Anda di halaman 1dari 9

Senin, Maret 02, 2009

KARUNIA PENYEMBUHAN DAN BAHASA ROH - Bagian 3

Bahasa Roh

Bahasa roh sekarang dipakai dalam banyak pertemuan, termasuk


di Indonesia. Dalam beberapa kaset khotbah dari Indonesia yang
saya sudah dengar, di akhir acara si pembicara mengajak jemaat
untuk memuji Tuhan dengan bahasa roh. Mula-mula jemaat
mengulang-ulang kata “haleluya” dengan iringan musik.
Kemudian mulai terdengar rentetan suara, yaitu kata-kata atau
kalimat-kalimat yang diulang-ulang dengan cepat dengan nada-
nada tertentu, dalam bahasa yang tidak saya mengerti, yang saya
rasa mereka anggap sebagai bahasa roh.

Apakah berbicara dalam bahasa asing pasti berasal dari Allah,


yaitu pernyataan karunia bahasa roh seperti yang dinyatakan
dalam Alkitab? Tidak! Kurt Koch menyatakan adanya kasus-
kasus berbahasa asing pada orang Mormon, Budha, Shinto, dan
kepercayaan-kepercayaan lain. Jelas bahwa dalam konteks
seperti ini berbahasa asing tidak berasal dari Allah.

Selain kemungkinan bahwa bahasa roh berasal dari Allah,


fenomena berbahasa asing dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Berbahasa asing dapat disebabkan oleh pengaruh kejiwaan.
Dalam keadaan tidak sadar, di mana pikiran bawah-sadar
(subconscious) lebih berpengaruh daripada pikiran sadar
(conscious), seseorang dapat mengucapkan kata-kata yang tidak
dapat dimengerti. Ocehan yang ngawur ini dapat disalahtafsirkan
sebagai bahasa roh. Ada orang yang percaya bahwa untuk dapat
berbahasa roh, seseorang harus berulang-ulang mengucapkan
suatu perkataan. Tetapi mengucapkan hal yang sama berulang-
ulang adalah suatu cara untuk mengubah kesadaran kita,
sehingga ocehan yang tidak berartilah yang keluar dan dianggap
sebagai bahasa roh.
2. Iblis juga dapat menciptakan fenomena berbahasa asing.
Banyak kasus orang berbicara dalam bahasa yang tidak
dimengerti karena dipengaruhi oleh kuasa kegelapan. Hal ini
nyata dari buahnya. Mereka yang berbicara atas pengaruh Iblis
akhirnya meninggalkan gereja dan Tuhan, merasa tidak damai,
ingin bunuh diri, dan lain-lain, walaupun mungkin pada mulanya
mereka percaya bahwa mereka sedang memakai karunia
berbahasa roh dari Allah. Pengalaman mereka ini malah
membawa mereka lebih jauh dari Tuhan.

Rasul Paulus di dalam I Korintus 12 - 14 mendiskusikan karunia


Roh, termasuk bahasa roh. Dari bagian ini kita dapat belajar
beberapa peraturan di dalam memakai karunia bahasa roh di
dalam pertemuan jemaat:
1. Bahasa roh, seperti juga karunia-karunia lainnya, harus
digunakan untuk kepentingan seluruh jemaat (12:7; 14:12,26).
Paulus menulis bahwa di dalam pertemuan jemaat, bahasa roh
tidak bermanfaat jikalau tidak membangun jemaat itu (14:4-5).
2. Supaya bermanfaat bagi jemaat, bahasa roh harus disertai
dengan penafsirannya (14:5,13,27).
3. Jumlah orang yang berbahasa roh dalam satu pertemuan
dibatasi 2 atau 3 orang saja (14:27).
4. Kedua atau tiga orang yang berbahasa roh harus berbicara
secara bergantian, bukan bersama-sama (14:27).
5. Jikalau tidak ada penafsir, seseorang yang dapat berbahasa roh
harus diam saja (14:28).
6. Kegiatan berbahasa roh harus dilakukan dengan sopan dan
teratur (14:40).

