Anda di halaman 1dari 14

Inspirasi

Martin Luther pernah berkata, “Pekerjaan seorang penjahit adalah membuat pakaian; pekerjaan
tukang sepatu adalah membuat sepatu; pekerjaan seorang Kristen adalah berdoa. Banyak hal
yang saya lakukan dalam satu hari, dan saya tidak pernah dapat melakukan semua itu tanpa
berdoa kurang dari tiga jam dalam sehari. ” Doa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan
kehidupan kita sebagai orang Kristen.
Doa adalah ekspresi dari hubungan kita dengan Allah, suatu sarana komunikasi bagi kita untuk
berbicara dengan-Nya. Namun, doa bukan asal ucap, tetapi keluar dari hati yang terdalam dan
diungkapkan apa adanya kepada Allah. Doa adalah ungkapan hati kita kepada Allah. Pada waktu
kita berdoa, Allah memperhatikan hati kita, bukan kata-kata kita.
Charles H. Spurgeon mengatakan,
“Hanya doa yang keluar dari hati kita yang dapat mencapai hati Allah. ”

Doa adalah persekutuan dengan Tuhan, bercakap-cakapa tau berkomunikasi dengan Tuhan.
Doa merupakan berkat dan hak istimewa yang Tuhan anugerahkan kepada kita orang yang
percaya. Saat kita berdoa, kita menundukkan hati kita, memusatkan pikiran kita, dan kita
berserah penuh pada belas kasih Tuhan.

Dalam doa kita memuji kebesaran dan keagungan Tuhan.


Dalam doa kita mengaku semua kesalahan dan dosa kita,
dalam doa kita menaikan permohonan atau permintaan kepada Tuhan. Dan
dalam doa kita tidak boleh lupa mengucap syukur kepada Tuhan.

Alkitab penuh dengan fakta bahwa betapa doa itu penting, berkuasa dan efektif.
Musa berdoa, dan laut Tiberau terbelah dua.
Elia berdoa, hujan tidak turun selama 3 setengah tahun lamanya. Dan masih banya mujizat-
mijizat yang terjadi dalam Alkita dikarenakan doa.

Mengapa Kita Harus Berdoa?


1. Tuhan menghendaki agar kita berdoa (Efs 6:18, Luk 18:1).
Doa bukanlah aturan atau juga kewajiban yang Tuhan bebankan kepada kita, melainkan
merupakan kehendak dan keinginan Tuhan agar kita berdoa. Jika doa merupakan aturan yang
harus dilakukan setiap orang percaya maka kita berdosa jika kita tidak berdoa. Mengabaikan doa
adalah kebodohan besar yang bias dilakukan orang Kristen. Hal ini bukanlah soal dosa atau bukan,
tapi merupakan kerugian besar karena berkat rohani yang Tuhan sediakan kepada orang yang
berdoa sangatlah besar.
2. Agar kita semakin mengenal Allah.
Kita akan mengenal seseorang ketika kita berkomunikasi dengannya. Sama halnya dengan doa,
sebagai sarana kita membangun komunikasi dengan Tuhan, kita akan semakin mengenal Tuhan,
semakin bersandar pada-Nya dan semakin bergantung pada Tuhan.
Tentu pengenalan akan Tuhan melibatkan pemahaman akan kebenaran Alkitab, maka dari itu doa
tidak boleh dipisahkan dengan kebenaran Alkitab. Mengapa?Komunikasi harus berjalan dua arah.
Tuhan berbicara kepada kita melalui Firman-Nya, sementara kita berbicara kepada Tuhan
melalui doa.
3. Karena Iblis sedang berusaha menghancurkan orang percaya (1 Petrus 5:8, Lukas 22:31-32,
Efes 6:12-13, 18).
Sejak kita menjadi Kristen atau murid Kristus, kita menjadi sasaran atau target utama Iblis.
Setan akan melakukan segala macam cara untuk menghancurkan kita tanpa ampun. Itu sebabnya,
Tuhan sangat menginginkan kita berdoa demi kebaikan kita, agar kita terhindar dari jerat iblis.
4. Karena adanya kebutuhan (Yak.4:2).
Alasan ini bukanlah yang terutama. Namun demikian, Tuhan memperbolehkan kepada kita untuk
meminta atau memohon sesuatu berkaitan dengan kebutuhan kita dalam doa. Kita tidak harus
malu meminta sesuatu kepada Tuhan melalui doa, asalkan permintaan kita itu bukan untuk
kepuasan kita. Yang harus kita ingat baik-baik adalah ada tidaknya kebutuhan, kita harus berdoa.
5. Berdoa menunjukkan ketidakberdayaan kita dan kebergantungan kita pada kuasa Tuhan
Ketika kita berdoa dengan sungguh-sungguh, hati kita sedang mengharapkan belas kasih Allah.
Doa yang sejati hanya mungkin dipanjatkan oleh setiap orang yang mengakui ketidakmampuan
dirinya dan kesanggupan Allah dalam memberkatinya.
Doa siapa yang didengar Tuhan?
1. Tuhan mendengar doa orang benar (Yak 5:16, Maz 34:16,18.Ams 15:29).
Banyak orang salah mengerti ayat ini. Ayat ini tidak mengatakan bahwa kita harus menjadi benar
dulu dalam perbuatan atau kelakuan kita baru Tuhan mendengar doa kita. Orang benar dalam
ayat ini menunjuk pada identitas seseorang di dalam Kristus. Ketika orang berdoa menerima
Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka secara otomatis Allah membenarkan orang
tersebut.Orang itu terhitung benar karena imannya didalam Yesus. Jadi, secara posisi atau
kedudukan, orang berdosa yang bertobat adalah orang benar atau orang kudus.
Bila yang dimaksudkan Tuhan bahwa orang benar itu adalah orang yang berhasil hidup benar,
maka doa-doa kita kemungkinan besar sulit dijawab karena untuk menjadi benar dalam karakter
sungguh-sungguh sulit dan hal tersebut terjadi melalui proses.
2. Tuhan mendengar doa orang yang taat kepada firman Allah (Yoh 15:7).
Ketaatan adalah bukti kita mengasihi Tuhan.Ketidaktaatan adalah sikap pembrontakan yang
dibenci Tuhan. Tuhan mendengar doa orang yang bersedia taat pada kebenaran Alkitab, dengan
kata lain ketidaktaatan adalah penghalang doa dijawab. Tidak ada gunanya kita memanjatkan doa
apabila kita tidak patuh pada firman-Nya.
Seorang teolog berkata, “bagi Tuhan satu ketaatan lebih berharga dibandingkan dengan satu ton
doa.” Kedengarannya berlebihan, tetapi ada benarnya. Bukan pula berarti ketika kita gagal
menaati Firman Tuhan, kita tidak ada gunanya berdoa. Kita harus terus berdoa, sambil belajar
taat pada firman-Nya.

Mengapa kita harus berdoa? Apakah doa itu merupakan bagian kewajiban orang Kristen?

