Bahasa Roh
Yohanes 15:4. “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting
tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur,
demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.”
Salah satu syarat sebuah ranting pohon anggur berbuah adalah menempel pada pokoknya.
Jika ranting sudah terlepas dari batangnya, jangankan berbuah, yang terjadi adalah ia akan
mati, layu dan kering. Demikian juga dengan hidup rohani kita. Untuk tetap segar dan hidup,
bahkan menghasilkan buah, kita harus senantiasa tinggal di dalam Pokok Anggur, yakni
Tuhan Yesus Kristus. Kita harus hidup dalam firman Tuhan. Hanya dengan itulah kita bisa
berbuah.
Kasih, sukacita, kesabaran dan buah Roh lainnya tidak dapat kita buat-buat dengan berpura
pura. Damai sejahtera tidak bisa didapatkan dari kekayaan, kedudukan tinggi dalam karier
ataupun hal lain. Kebahagiaan, damai sejahtera yang diperoleh karena usaha manusia hanya
bersifat sementara, karena di balik semua itu, kita tetap akan diikuti oleh ketakutan hilangnya
apa yang telah kita miliki. Tetapi damai sejahtera karena buah Roh bersifat kekal, karena
bukan hasil usaha kita, namun anugerah Roh Kudus.
Salah satu ciri dewasa rohani adalah menghasilkan buah. Buah roh datangnya hanya dari
karya Roh Kudus, ketika hidup kita berjalan seturut dengan firman Tuhan.
Doa: “Tuhan Yesus, kami mau berbuah dengan hidup seturut dengan firman-Mu. Amin.”
Buah Karya ROH
Seseorang bisa menghasilkan BUAH hidup yang BERKENAN dihadapan ALLAH , Oleh
Karya ROH KUDUS , anugrahNya saja “ Bukan oleh kuat dan gagah manusia “ Zakharia
4:6.
Galatia 5 : 19 - 21 , Kalau sebagai umat Tuhan hidup tidak mau dipimpin ROH KUDUS
maka ia hanya menghasilkan buah daging saja yaitu ; Percabulan , kecemaran , hawa nafsu ,
penyembahan berhala , sihir , perseteruan , perselisihan , iri hati , amarah , kepentingan diri
sendiri , percideraan , roh pemecah , kedengkian , kemabukan , pesta pora , dan sebagainya .
Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu , ia TIDAK AKAN MENDAPAT BAGIAN
DALAM KERAJAAN ALLAH .
Sebaliknya kalau ia mau dipimpin ROH terus menerus ia akan menghasilkan buah ROH
seperti ; Kasih , sukacita , damai sejahtera , kesabaran , kemurahan , kebaikan , kesetiaan ,
kelemah lembutan , penguasaan diri , Galatia 5 : 22-23 .
Memang dalam dunia ini kita sering melihat seseorang yang bukan Kristen tetapi memiliki
juga BUAH HIDUP seperti yang tertulis dalam Gal 5 : 22-23 ini ? Untuk itu kita harus tahu
Manusia umum adalah Ciptaan ALLAH yang serupa dengan gambaranNya ( Kej 1 : 26 ) Jadi
pada dasarnya setiap manusia memang memiliki sifat ALLAH tetapi hanya bersifat temporer
dan buah hidup tersebut tidak menyelamatkan hidupnya dari HUKUMAN KEKAL kalau ia
diluar KRISTUS ( Yoh 14:6 )
FIRMAN menjadi manusia , Yohanes 1 : 1 dalam diri pribadi YESUS yang diurapi ( kristus )
, Yohanes 1 : 14 . Karya Keselamatan di masa Perjanjian baru ini dikerjakan oleh ROH
KUDUS .
Pada awalnya undangan khusus bagi bangsa Israel , Roma 11: 14-18 , Tetapi karena menolak
maka undangan diberikan kepada semua bangsa , Bagi mereka yang sudah masuk
PERJAMUAN , tetapi tidak berpakaian pesta ( tidak berpakaian Kebenaran Wahyu 19 : 8 )
orang tersebut akan diusir keluar , Ini berbicara banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang
diselamatkan ! apa sebabnya ?