Dengan peraturan di atas, kita dapat menganalisa kasus-kasus


berbahasa roh yang kita jumpai dalam banyak pertemuan jemaat.
Di mana ada manifestasi bahasa roh, kita harus meneliti apakah
manifestasi itu membangun jemaat atau tidak. Manifestasi di
Indonesia seperti yang sudah diceritakan di atas, di mana banyak
orang bersama-sama berbahasa roh tanpa penafsiran, tidak
sesuai dengan peraturan yang dipaparkan oleh Paulus.
Manifestasi bahasa roh yang Alkitabiah harusnya terjadi secara
teratur, di mana ada satu orang yang berdiri dan berbahasa roh,
kemudian dia atau seorang lain berdiri dan menafsirkannya, baru
kemudian dilanjutkan oleh 1 atau 2 orang lagi secara bergilir.
Melalui semuanya ini jemaat harusnya mendapat berkat. Tetapi
situasi di mana banyak orang sekaligus mengucapkan sesuatu
dalam bahasa yang tidak dimengerti, tanpa ada orang yang
menafsirkan ucapan dari setiap orang, menimbulkan kekacauan
dan tidak Alkitabiah. Hal ini tidak berarti manifestasi bahasa roh
itu berasal dari Iblis, tetapi dapat dipastikan bahwa fenomena ini
bukan pekerjaan Allah, karena Dia tidak akan melanggar
firmanNya sendiri, dan “Allah tidak menghendaki kekacauan,
tetapi damai sejahtera” (14:33).

Selain itu, banyak orang Kristen sekarang mengajarkan bahwa


berbahasa roh adalah keharusan bagi seorang Kristen yang sejati.
Ajaran ini bertentangan dengan ajaran Paulus dalam I Korintus
12:27-30, di mana dia menyatakan bahwa tidak semua orang
mempunyai karunia berbahasa roh. Bahkan Paulus lebih
mengutamakan karunia bernubuat di dalam jemaat daripada
karunia berbahasa roh (14:1-5). Seseorang juga tidak dapat
berkata bahwa dia tidak dapat menahan dirinya untuk memuji
Tuhan dengan bahasa roh, walaupun tidak ada yang
menafsirkannya, karena Paulus menyatakan bahwa seseorang
harus berdiam diri jikalau tidak ada penafsir (14:28). Ini berarti
karunia berbahasa roh ada di bawah kekuasaan pemilik karunia
itu.

Yohanes 15:4. “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting
tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur,
demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.”
Salah satu syarat sebuah ranting pohon anggur berbuah adalah menempel pada pokoknya.
Jika ranting sudah terlepas dari batangnya, jangankan berbuah, yang terjadi adalah ia akan
mati, layu dan kering. Demikian juga dengan hidup rohani kita. Untuk tetap segar dan hidup,
bahkan menghasilkan buah, kita harus senantiasa tinggal di dalam Pokok Anggur, yakni
Tuhan Yesus Kristus. Kita harus hidup dalam firman Tuhan. Hanya dengan itulah kita bisa
berbuah.
Kasih, sukacita, kesabaran dan buah Roh lainnya tidak dapat kita buat-buat dengan berpura
pura. Damai sejahtera tidak bisa didapatkan dari kekayaan, kedudukan tinggi dalam karier
ataupun hal lain. Kebahagiaan, damai sejahtera yang diperoleh karena usaha manusia hanya
bersifat sementara, karena di balik semua itu, kita tetap akan diikuti oleh ketakutan hilangnya
apa yang telah kita miliki. Tetapi damai sejahtera karena buah Roh bersifat kekal, karena
bukan hasil usaha kita, namun anugerah Roh Kudus.
Salah satu ciri dewasa rohani adalah menghasilkan buah. Buah roh datangnya hanya dari
karya Roh Kudus, ketika hidup kita berjalan seturut dengan firman Tuhan.
Doa: “Tuhan Yesus, kami mau berbuah dengan hidup seturut dengan firman-Mu. Amin.”
Buah Karya ROH

Seseorang bisa menghasilkan BUAH hidup yang BERKENAN dihadapan ALLAH , Oleh
Karya ROH KUDUS , anugrahNya saja “ Bukan oleh kuat dan gagah manusia  “ Zakharia
4:6.

