Anda di halaman 1dari 145

Pertanyaan-Pertanyaan mengenai Roh

Kudus
Siapakah Roh Kudus?
Apa itu karunia berbahasa lidah?
Apa itu menghujat Roh Kudus?
Bagaimana saya mengetahui apa karunia Roh saya?
Bagaimana saya dapat dipenuhi dengan Roh Kudus?
Kapan / Bagaimana kita menerima Roh Kudus?
Apa itu baptisan Roh Kudus?
Apakah karunia berbuat mujizat berlaku untuk zaman sekarang?
Apa itu berdoa dalam bahasa lidah? Apakah berdoa dalam bahasa
lidah merupakan bahasa antara orang percaya dan Allah?
Apa itu klausa filioque?
Bagaimana Allah membagikan karunia-karunia Roh? Apakah Allah
akan memberi karunia Roh yang saya minta?
Apakah seorang percaya seharusnya dapat merasakan Roh Kudus?
Apakah buah Roh Kudus?
Apa artinya mendukakan/memadamkan Roh Kudus?
Apa peranan Roh Kudus dalam kehidupan kita pada zaman
sekarang?
Apakah tumbang dalam roh Alkitabiah?
Apakah Roh Kudus dapat meninggalkan orang percaya?
Apa perbedaan antara talenta dan karunia roh?
Apakah berbahasa lidah adalah bukti dari memiliki Roh Kudus?
Apa artinya hidup dalam Roh?
Siapakah Roh Kudus?
Pertanyaan: Siapakah Roh Kudus?
Ada banyak pengertian yang salah mengenai identitas Roh Kudus. Ada beberapa yang menganggap

Roh Kudus sebagai suatu kuasa mistis. Yang lainnya memandang Roh Kudus sebagai semacam

kuasa yang Allah berikan kepada para pengikut Kristus. Apa yang Alkitab katakan mengenai identitas

Roh Kudus? Secara sederhana " Alkitab mengatakan bahwa Roh Kudus adalah Allah. Alkitab juga

mengatakan bahwa Roh Kudus adalah sebuah Pribadi yang memiliki akal budi, perasaan dan

kehendak.
Fakta bahwa Roh Kudus adalah Allah dapat dilihat dengan jelas dalam banyak ayat-ayat Alkitab,

termasuk Kisah Rasul 5:3-4. Dalam ayat ini Petrus mengkonfrontir Ananias yang berbohong kepada

Roh Kudus dan memberitahu dia bahwa Ananias bukan "mendustai manusia tetapi mendustai Allah."

Ini adalah merupakan sebuah pernyataan yang jelas bahwa berbohong kepada Roh Kudus adalah

berbohong kepada Allah. Kita juga mengetahui bahwa Roh Kudus adalah Allah karena Dia memiliki

atribut-atribut atau karakteristik-karakteristik Allah. Contoh bahwa Roh Kudus mahahadir dapat dilihat

dalam Mazmur 139:7-8: "Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari

hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia

orang mati, di situpun Engkau." Kemudian di dalam 1 Korintus 2:10 kita menemukan kemahatahuan

dari Roh Kudus. "Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki

segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah. Siapa gerangan di antara manusia

yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia?

Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di dalam diri Allah selain Roh Allah."
Kita mengetahui bahwa Roh Kudus adalah sebuah Pribadi karena Dia memiliki akal budi, perasaan

dan kehendak. Roh Kudus berpikir dan mengetahui (1 Korintus 2:10). Roh Kudus dapat

berduka (Efesus 4:30). Roh Kudus berdoa syafaat bagi kita (Roma 8:26-27). Roh Kudus membuat

keputusan sesuai dengan kehendakNya (1 Korintus 12:7-11). Roh Kudus adalah Allah, "Pribadi" ketiga

dari Trinitas. Sebagai Allah, Roh Kudus dapat betul-betul berfungsi sebagai Penghibur dan Penasehat

yang Yesus janjikan (Yohanes 14:16, 26; 15:26).


