Anda di halaman 1dari 8

PENYIMPANGAN SOSIAL DI LINGKUNGAN REMAJA

Pengertian Perilaku Menyimpang


Suatu perilaku dikatakan menyimpang apabila perilaku tersebut dapat
mengakibatkan kerugian terhadap diri sendiri dan orang lain. Perilaku menyimpang
cenderung mengakibatkan terjadinya pelanggaran terhadap norma-norma, aturan-
aturan, nilai-nilai, dan bahkan hukum.
Menurut Andi Mappiere, perilaku menyimpang disebut juga dengan Tingkah
Laku Bermasalah. Tingkah laku bermasalah masih dianggap wajar jika hal ini terjadi
pada remaja. Maksudnya, tingkah lau ini masih terjadi dalam batas ciri-ciri
pertumbuhan dan perkembangan sebagai akibat adanya perubahan secara fisik dan
psikis. Lebih luas lagi, para ahli berusaha mendefinisikan pengertian perilaku
menyimpang. Menurut Ronald A. Hordert, perilaku menyimpang adalah setiap
tindakan yang melanggar keinginan-keinginan bersama sehingga dianggap menodai
kepribadian kelompok yang akhirnya si pelaku dikenai sanksi. Keinginan bersama
yang dimaksud adalah sistem nilai dan norma yang berlaku. Sedangkan Robert M. Z.
Lawang beranggapan bahwa perilaku menyimpang merupakan semua tindakan yang
menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha
dari mereka yang berwenang dalam sistem itn untuk memperbaiki perilaku
menyimpang. Selain dua tokoh itu, James W. Van Der Zanden juga berusaha
mendefinisikan konsep tersebut. Menurutnya, perilaku menyimpang merupakan
perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal tercela dan di luar
batas toleransi.
Beberapa Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Penyimpangan pada Remaja
Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, masa pencarian jati diri, dan masa
perkembangan kejiwaan yang menentukan sosok seseorang di masa yang akan
datang. Dalam proses mempersiapkan diri menuju kedewasaannya seorang remaja
sangat memungkinkan sekali untuk mengembangkan potensi-potensi positif yang ada
dalam dirinya. Namun, tidak menutup kemungkinan ia pun akan rentan terhadap
pengaruh-pengaruh negatif dari luar yang dikarenakan kondisi jiwanya yang belum
matang dan sebagian pikiran remaja yang belum stabil (labil) dan seringkali
mengalami kebimbangan dalam hidupnya.
Sesungguhnya faktor yang memicu terjadinya penyimpangan yang terjadi di
lingkungan remaja sangatlah beraneka ragam sehingga tidak jarang pula kita
menyaksikan banyak peristiwa-peristiwa penyimpangan yang terjadi. Pada fase ini
manusia mengalami perkembangan fisik, daya pikir, dan akal yang sangat cepat. Oleh
karena itu, sangat penting bagi seorang remaja penyediaan faktor yang mampu
meredam dan mengekang kebinalan jiwa untuk membimbingnya ke jalan yang lurus.
Beberapa faktor yang penyebab terjadinya penyimpangan pada remaja, yaitu:

1. Bacaan Yang Merusak

Media cetak melahirkan banyak produk mulai dari majalah, ensiklopedi,


komik, tabloid, surat kabar, dll. Beberapa diantaranya ada yang berisi ilmu
pengetahuan, hiburan, berita, biografi, opini, dan masih banyak lainnya yang
bermanfaat bagi masyarakat luas. Namun di sisi lain, ada pihak yang
menyalahgunakan keberadaan media cetak yang berkembang luas ini menjadi salah
satu upaya dalam menjatuhkan moral masyarakat dengan menghadirkan bacaan-
bacaan yang dapat merusak dan meracuni otak, bahkan ditambah dengan gambar-
gambar yang tidak pantas di didalamnya. Apalagi peminat dalam membaca
didominasi oleh golongan muda, dan hal inilah yang membahayakan bagi masa depan
bangsa.
Dampak yang ditimbulkan dari adanya bacaan-bacaan tersebut bagi kalangan
remaja adalah rusak dan terganggunya pikiran dan jiwa seorang remaja yang dapat
mengubah pola pikir dan menghambat remaja dalam berkreativitas. Peran remaja
sebagai penerus bangsa sangatlah penting bagi negeri pertiwi. Karena dengan
semangat kreativitas dan ide-ide segar yang dilahirkan mereka dapat membentuk
kepribadian bangsa menjadi lebih baik serta mendukung pembangunan negeri yang
sedang dalam masa perkembangan ini.
Hadirnya bacaan-bacaan yang berpotensi mengeruhkan pikiran ini dapat
memengaruhi kepribadian dan mematikan kreativitas generasi muda. Dalam
mengatasi hal ini perlu diadakan berbagai tindakan bersama yang tegas dan terarah
untuk mencapai tujuan demi mempertahankan harkat dan martabat bangsa kita. Salah
satu upaya yang bisa dilakukan adalah pemerintah hendaknya dapat melakukan
filtering terhadap perusahaan-perusahaan percetakan, dan menghimbau agar berhati-
hati dan menyiasati bagaimana caranya agar golongan muda sulit menjangkau
bacaan-bacaan yang seharusnya hanya diperbolehkan oleh orang-orang yang sudah
cukup usia. Dan hendaknya remaja juga dapat memilah mana yang patut dibaca oleh
mereka dan mana yang harus dihindari serta menahan diri untuk tidak membaca
bacaan-bacaan yang tingkatannya belum sampai pada batas usianya walaupun
keingintahuan yang besar senantiasa menyelimuti diri seorang remaja. Dalam hal ini
orang tua juga harus ambil peran dalam pengawasannya agar tidak terjadi hal yang
tidak diinginkan.

2. Kondisi Jiwa Yang Kosong

Kondisi ini merupakan penyakit yang sangat mematikan. Mematikan kekuatan


akal pikiran dan potensi-potensi jasmani manusia, khususnya bagi remaja yang
sedang mengalami perkembangan kejiawaan. Sebab kondisi jiwa manusia harus aktif
dan bergerak. Karena jika tidak begitu, maka akan menjadi bebal dan stagnan yang
berikutnya segala pikiran jahat dan was was syaithaniyah akan dihembuskan ke
dalam jiwa remaja yang hampa sehingga menimbulkan keinginan-keinginan jahat
dalam dirinya. Sangat menghawatirkan sekali apabila seorang remaja tidak mampu
mengolah jiwanya menjadi jiwa yang sehat. Untuk itu perlu diadakan pencegahan
agar hal ini tidak terjadi dan menjadi beban di dalam jiwanya. Karena banyak di luar
sana kejadian-kejadian penyimpangan yang diduga karena factor kekosongan jiwa
dalam diri seorang remaja yang berakibat terbangkalainya waktu mereka dan
memudahkan setan untuk merasuki jiwanya sehingga memicu keinginan-keinginan
buruk yang dinyatakan dalam bentuk perilaku penyimpangan.
Dalam menanggulangi masalah ini seorang remaja hendaknya memiliki
aktivitas rutin yang positif seperti: ibadah, membaca, menulis, berdagang, olah raga,
berorganisasi dan lain sebagainya yang sesuai dengan keinginan atau kemampuan
yang tentunya bermanfaat. Aktivitas rutin dilakukan agar jiwa seorang remaja tidak
mengalami kekosongan sehingga menjadikannya anggota masyarakat yang berguna
bagi dirinya sendiri dan orang lain di sekitarnya. Kegiatan rohani juga dapat
meminimalisasi kekosongan jiwa. Karena dengan sentuhan agama setidaknya hati
seorang remaja tergerak untuk lebih memerhatikan jalan hidup dan berhati-hati dalam
mengambil langkahnya juga dapat menghindarkan dirinya dari godaan-godaan setan
apabila ia meyakininya. Tidak akan rugi jika seorang remaja memiliki aktivitas rutin
sebab ia dapat mengisi waktunya dengan tidak sia-sia, mendapatkan pengalaman dan
pelajaran, dan hidupnya pun akan menjadi lebih berarti serta menjadi bekal untuk
masa depannya kelak.