Galatia 5 : 19 - 21 , Kalau sebagai umat Tuhan hidup tidak mau dipimpin ROH KUDUS
maka ia hanya menghasilkan buah daging saja yaitu ;  Percabulan , kecemaran , hawa nafsu ,
penyembahan berhala , sihir , perseteruan , perselisihan , iri hati , amarah , kepentingan diri
sendiri , percideraan , roh pemecah , kedengkian , kemabukan , pesta pora , dan sebagainya .
Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu , ia TIDAK  AKAN  MENDAPAT  BAGIAN 
DALAM KERAJAAN  ALLAH .

Sebaliknya kalau ia mau dipimpin ROH terus menerus ia akan menghasilkan buah ROH
seperti  ; Kasih , sukacita , damai sejahtera , kesabaran , kemurahan , kebaikan , kesetiaan ,
kelemah lembutan , penguasaan diri ,  Galatia 5 : 22-23 .

Memang dalam dunia ini kita sering melihat seseorang yang bukan Kristen  tetapi memiliki
juga BUAH HIDUP  seperti yang tertulis dalam Gal 5 : 22-23 ini ? Untuk itu kita harus tahu
Manusia umum adalah Ciptaan ALLAH yang serupa dengan gambaranNya ( Kej 1 : 26 ) Jadi
pada dasarnya setiap manusia memang memiliki sifat ALLAH tetapi hanya bersifat temporer
dan buah hidup tersebut tidak menyelamatkan hidupnya dari HUKUMAN KEKAL kalau ia
diluar KRISTUS ( Yoh 14:6 )

Karena begitu besar KASIHNYA Tuhan merencanakan KESELAMATAN bagi


manusia dari hukuman dan KEMATIAN  kekal menjadi HIDUP kekal ,Rencana
tersebut  diwujudkan dengan  menyerahkan ANAKNYA YANG TUNGGAL , Yohanes
3 : 16 ,  Anak yang dimaksud hanya GAMBARAN akan kasihNya ( sebab Allah tidak
beristri ) anak untuk mengambarkan pada umumnya yang paling dicintai dalam sebuah
keluarga adalah anak , Kalau rela diberikan sebagai korban betapa besar pengorbanan
ALLAH bagi keselamatan manusia ! 

Keselamatan mulai dilaksanakan pada saat ,

FIRMAN menjadi manusia , Yohanes 1 : 1 dalam diri pribadi YESUS yang diurapi ( kristus )
, Yohanes 1 : 14 . Karya Keselamatan di masa Perjanjian baru ini dikerjakan oleh ROH
KUDUS .

Panggilan Tuhan untuk menerima ANUGRAH  KESELAMATAN digambarkan di


Matius 22 : 1 - 14 .

Pada awalnya undangan khusus bagi bangsa Israel , Roma 11: 14-18 , Tetapi karena menolak
maka undangan diberikan kepada semua bangsa , Bagi mereka yang sudah masuk
PERJAMUAN , tetapi tidak berpakaian pesta ( tidak berpakaian Kebenaran Wahyu 19 : 8 )
orang tersebut akan diusir keluar , Ini berbicara banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang
diselamatkan ! apa sebabnya ?