1. Tuhan Yesus berdoa (Markus 1:35; Yohanes 17). Para rasul dan jemaat mula-mula berdoa
(Kisah Para Rasul 2:42).

2. Firman Tuhan mengatakan kita harus tetap berdoa


(1 Tesalonika 5:17; Filipi 4:6).

3. Di dalam doa kita belajar untuk mengerti kehendak dan pimpinan Tuhan dengan lebih jelas di
dalam hidup kita (Kolose 1:9).

4. Doa merupakan salah satu perlengkapan rohani dalam menghadapi si jahat (Efesus 6:18). Doa
juga memberikan kekuatan dan keberanian kepada kita dalam memberitakan Injil (Efesus 6;20)
dan melakukan pelayanan kita
Doa ibarat percakapan/komunikasi langsung dengan Tuhan, sedangkan firman Tuhan ibarat isi
hati Tuhan yang tertulis untuk kita baca agar kita semakin mengenal Dia. Sudahkah kita
memiliki hubungan yang indah dengan Tuhan? Hal-hal apakah yang harus kita lakukan agar
memiliki hubungan yang indah dengan Tuhan dalam doa dan firman?

Ada tiga hal yang perlu kita lakukan, yaitu:

1. Kasih yang Menyala-nyala Akan Tuhan! (Matius 22:37-40).


Perhatikanlah seorang anak muda yang sedang jatuh cinta, hal apakah sering dilakukannya dengan
pasangannya? Pastinya berduaan bukan? Ya, dunia terasa milik berdua! Demikian pula halnya bila
kita memiliki kasih yang menyala-nyala akan Tuhan, kerinduan dan keinginan untuk bersekutu
dengan-Nya pasti kuat dalam doa dan firman. Ceritakanlah kasih mula-mula Anda dan
bandingkanlah dengan saat ini!

2. Waktu yang Khusus Buat Tuhan! (Matius 26:40-41, Maz 1:1-3).


Bersekutu dengan Tuhan merupakan prioritas utama orang percaya, karena dalam
persekutuan tersebut kita mendapatkan kekuatan, janji, semangat, dan juga kehendak Tuhan,
sehingga kita tahu apa yang harus kita lakukan saat ini dan saat yang akan datang. Yesus memuji
Maria karena memilih bagian yang terbaik dibandikan saudarinya Marta karena dia
memberikan waktunya untuk diam dan mendengarkan apa kata Yesus (Lukas 10:41). Berapakah
waktu yang Anda sediakan untuk bersekutu dengan Tuhan dalam doa dan firman?

3. Pengalaman Pribadi Bersama dengan Tuhan! (Kisah 22:6-22).


Pengalaman Rasul Paulus dengan Tuhan mengubah hidupnya, dari seorang pembunuh menjadi
seorang penginjil. Pengalaman itu pula yang memotivasi dirinya untuk terus bersekutu dengan
Tuhan, karena pengalamannya sungguh berkesan yang mana melalui pengalamannya itu, ia
mengenal siapa Tuhan yang disembah dan yang dilayaninya. Pengalaman apakah yang pernah anda
alami bersama dengan Tuhan? Adakah pengalaman yang berhubungan dengan doa dan firman?

Belajar dari teladan Yesus inilah yang membuat kita juga harus terus berjuang mengampuni dan
mengasihi orang lain, sekalipun itu adalah musuh kita atua orang yang menganiaya kita. Bagaimana
mungkin hal ini bisa kita lakukan? Oleh karena itu, berdoalah! Dengan berdoa, Roh Kudus yang
akan memampukan kita untuk mengasihi mereka. Allah yang oleh karena kasih dan keadilan-Nya
menyatakan diri-Nya melalui mimpi kepada Abimelekh dan memberikan konsekuensi atas
perbuatannya dengan menutup kandungan setiap perempuan di istananya.

Namun Abraham berdoa kepada Allah dan Allah menyembuhkan Abimelekh dan isterinya dan
budak-budaknya. Sebagai seorang Kristen, doa merupakan hal yang sama pentingnya dengan
membaca firman. Doa yang merupakan nafas kehidupan orang percaya tentulah memiliki manfaat
sehingga dilakukan.

