Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KASUS

GIZI BURUK
N U R A I S YA H L AT I F A H
N 111 17 015

PEMBIMBING KLINIK
d r. S u m a r n i , M . K e s . , S p . G K
d r. S h e r l y A d o l f i n a P o n g a
ICON ICON ICON ICON
PENDAHULUAN
Gizi merupakan faktor penting untuk
mewujudkan manusia Indonesia sehat. Berbagai
penelitian mengungkapkan bahwa kekurangan
Pola makan merupakan perilaku paling penting yang dapat
gizi, terutama pada usia dini akan berdampak
mempengaruhi keadaan gizi. Keadaan gizi yang baik dapat
pada tumbuh kembang anak
meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat.
KEMENKES

Masalah gizi pada anak balita di Indonesia telah mengalami


perbaikan.2 Riskesdas 2007, 2010, 2013 menunjukkan
bahwa Indonesia masih memiliki masalah kekurangan gizi. PUSKESMAS MARAWOLA
Penurunan prevalensi gizi buruk pada anak balita dari 5,4%
tahun 2007 menjadi 4,9% pada tahun 2010. Meskipun Berdasarkan laporan hasil penimbangan
terjadi penurunan, tetapi jumlah nominal anak gizi buruk posyandu di wilayah kerja UPTD pskesmas
masih relatif besar. Marawola terdapat 2 balita dengan gizi buruk.

2
DESKRIPSI KASUS
Identitas Pasien

Tanggal Pemeriksaan 1 Nama : An. AH


6 SEPTEMBER 2017
2 Umur : 9 bulan

3 JK : Laki - laki

4 Alamat : RT V Marawola Sigi

5 Agama : Islam

3
DESKRIPSI KASUS

IDENTITAS
AYAH DAN IBU PASIEN

Nama : Tn. A Nama : Ny. M


Umur : 42 Tahun Umur : 40 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : Tidak sekolah Pendidikan : Tidak sekolah
Pekerjaan : Buruh Pekerjaan : Pengemis
4
DESKRIPSI Riwayat Penyakit Sekarang
Tim gizi puskesmas Marawola bersama
KASUS dokter mengunjungi rumah pasien karena
mendapatkan laporan dari Tim posyandu
bahwa ada bayi gizi buruk yang tinggal
Keluhan Utama dekat posyandu. Pasien mengeluhkan berat
Badan Kurus badan tak kunjung naik, dan sesak nafas.
Pasien diketahui sangat rewel dan ayah
pasien mengungkapkan bahwa bayinya
suka meminum ASI namun sangat sedikit
produksi ASI. Pasien juga mengeluhkan
pernah BAB pucat. .

5
• Ayah
• Ibu
• Kakak berusia 18 Tahun

• Kakak berusia 13 tahun


• Kakak berusia 11 Tahun

RIWAYAT SOSIAL DAN LINGKUNGAN


Pasien tinggal dengan anggota keluarga lainnya yang berjumlah 6

6
RIWAYAT SOSIAL DAN
LINGKUNGAN

Pasien tinggal dirumah dengan dinding yang terbuat dari papan dengan luas kurang lebih 5x7 meter, dengan 1 ruang tamu
dan kamar tidur menjadi satu, 1 dapur dan 1 kamar lantai rumah ialah tanah , rumah tak memiliki langit-langit atau
plafond an beratapkan seng. Ventilasi rumah didapatkan dari sela-sela dinding papan, rumah psien tidak memiliki jendela.
Kebersihan dan kerapihan rumah tampak kurang terjaga
7
RIWAYAT
SOSIAL DAN LINGKUNGAN
Sumber air minum berasal dari air sumur
yang berasal dari air tanah dan pasien
sekeluarga mengkonsumsinya setelah
dimasak untuk kebutuhan sehari-hari.

Ibu pasien sehari-hari memasak dengan


menggunakan kayu bakar, dimana asap yang
ditimbulkan terkadang memenuhi ruang dapur
sampai ruang tamu.
8
RIWAYAT
SOSIAL DAN LINGKUNGAN
Keluarga pasien sehari-hari mengkonsumsi makanan seadanya
yaitu nasi dan sayur kadang sekali dalam sehari atau 2x sehari,
beserta minum air sumur yang dimasak. Pasien minum ASI dari
lahir hingga sekarang namun produksi ASI ibu pasien sangat
sedikit terkadang bayi terus karena rewel di beri saja hisapan
payudara Ibunya padahal lebih sering kosong ASInya. Sudah
kurang lebih 2 bulan pasien diberik MPAsi berupa biscuit dan
susu formula, namun hanya biscuit yang disukai pasien.

