Anda di halaman 1dari 5

...

aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia
sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan
sehati sepikir." 1 Korintus 1:10

Bertikai, bermusuhan dan terpecah belah adalah keadaan yang sangat ditunggu-tunggu oleh Iblis. Ketika
umat Tuhan saling bertikai, bermusuhan dan terpecah belah, itulah saat yang tepat bagi Iblis untuk
memasukkan pengaruh jahatnya. Ketika keluarga-keluarga Kristen dan gereja-Nya dalam kondisi seperti
ini, bukannya kekuatan yang kita peroleh, tapi kehancuran yang didapat. Ada kalimat bijak bahasa Jawa:
"Crah agawe bubrah, rukun agawe santoso." Pertikaian menciptakan kehancuran, kerukunan
membangun kekuatan. "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap kota atau rumah
tangga yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan." (Matius 12:25).

Berbeda pendapat, berbeda pandangan, ketidakcocokan, adalah hal yang mudah kita temukan di mana
pun berada, tak terkecuali di dalam gereja atau di antara jemaat Tuhan. Ketika kita dihadapkan pada
perbedaan-perbedaan, hal yang harus dilakukan adalah mencari solusi atau titik temu, sampai diperoleh
kesepakatan, bukannya malah membesar-besarkan perbedaan, lalu saling menyalahkan, saling
bermusuhan, saling menebar gosip, saling menghasut atau membentuk kubu-kubu.

Jika hal ini terjadi, sama artinya kita sedang dipermainkan oleh Iblis dan termakan oleh siasat liciknya.
Jangan biarkan perpecahan terjadi, jangan biarkan Iblis mengambil keuntungan dari ketidakharmonisan
ini. Rasul Paulus memperingatkan bahwa sebagai orang percaya "...kamu bukan lagi orang asing dan
pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,"
(Efesus 2:19).

Tuhan Yesus berkata, "Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling
mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan
demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling
mengasihi." (Yohanes 13:34-35). Buang semua keegoisan, kepentingan diri sendiri dan juga gengsi!
Bagaimana kita mengasihi orang-orang di luar sana, jika terhadap saudara seiman saja kita saling
bermusuhan? Ingin berkat Tuhan mengalir seperti sungai? Bangun kebersamaan dan kerukunan.
Mengapa kita harus sehati sepikir?

1. Karena Kita adalah Anggota Keluarga Allah

Efesus 2:19

membedakan antara anggota keluarga dan orang asing atau pendatang. Di tradisi kala itu, orang asing
memang akan diterima di satu keluarga yang menampung mereka.

Namun, mereka (orang asing) sama sekali tidak punya hak untuk memberi usul dan tidak punya
tanggung jawab apapun akan kepentingan umum. Mereka hanya penonton dan harus tunduk pada
aturan tuan rumah.

Jadi, jika saat ini ada istilah "jemaat biasa" yang dalam praktiknya tidak lebih dari penonton yang tidak
pernah bersuara di gereja, mereka ini sama saja dengan orang asing. Bukan sikap semacam itu yang
dimaksudkan Alkitab dalam persekutuan jemaat.

Sebagai anggota keluarga Allah, maka kita memiliki hak dan tanggung jawab terhadap kelangsungan
hidup kita sebagai keluarga. Artinya, ada peran yang harus kita mainkan dalam membangun hidup
bersama demi terciptanya kesatuan dalam keluarga Allah.

2. Karena Kita Memiliki Satu Pemimpin

Alkitab menggunakan istilah "Kepala" untuk mengacu kepada Pemimpin. Sebagai jemaat atau gereja,
kita harus sadari bahwa Pemimpin atau Kepala kita hanya Satu, yaitu Yesus Kristus.

Hal ini jelas ditegaskan oleh rasul Paulus dalam Efesus 4:1-7.

Latar belakang kita boleh berbeda. Suku, bahasa, ras dan golongan boleh beragam. Merek atau label
gereja boleh bermacam-macam. Fokus kita ialah pada Satu Pemimpin atau Satu Kepala. Jadi, kalau Yesus
Kristus adalah Kepala Jemaat atau Gereja, maka seharusnyalah kita mendengarkan Dia yang
memerintahkan kita agar menjadi satu di dalam Dia.

3. Karena dalam Kesatuan Ada Berkat

Pada umumnya, kita semua suka dengan berkat. Tidak ada dari antara kita yang akan menolak berkat.
Yang acap kali kita tolak ialah angin yang membuat perut kembung. Makanya ada obat tolak angin.

