Anda di halaman 1dari 18

BAB I

I . PENGANTAR

Apakah doa itu

Doa adalah persekutuan dengan Tuhan, bercakap-cakap atau berkomunikasi


dengan Tuhan. Doa merupakan berkat dan hak istimewa yang Tuhan anugrahkan
kepada kita orang percaya. Saat kita berdoa, kita menundukkan hati, kita
memusatkan pikiran kita,dan kita berserah penu hpada belas kasih Tuhan. Dalam
doa kita memuji kebesaran dan keagungan Tuhan. Dalam doa kitamengaku
semua kesalahan dan dosa kita, dan dalam doa kita menaikan permohonan atau
permontaan kepada Tuhan. Dan dalam doa kita tidak boleh lupa mengucap
syukur kepada Tuhan. Alkitab penuh dengan fakta bahwa betapa doa itu
penting,berkuasa dan efektif. Musa berdoa, dan laut Tiberau terbelah dua. Elia
berdoa hujan tidak turun selama 3 setengah tahun lamanya. Dan masih banyak
mujizat-mujizat yang terjadidalam alkitab dikarenakan doa

Mengapa kita harus berdoa.

Tuhan menghendaki agar kita berdoa(Ef 6:18;Luk 18:1)

Doa bukanlah aturan atau juga kewajiban yang tuhan bebankan kepada
kita,melainkan kehendak dan keinginan Tuhan agar kita berdoa. Jika doa
merupakan aturan yang harus dilakukan setiap orang percaya maka kita berdosa
jika kita tidak berdoa. Mengabaikan doa adalah kebodohan besar yang biasa
dilakukan orang Kristen. Hal ini bukanlah soal dosa atau bukan, tapi merupakan
kerugian besar karena berkat rohani yangTuhan sediakan kepada orang yang
berdoa sangatlah besar.

Agar kita semakin mengenal Allah

Kita akan mengenal seseorang ketika berkomunikasi dengannya. Sama halnya


dengan doa, sebagai sarana kita membangun komunikasi dengan Tuhan, kita akan
semakin mengenal Tuhan, semakin bersandar kepada-Nya dan semakin
bergantung pada Tuhan. Tentu pengenalan akan Tuhan melibatkan pemahaman
akan kebenaran Alkitab. Mengapa? Komunikasi harus berjalan dua arah. Tuhan
berbicara kepada kita melalui Firman-Nya, Sementara kita berbicara kepada
Tuhan melalui doa.

Karena Iblis sedang berusaha menghancurkan orang percaya(1 Pet 5:8, Luk
22:31-32;Ef 6:12-13,18).

Sejak kita menjadi Kristen atau murid kristus

, kita menjadi sasaran atau target utama Iblis. Setan akan melakukan segala
macam cara untk menghancurkan kita tanpa ampun. Itu sebabnya, Tuhan sangat
menginginkan kita berdoa demi kebaikan kita, agar kita terhindar dari jerat Iblis

Karena adanya kebutuhan (Yak 4:2)

Alasan ini bukanlah yang terutama. Namun demikian Tuhan memperbolehkan


kepada kita untuk meminta atau memohon sesuatu berkaitan dengan kebutuhan
kita dalam doa. Kita tidak harus malu meminta sesuatu kepada Tuhan melalui
doa, asalkan permintaan kita itu bukan untuk kepuasan kita. Yang harus kita ingat
baik-baik adalah ada tidaknya kebutuhan, kita harus berdoa.

Berdoa menunjukkan ketidakberdayaan kita dan kebergantungan kita kepada


kuasa Tuhan..

Ketika kita berdoa dengan sunggu-sunggu, hati kita sedang mengharapkan belas
kasih Allah. Doa yang sejati hanya mungkin dipanjatkan oleh setiap orang yang
mengakui ketidakmampuan dirinya dan kesanggupan Allah dalam
memberkatinya.Doa siapa yang didengar Tuhan?

Tuhan Mendengar doa orang benar (yak 5:16; Mazm 34:16,18; Ams 15:29).

Banyak orang salah mengerti ayat ini. Ayat ini tidak mengatakan bahwa kita
harus menjadi benar dulu dalm perbuatan atau kelakuan kita baru Tuhan
mendengar doa kita. Orang benar dalam ayat ini menunjuk pada identitas
seseorang didalam kristus. Ketika orang berdoa menerima Yesus Kristus sebagai
Tuhan dan Juruselamat, maka secara otomatis Allah membenarkan orang
tersebut. Orang itu terhitung benar karena imannya didalam Yesus. Jadi secara
posisi atau kedudukan orang berdoa yang bertobat adalah orang benar atau orang
kudus. Bila yang dimaksudkan Tuhan bahwa orang benar itu adalh orang yang
berhasil hidup benar, maka doa-doa kita kemungkinan besar sulit dijawab karena
untuk menjadi benar dalam karakter sunggu-sunggu sulit dan hal tersebut terjadi
melalui proses.

Tuhan mendengar doa orang yang taat kepada Firman Allah (Yoh 15:7).

Ketaatan adalah bukti kita mengasihi Tuhan. Ketidaktaatan adalah sikap


pemberontak yang dibenci Tuhan. Tuhan mendengar doa orang yang bersedia taat
pada kebenaran alkita, dengan kata lain ketidaktaatan adalah penghalang doa
dijawab. Tidak ada gunanya kita memanjatkan doa apabila kita tidak patuh pada
Firman-Nya. Seorang teolog berkata, bagiTuhan satu ketaatan lebih berharga
dibandingkan dengan satuton doa. Kedengarannya berlebihan, tetapi ada
benarnya. Bukan pula berarti ketika kita gagal menaati Firman Tuhan, kita tidak
ada gunanya berdoa. Kita harus terus berdoa, sambal belajar taat pada Firman-
Nya.

