Anda di halaman 1dari 8

Hospitalitas Kristen Sebagai Upaya Mencegah Kenakalan Remaja

Christian Hospitality as an Effort to Prevent Juvenile Delinquency

Oktavani Lukin Caliane


Institut Agama Kristen Negeri Toraja
oktavanilukincaliane@gmail.com

Abstract:
This paper shows that Juvenile delinquencyin society cannot be
overemphasized is a common occurrence. Adolescence is a time of learning who
and who they really are. Delinquency is a social problem because of two factors:
internal and external factors.
Internal factors, where in this case delinquency grows because of problems
within the family, a lack of parental nattention. Which external includen
everyday associations. This paper will also show how to adjust hospitality, the
task of Church, and the role of parents.
Keywords: Hospitality, Church, the Parents, Juvenile Delinquency

Abstrak:
Tulisan ini memperlihatkan bahwa kenakalan remaja yang terjadi di
masyarakat tidak dapat dipungkiri merupakan hal yang banyak terjadi. Masa
remaja ini masa untuk mencari jati diri dan identitas yang sebenarnya.
Kenakalan remaja ini merupakan sebuah perilaku yang menjadi masalah sosial
yang disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal atau faktor dari dalam diri setiap individu dimana dalam hal ini
kenakalan itu tumbuh karena adanya masalah yang terjadi di dalam keluarga,
kurangnya perhatian dari orang tua. Faktor eksternal atau faktor dari luar yang
mana meliputi tentang pergaulan setiap hari.
Tulisan ini juga akan memperlihatkan bagaimana menerapkan hospitalitas,
peranan Gereja dalam menyikapinya,dan juga peranan orang tua.

Kata Kunci: Hospitalitas, Gereja, Orang Tua, Kenakalan Remaja


1. Pendahuluan
Yang menjadi persoalan disini adalah mengenai peran gereja dan orang tua dan
bagaimana menerapkan hospitalitas itu. Dalam hal ini berbicara mengenai kenakalan
remaja. Seperti yang kita ketahui bahwa masa remaja ini masa di mana mereka mencari
jati diri masing-masing. Mereka ingin mrencari tahu apa tujuan hidup mereka, atas
dasar apa mereka hidup. Remaja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti mulai
dewasa, bukan kanak-kanak lagi. Remaja ini adalah kata yang mengandung berbagai
arti tergantung bagaimana cara pandang dari masing-masing orang. Ada seseorang yang
mengatakan bahwa Remaja itu berkaitan dengan perkembangan yang di alami oleh
anak.
World Health Organization (WHO) mendefinisikan remaja dalam suatu masa:
a) Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda
seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangannya
b) Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari kana-
kanak menjadi dewasa
c) Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial – ekonomi yang penuh kepada
keaadaan yang relatif lebih mandiri.
Dan berdasarkan beberapa pengertian yang trelah di bicarakan di atas, maka
dapat di simpulkan bahwa remaja adalah individu yang berada pada masa peralihan,
yang mana dalam masa peralihan ini terdapat perkembangan yang cepat baik itu dari
aspek fisik maupun psikisnya.
Dikatakan juga bahwa remaja ini masa yang indah, dan masa mencoba-coba dan
melalui itu akhirnya mereka dapat berpikir ke depan bagaimana dengan kehidupan
mereka. Tetapi juga tidak dapat dipungkiri bahwa banyak orang tua yang sering marah,
jengkel dan stress dengan perbuatan para remaja atau pun stress melihat kelakuan
anak mereka yang sedang berada di masa peralihan itu. Menurut pandang para orang
tua, remaja ini merupakan generasi yang susah untuk di atur, memberontak, masih
egois dan kadang sifatnya masih ababil dan pendiriannya belum tetap 1, dan masa-masa
ini yang menjadikan sebagian orang tua kelelahan untuk mengatasi sikap remaja ini dan
juga ini yang menjadikannya masalah dan lebih memberikan ekstra perhatian lagi
kepada paa remaja ini.