Dalam melaksanakan PANGGILANNYA lewat 2 cara ;


1.   Panggilan umum melalui pemberitaan Firman  lewat ;  Radio , T.V , buku rohani , Kotbah
– kotbah  , K.K.R atau lewat Alkitab yang dibagikan ( The Gideon ) Saat mendengar ,
membaca hati orang tersebut  DITERANGI ( Oleh ROH KUDUS ) sehingga tahu  dirinya
dihadapan Allah berdosa , kotor ( gelap ) dan akan menerima hukuman kekal . Disini ada
beberapa sikap orang ;

•   Sadar akan dosanya , tetapi ada yang hanya menyesal , contoh , Matius 27 : 3 Maka
menyesallah ( metamellomai ) Yudas ...bunuh diri . Yudas Iskariot baru diterangi ROH
KUDUS ia tidak TAAT akan tuntunan TERANG ( FirmanNya yang didengarnya )  karena
mencintai hidup lamanya yang gelap , maka dia sebetulnya belum diselamatkan ( menjadi
anak Tuhan ) . Yohanes 3 : 18-19 . Karena ia hanya sebatas menyesal saja , belum
BERTOBAT ( berbalik dari jalan hidupnya yang lama ) Jatuh dalam dosa yang sama terus
menerus , itu menunjukkan ia sebetulnya belum BERTOBAT dari dosanya !

•   Ada yang diterangi ROH KUDUS , ia Percaya tetapi memilih pemberitaan MEMENUHI
KEBUTUHAN hidup , kesuksesan , kesembuhan penyakitnya tetapi setelah didapatkan  tidak
mengakui YESUS sebagai juruselamat hidupnya  maka ia merupakan orang yang paling
malang , ( sebab kedatangan Tuhan Yesus sebagai Juruselamat bukan untuk perkara yang
FANA saja , melainkan untuk memperoleh hidup kekal . ( BAKA )  1 Korintus 15 : 19 .

PEMIMPIN BERINTEGRITAS

Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa integritas yang bersumber dari kebenaran ini menunjuk kepada TUHAN
Allah sebagai sumber azali kebenaran itu, yang merupakan kekuatan penuntun bagi kehidupan yang terbukti
sebagai lebih benar, lebih baik, lebih adil, lebih jujur, lebih setia, lebih tekun, lebih santun, dan seterusnya, yang
meneguhkan diri sebagai pribadi mandiri.
Pada sisi lain ketegangan antara kuasa integritas yang Illahi dan perilaku berintegritas yang manusiawi
menyebabkan kemungkinan terjadinya kemunafikan dan kepalsuan yang ”di muka nampak baik, namun di
belakang, menohok dan menikam dengan bengis.” Kenyataan ini berkaitan erat dengan harkat keduaan
keinginan manusia yang cenderung terjebak di antara dua pendulum, yaitu pilihan keinginan positif dan
keinginan negatif (Roma 7:21-23). Tidaklah mengherankan bahwa Dr. Eka Darmaputra (Alm) mengatakan,
“Tidak semua yang berkilau itu emas. Tidak semua pemimpin termasuk yang kelihatan sukses, adalah “domba”.
Ukurannya adalah “buah” yang mereka hasilkan! Benarkah mereka “domba” atau sebenarnya “serigala?” Jadi
dapat dikatakan bahwa Pemimpin Mandiri Berintegritas itu adalah dia yang harus kompeten, namum perlu
disadari, bahwa kompetensi dapat membuat seseorang menjadi pemimpin besar, tetapi ia tidak dapat bertahan
lama tanpa integritas. Jadi pemimpin mandiri berintegritas memiliki tanggung jawab besar untuk mematutkan
serta meneguhkan hati, pikiran, sikap, cara dan tindakan yang benar dan baik dalam lingkup kehidupannya,
sehingga ia terbukti secara konsisten dapat menjadi berkat kepada sesamanya. Landasannya ialah karena dia
yang berintegritas itu berbudi luhur, dan akan selalu berpikir, bersikap, berkata dan bertindak luhur! Selamat
membuktikan diri sebagai Pemimpin Mandiri Berintegritas.

