Anda di halaman 1dari 3

Doa Mengatasi Kemustahilan (Yunus 2 : 1 -10)

Dari kisah ini kita melihat, Yunus menganggap bahwa Allah telah salah memberikan perintah untuk pergi ke
Niniwe, tidak mungkin Allah menyuruh saya ke Niniwe, bayang-bayang kejahatan, kengerian dan siksaan-
siksaan yang sadis membuat Yunus semakin yakin bahwa Allah tidak mungkin mengutus dirinya pergi ke
tempat seperti itu. Allah pasti salah dan sayalah yang benar maka saya menolak panggilan Tuhan. Saudara
melihat Yunus yang adalah Nabi Allah mungkin sudah ratusan kali pergi memberitakan Firman di kota-kota
kerajaan Israel utara, memberitakan Firman dari Bait Allah satu ke Bait Allah lainnya.Yunus sangat
mengerti tugasnya dan mentaati perintah Allah, namun pada saat perintah baru yaitu perintah yang sangat
aneh dan berbahaya di berikan maka Yunus tidak sanggup menerimanya. Yunus tidak mau lagi mendengar
nama Niniwe,
Karena kekerasan hatinya, Pada hari ini kita akan mempelajari enam rahasia doa dari kisah Yunus yang
berdoa di dalam perut ikan. Perut ikan menunjukkan kemustahilan, tidak ada harapan, bahkan kematian.
Yunus tidak bisa berbuat apa-apa di situ. Tetapi, dia mengambil keputusan yang tepat, yaitu berdoa. Jadi,
kemustahilan bukanlah alasan untuk tidak berdoa. Justru, rahasia pertama untuk mengatasi kemustahilan
adalah tetap tekun berdoa (ay. 1). Kedua, percayalah, doa tidak sia-sia karena Tuhan mendengar dan akan
menjawab tepat pada waktu-Nya (ay. 2; 1Kor. 2:9).
Ketiga, kita juga harus menyadari kesalahan kita dan bertobat (ay. 3-4; Yes. 1:18). Periksalah diri kita,
apakah kita sedang melakukan dosa yang menyebabkan doa kita terhalang. Kemudian, keempat, kita harus
berdoa dengan iman (ay. 5-6). Iman berarti kita hanya melihat pertolongan Tuhan saja dan bukannya
kemustahilan yang ada di sekitar kita. Tuhan tidak menuntut iman yang besar, tetapi “iman sebesar biji
sesawi” (Mat. 17:20).
Kelima, berdoalah dengan penuh ucapan syukur (ay. 7-9; Kol. 3:17). Di dalam ucapan syukur ada damai
sejahtera dari Allah dan sukacita. Banyak alasan untuk membuat kita mengucap syukur. Misalnya,
kesehatan, kekuatan hidup, atau persekutuan dengan anggota keluarga Allah dalam GBT Kristus Pelepas.
Keenam, melekat pada firman Tuhan. Ketika Allah berfirman, semua yang mustahil bisa terjadi seperti
halnya Yunus bisa keluar dari perut ikan (ay. 10). Marilah kita rutin membaca Alkitab, supaya apa yang ada
dalam hati dan pikiran kita adalah firman Tuhan dan bukannya kesulitan hidup (Mzm. 1:1-3). Firman Tuhan
dan doa akan menjawab seluruh tantangan hidup kita. Teruslah berdoa, apalagi dalam masa-masa sulit
seperti sekarang ini.
Untuk menembus batas kemustahilan yang harus kita lakukan adalah:

1. Hidup dalam doa


Doa adalah pengakuan dalam hati kita bahwa kitaadalah manusia yang lemah dan kekuatan Tuhan adalah
yang terbesar. Doa memberikan jaminan atas masa depan kita. Filipi 4:6 "Janganlah hendaknya kamu kuatir
tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan
permohonan dengan ucapan syukur". Doa harus disertai dengan ucapan syukur karena Tuhan menolong kita
dengan sungguh-sungguh".
2. Selalu berpikiran positif
Apapun yang kita hadapi maka kita harus senantiasa berpikiran positif karena kita memiliki Tuhan yang
dahsyat.

3. Menjaga hati kita


Amsal 4:23 "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan". Menjaga
hati kita agar kita berkenan dihadapan Tuhan, Filipi 4:5 Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang.
Tuhan sudah dekat!" Mazmur 91:14-16 "Sungguh, hatinya melekat kepadaKu, maka Aku akan
meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal namaKu. Bila ia berseru kepadaKu, Aku
akan menjawab, Aku menyertai dia dalam kesesakan, aku akan meluputkannya dan memuliakannya.
Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia, dan akan Kuperlihatkan kepadanya keselamatan dari
padaKu". 

Sering timbul di benak kita pertanyaan:  sanggupkah kita menghadapi hari depan?  Jawabannya:  tidak
sanggup jika mengandalkan kekuatan sendiri, karena sehebat, sekuat, sepintar atau sekaya apa pun
seseorang, kekuatannya sangatlah terbatas.  Tidak bisa tidak, kita membutuhkan kekuatan yang berasal dari
luar diri kita agar kuat berdiri di tengah terpaan badai kehidupan yang kian mengganas ini.  Kekuatan yang
kita butuhkan adalah kekuatan adikodrati atau kekuatan yang melebihi atau di luar kodrat alam,
supranatural, yang hanya kita peroleh melalui doa atau persekutuan karib dengan Tuhan.

     Tidak sedikit orang percaya menganggap remeh dan sepele kekuatan doa.  Alkitab menyatakan:  "Doa
orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.  Elia adalah manusia biasa sama
seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak
turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan
bumipun mengeluarkan buahnya."  (Yakobus 5:16b, 17, 18).  Doa menghadirkan kuasa Tuhan yang tak
terbatas atas diri manusia yang terbatas.  Kekuatan doa sanggup menembus kemustahilan!  Ketika Elia
berdoa supaya tidak turun hujan, hujan pun tidak turun di bumi selama 3,5 tahun, dan ketika ia berdoa
meminta hujan kepada Tuhan langit pun menurunkan hujan.  Doa adalah senjata ampuh mengalahkan
musuh dalam bentuk apa pun:  masalah atau pencobaan;  doa mampu menggetarkan hati Tuhan sehingga Ia
bertindak memberikan pertolongan dan menyembuhkan segala macam sakit-penyakit.

     Supaya doa kita berkuasa dan mendatangkan kekuatan, kuncinya adalah kita harus dalam posisi benar di
hadapan Tuhan, dosa harus dibereskan, karena dosa adalah penghalang utama doa sampai ke hadirat
Tuhan.  "Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-
Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah
segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak
mendengar, ialah segala dosamu."  (Yesaya 59:1-2).

"TUHAN itu jauh dari pada orang fasik, tetapi doa orang benar didengar-Nya."  Amsal 15:29

Anda mungkin juga menyukai