untuk sekarang Allah ingin kalian bertumbuh dalam kesetiaan
kepada Dia dan dengan segenap hati membuat pilihan-pilihan yang bijaksana
menurut firman-Nya selama kalian masih muda. Ini adalah bagian dari
persiapan Allah bagi diri kalian ketika kalian bertumbuh menuju masa
dewasa. Allah mmenuntun kalian untuk memandang kehidupan menurut cara-
Nya dan menolong kalian untuk hidup menyenangkan Dia.
Kehidupan ini penuh arti, bukan sia-sia, bagi mereka yang
mempercayai Kristus sebagai Juru Selamat mereka. Ia telah mengampuni
dosa-dosa kita dan memampukan kita setiap hari untuk bertumbuh dalam
memandang dan menjalani kehidupan menurut cara Allah. Hal ini tidak
berarti bahwa kita tidak akan mempunyai masalah atau pergumulan denngan
pertanyaan-pertanyaan tentang hidup tetapi bersandar pada Tuhan dan firman-
Nya menyediakan harapan, tujuan dan arti hari lepas hari.

AYAT HAFALAN
Amsal 2:1-5, “Hai anakku, jikalau engkau menerima perkataanku dan
menyimpan perintahku di dalam hatimu, sehingga telingamu memperhatikan
hikmat dan engkau mencenderungkan hatimu kepada kepandaian. Janganlah
kiranya kasih setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu,
tuliskanlah itu pada loh hatimu, maka engkau akan mendapat kasih dan
penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia; maka engkau akan
memperoleh pengertian tentang takut akan Tuhan dan mendapat pengenalan
akan Allah.”

PELAJARAN 45
Bahan :
Yesaya, Filipi 2:9-11
Alkitab
Judul :
Memberitakan Pesan Allah
Tujuan : 1. Anak dapat mempelajari secara singkat
tentang kitab Yesaya.
2. Anak belajar dan menggali pesan Allah
tentang penghakiman, belas kasihan, dan
keselamatan bagi umat-Nya.
3. Anak memahami bagaimana Kristus telah
menggenapi nubuatan Yesaya.
Metode Mengajar : Ceramah interaktif dan diskusi.

PENGETAHUAN UNTUK GURU


Sesudah kitab-kitab puisi/sastra, bagian Perjanjian Lama berikutnya terdiri
dari kitab nabi-nabi. Dari 17 kitab nabi, Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, dan
Daniel, disebut nabi-nabi besar karena kitab tersebut lebih panjang daripada
kitab nabi yang lainnya. Kitab-kitab nabi yang berikutnya lebih pendek,
dikenal sebagai nabi-nabi kecil. Pesan di dalam kitab-kitab nabi tersebut
diberikan pada sekitar waktu yang sama dengan peristiwa-peristiwa di dalam
kitab sejarah.
Para penulis adalah nabi-nabi yang dipanggil oleh Allah menjadi
utusan-utusan perjanjian, terutama kepada Israel dan Yehuda. Mereka
melayani sebagai “jaksa penuntut” bagi Allah yang menuntut umat-Nya
karena melanggar perjanjian dengan-Nya, mengancamkan hukuman dan
menyerukan pertobatan, ketaatan dan kebergantungan penuh kepada Allah.
Mereka juga berbicara tentang harapan, berkat dan Mesias yang dijanjikan.
Semuanya dalam konteks perjanjian Allah dengan umat-Nya. Tulisan-tulisan
profetik (kenabian) mencakup narasi-narasi (kisah-kisah) historis dan
biografis (catatan kehidupan pribadi), pujian dan ratapan kepada Allah, dan
pesan-pesan kepada Israel dan Yehuda. Kebanyakan dari bahannya berbentuk
puisi Ibrani yang berisi tuntutan hukum dari pengadilan sorgawi, celaka dan
kutuk, hukuman terhadap bangsa-bangsa lain, dan nubuat tentang keselamatan
diberitakan.
Nabi Yesaya menulis kitab profetik yang pertama dan terpanjang.
Sezaman dengan Hosea dan Mikha, Yesaya melayani Yehuda selama sekitar
60 tahun dari tahun 740 sampai 680 SM. Allah memanggil dia menjelang
akhir kehidupan Raja Uzia. Pelayanan Yesaya berlanjut melintasi
pemerintahan Yotam, Ahaz dan Hizkia. Meskipun hanya sedikit yang
diketahui tentang kehidupan pribadi nabi Yesaya, kita bisa menyimpulkan
bahwa dia memiliki pendidikan yang sangat baik dari gaya tulisannya yang
mengagumkan. Ia menikah, memiliki dua anak laki-laki dan tradisi
menceritakan bahwa ia meninggal dengan kematian yang mengenaskan di
tangan raja jahat, yaitu Manasye, anak Hizkia.
Yesaya bernubuat di Yehuda selama suatu waktu ketika umat Allah
merupakan “bangsa yang berdosa, kaum yang sarat dengan kesalahan,
keturunan yang jahat-jahat, anak-anak yang berlaku buruk” (Yes. 1:4). Yehuda
(kerajaan selatan) dan Israel (kerajaan utara), terus menerus memberontak
kepada Allah, maka Allah bersiap untuk menghukum keduanya melalui
tentara Asyur. Beberapa tahun kemudian, Asyur benar-benar menaklukkan
Israel, tetapi Yehuda terus berdosa melawan Allah, meskipun sudah
diperingatkan oleh Yesaya. Allah dengan murah hati menyelamatkan
Yerusalem dari bangsa Asyur pada waktu itu. Namun, Yesaya mengumumkan
bahwa suatu hari Yehuda akan jatuh ke tangan Babel dan umat Allah akan
dibuang, seperti yang dialami Israel sebelumnya.
Pesan Yesaya belum berakhir. Ada janji pengharapan karena Allah
akan memulihkan suatu sisa umat yang bertobat dan setia sesudah
pembuangan. Janji ini sebagian digenapi dalam pemulihan Yehuda dan lebih
penuh lagi dalam pelayanan Mesias yang akan menanggung dosa seluruh
umat Allah. Penggenapan yang baru akan terjadi di langit yang baru dan bumi
yang baru ketika Kristus datang kembali. Kristus yang dilahirkan dari
keluarga Daud adalah “Penasihat ajaib, Allah yang perkasa, Bapa yang Kekal,
Raja Damai,” dan Ia akan memerintah denagn keadilan dan kebenaran sampai
selama-lamanya.

MATERI POKOK
Lebih dari 250 tahun yang lalu, komporser terkenal, George Frideric Handel,
mengubah banyak kata-kata yang indah dari kitab Yesaya ke dalam musik.
Inilah yang sering kita dengarkan lewat lagu Natal dan Paskah di gereja. Nabi
Allah, Yesaya, yang hidup 700 tahun sebelum Yesus dilahirkan, menulis kata-
kata ini yang mengumumkan kedatangan Mesias yang dijanjikan. Yesaya
mencakup banyak hal yang mengagumkan tentang Sang Juruselamat yang
akan datang. Selama pelayanan Yesaya kepada bangsa Yehuda, ia tidak hanya
bernubuat tentang kedatangan Sang Juruselamat dan berkat-berkat Allah,
tetapi juga mengingatkan mereka tentang dosa mereka dan tentang
penghukuman dan mendesak mereka untuk bertobat. Nabi menjelaskan dosa
umat dan mengutuknya. Ia menyatakan bahwa Allah akan menghukum dosa
mereka. Nabi juga mengumumkan belas kasihan Allah dan pemulihan bagi
umat perjanjian-Nya di dalam ucapan ilahi tentang keselamatan.
Nabi adalah seseorang yang dipanggil dan diberi tugas oleh Allah
untuk berbicara bagi Dia. Seorang nabi berbicara dengan otoritas (kekuasaan)
dan menyampaikan hal-hal yang ingin dikatakan Allah melalui dia, dengan
pesan-pesan tentang penghukuman yang disebut ucapan ilahi. Nabi Yesaya
adalah nabi untuk kerajaan Yehuda selama zaman raja-raja. Yesaya
memperingatkan tentang kehancuran Yehuda dan pembuangan ke Babel serta
menubuatkan kedatangan Yesus.
Kitab Yesaya dikenal sebagai salah satu kitab nabi-nabi besar oleh
karena panjangnya sehingga merupakan kitab yang terpanjang di dalam
bagian kitab para nabi. Buka dan lihat berapa jumlah pasalnya (ada 66). Tiga
puluh sembilan (39) pasal pertama berbicara tentang penghukuman atas umat
Allah dan mencakup nubuat terhadap bangsa-bangsa lain. Dua puluh tujuh
(27) pasal terakhir memberi pesan tentang penghiburan, pemulihan dan
keselamatan melalui Mesias yang dijanjikan.
Pada waktu Allah memanggil Yesaya menjadi nabi, Uzia (juga disebut
Azaria) adalah raja Yehuda. Pada awal pemerintahannya, sang raja
menghormati Tuhan dan menjadi berkuasa. Tetapi kemudian Uzia menjadi
sombong dan berusaha menjalankan pelayanan seorang imam, yang
sebenarnya tidak diizinkan untuk dilakukan oleh raja-raja. Allah lalu
menghukum dia dengan penyakit kusta dan tahun kematiannya adalah tahun
yang sama dengan dimulainya pelayanan nabi Yesaya. Ada dua nabi
Perjanjian Lama yang masih hidup pada masa yang sama dengan Yesaya,
yaitu Hosea yang bernubuat di Israel dan Mikha yang bernubuat di Yehuda.
Allah yang Mahakudus menghukum Yehuda karena Yehuda dan
beberapa raja mereka telah melupakan Tuhan. Mereka serakah dan korupsi.
Mereka menyebut yang jahat sebagai yang baik dan yang baik disebut jahat,
bahkan dengan begitu mereka menganggap diri bijaksana (Yes. 1:1-4).
Yesaya 1:18-20 (dibacakan) menjelaskan bahwa pertobatan akan
membawa pengampunan. Hanya Allah yang dapat menghapus dosa-dosa
umat-Nya yang seperti merah di seluruh tangan mereka diubah menjadi
seperti salju atau bulu domba. Yesaya juga mengingatkan bahwa
pemberontakan yang berlanjut akan menyebabkan umat dikalahkan oleh
musuh-musuh mereka.
Yesaya 1:24-26 mengumumkan penghakiman Allah atas Yehuda.
Dalam kebanyakan pelayanan Yesaya, umat Yehuda terus melanggar
perjanjian dengan Allah, maka Ia memberikan hukuman. Hukuman ini
dimaksudkan untuk membersihkan Yehuda dari korupsi dan penyembahan
berhala. Sesudah penghakiman, Allah akan memulihkan Yerusalem, dan umat
serta pemimpin yang bertobat akan dengan setia melayani Allah dan menaati
hukum perjanjian-Nya untuk sementara waktu. Karena itu, sebutan Allah bagi
nabi Yesaya adalah Tuhan semesta alam, yang Mahakuat, pelindung Israel.
Melalui penyebutan-penyebutan tersebut, kita diberi tahu bahwa Allah adalah
yang berkuasa penuh, dan Ia adalah Tuhan. Setelah masa penghakiman, nama
Yerusalem disebut sebagai kota keadilan, kota yang setia.
Dalam Yesaya 36-39, kita melihat bahwa beberapa tahun kemudian,
ketika raja Hizkia yang baik menjadi raja Yehuda, Asyur menduduki beberapa
kota Yehuda dan mulai mengacam Yerusalem. Raja Asyur mencemooh rakyat
Yerusalem dengan berkata bahwa bersandar kepada Allah mereka yang lemah
adalah hal yang sia-sia. Tetapi Yesaya bernubuat kepada Hizkia bahwa Allah
akan membiarkan Yerusalem jatuh ke tangan Asyur. Hizkia berdoa bagi
pembebasan, dan Allah memberi umat-Nya kemenangan dan menjatuhkan
hukuman atas Asyur. Alih-alih mempercayai Tuhan, sang raja justru
memercayai bangsa Babel, sehingga Yesaya bernubuat bahwa waktunya akan
tiba ketika Yerusalem akan direbut oleh Babel, harta kerajaan Yehuda akan
diangkut dan umatnya ditawan. Bertahun-tahun sesudah masa Yesaya, Allah
akan mengirim penghakiman atas umat-Nya melalui bangsa Babel. Namun,
Allah juga menawarkan penghiburan, pengharapan dan janji pemulihan.
Yesaya 40:1-2,9-11 merupakan nubuat pesan Allah kepada Yehuda
tentang penghiburan, yakni setelah hukuman pembuangan, Allah akan
memimpin umat-Nya yang bertobat kembali ke tanah yang diberikannya
kepada mereka. Tuhan yang berdaulat akan hadir untuk menolong, membela
dan melepaskan umat-Nya dari musuh-musuh mereka. Ia menyediakan
perlindungan yang kuat dan pemeliharaan yang lembut bagi mereka. Di dalam
Yohanes 10 kita belajar bahwa Yesus adalah gembala yang baik yang
memanggil, memimpin, melindungi dan menyelamatkan umat Allah yang
disebut domba dengan memberi kehidupan bagi mereka.
Yesaya menubuatkan banyak hal tentang Yesus, Mesias yang
dijanjikan yang akan datang sekitar 700 tahun sesudah Yesaya menulis
kitabnya. Di dalam pasal 9, Yesaya bernubuat bahwa Mesias akan lahir dalam
keluarga Daud. Yesaya mengatakan tentang sebutan bagi Mesias, di mana Ia
akan memerintah dan bagaimana Ia akan berkuasa. Di dalam Yesaya 53, kita
bahkan belajar banyak tentang Juruselamat. Banyak yang dinubuatkan oleh
nabi Yesaya, telah digenapi. Misalnya, tentang bagaimana Yesus akan dibenci
dan dalam cara apakah Ia sangat menderita (Beri anak-anak waktu untuk
menyebutkan: dihina, diludahi, dicambuk, dll.)
Filipi 2:9-11 memberi kesaksian bahwa kini Yesus memerintah di
sorga sebagai Tuhan dan Raja kita yang berkuasa dan ditinggikan. Ia terus
menerus berdoa bagi kita dan memperhatikan kita. Suatu hari Ia akan datang
kembali bagi umat-Nya dan akan memerintah dengan keadilan dan kebenaran
untuk selama-lamanya.
Dengarkanlah peringatan-peringatan Allah, bertobatlah dari
dosa,teruslah berharap dan percaya kepada Yesus setiap hari. Sementara kita
menunggu kedatangan Tuhan kembali, pesan Allah bagi kita melalui nabi
Yesaya bahwa Allah mendidik umat-Nya ketika mereka berdosa,
mengampuni mereka ketika mengakui dosanya, dan dengan lembut
memelihara mereka yang percaya dan berharap kepada-Nya.