Apakah manfaat berdoa bagi orang Kristen? Inilah beberapa ulasan beberapa manfaat doa bagi
orang Kristen yang perlu anda ketahui sebagai berikut:
1. Doa Memberikan Penyembuhan
“Lalu Abraham berdoa kepada Allah, dan Allah menyembuhkan Abimelekh dan isterinya dan
budak-budaknya perempuan, sehingga mereka melahirkan anak. (Kejadian 20 : 17) Tentu kita
mengingat kisah Abraham dan Abimelekh, dimana Abimelekh yang saat itu hendak menghampiri
Sara yang sebelumnya telah diminta Abraham untuk berbohong dengan mengatakan bahwa ia
adalah saudara Abraham dan bukan isterinya sehingga mereka berdua bisa selamat ketika
menetap di Gerar. Jikalau kita saat ini sedang mengalami suatu penyakit ataupun saudara kita
yang mengalaminya, maka berdoalah saat ini juga dan Allah akan bertindak dengan memberikan
kesembuhan. (baca: Hari Besar Agama Kristen)
2. Doa Memberikan Pengampunan
“Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada Tuhan! Kataknlah kepada-Nya :
“Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan
mempersembahkan pengakuan kami.” (Hosea 14:3) Jikalau saat ini kita menyadari akan kesalahan
kita oleh karena Roh Kudus yang bekerja untuk menggelisahkan dan menobatkan kita, segeralah
mengambil sikap berdoa. Ia, Allah yang pengasih, akan memberikan pengampunan dan kelegaan
kepada kita. Datanglah dengan penuh keberanian menghadap takhta-Nya sebab tak ada dosa
yang terlalu besar yang tidak sanggup untuk Ia ampuni.
3. Doa Memampukan Melawan Godaan dan Pencobaan
“Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang
penurut, tetap daging lemah.” (Matius 26 : 41, Markus 14 : 38) Disaat pencobaan datang melanda
hidup kita, berdoalah! Jangan mau terkecoh oleh hasutan si Iblis. Dan disaat begitu banyak
godaan yang datang menghampiri, berdoalah! Supaya kamu jangan jatuh ke dalamnya. (baca
juga: Simbol Kristen)
4. Doa Memenuhi Keperluan
“Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.”
(Matius 21 : 22) Apakah saat ini kita memiliki hal yang sangat dibutuhkan di dalam hidup? Apakah
hal itu merupakan sesuatu yang sepertinya mustahil untuk kita terima? Maka] manfaat berdoa
bagi orang Kristen dengan penuh iman kepada Bapa karena Ia adalah Allah dari segala allah yang
tiada batasnya. (baca juga: Cara Puasa Orang Kristen)
5. Doa Memberikan Ketenangan
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal
keinginanmu kepada Allah dalam makna berdoa bagi orang Kristen dan permohonan dengan
ucapakan syukur.” (Filipi 4 : 6) Kita mungkin sering diperhadapkan dengan kondisi yang tiba-tiba.
Misalnya, tiba-tiba ujian diberikan oleh dosen. Tiba-tiba mendapat panggilan
untuk interview kerja ataupun mengikuti tes tertentu. Tiba-tiba penagih hutang yang datang ke
rumah. Atau tiba-tiba selembar surat cerai diberikan oleh isteri/suami. Namun Paulus kepada
jemaat filipi dan juga kepada kita mengatakan untuk tetap tenang. Janganlah kuatir! Berdoalah
di dalam keterbukaan dan permohonan dengan disertai ucapan syukur kepada Bapa. Sebab tak
ada satupun diantara kita yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada
jalan hidupnya (Matius 6.27). (baca juga: Peran Roh Kudus dalam Kehidupan Orang Percaya)
6. Doa Membuat Kita Mengetahui Kehendak Allah
“Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu, di bumi seperti di sorga.” (Matius 6 : 10) Doa
yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridNya ini dan juga yang diajarkan kepada kita
membuat kita memahami satu hal lagi tentang doa. Di dalam doa kita tidak hanya mengutarakan
setiap permasalahan, kerinduan, dan harapan kita kepada Allah, tetapi kita juga mendengarkan
suara-Nya dan kehendak-Nya. Bukankah sebagai seorang Kristen, mengerjakan kehendak Allah
merupakan kerinduan kita untuk kita kerjakan? Maka tak mungkin kita bisa mengerjakannya
tanpa mengetahuinya. Oleh karena itu, berdoalah! (baca juga: Sola Gratia)
7. Doa Membuat Kita Semakin Bertumbuh di Dalam Kristus
“Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku
di dalam dia, Ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yohanes
15 :5) Sebagaimana ranting yang tidak akan bisa bertumbuh tanpa pokok, demikianlah juga kita.
Kita yang adalah ranting – rantingnya Allah harus tinggal di dalam-Nya. Tinggal yang dimaksud
bukanlah tinggal dalam kurun waktu seminggu, sebulan, setahun atau sewindu, tapi selama-
lamanya. Tinggal yang dimaksud artinya berelasi intim dengan Allah. Allah yang adalah Roh
membuat kita hanya dapat berelasi dengan-Nya melalui firman dan doa. Menikmati Allah di dalam
doa-doa kita membuat kita semakin bertumbuh di dalam pengenalan yang benar kepada-Nya.
Oleh karena itu, berdoalah! (baca juga: Hukum Tabur Tuai).
8. Doa Mengajarkan Kita Arti Mengasihi
“Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya
kamu.” (Matius 5 : 44) Tidak sedikit orang di sekitar kita yang sering sekali membuat hati kita
kesal dan marah tak karuan. Bisa saja mereka yang membuat kita seperti itu adalah keluarga kita
sendiri. Bahkan sampai-sampai membuat kita sangat sulit mengampuni mereka. Hal ini pun juga
dulunya dialami oleh Yesus sewaktu Ia berada di dunia. Caci maki, pukulan, hinaan lainnya yang Ia
harus pikul padahal tak ada satupun dosa yang didapati dari-Nya. Bahkan salib penderitaan harus
Ia lalui. Tapi Ia memilih diam dan tetap mengampuni mereka yang membuatnya seperti itu. (baca
juga: Makna Doa Bapa Kami)
9. Doa Dapat Mengusir Setan
“[Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan manfaat berdoa bagi orang Kristen dan berpuasa]”
(Matius 17 : 21) Ingatkah kita, pengalaman Yesus menyembuhkan seorang anak muda yang sakit
ayan? Anak muda itu sangat menderita dan ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam
air. Ayahnya membawanya kepada Yesus, yang mana sebelumnya sudah dibawa kepada murid-
murid Yesus, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya. Hal inilah yang harus membuat Yesus
menegur murid-muridNya: “Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama
lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabra terhadap kamu?”
(Matius 17 : 17). Singkatnya, Yesus mengeluarkan setan itu dari anak muda itu dan ia pun sembuh
seketika itu juga. (baca juga: Hukum Kasih dalam Alkitab)
Jika kita sedang mengalami kondisi seperti ini, berdoalah dengan iman sebesar biji sesawi saja
sehingga kita dapat mengusir setan itu. Itulah beberapa sekilas dari artikel makna doa untuk
beberapa umat Kristen yang harus anda ketahui. Ternyata banyak sekali beberapa makna yang
penting dan perlu anda ketahui dengan jelas.

Pembahasan
1) Doa dapat Mengubah KETAKUTAN Menjadi Kekuatan!
a) YOSAFAT; 2 Taw. 20:3 “Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari
TUHAN. Ia menyertakan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa. Di Ay.20 Yosafat berperang
dan Menang”
b) YESUS; Luk 22:44 “Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya
menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.
2) Doa dapat menghasilkan sesuatu yang TIDAK ADA menjadi Ada!
a) HANA; Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan TUHAN telah memberikan kepadaku, apa
yang kuminta dari pada-Nya.
b) NABI ELIA; 1 Raja. 18:37-38 Jawablah aku, ya TUHAN, jawablah aku, supaya bangsa ini
mengetahui, bahwa Engkaulah Allah, ya TUHAN, dan Engkaulah yang membuat hati mereka tobat
kembali." Lalu turunlah api TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah
itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya.
3) Doa dapat Menjadikan Sesuatu yang MUSTAHIL menjadi Mungkin!
a) HIZKA; Yesaya 38:4-5 “Maka berfirmanlah TUHAN kepada Yesaya: "Pergilah dan katakanlah
kepada Hizkia: Beginilah firman TUHAN, Allah Daud, bapa leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan
telah Kulihat air matamu. Sesungguhnya Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi”
b) PETRUS; Kisah Para Rasul 9:40 “Tetapi Petrus menyuruh mereka semua keluar, lalu ia berlutut
dan berdoa. Kemudian ia berpaling ke mayat itu dan berkata: "Tabita, bangkitlah!" Lalu Tabita
membuka matanya dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk”
KESIMPULAN
Jangan Jemu-Jemu Berdoa (Lukas 18:1) Tetapi, tetaplah Berdoa (1Tesalonika 5:17).
Karena Doa orang benar besar kuasanya (Yakobus 5:16b) Tuhan Yesus Memberkati. Amin!

2 Timotius 3:16-17 merupakan dasar yang sangat penting untuk kita dapat memahami
identitas dan manfaat dari Alkitab bagi kita. Di dalamnya tertulis:
2 Timotius 3:16-17
“Segala tulisan YANG diilhamkan Allah memang bermanfaat UNTUK mengajar, untuk
menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.”
PENGANTAR

Setiap agama di dunia memiliki tulisan-tulisan suci yang disebut ‘Kitab Suci’. Masing-masing
agama mengajarkan pandangan berbeda tentang ‘Kitab Suci’-nya. Pada hakekatnya, semuanya
mengakui, bahwa penulisan ‘Kitab Suci’-nya diilhami Allah (bd. II Tim. 3:16-17).