• Sadar akan dosanya , tetapi ada yang hanya menyesal , contoh , Matius 27 : 3 Maka
menyesallah ( metamellomai ) Yudas ...bunuh diri . Yudas Iskariot baru diterangi ROH
KUDUS ia tidak TAAT akan tuntunan TERANG ( FirmanNya yang didengarnya ) karena
mencintai hidup lamanya yang gelap , maka dia sebetulnya belum diselamatkan ( menjadi
anak Tuhan ) . Yohanes 3 : 18-19 . Karena ia hanya sebatas menyesal saja , belum
BERTOBAT ( berbalik dari jalan hidupnya yang lama ) Jatuh dalam dosa yang sama terus
menerus , itu menunjukkan ia sebetulnya belum BERTOBAT dari dosanya !
• Ada yang diterangi ROH KUDUS , ia Percaya tetapi memilih pemberitaan MEMENUHI
KEBUTUHAN hidup , kesuksesan , kesembuhan penyakitnya tetapi setelah didapatkan tidak
mengakui YESUS sebagai juruselamat hidupnya maka ia merupakan orang yang paling
malang , ( sebab kedatangan Tuhan Yesus sebagai Juruselamat bukan untuk perkara yang
FANA saja , melainkan untuk memperoleh hidup kekal . ( BAKA ) 1 Korintus 15 : 19 .
PEMIMPIN BERINTEGRITAS
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa integritas yang bersumber dari kebenaran ini menunjuk kepada TUHAN
Allah sebagai sumber azali kebenaran itu, yang merupakan kekuatan penuntun bagi kehidupan yang terbukti
sebagai lebih benar, lebih baik, lebih adil, lebih jujur, lebih setia, lebih tekun, lebih santun, dan seterusnya, yang
meneguhkan diri sebagai pribadi mandiri.
Pada sisi lain ketegangan antara kuasa integritas yang Illahi dan perilaku berintegritas yang manusiawi
menyebabkan kemungkinan terjadinya kemunafikan dan kepalsuan yang ”di muka nampak baik, namun di
belakang, menohok dan menikam dengan bengis.” Kenyataan ini berkaitan erat dengan harkat keduaan
keinginan manusia yang cenderung terjebak di antara dua pendulum, yaitu pilihan keinginan positif dan
keinginan negatif (Roma 7:21-23). Tidaklah mengherankan bahwa Dr. Eka Darmaputra (Alm) mengatakan,
“Tidak semua yang berkilau itu emas. Tidak semua pemimpin termasuk yang kelihatan sukses, adalah “domba”.
Ukurannya adalah “buah” yang mereka hasilkan! Benarkah mereka “domba” atau sebenarnya “serigala?” Jadi
dapat dikatakan bahwa Pemimpin Mandiri Berintegritas itu adalah dia yang harus kompeten, namum perlu
disadari, bahwa kompetensi dapat membuat seseorang menjadi pemimpin besar, tetapi ia tidak dapat bertahan
lama tanpa integritas. Jadi pemimpin mandiri berintegritas memiliki tanggung jawab besar untuk mematutkan
serta meneguhkan hati, pikiran, sikap, cara dan tindakan yang benar dan baik dalam lingkup kehidupannya,
sehingga ia terbukti secara konsisten dapat menjadi berkat kepada sesamanya. Landasannya ialah karena dia
yang berintegritas itu berbudi luhur, dan akan selalu berpikir, bersikap, berkata dan bertindak luhur! Selamat
membuktikan diri sebagai Pemimpin Mandiri Berintegritas.
Pendahuluan
Sebagai sebuah institusi yang memegang peranan vital dalam mengelola keuangan negara dan
menentukan jatuh bangunnya Republik Indonesia, Kementerian Keuangan membutuhkan jajaran sumber daya
aparatur yang berkualitas dan kompeten. Berbagai upaya strategis terus menerus dilakukan untuk memperbaiki
kinerja dan meningkatkan kompetensi, baik hard skills yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas dan fungsi
unit di Kementerian Keuangan, maupun soft skills yang dipersyaratkan dalam JPM (Job Person Match).