Dalam alkitab doa adalah kebaktian mencakup segala sikap roh manusia dalam
pendekatannya kepada Allah orang Kristen berbakti kepada Allah jika ia memuja,
mengakui, memuji dan mengajukan permohonan kepada-Nya dalam doa.
Doa sebagai perbuatan tertingg yang dapat dilakukan oleh roh manusia dapat juga
dipandangan sebagai persekutuan dengan Allah, selama penekanannya diberikan
kepada prakarsa ilah. Seseorang berdoa karena Allah telah menyentuh rohnya.
Dalam Alkitab bukanlah suatu tanggapan wajah dari manusia, karena apa yang
dilahirkan dari daging adalah daging (Yoh 4:24). Sebagai akibatnya Tuhan tidak
mengindahkan setiap doa (Yes 1:15;29:13). Ajaran Alkitab mengenai doa
menekankan sifat Allah, perlunya seseorang berada dalam hubungan
penyelamatan atau dalam hubungan perjanjian dengan Dia, lalu secara penuh
masuk kedalam segala hak istimewa dan kewajiban dari hubungan dengan Allah.
II. PERJANJIAN LAMA
Kohler (Old Testament Theology, 1957 hlm 251, catatan 153) mendapati Kr 85
doa asli dalam PL. Sebagai tambahan ada kurang 60 mazmur lengkap dan 14
bagian mazmur dapat disebut doa
A. .Zaman para bapak leluhur
Pada zaman bapak leluhur doa adalah menyeruh nama Tuhan (Kej.
4:26;12:8;21:33) yakni nama yang kudus itu disebut dalam doa atau
permohonan. Karena itu ada hubungan langsung dan keakraban dalam doa
(Kej. 15:2 dab 18:23 dab 24:12-14,26 dab). Doa juga dihubungkan erat dengan
persembahan korban (Kej. 13:4,26:25;28:20-22) sekalipun penggabungan ini
muncul juga pada zaman-zaman yang kemudian. Persembahan doa dalam
hubungan korban ini memberi kesan adanya kesatuan antara kehendak
manusia dan kehendak Allah, suatu penyerahan dan penaklukan diri manusia
kepada Allah. Khususnya hal ini terjadi pada doa yakub yang dikaitkan dengan
janjinya kepada Tuhan. Janji itu yang pada dirinya adalah suatu doa
menjanjikan pelayanan dan kesetiaan jika berkat yang dicari itu diberikan
(Kej. 28:20 dab).

B . Zaman Pra Pembuangan

b.a. Pada zaman ini salah satu tekanan doa ialah syafaat ; memang syafaat juga
telah ada pada zaman bapak leluhur (Kej. 18:22 dab). Syafaat khususnya
penting dalam doa-doa Musa (Kel. 32:11-13,31 dab; 33:12-16;3:9; Bil
11:11-15; 14:13-19; 21:7; Ul 9:18-21; 10:10). Ul 30 sebagian besar adalah
juga doa syafaat, seperti halnya dengan doa-doa Harun (Bil. 6:22-27),
Samuel (1 Sam 7:5-13;12:19,23), Salomo (1 Raj. 8:22-53) dan Hizkia (2
Raj. 19:14-19). Kesimpulannya agaknya demikian, bahwa syafaat itu
terbatas pada pribadi-pribadi penting, yang oleh kedudukan yang diberikan
Allah kepada mereka apakah sebagai nabi, imam atau raja, memiliki
kekuasaan khusus dalam doa sebagai pengantara Allah dan manusia. Tapi
Tuhan senantiasa tetap bebas untuk melaksanakan kehendak-Nya; justru
ada doa syafaat yang tak berhasil (Kej. 18:17 dab; Kel. 32:30-35). Dalam
Am 7:1-6 “Tuhan menyesal” terhadap perbuatan tertentu sebagai jawaban
terhadap syafaat nabi, namun pada ayat-ayat berikutnya (7:7-8:3) Israel
akhirnya diangkut sebagai tawanan. Bahkan Yeremia dilarang mewakili
Israel untuk menghadap Allah (Yer. 7:16; 11:14; 14:11). Dilain pihak,
syafaat Lot (Kej. 19:17-23), Abraham (Kej. 20:17), Musa (Kel. 9:27-33;
Bil. 12:9 dab) dan Ayub (Ayb. 42:8,10) berhasil. Yang mendasari doa-doa
syafaat ini ialah hubungan pribadi yang “kuat” dengan Allah, yang dimiliki
oleh para pengantara itu.

b.b.Adalah mengherankan bahwa di antara semua peraturan legal dalam


Pentateukh tak ada yang menyebut doa kecuali Ul 26:1-15. Juga di sini
yang lebih ditekankan ialah rumusan ibadat, bukan doa. Dalam ay 5-11 ada
pengucapan syukur, dan dalam ay 13,14 ada suatu pernyataan tentang
ketaatan pada masa lalu, tapi hanya dalam ay 15 ada permohonan.
Barangkali benar untuk menduga, bahwa korban sering dipersembahkan
dengan doa (Mzm. 55:14), dan dimana tidak ada doa orang dapat ditegur
(Mzm. 50:7-15). Di lain pihak sama sekali tidak disebutkan tentang doa di
bagian-bagian Pentateukh dimana korban diatur. Hal ini memberi kesan
bahwa korban tanpa doa cukup umum.