II
ALKITAB DAN FIRMAN ALLAH

A. PENDAHULUAN

Sepanjang sejarah agama-agama di atas bumi, para penganutnya mengajarkan, bahwa ‘kitab
suci’ dan ‘firman Allah’ adalah sama dan satu. Pandangan ini mengalami perubahan, dikarenakan
perkembangan pengetahuan. Semakin banyak orang mempelajari ‘kitab suci’, semakin banyak
persoalan yang ditemukan di dalamnya. Katakanlah contoh terkait perkembangan Ilmu
Pengetahuan :

Dalam Kitab Kejadian 1 : 3 tertulis : “Berfirmanlah Allah ‘Jadilah terang,’ Laluterang itu jadi.”
Menurut Ilmu Pengetahuan Alam, terang adalah ‘energi cahaya’yang bersumber pada sebuah
benda : matahari (solar-system); padahal Allah menciptakan matahari pada Hari Ke – 4. Hal itu
ditulis oleh penulis Kitab Kejadian : “Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada
cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi
tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, dan sebagai
penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah
demikian. Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar
untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga
bintang-bintang. Allah menaruhsemuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi, dan untuk
menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa
semuanya itu baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat.” (Kej. 1:14-19).

Permasalahan Kejadian 1 : 3 <-> Kejadian 1 : 14 - 19 :

Ilmu Pengetahuan Alam tidak mengenal ‘terang’ sebagai objek penciptaan yang disebutkan
Kejadian 1 : 3; akan tetapi meneliti dan mengkaji ‘benda-benda penerang’ menurut kesaksian
Kejadian 1 : 14 – 19. Pertanyaannya : “Apakah‘terang’ yang dimaksudkan penulis dalam Kejadian
1 : 3 ? Masalah ini perlu dibahas dalam proses belajar-mengajar katekisasi, supaya peserta
katekisasi memperoleh pengetahuan yang benar menurut pengajaran Gereja berdasarkan
kesaksian Alkitab.

Bahasan yang dikemukakan di atas merupakan salah satu contoh saja. Akan tetapi jika menyimak
Alkitab lebih mendalam, maka kita menemukan berbagai cerita yang sekarang menjadi topik
penelitian dan pengkajian Ilmu Pengetahuan.

B. ALKITAB

B.1. Penggunaan Istilah atau Kata.

Istilah atau kata ALKITAB berasal dari kosa kata Bahasa Arab : Al (itu) dan Kitab (tulisan).
Jadi Al-Kitab berarti KITAB ITU (secara hurufiah) Al-Kitab adalah kumpulan tulisan-tulisan
yang diakui kesuciannya oleh para pemeluk Agama Israel dan Agama Kristen .
B.2. Penjelasan tentang Alkitab.

Sepanjang perjalanan sejarah kekristenan, kita akan menjumpai 2 (dua) pandangan kristen
tentang Alkitab :

a. Alkitab adalah sama dengan Firman Allah. Pandangan ini dianut berdasarkan pemahaman, bahwa
seluruh isi dari tulisan-tulisan, kata, kalimat, bahasa, tanda-tanda baca yang ada di dalam
Alkitab diturunkan langsung --- diilhamkan --- oleh Allah.

Kelemahan pandangan a.

Jika kita berpendapat : Alkitab adalah sama dengan Firman Allah, maka kita akan mengalami
kesulitan untuk menjawab berbagai pertanyaan :

a.1. Apakah ucapan ular kepada Eva (Kej. 3 : 1 – 8; juga ucapan Iblis kepada TUHAN dalam Kitab
Ayub 1 : 6 – 12) adalah sama denganFirman Allah ?

a.2. Apakah nama-nama kota, desa, sungai, gunung, lembah, danau-danau , dan lain-lain yang
tertulis di dalam Alkitab adalah sama dengan nama kota dan desa di dalam Kerajaan Allah ?
Bukankah nama tempat-tempat itu terdapat di dalam peta bumi ?

a.3. Apakah ucapan orang-orang yang berbicara dan dituliskan dalam Alkitab adalah sama
dengan Firman Allah ?

b. Alkitab mengandung Firman Allah. Pandangan ini mengatakan, bahwa tidak semua ucapan-ucapan
yang tertulis di dalam Alkitab adalah sama dengan Firman Allah.

C. ALKITAB MENURUT PEMAHAMAN IMAN

mengandung Tujuh Pokok Petunjuk yang bertujuan mengarahkan langkah-langkah kehidupan


warga GPIB untuk menjalankan kehidupan pribadi serta menjalankan pekerjaan GPIB di
tengah masyarakat Indonesia. Ketujuh pokok itu adalah :

1. KESELAMATAN.
2. GEREJA.
3. MANUSIA.
4. ALAM SUMBER DAYA.
5. NEGARA DAN BANGSA.
6. MASA DEPAN, dan
7. FIRMAN ALLAH.

D. SEJARAH ALKITAB

1. Mengapa ALKITAB menjadi FIRMAN ALLAH ?

“Kitab Suci Kristen ber – INTI – kan FIRMAN ALLAH.” Pernyataan tersebut bertujuan
menjelaskan pemahaman Gereja, bahwa seluruh tulisan yang dibuat dengan menggunakan bentuk
sastera (puisi, prosa, pprosa lirik) menceritakan INTI BERITA tentang ALLAH YANG
BERFIRMAN dan BERKARYA.” (halaman 182).

2. Kitab Suci Kristen ber – INTI – kan FIRMAN ALLAH


Pernyataan tersebut perlu diuraikan secara jelas, agar kita memiliki kesatuan pemahaman
tentang Alkitab menurut Pemahaman Iman GPIB 2010, sebagai berikut :

2.a. Penggunaan istilah Kitab Suci dalam Perjanjian Baru.

Kata ini dipakai untuk menunjukkan pembedaan dengan Kitab-Kitab Suci dari Agama-Agama non-
kristen. Pada mulanya Kitab Suci yang disebutkan di dalam Perjanjian Baru menunjuk
pada tulisan-tulisan dan nubuat-nubuat Perjanjian Lama (bd. Mat. 26:54; 22:37; Luk. 24:32;
Yoh. 5:39; 20:9; Rom. 1;2; 11:2; I Kor. 15:3; I Tim. 4:13; II Pet. 1:20 , dll), oleh karena sejak
masa kerja Tuhan Yesus, Jemaat-Jemaat Kristen belum memiliki tulisan-tulisan
suci (Perjanjian Baru).

