Anda di halaman 1dari 2

Melatih Jiwa

Sering terjadi fenomena gangguan jiwa yang berupa kehilangan arah hidup. Maka
saya akan membahas bagaimana cara melatih jiwa dan Bagaimana pencarian
makna hidup dan kedamaian batin, banyak orang mencari jalan menuju
pencerahan jiwa namun banyak juga yang tersesat. Menurut Imam Al Ghazali
pendekatan yang dapat membantu dalam pencapaian ini adalah melalui irfani,
suatu ilmu intuitif dalam Islam yang bertujuan untuk mendalami pengetahuan
tentang hakikat diri, mendekatkan dengan Allah SWT, dan hubungan di antara
keduanya. Irfani menawarkan metode dan latihan-latihan yang dapat membantu
melatih jiwa dan membawa manusia lebih dekat kepada pencerahan batin. Kami
membahas pentingnya melatih jiwa dalam irfani dan bagaimana latihan-latihan ini
dapat membantu seseorang mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang
hakikat diri yang mendasar.

Keutamaan akhlak yang baik menjadi pondasi awal dalam melatih jiwa, akhlak
yang baik dapat meleburkan kesalahan bagai matahari yang melelehkan salju.
Pondasi awal dalam melatih jiwa adalah mengasah akhlak yang baik, yang
mencerminkan hubungan manusia dengan Sang Maha Pencipta. Akhlak yang baik
memungkinkan jiwa menyelaraskan diri dengan sang pencipta, menghapus
kesalahan, dan mencegah yang buruk terjadi. Dalam melatih jiwa, kesadaran,
kesabaran, pengendalian diri, dan hubungan yang baik dengan sesama manusia
merupakan aspek penting yang perlu ditekankan. Akhlak yang baik adalah kunci
dalam mengembangkan jiwa untuk mencapai pencerahan batin dalam irfani.

Kemudian memahami tentang akhlak baik dan buruk, Ahlak yang baik merupakan
bentuk batin. Segi batiniah merupakan dominasi dari sifat-sifat terpuji atas apa
saja yang tercela. Dengan menetapi ibadah serta menentang hawa nafsu dapat
memperindah penampilan batiniyah. Mungkin Sebagian orang bertanya
bagaimana memperbaiki akhlak buruk untuk menjadi baik. Di sini kami
menjelaskan cara memperbaikinya dengan, pertama melakukan hal kebalikan dari
perbuatan buruk misalnya, ketika berbohong harus dilawan dengan sikap jujur.
Selanjutnya mendekat diri lebih kepada Tuhan dengan mengikuti semua perintah-
Nya contohnya sholat dengan begitu akan menyucikan diri. Dengan penjagaan
hati menjadi hal penting untuk diperhatikan. Selanjutnya menguasai sifat buruk
lalu menundukkannya dengan kekuatan hati kokoh.

Ada beberapa cara agar kita bisa menyadari kejelekan-kejelekan diri kita masing-
masing. Cara yang paling utama menurut Imam Al-Ghazali adalah dengan cara
menemani seorang Syekh, lalu mengikuti semua perintah yang diperintahkan
olehnya. Pada saat itulah keaiban seseorang akan keluar dengan sendirinya dan
seorang Syekh akan memberitahu Aib tersebut. Ini merupakan metode yang
paling efektif dan utama untuk menyadari kejelekkan-kejelekkan diri sebagai
manusia. Namun cara tersebut sangatlah sulit untuk diterapkan di masa sekarang,
maka dari itu Imam Al-Ghazali menyarankan kita untuk mencari seorang teman
saleh yang alim tentang perkara kejiwaan sebagai pengawas atas keadaan dan
mengingatkan keaiban-keaiban kita sebagai manusia. Dan jika engkau tidak
mendapatkan seorang teman yang saleh, maka dengarkanlah perkataan-perkataan
orang-orang dengki yang mencari kesalahan-kesalahanmu. Ambillah faedah dari
perkataan-perkataan tersebut dan tuduhlah dirimu tentang perkataan-perkataan
tersebut seperti mereka menuduh kejelekkan-kejelekkanmu. Jangan engkau marah
dan jangan engkau memusuhi seseorang yang telah mengingatkan atas
kejelekkan-kejelekkanmu. Percayalah bahwa sesungguhnya sebuah pandangan
yang dipenuhi oleh amarah tidak akan berperilaku jujur dan tidak akan pernah
bersikap adil.

Ada dua cara penilaian seputar sikap terhadap pendengki. Cara pertama untuk
mengevaluasi sikapa pendengki adalah dengan beriman, yang kemudian
dilanjutkan dengan wushul (mencapai Allah). Kedua adalah dengan cara bertaqwa
kepada Allah, dengan tujuan mencari sebuah jalan keluar atas permasalahan yang
sedang dipikirkan. Jika engkau bisa merenungkan perkataan-perkataan seorang
pendengki maka terbukalah sebuah mata yang bisa engkau manfaatkan, jika
engkau tidak dikaruniai hal tersebut, maka hal tersebut sederajat dengan iman dan
pembenaran.

Anda mungkin juga menyukai