Anda di halaman 1dari 11

Thinking...Wishing...Hoping...

Sunday, June 8, 2008

Hal Berdoa (Matius 6:5-15; 7:7-11)

5 Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan
doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya
mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.

6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada
Bapamuyg ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yg melihat yg tersembunyi akan membalasnya
kepadamu.

7 Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yg tidak mengenal
Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaklah kata-kata doanya akan dikabulkan.

8 Jadi janganlah kamu seperti mereka karena Bapamu mengetahui apa yg kamu perlukan, sebelum
kamu minta kepadaNYA. 9 Karena itu berdoalah demikian:

Bapa kami yg di sorga, dikuduskanlah namaMU, 10 datanglah kerajaanMU jadilah kehendakMU di bumi
seperti di sorga. 11 Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yg secukupnya 12 dan ampunilah kami
akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yg bersalah kepada kami; 13 dan janganlah
membawa kami ke dalam percobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yg jahat. (Karena Engkaulah yg
empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin)

14 Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yg di sorga akan mengampuni kamu
juga.

15 Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.

Matius 7:7-11

7 Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah maka kamu akan mendapat; ketoklah maka pintu
akan dibukakan bagimu. 8 Karena setiap orang yg meminta, menerima dan setiap orang yg mencari,
mendapat dan setiap orang yg mengetok, baginya pintu dibukakan. 9 Adakah seorang dari padamu yg
memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti. 10 atau memberi ular, jika ia meminta ikan? 11 Jadi
jika kamu yg jahat tahu memberi pemberian yg baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yg di sorga!
Ia akan memberikan yg baik kepada mereka yg meminta kepadaNYA.
Ada 3 kewajiban agama, yaitu sedekah, berdoa dan berpuasa.

A. Mengapa berdoa? Dan di manakah kita berdoa?

Orang Yahudi terbiasa untuk berdoa di tempat2 tertentu dan pada jam2 tertentu. Doa merupakan suatu
tradisi yg memang seharusnya dijalankan. Sehingga tidak jarang mereka berdoa secara tergesa-gesa
sehingga mereka tidak menikmati arti doa dan arti doa menjadi melenceng dari maksud asalnya.
Sehingga tidak heran ada orang yg berdoa di tempat-tempat tertentu supaya dilihat orang dan dipuji
sebagai orang yg saleh!

Ayat 6 merupakan jawaban dari ayat yg ke lima. Ayat ini merupakan teguran terhadap kebiasaan doa yg
dilakukan oleh orang2 munafik. Ayat 6 mengajarkan kita bahwa doa bukanlah suatu demonstrasi rohani
melainkan suatu hubungan pribadi antara Allah dengan kita.

Ayat 7 & 8 mengajarkan kita bahwa kalau berdoa janganlah bertele-tele. Sejujurnya dengan menaikkan
kata-kata indah dalam berdoa seperti berpuisi apakah sebenarnya kita ingin menyenangkan hati Allah
atau ingin mendapat pujian dari manusia tentang keindahan doa kita?

Kebanyakan dari kita berdoa ketika kita sadar kita tidak sanggup untuk mengatasi masalah-masalah yg
kita hadapi, kita perlu bantuan dari Tuhan yg Maha Kuasa.

Sebaliknya ada juga yg dari kita berdoa karena mendapat ketenangan, hikmat, dan kekuatan untuk
menghadapi segala sesuatu.

Ada beberapa hal yg dapat kita simpulkan di sini:

1. Doa seharusnya berasal dari hati kita, baik apakah karena kebutuhan kita atau karena memang kita
memiliki suatu relasi dengan Allah.

2. Kita dapat berdoa di mana saja karena Allah memang hadir (Omnipresence)

3. Doa yg benar seharusnya merupakan suatu hubungan pribadi dengan Allah bukan tradisi.

4. Karena doa berasal dari hati, hendaklah kita mengatakan isi hati kita apa adanya kepada Tuhan.
(Bandingkan 1 Tes 5:17 dengan Mat 6:7-8). Contoh doa tanpa henti: "terima kasih Tuhan", "Tuhan
tolong", "mohon Tuhan pimpin, dsb merupakan contoh doa singkat yg dapat kita lakukan setiap jam dan
waktu.