Kitab Suci (Perjanjian Lama) disebut Ta-Na-Ch (terdiri dari Kitab Taurat Musa, Nubuat para
Nabi dan Tulisan-tulisan lainnya) Inilah Kitab Suci Agama Israel. Yang ditetapkan (dikanonkan)
dalam Sidang Rabi-Rabi Yahudi pada Abad I sb. Masehi di Kota Yamnia. Kitab Suci inilah yang
diajarkan Tuhan Yesus kepada masyarakat Israel pada masa kerjaNya. Dengan demikian
sekarang kita mengetahui, bahwa penggunaan istilah Kitab Suci oleh para penulis Perjanjian Baru
ditujukan pada tulisan-tulisan dan nubuat-nubuat Perjanjian Lama .

2.b. Kapankah muncul Tulisan – Tulisan Perjanjian Baru

Di atas (butir 2a) telah dikemukakan, bahwa sejak masa kerja Tuhan Yesus sampai tahun 50-
an, orang-orang Kristen belum memiliki tulisan-tulisan suci sebagai dasar pengajaran kristen.
Akan tetapi semua ucapan Tuhan Yesus dihapalkan para murid dan pengikutNya. Mereka
bercerita dan mengajarkan ucapan Tuhan itu kepada anak-anak. Namun, orang-orang kristen
mulai menyadari, bahwa cerita dan ajaran itu akan mengalami perubahan terus menerus, sehingga
keaslian semakin berkurang nilainya. Oleh karena itu, beberapa di antara mereka mulai
menuliskan cerita (narasi) tersebut, misalnya : Markus, penulis Injil. Ia menuliskan Injilnya
sekitar tahun 60-an. Markus adalah Injil Pertama yang beredar di kalangan Jemaat-Jemaat
Kristen Abad I. Sementara tulisan kristen pertama yang dibaca Jemaat-Jemaat Kristen non-
israeli dalam Abad I adalah Surat Paulus yang Pertama kepada Jemaat di Tesalonika . Surat
itu dituliskan sekitar tahun 50 – 51 ses. Masehi. Sesudah kedua tulisan itu dipublikasikan,
mulailah bermunculan tulisan-tulisan Kristen lainnya.

2.c. Tujuan Penulisan Perjanjian Baru

Di samping tujuan utama penuslian Perjanjian Baru untuk mengabadikan ucapan-ucapan Tuhan
Yesus, para penulis kristen juga mempunyai tujuan lain, yakni :

1) NASIHAT (amnese) UNTUK MELAKUKAN UCAPAN KRISTUS.

Sejak orang-orang non-israeli berpindah keyakinan iman, mereka bergabung menjadi satu
persekutuan bersama orang-orang kristen-israeli. Muncullah banyak kesulitan, karena perbedaan
latarbelakangsosial – budaya – keagamaan. Perbedaan ini menjadi perdebatan sengit yang
hampir-hampir memecah belah persekutuan jemaat. Oleh karena itu, para rasul dan pengajar
serta penulis menuliskan ucapan-ucapan Tuhan Yesus untuk mendidik dan mengajar warga jemaat
tentang tujuan hidup sebagai orang Kristen (saksi Kristus; bd. Nasihat Yakobus : “Tetapi
hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak
demikian kamu menipu diri sendiri. Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak
melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang
sebenarnya di depan cermin” -> 1:22-23).
2). PEMBERITAAN INJIL DAN PENGAJARAN AGAMA KRISTEN (didache)

Tujuan pengajaran kristen itu terbaca jelas dalam ucpan Tuhan Yesus kepada para murid dan
pengikutNya : “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka
dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, Dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang
telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada
akhir zaman” (Mat. 28:20).