AYAT HAFALAN
Amsal 2:6, “Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya
datang pengetahuan dan kepandaian.”

PELAJARAN 46
Bahan :
Alkitab Yeremia, Ratapan

Judul :
Mempercayai Belas Kasihan Allah
Tujuan : 1. Anak Mencari tahu tentang Yermia.
2. Menggali pesan Allah dan mempercayai janji
Allah tentang belas kasihan atas umat-Nya.
Metode Mengajar : Ceramah interaktif dan diskusi.

PENGETAHUAN UNTUK GURU


“Sebelum engkau keluar dari kandungan, aku telah menguduskan engkau,”
kata Allah kepada Yeremia muda ketika Allah memanggil Yeremia untuk
bernubuat. Tetapi Yeremia merespons dengan enggan, katanya,
“Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda”.
Namun, Allah meyakinkan kembali anak muda ini bahwa ia dipanggil bukan
karena usia atau bakat, melainkan karena Allah telah memilih dia untuk
berkhotbah kepada Yehuda dan bangsa-bangsa. Perkataan Yeremia akan
menjadi pesan Allah sendiri, dan Allah akan menyertai dia.
Yeremia memperingatkan bangsa Israel untuk bertobat dari
penyembahan berhala dan moralitas yang buruk, mengumumkan perkataan
yang keras tentang kehancuran dan pembuangan yang akan datang, dan
memberitakan perkataan rahmat, pengembalian, dan pembaruan. Kitab
Ratapan lebih lanjut mengembangkan kesedihan atas dosa dan penghakiman
Yehuda, dan juga menggemakan beberapa keprihatinan Yeremia dan mungkin
telah ditulis olehnya, meskipun hal kepenulisannya tidak pasti.
Yeremia bernubuat selama pemerintahan Yosia, yang takut akan Allah,
dan empat raja jahat yang terakhir dari kerajaan Yehuda. Yeremia
menggunakan kiasan dramatis dan peragaan pelajaran yang luar biasa untuk
menyampaikan pesannya. Sebuah ikat pinggang lenan, sebuah bejana tanah
liat, keranjang buah ara, dan pembelian sebuah ladang menjadi alat bantu
visual untuk menggambarkan kebenaran-kebenaran penting dari firman Allah.
Tetapi bangsa itu menolak untuk menerima pelajaran-pelajaran rohani dari
peragaan itu dan tidak mau bertobat.
Sang nabi disedihkan oleh dosa yang merajalela, pesan Allah tentang
malapetaka, hukum yang akan datang dan penganiayaan yang ia alami. Ia
menangis secara terbuka dan mengungkapkan ratapan kepada Allah tentang
sifat dari penderitaannya. Yeremia dipaksa untuk memberitakan perkataan
Tuhan oleh karena tangan Allah yang ada atasnya, kepercayaannya kepada
Allah dan kasihnya kepada umat Allah. Dan kendati hukuman akan segera
tiba, Yeremia berbicara tentang penghiburan dan pengharapan dari Tuhan.
Sesudah pembuangan selama 70 tahun, sisa umat Allah yang bertobat akan
kembali ke negeri mereka dan Allah akan menegakkan bersama umatnya
sebuah perjanjian baru yang diresmikan oleh Kristus, Allah akan menulis
Taurat-Nya ke dalam hati mereka, mengampuni dosa-dosa mereka dan
memberi mereka kerinduan dan kemampuan untuk menaati Dia.
Seperti yang dinubuatkan, hukuman datang kepada
Yehuda. Selama 40 tahun pelayanannya, Yeremia melihat kejatuhan
kerajaan selatan. Pada tahun 586 SM, Yerusalem dihancurkan. Banyak warga
dibawa pergi ke Babel sebagai tawanan. Yeremia diizinkan untuk tetap tinggal
di Yehuda tetapi sebagian umat yang tertinggal melarikan diri ke Mesir
melawan nasihat Yeremia dan memaksa Dia untuk pergi bersama mereka. Di
Mesir, ia terus berbicara tentang bangsa-bangsa dan kejatuhan akhir dari
Babel hingga kematiannya.
Di tengah-tengah penghukuman Allah, pengharapan Yeremia selalu
tetap di dalam kemurahan dan belas kasih Allah yang telah diwujudkan di
dalam Kristus. Kita memiliki kesempatan untuk hidup di zaman perjanjian
baru. Meskipun kita masih berdosa dan kadang-kadang disiplin oleh Tuhan,
kita tentu tahu bahwa dosa-dosa kita telah diampuni oleh karena kematian
Kristus. Kita memiliki kecenderungan dan kekuatan baru untuk menaati
Allah, meski kita tidak terbebas dari dosa dan segala akibatnya hingga langit
baru dan bumi yang baru.

MATERI POKOK
Kitab Yeremia ditulis oleh nabi Yeremia yang mendiktekan pesan Allah
kepada juru tulisnya, yaitu Barukh. Ada nabi-nabi lain yang hidup selama
masa ini pula, yakni Habakuk dan Zefanya. Mereka juga nabi-nabi untuk
Yehuda. Lalu Yehezkiel dan Daniel yang berbicara kepada umat Allah di
pembuangan di Babel. Dan nabi Nahum yang memberitahukan penghakiman
yang akan datang terhadap Niniwe.
Yeremia berasal dari keluarga imam dan hidup di kota Anatot, di dekat
Yerusalem. Bertahun-tahun sesudah Yesaya meninggal, Allah memanggil
Yeremia untuk bernubuat bagi kerajaan selatan, Yehuda. Bangsa Asyur telah
melawan kerajaan utara, Israel, dan Yehuda berada dalam pemberontakan
yang penuh melawan Allah. Yosia, raja Yehuda, memulai reformasi
(perubahan, pembaruan) rohani. Tetapi menjelang kematiannya, bangsa itu
kembali mengikuti berhala. Ada 4 raja yang jahat selama masa Yeremia
melayani sebagai nabi, yakni Yoahas, Yoyakim, Yoyakhin, dan Zedekia.
Mereka mengabaikan dan menentang Yeremia. Allah telah mengirim banyak
peringatan melalui nabi-nabi-Nya dan melalui Yeremia, Allah bernubuat
bahwa penghakiman Allah sudah dekat dan memanggil Yehuda untuk
bertobat.
Kitab Ratapan ditulis sesudah bangsa Babel melawan Yehuda. Banyak
orang berfikir bahwa Yeremia yang menulis kitab ini sekalipun namanya tidak
disebut di mana pun. Jadi kitab ini mungkin ditulis orang lain. Kitab Ratapan
adalah koleksi lima puisi yang meratapi kehancuran Yerusalem dan hukuman
Allah atas umat-Nya yang berdosa. Kitab ini berisi doa-doa memohon belas
kasihan Allah dan pemulihan.
Allah yang penuh belas kasihan, suatu hari kelak akan membebaskan
umat-Nya yang bertobat dari pembuangan. Ia akan menjangkau mereka
dengan kasih dan memimpin mereka kembali ke tanah perjanjian. Penulis
kitab Ratapan berkata bahwa Allah itu baik bagi mereka yang mencari Dia
dan berharap kepada-Nya. Ia menjanjikan hari depan ketika Allah akan
menegakkan perjanjian baru melalui Mesias.
Meskipun Yeremia tidak merasa cakap untuk menjadi seorang nabi, ia
tetap menaati Tuhan, percaya dan bersandar kepada-Nya. Yeremia menangis
dengan sedih atas pesan yang tidak menyenangkan yang harus dibawanya.
Dan bahkan ia dibenci dan dianiaya. Dalam kesedihan, ia terus berkhotbah
dengan keberanian dan kekuatan sebab Allah menyertai dia dan memberi
segala sesuatu yang dibutuhkannya untuk berbicara dengan terus terang
kepada umat.
Ketika berkhotbah, Yeremia sering menggunakan peragaan yang
merupakan hal sehari-hari yang Allah perintahkan kepada Yeremia untuk
digunakan sebagai lambang untuk membantu sang nabi menyampaikan pesan-
Nya. Misalnya, dalam Yeremia 1:13-14, kita membaca tentang periuk yang
mendidih yang datang dari sebelah utara. Ini adalah lambang dari bangsa
Babel yang akan datang dan menyerang dari utara.
Ikat pinggang lenan adalah ikat pinggang yang melingkari pinggang.
Imam-imam memakai ikat pinggang lenan. Jadi, pada zaman itu, orang-orang
mengenal jenis sabuk itu. Mereka mengerti bahwa ikat pinggang itu mewakili
hubungan mereka dengan Allah dan bagaimana ibadah mereka mencerminkan
hubungan yang dekat itu. Allah ingin agar umat perjanjian-Nya menjadi
milik-Nya, demi pujian dan kemuliaan-Nya. Namun, sekarang Allah siap
untuk menjatuhkan hukuman atas mereka karena umat-Nya menolak untuk
mendengarkan firman-Nya. Mereka mencari allah-allah palsu untuk dilayani
dan disembah. Mereka benar-benar telah melanggar perjanjian Allah dan kini
mereka segera menghadapi kutuk pembuangan.
Selain itu, ada juga peragaan mengenai tukang periuk dan tanah liat.
Berbagai macam bejana dibutuhkan di setiap rumah Yahudi sehingga setiap
desa memiliki tukang periuknya sendiri. Tukang periuk akan menemukan
tanah yang cocok dan membentuknya menjadi bajana yang serba guna. Setiap
orang sudah akrab dengan istilah tukang periuk melalui istilah peraga ini yang
tentu akan menolong umat untuk memahami pesan Allah. Yeremia berkata
bahwa jika bangsa itu bertobat dari penyembahan berhalanya, ibadah
palsunya, dan kemunafikannya, maka Allah akan menjadi lembut dan tidak
mengirim bencana yang telah direncanakan-Nya. Tetapi Yeremia tahu bahwa
Yehuda adalah seperti sebuah bejana yang rusak dan bahwa penghakiman
akan tetap datang karena mereka terus berpaling dari Allah.
Kemudian ada alat peraga buli-buli yang pecah. Yehuda seperti buli-
buli yang rusak. Telah menjadi rusak di dalam dosa yang tidak dapat
diperbaiki sehingga sekarang mereka hanya tepat untuk dihancurkan seperti
buli-buli buatan tukang periuk yang dihancurkan Yeremia. Sungguh gambaran
yang menyedihkan tentang umat Allah yang tidak setia dan hukuman yang
akan datang. Bahkan bait Allah tidak akan melindungi Yerusalem dari
kehancuran (Tanyakan kepada peserta: Apakah ini berarti Allah putus asa
terhadap umat-Nya? Tentu tidak.)
Yeremia 31:31-34 dan Ratapan 3:22-26 menunjukkan bagaimana
Allah menjanjikan belas kasihan kepada umat-Nya. Allah sungguh mengasihi
umat-Nya dan tidak akan meninggalkan mereka. Ya, tentara Babel telah
datang dan menghancurkan Yerusalem dan Bait Allah. Yeremia ada di sana
ketika bangsa itu dibawa pergi, sama seperti yang dikatakan Allah
sebelumnya kepadanya. Tetapi setelah 70 tahun di pembuangan, Allah akan
membawa kembali umat-Nya ke tanah perjanjian dan lama sesudahnya
mengutus Mesias untuk menyelamatkan mereka.
Allah menunjukkan belas kasihan kepada umat-Nya yang bertobat
dengan berjanji untuk mengembalikan umat-Nya ke negeri mereka. Ia juga
akan melanjutkan rencana-Nya untuk menyelamatkan umat bagi diri-Nya.
Juruselamat yang dijanjikan akan membuat perjanjian dan dengan melimpah
memberkati mereka, menulis Taurat-Nya ke dalam hati mereka dan
mengampuni semua dosa mereka.
Allah telah memanggil dan memilih kita untuk menjadi bagian dari
keluarga perjanjian baru-Nya dan mengutus Yesus, Sang Juruselamat, untuk
menanggung hukuman yang pantas kita dapatkan karena dosa-dosa kita. Ia
adalah Allah kita yang setia mengampuni kita, yang memberkati kita dengan
limpahnya dan menaruh Taurat-Nya ke dalam hati dan pikiran kita supaya kita
dapat hidup dalam cara yang menyenangkan Dia.
Yeremia tidak hidup untuk melihat umat Allah yang bertobat kembali
ke tanah Israel atau melihat kedatangan Juruselamat yang dijanjikan bertahun-
tahun kemudian. Namun, ia memercayai janji Allah dan dengan setia
memberitakan pesan Allah tentang hukuman dan belas kasihan selama sisa
hidupnya, berserah kepada yang Mahakudus, Allah Israel.
Faktanya, ada banyak anak Tuhan yang tidak setia dengan
meremehkan Allah dalam ibadah di gedung gereja dan di Sekolah Minggu,
memberontak dengan melawan firman Allah yang disampaikan orang tua,
guru, dan pendeta. Bahkan banyak anak yang juga memiliki hati yang jahat.
Tentu Tuhan tidak senang dengan hal seperti ini sebab Allah menginginkan
anak-anak-Nya bertumbuh dalam kesetiaan, hidup bagi Dia dan memuji Dia,
lebih dan lebih lagi setiap hari. Ia adalah penyayang, pengasih dan setia.
Ketika kalian memohon kepada-Nya, Ia akan mengampuni dosa kalian dan
menolong kalian bertumbuh dalam kepercayaan dan ketaatan.