MENJADI PRIBADI YANG BERINTEGRITAS

Oleh : Satria Hadi Lubis (Widyaiswara Madya STAN)

 
Pendahuluan

            Sebagai sebuah institusi yang memegang peranan vital dalam mengelola keuangan negara dan
menentukan jatuh bangunnya Republik Indonesia, Kementerian Keuangan membutuhkan jajaran sumber daya
aparatur yang berkualitas dan kompeten. Berbagai upaya strategis terus menerus dilakukan untuk memperbaiki
kinerja dan meningkatkan kompetensi, baik hard skills yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas dan fungsi
unit di Kementerian Keuangan, maupun soft skills yang dipersyaratkan dalam JPM (Job Person Match).
Sementara itu, salah satu dari 35 soft skills sebagaimana disebutkan di dalam Peraturan Sekretaris Jenderal 
Kementerian Keuangan (Persekjen) No 55/SJ/2008, yaituintegritas menjadi salah satu karakter khusus di
Kementerian Keuangan yang harus dimiliki dan menyatu dalam ucapan, pikiran, dan perbuatan setiap
pegawainya.

            Integritas juga menjadi salah satu nilai-nilai Kementerian Keuangan yang idealnya harus terwujud dalam
diri setiap pegawai Kementerian Keuangan. Integritas menurut nilai-nilai Kementerian Keuangan diartikan
sebagai berpikir, berkata, berperilaku dengan baik dan benar serta memegang teguh kode etik dan prinsip-
prinsip moral. 

Teori tentang Integritas

            Integritas berasal dari bahasa latin “integrate” yang artinya komplit atau tanpa cacat, sempurna, tanpa
kedok. Maksudnya adalah apa yang ada di hati sama dengan apa yang kita pikirkan, ucapkan, dan lakukan
(Bertens, 1994).

Integritas (integrity) adalah bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik
profesi, walaupun dalam keadaan yang sulit untuk melakukannya. Secara sederhana, integritas menunjukkan
keteguhan sikap, menyatunya perbuatan dan nilai-nilai moral yang dianut oleh seseorang. Orang yang memiliki
integritas tidak akan tergoyahkan oleh godaan untuk mengkhianati nilai-nilai moral yang diyakini.

            Pribadi berintegritas adalah pribadi yang mempertahankan tingkat kejujuran dan etika yang tinggi dalam
perkataan dan tindakannya sehari-hari. Mereka adalah orang-orang yang kompeten, teliti dan handal dalam
berperilaku, dapat dipercaya oleh rekan kerjanya, bawahan dan atasannya serta pihak luar. Mereka juga
memperlakukan orang lain dengan adil.

Beberapa pendapat tentang integritas dan pribadi yang berintegritas adalah sebagai berikut :

1. Henry Could

          Orang-orang yang menjadi pemimpin atau yang benar-benar sukses cenderung memiliki tiga kualitas.
Kualitas dimaksud menurut Henry Cloud (2006), yaitu memiliki perangkat kemampuan tertentu, membangun
hubungan saling menguntungkan (lebih dari sekedar networking), dan berkarakter. Setidaknya, karakter yang
dimaksud di sini adalah mencakup etika dan integritas. Kesuksesan seorang pemimpin tidak hanya dilihat dari
seberapa besar kemampuannya dalam bidang tertentu, tetapi yang lebih penting adalah seberapa besar
integritas dirinya dalam mengelola dan menggunakan kemampuannya tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral
yang diyakininya.

2. Dr. Phill Pringle

          Beberapa penjelasan mengenai integritas menurut Dr. Phill Pringle (2001) dalam bukunya Top 10
Qualities of A Great Leader adalah sebagai berikut :

1. Integritas berasal dari sikap tidak mementingkan diri sendiri.


2. Integritas dibangun di atas dasar disiplin.
3. Integritas adalah kekuatan moral yang terbukti tetap benar di tengah api godaan.
4. Integritas adalah kemampuan untuk bersabar ketika hidup ini tidak berjalan mulus.
5. Integritas adalahtahan uji yang memerlukan perilaku yang dapat diduga.
6. Integritas adalah kekuatan yang tetap teguh sekalipun tidak ada yang melihat.
7. Integritas adalah menepati janji-janji, bahkan ketika merugikan Anda.
8. Integritas, tetap setia kepada komitmen, bahkan ketika itu tidak nyaman.
9. Integritas, tetap teguh pada nilai-nilai tertentu meskipun dirasakan lebih populer untuk
mencampakkannya.
10. Integritas, hidup dengan keyakinan, ketimbang dengan apa yang disukai.
11. Integritas adalah pondasi dari kehidupan, jika integritas baik, maka kehidupan baik, begitupun
sebaliknya.
12. Integritas dibentuk melalui kebiasaan.