B. Bagaimana kita seharusnya berdoa?

Mari kita melihat struktur dari doa Bapa kami dalam ayat 9-13:
1. Doa dibuka dan ditutup oleh suatu pernyataan iman (Bandingkan Yak 1:5-8). Ayat 5 mengatakan:
"Bapa kami di sorga". Ini merupkan suatu pernyataan iman bahwa kita percaya kepada siapa kita
berdoa, yaitu Bapa yg di sorga, Allah yg maha kuasa, Allah yg maha suci. Ayat 13b mengatakan: "karena
Engkaulah yg empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin". Pernyataan
ini merupakan iman yg mengatakan bahwa doa yg kita katakan di alamatkan kepada Allah yg Maha
Kuasa, yg Maha Mulia, penguasa dan pemilik kekal atas segala sesuatu di jagat raya ini! Pernyataan iman
sangatlah penting dalam berdoa karena tanpa iman, mustahil kita menerima jawaban doa dari Allah (Yak
1:5-8).

2. Doa dimulai oleh puji-pujian dan ditutup oleh puji-pujian sebagai keyakinan dari iman kita (ayat 9 &
13b).

3. Doa merupakan suatu penyerahan diri, suatu komitmen kepada kehendak Allah (ay 10). Selama kita
masih berontak, sulit bagi kita untuk berdoa dengan sungguh dan menerima jawaban doa. Buat banyak
dari kita sulit untuk menyerahkan diri kepada Allah, karena kita terbiasa menjadi tuan atas kehidupan
kita. Bahkan kita sendiri sering mempertanyakan keadilan Tuhan atau tawar-menawar dengan Allah
mengenai kehendakNYA. Sulit bagi kita berdoa supaya kerajaan Allah datang tanpa melepaskan kerajaan
kita pribadi.

4. Doa merupakan suatu permohonan untuk memenuhi kebutuhan fisik kita setiap hari.

5. Doa merupakan suatu permohonan untuk memenuhi kebutuhan jiwa kita supaya kita mendapat
ketenangan batin.

6. Kata "kami" dalam doa Bapa kami mengingatkan kita supaya selalu mendoakan kebutuhan orang lain
juga. Menaikkan doa syafaat dalam setiap doa kita.

c. Isi dari doa Bapa Kami:

1. Ayat 9, memanggil bapa kepada Allah menunjukkan kepada kita bahwa kita berdoa selayaknya
seorang anak kepada bapanya. Sekali lagi doa merupakan suatu relasi, yaitu antara seorang anak dengan
bapanya. Seharusnya kita tahu dan percaya bahwa kita itu anak Tuhan. Kita memiliki akses kepada
Tuhan sama seperti seorang anak kepada bapanya. Matius 7:7-11 mengajarkan bahwa Allah peduli dan
mengerti apa yg baik bagi anak-anakNYA. Kata "dikuduskanlah namaMU" mengajarkan kita sebagai anak
Tuhan hendaklah kita menjaga nama baik Tuhan, jangan bikin malu Tuhan dengan hidup kita. Pribahasa
Cina mengatakan harimau tidak memperanakkan anjing. Tuhan tidak memperanankkan anak-anak
sembarangan melainkan anak-anak Tuhan yg seharusnya memuliakan namaNYA, menjaga kekudusan
namaNYA. Jadi ayat 9 mengandung arti pujian dan komitmen kita kepada Tuhan.

