Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN SPIRITUAL

M. NUR FUADI
NIM. 1914201009
DEFINISI MANAJEMEN SPIRITUAL

Manajemen spiritual sebagai suatu proses


perencanaan, pengelolaan, dan pemberdayaan
diri secara holistik yang meliputi jasmani, rohani,
mental-emosional, sosial, dan ekonomi untuk
mencapai tujuan hidup secara efektif dan efisien.
Langkah – langkah manajemen spiritual

1. Melatih Berfikir Positif


Memiliki pikiran yang positif memungkinkan kita untuk mengatasi
situasi stres dengan lebih baik, sehingga mengurangi efek kesehatan
yang berbahaya. Orang yang positif dan optimis juga cenderung
menjalani gaya hidup yang lebih sehat, melakukan lebih banyak
aktivitas fisik, mengikuti diet yang lebih sehat, dan tidak merokok atau
minum alkohol secara berlebihan. Jika pikiran yang melintas di kepala
kita sebagian besar negatif, pandangan hidup kita cenderung
pesimis. Jika pikiran kita sebagian besar positif, kemungkinan besar
kita adalah orang yang optimis atau seseorang yang menjelaskan
pemikiran positif (Mayo Clinic, 2022).
Manfaat kesehatan dari berpikir positif
1. Dikutip dari Mayo Clinic (2022), ada beberapa manfaat kesehatan dari
berpikir positif, yaitu:
2. Peningkatan rentang hidup
3. Tingkat depresi yang lebih rendah
4. Tingkat kesusahan dan rasa sakit yang lebih rendah
5. Ketahanan yang lebih besar terhadap penyakit
6. Kesejahteraan psikologis dan fisik yang lebih baik
7. Kesehatan kardiovaskular yang lebih baik dan pengurangan risiko kematian
akibat penyakit kardiovaskular dan stroke
8. Mengurangi risiko kematian akibat kanker
9. Mengurangi risiko kematian akibat kondisi pernapasan
10. Mengurangi risiko kematian akibat infeksi
11. Memiliki keterampilan koping yang lebih baik ketika mengalami tekanan
Cara berfikir positif
berikut beberapa cara untuk berpikir dan berperilaku dengan cara yang lebih positif dan optimis,
yaitu:
1. Kenali area kehidupan yang biasanya dipikirkan secara negatif, misalnya pekerjaan, perubahan
hidup, atau hubungan dengan orang lain. Kita dapat memulai dari yang kecil dengan berfokus
pada satu area untuk diubah menjadi lebih positif. Gunakan pikiran positif untuk mengelola
stres, bukan yang negatif.
2. Luangkan waktu sesaat setiap hari untuk menyadari pikiran-pikiran kita. Jika lebih banyak
negatif, cobalah untuk mengubahnya menjadi pikiran positif.
3. Tersenyum atau tertawa, terutama selama masa-masa sulit. Carilah hal-hal lucu dalam
kejadian sehari-hari. Ketika kita bisa mengatasi hidup, stres yang dirasakan akan berkurang.
4. Lakukan gaya hidup sehat, berolahraga selama 30 menit sehari dalam seminggu. kita juga
dapat membaginya menjadi 5 atau 10 menit di siang hari. Olahraga dapat memengaruhi
suasana hati secara positif dan mengurangi stres. Makan makanan yang sehat, tidur yang
cukup, dan pelajari teknik untuk mengelola stres.
5. Kelilingi diri kita dengan orang-orang yang positif dan suportif yang dapat diandalkan untuk
memberikan saran dan umpan balik yang bermanfaat. Orang-orang yang negatif dapat
meningkatkan stres dan membuat kita meragukan kemampuan kita dalam mengelola stres
dengan cara yang sehat.
6. Melakukan latihan self-talk yang positif, terbiasa dengan mengikuti satu aturan sederhana,
jangan mengatakan apa pun kepada diri sendiri yang tidak akan kita katakan kepada orang
lain. Bersikaplah lembut dan menyemangati diri sendiri. Jika pikiran negatif memasuki pikiran
kita, evaluasilah secara rasional dan tanggap dengan afirmasi tentang apa yang baik tentang
diri kita. Renungkan tentang hal-hal yang disyukuri dalam hidup kita.
Berikut adalah beberapa contoh self-talk negatif dan
bagaimana kita dapat mengubahnya menjadi pikiran positif
(Mayo Clinic, 2022):