b.c. Doa tentu tak dapat diabaikan dalam pelayanan para nabi. Penerimaan
pernyataan Firman dari Allah sudah melibatkan nabi yang penuh doa ke
dalam hubungan dengan Allah. Mungkin sekali bahwa doa bersifat hakiki
bagi nabi untuk dapat menerima Firman (Yes. 6:5 dab; 37:1-4; Yer.11:20-
23;12:1-6; 42:1 dab). Penglihatan atau wahyu kenabian mendatangi Daniel
ketika ia sedang berdoa (Dan. 9:20 dab). Kadang-kadang Tuhan
membiarkan nabi menunggu untuk waktu yang agak lama dalam doa (Hab.
2:1-3). Dari tulisan-tulisan Yeremia kita tahu, bahwa sekalipun doa menjadi
syarat hakiki dan realita dalam pengalaman dan pelayanan nabi, namun
sering doa mewujudkan suatu latihan roh yang bergejolak (Yer. 18:19-23:
20:7-18), dan juga suatu persekutuan yang menyenangkan sekali dengan
Allah (1:4 dab; 4:10; 10:23-25; 12:1-4; 14:7-9, 19-22; 15:15-18; 16:19;
17:12 dab)

b.d. Pada beberapa mazmur ada gabungandari pola dan spontanitas dalam doa.
Disamping doa-doa “tempat suci” yang formal (ump Mzm. 24:7-10; 100;
150) ada doa-doa pribadi untuk mohon pengampunan (51), bersekutu (63),
perlindungan (57), kesembuhan (6), pemulihan nama baik (109), dan doa-doa
yang penuh pujian (103). Korban dan doa juga gabung dalam beberapa
Mazmur (54:6; 66:13 dab).

B. ZAMAN PEMBUANGAN
Selama masa pembuangan factor penting dalam agama bagi orang
Yahudi ialah munculnya rumah sembahyang (sinagoge). Bait Suci di
Yerusalem telah menjadi puing, dan upacara-upacara di mezbah serta korban-
korban tak dapat dilayankan di Babel yang tidak suci itu. Seorang Yahudi kini
tidak lagi orang yang telah dilahirkan dalam persekutuan dan menetap di situ,
tapi lebih berwujud seseorang yang memilih menjadi Yahudi. Pusat umat
beragama adalah rumah sembahyang, dan di antara kewajiban keagamaan
yang diterima seperti sunat, berpuasa dan pemeliharaan sabat, maka doa
menjadi penting. Ini tidak dapat dielakkan, karena setiap persekutuan kecil di
pembuangan kini tergantung kepada pelayanan sinagoge, di mana Firman
dibicarakan dan diterangkan serta doa-doa dinaikkan. Setelah kembali ke
Yerusalem, sama seperti Bait Suci tidak diperbolehkan mengganti sinagoge,
atau imam mengganti ahli Taurat, atau korban mengganti Firman yang hidup,
demikianlah upacara tidak menggantikan doa. Baik di Bait Suci maupun
Sinagoge dalam upacara imamat dan pengajaran ahli Taurat, penyembah yang
beriman kini mencari wajah Tuhan, mencari kehadiran-Nya secara pribadi
(Mzm. 100:2; 63:1 dab), dan menerima berkat-Nya dengan ungkapan
penyinaran wajah-Nya atasnya (Mzm 80:3,7,19).
C. ZAMAN PEMBUANGAN
Tidak dapat diragukan bahwa setelah masa pembuangan ada kerangka
kebaktian keagamaan, tapi di dalamnya kebebasan bagi perseorangan dijamin.
Hal ini nampak dalam diri Ezra dan Nehemia, yang sekalipun mereka
menekankan pemujaan Taurat, dan upacara serta korban, yaitu segi sosial dari
ibadat. Namun mereka juga menekankan faktor rohani dalam kesalehan (Ezr
7:27; 8:22 dab; Neh 2:4; 4:4,9), Doa-doa mereka juga mengandung pelajaran
(Ezr 9:6-15; Neh 1:5-11;9:5-38; bnd juga Dan 9:4-19). Di sini boleh dicatat,
bahwa mengenai posisi tubuh saat berdoa tidak mempunyai aturan yang tetap
(Mzm 28:2; 1 Sam 1:26; 1 Raj 8:54; Ezr 9:5; 1 Raj 18:42; Rat 3:41; Dan
9:3,20). Demikian juga ihwal waktu untuk berdoa; doa bermanfaat pada setiap
saat, sama dengan pada jam-jam yang ditetapkan (Mzm 55:17; Dan 6:10).
Maka pada zaman setelah pembuangan terdapat campuran dari upacara yang
teratur di Bait suci, kesederhanaan pertemuan di sinagoge, dan spontanitas
kebaktian perseorangan jelas adalah sulit untuk membuat sistem doa secara
lengkap. Dalam PL memang ada pola-pola bagi doa, tapi tiada aturan yang
mengikat dan mengatur baik isinya maupun upacaranya. Doa yang mekanis,
doa yang dikurung oleh aturan-aturan yang memaksa, tidak muncul sampai
menjelang penutupan zaman antara PL dan PB, seperti dijelaskan injil-injil.
Kemudian, sayangnya baik melalui korban di Bait suci di Yerusalem dan
melalui pujian, maupun doa dan eksposisi Firman dalam sinagoge di
perantauan, dan melalui sunat penyucian sabat, persepuluhan, puasa dan
perbuatan-perbuatan yang berlebih-lebihan, orang-orang yang beribadah baik
di Bait Suci maupun di sinagoge adalah sama-sama berusaha mendapat
imbalan jasa diterima oleh Allah.
D. DALAM PERJANJIAN BARU
sumber Ada tempat-tempat tertentu dimana ajaran PB tentang doa
dikemukakan, tapi pokok dari mana semua ajaran tentang doa mengalir adalah
doktrin dan praktik Kristus sendiri.
1. Injil-injil

