Anda di halaman 1dari 7

Tumbuhkan Cinta

Oleh: Khusnatul mawaddah

IG : Khusnatul Mawadda

Kecewa yang sangat dalam, sakit hati, putus asa,


dendam, pernah terlintas dalam alam fikiranku. Ternyata
mengganggu mental dan menjadikan kondisi fisik tidak
nyaman. Tiba-tiba sakit seluruh tubuh, malas bertemu orang
dan segala macam energi negatif menempel padaku.
Entahlah kenapa di setiap tempat selalu saja ada manusia-
manusia yang suka iri dengki. Melontarkan kalimat yang
kurang baik dan menyisakan luka. Jika kuingat, kusimpan
terus menerus akan membikin pikiran kacau dan
menghambat aktivitasku. Kita tidak mampu menyenangkan
semua orang, namun yang mampu kita perbuat adalah
berbuat baik kepada semua orang.
Terkadang kita sering mendholimi diri sendiri, karena
kecewa dengan sikap orang lain terhadap kita, maka
sasarannya tubuh tak tarawat, merusak rencana sendiri dan
hidup jadi kacau. Ibarat penenun, setiap hari memintal
benang setelah menjadi kain, kita guntingi lagi dan tak bisa
digunakan. Karena peristiwa kurang menyenangkan ini
berulangkali maka seiring waktu, pengetahuan mulai
bertambah, pikiran semakin mengalami evolusi, hati mulai
bisa menyaring dengan baik. Karena efek dari
ketidaknyamanan ini akan menjadi pribadi yang tidak
produktif. Mulai berjanji dengan diri sendiri bahwa pikiran
perbuatan diri maupun orang lain adalah manifestasi dari
pikirannya. Jika pikirannya positif tentu memproduksi action
yang positif pula.

Allah sudah mencontohkan dalam alqur'an, kisah


perjalanan nabi Muhammad saat diajak Allah healing dari
Masjidil harom ke masjidil aqso, dari masjidil aqso ke sidrotu
muntaha dengan memakai kendaraan Buroq bersama
malaikat Jibril. Jika Allah berkehendak apapun keinginan kita
dari fikiran dan hati yang jernih akan dipenuhi, kun fayakun.
Atas keyakinan akan kekuatan Allah untuk menolong
hambany inilah aku sering mengingatkan diriku sendiri.
Dalam do'a saat aku sendiri menyepi mengatakan pada
diriku. " Wahai diri, ihlaskan semua yang terjadi padamu,
kembalikan urusanmu kepada Allah karena janji Allah itu
pasti.

Adapun terapis saat hati ini muncul perasaan yang


kurang enak yaitu,

1. Dengan membaca istighfar setiap saat

2. Membaca sholawat nabi

3. Khusu' saat sholat

4. Membaca Alqur'anul karim

5. Bertemu dan berdialoq dengan orang sholih.

Sedangkan untuk mengantisipasi kejadian


menyakitkan agar tidak terjerumus lagi pada hal-hal yang
tidak produktif yaitu
1. Memilih komunitas yang dinamis

2. Memilih teman yang mengingatkan kebenaran

3. Menjadi kutu buku

4. Membiasakan aktivitas yang bermakna

Jika lingkungan yang mengitari kita sehat pikiran juga


mencerahkan. Di lingkunganku saat ini masyarakatnya
heterogen, ada yang profesinya pengrajin, pendidik, PNS,
pengusaha UMKM dll. Mereka kurang peduli satu dengan
lainnya, egonya tinggi sehingga jika tak bertegur sapa rasanya
biasa saja. Aku berusaha untuk memahami dan menikmati
dengan tentu saja tak ikut larut dengan ketidakpedulian.

Perlulah aku dan keluargaku healing dengan cara


yang menurut kami mampu menambah wawasan, merefresh
aktivitas, menjaga hati yaitu dengan cara,

1. Bersilaturrohim ke keluarga dekat

2. Bersedekah sesuai kemampuan


3. Menjaga sikap dan tutur kata yang menyakitkan.

Sehingga Healing Time bagiku cukup banyak cara,


ketika bertemu saudara saat bersilaturrohim ada interaksi
yang tentu positif untuk saling menceritakan pengalaman.
Bisa jadi sharing antar saudara menjadi imun hati pikiran kita
yang lagi kacau. Dengan saling berkunjung juga makin
mempererat hubungan silaturrohim, sehingga tumbuh rasa
cinta kasih.

Healing time yang paling dalam maknanya bagiku


selain berhubungan baik dengan sesama adalah memperbaiki
hubungan kita dengan sang pencipta. Menyerahkan segala
urusan hati kepada sang kholiq menjadi imun hati. Keadaan
seruwet apapun jika tetap melibatkan Allah pasti semuanya
bisa terurai dengan baik.

Sehingga menumbuhkan rasa cinta terhadap sesama,


dan meningkatkan kecintaan kita pada Allah zat yang
memberi nyawa akan memudahkan hati kita untuk selalu
ingat, bahwa jiwa raga kita selalu dalam dekapNya.

Sedalam apapun kekesalan hati ini jika selalu


condong atas ketentuan Allah maka keihlasan menjalani
hidup akan selalu ada.

Banyak hal yang patut disyukuri saat menumbuhkan


cinta ini kita biasakan, kita akan mampu mengembalikan
energi negatif ke energi positif. Sebagai ilustrasi saat luka hati
yang mungkin disebabkan hubungan yang kurang baik
dengan sesama, maka secara tidak langsung hati kita
mengabaikan rahman rahimnya Allah. Allah saja selalu
memaafkan semua hambanya asal mau bertaubat, kenapa
jiwa kita yang miliknya Allah susah untuk memaafkan.
Kehadiran rahman rahimnya Allah ini akan terpancar dari
perilaku kita. Healing yang sebenar-benarnya healing
menurutku adalah ketika kita mampu mengembalikan
seluruh jiwa ini kepada Allah, mengihlaskan ketentuannya
dan menjadikan diri ini makin dekat dengaNya.
Bionarasi

Khusnatul Mawaddah, lahir di Bojonegoro suka menulis


cerita nyata untuk kehidupan yang lebih baik. Suka
dengan komunitas penulis, aktif di beberapa organisasi
yaitu Muhammadiyah, Aisyiyah, dan Himpaudi PKG

Anda mungkin juga menyukai