Anda di halaman 1dari 2

1. Ada kejahatan yang sudah direncanakan dan ada yang terjadi secara spontan ?

Berilah contoh dan bagaimana cara mengatasinya ?


Kejahatan yang direncanakan dapat dimisalkan seperti pembunuhan berencana,
pencurian berencana, hal ini dilakukan dengan tahapan perencanaan dalam waktu
tertentu sebelum dilakukan aksi kejahatan tersebut. Adapun contoh kejahatan yang
dilakukan secara spontan yaitu seperti seseorang yang melakukan pencurian atau
mencelakakan orang lain dikarenakan adanya kesempatan yang mana sebelumnya
sudah ada pemicu dalam dirinya seperti kekurangan ekonomi, rasa sakit hati, cemburu
dan semisalnya.
Untuk beberapa cara yang dapat dilakukan seorang individu agar terhindar dari
melakukan kejahatan, baik itu direncanakan ataupun tidak, diantaranya:
 Membiasakan diri untuk berbuat kebaikan untuk siapa saja dan dimana
saja.
Kebaikan-kebaikan kecil yang dilakukan secara bertahap dan pelan-pelan akan
membuat seseorang cenderung semakin terarah ke jalan yang baik. Jangan
sampai niat jahat yang ada pada dalam diri kita malah melupakan kebaikan-
kebaikan kecil yang telah orang lain lakukan di sekitarmu. Fokuslah untuk
berbuat kebaikan tersebut sampai kamu benar-benar lupa dengan keinginan
jahat.
 Melembutkan hati, karena dendam hanya bersarang pada hati yang keras
Hati yang keras cenderun akan sulit menerima kebaikan.Termasuk kebaikan
memaafkan dan ikhlas terhadap kesalahan orang lain. Dengan hati yang keras
juga akan membuat seseorang sulit untuk membuka wawasan dan menjernihkan
pikiran. Caranya adalah dengan melembutkan hati yang sudah terlanjur keras.
Hati yang lembut akan lebih mudah menerima kebaikan dan memaafkan
kesalahan orang lain. Melembutkan hati bisa dengan mendekatkan diri kepada
Tuhan Yang Maha Esa, belajar ilmu baru, dan berbuat kebaikan-kebaikan kecil.
 Mencari kesibukan untuk melupakan perasaan ingin menyakiti
Waktu yang kosong dengan pikiran yang ke mana-mana bisa menjadi penyebab
kita berpikiran buruk kepada orang lain. Dari pikiran buruk tersebutlah mungkin
niat jahat itu timbul karena terlanjur dipenuhi dendam dan amarah. Mencari
kesibukan di waktu senggang sangat efektif menjadikan pribadi lebih produktif
dan membuka pikiran. Kegiatan-kegiatan positif yang kita lakukan seperti
bekerja, olahraga, dan menekuni hobi bisa jadi membuang niat jahat sejauh-
jauhnya,
 Membiasakan diri untuk berbuat kebaikan untuk siapa saja dan dimana
saja
Kebaikan-kebaikan kecil yang dilakukan secara bertahap dan pelan-pelan akan
membuatmu semakin terarah ke jalan yang baik. Jangan sampai niat jahat
membuatmu melupakan kebaikan-kebaikan kecil di sekitarmu. Fokuslah untuk
berbuat kebaikan tersebut sampai kamu benar-benar lupa dengan keinginan
jahat.
 Meyakini bahwa setiap perbuatan akan menuai hasilnya berdasarkan baik
dan buruknya perbuatan tersebut
Jika kita menanam kebaikan, maka kita pula yang akan menuai dua kali
kebaikan. Begitupun sebaliknya. Berbuat jahat kepada orang lain sama saja
seperti menuai kejahatanmu sendiri. Niat jahat bisa datang dari hati yang kosong
dari kebaikan. Sikap menerima dan ikhlas terhadap segala sesuatu bisa
membuat kita menahan diri dari keinginan untuk berbuat jahat kepada orang lain.
 Menjauhi orang yang membuatmu sakit hati
Tentu saja sakit hati ada penyebabnya. Dan orang yang menyebabkan sakit hati
akan terus menyakiti dan membuat kita ingin membalas berbuat jahat
kepadanya. Daripada terjebak dengan lingkungan orang-orang yang tidak baik,
lebih baik kita memilih menghindar dan menjauhi orang tersebut.