1.1. Ajaran Yesus tentang doa

secara asasi diuraikan dalam perumpamaan-perumpamaan-Nya yang


tertentu. Dalam perumpamaan mengenai teman meminjam 3 potong
roti tengah malam (Luk. 11:5-8), Yesus menekankan keadaan
keterdesakan dan kesungguhan dalam doa dan dasar yang diatasnya
hal ini dibangun ialah kebaikan Allah Bapa (Mat. 7:7-11).
Perumpamaan tentang hakim yang lalim (Luk. 18:1-8) menantang
orang untuk terus berdoa, mencakup ketekunan dan kesinambungan
bahwa Allah tidak serta merta menjawab doa bukanlah karena tak
acuh, melainkan karena kasih yang ingin mengembangkan dan
memperdalam iman yang pada akhirnya akan dibenarkan. Dalam
perumpamaan tentang pemungut cukai dan farisi (Luk. 18:10-14)
Kristus menuntut kerendahan hati dan penyesalan dalam doa
mengingatkan bahaya mengagungkan diri. Merendahkan diri dalam
doa berarti diterima oleh Allah. Meninggikan diri dalam doa berarti
menutupi wajah Allah. Kristus mengajarkan kasih dalam doa pada
perumpamaan hamba yang tak adil (Mat. 18:21-35). Doa yang
dijawab Allah doa yang dinaikkan oleh roh yang suka mengampuni.
Kesederhanaan dalam doa diajarkan dalam Mat 6:5 dab 23:14; Mar
12:38-40; Luk 20:47. Doa harus dibersihkan dari segala kepurapuraan
atau kepalsuan. Doa harus lahir dari kesederhanaan hati dan motivasi
yang lugu serta mengungkapkan diri dalam kesederhanaan ucapan
dan permohonan. Tuhan juga menuntut intensitas dalam doa (bad
Mrk. 13:33; 14:38; Mat. 26:41). Disini “berjaga-jaga” dan “iman”
digabungkan dalam kewaspadaan yang celik senantiasa. Tambahkan
lagi dalam Mat. 18:19 dab, kesatuan dalam doa ditekankan. Jika
sekelompok orang Kristen yang memiliki pikiran kristus berdoa
dalam Roh Kudus, doa mereka akan dikabulkan. Tapi doa juga harus
penuh pengharapan (Mrk. 11:24) doa bersifat percobaan mendapat
sedikit; doa berdasarkan iman yang bekerja dalam penyerahan kepada
kehendak Allah mendapat banyak (Mrk. 9:23).

1.2. Mengenai sasaran-sasaran

Doa Yesus tidak berbicara, ia puas dengan membuat Roh Kudus


memimpin murid-murid-Nya dalam doa. Tujuan-tujuan yang ia
harapkan dalam doa dapat di temukan dalam Mrk.9:28 dab; Mat.
5:44; 6:11,13; 9:36 dab; Luk. 11:13.

1.3. Mengenai cara berdoa

Tuhan mengajukan dua hal penting:


a. Doa harus dinaikkan Kepada-Nya seperti dahulu ketika Ia masih
ada didunia (ump Mat 8 :2; 9 :18). Seperti dahulu Ia menntut iman
(Mrk 9:23), Menguji kesungguhan ( Mat 9:27-31), Membukakan
ketidaktahuan (Mat 20:20-22) dan menganggap diri penuh dosa
(Mat 14:27-31 pada mereka yang memintah kepada-Nya.
Demikianlah kini Ia berbuat sama dalam pengalaman mereka
yang menaikkan doa kepada-Nya.
b. Kini doa juga harus dinaikkan Dalam Nama Kristus (Yoh 14:13;
15:16;16:23 dab. Oleh-Nya kita beroleh jalan masuk kepada Bapa.
Berdoa dalam Nama Kristus berarti berdoa seperti kristus sendiri
berdoa, dan berdoa kepada Bapa seperti Anak berdoa
memperkenalkan Dia kepada kita. Dan bagi Yesus pusat yang
sebenarnya dalam Doa ialah Kehendak Bapa. Disinilah sifat Asasi
bagi doa Kristiani suatu jalan masuk yang baru menuju Kepada
Bapa, yang dijamin Kristus Bagi orang Kristen. Dan Doa dalam
keselarasan dengan Kehendak Bapa Karena itu dinaikkan dalam
Nama Kristus.
C. Mengenai Praktik Doa
Tuhan Yesus telah diketahui bahwa Ia berdoa secara tersembunyi
{luk 5:15 dab) 6:12); pada waktu ada pertentangan rohani
(Yoh12:20-28;Luk 22:39-46); dan di kayu salib (Mat 27:46; Luk
23:46). Dalam doa doanya Ia mengucap syukur (Luk 10:21; Yoh
6:11; !!:41; Mat 26:27), mencari bimbimgan (Luk :6:12 dab),
mengajukan syafaat (Yoh 17:6-19,20:26; Luk 22:31-34;Mrk
10:16;Luk 23:34), dan bersekutu dengan Bapak (luk 9:28
dab).Beban dari doa imam besar-Nya dalam Yoh.17 ialah
kesatuan Gereja-Nya
1.5.Doa Bapa Kami
Disini cukup ditunjukan bahwasetelah seruan (Mat 6:9b)
menyusul 6 permohonan ayt 9c -13b tiga permohonan pertama
dikaitkan dengan Nama Allah, Kerajaan dan Kehendak-Nya,
sedang tiga permohonan yang terahir dikaitkan dengan keperluan
makan, pengampunan dan kemenangan. Setelah itu doa ditutup
dengan suatu pemulihan(ayt 13c) yang berisi tiga pengumuman
mengenai Kerajaan Alla ,Kuasa dan .Kemuliaan-Nya menurut
cara inilah kini orang Kristen berdoa
2. Kisah Para Rasul
Kisah menjadi penghubung yang baik sekali antara injil injil dan surat
surat, karna dalam kisah gereja rasuli mempraktikkan ajaran Tuhan Yesus
tentang doa.Gereja dilahirkan dalam suasana doa (1:4).Sebagai jawaban
atas doalah maka Roh Kudus diturunkan atasnya (1:4;2:4). Doa itu
berlangsung menjadi hawa yang dihirup gereja(Kis 2:42;6:4,6). Dalam
pemikiran gereja tetap ada hubungan era tantara doa dan kehadiran Kuasa
Roh Kudus (Kis 4:31). Pada waktu-waktu krisis terjadi gereja lari kepada
doa (kis4:23 dab;Kis 12:5,12).Di seluruh Kisah para pemimpin gereja
muncul sebagai orang orang yang berdoa (Kis 9:10; 10:9;16:25;28:8),
yang menuntut supaya orang Kristen berdoa dengan mereka (KIs
20:28,36;21:5).
3. Surat-Surat Paulus.
Penting sekali bahwa segera setelah Kristus menyatakan diri kepada
Paulus di jalan menuju damsyik, tentang Paulus dikatakan, ia sekarang
berdoa (Kis 9:11). Agaknya inilah pertama kali Paulus menemukan
apakah sebenarnya doa itu, sebab begitu dalamnya perubahan hatinya
yang diakibatkan oleh pertobatan. Sejak saat itu iya menjadi pendoa.
Dalam doa Tuhan berfirman kepadanya (Kis22:17 dab). Doa dalah ucapan
syukur,Syafaat perealisasian kehadiran Allah (band 1 Tes 1:2 dab;Ef1 :16
dab). Ia menemukan bahwa Roh Kudus membantunya dalam doa jika ia
berusaha untuk mengetahui dan melakukan kehendak Allah (Rom
8:14,26). Dalam pengalamannya ada hubungan yang era tantara doa dan
kecerdasan Kristianai (iKor14:14-19). Doa bersifat hakiki bagi orang
Kristen (Rom 12:12).Senjata orang Kristen (Ef 6:13-17) mencakup doa
yang diuraikan Paulus sebagai segala doa dan permohonan yang harus
dinaikkan setiap waktu dengan tiada putusnya untuk segala orang kudus
(ayt 18). Dan Paulus melaksanakan apa yang ditulisnya (Rom 1:9;Ef 1:16;
1 Tes 1:2) karena itu ia memberikan penekanan pada doa jika ia menulis
kepada orang-orang seiman dengan dia (Flp 4:6;Kol 4:2). Dalam surat
suratnya Paulus senantiasa dirasuki doa Baiklah kita mengamati beberapa
dari doanya bertalian denga nisi doa -doa itu.
3.1. Dalam Rom 1:8-12, ia mencurahkan hatinya kepada Allah sebagai
ucapan syukur (Ayt 8), menekankan pelayanan bagi Kristus dengan
rohnya (Ayt 9a), Mengungkapkan keinginannya untuk membagikan
kepada mereka suatu karunia rohani (Ayt 10 dab), dan berkata
bahwa dia juga tergantung kepada mereka bagi pembangkitan rohani
(Ayt 12).
5.2. Dalam Ef 1:15-19 Paulus mengucap syukur kepada Allah untuk
orang bertobat (Ayt 15 dab) dan berdoa agar mereka boleh
menerima Roh, yang oleh-Nya diperoleh pengenalan Allah dan
penerangan hati (Ayt 17,18a). supaya mereka boleh mengetahui
harapn panggilan Allah,Kekayaan warisan Allah, dan kebesaran
Kuasa allah yang telah diungkapnyatakan dalam kebangkitan
Kristur (Ayt 18b,19).
5.3. Dalam Ef 3:14-18 Paulus memohon dengan sangat kepada Bapa