9
RIWAYAT
SOSIAL DAN LINGKUNGAN
- Ayah pasien merupakan perokok aktif.
Ayah pasien sering merokok di halaman
rumah dan terkadang di ruang keluarga.
– Ibu pasien dan psien sehari-hari turun
mengemis di jalanan biasanya hingga ke
kota palu.
– Halaman rumah pasien tidak terjaga
kebersihannya, didapatkan banyak
sampah dan kotoran binatang.

10
DESKRIPSI KASUS

Riwayat Penyakit Dahulu Sebelumnya pasien pernah menderita


demam dan batuk.

Riwayat Penyakit Keluarga Ayah pasien pernah menderita tuberculosis


namun sudah tuntas pengobatan 6 bulan dan
dinyatakan sembuh

Riwayat Alergi • Makanan : tidak ada


• Obat : tidak ada

11
RIWAYAT
IMUNISASI
Pasien mendapatkan semua imunisasi dasar di
Posyandu.

12
Antenatal Natal Neonatal
Ibu tidak rutin memeriksakan Pasien lahir cukup bulan dibantu Tidak ada kelainan
kehamilannya diketahui hanya 1x oleh keluarga dirumah.
saja ibu memeriksakan
kehamilanya ke bidan desa.

13
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum

Keadaan Umum
Sakit sedang

Status Gizi
Gizi buruk (z score <-3SD)
BB: 3,8 kg / 55 cm
Kesadaran
Compos Mentis

14
PEMERIKSAAN FISIK

Kepala dan Leher


• Kepala : normocephal, Tinea Capitis
• Mata : anemis (+/+, ikterus (-/-)
• Telinga : deformitas (-/-), cuping hidung(+)
• Hidung : deformitas (-)
• Mulut : sianosis bibir (-)
• Leher : pembesaran kelenjar getah
bening (-)

15
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda-tanda Vital

1 Tekanan Darah
Tidak dilakukan pemeriksaan

2 Denyut Nadi
96 x/ min , reguler

3 Pernapasan
30 kali/ min

4 Suhu
36,8 derajat Celcius

16
PEMERIKSAAN FISIK

Thoraks
• Inspeksi : simetris, tarikan dinding
dadang (-/-)
• Palpasi : simetris bilateral
• Perkusi : sonor (+/+),
• Auskultasi : bronkovesikular (+/+), rhonki
basal (-/-), wheezing (+/+)

17
PEMERIKSAAN FISIK

Abdomen
• Inspeksi : tampak flat, distensi (-)
• Auskultasi : peristaltik (+) kesan normal
• Perkusi : timpani 4 kuadran abdomen
• Palpasi : nyeri tekan (-), massa (-)

18
PEMERIKSAAN FISIK

Ekstremitas
• Ekstremitas atas : Akral hangat (+/+), edema (-/-)
• Ekstremitas bawah : Akral hangat (+/+), edema (-/-)

19
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN FESES

Tidak dilakukan pemeriksaan

20
DIAGNOSIS
Dapat ditegakkan berdasarkan :

Anamnesis Pemeriksaan Pemeriksaan


Fisik Penunjang
(Tidak dilakukan)

GIZI BURUK DENGAN ISPA DAN TINEA CAPITIS

Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang


PENATALAKSANAAN KASUS
Medikamentosa
• TIDAK ADA

Nonmedikamentosa
• Edukasi
• MP-Asi
PENATALAKSANAAN KASUS
IDENTIFIKASI MASALAH

PERMASALAHAN – Bagaimana masalah gizi


buruk di wilayah kerja
Puskesmas Marawola ?
PADA KASUS – Faktor risiko apa saja yang
mempengaruhi masalah gizi
buruk di wilayah kerja
Puskesmas Marawola ?
– Bagaimana pelaksanaan
program puskesmas terkait
gizi buruk di wilayah kerja
Puskesmas Marawola?