Apa itu karunia berbahasa lidah?
Pertanyaan: Apa itu karunia berbahasa lidah?
Bahasa lidah pertama kali terjadi pada Hari Pentakosta dalam Kisah Rasul 2:1-4. Para rasul keluar dan

membagikan Injil dengan orang banyak dan berbicara kepada mereka dalam bahasa mereka masing-

masing, "kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan

besar yang dilakukan Allah!" (Kisah Rasul 2:11). Kata Bahasa Yunani yang dalam Bahasa Inggris

diterjemahkan sebagai "lidah" secara harafiah berarti "bahasa" sebagaimana diterjemahkan dalam

Bahasa Indonesia. Karena itu, karunia berbahasa lidah adalah karunia untuk berbicara dalam bahasa

yang si pembicara tidak kuasai supaya orang yang mengerti bahasa tsb dapat dilayani. Dalam 1

Korinuts 12-14 di mana Paulus mendiskusikan karunia-karunia yang ajaib, dia berkomentar bahwa

"Jadi, saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa roh, apakah

gunanya itu bagimu, jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan Allah atau pengetahuan atau

nubuat atau pengajaran?" Menurut Rasul Paulus, dan sesuai dengan bahasa lidah dalam kitab Kisah

Rasul, bahasa lidah berguna bagi orang yang mendengar berita dari Tuhan dalam bahasa mereka

sendiri, namun tidak ada artinya bagi orang lain, kecuali kalau dijelaskan/diterjemahkan.
Orang yang memiliki karunia untuk menafsirkan bahasa lidah (1 Korintus 12:30) dapat mengerti apa

yang dikatakan orang dalam bahasa lidah sekalipun dia tidak mengerti bahasa itu sendiri. Penafsir

bahasa lidah kemudian akan menjelaskan berita yang disampaikan dalam bahasa lidah itu kepada

orang-orang lain sehingga semua orang bisa mengerti. "Karena itu siapa yang berkata-kata dengan

bahasa roh, ia harus berdoa, supaya kepadanya diberikan juga karunia untuk menafsirkannya" (1

Korintus 14:13). Konklusi Paulus mengenai bahasa lidah yang tidak ditafsirkan sangat kuat. "Tetapi

dalam pertemuan Jemaat aku lebih suka mengucapkan lima kata yang dapat dimengerti untuk

mengajar orang lain juga, dari pada beribu-ribu kata dengan bahasa roh" (1 Korintus 14:19).
Apakah karunia berbahasa lidah berlaku untuk zaman sekarang? 1 Korintus 13:8 mengatakan bahwa

karunia bahasa lidah sudah berakhir, walaupun berakhirnya itu dihubungkan dengan datangnya "yang

sempurna" dalam 1 Korintus 13:10. Sebagian orang melihat berkurangnya nubuat dan berhentinya

bahasa lidah sebagai bukti bahwa bahasa lidah akan berakhir sebelum "yang sempurna" itu datang.

Walaupun ini mungkin, namun hal ini tidak jelas dalam ayat ini. Sebagian orang menunjuk pada ayat-

ayat seperti Yesaya 28:11 dan Yoel 2:28-29 sebagai bukti bahwa bahasa lidah adalah tanda dari

datangnya penghakiman Tuhan. 1 Korintus 14:22 menjelaskan bahwa bahasa lidah adalah "tanda bagi

yang tidak percaya." Menurut jalan pikiran ini, karunia bahasa lidah adalah peringatan bagi orang-

orang Yahudi bahwa Allah akan menghakimi Israel karena penolakan mereka terhadap Mesias.

Karena itu waktu Tuhan betul-betul menghakimi Israel (dengan hancurnya Yerusalem pada tahun 70

AD di tangan Roma), karunia bahasa lidah tidak lagi diperlukan. Walapun pandangan ini mungkin,

terpenuhinya maksud utama dari bahasa lidah tidak berarti bahasa lidah harus berakhir. Alkitab tidak

pernah secara konklusif menyatakan bahwa karunia berbahasa lidah telah berakhir.
Pada saat yang sama, kalau karunia bahasa lidah masih aktif dalam gereja zaman ini, karunia itu

harus dilakukan sesuai dengan Kitab Suci. Bahasa lidah harusnya merupakan bahasa yang

sebenarnya dan bisa dimengerti (1 Korintus 14:10). Bahasa lidah dimaksudkan untuk

mengkomunikasikan Firman Tuhan dengan orang dari bahasa yang berbeda (Kisah Rasul 2:6-12).