AYAT HAFALAN
Amsal 2:7, “Ia menyediakan pertolongan bagi orang yang jujur, menjadi
perisai bagi orang yang tidak bercela lakunya.”
PELAJARAN 47
Bahan :
Yehezkiel
Alkitab
Judul :
Berharap pada Allah Semesta
Tujuan : Anak belajar dan menemukan tentang
1.
Yehezkiel dan panggilan yang diterimanya.
2. Anak menggali tema-tema penghukuman dan
pengharapan dalam kitab Yehezkiel.
3. Anak berkomitmen untuk memercayai
Kristus sebagai Gembala yang baik
sebagaimana yang dinubuatkan oleh Yehezkiel.
Metode Mengajar : Ceramah interaktif dan diskusi.

PENGETAHUAN UNTUK GURU


Bangsa Yehuda tahu tentang kejatuhan kerajaan utara (Kerajaan Israel) yang
telah terjadi sekitar 125 tahun sebelumnya dan telah mendengar peringatan-
peringatan dari para nabi seperti Yesaya dan Yeremia. Tetapi mereka terus
memberontak melawan hukum Allah dan mencemari tanah perjanjian dengan
berhala-berhala mereka. Hukuman Allah terhadap mereka dimulai ketika
Nebukadnezar, Raja Babel, mengalahkan Yehuda pada tahun 605 SM. Daniel
ada di antara para tawanan muda yang dibawa ke Babel. Delapan tahun
kemudian raja Nebukadnezar menaklukkan Yerusalem lagi dan melawan raja
Yoyakhin dan banyak penduduk kota seperti Yehezkiel, seorang Imam yang
sebaya dengan Daniel. Tuhan memanggil Yehezkiel untuk menjadi nabi bagi
orang-orang buangan di Babel. Kitab Yehezkiel mencatat pesan Allah tentang
penghakiman sebelum kehancuran Yerusalem pada tahun 586 SM dan pesan-
Nya tentang pengharapan sesudah kejatuhan kota.
Banyak dari orang-orang buangan dan mereka yang tetap tinggal di
Yerusalem, percaya bahwa Allah akan melindungi kota dan bait kudus-Nya
dari bencana selanjutnya dan bahwa pembuangan akan berlangsung singkat.
Namun, dengan menggunakan perumpamaan dan tindakan simbolis untuk
menyampaikan hukuman Allah, Yehezkiel menyampaikan bahwa Bait Suci
dan kota itu akan dihancurkan, serta masa pembuangan akan berlangsung
dalam waktu yang lama. Namun, Allah tetap setia kepada perjanjian-Nya
dengan menjanjikan keselamatan bagi kaum mereka yang tersisa.
Sesudah Yerusalem dihancurkan, pesan dari Yehezkiel menjanjikan
pemulihan dan pengharapan suatu hari kelak. Pada tahun 538 SM, nubuat itu
digenapi ketika Raja Persia memerintahkan orang-orang buangan untuk
kembali dan membangun Bait Suci di Yerusalem. Nubuat Yehezkiel juga
melihat melampaui pemulihan sementara, yakni pada karya penebusan Kristus
dan pencurahan Roh Kudus. Berbeda dari imam-imam dan raja-raja Israel
yang korup, yang telah gagal untuk menggembalakan umat Allah, Yesus akan
menjadi Gembala yang sempurna yang akan menyelamatkan dan melindungi
kawanan-Nya. Allah berjanji untuk memberi kepada umat-Nya hati yang
baru, hati yang akan merespons Dia dengan kepercayaan, kasih dan ketaatan.
Setelah mendengar pesan Allah tentang keselamatan, tulang-tulang yang
kering, yang melambangkan bangsa yang mati secara rohani, akan diberikan
kehidupan yang baru oleh Roh. Denagn gambaran yang serupa dengan
penglihatan Rasul Yohanes di dalam kitab Wahyu, Yehezkiel bernubuat
bahwa Bait Suci yang baru dan tanah perjanjian yang dipulihkan pada
akhirnya akan digenapi di dalam langit dan bumi yang baru ketika Kristus
kembali.
Kitab Yehezkiel menunjukkan bahwa Allah adalah Tuhan atas seluruh
dunia. Peringatan Yehezkiel bukan hanya untuk bangsa Yehuda tetapi juga
untuk tujuh bangsa penindas yang mengelilinginya. Babel tidak termasuk di
antara bangsa-bangsa itu karena pada waktu itu Babel adalah alat Allah untuk
menghukum Yehuda dan bangsa-bangsa lain. Ketika Tuhan mengucapkan
hukum atas umat-umat-Nya dan bangsa-bangsa, Ia berulang kali menyatakan,
“Dan mereka akan mengetahui bahwa Akulah Tuhan”. Allah menghakimi
seluruh kejahatan di seluruh bumi dan menjanjikan keselamatan kepada
mereka semua yang mengikut Dia dalam iman. Ia mengarahkan perkara-
perkara umat dan bangsa-bangsa ketika Ia memimpin sejarah pada
penghujungnya, ketika Kristus datang kembali. Maka umat-Nya akan hidup
selamanya bersama Dia di kota yang diberi nama “TUHAN HADIR DI
SITU” (Yeh. 48:35).