Di dalam bagian ini saya memberikan penekanan khusus pada kata “yang” dan “untuk”, yang
fungsinya, seperti yang kita semua tahu, adalah untuk menerangkan atau menggambarkan
sesuatu. Jadi, menurut ayat di atas, Alkitab atau Firman Allah ADALAH YANG diilhamkan oleh
Allah, atau dalam bahasa Yunaninya, yang dinapaskan oleh Allah 1. Ini berarti pengarang Alkitab
adalah Allah sendiri yang menghembuskan napas-Nya ke dalamnya. Jadi, Alkitab adalah Firman
Allah. Selain itu, ayat di atas juga menjelaskan bahwa Alkitab itu bermanfaat, disertai dengan
empat sebab mengapa Alkitab itu bermanfaat. Kemudian, ayat tersebut menjelaskan bahwa
Alkitab bermanfaat UNTUK mengajar, UNTUK menyatakan kesalahan, UNTUK memperbaiki
kelakuan dan UNTUK mendidik orang dalam kebenaran. Jadi untuk artikel yang berjudul “Firman
ALLAH adalah” ini, kita sebenarnya telah memiliki beberapa jawaban untuk melengkapi judul
tersebut. Bagian pertama dari ayat ini menegaskan tentang identitas Alkitab sebagai Firman
Allah yang dinapaskan oleh Allah sendiri, dan bagian kedua memaparkan manfaat dari Firman
Allah yakni untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk
mendidik orang dalam kebenaran. “Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah
diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.” (2 Timotius 3:17).
Namun, selain dari apa yang kita bahas di atas, masih banyak sekali hal penting lain tentang
apa itu Alkitab dan apa manfaatnya. Berikut ini, kita akan membahasnya secara lebih mendalam
sehingga kita pun akan semakin menghargai nilai dan manfaatnya.
1. Firman Allah adalah: apa yang Allah buat melebihi segala sesuatu
Saya percaya bahwa tidak ada cara yang lebih baik untuk memulai pembahasan kita selain
daripada membaca tentang bagaimanakah nilai Firman Allah bagi Allah sendiri. Untuk
mengetahuinya, mari kita membaca Mazmur 138:2. Di sana kita membaca:
Mazmur 138:2
"Sebab Kaubuat [‘Kau’ merujuk kepada Allah] nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu
Menurut ayat di atas, Allah telah meninggikan janji-Nya atau Firman-Nya melebihi segala
sesuatu. Jelas sekali bahwa apa yang Allah ingin nyatakan melalui ayat ini adalah bahwa Firman-
Nya itu melebihi segala sesuatu. Jadi, apabila kita ingin tahu seberapa besarkah nilai dari Firman
Allah, maka inilah penilaian Allah sendiri terhadap Firman-Nya: bagi Dia, tidak ada yang lebih
bernilai daripada Firman-Nya.
2. Firman Allah adalah: makanan untuk hidup
Setelah melihat bahwa Allah menempatkan Firman-Nya pada posisi tertinggi, mari kita
lanjutkan pembahasan kita dengan mengamati beberapa hal lain tentang Firman Allah, dimulai
dari Matius 4:4. Di sana Yesus Kristus mengatakan:
Matius 4:4
"Ada tertulis, "MANUSIA HIDUP BUKAN DARI ROTI SAJA...."
Banyak orang berpikir roti dan makanan jasmani pada umumnya adalah satu-satunya yang
mereka butuhkan untuk bisa hidup. Meskipun benar bahwa makanan jasmani diperlukan agar kita
dapat bertahan hidup serta untuk memuaskan rasa lapar kita, namun, menurut Tuhan Yesus
Kristus, ada hal lain yang diperlukan untuk membuat hidup kita lebih dari sekadar bertahan
hidup. Apakah itu? Jawabannya diberikan dalam ayat yang sama:
Matius 4:4
"Ada tertulis, "Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar
dari mulut Allah "
Menurut ayat ini, agar memiliki hidup dalam kelimpahan yang sejati dan bukan sekadar
bertahan hidup, yang kita butuhkan adalah “setiap firman yang keluar dari mulut Allah”, dengan
kata lain, kita membutuhkan Firman Allah. Sebagaimana 1 Petrus 2:2 katakan:
1 Petrus 2:2
"Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni
dan yang ROHANI, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan”
Bayi yang baru lahir tidak dapat hidup tanpa susu. Mereka bangun tidur dan menangis
karena ingin minum susu. Sebagaimana bayi yang baru lahir tidak dapat hidup tanpa susu
demikian pula hidup kita tidak akan dapat bertahan tanpa air susu yang murni dari Firman Allah.
Kita tidak perlu memutuskan apakah kita memerlukan air susu dari Firman Allah atau tidak,
karena faktanya adalah kita membutuhkannya. Seperti kita butuh makan agar tubuh jasmani
kita bertahan hidup, maka ini adalah sebuah fakta, sebuah realitas tak tergantikan, yaitu bahwa
untuk dapat benar-benar hidup, kita membutuhkan Firman Allah.
3. Firman Allah adalah: kebenaran
Setelah memahami bahwa Firman Allah begitu dibutuhkan oleh hidup kita sebagaimana air
susu dibutuhkan oleh bayi yang baru lahir, mari kita selidiki lebih jauh tentang apakah Firman
Allah itu. Apa yang akan kita baca berikut ini terjadi selama pemeriksaan yang dilakukan oleh
Pilatus terhadap Tuhan Yesus (Yohanes 18:33-38). Selama pemeriksaan ini, Pilatus mengajukan
satu pertanyaan, yang mungkin merupakan pertanyaan dari begitu banyak orang. Pertanyaan
Pilatus merupakan respons terhadap peryataan Yesus bahwa Dia datang ke dunia untuk memberi
kesaksian tentang kebenaran (Yoh 18:37), respons Pilatus dalam Yohanes 18:38:
Yoh 18:38
"Kata Pilatus kepada-Nya [Jesus], "Apakah kebenaran itu?"
Pertanyaan Pilatus bukan pertanyaan yang tidak umum. Banyak orang, termasuk banyak dari
antara kita, pada masa tertentu dalam hidup ini, mungkin menanyakan pertanyaan yang sama.
Oleh karena itu, penting sekali untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan ini. Jawabannya
tercantum dalam Yohanes 17. Sebelum penangkapan-Nya, Yesus Kristus berdoa kepada Allah,
dan dalam doa-Nya Dia berkata:
Yoh 17:14, 17
"Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka [para murid] .... Kuduskanlah mereka dalam
kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran"
Jawaban atas pertanyaan tentang apakah kebenaran itu, sangat sederhana dan
jelas: FIRMAN-MU ADALAH KEBENARAN. Alkitab, sebagai Firman dari Allah kita yang Esa
dan Sejati, adalah kebenaran yang di atasnya kita mendasarkan hidup kita tanpa perlu takut
untuk dikecewakan. Firman inilah yang menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah, “jalan, kebenaran
dan hidup” (Yohanes 14:6) dan yang memberitakan kepada kita hal-hal ajaib yang telah Ia
lakukan bagi kita. Firman inilah yang mengatakan bahwa bila kita mengaku dengan mulut kita
bahwa Yesus adalah Tuhan dan percaya dalam hati kita bahwa Allah telah membangkitkan Dia
dari antara orang mati maka kita akan diselamatkan (Roma 10:9). Ini bukan sekadar perkataan
yang positif. Ini bukan sekadar perkataan yang religius. Ini adalah perkataan KEBENARAN. Jika
kita melakukannya kita pasti akan diselamatkan dan jika kita tidak melakukannya, kita pasti tidak
diselamatkan. Kebenaran adalah kebenaran. Kita tidak bisa mengubahnya. Kita tidak dapat
menggantinya. Kebenaran itu tidak tergantikan. Hanya ada dua kemungkinan, kita menerimanya
atau kita menolaknya.
Sebaliknya, kebohongan memiliki beribu aspek. Ribuan gagasan, filosofi dan agama berlomba
menduduki posisi terpenting dalam pikiran kita. Manusia mungkin menggunakan sepanjang umur
