NIM : 201010083
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Kelas : PAI-3
Mata Kuliah : Alamiah Sosial Budaya Dasar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, degradasi secara harfiah dimaknai sebagai
kemunduran, kemerosotan atau penurunan. Sedangkan moral dimaknai sebagai (ajaran) baik buruk
yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan sebagainya.Di dalam Tafsir al-Qur’an
Tematik Seri 3 : Etika Berkeluarga, Bermasyarakat dan Berpolitik dijelaskan, moral secara kebahasaan
berasal dari ungkapan bahasa latin mores yang merupakan bentuk jamak dari kata mos yang berarti
kebiasaan atau adat kebiasaann.
Dengan demikian, degradasi moral remaja adalah penurunan kepekaan budi pekerti atau
kelakuan yang memiliki norma-norma luhur pada diri remaja. Akhlak, etika, moral dan susila
merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk menakar martabat dan harkat kemanusiaannya.
Semakin tinggi moral dan akhlak yang dimiliki oleh seseorang, semakin tinggi pula harkat dan
martabatnya. Sebaliknya, semakin rendah kualitas moral seseorang, maka semakin rendah pula
kualitas kemanusiaannya.
Ada beberapa faktor utama penyebab menurunnya akhlak remaja. Dalam artikelnya yang
berjudul “Organisasi: Upaya Meredam Degradasi Moral Remaja”, Shirhi Athmainnah menjelaskan
faktor-faktor itu, yaitu:
1). Budaya baca sangat rendah. Remaja Indonesia lebih senang dan terlihat bergengsi ketika
menggenggam HP/Tablet Pc dan sejenisnya dari pada memegang buku tebal dan usang.
2). Forum diskusi yang kian dihindari. Remaja Indonesia lebih senang bergosip mengenai selebritis
kegemarannya, dibanding berdiskusi tentang perjuangan para pahlawan, sirah nabawiyah, ilmuwan
dan sebagainya.
3). Peran keluarga yang kurang dominan. Keluarga tidak bisa lepas dari tanggung jawab terhadap
degrdasi akhlak yang terjadi pada remaja. Sehebat apapun remaja, pastilah ia berasal dari keluarga.
Pola didik dan pola asuh dari orang tua pastilah sangat berefek pada mereka.
4). Jauhnya remaja dari agama. Agama bukan lagi jadi pegangan, tapi hanya mata pelajaran satu
minggu sekali saja. Tidak akan merugi sama sekali jika meninggalkan shalat. Namun akan rugi jika satu
hari tidak memegang HP.
5). Mengidolakan orang yang salah dan bermasalah. Sebut saja selebritis, yang jelas-jelas punya
kepribadian buruk, tetap saja disanjung dan dipuja tiada henti. Rasulullah Saw seakan tergeser ribuan
kilometer. Teladan yang harusnya dicontoh oleh remaja muslim, seakan tergeletak pada kisah-kisah
nabi dalam buku-buku Islam semata.
Ada juga cara yang lain yang bisa mencegah degradasi moral remaja dan hal ini penting diperhatikan,
misalnya:
1. Kesadaran diri sendiri. Jika remaja diarahkan untuk memahami, sesungguhnya untuk apa dirinya
diciptakan dan siapa sejatinya dirinya yang hina itu, maka diharapkan dia akan memanfaatkan
waktunya untuk kegiatan-kegiatan yang positif, sehingga ia tidak menyia-nyiakan waktunya dengan
melakukan hal-hal yang dilarang agama. Kesadaran diri ini tentu saja harus didorong oleh diri sendiri
secara internal dan didorong oleh orang lain secara eksternal.
2. Kekuatan iman. Orang yang bisa mencegah hawa nafsunya untuk melakukan maksiat, niscaya ia
akan terhindar dari degradasi moral. Dalam konteks zaman yang semakin error ini, keimanan menjadi
barang berharga yang mahal harganya dan karenanya harus dipegangi teguh. Harus disadari pula,
bergegang teguh pada keimanan pada zaman yang kian error ini, ibarat memegang bara api yang
sangat panas. Tidak dipegang itu penting dan dipegang sangat panas dan tidak mengenakkan. Namun
insya Allah, yang tidak mengenakkan itulah justru yang menyelamatkan dan membuat kenikmatan di
akhirat nanti.
3. Merasakan kehadiran Allah. Mereka yang bertanggungjawab atas perbuatannya tentu akan
merasakan kehadiran Allah di mana saja. Setiap tindakan apapun yang dilakukan pasti akan merasa
dikontrol oleh Allah. Dengan kontrol Allah ini, diharapkan perbuatan yang akan dilakukan menjadi
terjaga. Yang bersangkutan tidak berani melakukan penyimpangan dari nilai-nilai agama, karena Allah
senantiasa memantau (muraqabah) dan akan memintainya pertanggungjawaban kelak.
Pertanggungjawaban niscaya terlaksana dan mustahil dilewati oleh hamba-hamba-Nya yang
melakukan penyimpangan semasa hidupnya.
Sumber :
http://www.qothrotulfalah.com/home/literatur/artikel-santri/124-degradasi-moral-remaja.html