2. Ayat 10, "datanglah KerajaanMu, jadilah kehendakMu di bumi seperti di surga". Dengan sadar kita
melepaskan kerajaan kita dan menyerahkan hidup kita untuk turut dengan kehendak Tuhan. Kita harus
belajar mencari tahu apa yg menjadi kehendak Tuhan dalam hidup kita dan melaksanakannya untuk
mencapai tujuan hidup yg sesungguhnya. Kehendak Allah adalah yg terbaik bagi hidup kita. Dengan
berdoa datanglah kerajaanMU, ini mengingatkan kita bahwa dunia membutuhkan Tuhan. Adalah tugas
kita untuk merealisasikan kerajaan Allah untuk dinyatakan di muka bumi secara luas.

3. Ayat 11 merupakan permohonan supaya Tuhan mencukupkan kebutuhan fisik kita sehari demi sehari.
Selain merupakan suatu permohonan, ini juga merupakan suatu pernyataan iman bahwa kita hidup
sehari demi sehari berdasarkan kemurahan Allah. Hidup kita adalah suatu kepercayaan yg diberikan
Allah atas kita. Sehari demi sehari mengajarkan kita untuk belajar untuk puas, mengerti apa artinya
kecukupan. Kalau kita mengerti bahwa hidup adalah suatu kepercayaan yg diberikan Allah setiap hari,
kita juga tidak pelit untuk menjadi berkat bagi orang lain juga.

4. Ayat 12, adalah suatu permohonan supaya kita mendapatkan ketenangan batin. Kita sering merasa
gelisah sebagai akibat dari hati nurani kita yg terusik oleh dosa yg kita lakukan atau karena perasaan
bersalah yg kita rasakan. Karena itu kita memerlukan pengampunan dari Allah untuk mendapatkan
ketenangan batin. Pengampunan memiliki 2 aspek. Pertama yaitu menerima, yg melegakan jiwa kita.
Kedua adalah suatu pelepasan dengan membuang segala kemarahan, kepahitan dan kebencian kita.
Ayat 14 dan 15 menjelaskan adalah sulit untuk menerima pengampunan Allah selama masih ada
kebencian, kemarahan dan kepahitan yg mengganjal hati kita. Untuk mendapatkan ketenangan batin
hendaklah kita hidup berdamai satu sama lain.

5. Ayat 13, "Janganlah membawa kami ke dalam percobaan..., apakah Allah mecobai manusia? (Lihat
Yak 1:13-15). Dalam pikiran orang Yahudi, Tuhan maha tahu. Segala sesuatu terjadi di dalam
sepengetahuan Allah, termasuk percobaan. Karena Tuhan tahu apa yg akan kita alami dan percobaan itu
terjadi seiijin Allah sehingga orang Yahudi mengatakan bahwa percobaan itu terjadi dari Tuhan juga.
Ayat 13 bukanlah suatu permohonan bahwa kita akan dihindari dari segala percobaan. Karena Alkitab
mengajarkan bahwa hidup itu adalah ujian. Dari kecil sampai dewasa, sampai tua dan meninggal kita
tidak pernah terlepas dari segala macam ujian. Alkitab mengatakan: berbahagialah orang yg bertahan
dalam percobaan karena lewat percobaan kita akan mendapatkan mahkota kehidupan (Yak 1:12).
Mazmur 119:71 mengatakan bahwa percobaan itu baik bagi kita supaya kita belajar tentang ketetapan-
ketetapan Tuhan. Alkitab mengatakan bahwa percobaan itu tidak datang dari Tuhan tetapi dari diri
sendiri (Yak 1:13-15). Percobaan itu datang dari setan (Ayub 1:6-12; Mat 6:13b). Percobaan itu diizinkan
Tuhan atas kita supaya kita dewasa di dalam hidup dan semakin dekat dengan Tuhan (Yak 1:12; Mazmur
119:71). Jadi ayat ke 13 ini semestimnya dapat kita mengertikan "Janganlah biarkan kami jatuh, tetapi
lepaskanlah kami dari si jahat". Yaitu supaya permohonan kepada Tuhan untuk meminta pertolongan
dari Tuhan supaya kita dapat mengatasi percobaan-percobaan yg kita alami di dalam hidup. Lewat doa,
kita ingin mengatakan bahwa kita ingin bergantung kepada Tuhan, mendekat kepada Tuhan. Hidup ini
adalah ujian. Dengan Tuhan kita akan mampu melewati ujian-ujian ini.
6. Ayat 13b merupakan penutup bagi suatu doa, yaitu pernyataan iman dan pujian kepada Tuhan. Di
akhir doa kita percaya bahwa doa yg kita katakan adalah doa kepada Allah yg maha kuasa, Allah yg maha
mampu. Kata amin mengingatkan kita bahwa kita setuju dan percaya akan siapa yg kita percayai.

