Anda di halaman 1dari 3

Nama : Mohammad Jafar

NIM : 201010083
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Kelas : PAI-3
Mata Kuliah : Alamiah Sosial Budaya Dasar

RESUME DEGRADASI MORAL REMAJA ISLAM

A. Pengertian Degradasi Moral

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, degradasi secara harfiah dimaknai sebagai
kemunduran, kemerosotan atau penurunan. Sedangkan moral dimaknai sebagai (ajaran) baik buruk
yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan sebagainya.Di dalam Tafsir al-Qur’an
Tematik Seri 3 : Etika Berkeluarga, Bermasyarakat dan Berpolitik dijelaskan, moral secara kebahasaan
berasal dari ungkapan bahasa latin mores yang merupakan bentuk jamak dari kata mos yang berarti
kebiasaan atau adat kebiasaann.

Dengan demikian, degradasi moral remaja adalah penurunan kepekaan budi pekerti atau
kelakuan yang memiliki norma-norma luhur pada diri remaja. Akhlak, etika, moral dan susila
merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk menakar martabat dan harkat kemanusiaannya.
Semakin tinggi moral dan akhlak yang dimiliki oleh seseorang, semakin tinggi pula harkat dan
martabatnya. Sebaliknya, semakin rendah kualitas moral seseorang, maka semakin rendah pula
kualitas kemanusiaannya.

B. Faktor-faktor Degradasi Akhlak Remaja

Ada beberapa faktor utama penyebab menurunnya akhlak remaja. Dalam artikelnya yang
berjudul “Organisasi: Upaya Meredam Degradasi Moral Remaja”, Shirhi Athmainnah menjelaskan
faktor-faktor itu, yaitu:
1). Budaya baca sangat rendah. Remaja Indonesia lebih senang dan terlihat bergengsi ketika
menggenggam HP/Tablet Pc dan sejenisnya dari pada memegang buku tebal dan usang.
2). Forum diskusi yang kian dihindari. Remaja Indonesia lebih senang bergosip mengenai selebritis
kegemarannya, dibanding berdiskusi tentang perjuangan para pahlawan, sirah nabawiyah, ilmuwan
dan sebagainya.
3). Peran keluarga yang kurang dominan. Keluarga tidak bisa lepas dari tanggung jawab terhadap
degrdasi akhlak yang terjadi pada remaja. Sehebat apapun remaja, pastilah ia berasal dari keluarga.
Pola didik dan pola asuh dari orang tua pastilah sangat berefek pada mereka.
4). Jauhnya remaja dari agama. Agama bukan lagi jadi pegangan, tapi hanya mata pelajaran satu
minggu sekali saja. Tidak akan merugi sama sekali jika meninggalkan shalat. Namun akan rugi jika satu
hari tidak memegang HP.
5). Mengidolakan orang yang salah dan bermasalah. Sebut saja selebritis, yang jelas-jelas punya
kepribadian buruk, tetap saja disanjung dan dipuja tiada henti. Rasulullah Saw seakan tergeser ribuan
kilometer. Teladan yang harusnya dicontoh oleh remaja muslim, seakan tergeletak pada kisah-kisah
nabi dalam buku-buku Islam semata.