3. Kesenjangan Kaum Tua dan Kaum Remaja

Hubungan kaum tua dan kaum remaja di dalam lapisan masyarakat haruslah
seimbang dan selaras agar kelangsungan hidup manusia dapat berjalan dengan
harmonis. Namun tidak jarang kita melihat kaum tua yang tidak mampu meluruskan
kaum remaja, bahkan ada sebagian yang putus asa dalam menghadapinya, yang pada
akhirnya menimbulkan kebencian dan rasa antipati juga tidak peduli terhadap
keadaan mereka baik atau buruk. Sebaliknya, sebagian kaum remaja seringkali
memandang sinis dan remeh terhadap kaum tua, bahkan menunjukkan sikap yang
menentang sebagai bentuk kekecewaan mereka. Hal inilah yang menimbulkan
keretakan di tengah masyarakat dan menjadi bahaya besar yang mengancam keutuhan
masyarakat.
Problema ini dapat ditangani dengan syarat kaum tua dan kaum remaja harus
meyakini dan menyadari bahwa masyarakat dengan adanya mereka ibarat satu tubuh.
Yang apabila salah satu anggota tubuh rusak, maka akan berakibat rusaknya seluruh
bagian tubuh, yaitu seluruh masyarakat sehingga perpecahan akan terjadi diantara
kedua golongan ini.
Kaum tua hendaknya memiliki rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap kaum
remaja baik atau buruknya, menghilangkan rasa putus asa dan bersabar dalam
menghadapi mereka. Remaja perlu bimbingan dalam menjalani hidupnya dan
mengambil banyak pelajaran dari orang-orang yang kedudukannya lebih tinggi dari
mereka, siapa lagi kalau bukan kaum tua. Oleh karena itu, kaum tua hendaknya dapat
mencerminkan sikap dan sifat yang bijaksana dalam mengambil tindakan agar kaum
remaja dapat memandang positif kaum tua, khususnya para pemimpin yang
seharusnya dapat dijadikan sebagai idola kaum muda. Itulah alasan mengapa kaum
muda lebih sering mengidolakan selebritis dibandingkan para pemimpin negeri.
Karena di zaman ini jarang sekali ada pemimpin yang dapat mencerminkan sikap
pemimpin yang sesungguhnya, pemimpin yang arif, pemimpin yang memiliki
keintelektualan yang baik, yang dapat dijadikan contoh oleh para generasi muda.
Keadaan kini berbalik, pemimpin yang seharusnya bisa dijadikan contoh
berubah menjadi sosok yang membuat para kaum remaja menunjukkan sikap
antipatinya terhadap mereka. Kaum remaja yang sama-sama menginginkan yang
terbaik bagi kehidupannya hendaknya dapat menaruh rasa hormat terhadap kaum tua
dan mau menerima bimbingan dan arahan mereka selama masih di jalan yang benar.
Juga diiringi dengan rasa ikhlas dan sungguh-sungguh untuk senantiasa berada di
jalan yang diridhai Allah swt. tanpa mengadakan perlawanan, penentangan, dan
penolakan secara keras yang dapat menghambat proses menuju kebahagiaan.

4. Pergaulan Dan Interaksi Dengan Kelompok Yang Menyimpang

Remaja yang bergaul dengan kelompok yang menyimpang akan sangat


memengaruhi pola pikir, perilaku, dan kepribadiannya. Pemandangan seperti ini
sering ditemukan pada remaja yang kurang mendapat perhatian dari orang tua dan
lingkungan yang kurang mendukung dalam membentuk kepribadiannya. Dewasa ini
banyak kelompok remaja yang menyimpang berkeliaran di tengah kota, mereka biasa
menyebut kelompok mereka dengan sebutan gangster yang berkonotasi negatif pada
sebagian besar pandangan masyarakat karena perilaku para anggota gangster yang
seringkali menunjukkan sikap berontak dan tidak mau diatur.
Dalam mengatasi permasalahan ini remaja hendaknya dapat memilih teman
bergaul yang baik dalam berpikir dan berperilaku agar dapat diteladani sikap dan
akhlak mulianya. Sekiranya memiliki akhlak yang baik, agama yang lurus, dan nama
yang harum, maka merekalah yang pantas dipergauli. Sebaliknya, remaja juga harus
berhati-hati dan jangan mudah tertipu oleh perkataan manis dan penampilan yang
memesona. Karena itu merupakan tipuan dalam upaya penyesatan yang dilakukan
oleh orang-orang yang bermoral rendah, sehingga kelompok mereka semakin banyak,
dan tertutuplah kejahatan-kejahatan mereka. Namun, peribahasa mengatakan bahwa
“sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga”, begitu pun dengan
keburukan-keburukan yang mereka perbuat, cepat atau lambat keburukan itu akan
terungkap.
Pemerintah juga harus lebih membuka mata dan prihatin atas kondisi remaja
masa kini yang sebagian tidak dapat mengikuti prosedur untuk menjadi anggota
masyarakat yang baik dan dapat diandalkan atas kehadirannya dengan
memberdayakan mereka yang menemui jalan buntu dalam hidupnya agar tidak sia-sia
demi mewujudkan masyarakat yang madani, karena negara akan maju bersama
dengan masyarakatnya yang maju