1
E.B. Surbakti, Kenalilah Anak Remaja Anda (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2009), 2.
Remaja saat ini, jika saja keinginan ataupun permintaannya tidak di penuhi oleh
orang tua mereka maka pasti dia akan memberontak, dan tak kadang juga memarahi
kembali orang tua yang selalu menasihatinya. Dan juga seringkali para remaja ini tidak
mengerti dengan keadaan di sekitarnya bahkan juga keadaan di keluarga mereka
masing-masing dan selalunya ingin memaksa kehendaknya yang harus jadi. Contohnya
saja remaja A ingin meminta hp baru padahal hp yang lamanya itu masih bisa di
gunakan dan toh juga perekonomian keluarganya pas-pasan, tetapi dia tidak mau tahu,
dia harus mempunyai hp baru. Ini contoh dimana remaja tidak mengerti keadaan
keluarganya, dia egois.
Kemudian dalam pandangan masyarakat, remaja ini terbagi atas tiga pandangan
yaitu pandangan negatif, positif dan tidak peduli sama sekali2.
Pandangan Negatif
Kelompok masyarakat yang memandang remaja sebagai generasi yang bermasalah.
Hampir sama dengan pandangan orang tua yang melihat remaja itu
 Senang hura-hura
 Tidak memikirkan hari esok
 Sering menyusahkan orang lain
 Mau menang sendiri
 Mudah konflik
 Mudah tersunggung
 Tidak tahu aturan
 Sering berbuat onar
 Tidak bertanggung jawab
 Dan juga kurang peduli dengan lingkungan sekitar.

Pandangan Positif
Kelompok masyarakat yang memandang remaja sebagai generasi penerus
bangsa. Mereka yang akan meneruskan dan mengembangkan bangsa ini menjadi lebih
baik lagi kedepannya. Para remaja harus terus didik dan di bimbing agar dapat menjadii
panutan untuk kedepannya. Mereka sebagai remaja dalam pergaulannya harus dapat
menyeimbangkan diri dengan masyarakat dan sesuai dengan aturan dan norma yang
berlaku.
2
Ibid., 3.
Pandangan Tidak peduli sama sekali
kelompok masyarakat yang tidak terlalu mengurusi hidup dan memperhatikan para
remaja, mereka lebih bersifat acuh tak acuh dan terserah dari mereka mau berbuat apa
asalkan itu tidak merugikan masyarakat ini.

2. Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan dari penulisan ini adalah agar kita dapat mengetahui tentang
bagaimana menerapkan hospitalitas ini dalam mencegah kenakalan remaja dan juga
bagaimana peran gereja, peran orang tua dalam menyikapi hal tersebut.
Dalam kita menjalani kehidupan ini, begiitu banyak masalah atau konflik sosial
yang terjadi mulai dari tindak kekerasan sampai kepada kenakalan di lingkungan
remaja dan melalui tulisan ini, kita semua dapat mengetahui cara dan tidakan yang
tepat dalam menerapkan hospitalitas ini, dan juga dapat mengetahui bahwa dengan
cara seperti apa gereja dan orang tua berperan di dalamnya.