hidupnya untuk menghitung muncul dan hilangnya berbagai gagasan atau filosofi itu. Manusia
perlu terus menerus, dari waktu ke waktu di sepanjang hidup mereka, memperbarui filosofi dan
gagasan mereka, padahal kebenaran adalah sesuatu yang tidak perlu diperbarui. Kebenaran
adalah kebenaran pada hari ini, pada esok hari, dan juga setelah ribuan bahkan jutaan tahun.
Dan FIRMAN ALLAHadalah satu-satunya kebenaran yang kekal. Sebagaimana yang dikatakan
dalam 1 Petrus 1:23:
" Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak
fana, OLEH FIRMAN ALLAH, YANG HIDUP DAN YANG KEKAL"
Juga dalam I Petrus 1:25
"TETAPI FIRMAN TUHAN TETAP UNTUK SELAMA-LAMANYA. Inilah firman yang
disampaikan Injil kepada kamu.”
Firman Allah tetap untuk selama-lamanya. Firman Allah tidak perlu diperbarui. Allah yang
menyampaikan Firman ini dua ribu tahun yang lalu, adalah Allah yang sama pada hari ini.
Sebagaimana yang Yakobus 1:17 katakan:
Yakobus 1:17
" Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas,
diturunkan dari Bapa segala terang; PADA-NYA TIDAK ADA PERUBAHAN ATAU BAYANGAN
KARENA PERTUKARAN"
Terkadang, beberapa menit saja sudah cukup bagi manusia untuk mengubah pikirannya.
“Perubahan” dan “bayangan karena pertukaran” sangat sering terjadi pada manusia. Namun, pada
Allah tidak ada perubahan, bahkan tidak sekelebat pun bayangan perubahan. Firman Allah, yang
adalah kebenaran dan disampaikan oleh seorang Allah, yang tidak mungkin berubah tentunya
merupakan fondasi yang paling kokoh bagi hidup kita dan satu-satunya hal yang di atasnya kita
dapat bersandar tanpa takut dibiarkan jatuh.
4. Janji Allah adalah: Janji yang murni
Salah satu karakteristik dalam definisi kebenaran adalah kemurnian, sehingga muncul
pertanyaan: apakah Firman Allah itu murni dan bila ya, seberapa murnikah Firman Allah itu?
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita akan melihat Kitab Mazmur. Di sana kita membaca:
Mazmur 12:6
" Janji TUHAN adalah JANJI YANG MURNI, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali
dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah."
Mazmur 119:140
"JANJI-MU SANGAT TERUJI; dan hamba-Mu mencintainya"
Firman Allah bukanlah perkataan yang berisi ketidakmurnian. Bukan perkataan yang
untuknya kita perlu meminta maaf atas “kesalahan”, juga bukan perkataan yang perlu diperhalus
sebelum digunakan. Sebaliknya, Firman Allah adalah murni bahkan begitu murni hingga seperti
perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah, atau dengan kata lain
sudah tidak mungkin lebih murni lagi. Itulah mengapa kita mencintainya (“dan [menunjukkan
akibatnya] hamba-Mu mencintainya”). Kemurnian, kesempurnaan dan keakuratan Alkitab
sesungguhnya merefleksikan kemurnian, kesempurnaan dan keakuratan pengarang-Nya:
yakni Allah.
5. Firman Allah adalah: sumber kebahagiaan
Kita telah belajar beberapa hal tentang apakah Firman Allah itu. Ternyata, tidak hanya
sampai di sini. Di dalam Mazmur 119, kita akan belajar pengaruh besar lain dari Firman Allah.
Mazmur 119:162
"Aku gembira atas janji-Mu, seperti orang yang mendapat banyak jarahan"
Juga: Mazmur 119:14
"Atas petunjuk peringatan-peringatan-Mu aku bergembira seperti atas segala harta.”
Banyak orang mencoba memperoleh kebahagiaan dengan cara mengumpulkan uang sebanyak-
banyaknya. Namun, seperti yang telah kita pelajari di atas, manusia tidak hidup hanya dari roti
saja, dan uang tidak dapat membeli sesuatu yang mampu memberi kita kehidupan dan
kebahagiaan sejati. Lalu, apakah yang tidak dapat dibeli oleh uang itu? Itulah Firman Allah. Jadi,
selain dari apa yang telah kita pelajari di atas, Firman Allah juga bermanfaat memberi kepada
kita sukacita yang besar, kegembiraan tak terperikan bagaikan kegembiraan seseorang yang
mendapat “segala harta.” Anda tidak perlu membeli lotere untuk memperoleh kebahagiaan. Yang
Anda perlukan adalah Firman Allah, pelajarilah, percayailah dan taruhlah di dalam hati Anda.
Setiap kali Anda melakukannya, sukacita Anda akan sedemikian besar seperti sukacita seseorang
yang menemukan harta karun. Bukankah luar biasa bahwa kita memiliki sumber sukacita yang
terus menerus tersedia dengan limpahnya! Sukacita yang tidak bergantung pada keadaan,
“keberuntungan” atau hal-hal lain, tetapi sukacita akan Allah kita dan Firman-Nya yang ajaib,
yakni Alkitab.
6. Firman Allah adalah: Pelita bagi kaki kita
Hal lain tentang Firman Allah, dapat kita temukan dalam Mazmur 119:105 dan 2 Petrus 1:19.
Di sana kita membaca:
Mazmur 119:105
"Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku"
Juga 2 Petrus 1:19
"Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para
nabi2. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita
yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit
bersinar di dalam hatimu. "
Ketika berjalan di tempat yang gelap kita membutuhkan cahaya. Entahkah cahaya fisik atau
buatan, yang pasti tanpa terang kita tidak dapat melangkah di tempat yang gelap. Demikian pula
dalam kehidupan kita. Untuk melangkah di dalam kehidupan ini, kita membutuhkan pelita untuk
menerangi jalan kita. Di manakah kita menemukan pelita ini? Menurut ayat-ayat di atas,
jawabannya adalah pada Firman Tuhan. Dengan mengikuti petunjuk dari Firman Allah, kita akan
berjalan dengan diterangi oleh cahaya benderang. Seperti yang dikatakan dalam Mazmur 84:11
dan 1 Yoh 1:5:
Mazmur 84:11
"Sebab TUHAN Allah adalah matahari…”
I Yoh 1:5
"Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan."
Allah itu bagaikan matahari3. Jadi, mengikut Firman-Nya berarti melangkah di jalan yang
diterangi oleh terang Sang Pengarang Alkitab, di jalan yang seterang Allah itu sendiri.
7. Bila Firman Tuhan tidak menjadi kegemaran kita......
Mungkin kita akan lebih mengerti tentang pentingnya sesuatu tatkala menyadari apa yang
akan terjadi apabila kita tidak memilikinya. Di atas kita telah mengerti beberapa hal tentang
apakah Firman Tuhan itu sehingga melaluinya kita dapat dengan mudah mengerti apakah kerugian
kita apabila kita tidak memilikinya. Namun, dalam kitab Mazmur, terdapat ayat yang tidak
berbicara dari segi manfaat, tetapi dari segi sebaliknya, yakni apa yang akan terjadi apabila
Firman Tuhan tidak menjadi kegemaran kita. Dalam Mazmur 119:77, Daud berkata melalui
pewahyuan:
Mazmur 119:77
"Taurat-Mu adalah kegemaranku"
Bagi Daud, Firman Tuhan (pada zaman Daud, Firman Tuhan adalah Hukum-Hukum Musa)
adalah kegemarannya. Sekarang mari kita perhatikan apa yang akan terjadi apabila Firman Tuhan
tidak menjadi kegemarannya, mari kita lihat lima belas ayat sesudahnya. Ayat ke-92
mengatakan:
Mazmur 119:92
"Sekiranya Taurat-Mu tidak menjadi kegemaranku, maka aku telah binasa dalam
sengsaraku”
Terkadang masa-masa sulit datang secara tiba-tiba dalam berbagai bentuk kesengsaraan
atau penindasan yang berat atau ringan (2 Korintus 3:17 dan 1 Petrus 1:6). Namun, pada masa
sulit Firman Tuhan tidak berhenti untuk menjadi sumber sukacita, pelita bagi kaki kita, dan