MATERI POKOK
Kitab Yehezkiel adalah kitab yang tidak biasa. Kitab ini dipenuhi dengan
penglihatan dan dengan tindakan-tindakan serta benda-benda yang
melambangkan pesan dan peringatan Allah kepada umat-Nya. Gambar-
gambar ini mewakili benda-benda yang digunakan oleh Yehezkiel dalam
pelayanannya atau yang dilihatnya di dalam penglihatan yang Allah berikan
kepadanya.
Kitab Yehezkiel adalah kitab keempat dari kitab nabi-nabi besar.
Yehezkiel hidup di Yerusalem pada masa yang sama dengan Yeremia dan
Daniel. Ketika Yehezkiel dan Daniel bertumbuh dewasa, Yeremia
memperingatkan bangsa bahwa Allah akan menjatuhkan hukuman atas
Yehuda karena dosa mereka. Penghakiman Allah dimulai ketika
Nebukadnezar, raja Babel, mengalahkan Yehuda pada tahun 605 SM. Daniel
adalah salah seorang pemuda yang dibawa ke Babel untuk melayani raja.
Ketika Nebukadnezar menaklukkan Yerusalem lagi 8 tahun kemudian, dia
menahan Yoyakhin, raja Yehuda, dan sebagian besar orang di Yerusalem
termasuk Yehezkiel.
Allah memanggil Yehezkiel, selain untuk menjadi imam, juga menjadi
seorang nabi yang bernubuat kepada orang-orang buangan lainnya. Yehezkiel
berbaring menghadap kota Yerusalem buatannya itu selama 430 hari. Contoh
yang Yehezkiel berikan menunjukkan pengepungan yang akan dilakukan
Babel terhadap Yerusalem. Karena pengepungan akan menahan siapa saja
untuk masuk atau keluar dari kota, bangsa Israel pada akhirnya akan
kehabisan makanan. Allah tidak akan menolong mereka. Pengepungan adalah
bagian dari penghakiman-Nya. Namun, Yerusalem mengabaikan dan
menertawakan dia. Mereka tidak suka diberi tahu bahwa mereka sedang
menderita oleh karena dosa mereka.
Imamat 19:27 (bacakan bagian Alkitab ini) menyatakan hukum Allah
kepada imam-imam yang tidak boleh mencukur bagian-bagian tertentu dari
janggut mereka, maka Yehezkiel sungguh-sungguh heran ketika Allah
memerintahkan dia untuk melakukan hal itu.
Dalam Yehezkiel 5:11-12, Allah menjatuhkan hukuman atas bangsa
Israel karena mereka mencemari Bait Suci dengan patung-patung dan praktik-
praktik dosa. Ada 3 hal yang terjadi pada orang-orang yang tinggal di
Yerusalem yakni:
1. Sepertiga akan mati karena tulah atau kelaparan di dalam kota.
2. Sepertiga akan mati dalam peperangan di luar kota.
3. Sepertiga akan dibuang dan sebagian dari mereka akan dibunuh.
Yehezkiel barkata bahwa beberapa orang yang akan pergi ke pembuangan
akan dibunuh tetapi tidak semuanya. Meskipun mereka tidak setia, Allah akan
tetap seti kepada umat-Nya dan akan memulihkan mereka.
Yehezkiel 6:8-9 (dibacakan oleh anak) memperlihatkan bahwa Allah
berjanji bahwa Ia akan melindungi sebagian orang buangan dan mereka akan
kembali ke Yerusalem suatu hari nanti untuk membangun kembali Bait Suci
dan tembok kota yang akan dipimpin oleh Nehemia dan Ezra. Allah
menjatuhkan hukuman bukan hanya kepada bangsa Israel tetapi Ia juga
memerintahkan Yehezkiel untuk menubuatkan penghukuman atas tujuh
bangsa yang tidak mengenal Allah yang ada di sekeliling Yehuda.
Yehezkiel bernubuat kepada orang-orang buangan selama bertahun-
tahun tetapi mereka terus mengabaikan pesannya. Maka Yerusalem
dihancurkan seperti yang dikatakan Allah akan terjadi. Pada waktu bangsa itu
melihat bahwa nubuat Yehezkiel menjadi kenyataan, mereka tahu
perkataannya berasal dari Tuhan. Mereka pergi untuk mendengarkan
Yehezkiel berbicara tentang apa yang akan terjadi berikutnya tetapi mereka
masih tidak mau bertobat dari dosa mereka dan berpaling dari Allah. Sesudah
Yerusalem dihancuran, pesan Allah melalui Yehezkiel dari penghakiman
berubah menjadi pengharapan, meskipun bangsa itu masih terus melakukan
dosa. Allah berjanji untuk melakukan hal-hal yang hanya dapat dilakukan
oleh Allah yang Esa, benar dan Mahakuasa.
Tulang-tulang yang kering itu melambangkan umat Allah di dalam
pembuangan dan kematian rohani dan yang menghidupkan tulang-tulang
kering itu hanya Roh Kudus. Bangsa Israel telah berpaling dari Allah tetapi Ia
berjanji di dalam penglihatan ini untuk memberikan kehidupan rohani kepada
sebagian dari mereka supaya mereka dapat mengasihi dan menaati Dia. Ia
juga berjanji bahwa umat-Nya akan kembali ke Yerusalem.
Penglihatan adalah gambaran tentang Allah yang memberikan
kehidupan baru, bukan hanya kepada kelompok bangsa Israel, tetapi kepada
semua orang yang telah dipilih untuk menjadi umat-Nya. Karena Yesus
datang dan membayar hukuman dosa, Allah telah memberikan kehidupan
baru kepada bangsa Yahudi dan bangsa bukan Yahudi, yakni orang-orang dari
segala penjuru dunia. Kita adalah bagian dari bangsa besar umat Allah yang
dilihat oleh Yehezkiel dalam penglihatannya.
Dalam pasal terakhir kitab Yehezkiel, ada penglihatan tentang berkat-
barkat lain yang Allah akan berikan kepada umat-Nya. Mereka akan
menerima tanah yang Allah janjikan kepada Abraham dan Allah akan tinggal
di sana bersama mereka. Mereka juga akan membangun Bait Suci.
Sisa umat Allah benar-benar kembali ke Yerusalem dan membangun
kembali Bait Suci tetapi bukan Bait Suci yang mulia yang telah dilihat oleh
Yehezkiel di dalam penglihatan-Nya. Bait suci di dalam penglihatannya ada di
atas sebuah gunung yang sangat tinggi dan memiliki sungai kehidupan yang
mengalir darinya. Hal itu menggambarkan Allah di tengah umat-umat-Nya. Ia
mencurahkan ke atas mereka kehidupan yang kekal dan kehidupan mereka
berpusat pada penyembahan, kepercayaan dan ketaatan kepada Dia.
Penglihatan Yehezkiel akan digenapi sepenuhnya ketika Kristus kembali dan
menyediakan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana Allah akan
tinggal bersama umat-Nya untuk selama-lamanya.

AYAT HAFALAN
Amsal 2:8, “Sambil menjaga jalan keadilan dan memelihara jalan orang-
orang-Nya yang setia.”

PELAJARAN 48
Bahan :
Daniel
Alkitab
Judul :
Berdiri di Pihak Allah
Tujuan : 1. Anak belajar dan membaca kitab Daniel.
2. Anak dapat membahas dan meneladani Daniel
dalam membela iman tanpa berkompromi.
Metode Mengajar : Ceramah interaktif dan diskusi.

PENGETAHUAN UNTUK GURU


Kitab Daniel berisi beberapa kisah yang paling dikenal dan dramatis di dalam
Alkitab, seperti Sadrakh, Mesakh dan Abednego yang berjalan keluar dari
tungku perapian; Daniel muncul tanpa cidera dari gua singa dan penglihatan
tangan tanpa tubuh yang menulis di dinding istana di hadapan kumpulan
orang Babel yang berpesta pora yang kemudian menjadi ketakutan. Kisah-
kisah ini dan kisah lainnya bukanlah fiksi. Sebaliknya, kisah tersebut bercerita
tentang Allah yang mengarahkan sejarah melalui orang-orang Yahudi yang
terbuang, yang hidup dengan iman, dan raja-raja bukan Yahudi yang
menyaksikan kuasa Allah.
Daniel dan teman-temannya berada di antara tawanan yang diangkut
ke Babel untuk melayani raja Nebukadnezar sesudah ia mengalahkan Yehuda
pada tahun 605 SM. Selain menolak makanan dari meja raja karena mungkin
makanan itu secara seremonial telah dipersembahkan kepada dewa-dewa
Babel, mereka juga dengan berani menolak untuk menyangkal Allah,
sekalipun diperhadapkan pada hukuman mati. Sadrakh, Mesakh dan
Abednego tidak mau bersujud ke patung emas Nebukadnezar setinggi 2,7
meter. Justru mereka menegaskan kepada sang raja yang murka dengan
berkata, “Jika Allah yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan
melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu… Tetapi seandainya
tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja
dewa tuanku dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan
itu” (Dan. 3:17).
Sesudah kerajaan Media-Persia mengalahkan bangsa Babel dan Darius
menjadi raja, Daniel terus berdoa kepada Tuhan sekalipun ada hukum yang
mengharuskan orang-orang untuk berdoa hanya kepada raja. Raja Darius
membuang Daniel ke dalam gua berisi singa-singa yang lapar. Namun, Allah
melindunginya sepanjang malam.
Tuhan bukan hanya melindungi hamba-hamba-Nya yang setia dari
bahaya fisik, Ia juga memberkati mereka dengan kemajuan intelektual (ilmu
pengetahuan, kecerdasan) yang luar biasa dan mengaruniakan kepada Daniel
pemahaman akan mimpi dan penglihatan. Terkesan dengan hikmat mereka,
raja-raja penerus mengangkat mereka ke posisi tinggi di negeri itu. Kisah
tentang Daniel dan ketiga temannya itu menunjukkan apa yang kadang-
kadang diperlukan untuk mengikuti Allah dan bagaimana Dia menjaga dan
memberdayakan para pengikutnya.
Di dalam paruh kedua kitab Daniel, Allah memberi Daniel penglihatan
tentang kerajaan-kerajaan kuno, penganiayaan umat Allah dan kerajaan kekal
Allah. Dua penglihatan pertama memprediksi (meramalkan/menubutkan)
tentang kebangkitan dan kejatuhan kerajaan Babel, Persia, Yunani dan Roma.
Daniel menyaksikan sebagian penggenapan dari penglihatannya ketika Babel
ditaklukkan oleh Persia, yang membunuh raja Belsyazar pada malam yang
sama ketika akhir pemerintahannya diberitakan oleh tulisan tangan Allah di
dinding. Dua penglihatan yang terakhir Daniel melihat peperangan yang
menakutkan dan kebencian terhadap Allah seperti penahbisan Bait Suci oleh
Antiokhus IV Efipanes pada tahun 168 SM. Namun, Daniel juga melihat
Allah melepaskan umat-Nya dan pada akhirnya mendirikan kerajaan kekal-
Nya.
Tema kitab Daniel adalah Tuhanlah yang berdaulat atas sejarah, yang
selalu melaksanakan kehendak-Nya di dalam perkara bangsa-bangsa dan yang
melalui Kristus akan menegakkan kuasa penyelamatan-Nya di dunia. Seperti
Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego, orang-orang Kristen lebih dari
pemenang dan secara kekal dijamin di dalam Kristus.

