M. NUR FUADI
NIM. 1914201009
DEFINISI MANAJEMEN SPIRITUAL
1. Tunjukkan kepedulian yang tulus. Secara mendasar, kebaikan berkaitan dengan kepedulian
yang tulus kepada orang-orang di sekitar, keinginan untuk memberikan yang terbaik, dan
menerima bahwa orang lain pun memiliki keinginan, kebutuhan, aspirasi, dan ketakutan, sama
seperti Anda. Kebaikan akan terasa hangat, tidak akan lekang oleh waktu, membangun
kesabaran, memupuk rasa percaya dan kesetiaan, serta mendorong Anda untuk bersyukur.[1]
Piero Ferrucci melihat kebaikan sebagai hal yang “memudahkan” hidup karena membebaskan
diri dari sikap dan perasaan negatif seperti rasa kesal, kecemburuan, kecurigaan, dan
manipulasi.[2] Pada akhirnya, kebaikan merupakan kepedulian yang mendalam kepada semua
orang.
2. Jangan bersikap baik demi mendapatkan apa yang diinginkan. Berhati-hatilah terhadap
kebaikan yang menipu. Kebaikan bukanlah tentang “kesopanan, kemurahhatian yang didasari
rasa perhitungan, dan etiket dangkal".[3] Bersikap baik kepada orang lain karena Anda merasa
bahwa hal tersebut dapat mendorong orang lain untuk memberikan apa yang Anda inginkan atau
memanfaatkan kebaikan sebagai cara mengendalikan orang lain justru tidak mencerminkan
kebaikan yang sesungguhnya. Berpura-pura peduli kepada seseorang sambil menahan amarah
atau rasa jijik bukanlah bentuk kebaikan. Menyembunyikan kemarahan atau kekesalan di balik
keramahtamahan juga tidak mencerminkan kebaikan.
3. Bersikap baiklah kepada diri sendiri. Banyak orang melakukan kesalahan dengan bersikap
baik kepada orang lain, tetapi di saat yang sama tidak mampu mencerminkan kebaikan kepada
diri sendiri. Terkadang, fenomena ini berasal dari ketidaksukaan terhadap aspek tertentu dalam
diri, tetapi sering kali hal ini terjadi akibat ketidakmampuan Anda untuk mengenal diri sendiri lebih
baik. Sayangnya, ketika Anda merasa tidak percaya diri dan tidak dapat menyayangi diri sendiri,
kebaikan Anda kepada orang lain berisiko menyimpan “niat tertentu”, seperti yang dijelaskan di
langkah sebelumnya. Hal ini juga bisa membuat Anda merasa lelah secara emosional atau
kecewa karena Anda selalu mengedepankan orang lain.
4. Bangun kebaikan demi kesehatan sendiri. Kesehatan psikologis dan
kebahagiaan yang meningkat datang dari pola pikir yang lebih positif, dan
kebaikan mencerminkan kondisi mental yang positif. Meskipun kebaikan
berkaitan dengan memberi dan bersikap terbuka kepada orang lain, sikap
baik dan hangat yang Anda cerminkan justru memberikan perasaan sehat
dan koneksi yang dapat meningkatkan kondisi mental dan kesehatan
tubuh kepada Anda sendiri.
5. Bersikap baiklah kepada semua orang, bukan hanya kepada mereka
"yang membutuhkan". Perluas lingkaran kebaikan Anda. Terkadang,
sangat mudah bagi kita untuk bersikap baik saat secara tidak sadar
menunjukkan apa yang disebut oleh Stephanie Dowrick sebagai "kebaikan
yang merendahkan".[8] Bentuk kebaikan ini mengacu kepada kebaikan
yang ditunjukkan kepada orang-orang yang dirasa sangat membutuhkan
(mis. orang sakit, fakir miskin, orang yang rentan mengalami kekerasan,
dan siapa pun yang “sejalan” dengan gambaran pribadi mengenai orang
yang membutuhkan).
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH
MIFTAKHUL JANNAH
NIM. 1614201015