3. Pembahasan
Persoalan yang di kaji dalam pembahasan ini mengenai bagaimana kita
menerapkan hospitalitas ini dalam upaya mencegah kenakalan di kalangan remaja.
Dalam kita bermasyarakat sering kali dalam menilai dan memandang remaja itu sebagai
masa depan dan harapan bangsa dan berharap sebagai generasi penerus nantinya dapat
memberikan sumbangsih yang terbaik untuk lingkungan, bangsa dan negaranya. Ada
juga yang berpandangan bahwa adanya remaja ini dapat membuat masalah dalam
masyarakat.
Kenakalan Remaja
Kenakalan Remaja (Juvenile Delinquency) adalah suatu tindakan yang dilakukan
oleh anak muda yang merupakan gejala sakit secara sosial yang disebabkan oleh suatu
bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka itu mengembangkan tingkah laku yang
menyimpang. Kata Juvenile ini berasal dari bahasa latin ‘’Juvenilis’’ yang artinya anak-
anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa muda, sifat khas pada periode remaja.
Dan Delinquency berasal dari bahasa Latin ‘’delinquency’’ yang artinya terabaikan, yang
kemudian di perluas menjadi jahat, a-sosial, kriminal, pelanggaran aturan, pengacau
dan lain-lain3.
Ada dua Faktor yang menyebabkan kenakalan remaja yaitu faktor internal dan
faktor eksternal.
Faktor internal atau faktor dari dalam diri, yang mana kenakalan ini muncul
karena adanya suatu masalah, adanya suatu hal-hal dari kelurga yang membuat anak itu
menjadi nakal, seperti kurangnya kasih sayang dan peerhatian dari orang tua,
kurangnya didikan dan bimbingan, dan juga karena adanya luka batin yang di rasakan
para remaja akibat orang tuanya yang bercerai. Seperti yang kita ketahui bahwa ada
orang yang biasa ketika melihat remaja itu nakal pasti kasihan berkata ‘’dia nakal itu
karena akibat orang tuanya yang bercerai dan membuat anak itu jadi kurang kasih
sayang dan dia maunya itu dapat berkumpul bersama keluarga yang utuh tidak pecah’’.
Selain faktor dari dalam, ada juga faktor dari luar atau eksternal yang dimana kenakalan
remaja itu muncul akibat pergaulan mereka sehari-hari, mereka salah bergaul.
Namanya saja remaja, masih dalam proses pencarian jati diri maka mereka masih ababil
dan masih mencoba-coba. Dan ketika masyarakat melihat kenakalan remaja itu maka
ada yang juga biasa bilang ‘’itu karena mereka salah bergaul, mereka bergaul di tempat
yang tidak seharusnya ditempati oleh anak remaja’’.
Saya bertanya kepada salah satu warga di sekitar rumah mengenai apa itu
kenakalan remaja. Dan dia mendefinisikan kenakalan remaja itu dalam dua segi yaitu
dari segi kerohanian dan dunia sekuler. Dimana dia berpendapat bahwa kenakalan
remaja dari segi kerohanian adalah tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan
generasi muda yang melanggar kaidah-kaidah agama Kristen (Firman Tuhan) atau
segala perbuatan yang dilakukan di luar kehendak Allah. Dan kemudian kenakalan
remaja menurut ukuran dunia adalah perilaku remaja yang bertentangan dengan
kaidah-kaidah yang berlaku di masyarakat padan umumnya melanggar kaidah sosial
sampai pada tindakan melawan hukum4.
Penerapan Hospitalitas Kristen
Melihat semakin maraknya kenalakan remaja di masyarakat, setiap orang pasti
ada yang tidak suka melihatnya dan ada juga yang simpati dan empati kepada mereka.
Begini jugalah kita apalagi serang Kristen, kita harus mempunyai rasa empati kepada