Sementara itu, salah satu dari 35 soft skills sebagaimana disebutkan di dalam Peraturan Sekretaris Jenderal
Kementerian Keuangan (Persekjen) No 55/SJ/2008, yaituintegritas menjadi salah satu karakter khusus di
Kementerian Keuangan yang harus dimiliki dan menyatu dalam ucapan, pikiran, dan perbuatan setiap
pegawainya.
Integritas juga menjadi salah satu nilai-nilai Kementerian Keuangan yang idealnya harus terwujud dalam
diri setiap pegawai Kementerian Keuangan. Integritas menurut nilai-nilai Kementerian Keuangan diartikan
sebagai berpikir, berkata, berperilaku dengan baik dan benar serta memegang teguh kode etik dan prinsip-
prinsip moral.
Integritas berasal dari bahasa latin “integrate” yang artinya komplit atau tanpa cacat, sempurna, tanpa
kedok. Maksudnya adalah apa yang ada di hati sama dengan apa yang kita pikirkan, ucapkan, dan lakukan
(Bertens, 1994).
Integritas (integrity) adalah bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik
profesi, walaupun dalam keadaan yang sulit untuk melakukannya. Secara sederhana, integritas menunjukkan
keteguhan sikap, menyatunya perbuatan dan nilai-nilai moral yang dianut oleh seseorang. Orang yang memiliki
integritas tidak akan tergoyahkan oleh godaan untuk mengkhianati nilai-nilai moral yang diyakini.
Pribadi berintegritas adalah pribadi yang mempertahankan tingkat kejujuran dan etika yang tinggi dalam
perkataan dan tindakannya sehari-hari. Mereka adalah orang-orang yang kompeten, teliti dan handal dalam
berperilaku, dapat dipercaya oleh rekan kerjanya, bawahan dan atasannya serta pihak luar. Mereka juga
memperlakukan orang lain dengan adil.
Beberapa pendapat tentang integritas dan pribadi yang berintegritas adalah sebagai berikut :
1. Henry Could
Orang-orang yang menjadi pemimpin atau yang benar-benar sukses cenderung memiliki tiga kualitas.
Kualitas dimaksud menurut Henry Cloud (2006), yaitu memiliki perangkat kemampuan tertentu, membangun
hubungan saling menguntungkan (lebih dari sekedar networking), dan berkarakter. Setidaknya, karakter yang
dimaksud di sini adalah mencakup etika dan integritas. Kesuksesan seorang pemimpin tidak hanya dilihat dari
seberapa besar kemampuannya dalam bidang tertentu, tetapi yang lebih penting adalah seberapa besar
integritas dirinya dalam mengelola dan menggunakan kemampuannya tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral
yang diyakininya.
Beberapa penjelasan mengenai integritas menurut Dr. Phill Pringle (2001) dalam bukunya Top 10
Qualities of A Great Leader adalah sebagai berikut :
3. Stephen R. Covey
Pendapat yang disampaikan oleh Stephen R. Covey (1997) yang dekat dengan integritas adalah “begin
with the end mind”, yaitu selalu bertanya, “Apa yang Anda inginkan agar orang lain tetap mengingat Anda
setelah Anda meninggal dunia?”. Tentu saja kita ingin nama baik menjadi hal yang tersisa di dunia ini setelah
kita meninggal dan hal ini akan membuat kita menjadi orang yang berintegritas.
4. Billy Boen
Menurut Billy Boen (2009), image, reputasi atau nama baik adalah hal penting yang menjadi target
seseorang yang ingin sukses dalam pekerjaan. Salah satu cara untuk menjaga nama baik adalah
memperhatikan diri sendiri yang sesungguhnya. Tidak bermuka dua, artinya mengatakan satu hal kepada
seseorang, lalu mengatakan hal yang bertolak belakang dengan apa yang dikatakan itu kepada orang lain. Cara
ini adalah dengan mengucapkan dan melakukan apa yang diyakini benar. Jangan katakan dan bertindak apa
yang sudah diyakini salah. Cara seperti ini merupakan ciri orang yang berintegritas. Integritas tidak dapat
dipisahkan dengan jujur. Jadi, jika kita melakukan pekerjaan secara tidak jujur, artinya kita tidak memiliki
integritas. Tidak bergosip adalah salah satu cara mudah untuk menjaga integritas. Jika kita membicarkan
seseorang di belakangnya, kemungkinan besar kita juga akan membicarakan orang yang kita ajak bicara tadi di
belakangnya.