(Ayt 14 dab) bagi sesamanya Kristen, supaya mereka boleh makin
bertambah tambah sadar akan kuasa Allah (Ayt 16), hingga akhirnya
Kristus dapat berdiam di dalam mereka dan supaya mereka boleh
berakar dalam kasih (Ayt 17), bahwa masing-masing Bersama sama
boleh disempurnakan dan dipenuhi dengan Kepenuhan Allah (Ayt
18 dab). Kedua doa Efesus ini dengan cara yang indah dirangkum
dalam keinginan Paulu yang tiga macam, yakni kiranya beroleh
pengetahuan dan kuasa untuk menerapkan kasih Kristus yang
olehnya mereka sebagai perseorangan dan sebagai kelompok
menerima penyempurnaan.
5.4. Dalam Kolose 1 : 9 Paulus berdoa lagi supaya orang percaya
mengetahui Kehendak Allah melalui hikmat dan pengertian rohani
(Ayt 9) supaya praktik hidup dapat sesuai dengan kepercayaan (Ayt
10), supaya mereka diberi kuasa bagi praktik hidup mereka (Ayt 11)
dan penuh ucapan syukur terhadap hak-hak dan kedudukan mereka
yang istimewa didalam Tuhan Yesus (Ayt 12 dab). Tapi barangkali
sumbangan Paulus yang terbesar bagi pengertian doa Kristiani, ialah
bahwa ia meneguhkan hubungan doa itu dengan Roh Kudus. Doa
sebenarnya adalah suatu karunia pemberian Roh ( 1 Kor14:14-16).
Orang percaya berdoa dalam Roh(Ef 6:18;Yud 20); karena itu doa
adalah kerja sama antara Allah dan orang percaya dalam hal doa
diajukan kepada Bapa, dalan nama Anak, oleh dorongan Roh Kudus
yang diam di dalam dia
5.5. Surat Ibrani,Yakobus dan 1 Yohanis.
Surat ibrani memberi sumbangan penting pada pengertian tentang
doa Kristiani. Ibr 4:14-16 menunjukkan bagaimana doa bias
mungkin; doa adalah mungkin karena kita mempunyai seorang
imam besar Agung yang bersifat sekaligus insani dan ilahi, karena
kini ia berada disurga dan karena apa yang kini sedang ia lakukan
disana. Jika kita berdoa, maksudnya ialah supaya kita menerima
belas kasihan. Penunjukan kepada hidup doa Tuhan Yesus dalam Ibr
5:7-10 benar-benar mengajarkan apa doa itu, doa-doa kristus dan
permohonan permohonan-Nya dipersembahkan kepada Allah, dan
dalam pelayan rohani ini Ia belajar taat dan oleh karenanya
didengar. Dalam Ibrani 10:19-25 tekanan diletakkan pada doa
Bersama dan tuntutan tuntutan serta dorongan-dorongan yang
terkandung didalamnya. Tempat doa diuraikan dalam Yak 6:19.
Kitab Yakobus mempunyai tiga bagian penting tentang doa. Doa
pada saat kebimbangan dibicarakan dalam Yak 1:5-8; dorongan
dorongan yang benar dalam doa digarisbawahi dalam 4:1-3; dan
pentingnya doa pada waktu sakit dijelaskan dalam Yak 5:13-18
dalam suratnya yang pertama Yohanes menunjukkan cara supaya
berani dan berhasil dalam doa (1 Yoh 3:21 dab ), sedang dalam (1
Yoh 5:14-16) Ia menjelaskan hubungan antar doa dan kehendak
Allah, dan menunjukkan bahwa keberhasilan dalam doa khususnya
cocok bagi doa syafaat, tapi bahwa keadaan keadaan memang dapat
timbul dimana doa menjadi tak berdaya.
D. PEDOMAN DOA.
1. Di Perintahkan Yes 55:6, Mat 7:7; Fip 4:6
2. Harus dipersembahkan:
a. Kepada Allah Mazm 5:3; Mat 4:10
b. Kepada Kristus Luk 23:42; Kis 7:59
c. Kepada Roh Kudus 2 Tes 3:5
d. Dengan Perantaraan Kristus Ef 2:18; Ibr 10:19
3. Allah mendengar dan Allah menjawab Mazm 10:17; 65:3 dan Mazm 99:6;
Yes 58:9
4. Digambarkan :
a. Sujud (Ef 3:14; Menengadah (Mazm 4:4); Mengangkat Jiwa (Mazm 25:1).
b. Mengangkat hati dan tangan (rat 3:41); Mencurahkan isi hati (Mazm 62:9;
1Sam 1:15).
c. Memanggil Nama Tuhan Kej 12:8;Mazm 116:4; Kis22:16.
d. Dekat pada Allah ( Mazm 73:28; Ibr 10:22), Beseru ke surgea (2 Taw
32:20).
e. Menyembah sujud didepan Tuhan (Kel 32:11); Mencari Allah (Ayub 8:5).
f. Mencari Wajah Tuhan (Mazm 27:8); Memohon (Ayub 8:5; Yer 36:7).
5. Di Terima baik dengan perantaraan Kristus (Yoh 12:13,14; 15:16; 16:23,24).
6. Sampai ke Surga ( 2Taw 30:27; Wah 5:8).
7. Perlu kasih karunia Tuhan untuk menghidupi doa kita (Mazm 80:19).
8. Roh Kudus
a. Dijanjikan sebagai Roh Kudus (Zak 12:10).
b. Menjadikan kita anak angkat dan menuntun kepada Bpa (Rom 8:15; Gal 4:6).
c. Menolong kelemahan kita (Rom 8:26); Sebagai bukti pertobatan (Kis 9:11).
9. Sangat besar kuasanya Yak 6: 16
10.Dari orang yang jujur diperken Allah Ams 18:8
11. Harus dipersembahkan
a. Didalam Roh Kudus (Ef 6:18;Yud 1:20); Dengan penuh iman (Mat
21;22;Yak 1:6
b. Dengan Iman yang teguh ( Ibr 10;22); Dengan segenap hati (Mazm
119;58,145).
c. Dengan semangat untuk mengampuni (Mat 6:12);Dengan hati (Yer
29:13;Rat 3:41
d. Dengan hati yang tulus iklas Ibr 10:22
12.Untuk mendapatkan berkat Jasmani Kej 28:20;Ams 30:8;Mat 6:11
13 Untuk mendapatkan berkat Rohani Mat 6 :33
14. Untuk mendapatkan rahmat kasih karunia dan pertolongan pada waktunya
Ibr 4:16
15. Mengulang ulang dan memamerkan tidak diperkenankan (Mat 6:5,7).
16 Disertai pertobatan,Pengakuan dan merendahkan diri, berjaga jaga
17.Disertai Pujian, Ucapan syukur.
BAB II PUASA