24
PEMBAHASAN KASUS

Paradigma hidup sehat


Faktor Genetik (Keturunan)
diperkenalkan oleh H. L. Blum
mencakup 4 faktor yaitu : Faktor Perilaku (Gaya Hidup)
Individu atau Masyarakat
Faktor Lingkungan (Sosial,
Ekonomi, Fisik, Politik)
Faktor Pelayanan Kesehatan (Jenis,
Cakupan dan Kualitasnya)

25
PEMBAHASAN KASUS
Faktor Perilaku

KEBERSIHAN/ SANITASI
TIDAK TERATUR MANDI KARENA AIR SULIT

Perilaku Merokok
AYAH PASIEN SERING MEROKOK DI
DALAM MAUPUN DI HALAMAN RUMAH

Diet tidak sehat


IBU DAN BAYI

NATAL
DIRUMAH SEHINGGA TIDAK IMD

26
PEMBAHASAN KASUS
Faktor Lingkungan

Kriteria
Rumah Sehat
Ekonomi
Keadaan rumah yang belum sesuai dengan
kriteria rumah sehat. Rumah tersebut tidak Keadaan ekonomi keluarga yang tergolong
memiliki ventilasi yang baik sehingga sirkulasi menengah kebawah sehingga pola makan
dalam rumah tidak baik. keluarga tidak mencapai 4 sehat 5 sempurna dan
mengharuskan pasien untuk turun membantu ibu
cari uang..

27
PEMBAHASAN KASUS
Faktor pelayanan Kesehatan

Tim Puskesmas dan Kader

Promosi Kesehatan
Terkait Asi ekslusif, tumbuh
Belum optimalnya kerja sama lintas program dan
kembang anak dan diet sehat bagi
sektor.
busui. Serta penyuluhan tentang
sistem rujukan.

28
KESIMPULAN

Faktor Perilaku
Pola makan yang tidak memenuhi kebutuhan nutrisi. Pola makan merupakan perilaku penting
yang dapat mempengaruhi keadaan giz ibu untuk menunjang ASI untuk bayi. Gizi yang
optimal sangat penting untuk pertumbuhan normal serta perkembangan fisik dan kecerdasan
balita.
Faktor Lingkungan
Lingkungan fisik (perumahan), ekonomi (pembiayaan) dan sosial (kondisi sosial dan
pengetahuan masyarakat sekitar pasien) yang masih kurang untuk mendukung pencapaian
kondisi sehat dari masyarakat.

Faktor Pelayanan Kesehatan


Pelayanan kesehatan yang belum maksimal untuk menngupayakan akan terpenuhinya
kesadaran dan kemauan masyarakat untuk merubah pola pikir serta perilakunya dalam hal
kesehatan pribadinya maupun keluarganya

29
SARAN

• Meningkatkan penyuluhan mengenai kebutuhan nutrisi busui, dan tumbang yang normal
Promosi Kesehatan serta phbs.

• Perbaikan status gizi perorangan / masyarakat.


Perlindungan Khusus • Pemberian ASI eksklusif kepada bayi yang baru lahir.

Diagnosis Dini dan • Mencari kasus sedini mungkin, kerjasama linsek dan lintas program bisa dioptimalkan
Pengobatan Segera • Penatalaksanaan yang tepat sesuai pedoman MTBS

• Melakukan pengobatan dan perawatan sesuai pedoman.


Pembatasan Cacat • Meningkatkan fasilitas kesehatan sebagai penunjang.

• Rehabilitasi fisik / medik apabila terdapat gangguan kesehatan fisik akibat gizi buruk
Rehabilitasi • Pemberantasan ex: penyuluhan,pengobatan dan imunisasi lengkap

30
D A F TA R P U S TA K A

DAFTAR PUSTAKA
 
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Gizi Seimbang. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Bakti Husada : Jakarta. 2014
 
Direktorat Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Petunjuk Teknis Tatalasana Anak Gizi Buruk. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Bakti Husada :
Jakarta. 2011.
 
UPTD Puskesmas Marawola.. Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi : Marawola. 2017.
 
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. ASI Eksklusif Pada Bayi Hingga Usia 6 (Enam) Bulan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
2004.
 
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Prinsip Standar Rumah Sehat. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 2001.
 
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. Presiden Republik Indonesia. Jakarta. 2012
 
Dinas Kesehatan Jawa Timur. Therapeutic Feeding Centre (TFC) / Pusat Pemulihan Gizi (PPG). Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. [Accessed 1 August
2017]. From <http://dinkes.jatimprov.go.id>. 2013.
 
 

31
T h a n k Yo u !

Anda mungkin juga menyukai