Billy Boen (2009) juga mengatakan, jika seseorang sudah tahu apa keinginannya, semua perilaku dan
tindakannya akan mengupayakan agar keinginan itu terwujud. Pada umumnya, tindakan untuk mencapai
keinginan tersebut memerlukan integritas. Dengan integritas, seseorang akan melakukan segala sesuatunya
secara positif dan konsisten.
5. Zig Ziglar
Seorang motivator dunia, Zig Ziglar (2007) berkata, “Seberapa jauh prestasi yang Anda capai dalam
kehidupan Anda, bukan yang ditentukan dari apa yang terjadi pada diri Anda, melainkan dari apa yang Anda
perbuat selama hal itu terjadi pada diri Anda.” Maksudnya, hasil akhir bukanlah satu-satunya yang dinilai, tetapi
bagaimana kita bersikap dan bertindak selama proses untuk menuju kepada hasil. Dengan adanya integritas diri,
sikap dan tindakan tersebut akan sesuai dengan sistem norma. Integritas diri akan membentuk komitmen, yang
nantinya prestasi yang kita raih akan dihargai oleh orang lain.
6. Wuryanano
Integritas merupakan salah satu prinsip dari 21 prinsip dalam buku The 21 Principles to Build and
Develop Fighting Spirit karangan Wuryanano (2011). Menurutnya, orang yang mempunyai integritas adalah
orang yang menerapkan sistem norma untuk menilai kehidupan, sehingga kehidupannya seperti “buku yang
terbuka”. Ia tidak punya apapun untuk disembunyikan maupun untuk ditakuti. Integritas diri punya pengaruh yang
tinggi pada kehidupan setiap orang. Integritas diri akan membentuk reputasi atau prestasi diri yang kuat pada diri
masing-masing. Orang yang terarah kehidupannya akan lebih jauh dan lebih cepat prestasinya di dalam seluruh
bidang kehidupan dibandingkan dengan yang tidak terarah. Integritas diri bukanlah sebatas apa yang kita
lakukan, tetapi lebih banyak menunjukan siapa diri kita sesungguhnya.
Jadi dapat dikatakan bahwa integritas adalah suatu sikap dan perilaku konsisten untuk menjunjung tinggi
etika kerja dan etika profesi. Integritas mensyaratkan adanya godaan atau peluang untuk melakukan perbuatan
tercela. Namun orang yang berintegritas tidak melakukan perbuatan tercela tersebut karena ia memiliki
keyakinan akan pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai luhur di lingkungannya.
Kedua, Anda harus melihat integritas sebagai “ integritas seluruh bagian”. Menurut Henry Cloud (2006),
ada enam aspek integritas, yaitu :
Ketiga, Anda harus mengenali konsep dari integritas tersebut. Menurut Henry Cloud (2006), ada empat
konsep integritas, yakni :
1. Sebagai keterampilan
Integritas merupakan sebuah keterampilan yang harus dilatih terus-menerus. Ia bukan sesuatu yang ada
dalam kepribadian seseorang . Integritas diajarkan dan dipelajari sepanjang hidup.
2. Sebagai pedoman
Integritas merupakan “benchmark”, rujukan atau tujuan yang digunakan dalam membuat keputusan yang
berdasarkan pada kebenaran dan kejujuran.
Integritas harus dibangun dan dilestarikan sepanjang hidup. Integritas merupakan suatu bangunan di dalam
hati seseorang, dimulai ketika orang itu masih muda. Integritas harus dipelihara terus menerus, jika tidak maka
bangunan yang sudah dibuat selama hidup dapat runtuh dalam waktu singkat.
4. Sebagai benih
Integritas ibarat sebuah benih yang ditanam sejak kecil, disirami dan akan berbunga di saat dewasa.