D. Doa sebagai suatu hubungan pribadi dengan Allah.

Sebagai anak Tuhan kita terkadang sulit untuk berdoa, malas dan tidak dapat menikmati doa. Salah satu
sebabnya adalah kita tidak mengerti tentang doa. Doa merupakan komunikasi 2 arah. Di dalam doa
bukan hanya kita yg berbicara, tetapi kita juga mendengar Allah berbicara. Jadi masalahnya sekarang
bagaimana caranya kita mendengar suara Allah?

1. Mendisiplinkan diri kita untuk bersekutu dengan Allah secara pribadi. Tenangkan hati kita, fokuskan
hati dan pikiran kita kepada Tuhan ketika berdoa.

2. Mempelajari Firman Tuhan dengan seksama. Lewat FirmanNYA kita bisa mengerti apa yg Allah
kehendaki bagi kita.

3. Roh Kudus akan memberikan kita hikmat akan apa yg harus dilakukan, mengambil keputusan-
keputusan dan kemana kita harus pergi, dsb. Roh Kudus akan mengajarkan kita segala sesuatu (Yoh
14:26), menginsafkan kita akan dosa, kebenaran dan penghakiman serta memimpin kita kepada
kebenaran (Yoh 14:8,13). Apa-apa yg dikatakan oleh Roh Kudus tidak pernah bertentangan dengan
Firman Tuhan. Bisikan Roh Kudus selalu memuliakan Tuhan.

4. Lewat orang-orang di sekitar kita, lewat berbagai peristiwa dari situasi Allah berbicara kepada kita.

5. Adakalanya kita merasakan seolah-olah Allah itu sedang berdiam diri. Allah bukanlah mesin penjawab
telpon otomatis. Pada saat-saat tertentu Allah berdiam diri, tetapi ini tidak berarti Dia meninggalkan kita
karena Dia berjanji tidak akan pernah meninggalkan kita (Mat 28:20; Yes 49:14-16). Pada saat-saat inilah
iman kita diuji dan dilatih untuk semakin dewasa di dalam hidup dan semakin dekat kepadaNYA. Iman
bukanlah emosi sesaat, tetapi juga pengertian dan percaya (trust) kepada Tuhan.

3 Penghalang Doa yang Tidak Pernah Anda Sadari

PrayerBible
Pengajaran tentang doa yang sesungguhnya adalah semua doa pasti di dengar oleh Tuhan. Kalau doa
tidak di dengar, berarti Anda berdoa kepada patung. Doa adalah komunikasi dengan Allah dan doa
adalah kesukaan bagi Tuhan. Semua doa pasti di jawab Tuhan. Tidak ada doa yang tidak di jawab Tuhan.
Inilah dasar doa. Jika, dasarnya saja Anda tidak percaya, bagaimana mungkin bisa terjadi? Banyak orang
yang berpikir bahwa “ mengapa doa saya tidak di jawab Tuhan?”.

Aku mau berdiri di tempat pengintaianku dan berdiri tegak di menara, aku mau meninjau dan
menantikan apa yang akan di firmankanNya kepadaku, dan apa yang akan dijawabNya atas
pengaduanku. Lalu Tuhan menjawab aku, demikian: “ Tuliskanlah penglihatan itu dan ukirkanlah itu
pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat membacanya. Sebab penglihatan itu masuh menanti
saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat,
nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh”. ( Habakuk 2:1-3)

Tuhan selalu tepat waktu. Meskipun terkesan lambat, namun Dia tidak pernah terlambat. Dalam
Habakuk dijelaskan bahwa walaupun Anda belum menerimanya, tetaplah bersukacita seolah-olah Anda
sudah menerimanya. Anda dapat melukiskan jawaban doa itu pada loh hati Anda bahwa Anda sudah
menerimanya.