Mazmur 133:1-3, menegaskan bahwa Tuhan akan memerintahkan berkat saat kita umat-Nya diam
bersama dengan damai atau rukun. Jadi, kunci agar jemaat atau gereja diberkati ialah kesatuan. Kita
satu hati, satu tujuan, satu jiwa. Artinya, kita terkoneksi secara sehat dan dinamis. Dalam konteks inilah
aliran berkat itu akan turun ke dalam hidup Jemaat atau Gereja.

Hiduplah dalam kesatuan, agar kita dapat menikmati pemberkatan Tuhan yang limpah dalam hidup dan
pelayanan kita.
Apa saja yang harus ada di dalam menjalin persatuan ?

Harus saling mengasihi

Kebenaran ini ditemukan di dalam perintah baru yang dinyatakan oleh Tuhan Yesus dalam Yohanes 13
:34-35. Mengasihi bukan hanya sekadar simpati saja ataupun dalam perkataan saja. Kasih itu dinyatakan
dalam perkataan dan perbuatan.

Yohanes mengatakan Anak anakku, janganlah kita hanya sekadar mengatakan bahwa kita mengasihi
orang lain; marilah kita sungguh-sungguh mengasihi mereka dan menunjukkan kasih kita dengan
perbuatan kita ( 1 Yohanes 3:18). Saling mengasihi merupakan suatu tanda bahwa orang-orang Kristen
adalah benar-benar pengikut Kristus. Kita tidak mungkin bersekutu tanpa adanya kasih.

Harus saling melayani

Tuhan Yesus adalah teladan kita dalam pelayanan. Dia memperlihatkan keteladanan seorang hamba
dengan menanggalkan jubahnya, dan berpakaian seperti seorang hamba membasuh kaki murid-murid-
Nya. Aku telah meberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang
telah kuperbuat kepadamu Yoh 13:15. Paulus sendiri pernah mengatakan Saudara-saudara, memang
kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai
kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih (lihat
Galatia 5 :13)

Harus saling membantu menanggung beban

(Galatia 6:2) Hendaklah kalian saling membantu menanggung beban orang supaya dengan demikian
kalain mentaati perintah Kristus. Perintah ini merupakan perintah praktis yang dirangkai oleh Paulus
secara relasional.. Setiap orang percaya yang hidup dalam persekutuan mestinya memiliki karakter-
karakter dasar Kristiani yakni rendah hati, lemah lembut, sabar dan mengasihi. Dengan adanya karakter
dasar itulah memungkinkan kita untuk turut meraskan kesulitan orang lain, bukan hanya itu kita juga
akan membantu mereka.

Harus saling mengampuni

Mengampuni dan melupakan, dua hal yang berbeda, orang yang melupakan saja belum tentu
mengampuni, tetapi yang paling penting adalah walaupun kita tidak melupakannya tetapi ada
pengampunan. Tuntutannya dalam satu tubuh Kristus yang hidup dalam persekutuan adalah saling
mengampuni. Bagaimana kita bisa bersekutu dengan tenang, kalau di depan kita masih ada musuh.

Suatu sore saya pulang dari gereja di Surabaya, udara waktu itu sangat panas dan saya merasa haus, lalu
saya melihat di Kulkas masih sisa sebuah Mangga, kan di sana terkenal Mangga Mana Lagi. Lalu langsung
saja tangan saya meraih Mangga itu dan ambil pisau untuk mengupas kulitnya, namun karena terburu-
buru, kupasan pertama saja telah melukai tangan saya. Namun karena Mangga itu begitu enak, maka
dengan tangan yang sudah tergores pisau, darah mengalir sedikit, tangan saya saja memegang Mangga,
sekarang tanpa mengupas kulitnya langsung saja dimakan. Pertanyaannya, tatkala tangan kanan saya
memotong tangan kiri saya, apakah tangan kiri saya langsung akan membalas menggores tangan yang
kanan? Tentu tidak saudara, mengapa? Karena akan terjadi kesakitan lebih mendalam lagi. Demikian
juga kita yang merupakan anggota tubuh Kristus, semakin kita saling menyakiti maka semakin sakit, itu
sebabnya Paulus mengingatkan kita, Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian, dan fitnah
hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah
seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam
Kristus telah mengampuni kamu (lihat Efesus 4:31-32 cf. Kolose 3:12-13 dan kembali ke Efesus 4:1-3)

Harus saling mengaku dosa dan saling mendoakan

Hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh...

(Yakobus 5:16). Seorang Kristen boleh mengaku dosanya kepada yang lain dan menerima bahwa
dosanya itu telah diampuni oleh Yesus (lihat 1 Yohanes 1:9).

