NIM : 1901483830
Kelas : LA44
Wujud pemberian maaf dan ampun, pertama dapat dimulai dari hati. Kita
memaafkan seseorang ketika hati kita tidak menyimpan kesalahan orang lain dan tidak
menaruh dendam, kebencian terhadapnya. Kita telah memaafkan seseorang yang
bersalah kepada kita dalam hati tetap menginginkan yang terbaik bagi orang tersebut.
Pemberian maaf yang terjadi dalam hati, bukan hanya ketika orang bersalah itu minta
maaf, tetapi sebelum dia minta maaf pun sebaiknya kita sudah mengampuni. Kedua
menunjukan sikap dan perilaku kebaikan, walaupun orang bersalah kepada kita masih
belum meminta maaf kepada kita, kita harus tetap memperlihatkan di berbagai
kesempatan, bahwa kita sebenarnya telah memaafkan dia, seperti sikap tidak
menjauhinya, mau bergaul dengan dia, serta menolong dia ketika dia membutuhkan.
Diharapkan pada akhirnya dia memahami dan mengalami bahwa kita memang sudah
memaafkannya. Ketiga menyatakan dengan kata-kata, tujuan dari tahap ini tidak lain
untuk menjernihkan segala keraguan yang masih tersisa dalam hati, baik di hati orang
bersalah maupun di hati orang yang memaafkan. Dengan pernyataan terbuka baik
permintaan maaf maupun pemberian maaf, keragu-raguan di dalam hati seseorang dapat
diselesaikan. Diharapkan keterbukaan ini dapat benar-benar menciptakan suasana baru
diantara kedua belah pihak.
Marilah kita belajar mengampuni kepada semua orang yang melakukan kesalahan
kepada kita dan meminta maaf segera apabila kita melakukan kesalahan, dengan
melakukan hal antara lain :
1. Melepaskan hak untuk menuntut balas
Anda harus memulai dengan melepaskan orang yang telah melukai
Anda dari tuntutan kemarahan . Ini tidak adil, begitukah menurut anda benar.
Pengampunan bukanlah hal yang adil. Sungguh tidak adil ketika Allah
mengampuni dosa-dosa kita, dan juga tidak adil ketika Anda harus
mengampuni orang lain. Allah tidak memberi kita hal yang layak kita terima.
Dia memberi kita hal yang sangat kita butuhkan. Alkitab berkata bahwa
Allah itu adil. Suatu hari nanti, Dia akan menuntaskan semua persoalan.
Untuk sementara ini, biarlah Allah memenuhi hati kita dengan damai
sejahtera dan kasih karunia.
Alkitab berkata di dalam Roma 12:19, "Janganlah kamu sendiri
menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada
tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut
pembalasan." Langkah pertama dalam memaafkan adalah tidak mengambil
tindakan penegakan keadilan secara pribadi. Biarlah Allah yang akan
menjadi Hakim yang tidak memihak.
2. Pusatkan kembali perhatian pada rencana Allah bagi hidup Kita
Kita hanya bisa memusatkan perhatian ke arah masa depan atau masa
lalu - tidak bisa ke dua-duanya. Pusatkanlah perhatian pada hal-hal yang
ingin Allah kerjakan di dalam hidup kita. Selama Kita memusatkan perhatian
pada orang yang melukai kita, maka merekalah yang sedang mengendalikan
kita. Kita tentu tidak ingin orang-orang yang dulu pernah melukai kita
mengendalikan hidup kita di masa kini. kita tentunya ingin agar Allah yang
mengendalikan hidup kita.
Sebenarnya, jika Anda tidak membebaskan orang yang melukai Anda,
maka Anda akan menjadi semakin mirip dengan dia. Anda akan menjadi
mirip dengan apa yang menjadi fokus perhatian Anda. Jika Anda
memusatkan perhatian pada rasa sakit, maka Anda akan mengarah ke sana.
Jika Anda berfokus pada tujuan hidup, maka Anda akan maju.
Alkitab memberitahu kita di dalam kitab Ayub 11:13-16, "Jikalau
engkau ini menyediakan hatimu, dan menadahkan tanganmu kepada-Nya;
jikalau engkau menjauhkan kejahatan dalam tanganmu, dan tidak
membiarkan kecurangan ada dalam kemahmu, maka sesungguhnya, engkau
dapat mengangkat mukamu tanpa cela, dan engkau akan berdiri teguh dan
tidak akan takut, bahkan engkau akan melupakan kesusahanmu, hanya
teringat kepadanya seperti kepada air yang telah mengalir lalu."
Luruskan hati Anda. Artinya, lakukanlah hal yang benar. Maafkan
orang itu. Lepaskan dia dari tuntutan sakit hati. Memohon kepada Allah.
Mintalah Yesus Kristus untuk turut campur dan memenuhi hati kita dengan
kasih-Nya.
Hadapi lagi dunia ini. Jangan menarik diri. Jangan mengurung diri kita.
Kita tidak bisa mengasihi tanpa menanggung resiko dilukai. Dan hidup tanpa
mengasihi jelas-jelas bertentangan dengan rencana Allah bagi hidup kita.
3. Tanggapilah kejahatan dengan kebaikan
Paulus memberitahu kita di dalam Roma 12:21, "Janganlah kamu kalah
terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!." Ada
begitu banyak kejahatan di dunia ini. Anda tidak akan bisa mengatasi
kejahatan dengan cara mengecamnya. Anda hanya bisa mengatasi kejahatan
dengan kebaikan.
Memaafkan kesalahan orang lain dan menerimanya kembali adalah dua
hal yang tidak dapat dipisahkan. Pengampunan yang sejati mengandung
penerimaan yang total; penrimaan yang sejati mengandung pengampunan
yang sepenuhnya. Pengampunan tanpa penerimaan kembali sebenarnya
bukanlah pengampunan.
Referensi :
http://alkitab.sabda.org/lexicon.php?word=pengampunan
http://sinaran-kasih.blogspot.co.id/2011/11/memaafkan-atau-mengampuni.html
Buku Character Building : Agama