MATERI POKOK
Sebelum pembuangan, Yesaya, Yeremia dan Yehezkiel, bernubuat bahwa
Allah akan mendatangkan hukuman atas Yehuda. Bangsa itu akan mengalami
masa-mas yang buruk oleh karena dosa mereka. Tetapi pesan Allah juga
menyangkut pengharapan. Ia berjanji akan memulihkan suatu sisa umat atau
satu kelompok dari umat-Nya ke tanah kelahiran mereka, yaitu Israel.
Daniel dan tiga orang temannya ada di antara bangsa Israel yang hidup
dalam pembuangan di Babel. Selama 3 tahun mereka dilatih untuk melayani
di istana raja. Mereka belajar bahasa dan kesusastraan (yang berkaitan dengan
tulisan) bangsa Babel dan menjadi hamba raja. Tetapi dalam latihan itu,
mereka tidak mau bersujud dan menyembah patung emas; Daniel menolak
untuk berdoa kepada raja Darius. Mereka tidak mau melakukan sesuatu yang
melanggar hukum Allah. Mereka kemudian dihadapkan pada cemoohan dan
kematian karena mereka berdiri di pihak Allah. Tetapi Daniel dan teman-
temannya tidak mau mengkompromikan iman mereka, mereka tidak mau
menyerah pada tuntutan penguasa mereka untuk melanggar Taurat Allah.
(Bagaimana menurut kalian? Pernahkah kalian ditantang untuk melakukan
sesuatu yang sudah pasti tidak berkenan kepada Allah? Apa tanggapanmu?)
Pastilah sukar bagi Daniel dan teman-temannya untuk hidup dalam
pembuangan di kota Babel yang makmur dan tak mengenal Allah. Banyak
dari bangsa Israel dan Yehuda telah dipaksa keluar dari negeri yang indah
yang telah Allah berikan kepada mereka. Orang-orang asing kini tinggal di
sana dan Yerusalem hanya tinggal reruntuhan. Tetapi Daniel dan teman-
temannya tidak menyerah begitu saja karena mereka percaya bahwa Allah
meyertai mereka dan memiliki rencana untuk memulihkan umat pilihan-Nya.
Allah memampukan Daniel untuk menafsirkan mimpi-mimpi orang
lain dan Allah telah menyatakan diri-Nya melalui mimpi-mimpi dan
penglihatan Daniel. Daniel mendapat penglihatan empat binatang buas (Dan.
7). Penglihatannya memprediksi kebangkitan dan kejatuhan empat kerajaan
satu demi satu.
Mimpi Nebukadnezar tentang sebuah patung raksasa mewakili empat
kerajaan. Kerajaan pertama adalah kerajaan Babel, di mana Daniel menerima
penglihatan lain yang di dalamnya tampak seekor domba jantan dan kambing
jantan yang mewakili kerajaan kedua (Persia) dan ketiga (Yunani) (bacalah
Daniel 5:21). Kerajaan keempat adalah kerajaan Roma. Daniel melihat
kejatuhan Babel dan kebangkitan Persia di sepanjang hidupnya. Ia bernubuat
bahwa keempat kerajaan ini akan menindas umat Allah, tetapi pada akhirnya
mereka tidak akan menjadi pemenang.
Daniel 5:21 menyatakan kemahakuasaan Allah. Allah yang
Mahatinggi, berkuasa atas kerajaan manusia, mengangkat siapa saja yang
dikehendaki-Nya untuk kedudukan itu. Allah itu berdaulat. Dialah satu-
satunya yang berkuasa atas umat-Nya dan segala bangsa di bumi. Dialah yang
mengarahkan sejarah.
Allah juga memberi mimpi-mimpi dan penglihatan tentang kerajaan
yang baru yang akan didirikan oleh Allah bertahun-tahun sesudah bangsa
Israel dikembalikan ke tanah kelahirannya (Dan. 2:44-45). Kerajaan Allah
berbeda dengan kerajaan manusia, sebab kerajaan Allah akan melemparkan
kerajaan manusia dan kerajaan Allah tidak akan pernah binasa. Allah berjanji
akan mengirim seorang penguasa untuk mendirikan kerajaan-Nya yang kekal
(Mintalah seorang anak membacakan Daniel 7:13-14). Yang dimaksudkan
“Anak Manusia” dalam mimpi Daniel ialah “Mesias: Yesus Kristus”. Ia
adalah Juruselamat yang dijanjikan, yang datang ke dunia untuk membayar
hukuman bagi dosa dan memulai tahap akhir dari Kerajaan Allah, yang
berlanjut pada hari ini dan akan menjadi genap ketika Kristus datang kembali.
Allah mengajar umat-Nya dan bangsa-bangsa lain tentang siapa Dia di
dalam kitab Daniel, yakni:
1. Allah memegang kendali atas segala bangsa.
2. Allah sedang mengarahkan sejarah melalui kehidupan orang-orang
buangan dan orang-orang lain.
3. Allah akan mengirim seorang penguasa, yaitu Mesias yang akan
mendirikan kerajaan-Nya yang kekal.
4. Allah menghukum dosa.
5. Allah merendahkan yang congkak (Raja Nebukadnezar).
6. Allah menghukum orang-orang yang menunjukkan sikap tidak
menghormati dan tidak menghargai Dia (Raja Belsyazar).
7. Allah tidak menyayangkan umat pilihan-Nya dari kesakitan,
penderitaan, ujian atau cobaan tetapi Ia melindungi dan memberkati
kita dan memberi apa yang kita butuhkan untuk melayani Dia di
dalam segala situasi.
Mintalah seorang anak membacakan Daniel 9:4-19. Daniel 9:4-19
merupakan doa pengakuan iman Daniel yang memercayai Allah dan tujuan-
Nya yang berdaulat. Ia percaya bahwa suatu hari Allah akan membawa
keselamatan kepada umat-Nya. Daniel percaya kepada janji-janji Allah,
kemurahan-Nya dan nama-Nya yang agung.
Daniel dan teman-temannya tidak takut berdiri di hadapan Allah
dalam situasi yang sukar. Bagaimana dengan kalian? Apa contoh iman yang
kalian teladani dari Daniel dan teman-temannya? (Daniel mengasihi dan
memercayai Allah; ia tahu bahwa Allah menyertai Dia dengan menuntun dan
melindungi Dia; ia percaya pada janji Allah; Allah memberkati Daniel; Allah
memberi Daniel kekuatan, keberanian dan hikmat yang dia perlukan untuk
berdiri demi imannya).
Lalu apa yang kalian akan lakukan? (Ajaklah anak mengemukakan
pendapatnya). Memercayai bahwa Allah berkuasa atas segala sesuatu berarti
memercayai Dia dengan segenap hati kita. Ketika kita menghadapi situasi
yang sukar atau menyeramkan, sebagai orang-orang percaya, kita dapat
mengingat bahwa Tuhan memerintah dan bahwa Ia sedang mengerjakan
tujuan-tujuan-Nya yang baik. Ia memampukan kita untuk berbicara dan
melakukan apa yang benar. Hal itu mungkin tidaklah mudah dan kadang-
kadang kita gagal tetapi kita dapat selalu berpaling pada Tuhan untuk
pertolongan dan pengampunan ketika kita gagal. Jadi, berpalinglah kepada
Dia dalam setiap keadaan, baik atau buruk.

AYAT HAFALAN
Amsal 2:9, “Maka engkau akan mengerti tentang kebenaran, keadilan dan
kejujuran, bahkan setiap jalan yang baik.”

PELAJARAN 49
Bahan :
Hosea, Yoel, Amos, Obaja
Alkitab
Judul :
Menaati Firman
Tujuan : 1. Anak belajar menggali nubuat-nubuat Hosea,
Yoel, Amos dan Obaja.
2. Anak belajar dan memahami bahwa Allah
telah memperingatkan dan menghukum umat-
Nya, tetapi umat-Nya terus memberontak.
3. Anak berkomitmen untuk menyelaraskan
sikap dengan firman Allah.
Metode Mengajar : Ceramah interaktif dan diskusi.

PENGETAHUAN UNTUK GURU


Pelajaran tentang nabi-nabi kecil bukanlah proyek kecil sebab pesan singkat
mereka adalah komunikasi yang penting dari Allah kepada umat-Nya.
Perbedaan antara kitab nabi-nabi besar dan nabi-nabi kecil hanyalah panjang
kitab mereka. Setiap kitab singkat dalam bagian ini diberi nama menurut nabi
tertentu yang menulisnya dan ditujukan kepada kelompok bangsa tertentu.
Yehuda dan Israel adalah pendengar utama dari kebanyakan nabi-nabi kecil.
Namun demikian, Yunus dan Nahum berbicara kepada Niniwe; dan pesan
Obaja adalah mengenai Edom, kampung halaman keturunan Esau. Pelayanan
dari dua belas nabi ini, bersama Yesaya, Yeremia, Yehezkiel dan Daniel,
meliputi sekitar 400 tahun selama Asyur menguasai Israel, Babel membuang
Yehuda, dan sisa umat dari pembuangan kembali untuk membangun kembali
Yerusalem.
Para nabi ini dipanggil oleh Allah selama masa-masa krisis nasional.
Mereka diutus untuk memperingatkan komunitas perjanjian tentang hukuman
yang segera terjadi dan untuk memanggil mereka kembali kepada
kepercayaan yang setia dan ketaatan kepada Allah yang telah menebus
mereka dengan perbuatan-Nya yang besar. Umat Allah telah melupakan
perjanjian dan melibatkan diri dalam penyembahan berhala yang merajalela,
ketidakadilan sosial dan senkretisme (pencampuran dua
pandangan/kepercayaan) agama.
Nabi–nabi menggunakan narasi ,peragaan, gambaran puitis, ucapan
belaka dan tuntutan hukum untuk menunjukkan dosa-dosa umat Allah. PAra
nabi memperingatkan akan hukuman yang segera terjadi dan untuk terus
memegang janji pemulihan dan keselamatan melalui Mesias yang akan
datang.
Hosea dipanggil untuk melakukan peragaan tentang pernikahan
dengan seorang isteri yang berzinah untuk menggambarkan ketidaksetiaan
Israel dan kesetiaan Allah yang mengasihi. Yoel memprediksi hukuman yang
akan datang dan memanggil Yehuda untuk kembali kepada Allah dengan
merujuk kepada tulah belalang dan kekeringan. Amos, seorang gembala yang
berasal dari tanah Yehuda membawa pesan tentang tali sipat dari hukuman
ilahi kepada kerajaan Israel bersama harapan pemulihan bagi kemah Daud
yang sudah jatuh. Dalam memberitakan kehancuran musuh lama Israel, yaitu
bangsa Edom (keturunan Esau), Obaja meyakinkan kembali Yehuda tentang
keadilan agung Allah yang sedang bekerja bagi mereka.
Pesan dari nabi-nabi kecil ini adalah salah satu panggilan kepada
pertobatan dan ketaatan dan juga pengharapan di masa-masa sukar dan
kemurahan di tengah-tengah keadilan. Setiap kitab ini menceritakan kisah
tentang kesetiaan Allah kepada umat-Nya yang tidak setia. Inilah yang
seharusnya juga mendorong kita.

MATERI POKOK
Dua belas kitab terakhir dalam Perjanjian Lama disebut kitab Nabi-nabi Kecil,
yang diberi nama sesuai nama orang yang menjadi nabi Allah. Pesan mereka
kepada umat Allah mencakup peringatan, nubuat, hukuman dan pengharapan.
Yang termasuk dalam kitab nabi-nabi kecil adalah Hosea, Yoel, Amos, Obaja,
Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia dan Maleakhi.
Kitab yang terpanjang adalah Hosea dan yang terpendek adalah Obaja yang
juga merupakan kitab terpendek dalam Perjanjian Lama. Sementara Kitab
Nabi Besar adalah Yesaya (66 pasal), Yeremia (52 pasal), Yehezkiel (48
pasal), dan Daniel (12 pasal). Yang memebedakan kitab Nabi-nabi Besar
dengan kitab Nabi-nabi Kecil hanyalah pada panjang isinya tetapi sama-sama
memiliki peranan penting yang membawa pesan dari Allah kepada umat-Nya.
Hosea, Yoel, Amos dan Obaja adalah nabi-nabi yang melayani selama
periode kerajaan yang terpecah, yakni kerajaan Israel dan Yehuda. Itu berarti
bahwa kitab-kitab ini ditulis selama peristiwa-peristiwa yang digambarkan
dalam 1-2 Raja-raja dan 2 Tawarikh. Keempat orang ini hidup ketika kerajaan
Israel di utara dan Yehuda di selatan terpecah. Setiap nabi diutus oleh Allah
untuk menyampaikan sebuah pesan kepada kelompok orang tertentu.
Hosea (yang arti namanya “kasih dari suami yang setia”) berbicara
kepada kerajaan utara, Israel, tepat sebelum kerajaan itu dihancurkan pada
tahun 722 SM dan bangsa itu dibuang ke Asyur. Allah mengasihi umat-Nya
dan tidak pernah meninggalkan mereka, Allah tetap setia sekalipun umat-Nya
tidak setia. Hosea 14:2 menggambarkan bahwa Hosea hidup untuk melihat
hukuman Allah atas Israel di Utara. Asyur datang menghancurkan Samaria,
ibu kota yang indah itu, membunuh banyak orang Israel dan membawa yang
lain ke dalam penawanan. Allah menepati janji-janji-Nya untuk menghukum
dosa Israel tetapi Tuhan juga berjanji (Hos. 1:10-11) bahwa di masa yang
akan datang, Ia akan mempersatukan kembali Israel dan Yehuda di bawah
satu pemimpin yang sekarang kita kenal sebagai Yesus Kristus.
Yoel Berbicara kepada Yehuda tentang hukuman yang akan datang.
Yoel 2:13 (dibacakan oleh murid) adalah pesan yang sama yang disampaikan
oleh Hosea kepada bangsa Israel. Ini memberitahukan kepada kita bahwa
Allah serius tentang hal memercayai Dia dan menaati Dia sepenuhnya. Ia
mengirim utusan-utusan yang berbeda kepada kelompok-kelompok umat yang
berbeda untuk memberikan peringatan yang sama.
Amos berbicara kepada Israel tentang penghakiman Allah atas
kejahatan mereka, di mana bangsa Israel akan dihukum atas dosa mereka dan
Allah akan membawa Israel kemabali dari pembuangan ke negeri mereka
sendiri dan memulihkan garis keturunan Daud. Ini merupakan peringatan dari
seorang gembala. Dari sini kita belajar bahwa Allah serius tentang dosa dan
memperingatkan kita untuk bertobat dan berhenti melakukan dosa. Jika tidak
bertobat dan berhenti melakukan dosa, maka kita akan menderita hukuman
yang menyakitkan. Allah memberi beberapa penglihatan tentang masa depan
Israel, yakni tali sipat (Am. 7:7-9), bakul berisi buah-buahan (Am. 8:1-3) dan
mezbah yang runtuh (Am. 9:1-4).
Tali sipat adalah timbangan atau batu kecil pada ujung seutas tali
panjang yang digunakan untuk melihat apakah sebuah tembok lurus secara
vertikal. Tali sipat dalam penglihatan Amos menunjukkan bahwa umat telah
menyimpang dari jalan Allah yang lurus dan melalui dosa-dosa
pemberontakan mereka, mereka telah menjadi bengkok. Tali sipat Allah
menunjukkan betapa jauh umat itu telah menyimpang dari Allah.
Obaja mendorong Yehuda untuk berharap pada keadilan ilahi. Melalui
Obaja, dinubuatkan bahwa Allah akan membinasakan musuh mereka, yakni
bangsa Edom. Allah akan memberi kemenangan kepada umat-Nya dan akan
membawa kembali ke tanah air mereka dan memberikan kepada mereka tanah
negeri Edom juga. Bangsa Edom adalah musuh umat Allah. Mereka adalah
keturunan Esau, saudara kembar Yakub. Keluarga Esau menjadi bangsa Edom
dan keluarga Yakub menjadi bangsa Yehuda. Bukannya menjadi saudara yang
rukun, bangsa-bangsa ini selalu bermusuhan. Allah berjanji untuk memberi
keadilan kepada musuh-musuh Yehuda (ayat 21). Menyambut ini, Yehuda
tentu merasa lega, bersyukur, kagum dan takut, sebab Allah benar-benar
berkuasa dalam perkataan-Nya.
Tali sipat merupakan metafora/pengandaian dari firman Allah yang
merupakan standar kita dalam menjalani kehidupan yang saleh. Dunia yang
tidak percaya memiliki standarnya sendiri untuk kehidupan. Kita harus
mengukur pemikiran dan perbuatan kita dengan apa yang dikatakan Allah
sebagai yang benar di dalam Alkitab. Ingatlah bahwa tali sipat membantu
menentukan apakah sebuah tembok itu lurus dan menunjukkan seberapa jauh
tembok itu menyimpang dari lurus. Ketika Allah menunjukkan kepada Amos
penglihatan tentang tali sipat, Ia sedang mengatakan bahwa bangsa Israel itu
seperti tembok yang miring. Mereka tidak memercayai Allah ataupun hidup
taat kepada Dia. Dunia yang tidak percaya hari ini adalah seperti tembok yang
miring tersebut. Orang-orang tidak mengikuti tali sipat firman Allah. Yang
dijadikan pedoman justru pendapat-pendapat orang lain atau apapun yang
dirasakan/dianggap baik bagi mereka. Mereka mengikuti keinginan hati
apapun yang ingin mereka lakukan.
Sebagai anak anak Allah, kadang-kadang sikap dan tindakan kita juga
tidak selaras dengan tali sipat firman Allah. Kita juga dapat menjadi seperti
tembok yang miring. Karena itu, kita perlu memeriksa diri masing-masing
apakah sebagai anak-Nya kita melakukan kehendak-Nya sesuai firman-
Nya(Minta tanggapan dari anak). Tidak ada seorang pun yang dapat menaati
Allah secara sempurna setiap waktu tetapi akuilah Dia, mohonlah
pengampunan dari Allah dan orang lain, dan berdoalah untuk perubahan hati
dan kuasa untuk menaati Dia. Teruslah belajar firman Tuhan sebab dengan
membaca firman Tuhan, kita sedang mendengarkan suara-Nya yang
menuntun kita menjadi pribadi yang semakin baik.

