Anda di halaman 1dari 4

APA YANG MENGGERAKKAN IBADAH KITA?

Bacaan Alkitab: Yakobus 5:13-16

Pada dasarnya setiap manusia di bumi ini adalah makhluk


religius; makhluk yang senantiasa mencari pegangan atau
kekuatan lain di luar dirinya untuk dijadikan tempat sandaran
atau sumber pertolongan. Setiap kita memiliki kesadaran religius,
bahkan orang ateis sekalipun jauh di dalam lubuk hatinya yang
paling dalam pasti ada kesadaran tersebut, hanya saja mereka
tidak jujur.
Salah satu unsur liturgis dalam setiap agama-agama di
dunia ini adalah doa atau permohonan. Dalam agama Kristenpun
demikian, bahkan doa adalah hal yang sangat penting. Seseorang
belumlah disebut beragama atau beribadah kalau tidak berdoa.
Mengapa? Karena pada hakekatnya, doa adalah sebuah
komunikasi anatara yang menyembah dan yang disembah; anata
Tuhan dengan kita. Dalam doa kita mendengar Allah berbicara
kepada kita, dan juga sebaliknya dalam doa kita berbicara kepada
Allah.
Oleh karena itu, dalam agama kristen, doa bukan hanya
sekedar pelengkap liturgi ibadah. Tetapi merupakan kebutuhan
yang mutlak, sebab disitulah letak komunikasi/hubungan antara
kita dengan Tuhan. Namun dalam kenyataannya, kegiatan doa
tidak semuanya dilaksanakan karena dorongan atau motivasi
yang benar oleh pelakunya, tetapi terdorong oleh berbagai-bagai
motivasi.

Tiga hal yang menjadi penggerak mengapa kita berdoa:

1. Penderitaan (Yak. 5:13)

Sejak manusia jatuh dalam dosa, manusia selalu


diperhadapkan dengan penderitaan. Bahkan bisa dikatakan
bahwa penderitaan sudah merupakan bagian dari kehidupan
setiap makhluk di muka bumi ini. Adanya berbagai penderitaan
yang dialami seseorang dapat membuatnya terdorong untuk

[Type text]
berdoa; mencari kuasa Tuhan supaya ia tertolong dari
penderitaan yang terjadi.
Bukannya tidak boleh kita berdoa meminta pertolongan
Tuhan kalau kita mengalami penderitaan. Tetapi kalau hanya
karena penderitaan saja kita berdoa, berarti ada yang salah; perlu
dibereskan. Sebab kalau hanya demikian, berarti kita hanya
memanfaatkan Tuhan dan kuasanya demi kesenangan dan
kepentingan kita.

2. Penyakit (Yak. 5:14)

Penyakit adalah bagian dari penderitaan yang dialami


oleh setiap manusia akibat kejatuhannya dalam dosa. Maka dari
itu, penyakit bukanlah hal yang wajar sebenarnya. Penyakit ada
karena dosa. Allah tidak merancang kita untuk sakit. Allah ingin
agar kita hidup sehat.
Doa adalah sarana untuk kita menerima kesembuhan dan
mujizat Tuhan atas penyakit. Tetapi sekali lagi doa jangan hanya
dilakukan jika mengalami sakit. Kalau doa hanya digerakkan
hanya karena adanya penyakit, inipun salah. Lalu apa yang
benar? Perhatikan poin tiga di bawah ini.

3. Iman yang benar (Yak. 5:16)

Doa harus digerakkan oleh karena adanya iman yang


benar dalam diri seseorang. Iman berarti mempercayai Tuhan
dan segala kehendak/kebenaranNya. Karena ada percaya atau
iman inilah membuat kita bergantung sepenuhnya kepada Tuhan.
Iman yang benar harus berdasarkan pada kebenaran
Firman Allah. Kebenaran Firman Allah menuntun kita untuk
mengenal Allah dengan benar sehingga perilaku dan motivasi
kitapun dalam mencariNya adalah motivasi yang tulus, semata-
mata untuk menyenangkanNya.
Dalam keadaan demikian, doa bukan lagi sekedar sarana
untuk menerima mujizat atau pertolongan Tuhan. Tetapi sudah
merupakan sebuah kebutuhan mutlak, yang mana melaluinya kita
semakin intim dengan Tuhan karena adanya komunikasi yang
terjalin terus menerus dalam doa.