Bahasa lidah harus sesuai dengan perintah yang Tuhan berikan melalui Rasul Paulus, "Jika ada yang

berkata-kata dengan bahasa roh, biarlah dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang, seorang demi

seorang, dan harus ada seorang lain untuk menafsirkannya. Jika tidak ada orang yang dapat

menafsirkannya, hendaklah mereka berdiam diri dalam pertemuan Jemaat dan hanya boleh berkata-

kata kepada dirinya sendiri dan kepada Allah" (1 Korintus 14:27-28). Bahasa lidah juga harus tunduk

kepada 1 Korintus 14:33, "Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera" (1

Korintus 14:33).
Sudah tentu Allah dapat memberi orang karunia berbahasa lidah untuk memampukan orang tsb

berkomunikasi dengan orang yang berbahasa lain. Roh Kudus memiliki kedaulatan dalam

membagikan karunia-karunia Roh (1 Korintus 12:11). Bayangkan saja bagaimana produktifnya para

missionari kalau mereka tidak perlu ke sekolah bahasa dan dapat secara langsung berbicara kepada

orang-orang dalam bahasa-bahasa mereka sendiri. Namun nampaknya Tuhan tidak bekerja seperti ini.

Bahasa lidah tidak terjadi pada hari ini dengan cara yang sama dalam Perjanjian Baru sekalipun kalau

terjadi itu akan sangat berguna. Kebanyakan orang-orang percaya yang mengaku berbahasa lidah

tidak melakukannya sesuai dengan pengajaran Kitab Suci sebagaimana disebutkan di atas. Hal ini

menghasilkan kesimpulan bahwa bahasa lidah sudah berakhir atau paling tidak jarang terjadi dalam

gereja zaman sekarang.


Mereka yang percaya pada bahasa lidah sebagai "bahasa doa" untuk membangun diri sendiri

mendapatkan pandangan itu dari 1 Korintus 14:4 dan/atau 14:28, "Siapa yang berkata-kata dengan

bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat" (1

Korintus 14:4). Dalam pasal 14, Paulus menekankan pentingnya bahasa lidah

ditafsirkan (diterjemahkan), lihat 14:5-12. Apa yang Paulus katakan dalam ayat 4 adalah "Siapa yang

berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia

membangun Jemaat" (1 Korintus 14:4). Dalam Perjanjian Baru tidak diberikan instruksi untuk "berdoa

dalam bahasa lidah." Perjanjian Baru sama sekali tidak memberikan instruksi yang spesifik mengenai

"berdoa dalam bahasa lidah," atau secara khusus menggambarkan seseorang "berdoa dengan

bahasa lidah." Selanjutnya jika "berdoa dalam bahasa lidah" adalah untuk membangun diri sendiri,

bukankah itu tidak adil untuk mereka yang tidak punya karunia itu dan karenanya tidak dapat

membangun diri mereka? 1 Korintus 12:29-30 jelas mengindikasikan bahwa tidak semua orang

memiliki karunia berbahasa lidah.


Apa itu menghujat Roh Kudus?
Pertanyaan: Apa itu menghujat Roh Kudus?
Kasus tentang "menghujat Roh Kudus" disebut dalam Perjanjian Baru dalam Markus 3:22-30 dam

Matius 12:22-32. Istilah menghujat dapat secara umum didefinisikan sebagai penghinaan secara

sengaja. Kita biasanya menerapkan istilah ini pada dosa seperti mengutuki Tuhan atau secara sengaja

menodai hal-hal yang berhubungan dengan Tuhan. Termasuk juga menuduh Tuhan untuk hal-hal yang

jahat, atau menyangkali hal-hal yang baik yang seharusnya kita akui sebagai dari Tuhan. Namun

kasus penghujatan ini adalah sebuah kasus khusus, yaitu penghujatan terhadap Roh Kudus dalam

Matius 12:31. Dalam Matius 12:31-32, orang-orang Parisi setelah menyaksikan bukti yang tak dapat

dibantah bahwa Yesus melakukan mujizat dengan pertolongan Roh Kudus, sebaliknya malah

mengatakan bahwa Yesus dikuasai oleh "Beelzebul" (Matius 12:24). Perhatikan bahwa dalam Markus

3:30 Yesus sangat spesifik bahwa apa yang mereka lakukan adalah "penghujatan terhadap Roh

Kudus."
Penghujatan berhubungan dengan seseorang menuduh Yesus sebagai kerasukan Iblis dan bukannya

dipenuhi dengan Roh. Ada cara-cara lain untuk menghujat Roh Kudus, tapi INI adalah penghujatan

yang tidak dapat diampuni. Sebagai hasilnya penghujatan terhadap Roh Kudus tidak dapat diulangi

pada zaman sekarang. Yesus Kristus tidak lagi ada dalam dunia namun duduk di sebelah kanan Allah.