Konsep keimaman orang-orang percaya sangat penting di sini, namun dalam praktek kehidupan sehari-
hari, jarang sekali orang-orang Kristen mengaku dosanya kepada saudara seiman. Orang-orang tidak
percaya satu dengan yang lain, nah kalau ada itu dalam kesatuan tubuh, itu artinya ada masalah. Kalau
misalnya tangan saya yang tergores pisau gara-gara Mangga Harum Manis itu tidak boleh diketahui
sakitnya oleh tubuh bagian yang lain, maka itu berarti ada masalah, mungkin karena ada urat yang
kejepit atau yang terpotong. Yakobus mencatat dalm suratnya bahwa Doa orang yang benar, bila
dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya (Yak 5:16b).

Harus saling menasihati

Menasihati sesama tidak perlu sampai dengan memakai gaya emosi atau marah besar, cukup dengan
bisik-bisik. Mengapa demikian? Sebab jujur saja tidak semua orang mau dinasehati. Karena semua
merasa lebih dari pada yang lain. Sebagai tubuh Kristus, anggota keluarga Allah tidak bisa demikian,
semua harus tumbuh dan sama merata sesuai dengan keberadaannya. Jikalau ada seorang anak, yang
tubuhnnya mulai besar, lalu tangannya dan kakinya serta kepalannya tetap kecil, maka sebagai orang
tua, ia akan bawa anak ini ke dokter, untuk mengobatinya, karena itu abnormal, tidak mestinya
demikian. Demikain juga kalau ada salah satu anggota tubuh kita bersalah (sakit), perlu diobati =
dinasehati.

Harus saling menghiburkan

Mana lebih gampang Menangis bersama atau bersukacita bersama?? Tidak gampang ikut bersuka-cita
dengan orang lain, tatkala orang lain berhasil, tatkala orang lain sukses, ; sering kali yang ada dalam
pemikiran kita adalah, mengapa tidak saya yang sukses? Mengapa tidak saya yang berhasil? Keegoisan
kita begitu berpengaruh dalam kehidupan kita, sehingga membuat kita tidak bisa menerima
kesukacitaan orang lain. Rasul Paulus hendak menghancurkan tembok keegoisan itu.

Tesalonika 4: 18 Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain Orang-orang di Tesalonika pada waktu
itu kebingungan tentang kedatangan Kristus sehubungan dengan kematian beberapa orang dari antara
mereka. Tetapi Paulus menjelaskan bahwa kedatangan Yesus tidak hanya menyangkut orang-orang yang
masih hidup melainkan orang-orang mati juga. Mari, salinglah menghibur.

Kiranya melalui tulisan ini, setiap kita rindu meyatukan diri dalam persekutuan, dengan kesatuan kita
akan kokoh, kuat dan tak tergoyah. Masih ingatkah anda akan Bhinneka Tunggal Ika? Bersatu kita teguh,
bercerai kita rubuh.

Merupakan nasihat dari Rasul Paulus agar kita seia sekata, bersatu dan sehati sepikir supaya tidak terjadi
perpecahan. Tentang hal ini dituliskan dalam 1 Korintus 1:10, Kita harus sangat berwaspada terhadap
roh pemecah belah ini, karena ini merupakan usaha iblis memecah belah baik sidang jemaat bahkan
sampai dalam nikah dan keluarga. Yudas 1:18-19 menulis, "Sebab mereka telah mengatakan kepada
kamu: "Menjelang akhir zaman akan tampil pengejek-pengejek yang akan hidup menuruti hawa nafsu
kefasikan mereka." Mereka adalah pemecah belah yang dikuasai hanya oleh keinginan-keinginan dunia
ini dan yang hidup tanpa Roh Kudus.”

Dalam persekutuan di dunia ini memang sangat mungkin terjadinya perpecahan sebagaimana ditulis
dalam 1 Korintus 11:18-19, "Sebab pertama-tama aku mendengar, bahwa apabila kamu berkumpul
sebagai Jemaat, ada perpecahan di antara kamu, dan hal itu sedikit banyak aku percaya. Sebab di antara
kamu harus ada perpecahan, supaya nyata nanti siapakah di antara kamu yang tahan uji.” Namun dalam
persekutuan tubuh Kristus tidak boleh terjadi perpecahan. Surat 1 Korintus 12:14, 20, 27 menulis:
"Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota. … Memang ada banyak
anggota, tetapi hanya satu tubuh. … Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah
anggotanya.” Malah dalam tubuh Kristus, anggota tubuh yang tampak paling lemah justru paling
dibutuhkan, dan anggota tubuh yang terlihat hina justru harus mendapat penghormatan khusus.

Dalam hubungan antar anggota tubuh Kristus, harus saling memperhatikan dan diikat dengan kasih
persaudaraan. Surat 1 Korintus 12:22-25 menyebutkan: "Malahan justru anggota-anggota tubuh yang
nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan. Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut
pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-
anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus. Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-
anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota
yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus, supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi
supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan.”

Anda mungkin juga menyukai