3. Stephen R. Covey

          Pendapat yang disampaikan oleh Stephen R. Covey (1997) yang dekat dengan integritas adalah “begin
with the end mind”, yaitu selalu bertanya, “Apa yang Anda inginkan agar orang lain tetap mengingat Anda
setelah Anda meninggal dunia?”. Tentu saja kita ingin nama baik menjadi hal yang tersisa di dunia ini setelah
kita meninggal dan hal ini akan membuat kita menjadi orang yang berintegritas.

4. Billy Boen

          Menurut Billy Boen (2009), image, reputasi atau nama baik adalah hal penting yang menjadi target
seseorang yang ingin sukses dalam pekerjaan. Salah satu cara untuk menjaga nama baik adalah
memperhatikan diri sendiri yang sesungguhnya. Tidak bermuka dua, artinya mengatakan satu hal kepada
seseorang, lalu mengatakan hal yang bertolak belakang dengan apa yang dikatakan itu kepada orang lain. Cara
ini adalah dengan mengucapkan dan melakukan apa yang diyakini benar. Jangan katakan dan bertindak apa
yang sudah diyakini salah. Cara seperti ini merupakan ciri orang yang berintegritas. Integritas tidak dapat
dipisahkan dengan jujur. Jadi, jika kita melakukan pekerjaan secara tidak jujur, artinya kita tidak memiliki
integritas. Tidak bergosip adalah salah satu cara mudah untuk menjaga integritas. Jika kita membicarkan
seseorang di belakangnya, kemungkinan besar kita juga akan membicarakan orang yang kita ajak bicara tadi di
belakangnya.

          Billy Boen (2009) juga mengatakan, jika seseorang sudah tahu apa keinginannya, semua perilaku dan
tindakannya akan mengupayakan agar keinginan itu terwujud. Pada umumnya, tindakan untuk mencapai
keinginan tersebut memerlukan integritas. Dengan integritas, seseorang akan melakukan segala sesuatunya
secara positif dan konsisten.

5. Zig Ziglar

          Seorang motivator dunia, Zig Ziglar (2007) berkata, “Seberapa jauh prestasi yang Anda capai dalam
kehidupan Anda, bukan yang ditentukan dari apa yang terjadi pada diri Anda, melainkan dari apa yang Anda
perbuat selama hal itu terjadi pada diri Anda.” Maksudnya, hasil akhir bukanlah satu-satunya yang dinilai, tetapi
bagaimana kita bersikap dan bertindak selama proses untuk menuju kepada hasil. Dengan adanya integritas diri,
sikap dan tindakan tersebut akan sesuai dengan sistem norma. Integritas diri akan membentuk komitmen, yang
nantinya prestasi yang kita raih akan dihargai oleh orang lain.

6. Wuryanano

            Integritas merupakan salah satu prinsip dari 21 prinsip dalam buku The 21 Principles to Build and
Develop Fighting Spirit  karangan Wuryanano (2011). Menurutnya, orang yang mempunyai integritas adalah
orang yang menerapkan sistem norma untuk menilai kehidupan, sehingga kehidupannya seperti “buku yang
terbuka”. Ia tidak punya apapun untuk disembunyikan maupun untuk ditakuti. Integritas diri punya pengaruh yang
tinggi pada kehidupan setiap orang. Integritas diri akan membentuk reputasi atau prestasi diri yang kuat pada diri
masing-masing. Orang yang terarah kehidupannya akan lebih jauh dan lebih cepat prestasinya di dalam seluruh
bidang kehidupan dibandingkan dengan yang tidak terarah. Integritas diri bukanlah sebatas apa yang kita
lakukan, tetapi lebih banyak menunjukan siapa diri kita sesungguhnya.