Tidak seorangpun dapat menyaksikan Yesus berbuat mujizat dan kemudian mengatakan itu adalah

dengan kuasa Iblis dan bukannya dari Roh. Meskipun tidak ada penghujatan terhadap Roh Kudus

pada zaman sekarang, kita harus selalu ingat bahwa ada cara hidup yang tidak dapat diampuni " cara

hidup yang terus dalam ketidakpercayaan. Apabila seseorang mati dalam keadaan tidak percaya, tidak

ada pengampunan yang bisa diberikan. Terus menerus menolak gerakan Roh Kudus yang mendorong

untuk percaya pada Yesus Kristus adalah penghujatan yang tidak dapat diampuni. Ingat apa yang

dikatakan dalam Yohanes 3:16, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah

mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,

melainkan beroleh hidup yang kekal." Satu-satunya kondisi di mana orang tidak dapat diampuni adalah

kalau dia tidak termasuk dalam "barangsiapa yang percaya kepadaNya."


Bagaimana saya mengetahui apa karunia
Roh saya?
Pertanyaan: Bagaimana saya mengetahui apa karunia Roh saya?
Tidak ada formula magis atau tes karunia Roh yang dapat memberitahu kita secara pasti apa yang

menjadi karunia kita. Roh Kudus membagi-bagikan karuniaNya sesuai dengan keputusanNya (1

Korintus 12:7-11). Pada saat yang sama, Allah tidak ingin kita tidak memperdulikan dengan cara

bagaimana Dia ingin kita melayani Dia. Masalahnya adalah kita dengan mudah terjebak dalam soal

karunia-karunia Roh sehingga kita hanya melayani Tuhan dalam bidang yang kita rasa kita punya

karunia. Karunia Roh bukanlah untuk maksud demikian. Allah memanggil kita untuk melayani Dia

dengan ketaatan. Dia ingin memperlengkapi kita dengan karunia apapun yang kita butuhkan untuk

menyelesaikan pekerjaan yang Dia telah panggil kita lakukan.


Mengenali karunia rohani kita dapat dicapai dalam beberapa cara. Tes atau inventarisasi karunia

rohani, walaupun tidak dapat disandari secara penuh, dapat menolong kita untuk memahami apa kira-

kira yang menjadi karunia kita. Konfirmasi dari orang-orang lain juga dapat menerangi karunia rohani

kita. Orang-orang yang memperhatikan pelayanan kita sering dapat mengenali karunia Roh yang kita

tidak sadari. Doa juga merupakan faktor yang penting. Satu-satunya Pribadi yang tahu pasti karunia

kita adalah sang Pemberi karunia itu " Roh Kudus. Kita dapat memohon kepada Tuhan untuk

menunjukkan karunia kita sehingga kita dapat menggunakan karuniaNya itu dengan cara yang lebih

baik untuk mempermuliakan Dia.


Betul, Tuhan memanggil beberapa orang untuk menjadi pengajar dan memberi mereka karunia untuk

mengajar. Tuhan memanggil beberapa orang untuk menjadi pelayan-pelayan dan memberkati mereka

dengan karunia untuk menolong. Namun mengetahui karunia kita tidak membatasi kita dari melayani

dalam bidang di luar karunia kita. Apakah ada untungnya mengetahui karunia yang Tuhan berikan

pada kita? Sudah tentu. Apakah salah kalau kita terlalu banyak menfokuskan diri pada karunia rohani

sehingga kita kehilangan kesempatan untuk melayani Tuhan? Ya! Jika kita menyerahkan diri untuk

dipakai oleh Tuhan, Dia akan memperlengkapi kita dengan karunia Roh yang kita butuhkan.
Bagaimana saya dapat dipenuhi dengan Roh
Kudus?
Pertanyaan: Bagaimana saya dapat dipenuhi dengan Roh Kudus?
Ayat kunci dalam mendiskusikan kepenuhan Roh Kudus pada zaman ini adalah Yohanes 14:16 di

mana Yesus menjanjikan bahwa Roh Kudus akan mendiami orang-orang percaya secara permanen.