C. Dampak Degradasi Moral Remaja


Diantara dampak yang sangat potensial ditimbulkan oleh degradasi moral, adalah:
1) Terjadinya penurunan relijius remaja. Salah satu contohnya adalah jarang sekali remaja berada di
masjid untuk shalat berjamaah, karena mereka lebih mementingkan nongkrong di jalan dari pada di
masjid. Jika hal ini terjadi, apalagi sampai mereka meninggalkan kewajiban shalat dan kewajiban
lainnya, maka tentulah niatan untuk membentuk pribadi yang luhur dan berakhlak mulia akan sulit
terejawantahkan.
2) Pergaulan bebas. Pergaulan yang sedang dijalani oleh banyak remaja saat ini sudah melampaui
batas kewajaran. Seperti merokok, seks bebas, narkotika dan sebagainnya. Inilah masalah yang harus
diselesaikan secara arif bijaksana. Setiap permasalahan niscaya ada penyebab dan ada cara
mengatasinya. Di usianya yang dini, banyak remaja yang telah terlibat pergaulan bebas. Ada beberapa
peristiwa yang memilukan. Misalnya, tak sedikit remaja puteri yang rela menjual diri demi mendapat
uang secara instan, hanya untuk membeli HP, baju dan untuk gaya hidup ala metropolis lainnya
3) Kriminalitas. Beragam bentuk kriminalitas yang dilakukan remaja bukan barang baru lagi di negeri
ini. Mulai dari menjambret, memalak, merampok, membunuh, memperkosa, tawuran, hingga geng
motor, dll. Kriminalitas remaja tersebut kini mengalami peningkatan secara kuantitas, jumlah maupun
motifnya. Jika hal ini dibiarkan, maka akan kian merusakkan moral remaja, yang karenanya harus
diatasi secara menyeluruh.

D. Menepis Degradasi Moral Remaja


Diantara kegiatan yang bisa menepis degrasai moral, adalah bergabung dengan organisasi-
organisasi yang memiliki track record positif. Menurut Shirhi Athmainnah, banyak orang yang
dibesarkan oleh organisasi atau karena organisasi yang didirikannya. Dalam tulisan ini, tentu saja titik
tekan yang ditawarkan bukan mengajak remaja muslim berlomba-lomba mendirikan organisasi.
Dengan melihat begitu banyaknya organisasi yang telah berdiri dan bergerak di Indonesia, seyogyanya
telah cukup untuk mewadahi para remaja muslim untuk mengikuti satu atau beberapa organisasi yang
ada. Selain menambah ilmu dan pengalaman, organisasi adalah instrumen paling efektif untuk
mewadahkan kebaikan dan membentuk kepribadian.
Ada beberapa unsur organisasi yang sangat penting bagi remaja, sehingga mereka
dimungkinkan akan terhindar dari degradasi moral. Misalnya, hubungan antar anggota yang menjadi
dasar kerjasama antar anggota, aturan yang mengikat antar anggota, sumber energi yang mendukung
gerak kelompok atau orgnisasi sehingga organisasi selalu dinamis, proses kegiatan organisasi yang
dilakukan oleh semua orang untuk mencapai tujuan tertentu. Selain itu, organisasi juga menjadi
wadah untuk menyalurkan bakat dan minat, belajar bertanggung jawab, mensosialisasikan kebaikan
dan meredam kegiatan yang sia-sia.
Dengan demikian, masuk organisasi akan meredam degradasi moral yang mungkin timbul.
Waktu yang digunakan akan bermanfaat. Terjun ke dalam organisasi tidak lain juga untuk
mendapatkan teman yang baik dan saling mendukung. Harapan ini sesuai Hadis Nabi Muhammad
Saw: “Seseorang dapat dinilai dari kadar agama temanny. Karena itu, hendaknya salah satu diantara
kalian meneliti terlebih dahulu yang akan kalian jadikan teman.”(H.R.Al-Hakim).

E. Mencegah Degradasi di Kalangan Umum


Selain berorganisasi, sebagaimana dinyatakan Shirhi Athmainnah, sesungguhnya banyak juga
jalan atau cara untuk mencegah penurunan moral dan tentunya peran orang tua sangat penting
dengan mengawasi, memberi pemahaman dan penanaman nilai-nilai agama. Melalui hal-hal ini,
diharapkan generasi sekarang selamat penurunan moral.