[Type text]
Kisah Sebuah Benih

Suatu kali, ada sebuah benih yang tercecer dan tidak dipedulikan
orang. Karena merasa rendah diri, benih itu menganggap dirinya
tidak penting. Hingga suatu hari, angin kencang datang dan
membuat benih itu terbang – dia tidak tahu akan dibawa kemana
– lalu tiba-tiba ia dilemparkan tanpa ampun ke sebuah tanah
terbuka dan terpanggang di bawah sinar matahari.

Dia merasa bingung, mengapa ia harus mengalami semuanya itu?


Tetapi yang ia butuhkan bukanlah sebuah jawaban, tetapi air
hujan sebagai gantinya terik matahari; kadang gerimis dan
kadang hujan deras.

Sementara waktu berlalu dan tahun berganti, ia melihat seorang


pengelana duduk di dekatnya, “Terima kasih Tuhan untuk ini.
Saya sangat membutuhkan istirahat.”

“Apa yang kamu bicarakan?” benih itu bertanya. Pikirnya sang


pengelana sedang mengolok-olok dirinya. Benih itu memang
melihat beberapa orang duduk di dekatnya dalam beberapa tahun
terakhir, namun tidak ada yang berbicara seperti itu.

“Siapa itu?” orang tersebut terkejut.

“Ini aku, Benih..”

“Benih?” Pria itu melihat pohon raksasa itu. “Apa kamu bercanda?
Kamu bukan benih. Kamu pohon. Sebuah pohon raksasa!”

“Benarkah?”

“Ya! Kamu pikir kenapa semua orang itu datang ke sini?”

”Untuk apa mereka datang kesini?”

[Type text]
”Untuk merasakan keteduhanmu! Jangan beritahu saya bahwa
kamu tidak tahu telah mengalami pertumbuhan bersama
berjalannya waktu.”

Sesaat hening ketika pengelana itu selesai mengucapkan kalimat


tersebut, dan membuat benih itu sadar siapa dirinya sekarang.

Benih itu sekarang telah menjadi sebuah pohon raksasa. Sambil


berpikir, ia tersenyum untuk pertama kalinya. Tahun-tahun
melelahkan berada dalam penyiksaan matahari dan hujan
akhirnya masuk akal baginya.

“Oh! Itu artinya aku bukan benih kecil lagi! Aku tidak ditakdirkan
untuk mati tanpa dikenali siapapun tetapi sebenarnya aku lahir
untuk memberi keteduhan bagi orang-orang yang lelah. Wow!
Sekarang hidupku seharga ribuan permata!” ucap benih yang
telah menjadi sebuah pohon raksasa itu.

Tahukah Anda, kehidupan manusia serupa dengan jalan hidup


benih ini. Banyak orang tidak menyadari bahwa dirinya berharga,
dan setiap kesukaran yang dialaminya dimasa lalu adalah sebuah
proses untuk membuat mereka kuat dan bertumbuh menjadi
pribadi yang besar yang dapat memberkati kehidupan banyak
orang.

Ingatlah bahwa hidup Anda lebih berharga dari ribuan permata,


karena Anda telah ditebus dengan darah Kristus yang mahal. Hari
ini sadarilah, bahwa Anda bukanlah sebuah benih lagi. Anda
adalah sebuah pohon dimana ada banyak orang yang bernaung.

Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh


subur seperti pohon aras di Libanon; mereka yang ditanam di bait
TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita. Pada masa tua pun
mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar, untuk
memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku
dan tidak ada kecurangan pada-Nya.

[Type text]

Anda mungkin juga menyukai