Semakin rajin dirawat, akan lebih cepat tumbuh dan berbunga. Jika tanaman kita mati, harus segera menanam
yang baru dan disirami tiap hari. Perlu diingatkan bahwa tanaman tidak bisa langsung berbunga, perlu waktu
untuk kembali seperti semula.
Kesimpulan
Integritas adalah bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik
profesi dan etika kerja, walaupun dalam keadaan yang sulit untuk melakukannya. Integritas sangat penting untuk
dimiliki oleh setiap orang. Orang yang memiliki integritas tinggi mampu menghadapi setiap godaan yang akan
merusak integritasnya. Dia akan hidup dengan keyakinan yang kuat dan berpegang teguh pada nilai-nilai yang
diyakininya. Integritas yang tinggi akan melahirkan orang-orang yang disiplin dan peduli terhadap lingkungan
sekitarnya. Pribadi yang berintegritas akan tetap pada komitmennya dan tahan terhadap ujian yang akan
menggoncangkan komitmen tersebut.
Mengingat pentingnya integritas, maka setiap pegawai Kementerian Keuangan harus berusaha untuk
menjadi pribadi yang berintegritas. Selama ada Republik Indonesia, maka Kementerian Keuangan harus terus
berdiri sebagai sebuah institusi yang mempunyai cita-cita, integritas, kompetensi, dedikasi dan loyalitas yang
tinggi. Keempat karakter dasar tersebut di atas bisa menjadi ciri dari Kementrian Keuangan, sekaligus perekat
dari organisasi.
Daftar Bacaan :
Cloud, Henry. 2006. Integritas : Keberanian Memenuhi Tuntutan Kenyataan. Gramedia, Jakarta.
Pringle, Phill. 2001. Top 10 Qualities of A GreatLeader. Pearson Horizon Editions, Canada.
Covey, Stephen R. 1997. Seven Habits of Highly Effective People. Bina Rupa Aksara, Jakarta.
Boen, Billy. 2009. Young On Top : 30 Rahasia Sukses di Usia Muda. Gagas Media, Jakarta.
Wuryanano. 2011. The 21 Principles to Build and Develop Fighting Spirit. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Ziglar, Zig. 2007. Gods Way is Still The Best Way. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta.
................. Kompilasi PidatoMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Sekretariat Jendral, Kementrian Keuangan.
2010.
emimpin yang berintegritas adalah seorang pemimpin yang mampu menjunjung tinggi nilai,
prinsip dan kebenaran yang diyakininya. Seorang pemimpin yang berintegritas akan mampu
memberikan keteladanan dalam mempengaruhi orang lain untuk melakukan perubahan yang
terkait dengan proses berpikir. Oleh karena itu, seseorang yang memiliki kepemimpinan yang
mampu menerapkan integritas tinggi akan menunjukkan sikap yang kuat terhadap keteguhan
dalam bertindak sesuai dengan prinsip kebenaran dan tidak gentar dengan goncangan yang
akan mengoyahkan kepemimpinannya. Hak prerogratif Presiden dalam menentukan sebuah
kebijakan jangan sampai tergeser dengan kepentingan-kepentingan partai koalisi, sehingga
untuk menentukan sebuah kebijakan publik selalu terganjal dengan pertentangan pengaruh
dari koalisi
Siapa nantinya yang akan menjadi pilihan rakyat Indonesia untuk menjadi Presiden 2014,
diharapkan adalah seseorang yang berintegritas dan berdedikasi tinggi. Seorang pemimpin
yang mampu membuat keputusan yang tepat dalam bersikap dan berperilaku sehingga dapat
membangun kepercayaan publik terhadap pemerintah. Seseorang yang dapat menuntun mana
kebenaran yang harus ditegakkan dan ketidakjujuran yang harus diberikan suatu ketegasan
sehingga hukum harus tetap dijalankan tanpa pandang bulu. Jika Indonesia tidak mampu
berubah, maka Indonesia akan terus berada dalam masa transisi demokrasi karena tidak
adanya pemerintahan yang kuat dengan pemimpin yang tangguh dan berintergritas untuk
mengakhiri situasi menuju konsolidasi demokrasi