Self-talk negatif Pikiran positif


Saya belum pernah melakukannya Ini adalah kesempatan untuk
sebelumnya mempelajari sesuatu yang baru
Saya akan mencoba
Ini terlalu sulit menyelesaikannya dengan cara yang
berbeda
Saya memiliki kekuatan untuk
Saya tidak memiliki sumber daya
melewati ini
Saya terlalu malas untuk Saya akan mencoba menyelesaikan
menyelesaikan ini ini
Saya akan mencoba membuatnya
Tidak mungkin itu akan berhasil
supaya berhasil
Itu perubahan yang terlalu ekstrim Mari ambil kesempatan
Tidak ada yang mau berbicara Saya akan mencoba untuk memulai
dengan saya pembicaraan dengan orang lain
Saya tidak akan menjadi lebih
Saya akan mencobanya lagi
baik dalam hal ini
 Melatih memberikan sesuatu
yang terbaik
Apabila seseorang berbuat sesuatu atau bekerja dengan
misi untuk memberikan sesuatu yang terbaik untuk Tuhan
secara otomatis hasil kerjanya pun berbanding lurus
dengan keberhasilan. Apa yang diupayakannya pun
bernilai baik dihadapan orang lain karena ia telah bekerja
dengan memberikan yang terbaik kepada Tuhannya.
Memberikan sesuatu yang terbaik semestinya menjadi
semangat dalam setiap perbuatan kita
Langkah-langkah memberikan sesuatu yang terbaik

1. Tunjukkan kepedulian yang tulus. Secara mendasar, kebaikan berkaitan dengan kepedulian
yang tulus kepada orang-orang di sekitar, keinginan untuk memberikan yang terbaik, dan
menerima bahwa orang lain pun memiliki keinginan, kebutuhan, aspirasi, dan ketakutan, sama
seperti Anda. Kebaikan akan terasa hangat, tidak akan lekang oleh waktu, membangun
kesabaran, memupuk rasa percaya dan kesetiaan, serta mendorong Anda untuk bersyukur.[1]
Piero Ferrucci melihat kebaikan sebagai hal yang “memudahkan” hidup karena membebaskan
diri dari sikap dan perasaan negatif seperti rasa kesal, kecemburuan, kecurigaan, dan
manipulasi.[2] Pada akhirnya, kebaikan merupakan kepedulian yang mendalam kepada semua
orang.
2. Jangan bersikap baik demi mendapatkan apa yang diinginkan. Berhati-hatilah terhadap
kebaikan yang menipu. Kebaikan bukanlah tentang “kesopanan, kemurahhatian yang didasari
rasa perhitungan, dan etiket dangkal".[3] Bersikap baik kepada orang lain karena Anda merasa
bahwa hal tersebut dapat mendorong orang lain untuk memberikan apa yang Anda inginkan atau
memanfaatkan kebaikan sebagai cara mengendalikan orang lain justru tidak mencerminkan
kebaikan yang sesungguhnya. Berpura-pura peduli kepada seseorang sambil menahan amarah
atau rasa jijik bukanlah bentuk kebaikan. Menyembunyikan kemarahan atau kekesalan di balik
keramahtamahan juga tidak mencerminkan kebaikan.
3. Bersikap baiklah kepada diri sendiri. Banyak orang melakukan kesalahan dengan bersikap
baik kepada orang lain, tetapi di saat yang sama tidak mampu mencerminkan kebaikan kepada
diri sendiri. Terkadang, fenomena ini berasal dari ketidaksukaan terhadap aspek tertentu dalam
diri, tetapi sering kali hal ini terjadi akibat ketidakmampuan Anda untuk mengenal diri sendiri lebih
baik. Sayangnya, ketika Anda merasa tidak percaya diri dan tidak dapat menyayangi diri sendiri,
kebaikan Anda kepada orang lain berisiko menyimpan “niat tertentu”, seperti yang dijelaskan di
langkah sebelumnya. Hal ini juga bisa membuat Anda merasa lelah secara emosional atau
kecewa karena Anda selalu mengedepankan orang lain.
4. Bangun kebaikan demi kesehatan sendiri. Kesehatan psikologis dan
kebahagiaan yang meningkat datang dari pola pikir yang lebih positif, dan
kebaikan mencerminkan kondisi mental yang positif. Meskipun kebaikan
berkaitan dengan memberi dan bersikap terbuka kepada orang lain, sikap
baik dan hangat yang Anda cerminkan justru memberikan perasaan sehat
dan koneksi yang dapat meningkatkan kondisi mental dan kesehatan
tubuh kepada Anda sendiri.
5. Bersikap baiklah kepada semua orang, bukan hanya kepada mereka
"yang membutuhkan". Perluas lingkaran kebaikan Anda. Terkadang,
sangat mudah bagi kita untuk bersikap baik saat secara tidak sadar
menunjukkan apa yang disebut oleh Stephanie Dowrick sebagai "kebaikan
yang merendahkan".[8] Bentuk kebaikan ini mengacu kepada kebaikan
yang ditunjukkan kepada orang-orang yang dirasa sangat membutuhkan
(mis. orang sakit, fakir miskin, orang yang rentan mengalami kekerasan,
dan siapa pun yang “sejalan” dengan gambaran pribadi mengenai orang
yang membutuhkan).
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

MIFTAKHUL JANNAH
NIM. 1614201015

Anda mungkin juga menyukai