            Jadi dapat dikatakan bahwa integritas adalah suatu sikap dan perilaku konsisten untuk menjunjung tinggi
etika kerja dan etika profesi. Integritas mensyaratkan adanya godaan atau peluang untuk melakukan perbuatan
tercela. Namun orang yang berintegritas tidak melakukan perbuatan tercela tersebut karena ia memiliki
keyakinan akan pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai luhur di lingkungannya.

Bagaimana Membangun Pribadi Berintegritas


            Untuk membangun pribadi berintegritas sebenarnya tidak susah karena sekurang-kurangnya cukup
dengan melakukan tiga langkah penting. Pertama, Anda harus membangun konsep diri positif, yaitu memiliki
pandangan dan perasaan yang positif mengenai diri sendiri yang akan membuat seseorang menjadi manusia
yang optimis dalam menyelesaikan masalah. Kemudian merasa setara dengan orang lain, menganggap pujian
sebagai kewajaran, menyadari bahwa kita tidak bisa menyenangkan semua orang dan memiliki kemampuan
untuk mengubah diri. Disamping itu, kunci untuk hidup dalam integritas diantaranya adalah memiliki karakter
jujur, hati yang tulus, tidak munafik, tidak menyimpan kesalahan atau konflik, pandai menjaga lidah, berani
mengakui kesalahan dan bertanggung jawab terhadap komitmen yang telah kita buat kapan dan dimanapun kita
berada.

          Kedua, Anda harus melihat integritas sebagai “ integritas seluruh bagian”. Menurut Henry Cloud (2006),
ada enam aspek integritas, yaitu :

1. Kemampuan terhubung secara autentik (yang mengarah pada rasa percaya).


2. Kemampuan berorientasi pada kebenaran (yang mengarah pada penemuan kenyataan dan bekerja
sesuai kenyataan).
3. Kemampuan bekerja dengan cara yang menghasilkan dan selesai dengan baik (yang mengarah pada
pencapaian sasaran, laba, atau misi)
4. Kemampuan terlibat dalam menghadapi hal negatif (yang mengarah pada penyelesaian atau
perubahan masalah).
5. Kemampuan untuk berorientasi pada pertumbuhan (yang mengarah ada peningkatan).
6. Kemampuan untuk menjadi transenden (yang mengarah pada perluasan gambaran yang lebih besar
dari diri sendiri).

          Ketiga, Anda harus mengenali konsep dari integritas tersebut. Menurut Henry Cloud (2006), ada empat
konsep integritas, yakni :

1. Sebagai keterampilan

       Integritas merupakan sebuah keterampilan yang harus dilatih terus-menerus. Ia bukan sesuatu yang ada
dalam kepribadian seseorang . Integritas diajarkan dan dipelajari sepanjang hidup.

2. Sebagai pedoman

       Integritas merupakan “benchmark”, rujukan atau tujuan yang digunakan dalam membuat keputusan yang
berdasarkan pada kebenaran dan kejujuran.

3. Sebagai bangunan yang kokoh

       Integritas harus dibangun dan dilestarikan sepanjang hidup. Integritas merupakan suatu bangunan di dalam
hati seseorang, dimulai ketika orang itu masih muda. Integritas harus dipelihara terus menerus, jika tidak maka
bangunan yang sudah dibuat selama hidup dapat runtuh dalam waktu singkat.

4. Sebagai benih

       Integritas ibarat sebuah benih yang ditanam sejak kecil, disirami dan akan berbunga di saat dewasa.
Semakin rajin dirawat, akan lebih cepat tumbuh dan berbunga. Jika tanaman kita mati, harus segera menanam
yang baru dan disirami tiap hari. Perlu diingatkan bahwa tanaman tidak bisa langsung berbunga, perlu waktu
untuk kembali seperti semula.