Upaya-upaya Mencegah Penyimpangan Sosial


1. Keluarga Keluarga merupakan faktor penentu bagi perkembangan atau
pembentukan kepribadian seorang anak selanjutnya.
2. Lingkungan Tempat Tinggal dan Kawan Sepermain Keadaan lingkungan yang
tidak baik tersebut dapat memengaruhi seseorang untuk terlihat dan terpengaruh
untuk melakukan penyimpangan sosial.
3. Media Massa Tayangan acara “smack down” di salah satu televise swasta yang
digugat akhir-akhir ini telah mempengaruhi anak-anak Indonesia berperilaku
menyimpang.

Usaha yang dilakukan dalam menangatasi perilaku menyimpang dapat


dilakukan dengan cara:
1. Usaha di lingkungan keluarga
a.) Menciptakan keluarga yang harmonis, terbuka dan jauh dari kekacauan. Dengan
keadaan keluarga yang seperti ini, mengakibatkan anak-anak lebih sering tinggal
dirumah daripada keluyuran di luar rumah. Tindakan ini lebih mendekatkan
hubungan orang tua dengan anaknya.

b.) Memberikan kemerdekaan kepada anak untuk mengemukakan pendapatnya dalam


batas-batas kewajaran tertentu. Dengan tindakan seperti ini, anak-anak dapat berani
untuk menentukan langkahnya, tanpa ada keraguan dan paksaan dari berbagai pihak.
Sehingga mereka dapat menjadi lebih bertanggung jawab terhadap apa yang mereka
kerjakan.

c.) Orang tua selalu berbagi (sharing) pengalaman, cerita dan informasi kepada anak-
anak. Sehingga mereka dapat memilih figure dan sikap yang cocok unutk dijadikan
pegangan dalam bertingkah laku.
d.) Orang tua sebaiknya memperlihatkan sikap-sikap yang pantas dan dapat diteladani
oleh anak-anak mereka.

2. Usaha di lingkungan sekolah


a.) Menegakkan disiplin sekolah yang wajar dan dapat diterima siswa dan penhuni
sekolah. Disiplin yang baik dan wajar dapat diterapkan dengan pembentukan aturan-
aturan yang sesuai dan tidak merugikan berbagai pihak.

b.) Pelaksanaan peraturan dengan adil dan tidak pandang bulu. Tinadakan dilakukan
dengan cara memberikan sangsi yang sesuai terhadap semua siswa yang melanggar
peraturan tanpa melihat keadaan orang tua siswa tersebut. Seperti siswa yang berasal
dari kaluarga terpandang atau pejabat.

c.) Meningkatkan kerja sama dengan masyarakat yang tinggal di lingkungan sekitar
sekolah. Dengan cara ini, masyarakat dapat melaporkan langsung penyimpangan-
penyimpangan yang dilakukan siswa di luar pekarangan sekolah. Seperti bolos,
tawuran, merokok dan minum minuman keras.

3. Usaha di lingkungan masyarakat


a.) Menegur anak-anak yang sedang melakukan tindakan-tindakan yang telah
melanggar norma.

b.) Menjadi teladan yang baik bagi anak-anak yang tinggal di lingkungan tempat
tinggal
TUGAS SOSIOLOGI

PENYIMPANGAN SOSIAL

DI SUSUN OLEH :

NINING YUNINGSIH

KELAS : X.4

SMA NEGERI 1 CILEDUG


Jalan Siliwangi No.151 Ciledug Kabupaten Cirebon

Kode Pos 45188

Anda mungkin juga menyukai