AYAT HAFALAN
Amsal 2:10, “Karena hikmat akan masuk ke dalam hatimu dan pengetahuan
akan menyenangkan jiwamu.”
PELAJARAN 50
Bahan :
Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk
Alkitab
Judul :
Berjalan Bersama Allah dengan Kerendahan Hati
Tujuan : 1. Anak mempelajari dan menggali kehidupan
dan pesan Yunus, Mikha, Nahum dan Habakuk.
2. Anak mengetahui dan membahas seperti
apakah Allah itu dan apa yang dimintanya dari
umat-Nya.
3. Anak menerapkan dalam kehidupan
pelajaran tentang para nabi.
Metode Mengajar : Ceramah interaktif dan diskusi.

PENGETAHUAN UNTUK GURU


Seorang nabi yang basah kuyup bernama Yunus, terdampar di pantai setelah
mengalami perjalanan yang sensasional di dalam perut seekor ikan. Yunus
mengindahkan panggilan Allah yang kedua untuk memberitakan pesan
tentang penghakiman yang akan segera terjadi dan memberitakan pertobatan
kepada musuh-musuh Israel di Niniwe. Bertahun-tahun kemudian, Nahum
menuliskan pesan tentang penghakiman yang juga keras kepada keturunan
warga Niniwe. Beberapa dekade sebelum Yunus dan Nahum, Mikha yang
adalah seorang nabi dari kaki bukit Yehuda, mendakwa Israel dan Yehuda atas
pelanggaran berat mereka terhadap perjanjian dan memperingatkan mereka
tentang invasi (perbuatan) Asyur. Dengan ancaman invasi Babel di dalam
pikirannya, Habakuk dengan susah hati bertanya kepada Allah dan menerima
jawaban yang keras.
Dalam pelajaran yang lalu kita telah melihat empat kitab pertama dari
Nabi-Nabi Kecil, yakni Hosea, Yoel, Amos, dan Obaja. Ingatlah bahwa dua
belas kitab Nabi-nabi Kecil bukan karena tidak penting, tetapi karena kitab-
kitab itu pendek. Orang-orang ini adalah juru bicara pilihan Allah kepada
Israel, Yehuda dan bangsa-bangsa di sekitarnya selama kurang lebih 400
tahun. Semua nabi diutus untuk memanggil umat perjanjian Allah untuk
kembali kepada ketaatan dan kepercayaan yang tulus. Mereka memberitakan
hukum Allah yang pasti dan menjanjikan keselamatan final-Nya melalui
Mesias yang dijanjikan. Ketika umat Allah curiga atas kebaikan perjanjian
Allah dan menolak kasih-Nya kepada mereka, serta melakukan dosa-dosa
penyembahan berhala, ketemakan dan ketidakadilan, mereka mengakibatkan
munculnya peringatan profetik (kenabian). Jika bangsa Israel dan Yehuda
tidak mau bertobat dan kembali kepada Allah Sinai, mengubah jalan-jalan
mereka dan memenuhi perjanjian mereka, maka mereka akan kehilangan
berkat Allah. Ini adalah pesan-pesan kemurahan ilahi, di mana Allah sama
sekali tidak meninggalkan umat-Nya, tetapi justru memelihara suatu sisa umat
dan akhirnya akan membawa pemulihan.
Para nabi adalah orang-orang yang nyata yang hidup dalam ruang dan
waktu yang nyata. Bangsa Asyur yang militeristik (keras) dan tamak itu, jahat
dan kejam. Mereka menjarah dan menarik upeti dari bangsa-bangsa lain,
membunuh orang-orang muda dan tua, dan menyiksa para pemimpin. Mereka
juga membuang seluruh penduduk negeri dan menduduki negeri dengan para
pejuang Asyur. Bangsa Babel juga sama kerasnya. Para nabi mengungkapkan
rasa takut mereka dan kebingungan ketika mereka berusaha untuk memahami
jalan-jalan dan tujuan-tujuan Allah dan menghadapi masalah-masalah yang
disebabkan oleh dosa-dosa umat Allah sendiri.
Melalui semuanya itu, kita dapat menelusuri tangan Allah kita yang
berdaulat yang mengasihi umat-Nya dan dengan sabar memanggil mereka
kembali kepada diri-Nya. Ia memakai semua ciptaan, mulai dari seekor ulat
kecil yang menggerek sebuah pohon hingga tentara besar yang berderap
melintasi dataran, untuk mencapai tujuan-tujuan-Nya. Rencana-rencana-Nya
tidak dapat digagalkan.

MATERI POKOK
Yunus dan Nahum bernubuat terhadap Niniwe. Mikha memanggil Yehuda
untuk bertobat dan bersiap untuk pembuangan ke Babel. Allah menggunakan
pergumulan iman pribadi Habakuk untuk mengajari orang-orang Yehuda
untuk bertekun ketika mencemaskan masa depan kerajaan Allah.
Yunus hadir menubuatkan penghukuman kepada Niniwe. Dalam
Yunus 3 (mintalah seorang murid membacakannya) dikatakan bahwa 40 hari
lagi Niniwe akan ditunggang-balikkan (ayat 4). Pesan Yunus ini kemudian
direspons dengan pertobatan sang raja yang kemudian mengeluarkan
maklumat (perintah) yang meminta seluruh rakyatnya untuk bertobat. Rakyat
juga harus berpaling dari jalan-jalan mereka yang jahat. Allah pun
menunjukkan belas kasihan-Nya dan tidak mendatangkan kehancuran atas
mereka. Dari kisah Yunus ini kita belajar bahwa:
1. Kita tidak dapat lari dari Allah.
2. Allah itu serius tentang ketaatan.
3. Allah itu berdaulat dan berkuasa atas segala sesuatu, bahkan atas
ikan-ikan di laut.
4. Allah telah mendengarkan seruan Yunus yang memohon
pertolongan dan pengampunan dan telah melepaskan dia.
5. Allah itu penuh rahmat, bahkan terhadap musuh-musuh kita.
Yunus 4:1-11 (dibacakan oleh seorang anak) memperlihatkan
bagaimana Yunus marah atas pengampunan terhadap Niniwe sehingga ia
ingin mati saja sebab ia tidak ingin Allah mengampuni musuh-musuh Israel
yang kejam. Padahal Yunus sadar bahwa Allah itu pengasih dan penyayang,
panjang sabar dan berlimpah kasih setia, serta menyesal karena malapetaka
yang didatangkan-Nya (Yun. 4:2). Dalam Yunus 4:11, Allah menjawab Yunus
dengan sebuah pertanyaan yang menandakan Ia berbelas kasihan, penuh
rahmat, pengampunan, dan prihatin terhadap orang-orang yang terhilang.
Mikha memperingatkan Yehuda dan Israel tentang kekalahan dan
pembuangan yang akan segera terjadi (Mi. 1:1). Mikha menyampaikan berita
baik dan buruk kepada umat Allah. Berita buruknya adalah oleh karena dosa-
dosa mereka, umat Allah akan menderita dan dihukum. Sedangkan berita
baiknya adalah hukuman mereka tidak akan berlangsung salamanya. Allah
akan menghapus dosa-dosa mereka dan akan memelihara mereka. Melalui
Mikha, Allah menyampaikan harapan terhadap umat-Nya, yakni agar mereka
berlaku adil, mencintai kesetiaan dan hidup dengan rendah hati di hadapan
Allah (mintalah murid menyebutkan contoh sikap adil, mencintai kesetiaan
dan rendah hati).
Berlaku adil berarti melakukan hal yang benar meskipun itu sukar.
Mencintai kesetiaan adalah kebaikan dan pertimbangan bagi kebutuhan-
kebutuhan orang lain. Hidup dengan rendah hati di hadapan Allah, yakni
dengan mengingat siapa Allah dan siapa kita, menyerahkan diri kepada Allah
di dalam ketaatan, tidak berpikir lebih tinggi tentang diri sendiri daripada
yang semestinya. Anak-anak Tuhan juga harus memiliki sikap yang seperti
itu. Ketika kita gagal melakukan hal-hal ini, kita perlu meminta pengampunan
dari Allah. Berdoalah meminta kekuatan dan kemampuan kepada Roh Kudus
agar hidup dalam ketaatan dalam situasi apapun.
Nahum menghibur Yehuda dengan menulis penghakiman yang akan
menimpa Niniwe. Di dalam kitab Yunus, Allah meluputkan Niniwe dari
kehancuran ketika mereka bertobat. Di kemudian hari, nabi lain, yakni
Nahum, memperingatkan bahwa Niniwe akan binasa seluruhnya oleh karena
kejahatan mereka. Allah memakai Nahum untuk memberi tahu bangsa di
Yehuda bahwa musuh-musuh mereka di Niniwe akan dibinasakan. Kali ini
Allah mengirim penghakiman terakhir untuk mengancam musuh-musuh
Yehuda (Nah. 2:11-13).
Nahum 1:1-8 adalah sebuah puisi yang menggambarkan kemuliaan
Allah di dalam penghakiman. Dalam penghakiman ini, Allah digambarkan
dengan sifat cemburu, pemalas, dipenuhi kehangatan amarah, panjang sabar,
besar kuasa, dan tidak berkali-kali membebaskan dari hukuman orang yang
bersalah. (Bagaimana pendapat kalian?) Allah menunjukkan kemuliaan-Nya
dengan memperlihatkan bahwa Ia berkuasa, akan menghukum dosa, menepati
perkataan-Nya dan berkuasa atas segala sesuatu. Nahum 1:7-8
memperlihatkan bagaimana Allah memelihara orang yang percaya kepada-
Nya. Dalam Nahum 2:2, Allah kemudian menjanjikan pemulihan kepada
mereka, meskipun musuh-musuh mereka akan segera menghancurkan hidup
dan negeri mereka.
Habakuk hadir mempertanyakan Allah dan menerima jawaban-
jawaban. Habakuk hidup pada masa yang sama dengan Yeremia saat kerajaan
Israel Utara telah jatuh ke tangan Asyur. Kemudian negara adidaya yang lain,
Babel, mengalahkan Asyur. Saat kembali ke Yehuda, umat Allah di kerajaan
selatan terus berbuat dosa satu terhadap yang lain sehingga Allah
menunjukkan kepada Habakuk bahwa Babel akan mengambil alih negeri
mereka. Sementara ia sedang duduk di sebuah menara pengawal. Ia
menanyakan kepada Allah beberapa pertanyaan yang sukar dan Allah
menjawab.
Mintalah seorang anak membacakan Habakuk 3:16-19. Bagian firman
Tuhan tersebut menunjukkan bahwa ada perasaan sangat ketakutan yang
dialami Habakuk tetapi dia ingin menunggu dengan sabar sambil memercayai
Allah (ayat 16). Dalam ayat 17-18 ditemukan kata-kata “pohon ara, pohon
anggur, pohon zaitun, ladang-ladang, kambing domba, lembu sapi, bersorak-
sorak, beria-ria. Kedua ayat ini menggambarkan bencana. Tanpa makanan,
orang-orang dan binatang-binatang akan kelaparan. Habakuk meresponsnya
dengan sorak-sorai dan ia bersyukur di dalam Tuhan karena ia memercayai
Allah karena Tuhan yang menyertainya adalah sumber kekuatannya.
Sebagai anak-anak Allah, Allah juga mengutus kita untuk menjadi
alat-Nya. Hendaknya kita mengandalkan Dia dan percaya kepada-Nya. Tuhan
adalah kekuatan kita jika kita berjalan bersama-Nya.