Bagaimana seharusnya berdoa kepada Tuhan ?

Matius 6:7 : Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak
mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyak kata-kata doanya akan dikabulkan.

Tuhan menginginkan doa yang tidak bertele-tele (tidak basa-basi). Bukan berarti tidak boleh doa yang
lama atau panjang, tetapi yang Tuhan inginkan ketulusan hati Anda dalam berdoa dan tujuan doa itu.

“Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa
nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak
memperolehnya, lalu kamu membunuh, kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu
bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. Atau
kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu
minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu”. (Yakobus 4:1-3)

Kesalahan yang banyak orang lakukan adalah berdoa hanya untuk kepuasan hawa nafsunya. Jadi tidak
heran, bila banyak orang yang sudah berdoa dengan sangat indahnya bahkan dengan sangat
panjangnya, tidak menerima jawaban doa. Sesungguhnya doa yang di dengar Tuhan adalah tujuannya.
Inilah yang tidak disadari oleh banyak orang. Jika tujuannya untuk sebuah kebaikan, bahkan untuk
membantu sesama dan memberitakan injil, pasti Tuhan jawab. Percayalah. Dan mengapa Anda juga
belum menerima jawaban doa karena tidak berdoa. Tidak berdoa tidak ada berkat.Jadi, kiranya Tuhan
menaruhkan roh yang suka berdoa dalam hati Anda. Karena Yesus pun Anak Allah tetap berdoa kepada
Bapa di Surga.

Ada 3 penghalang doa yaitu :

1. Karena ada dosa


Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dial
dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. Karena itu hendaklah kamu saling
mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang benar, bila dengan yakin di
doakan, sangat besar kuasanya”. ( Yakobus 5:15-16)

Tuhan tidak dapat mengabulkan doa Anda, bila di dalam hati Anda masih ada dosa. Mengapa?Karena
dalam dosa tidak ada kebenaran. Firman Tuhan berkata bahwa doa orang benar bila dengan yakin di
doakan sangat besar kuasanya. Maka dari itu bereskanlah dulu hati Anda. Jangan sampai berlarut-larut
dalam dosa.

2 Sungut-sungut

“Orang –orang bajingan yang ada di antara mereka kemasukan nafsu rakus; dan orang Israel pun
menangislah pula serta berkata : “ Siapakah yang akan memberi kita makan daging? Kita teringat kepada
ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentiumun dan semangka, bawang
prei, bawang merah dan bawnag putih. Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apapun,
kecuali manna ini saja yang kita lihat”.(Bilangan 11:4-6 )

Sungut-sungut adalah dosa yang tidak bekenan di hadapan Tuhan. Sungut-sungut adalah tidak bersyukur
dengan apa yang Tuhan berikan. Sama seperti orang Israel yang mengingat masa lalu mereka ketika di
Mesir. Tuhan mengingatkan bahwa apapun yang Anda miliki, syukurilah. Ketika Tuhan memberikan
perkara kecil, percayalah ketika Anda bersyukur maka Ia akan memberikan perkara besar.

3. Kekuatiran

“ Karena itu aku berkata kepadamu : Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu
makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.
Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian?
( Matius 6:25 )

Mengapa kuatir membuat Anda belum menerima jawaban doa? Karena inilah dasar dari doa. Dalam doa
tidak boleh ada keraguan. Karena di dalam keraguan tidak ada iman. Mana mungkin Anda menerima
jawaban doa, bila Anda pun tidak percaya kepada Sang Pemberi. Percayalah kepada Tuhan dengan
segenap hati dan jangan bersandar kepada pengertian Anda. Percayalah bahwa Dia sanggup melakukan
perkara yang besar. Secara kasat mata memang tidak mungkin tetapi bagi Dia tidak ada yang mustahil.
Mintalah hikmat kepada Tuhan, berdirilah teguh dalam kepercayaan bahwa doa Anda pasti dijawab
tepat pada waktunya.