3
Nunung Unayah, Muslim Sabarisman, ‘’Fenomena Kenakalan Remaja,’’(2015): 127.
4
Wawancara dengan Yosias Bawan Landepasa, pada tanggal 18 April 2021 pukul 11.25 WITA.
remaja sebagai sikap hospitalitas Kristen dalam kehidupan ini 5. Karena empati adalah
anugerah yang diberikan Tuhan sehingga kita sebagaimana orang Kristen dapat
melakukan sikap hospitalitas itu. Sebagai orang Kristen kita harus mengimani dan
menghidupi sikap hopitalitas ini sebagai wujud nyata iman kita kepada Allah, dan juga
ini adalah perwujudan dari hukum kasih karena kita sebagai orang Kristen di kenal
karena adanya Kasih dalam menjalani hidup, saling mengasihi.
Peran Gereja
Dalam menanggulangi kenakalan yang terjadi di kalangan remaja, gereja harus
berperan aktif di dalamnya seperti memberikan bimbingan konseling dan ini bisa di
lakukan oleh para hamba Tuhan. Pembimbingan konseling ini di lakukan dengan tatap
muka antar pribadi agar remaja mau terbuka dan bercerita mengapa dia mempunyai
sikap seperti itu. Ini sangat penting untuk di lakukan agar dapat juga memberikan
respon jika memang dalm diri anak itu terjadi masalah dan juga dengan adanya
bimbingan konseling ini gereja dapat membawa anak remaja ini untuk lebih mengenal
Tuhan dan kasih-Nya kepada manusia. Konseling ini dapat mengubah cara pandang dan
berfikir anak muda, mereka dapat bertumbuh dan lebih mengenal Kristus, dan
memberikan pengertian bahwa dalam menjalani kehidupan ini kita harus berbuat baik
dan dapat menjadi berkat bagi orang lain 6. Melalui gereja, jemaat juga dapat
memberikan pengertian lebih baik untuk berkontribusi dalam pelayanan gereja dari
pada membuat onar di dalam masyarakat.
Peran Orang Tua
Dalam menanggulangi dan mencegah kenakalan remaja, di perlukan juga
kontribusi dan keikutsertaan orang tua. Mungkin para orang tua dapat melakukan
komunikasi yang baik dengan remaja, memperhatikan mereka. Mungkin saja mereka
berbuat begitu karena merasa terabaikan dalam keluarga 7, akhirnya mereka berusaha
untuk menarik perhatian para orang tua namun melalui perbuatan yang melangggar.
Baiklah kita sebagai orang tua harus mendidik dengan tegas tetapi tidak menekan
remaja. Ajarlah mereka dengan penuh cinta kasih sehingga mereka dapat menjadi orang
yang penurut dan tidak nakal lagi.

5
Daniel Fajar Panuntun and Eunike Paramita, ‘’Hospitalitas Kristen dan Tantangannya Di Tengah
Pandemi Covid-19,’’ Harmoni 19, no. 1 (2020): 79-80.
6
Siaran Halawa, ‘’Tanggung Jawab Keluarga Kristen dan Gereja Dalam Menanggulangi Kenakalan
Remaja,’’ Eresi: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen, no. 1 (Maret 2020): 88.
7
Adristinindya Citra Nur Utami and Santoso Tri Raharjo, ‘’Pola Asuh Orang Tua Dan Kenakalan
Remaja,’’ Focus: Jurnal Pekerjaan Sosial, no. 1 (Juli 2019): 163.
4. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa kenakalan remaja
adalah suatu masalah, penyakit sosial yang terjadi di kalangan remaja dan masyarakat
dan itu yang menjadi suatu ketakutan dan kebingungan bagi para orang tua apakah
mereka salah mendidik atau bagaimana, dan mengapa bisa para remaja ini biasa
meresahkan masyarakat. Dan jika sudah di ketahui bahwa masalah ini tidak berimbas
baik bagi semua orang maka gereja dan juga para orang tua harus bertindak tegas
dalam menanggulangi masalah ini, agar tidak menjadi lebih parah lagi.
Gereja dan orang tua juga harus saling berkoordinasi satu sama lain agar dapat
bersama-sama mencari jalan keluar dari masalah ini, meskipun susah tetapi jangan
mudah menyerah.
Referensi
Surbakti, E. B. Kenalilah Anak Remaja Anda, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2009.

Unayah, Nunung, Muslim Sabarisman. ‘’Fenomena Kenakalan Remaja,’’ (2015): 127.

Panuntun, Daniel Fajar, and Eunike Paramita. ‘’ Hospitalitas Kristen Dan Tantangannya
Di Tengah Pandemi Covid-19,’’ Harmoni 19, no. 1 (2020): 79-80.

Halawa, Siaran. ‘’Tanggung Jawab Keluarga Kristen dan Gereja Dalam Menanggulangi
Kenakalan Remaja,’’ Eresi: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen, no. 1 (Maret
2020): 88.

Utami, Adristinindya Citra Nur. ‘’Pola Asuh Orang Tua dan Kenakalan Remaja,’’ Focus:
Jurnal Pekerjaan Sosial, no. 1 (Juli 2019): 163.

Yosias Bawan Landepasa, Wawancara tentang Kenakalan Remaja, 2021, Di Kolaka


Timur.

Anda mungkin juga menyukai