2. Kejahatan dapat dijabarkan menggunakan tiga symbol: noda jiwa, dosa, dan rasa
bersalah. Noda jiwa berkaitan dengan kejahatan sebagai sesuatu yang ditularkan
dari luar diri manusia ke dalam jiwanya. Dosa berkaitan dengan kejahatan sebagai
rusaknya hubungan manusia dengan Tuhan. Rasa bersalah sebagai rasa
tanggung jawab manusia terhadap kesalahan personalnya. Berilah contoh dan
bagaimana cara mengatasinya ?
Noda jiwa dapat dicontohkan sebagai apa yang terpikirkan atau tertanam dalam hati
seseorang, seperti apabila seseorang biasa melakukan suatu kejahatan ataupun
melakukan sesuatu yang dilarang dalam agamanya, maka cenderung akan tertanam
rasa tidak bersalah dan biasa saja terhadap apa yang telah dilakukannya. Contoh lain
yaitu seperti rasa dendam yang ada pada diri seseorang ketika ia mendapatkan
perlakuan buruk dari orang lain.

Sedangkan dosa merupakan konsekuensi dalam agama yang telah diatur apabila
seseorang melakukan sesuatu yang dilarang oleh agamanya seperti mencuri,
berbohong, berzina, membunuh, dan sebagainya. Dosa tersebut memiliki konsekuensi
pada pelakunya dan akan dimintai pertanggung jawabannya baik itu di dunia maupun
setelah kematiannya sesuai dengan kepercayaan agama setiap individu.

Adapun rasa bersalah, merupakan perasaan yang timbul pada diri seseorang ketika ia
melakukan perbuatan yang dilarang, baik itu terkait manusia ataupun dengan apa yang
telah diatur dalam agamanya.

Noda jiwa, dosa dan rasa bersalah terjadi ketika seseorang melakukan perbuatan yang
dilarang dalam agam maupun adat istiadat dimana dia beribadah. Cara yang tepat untuk
mengatasi apabila hal tersebut telah ada pada diri seseorang, maka beberapa hal yang
dapat dilakukannya yaitu:
 Apabila itu terkait noda jiwa, maka yang dapat dilakukan yaitu dengan
melembutkan hati. Melembutkan hati ini dapat dilakukan dengan belajar
memaafkan, berusaha memaafkan kesalahan orang lain, memperbanyak taubat
dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan melakukan banyak
kebaikan.
 Apabila itu terkait dengan dosa, maka yang dapat dilakukan yaitu apabila hal
tersebut terkait individu, maka yang dapat dilakukan yaitu dengan meminta maaf
dan berupaya untuk tidak mengulangi kesalahan tersebut. Apabila itu terkait
larangan dalam agama, maka bertaubat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
kesalahan tersebut dan berusaha dan bertekad untuk tidak mengulanginya
kembali.
 Rasa bersalah dapat diatasi dengan meminta maaf kepada orang yang dijahati
ataupun bertaubat kepada Tuhan Yang Maha Esa terhadap kesalahan yang
dilakukan
Hal yang tidak kalah penting untuk menjauhkan diri kita dari noda jiwa, dosa dan rasa
bersalah, yaitu dengan memilih tempat dan teman kita bergaul. Hal ini dikarenakan
teman yang baik cenderung akan menularkan kebaikan pada diri kita. Dan
memperbanyak mengisi waktu untuk melakukan kebaikan dimana dan kapanpun kita
berada.

Anda mungkin juga menyukai