Sumber : Pdt.Philip Mantofa/jawaban.com APA ITU DOA?

Terlebih dahulu kita harus mengerti bahwa DOA ITU BUKAN KEWAJIBAN. Mengapa saya katakana
bahwa doa itu bukan kewajiban? Doa itu hukumnya tidak wajib, doa itu bukan suatu keharusan.
Mungkin Saudara agak sedikit kaget ketika membaca kalimat diatas, karena selama ini kita tahu bahwa
orang Kristen itu harus dan wajib berdoa. Disini saya mau katakana bahwa DOA BUKAN KEWAJIBAN dan
BUKAN PULA KEHARUSAN.

Jika doa itu suatu keharusan, berarti ada unsur terpaksa. Jika doa hanya suatu kewajiban, maka ada
kemungkinan kita berdoa dengan hati yang terpaksa, bukan dengan hati rela. Jika doa sebuah
kewajiban, maka suka atau tidak suka, kita harus berdoa walaupun hati kita tidak suka. Wah, kalau udah
seperti ini bisa gawat karena kita sama saja dengan orang munafik. Tuhan pernah berkata dalam Matius
6:5 agar kita jangan berdoa seperti orang munafik, yang mengucapkan doanya di tikungan-tikungan
jalan, di rumah-rumah ibadat, agar dlihat oleh banyak orang tetapi hatinya tidak tahu ke mana. Dengan
kata lain, orang-orang seperti di atas melakukan doa hanya sebagai kewajiban ritual.

Saudaraku, buatlah doa itu sebagai sebuah KEBUTUHAN. Sama halnya seperti kita BUTUH MAKAN dan
BUTUH MINUM. Makan dan minum adalah suatu kebutuhan yang tidak perlu diajarkan dan kebutuhan
yang dilakukan dengan kerelaan. Coba seandainya jika makan itu suatu kewajiban, wah…bisa repot kita.
Kita pasti tidak tenang karena melakukannya dengan terpaksa. Belum lapar tapi harus makan, belum
haus tapi harus minum, yang ada malah keluar lagi dari mulut kita. Tetapi karena makan dan minum
adalah sebuah kebutuhan maka kita pun bisa menikmatinya.

Bagi kita orang percaya, doa adalah sebuah kebutuhan yang tidak bisa jika tidak ada. Artinya, doa harus
ada. Jika kita tidak makan dan tidak minum, maka kita akan mati. Demikian juga halnya dengan doa, jika
kita tidak berdoa maka kita juga akan mati secara rohani. Namanya kebutuhan tidak pernah dilakukan
dengan terpaksa melainkan dengan sikap enjoy dan sukacita. Jika kita menyadari bahwa doa adalah
suatu kebutuhan, sudah pasti kita tidak akan pernah lupa berdoa karena kita memang BUTUH TUHAN,
dan Tuhan hanya bisa kita temukan melalui doa. Saya percaya, kita semua suka dan senang bertemu
dengan Tuhan tanpa ada paksaan. JIka kita senang bertemu dengan Tuhan, berbicara dengan Tuhan,
pastinya kita tidak akan berdoa dengan terpaksa.