makanan bagi hidup kita. Tak ada situasi atau keadaan apa pun yang dapat membuat Firman
Tuhan menjadi berkurang dalam terangnya atau berkurang dalam nilainya. Allah kita adalah Allah
yang kuasa serta kasih-Nya tetap sama baik dalam situasi yang baik maupun situasi yang buruk.
Namun, kita harus selalu menjaga agar nyala api Firman Tuhan senantiasa hidup di dalam hati
kita. Kesedihan, tekanan dan kesengsaraan kadangkala datang menerpa, namun semua itu tidak
akan menghancurkan kita selama Firman Tuhan menjadi kegemaran kita. Allah adalah Allah yang
setia dan Dia akan selalu membuat kita lebih dari pemenang apabila kita memercayai-Nya (Roma
8:37).
8. Apabila kita merenungkan Firman Allah, kita akan ....
Setelah mempelajari beberapa hal tentang Firman Allah, tentu kita telah memahami
manfaat luar biasa yang dapat kita peroleh dengan mempelajari dan menyimpan Firman Allah di
dalam hati kita. Namun, mari kita selidiki lebih jauh manfaat penting dari Firman Allah apabila
kita merenungkannya, atau dengan kata lain apabila kita menjadikan Firman Allah sebagai fokus
pikiran kita.
8.1. Berbahagia dan menjadi seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air
Untuk melihat apa yang Firman Tuhan katakan tentang apa yang diperoleh mereka yang
menjadikan Firman sebagai fokus pikirannya, mari kita melihat Mazmur 1:1-3:
Mazmur 1:1-3
“Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di
jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, TETAPI YANG
KESUKAANNYA IALAH TAURAT TUHAN DAN YANG MERENUNGKAN TAURAT ITU
SIANG DAN MALAM. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan
buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya
berhasil.”
Apakah ada di antara kita yang tidak ingin berhasil dalam semua yang kita lakukan? Tentu
tidak. Namun, dapatkah kita mengalaminya? Menurut ayat-ayat di atas cara agar kita dapat
mengalaminya adalah dengan merenungkan Firman Tuhan. Apabila kita “berterus terang
memberitakan perkataan kebenaran itu” (2 Timotius 2:15) dan menjadikannya fokus pikiran kita,
maka apa pun yang kita lakukan, akan menyenangkan hati Tuhan, karena semua itu berasal dari
pikiran di mana Firman Tuhan menempati posisi yang sentral, sehingga sesuai ayat-ayat di atas,
apa saja yang diperbuatnya akan berhasil. Kita juga akan berbahagia dan menjadi seperti pohon
yang BERBUAH LEBAT yang ditanam di tepi aliran air.
8.2. Keberhasilan dan hikmat
Dampak dari merenungkan Firman Tuhan dipaparkan bahkan lebih jelas lagi dalam Kitab
Yosua. Yosua adalah penerus Musa sebagai pemimpin bangsa Israel dalam perjalanan menuju
Tanah Perjanjian. Camkan dalam benak kita bahwa Yosualah yang akan memimpin bangsa Israel
menuju Tanah Perjanjian, sedangkan melalui bagian lain dalam Alkitab 4 kita tahu bahwa mereka
bukan bangsa yang mudah untuk dipimpin. Yosua benar-benar membutuhkan hikmat untuk dapat
memikul tanggung jawab sebesar itu. Perhatikan betapa menariknya nasihat Tuhan kepada Yosua
agar ia dapat memperoleh hikmat yang dibutuhkannya itu. Mari kita baca Yosua 1:5-8. Di sana
Allah berkata kepada Yosua:
Yosu1:5-8
“Seorangpun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku
menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau
dan tidak akan meninggalkan engkau. Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkaulah yang
akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek
moyang mereka untuk diberikan kepada mereka. Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu
dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah
diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri,
supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi. Janganlah engkau lupa memperkatakan
kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya ENGKAU BERTINDAK
HATI-HATI SESUAI DENGAN SEGALA YANG TERTULIS DI DALAMNYA, SEBAB
DENGAN DEMIKIAN PERJALANANMU AKAN BERHASIL DAN ENGKAU AKAN
BERUNTUNG.” [Bahasa Ibrani: "sakal" berarti waspada, berhikmat, memiliki pemahaman,
kebijaksanaan, berhasil. Lihat nomor 7919 dalam Strong's concordance. Nomor LXX tertulis
"dan engkau akan memperoleh kebijaksanaan 5"]
Perhatikan betapa luar biasa cara Allah mendorong Yosua. Allah bukan pribadi yang tinggal
jauh dari kita tanpa menyadari kebutuhan kita akan dorongan dan penghiburan. Sebaliknya, Dia
adalah Allah yang peduli dan penuh kasih. Perhatikan juga apa yang Ia katakan kepada Yosua. Dia
berkata bahwa agar Yosua selalu (“ke mana pun engkau pergi”) beruntung ia harus dengan
bersungguh-sungguh bertindak sesuai dengan seluruh Hukum Musa (yang adalah Firman Tuhan
pada zaman itu). Bahkan Allah memerintahkan agar Yosua berhati-hati dan tidak menyimpang ke
kanan atau ke kiri. Lebih jauh lagi Allah mengatakan bahwa apabila Yosua merenungkan Firman
itu siang dan malam, dengan kata lain, Firman Tuhanlah yang terus menerus menjadi fokus
pikirannya, ia akan beruntung dan ia akan bertindak dengan bijaksana. Perkataan “SEBAB
DENGAN DEMIKIAN” yang dipergunakan dalam ayat-ayat dia atas menunjukkan bahwa hikmat
dan keberhasilan Yosua itu sifatnya bersyarat, tergantung pada bagaimana posisi Firman Tuhan
di dalam hatinya. Jadi, hanya apabila Firman Tuhan menjadi pusat dari pikiran dan tindakan kita,
maka kita akan memperoleh keberhasilan dan hikmat. Bila kita baca kisah hidup Yosua
selanjutkan, kita dapat melihat bahwa Yosua memang seorang yang mengikut dan melayani Tuhan
seumur hidupnya, dan ia memang seorang yang berhasil dan berhikmat dalam melakukan semua
tugas-tugasnya.
9. Kesimpulan
Setelah menyelesaikan studi ini, bukan berarti pembahasan kita telah lengkap. Pembaca
disarankan untuk menyelidiki Firman Allah lebih jauh serta mencari sendiri hal-hal lain tentang
apakah Firman Allah itu dan apa saja manfaatnya. Namun, saya percaya bahwa kita telah belajar
banyak sekali hal penting yang dapat menolong kita untuk semakin menghargai Firman Allah.
Sebagai kesimpulan dari pembahasan di atas, kita mengerti bahwa Alkitab, Firman Allah adalah:
i) kebenaran,
ii) apa yang dibuat Allah melebihi segala sesuatu,
iii) makanan untuk hidup,
iv) susu untuk pertumbuhan,
v) sumber sukacita,
vi) pelita bagi kaki kita,
vii) bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan,
dan untuk mendidik orang dalam kebenaran,
viii) sangat murni,
ix)sesuatu yang apabila kita jadikan kegemaran, maka kita tidak akan jatuh ketika
mengalami berbagai penderitaan atau pencobaan,
x) sesuatu yang apabila kita renungkan, akan membuat kita a)berbahagia, b) seperti pohon
yang di tanam di tepi aliran air, c) berhasil dalam semua yang kita lakukan, dan d)beruntung.
Meskipun belum lengkap, saya percaya daftar ini telah memperlihatkan betapa agung,
penting dan bernilainya Firman Allah. Di samping itu, kita telah memahami dengan jelas dampak
yang luar biasa dalam hidup kita apabila kita mempelajari Firman Allah, menyimpannya dalam jiwa
kita dan membiarkannya tetap menyala dalam hati kita.

Anda mungkin juga menyukai