AYAT HAFALAN
Amsal 2:1-5, “Hai anakku, jikalau engkau menerima perkataanku dan
menyimpan perintahku di dalam hatimu, sehingga telingamu memperhatikan
hikmat dan engkau mencenderungkan hatimu kepada kepandaian. Janganlah
kiranya kasih setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu,
tuliskanlah itu pada loh hatimu, maka engkau akan mendapat kasih dan
penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia, maka engkau akan
memperoleh pengertian tentang takut akan Tuhan dan mendapat pengenalan
akan Allah.”

PELAJARAN 51
Bahan :
Zafanya, Hagai, Zakharia, Maleakhi
Alkitab
Judul :
Menempatkan Allah di Tempat yang Terutama
Tujuan : 1. Anak dapat menemukan pesan Allah dari
Zefanya, Hagai, Zakharia dan Maleakhi.
2. Anak menunjukkan rasa syukur atas janji
Allah tentang keselamatan dan Juruselamat
yang akan datang.
Metode Mengajar : Ceramah interaktif dan diskusi.

PENGETAHUAN UNTUK GURU


Empat kitab terakhir dalam Perjanjian Lama adalah Zefanya, Hagai, Zakharia,
Maleakhi. Nabi bangsawan, Zefanya, berbicara kepada Yehuda dan bangsa-
bangsa tetangganya sebelum pembuangan selama pemerintahan raja Yosia
yang takut akan Allah. Ia memperingatkan tantang “hari Tuhan” yang akan
segera tiba ketika penghakiman Allah akan sampai pada penggenapannya dan
melihat melampaui penghakiman tersebut sebagai sukacita pemulihan dan
berkat-berkat dari tangan Allah.
Tiga nabi terakhir berbicara kepada sisa bangsa Yehuda yang telah
kembali ke Yerusalem dari pembuangan di Babel. Hagai mendorong umat
Allah untuk kembali mengerjakan Bait Suci setelah tertunda setelah 16 tahun
ketika mereka fokus menyelesaikan rumah-rumah mereka. Allah menjanjikan
damai dan berkat.
Zakharia bersama Hagai memotivasi bangsa itu untuk menyelesaikan
pengerjaan Bait Suci yang telah mereka mulai. Berbicara melalui penglihatan
dan nubuat, Zakharia bernubuat mengenai masa depan yang jauh di dalam
Kristus.
Selama tahun-tahun terakhir periode Perjanjian Lama, umat Allah
sekali lagi dirusak oleh dosa. Mereka kembali kepada jalan hidup mereka
yang lama dan kepada penyembahan berhala, sama seperti sebelum masa
pembuangan. Maleakhi memulai kitabnya dengan pengumuman tentang kasih
Allah yang memilih dan mengakhiri kitabnya dengan ancaman kutuk. Dua
tema, kemurahan hati dan penghakiman ini, mengingatkan kita akan teguran
Paulus di dalam Roma 11:22, untuk memperhatikan kemurahan Allah dan
juga ketegasan-Nya.
Pesan para nabi berbicara tentang masa lalu dan masa depan di dalam
sejarah. Ketika mereka berbicara tentang masa lalu, mereka menggambarkan
umat Allah sebagai umat yang mengingkari perjanjian. Tetapi kilauan
anugerah Allah bersinar sekali lagi di dalam janji-janji tentang pengharapan
dan pemulihan. Ketika para nabi memandang ke depan, jelaslah bahwa
pemberontakan Israel yang tidak dapat diperbaiki dan keadaan buruk yang
mereka sebabkan sendiri menggaris-bawahi kebutuhan akan sesuatu yang
tidak dapat diberikan oleh para nabi tetapi yang dijanjikan Yahwe melalui
para nabi: Kedatangan Allah yang lebih lanjut dan penggenapan di dalam
keselamatan. Para nabi menghibur bangsa itu dengan pengharapan masa
depan. Dan jabatan mereka mengantisipasi seseorang yang masih akan
datang, yang tidak hanya sebagai Nabi tetapi juga Imam dan Raja.
Ketika anda menuntaskan pelajaran tentang nabi-nabi dan mendekati
diselesaikannya penelusuran kitab-kitab Perjanjian Lama ini, kiranya Allah
memberi kepada anda pengharapan dan kekuatan untuk menyelesaikan bagian
tentang kisa penebusan Allah yang agung ini.

MATERI POKOK
Zefanya bernubuat kepada Yerusalem dan Yehuda sebelum pembuangan.
Allah memperingatkan tentang penghakiman bagi Yehuda dan bangsa-bangsa
sekitarnya. Allah memerintahkan pertobatan yang rendah hati. Allah berjanji
untuk memulihkan umat-Nya sesudah masa kehancuran dan pembuangan.
Zefanya bernubuat selama masa pemerintahan raja Yosia, yang
menjadi raja ketika berumur 8 tahun. Raja Yosia juga memerintahkan umat
untuk memperbaiki Bait Suci di mana kitab Taurat ditemukan lalu dibacakan
kepada bangsa itu dan Yosia memimpin bangsa itu dalam memperbaharui
perjanjian mereka dengan Tuhan (1-2 Raja-raja).
Hari Tuhan yang dimaksudkan dalam kitab Zefanya (Zef. 1) adalah
musuh asing yang akan membawa kehancuran kepada Yerusalem. Allah
membawa kehancuran atas Yerusalem karena dosa-dosa umat-Nya yang tidak
bertobat. Tetapi bagi mereka yang rendah hati dan memercayai Dia, Allah
menjanjikan:
1. Ia akan mengumpulkan dan membawa mereka pulang.
2. Ia akan memberi mereka kehormatan dan pujian di antara
bangsa-bangsa di bumi.
3. Ia akan menyertai mereka, menyelamatkan mereka,
bersuka di dalam mereka, menentramkan mereka dengan kasih-Nya
dan bersukacita atas mereka dengan nyanyian.
Pesan Zefanya mirip dengan pesan dari nabi-nabi lain, yakni peringatan akan
penghakiman, perintah untuk bertobat, dan janji pemulihan.
Tiga Nabi berikutnya, yaitu Hagai, Zakharia, dan Maleakhi, hidup
sesudah masa pembuangan. Mereka berbicara kepada bangsa Yehuda yang
telah kembali dari Babel untuk membangun kembali Bait Suci dan menetap
kembali di negeri itu. Nabi-nabi ini juga membawa pesan tentang
penghakiman, pengharapan dan juga pemulihan.
Hagai melihat masalah di tengah bangsa Yehuda bahwa umat telah
berhenti mengerjakan pembangunan Bait Suci dan sebaliknya sedang
mengerjakan rumah-rumah mereka. Allah telah mengirim hukuman melalui
masa kekeringan. Hagai memberitahukan kepada mereka untuk mendapatkan
bahan-bahan bangunan yang diperlukan dan menyelesaikan pembangunan
rumah Allah. Respons umat Allah sungguh amat baik sebab mereka mulai
mengerjakan kembali Bait Suci. Bait suci yang mereka bangun tidaklah
seindah dan semegah dengan Bait Suci pertama di Yerusalem yang telah
dihancurkan bangsa Babel tetapi Allah berjanji akan memenuhi bait-Nya
dengan kemuliaan yang lebih besar daripada bait sebelumnya. Hagai
kemudian memberi semangat dan dorongan kepada umat Allah atas janji itu
dengan perkataan, “Kuatkanlah hatimu! Allah menyertai kamu. Janganlah
takut. Allah menepati janji-janji-Nya” (Hagai 2:5-6 - dibacakan oleh seorang
murid).
Zakharia bernubuat kepada orang-orang Yahudi di Yerusalem sesudah
pembuangan. Allah memanggil umat-Nya untuk kembali kepada Dia dan
membangun kembali Bait Suci. Allah berjanji untuk memberkati umat-Nya
dengan kedatangan seorang Raja yang agung. Nubuat yang sudah digenapi
dalam kitab Zakharia adalah ketika Yesus datang ke dalam dunia untuk
pertama kalinya melalui kelahiran-Nya (Za. 9:9 digenapi dalam Mat. 21:1-7).
Nubuat yang belum digenapi adalah kedatangan Yesus kembali untuk
berkuasa dan memerintah sebagai Raja selamanya di langit dan bumi yang
baru (Za. 14:9 dan Why. 11:15).
Maleakhi adalah nabi terakhir yang berbicara kepada Isreal pada
zaman Perjanjian Lama. Berdasarkan keterangan dalam Maleakhi 4, Umat
Allah telah kembali kepada sejumlah cara hidup yang lama dan penyembahan
berhala seperti sebelum masa pembuangan. Mereka tidak taat lagi kepada
Allah dengan mengorbankan binatang-binatang yang tidak sempurna, tidak
memberi persepuluhan dan menikahi perempuan-perempuan asing yang
menyembah berhala. Lalu melalui Maleakhi, Allah menjanjikan
penghukuman bagi yang jahat dan memberi upah kepada yang benar. Ia
sendiri akan datang dan Ia akan mengutus seorang nabi seperti Elia. Kita tahu
bahwa semua janji Allah telah digenapi dan akan digenapi di masa depan.
Nubuat yang digenapi dalam kitab Maleakhi adalah kedatangan Kristus
sebagai Surya Kebenaran (Mal. 4:2 dan Luk. 1:78) untuk membawa
kesembuhan. Dalam Lukas 1:17, nubuat kedatangan nabi Elia yang
disebutkan dalam Maleakhi 4:5, dihubungkan dengan Yohanes Pembaptis.
Dari perikop ini kita belajar tentang Allah bahwa:
1. Ia akan menghukum yang jahat.
2. Ia menjanjikan Juruselamat, Surya Kebenaran, yang akan
membawa pemulihan dan sukacita bagi umat-Nya.
3. Ia akan mengumumkan kedatangan Juruselamat dengan
mengutus seorang seperti Elia.
4. Ia memulihkan hubungan.
Selama zaman Para nabi dan sesudahnya, kini umat Allah menantikan
kedatangan Mesias yang dijanjikan. Bisa kita bayangkan, seandainya Yesus
tidak hadir di tengah-tengah umat-Nya melalui kelahiran-Nya dan mengasihi
kita lewat pengorbanan-Nya, maka mungkin kita akan beribadah dengan cara
yang sulit, seperti persembahan korban setiap hari, berjalan ke Bait Suci dan
sebagainya. Syukur sebab dengan kehadiran Yesus, kini kita hanya perlu
menjaga untuk tidak jatuh ke dalam dosa. Hidup kita harus berlimpah dengan
syukur dan menyenangkan hati Tuhan.