Doa juga bukanlah perilaku kristiani semata, sebab semua agama diluar Kristen juga melakukannya
sebagai kewajiban. Jika kita sebagai orang Kristen berdoa hanya karena kewajiban, lalu apa bedanya kita
dengan mereka? Doa bukanlah perilaku kristiani yang harus kita lakukan karena kita Kristen, tetapi doa
adalah sebuah kehidupan. Doa juga bukan suatu tradisi yang dilakukan karena memang sudah begitu
dari dulu. Sebagai contoh, sebelum makan kita berdoa itu hanya karena mengikuti orangtua kita tanpa
mengetahui arti dari berdoa.Memakai atribut keagamaan tetapi mempertontonkan perilaku yang jauh
dari terpuji menjadi tontonan yang mudah kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Berlaku kasar,
menunjukkan sikap penuh kebencian dan kekerasan tanpa segan bahkan tidak jarang pula sambil
menyebut-nyebut nama Tuhan. Mutlaknya keputusan mereka bahkan melebihi wewenang Tuhan
sendiri, seolah mereka ini maha tahu dan maha berhak untuk memutuskan apapun. Sikap seperti ini
sudah biasa kita lihat lewat berbagai media atau bahkan secara langsung di jalanan. Tapi adalah salah
apabila kita mengira bahwa itu cuma terjadi di luar sana. Orang-orang percaya pun banyak yang
menunjukkan sikap bertolak belakang dalam berbagai rupa. Hari Minggu pagi berlaku seolah sangat
rohani dan suci, pintar mengutip firman Tuhan, bibir penuh berkat ketika bersalaman dengan orang lain,
tetapi begitu ibadah selesai, sikap itu pun kemudian berakhir. Majikan kembali memperlakukan
pembantu tanpa kasih, di kantor pimpinan berlaku semena-mena terhadap bawahan, atau kembali
menjalankan bisnis penuh dengan cara-cara kotor dan sebagainya. Seorang teman menjadi malas
beribadah karena melihat langsung perilaku-perilaku tidak terpuji ini di kantornya setiap hari. “Mereka
selalu berdoa pagi di kantor, tapi setelah itu kembali melakukan bisnis yang tidak jujur.” katanya sambil
tersenyum sinis. Yang mengejutkan, ia berkata bahwa sebagian dari para pimpinan di kantornya ini
adalah hamba-hamba Tuhan yang setiap minggu melayani di gerejanya. “Kalau sudah seperti itu, buat
apa saya ke gereja? Toh orang-orang munafik ini yang ada di sana.” katanya lagi. Orang-orang yang
bersikap munafik bisa menjadi batu sandungan bagi orang lain dan menghambat orang untuk melihat
pribadi Kristus secara benar. Istilah orang munafik ini pun dipakai Kristus untuk mengacu kepada orang-
orang Farisi dan ahli Taurat yang menunjukkan perilaku sama.

Orang Farisi dan ahli Taurat pada masa itu dikenal sebagai pemuka agama yang terpandang dan
dianggap sangat bersih dan rohani. Saking bersihnya, mereka pun dipercaya banyak orang berhak
mengambil keputusan-keputusan mana yang halal dan haram, mana yang boleh dan tidak, mana yang
baik dan buruk, atau kapan harus menghakimi hingga mengambil nyawa orang lain. Mereka hafal mati
hukum Taurat dan seringkali tampil lengkap dengan atribut lengkap agar tampil beda dari manusia-
manusia “berdosa” di luar kelompok mereka. Apa yang mereka lakukan sesungguhnya hanyalah sebatas
fisik saja tanpa disertai motivasi yang benar. Mereka terlihat seolah mengerti agama tetapi sebenarnya
perilaku mereka sama sekali tidak mencerminkan apa yang mereka ketahui bahkan hafalkan. Ini adalah
sikap yang munafik yang mendapat kecaman langsung dari Yesus. Yesus pun mengecam mereka panjang
lebar seperti yang bisa kita baca dalam Matius 23:1-36. “Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya
dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang;
mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat;
mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.” (ay 5-7). Perhatikanlah bahwa
semua itu hanyalah mengacu pada penampilan agar dilihat orang, agar mendapat penghormatan
semata. Yesus mengecam keras orang-orang ini dan menyebut mereka munafik. “Celakalah kamu, hai
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti
kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah
dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian jugalah kamu, di sebelah luar
kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan
kedurjanaan.” (ay 27-28).