Kesimpulan

       Integritas adalah bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik
profesi dan etika kerja, walaupun dalam keadaan yang sulit untuk melakukannya. Integritas sangat penting untuk
dimiliki oleh setiap orang. Orang yang memiliki integritas tinggi mampu menghadapi setiap godaan yang akan
merusak integritasnya. Dia akan hidup dengan keyakinan yang kuat dan berpegang teguh pada nilai-nilai yang
diyakininya. Integritas yang tinggi akan melahirkan orang-orang yang disiplin dan peduli terhadap lingkungan
sekitarnya. Pribadi yang berintegritas akan tetap pada komitmennya dan tahan terhadap ujian yang akan
menggoncangkan komitmen tersebut.
       Mengingat pentingnya integritas, maka setiap pegawai Kementerian Keuangan harus berusaha untuk
menjadi pribadi yang berintegritas. Selama ada Republik Indonesia, maka Kementerian Keuangan harus terus
berdiri sebagai sebuah institusi yang mempunyai cita-cita, integritas, kompetensi, dedikasi dan loyalitas yang
tinggi. Keempat karakter dasar tersebut di atas bisa menjadi ciri dari Kementrian Keuangan, sekaligus perekat
dari organisasi.

Daftar Bacaan :

Lubis, Satria H. 2011. Bahan Ajar KSPK II. STAN, Tangsel.

Cloud, Henry. 2006. Integritas : Keberanian Memenuhi Tuntutan Kenyataan. Gramedia, Jakarta.

Pringle, Phill. 2001. Top 10 Qualities of A GreatLeader. Pearson Horizon Editions, Canada.

Covey, Stephen R. 1997. Seven Habits of Highly Effective People. Bina Rupa Aksara, Jakarta.

Boen, Billy. 2009. Young On Top : 30 Rahasia Sukses di Usia Muda. Gagas Media, Jakarta.

Wuryanano. 2011. The 21 Principles to Build and Develop Fighting Spirit. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Ziglar, Zig. 2007. Gods Way is Still The Best Way. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta.

Bertens, K. 1994. Etika, Gramedia, Jakarta. 

................. Kompilasi PidatoMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Sekretariat Jendral, Kementrian Keuangan.
2010.

Basalamah, Anies S. Artikel : “Mengenali Motivasi untuk Meningkatkan Kinerja “. 2010.

emimpin yang berintegritas adalah seorang pemimpin yang mampu menjunjung tinggi nilai,
prinsip dan kebenaran yang diyakininya. Seorang pemimpin yang berintegritas akan mampu
memberikan keteladanan dalam mempengaruhi orang lain untuk melakukan perubahan yang
terkait dengan proses berpikir. Oleh karena itu, seseorang yang memiliki kepemimpinan yang
mampu menerapkan integritas tinggi akan menunjukkan sikap yang kuat terhadap keteguhan
dalam bertindak sesuai dengan prinsip kebenaran dan tidak gentar dengan goncangan yang
akan mengoyahkan kepemimpinannya. Hak prerogratif Presiden dalam menentukan sebuah
kebijakan jangan sampai tergeser dengan kepentingan-kepentingan partai koalisi, sehingga
untuk menentukan sebuah kebijakan publik selalu terganjal dengan pertentangan pengaruh
dari koalisi

Siapa nantinya yang akan menjadi pilihan rakyat Indonesia untuk menjadi Presiden 2014,
diharapkan adalah seseorang yang berintegritas dan berdedikasi tinggi. Seorang pemimpin
yang mampu membuat keputusan yang tepat dalam bersikap dan berperilaku sehingga dapat
membangun kepercayaan publik terhadap pemerintah. Seseorang yang dapat menuntun mana
kebenaran yang harus ditegakkan dan ketidakjujuran yang harus diberikan suatu ketegasan
sehingga hukum harus tetap dijalankan tanpa pandang bulu. Jika Indonesia tidak mampu
berubah, maka Indonesia akan terus berada dalam masa transisi demokrasi karena tidak
adanya pemerintahan yang kuat dengan pemimpin yang tangguh dan berintergritas untuk
mengakhiri situasi menuju konsolidasi demokrasi

Anda mungkin juga menyukai