A. Puasa merupakan salah satu ritual atau ibadah keagamaan yang senantiasa
dilaksanakan oleh seluruh pemeluk agama didunia sejak umat-umat terdahulu hingga
sekarang. Puasa merupakan salah satu bentuk ritus agama yang dapat meningkatkan
kualitas manusia dan sebagai wahan penyucian diri guna mendekatkan diri kepada
Tuhan yang dalam pelaksanaannya mengacu pada kita suci masing-masing, termasuk
ajaran puasa itu sendiri. Kata Puasa itu sendiri berasal dari Bahasa Yunani yaitu
NESTEA yang berarti NES = Tidak dan ESTEA = Makan berarti Tidak Makan.
Berpantang terhadap tidak makan, yang secara meluas masih merupakan kewajiban
regilius. Hal tersebut dilakukan bersam dengan doa, dan merupakan symbol
kerendahan hati manusia dikalangan orang Ibrani (hak 20:26). Puasa diformalkan
selama Pembungan dan sesudahnya. Hari raya Penghapusan dosa ditetapkan sebagai
hari Puasa Nasional. Nabi-nabi Misalnya Yer 14:12 mengajukan protes bahwa
melakukan puasa tanpa pertobatan tidak akan membawa hasil apa pun. Pada Zaman
Perjanjian Baru orang Yahudi berpuasa pada hari Raya Penghapusan Dosa (Im
16:29),dan orang orang Farisi juga berpuasa selama dua hari setiap minggu (Luk
18:12). Yesus berpuas ( Mat 4:2), dan Gereja Perdanpun berpuasa (Kis 13:2).
Sebelum dibaptiskan Paulus berpuasa ( Kis 9:9), dan hal ini menjadi praktik yang
lazim dalam jemaat, misalnya sebelum pembaptisan dan pada waktu Paskah. Tampak
perikop menarik dalam Mrk 2:18 dst. Mencerminkan praktik puasa dalam jemaat
yang tidak sejalan dengan apa yang diingat tentang Yesus. Murid-murid Yesus
dipersalahkan karena tidak berpuasa (Mrk 2 :18), Sepertinya ada perkataan Yesus
yang asli mengenai Kesukacitaan Bersama Yesus seperti halnya kesukacitaan dalam
pesta pernikahan, yang telah diperluas oleh jemaat untuk mempertahankan diri dalam
pertentangan mereka dengan orang-orang yahudi pelawannya pada saat itu.
B. Memahami Puasa dalam Perjanjian Lama Yesaya 58:1-5
Alkitab dengan jelas mengajarkan kepada kita terjanya bukan Puasa itu yang menjadi
Pertama dan utama tetapi apa yang dikerjakan dalam Puasa yaitu Bagaimana hidup
benar menegakkan keadilan dan bagaimana kita menolak kelaliman dan menolong
orang, artinya Spirit dan semangat dari puada itu yang harus kita tangkap, dan
celakanya lagi kita selalu meributkan sebatas ritualnya saja dari pada puasa itu kapan
mulainya jam berapa bukanya harus bagaiman semua itu seolah-olah tampaknya Suci,
tampak bersih dan kudus tetapi sebenarnya jauh ari tujuan sesungguhnya. Memahami
Puasa harus dalam konteks yang pas yaitu spiritnya dan semangatnya bukan sebatas
rituanya saja. Mari kita coba telusuri apa yang terjadi dalam Perjanjian lama. Dalam
Perjanjian Lama memang puasa itu mereka terjemakan beberapa hal.
1. Merendahkan diri
Merendahkan diri menjadi suatu bagian dari sikap bagi bangsa Israel untuk
memberi hormat kepada Tuhan maka mereka berpuasa, dalam merendahkan diri
kepada Tuhan dalam bentuk puasabahwa itu menujukkan nilai kualitas
kerohanian mereka ini menjadi masalah mereka hanya melakukan ritualnya saja
sehingga mereka benar.
2. Pengakuan dosa Yang Khusus
Puasa dalam Perjanjian Lama juga sebagai bentuk Pengakuan dosa yang khusus
misalnya Nehemia melihat bangsanya berdosa lalu dia mengajak banyak orang
berdoa dan mengaku dosa kepada Tuhan Berpuasa kepada Tuhan niniwe mau
dimurka oleh Tuhan tetapi kemudian mereka diselamatkan Tuhan mereka disuruh
berpuasa jadi mengaku dosa khusus juga bias itu yang terjadi dalam Perjannian
Lama Nah karena itu banyak orang kalua sudah berpuasa untuk pengakuan dosa
mengaggap diri dosanya sudah dibereskan pada hal hidupnya belum beresa ia
berpuasa pengakuan dosa tapi buruhnya dipaksa paksa.
3. Permohonan yang khusus
Puasa juga bias sebagai permohonan yang khusus ini pernah dilakukan oleh Ester
ketika menghadapi situasi felik orang Israel mereka bisa mati dengan fitnah
Haman fitnah musuh mereka sehingga fitnah ini menjadi sebuah fitna mengerikan
sehingga bagaiman kemudian Mordekai datang dan memberitau kepada Ester
situasi felik yang dihadapi bangsa Israel nah Ester harus menghadap raja dulu
untuk menceritakan kepada raja apa yang akan terjadi persoalannya adalah kalua
tidak dipanggil menghadap raja persoalannya berat ester bias mati bagaimana
dengan Ester dia bias mati ini bahaya disisi lain dia harus menolong bangsa Israel
tidak mungkin dia berpangku tangan sehingga untuk itu Ester harus menghadap
raja dengan meminta kepada Mordekai dan kawan kawan berpuasa dulu semoga
Tuhan pimpin, sementara Haman sedang bergerak dengan kawan-kawannya untuk
mau menghabisi orang Israel. Maka. Puasa juga dapat dilakukan sebagai
permohona doa yang khusus, seperti Ester, itu di perjanjian lama sehingga mereka
melakukan itu tetapi balik lagi bahwa tidak ada sebuah doa yang hebat hanya
karena puasa karena doa yang luar biasa adalah doa orang benar. Ketika orang
berdoa dan Berpuasa sikap hidupnya yang benar itu membuat Tuhan
mendengarkan doanya,, Kalau hanya berpuasa lalu Tuhan mendengarkan doanya
apa susahnya marilah kita berpuasa. Disini kita perlu hati-hati ketika kita
memohon yang khusus menjadi sebuah nilai penting adalah Sikap Hidup kita
yang benar dihadapan Tuhan
4. Pola hidup yang saleh.
Setiap orang-orang Israel itu melakukan puasa nanti kita juga lihat itu diperjanjian
baru juga kita melihat orang Farisi sebagai suatu model hidup keberagamaan
hidup yang saleh hanya saja balik lagi mereka puasa tetapi sikap hidupnya tetap
saja melanggar kehendak Allah. Jadi puasa ini banyak sekali terjebak dengan
ritual ritual yang salah sampai Tuhan kemudian marah , itu sebabnya Tuhan
berkat orang-orang Israel lewat Yesaya 58 bahwa ternyata Puasa sejati adalah
Puasa adalah Puasa dimana Kita Melakukan Ketetapan Kehendak Allah secara
Aktual dalam Hidup Kita. sehingga hidup kita itulah membuat puasa kita bernilai
tetapi puasa yang kita lakukan itu tidak bernilai kalau hidup kita tidak dalam
konteks menegakkan keadilan,kebenaran dan melawan kelaliman dst. Jadi inilah
menjadi pergumulan serius bagi orang percaya dalam hidupnya bagiaman
melakukan apa yang menjadi kehendak Allah sehingga dengan demikian mereka
sungguh memahamidan melakukan kehendak Allah dalam hidupnya.