Ada juga cara yang lain yang bisa mencegah degradasi moral remaja dan hal ini penting diperhatikan,
misalnya:
1. Kesadaran diri sendiri. Jika remaja diarahkan untuk memahami, sesungguhnya untuk apa dirinya
diciptakan dan siapa sejatinya dirinya yang hina itu, maka diharapkan dia akan memanfaatkan
waktunya untuk kegiatan-kegiatan yang positif, sehingga ia tidak menyia-nyiakan waktunya dengan
melakukan hal-hal yang dilarang agama. Kesadaran diri ini tentu saja harus didorong oleh diri sendiri
secara internal dan didorong oleh orang lain secara eksternal.
2. Kekuatan iman. Orang yang bisa mencegah hawa nafsunya untuk melakukan maksiat, niscaya ia
akan terhindar dari degradasi moral. Dalam konteks zaman yang semakin error ini, keimanan menjadi
barang berharga yang mahal harganya dan karenanya harus dipegangi teguh. Harus disadari pula,
bergegang teguh pada keimanan pada zaman yang kian error ini, ibarat memegang bara api yang
sangat panas. Tidak dipegang itu penting dan dipegang sangat panas dan tidak mengenakkan. Namun
insya Allah, yang tidak mengenakkan itulah justru yang menyelamatkan dan membuat kenikmatan di
akhirat nanti.
3. Merasakan kehadiran Allah. Mereka yang bertanggungjawab atas perbuatannya tentu akan
merasakan kehadiran Allah di mana saja. Setiap tindakan apapun yang dilakukan pasti akan merasa
dikontrol oleh Allah. Dengan kontrol Allah ini, diharapkan perbuatan yang akan dilakukan menjadi
terjaga. Yang bersangkutan tidak berani melakukan penyimpangan dari nilai-nilai agama, karena Allah
senantiasa memantau (muraqabah) dan akan memintainya pertanggungjawaban kelak.
Pertanggungjawaban niscaya terlaksana dan mustahil dilewati oleh hamba-hamba-Nya yang
melakukan penyimpangan semasa hidupnya.

F. Hal-hal Yang Harus Diperhatikan


Dijelaskan dalam buku Bening Hati, Basyar ‘Isya menjelaskan, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan untuk meredam degradasi moral remaja, baik secara internal maupun eksternal.
Diantaranya:
1. Menghidupkan hati nurani. Orang-orang yang hatinya benar-benar berfungsi akan berhasil
mengenal dirinya dan pada akhirnya akan berhasil pula mengenali tuhannya, sehingga keutuhan
akhlaknya akan tetap terjaga. Orang-orang yang sepanjang hidupnya tidak pernah mampu mengenal
dirinya dengan baik, tidak akan tahu bagaimana harus menyikapi hidup ini. Yang ada hanyalah
menyepelekan kehidupannya. Seakan-akan tidak akan pernah ada azab Allah.
2. Menjaga lisan. Lidah bagaikan pisau yang tajam, yang karenanya setiap ucapan pasti berbahaya bagi
diri sendri kecuali ucapan dalam kebaikan. Akibat lain dari memiliki akhlak dan hati yang kusam, sesat
dan kotor tidak lain dari kalimat lisan yang tak bermutu. Tiap-tiap kata yang keluar dari lisan, kata
Syekh Ibnu Atha’illah al-Sakandari, pastilah membawa corak bentuk hati dan perilaku orang tersebut.
Betapa tidak? Hati diibaratkan teko. Teko hanya bisa mengeluarkan isinya. Bila ia berisi air kopi, maka
yang keluar pun pastilah air kopi. Demikian pula jika isi airnya bening, maka yang keluarpun pastilah
air bening.
3. Memilih pergaulan. Allah Swt telah tegas melarang hamba-hamba-Nya berteman dengan setan.
Karena, “Siapa yang mengambil setan menjadi temannya, maka setan itu adalah teman yang seburuk-
buruknya.” (Q.s. An-Nisa [4]: 38). Seorang bisa tergelincir dalam bergaul, berteman dengan setan
dalam arti yang sesungguhnya. Berteman dengan setan bisa juga dalam wujud lain, yakni bergaul
dengan mereka yang tenggelam memperturutkan hawa nafsunya, gemar berbuat maksiat dan
maksiat. Selama hidupnya hanya sibuk dengan urusan dunia semata. Mereka tidak tahu arti hidup
yang sesungguhnya.

Sumber :
http://www.qothrotulfalah.com/home/literatur/artikel-santri/124-degradasi-moral-remaja.html

Anda mungkin juga menyukai