Anda di halaman 1dari 2

F1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.

JAJANAN SEHAT ANAK


1.1 Latar Belakang
Ketersediaan dan keamanan pangan merupakan hak dasar manusia. Salah satu
kelompok masyarakat yang sering mengalami masalah akibat keracunan makanan adalah
anak sekolah. Makanan jajanan memegang peranan yang cukup penting dalam memberikan
asupan energi dan zat gizi lain bagi anak-anak usia sekolah. Jajanan anak sekolah yang
kurang terjamin kesehatannya dapat berpotensi menyebabkan keracunan, gangguan
pencernaan dan jika berlangsung lama akan menyebabkan status gizi yang buruk. Selain itu,
jajanan tidak sehat dapat menyebabkan prestasi anak di sekolah juga terganggu.
Anak sekolah masih mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan, sehingga
membutuhkan konsumsi pangan yang cukup dengan gizi seimbang. Penelitian menunjukkan
bahwa tingkat kecukupan energi dan protein untuk anak umur 7–12 tahun berkisar antara
71,6–89,1% dan antara 85,1–137,4%. Namun data menunjukkan bahwa 44,4% dan 30,6%
anak mengonsumsi energi dan protein di bawah angka kecukupan minimal.
Untuk memenuhi kebutuhan energi dan protein anak sekolah, Pangan Jajanan Anak
Sekolah (PJAS) dibutuhkan bagi anak yang tidak atau kurang sarapan dan tidak membawa
bekal. Kontribusi zat gizi PJAS terhadap pemenuhan kecukupan gizi harian sebaiknya
berkisar antara 15-20%.

PERMASALAHAN DI MASYARAKAT
Berdasarkan Laporan Akhir Hasil Monitoring Dan Verifikasi Profil Keamanan PJAS
Nasional tahun 2008, menunjukkan bahwa 98,9% anak jajan di sekolah dan hanya 1% yang
tidak pernah jajan. Data selanjutnya menunjukkan bahwa PJAS menyumbang 31.06% energi
dan 27.44% protein dari konsumsi pangan harian. PJAS selain berfungsi sebgai sumber
pangan jajanan juga bisa berfungsi sebagai sumber pangan sarapan. Data menunjukkan
bahwa hampir setengahnya siswa (52 %) memiliki kebiasaan sarapan kategori kadangkadang
(≤ 3 kali per minggu).
Berdasarkan data Kejadian Luar Biasa (KLB) pada jajanan anak sekolah tahun 2004-
2006, kelompok siswa Sekolah Dasar (SD) paling sering mengalami keracunan pangan.
Pendidikan kesehatan berperan mengubah perilaku kesehatan seseorang sebagai hasil
pengalaman belajar. Oleh karena itu, perlu diadakan sosialisasi untuk memberikan
pengetahuan tambahan kepada orang tua maupun anak-anak mengenai pentingnya memilih
jajanan. Dengan mengetahui ciri-ciri makanan jajanan yang tidak sehat dan bahaya dari
makanan jajajan yang tidak sehat, diharapkan orang tua dapat mengajari anak ciri-ciri
makanan jajanan yang tidak sehat agar anak tidak membeli makanan jajanan yang tidak sehat.
Atau orang tua dapat membawakan bekal buat anaknya, agar makanan yang masuk ke dalam
tubuh anak terbukti kebersihan dan kesehatannya.

PEMILIHAN INTERVENSI
Sebagai upaya dalam edukasi pentingnya jajanan yang sehat, kami melakukan
penyuluhan tentang jajanan sehat melalui program penjaringan yang merupakan program
rutin Puskesmas pasangkayu I setiap tahunnya untuk melakukan penyuluhan sekaligus
pememliharaan.
  
PELAKSANAAN
Penyuluhan sekaligus pelatihan dokter kecil ini dilasanakan di SDN NEGRI 1
SARUDU, pada tanggal 10 Juli 2021 dengan peserta berjumlah 30 orang siswa siswi. Materi
dibawakan oleh dr. Nurmansyah bersama dengan anggota bidang promkes, kesling dan
apoteker PKM Sarudu 1.
 
EVALUASI
Penyuluhan tentang jajanan sehat pada pelajar sekolah dasar sangat  penting diadakan guna
meningkatkan kesadaran anak untuk mampu memilih makanan jajanan yang sehat dan
mencegah mengalami keracunan pangan yang paling sering disebabkan jajanan yang tidak
sehat.

Anda mungkin juga menyukai