C. MEMAHAMI FARIABEL PUASA DALAM PL.


Didalam kita memahami puasa ini juga perlu untuk kita mengerti bahwa puasa itu
sangat variabel didalam Alkitab
1. Puasa untuk makan tertentu
Ada orang puasa tidak makan tapi minum jadi ada puasa model seperti itu
2. Puasa untuk spesifik
Ada orang berpuasa tidak makan ini tapi makan itu atau puasa spesik mis: puasa
untuk tidak nonton itu dst macam macam modelnya tapi tidak ada kemudian puasa
yang satu lebih baik dari puasa lainnya karena yang dingat bukan puasanya tapi
sikap hidupnya
3. Waktu
Bicara waktu itu macam-macam ada yang sehari penuh ada, ada yang 1 kali 12
jam, ada yang 1 kali 24 jam, ada yang tiga hari seperti Ester, ada yang tujuh hari
seperti Daud ketika anak Pertamanya dari Batsyebam mau mati dia harap hidup
kembali atau juga puasa 40 hari baik. Baik Muasa, Elia dalam Perjanjian Lama
bahkan Yesus di Perjanjian Baru jadi puasa berapa hari tidak ada ketentuannya
yang maksimal, tidak berarti kalau sudah puasa 40 hari 40 malam jadi hebat jago
luar biasa.Tetapi Puasa yang digambarkan dalam yesaya adalah sikap hidup
benar, adil membuat puasa bernila bukan puasa itu memberi Kuasa atau
melahirkan kuasa dalam doa kita atau sebuah tindakan kita tetapi hidup benar
hidup adil memberi nilai pada diri kita.Karen tanpa hidup benar hidup adil tanpa
kasih sayang tadi maka puasa kita tidak lebih dan tidak kurang sekedar tahan
lapar. Kalua itu yang terjadi sangat menyedihkan oleh karan itu seharusnya setiap
orang Kristen mempuynai pemahaman khusus yang benar dalam dirinya untuk
bisa mengerti apa kehendak Tuahn sehinga semangat hudup benar semangat
hidup sungguh sunguh tetap berkobar dalam hidupnya sehingga kita menyadari
bahwa sikap hidup benar menjadi terpenting dalam berpuasa.

D. PEDOMAN PUASA

1.Jangan dipamerkan Mat 6:16-18

2.Harus dilakukan untuk Allah Zak 7:5;Mat 6:18

3.Untuk menyucikan hati Mazm 69:11

3.Untuk merendahkan hati Mazm Mazm 35:13

4.Dilakukan pada waktu :

a. Hukum hokum Allah Yoel 1:14; 2:12

b. Banyak orang mengalami malapetaka 2 Sam 1:12.


c. Penderitaan dengan Jemaat Luk 5:33-35.

d. Penderitaan orang lain Mazm 35:13; Dan 6:9.

e. Kesusahan Pribadi 2 Sam 12:6.

f. Bahaya Mengancam Est 4:16.

g. Pelantikan hamba hambah Tuhan Kis 13:3; 14:23.

5. Disertai dengan :

a. Doa (Ezr 8:23;Dan 9:3); Pengakuan dosa (1 Sam 7:6; Neh 9:1,2).

b. Berkabung (Yoel 2:12); Merendahkan diri (Ul 9:18; Neh 9:1).

c. Jannji-janji Tentang (Yes 58:8-12; Mat 6:18).

Anda mungkin juga menyukai