MANAJEMEN HIPERTENSI
OLEH
PEMBIMBING:
dr. Sumarni, M.Kes, Sp.GK
PEMBIMBING LAPANGAN
dr. Nur Ainun
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Secara global PTM penyebab kematian nomor satu setiap tahunnya adalah
penyakit kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskuler adalah penyakit yang
disebabkan gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah, seperti: Penyakit
Jantung Koroner, Penyakit Gagal jantung atau Payah Jantung, Hipertensi dan
Stroke. [3]
Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular.
Diperkirakan telah menyebabkan 4.5% dari beban penyakit secara global, dan
prevalensinya hampir sama besar di negara berkembang maupun di negara maju.
Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama gangguan jantung. Selain
mengakibatkan gagal jantung, hipertensi dapat berakibat terjadinya gagal ginjal
maupun penyakit serebrovaskular. Penyakit ini bertanggung jawab terhadap
tingginya biaya pengobatan dikarenakan alasan tingginya angka kunjungan ke
dokter, perawatan di rumah sakit dan / atau penggunaan obat jangka panjang. [4]
2.1. Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat yang dikenal dengan sebutan Puskesmas
adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggung jawab
atas kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah
kecamatan. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa Puskesmas berfungsi
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama. Puskesmas merupakan Unit
Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dinas kesehatan kabupaten/kota, sehingga
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, akan mengacu pada kebijakan
pembangunan kesehatan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bersangkutan,
yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) dan Rencana Lima Tahunan dinas kesehatan kabupaten/kota.[1]
2.2.3 Pemerintahan
UPTD Urusan Puskesmas singgani memiliki luas wilayah kerja
sebesar ±104.02km2 yang secara administrasi pemerintahan terbagi atas 5
kelurahan yaitu kelurahan Besusu Barat,Besusu Tengah , Besusu Timur ,
Lasoani , Poboya Dimana kepadatan penduduk perkilometer bujur sangkar
adalah sejumlah 9.624 jiwa, Sedangkan penyebaran jumlah kelurahan
secara administratif pemerintahan beserta luas wilayahnya dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :
Tabel II.1
Distribusi Kelurahan Dirinci Menurut Wilayah Kerja
UPTD Urusan Puskesmas singgani Tahun 2017
Sumber Data :
Kantor Kelurahan Wilayah Urusan UPTD Puskesmas Singgani
2.2.4 Kependudukan
a) Pertumbuhan Penduduk
Di Tahun 2017 Jumlah penduduk di wilayah kerja UPTD
Urusan Puskesmas Singgani mencapai 38,497 jiwa atau mengalami
penurunan sekitar 2,283 dibanding Tahun 2016 yang mencapai
40,780 jiwa.
KELOMPOK
NO UMUR LAKI- PEREMPUAN TOTAL
(TAHUN) LAKI PERSEN
(%)
1 0-4 966 905 1,871 4,86
2 5-9 1,726 1.582 3,308 8,59
3 10-14 1,823 1,687 3,510 9,11
4 16-19 1,778 1,669 3,447 8,95
5 20-24 1,796 1,634 3,430 8,90
6 25-29 1,840 1,898 3,738 9.70
7 30-34 1,720 1,729 3,449 8,95
8 35-39 1,720 1,768 3,488 9,06
9 40-44 1,488 1,507 2,995 7,77
10 45-49 1,282 1,418 2,700 7,01
11 50-54 997 1,038 2,035 5,28
12 55-59 781 779 1,560 4,05
13 60-64 554 590 1,114 2,89
14 65-69 378 421 799 2,07
15 70-74 213 287 500 1,29
16 >75 230 293 523 1,35
TOTAL 19,292 19,205 38,497 99,83
c) Kepadatan Penduduk
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka tingkat
kepadatan penduduk juga mengalami peningkatan. Kepadatan penduduk di
wilayah kerja UPTD Urusan Puskesmas Singgani tahun 2017 tercatat 371
per km2
d) Beban Tanggungan
Jumlah penduduk miskin dan rasio beban tanggungan ekonomi
suatu daerah merupakan beberapa faktor yang menghambat pembangunan
ekonomi dalam suatu wilayah diantaranya adalah khusus ratio beban
tanggungan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap besarnya
income perkapita. Dapat dibayangkan jika kelompok usia produktif yang
jumlahnya sedikit mensubsidi usia tidak produktif, akibatnya adalah
income perkapita dengan sendirinya akan turun, demikian pula sebaliknya.
e) Kepadatan Huni
Kepadatan huni suatu rumah berpengaruh besar terhadap derajat
kesehatan manusia yang berada di dalamnya. Ketidak seimbangan antara
banyaknya penghuni dan kondisi bangunan dapat menyebabkan situasi
yang tidak sehat dan penularan penyakit bertambah cepat.
Dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan, maka tugas puskesmas
dibagi ke dalam beberapa program dengan masing-masin gprogram
memiliki cakupan kegiatan masing-masing. Beberapa program tersebut
1. Program gizi dan posyandu
2. Program Pencegahan Penyakit Menular (P2M)
3. Program kesehatan lingkungan
4. Program UKS/UKGS
5. Program KIA/KB
6. Promosi kesehatan
7. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM)
8. Usia Lanjut (USILA)
9. Program perawatan kesehatan masyarakat (PHN)
2.2 Hipertensi
2
darahnya normal adalah 90%. Kebanyakan pasien mempunyai tekanan
darah pre- hipertensi sebelum mereka didiagnosis dengan hipertensi, dan
kebanyakan diagnosis hipertensi terjadi pada umur diantara dekade ketiga
dan dekade kelima. Sampai dengan umur 55 tahun, laki-laki lebih banyak
menderita hipertensi dibanding perempuan. Dari umur 55 s/d 74 tahun,
sedikit lebih banyak perempuan dibanding laki-laki yang menderita
hipertensi. Pada populasi lansia (umur ≥ 60 tahun), prevalensi untuk
hipertensi sebesar 65.4 %. .[4]
BAB III
PEMBAHASAN
4. Promosi kesehatan
Promosi kesehatan tentang Hipertensi dilakukan pada saat melakukan kegiatan
kunjungan rumah pada ,posyandu lansia, senam lansia dan Prolanis. Salah satu
bentuk promosi kesehatan yaitu dengan membagikan pamflet tentang penyakit
Hipertensi dan menjelaskannya kepada masyarakat.
5. Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS)
Program Pengelolaan Penyakit Kronis atau PROLANIS adalah suatu sistem
pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara
terintegrasi yang melibatkan Peserta, Fasilitas Kesehatan dan BPJS Kesehatan
dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang
menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan
biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.
Dalam kegiatan ini dilakukan dengan pemeriksaan kesehatan, yaitu
pengukuran tinggi badan, berat badan, tensi tekanan darah. Sehingga peserta
akan mendapatkan ilmu pengetahuan tentang penyakit kronis dari petugas
kesehatan yang ada. Peserta juga dapat melakukan konsultasi kesehatan secara
langsung serta melakukan senam lansia bersama.
6. Pos Pembinaan Terpadu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama lansia dengan sasaran
langsung dan sasaran tidak langsung. Sasaran langsung yaitu pralansia 45-59
tahun, lansia 60-69 tahun, dan lansia resiko tinggi yaitu usia lebih dari 70
tahun. Dalam kegiatan ini di lakukan dengan pemeriksaan kesehatan dan
pemeriksaan tekanan darah dan pemberian obat
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Dalam menjalankan kegiatan program kerja penanggulangan hipertensi
di Puskesmas singgani hampir seluruh program kerja penanggulangan
hipertensi di Puskesmas singgani telah dilakukan tanpa ada hambatan.
2. Permasalahan yang menjadi kendala dalam menjalankan program
penanggulangan hipertensi di Puskesmas singgani adalah kepatuhan
pasien dalam menjalani pengobatan yang akan berlangsung seumur
hidupnya, kurangnya SDM dalam memonitoring pasien hipertensi, dan
adanya stigma di masyarakat,
4.1. Saran
1. Lebih sering melakukan kegiatan penyuluhan berupa penyuluhan
perorang untuk menghapus stigma dimasyarakat tentang ketakutan
berobat ke puskesmas.
2. Meningkatkan kegiatan promosi kesehatan mengenai faktor resiko
hipertensi seperti penanggulangan masalah rokok, peningkatan gizi
seimbang (diet untuk hipertensi) dan peningkatan aktivitas fisik.
3. Kegiatan penemuan pasien harus lebih sering dilakukan secara aktif
untuk menjaring pasien-pasien yang tidak terdeteksi dengan penjaringan
pasif.
4. Jumlah sumber daya manusia dalam hal ini petugas program
penanggulangan hipertensi harus ditambah agar dapat disebar ke seluruh
wilayah kerja Puskesmas singgani
DAFTAR PUSTAKA
1. Kemenkes,2013 Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksan Hipertens Di
rektorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular , Republik Indonesia Jakarta
5. Tim Penyusun. 2017. Profil Kesehatan Puskesmas Singgani Tahun 2016. Dinas
Kesehtan Kota Palu.