Setiap pengikut Kristus tidak boleh terjerumus pada sikap munafik seperti yang ditunjukkan para ahli
Taurat dan orang Farisi itu. Lihatlah ajaran Kristus mengenai cara berdoa berikut ini. “Dan apabila kamu
berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri
dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.” (Matius 6:5). Lebih lanjut lagi,
perhatikan pula apa yang dikatakan Yesus seperti yang tertulis dalam Injil Markus. “Dalam pengajaran-
Nya Yesus berkata: “Hati-hatilah terhadap ahli-ahli Taurat yang suka berjalan-jalan memakai jubah
panjang dan suka menerima penghormatan di pasar, yang suka duduk di tempat terdepan di rumah
ibadat dan di tempat terhormat dalam perjamuan, yang menelan rumah janda-janda, sedang mereka
mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Mereka ini pasti akan menerima hukuman
yang lebih berat.” (Markus 12:38-40). Lagi-lagi disini kita melihat gambaran dari orang munafik itu
langsung lewat kata-kata Yesus sendiri. Yesus mengatakan agar kiat berhati-hati. Mengapa harus hati-
hati? Karena jika kita tidak mengenal firman Tuhan, kita bisa tertipu dan mengira bahwa sikap seperti
itulah yang akan mengarahkan kita kepada keselamatan. Kita akan mengikuti tindak tanduk mereka, ikut
berani menghakimi dan hanya sibuk mementingkan penampakan luar ketimbang membenahi diri dari
dalam. Jika anda membaca lengkap Matius 23:1-36, maka anda akan memperoleh gambaran luar biasa
lengkap atau detail mengenai kemunafikan yang menyesatkan ini. Karena semua itu sudah disebutkan
dengan rinci, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mengetahui dan terjebak pada pemahaman yang
salah melalui tokoh-tokoh agama yang munafik seperti ini. Bagi yang sudah tahu tapi masih melanggar,
atau bagi para pemimpin yang seharusnya menjadi cerminan Tuhan di dunia tapi menunjukkan perilaku
yang bertolak belakang hukumannya tidak main-main. Yesus mengatakan langsung bahwa mereka ini
“pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.” (Markus 12:40). Pertama mereka tahu tapi tidak
melakukan, kemudian mereka pun menyesatkan orang. Jelas hukuman pun akan dijatuhkan lebih berat.

Banyak orang yang sudah tertipu dan menganggap bahwa apa yang penting hanyalah penampilan luar
saja. Mereka seolah mendapatkan wewenang untuk bertindak sesuka hati jika memakai atribut-atribut
keagamaan, bagaikan seorang superhero yang berganti jubah. Mereka pun mengira dengan menjadi
wakil Tuhan itu artinya mereka memperoleh keistimewaan-keistimewaan tersendiri seperti kebal
hukum, mendapat tempat paling depan, bebas antrian atau kemudahan lainnya. Apa yang dikatakan
Yesus sesungguhnya sangatlah bertolak belakang dengan pengertian dunia ini, bahwa “Setiap orang
yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” (Matius
16:24). Perhatikan pula kata-kata Yesus berikut ini: “Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku
dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan
dihormati Bapa.” (Yohanes 12:26). Yesus tidak pernah mempertontonkan sikap munafik yang busuk
seperti itu. Apa yang ditunjukkan Yesus secara langsung adalah hati yang lembut, sikap rendah hati, mau
melayani dan diatas segalanya hati yang penuh kasih. Tidaklah heran apabila sikap munafik yang
dilakukan oleh orang-orang yang seharusnya menjadi wakil Tuhan di muka bumi ini mendapat kecaman
keras dari Kristus, bahkan dikatakan “celakalah hai kamu orang-orang munafik!” Mari kita periksa diri
kita hari ini. Jika kita masih mendapati sikap-sikap munafik meski sedikit saja, bertobatlah dengan
sungguh-sungguh. Kemunafikan hanyalah akan membawa kehancuran, menutup pintu berkat dan pintu
menuju keselamatan.
“Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya.” (Markus 8:36)

Anda mungkin juga menyukai