Anda di halaman 1dari 3

Yohanes 15:9-17 : tema : keterlibatan yg dlm dengan allah

Jemaat yg di kasihi tuhan

Manusia adalah mahluk ganda, di satu pihak manusia adalah mahluk individual, yaitu
menyngkut dengan privasi/ pribadi seseorang, yg berkaitan dengan hak kebebasan untuk
memilih. Tetapi juga di satu pihak mansuai adalah mahluk social, dalam hbungan social manusia
membutuhkan orang lain, lalu siapa yg disebut dgn orang lain? Yaitu mereka yang dekat dan ada
di sekitar kita. Bahakn karna relasi yang baik kita bangun kita menemukan sahabat. Tentunya
saya yakin kita yang hadir disaat ini memiliki sahabat baik. Sahabat, mempunyai makna yang
palin mendalam. Relasi dengan orang yang disebut sahabat sangat dekat. Dan kedua orang yang
disebut sahabat akan melakukan kegiatan bersama, kalau senang, maka senang bersama; dan
kalau bersedih, maka sedih bersama. Dan juga Sahabat selalu muncul dan selalu terlihat setelah
melalui suka duka bahkan mungkin pertengkaran hebat. Dan hubungan yang sudah terbina itu
tak putus oleh hal tersebut, hubungan itu abadi..
Jemaat yg di kasihi tuhan
Karna itu Yohanes 15:9-17, menuturkan bahwa kita adalah sahabat Yesus, sebagaimana kata
Yesus. “Kamu adalah ssahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu”
(Yoh. 15:14). Apa isi perintah itu ?Yesus memberi perintah untuk saling mengasihi. Tuhan lebih
dahulu telah mengasihi kita, setiap orang yang hidup dalam kasih Allah, berarti meyakini dan
mensyukuri kasih Allah yang telah kita terima dan alami.
Seturut dengan itu kita juga di tuntut untuk meneladani kasih Allah tersebut dengan mengasihi
sesama. Melakukan kasih memang tidaklah semudah mengatakan dan seindah
mengungkapkannya, namun kasih membutuhkan hati yang tulus dan menuntut pengorbanan
yang bukan segampang yang kita bayangkan. Yesus mengajarkan kasih yang sesungguhnya yaitu
kasih yang bersetandar “agape”. Kasih agape adalah kasih yang tak bersyarat. Kasih agape
adalah sifat inti Allah, karena Allah adalah kasih. (1Yohanes 4:7-12 ; 1 Kor.13:1-13).
Kasih agape bukan sekedar sebuah gerakan hati yang lahir dari perasaan, melainkan gerakan
kehendak, pilihan yang sengaja di lakukan. Kasih yang berhubungan dengan ketaatan dan
komitmen, dan tidak selalu dengan perasaan dan emosi. Mengasihi seseorang adalah mentaati
Tuhan dan perintahNya, demi kebaikan orang lain, mengupayakan berkat dan keuntungan orang
lain untuk jangka panjang. Sikap seperti inilah yang semestinya dimiliki setiap orang yang
percaya kepada Yesus Kristus.

Jemaat yg dikasihi tuhan


Kondisi hidup menggereja saat ini, membuat kebanyakan kita kehilangan hati nurani untuk
berbuat baik. Apalagi yang disebut dengan “Kasih”, seakan-akan merupakan suatu kebodohan
dan hanya sebatas dimulut. Ada banyak khotbah tentang kasih yang kita dengar, tetapi banyak di
antara kita yang tidak melaksanakannya. Kondisi seperti ini sudah menjadi kenyataan yang kita
hadapi. Ingat ! Yesus katakan: “kasihilah musuhmu dan minta berkat bagi mereka yang
menganiaya kamu”.
Bagaimanakah kasih itu dapat kita wujudkan ? Orang yang mendapat kebahagiaan sejati adalah
orang yang dapat membahagiakan orang lain. Ketika kita berusaha membahagiakan orang lain,
kita pun akan bahagia. Jika kita menyengsarakan orang lain, sebetulnya secara tidak sadar, kita
juga sedang menyengsarakan diri sendiri. Manusia selalu dikenang dari apa yang ia berikan dari
pada yang ia terima sepanjang hidup. Semakin banyak konstribusi positif yang diberikan seorang
kepada yang lain, semakin besar pula kesuksesan yang akan ia dapatkan.

Jemaat yg dikasihi tuhan..


Nasihat Rasul Paulus, Janganlah kita jemu-jemu berrbuat baik !.....marilah kita berbuat baik
kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.” (Galatia 6:9a, 10b)
Jangan ”Jemu-jemu”, jangan bosan-bosan, sama dengan melalaikan. ”Menjadi lemah” –
kehilangan semangat, kehabisan tenaga. Kita diingatkan jangan terjadi demikian. Kita harus terus
menabur benih-benih kebaikan disepanjang hidup kita. Pahala, keuntungan, berkat bagi setiap
orang yang berbuat kebaikan kepada sesamanya pasti akan diterimanya. Janji ini pasti terjadi
pada ”waktunya”.
Jika anda mengabaikan  ”kesempatan” ( Kairos – waktu yang genting dan terbatas)
sekarang untuk berbuat baik, melayani, bersaksi, beribadah, siapa yang menjamin besok
kesempatan yang sama seperti hari ini masih ada ? Jika anda dapat melukakan sesuatu yang baik
hari ini untuk Tuhan dan sesama lakukanlah itu hari ini sebab mungkin besok tidak ada lagi. Dan
ketahuilah, setiap perbuatan baik yang anda lakukan bagi sesama dalam kebutuhannya, itu adalah
mujizat bagi orang itu. Jadilah mujizat bagi setiap orang dalam kebutuhannya.
Santo Agustinus, seorang Bapa Gereja, pernah ditanya tentang: “Apa sih Kasih itu?
Bagaimana bentuk dan rupa Kasih itu?”. Santo Agustinus kemudian menjawab pertanyaan itu
begini: Kasih memiliki tangan untuk menolong orang lain, Kasih memiliki kaki untuk
menghampiri mereka yang miskin, Kasih memiliki mata untuk melihat kebutuhan-kebutuhan
orang lain, Kasih memiliki telinga untuk mendengar rintihan mereka yang menderita.
Sederhana, tepat sasaran!
Apa itu perwujudan kasih? Kasih itu punya tangan, kaki, mata dan telinga yang bukan
hanya bisa kita gunakan untuk diri kita sendiri saja … melainkan bisa juga kita gunakan untuk
menjangkau mereka yang lain yang ada disekitar kita. Kasih bukan hanya ‘melihat ke dalam’
tapi juga ‘melihat keluar’.Amin.

Anda mungkin juga menyukai