AYAT HAFALAN
Amsal 2:1-10
1
Hai anakku, jikalau engkau menerima perkataanku
dan menyimpan perintahku di dalam hatimu,
2
sehingga telingamu memperhatikan hikmat,
dan engkau mencenderungkan hatimu kepada kepandaian,
3
ya, jikalau engkau berseru kepada pengertian,
dan menujukan suaramu kepada kepandaian,
4
jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak,
dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam,
5
maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan Tuhan
dan mendapat pengenalan akan Allah.
6
Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat,
dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian.
7
Ia menyediakan pertolongan bagi orang yang jujur,
menjadi perisai bagi orang yang tidak bercela lakunya,
8
sambil menjaga jalan keadilan,
dan memelihara jalan orang-orang-Nya yang setia.
9
Maka engkau akan mengerti tentang kebenaran, keadilan,
dan kejujuran, bahkan setiap jalan yang baik.
10
Karena hikmat akan masuk ke dalam hatimu
dan pengetahuan akan menyenangkan jiwamu.

PELAJARAN 52
Bahan :
Kejadian sampai Maleakhi
Alkitab
Judul :
Kasih Allah dari Kejadian sampai Maleakhi
Tujuan : 1. Meninjau karya penebusan Allah dengan
umat-Nya dari Kejadian sampai Maleaki.
2. Menggali masa antara Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru.
3. Merenungkan apa yang telah terjadi tentang
Allah dan perjanjian-Nya dalam Perjanjian
Lama.
Metode Mengajar : Ceramah interaktif

PENGETAHUAN UNTUK GURU


Pernahkah anda membuka sebuah album lama berisi foto-foto keluarga,
mengingat kembali orang-orang dan peristiwa-peristiwa dari masa lalu, serta
mengomentari berapa banyak hal yang telah berubah? Dalam proses melihat
perubahan-perubahan dalam hidup kita, kita dapat melihat bukti tentang
kesetiaan Allah kepada kita. Berhenti di sini, di akhir Perjanjian Lama dan
melihat ke belakang adalah seperti membuka kembali sebuah album foto
tentang kesetiaan perjanjian Allah kepada umat-Nya. Sebelum permulaan
waktu, Allah telah mempunyai rencana untuk menyelamatkan dan menebus
umat-Nya melalui sarana perjanjian anugerah. Kita telah melihat bahwa
rencana tersebut telah tersingkap di dalam kehidupan orang-orang seperti
Adam dan Hawa, Abraham, Musa, dan Daud. Penciptaan, kejatuhan, air bah,
peristiwa eksodus bangsa Israel dari tanah Mesir, dan pencobaan para nabi
yang berbicara tentang hal yang memasuki ruang dan waktu, mengendalikan
jalannya sejarah, dan menepati perjanjian-Nya bagi kemuliaan nama-Nya.
Kilas balik sejarah ini menuju ke depan, kepada janji yang telah digenapi pada
abad-abad kemudian dengan seruan Kristus dari salib, “sudah selesai”.
Dalam pelajaran Perjanjian Lama yang akhir ini, kita melihat ke
belakang dan meninjau tokoh-tokoh serta peristiwa-peristiwa utama di dalam
kisah penebusan Allah sampai saat ini. Ketika tirai ditutup dalam kitab
Maleakhi, kita mulai menyadari bahwa tidak ada kata baru dari mulut para
nabi untuk empat abad berikutnya! Namun demikian, Allah secara aktif terus
menjaga peristiwa-peristiwa untuk membentuk perjanjian yang baru.
Kemenangan Alexander Agung telah memimpin kepada penyebaran
penggunaan bahasa Yunani sehingga firman Allah dapat diterjemahkan bagi
dan dipahami oleh banyak orang. Di kemudian hari, bangsa Romawi
membangun sistem transportasi yang konprehensif sehingga melaluinya, Injil
dapat disebarluaskan. Injil yang berisi penggenapan dari janji Allah bahwa
Abraham akan memberkati bangsa-bangsa. Banyak dari jalan Romawi ini
masih ada sampai hari ini. Allah sedang mempersiapkan pentas bagi
kedatangan Sang Bayi di Betlehem. Sebagaimana umat Allah menantikan
Mesias yang dijanjikan, pengharapan mereka digaungkan kembali melalui
perkataan Yohanes Pembaptis yang menggelegar di padang gurun,
“Persiapkanlah jalan bagi Tuhan!”
Ketika anda meninjau kembali pelajaran tahun ini tentang PL bersama
murid-murid, ingatlah gambaran besar itu. Walaupun tidak mungkin untuk
memasukkan setiap rincian, lihatlah tokoh dan peristiwa utama yang
menunjuk kepada pemeliharaan Allah yang setia pada janji-janji perjanjian-
Nya. Ingatlah kembali rencana perjanjian Allah ketika Ia secara berdaulat
bekerja untuk mencipta, menyelamatkan, dan menebus suatu umat bagi diri-
Nya. Ingatlah prisma sifat Allah: Kekudusan, keadilan, dan komitmen-Nya
yang tidak tergoyahkan untuk menghukum dosa, dan kasih-Nya yang tidak
terukur, rahmat dan kesabaran-Nya kepada orang-orang yang telah dijadikan
menurut gambar-Nya tetapi yang telah menolak Dia. Terpujilah Allah kita
yang agung karena mengutus anak-Nya untuk menebus umat-Nya.

MATERI POKOK
Allah dengan setia bekerja melalui orang-orang dan peristiwa-peristiwa di
dalam Perjanjian Lama untuk melaksanakan rencana penebusan-Nya. Allah
itu setia pada janji-Nya.
Selama lebih dari 400 tahun antara Maleakhi dan Yohanes Pembaptis,
Allah tidak memberikan penyataan baru melalui nabi-nabi. Allah memakai
orang-orang dan peristiwa-peristiwa di dalam sejarah untuk mempersiapkan
kedatangan Yesus sebagai Juruselamat.
Tiga belas ribu empat ratus (13.400) tahun antara Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru. Perjanjian Lama berakhir dan Allah tidak berbicara lagi
kepada umat-Nya melalui nabi-nabi selama 400 tahun. Meskipun demikian,
masih banyak hal yang terjadi di dunia ini yang menunjukkan kendali dan
kuasa Allah dalam persiapan untuk mengutus Mesias.
Negeri yang diduduki Israel itu strategis. Negeri itu menghubungkan
tiga benua, yaitu Eropa, Asia dan Afrika (Tunjukkan peta jika ada). Setiap
kerajaan utama dunia ingin menguasai Israel, sebab setiap orang ingin dapat
melakukan perjalanan melewati negeri ini untuk sampai ke tempat-tempat
lain. Wilayah ini didominasi oleh beberapa kekuasaan dunia.
Pada waktu Perjanjian lama berakhir, Persia (antara tahun 450-330
SM) adalah penguasa dunia dan memerintah atas wilayah Israel. Persia
mencakup Asyur dan Babel, yang telah menaklukkan dan membawa Israel
dan Yehuda ke dalam penawanan. Sesudah pembuangan dan kembali ke
Yerusalem, bangsa Yahudi diizinkan untuk melanjutkan penyembahan mereka
kepada Allah di Bait Suci yang telah mereka bangun.
Setelah itu muncullah Aleksander Agung dan kerajaan Yunani (330-
323 SM) yang menaklukan Yerusalem dan memperkenalkan kebudayaan dan
bahasa Yunani ke wilayah tersebut. Sesudah Aleksander meninggal,
kerajaannya terbagi menjadi empat wilayah, dikuasai oleh empat jendral (320-
166 SM). Jendral di Mesir pertama-tama menaklukkan tanah Israel, lalu
jendral di Siria yang menguasai wilayah itu.
Antara tahun 167-63 SM terjadi revolusi sosial yang dipimpin oleh
Makabe sebagai perlawanan terhadap penguasa Yunani pada waktu itu.
Seorang penguasa Yunani bernama Antiokhus berusaha menghentikan bangsa
Yahudi untuk menyembah Allah yang sejati yang esa. Ia berusaha
menghancurkan semua salinan Taurat, lima kitab pertama dari Perjanjian
Lama, yakni Kejadian, Keluaran, Imamat, dan Ulangan. Ia juga
memerintahkan orang-orang Yahudi untuk menyembah dewa Yunani, Zeus. Ia
mendirikan sebuah patung Zeus di dalam Bait Suci di Yerusalem dan
mengorbankan seekor babi di sana. Keluarga imam Makabe memimpin
pemberontakan Yahudi dan menjadi penguasa baru. Israel memiliki kebebasan
selama 100 tahun.
Tahun 63 SM, para prajurit Romawi yang dipimpin oleh Pompei
berlayar menyeberangi laut Mediterania dan menaklukkan Yerusalem.
Romawi menunjukkan kekejamannya dengan membunuh para imam di Bait
Suci. Mereka membangun jalan-jalan sehingga mereka dapat melintasi
seluruh kerajaan.
Pada tahun 37 SM, seorang Yahudi bernama Herodes ditunjuk sebagai
penguasa atas bangsa Yahudi. Ia berusaha memenangkan simpati rakyat
dengan membangun bagi mereka Bait Suci yang baru yang lebih indah. Tetapi
ia tidak disukai oleh orang-orang Yahudi karena ia adalah seorang yang licik
dan kejam.
Sekarang panggung sudah siap bagi kedatangan Mesias dan
penyebaran kabar baik tentang Yesus Kristus di seluruh dunia. Yunani
memberikan kepada dunia satu bahasa umum. Banyak kitab Perjanjian Lama
diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani yang berarti bahwa lebih banyak
orang dapat membacanya. Kemudian surat-surat Rasul Paulus kepada jemaat-
jemaat juga ditulis dalam bahasa Yunani.
Romawi membangun hampir 84.800 km jalan-jalan dari Skotlandia ke
Timur Tengah. Dalam penetapan waktu Allah yang baik, umat Allah dapat
menggunakan jalan-jalan itu untuk menyebarkan kabar baik tentang Yesus.
Beberapa dari jalan-jalan ini masih ada sampai hari ini, 2000 tahun kemudian.
Sejak zaman Maleakhi, bangsa Yahudi Perjanjian Lama menghabiskan
waktu 400 tahun untuk menunggu kedatangan Mesias yang dijanjikan.
Seluruh PL menunjuk kepada janji Allah untuk mengutus Juruselamat bagi
penyelamatan dan penebusan umat-Nya dari dosa-dosa mereka. Perjanjian
Baru memberi tahu kita bagaimana Allah menepati janji-janji tersebut.
Banyak hal yang sudah Allah buat dalam hidup kita. Allah selalu
penuh dengan kasih setia. Dia memiliki kuasa atas alam semesta dan manusia,
termasuk kita. Dia selalu peduli dan memperhatikan kita. Anak-anak-Nya
yang taat sampai pada kedatangan-Nya akan diberkati dan diselamatkan
secara kekal.

[ 15 ]

Anda mungkin juga menyukai