Adalah penting untuk membedakan berdiamnya Roh Kudus dan kepenuhan Roh Kudus. Berdiamnya

Roh Kudus secara permanen bukanlah hanya untuk orang-orang percaya tertentu, tapi bagi semua

orang percaya. Ada sejumlah referensi dalam Alkitab yang mendukung kesimpulan ini. Yang pertama

adalah bahwa Roh Kudus adalah hadiah bagi semua orang yang percaya pada Yesus Kristus tanpa

perkecualian dan tanpa syarat kecuali iman di dalam Yesus Kristus (Yohanes 7:37-39). Kedua, Roh

Kudus diberikan saat keselamatan. Efesus 1:13 mengindikasikan bahwa Roh Kudus diberikan pada

momen keselamatan. Galatia 3:2 juga menekankan kebenaran yang sama dengan mengatakan

bahwa berdiamnya Roh Kudus dan dimeteraikan dengan Roh Kudus terjadi pada saat orang percaya.

Ketiga, Roh Kudus mendiami orang-orang percaya secara permanen. Roh Kudus diberikan pada

orang-orang percaya sebagai jaminan bagian kita, atau sebagai pembuktian dari masa depan yang

mulia di dalam Kristus (2 Korintus 1:22; Efesus 4:30).


Ini bertolak belakang dengan perintah untuk dipenuhi dengan Roh Kudus sebagaimana yang

dikatakan dalam Efesus 5:18. Kita perlu menaklukkan diri secara penuh pada Roh Kudus sehingga Dia

dapat memiliki kita secara keseluruhan, dan dalam pengertian itu, memenuhi kita. Roma 8:9 dan

Efesus 1:13-14 menjelaskan bahwa Dia berdiam dalam diri setiap orang percaya, namun Dia dapat

didukakan (efesus 4:30) dan kegiatanNya dalam diri kita dipadamkan (1 Tesalonika 5:19). Ketika kita

membiarkan ini terjadi, kita tidak akan mengalami secara penuh bagaimana Roh Kudus bekerja dan

menyatakan kuasaNya di dalam dan melalui diri kita. Dipenuhi Roh Kudus berarti Dia bebas untuk

menempati setiap bagian dari hidup kita, menuntun dan menguasai kita. KuasaNya dapat disalurkan

melalui kita sehingga apa yang kita lakukan merupakan buah untuk Tuhan. Kepenuhan Roh Kudus

bukan hanya berlaku untuk kelakuan belaka, namun juga untuk pikiran kita yang paling dalam dan

motivasi dari perbuatan-perbuatan kita. Mazmur 19:15 mengatakan, "Mudah-mudahan Engkau

berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku, ya TUHAN, gunung batuku dan penebusku."
Yang menghalangi kita dari dipenuhi oleh Roh Kudus adalah dosa, dan ketaatan kepada Tuhan adalah

cara untuk mempertahankan kepenuhan Roh Kudus. Sekalipun pusat perhatian kita adalah dipenuhi

oleh Roh sebagaimana diperintahkan dalam Efesus 5:18, berdoa untuk dipenuhi oleh Roh tidak bukan

merupakan cara untuk mendapatkan kepenuhan itu. Hanya ketaatan kepada perintah-perintah Tuhan

yang mengizinkan Roh Kudus bekerja dengan bebas dalam diri kita. Karena kita adalah makhluk yang

berdosa, tidak mungkin kita senantiasa dipenuhi oleh Roh Kudus. Kita perlu segera membereskan

dosa dalam hidup kita dan memperbaharui komimen kita untuk dipenuhi dan dipimpin oleh Roh Kudus.
Kapan / Bagaimana kita menerima Roh
Kudus?
Pertanyaan: Kapan / Bagaimana kita menerima Roh Kudus?
Rasul Paulus dengan jelas mengajarkan bahwa kita menerima Roh Kudus pada saat kita percaya

pada Yesus Kristus sebagai Juruselamat kita. 1 Korintus 12:13 mengatakan, "Sebab dalam satu Roh

kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah

dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh." Roma 8:9 memberitahu kita

bahwa jika seseorang tidak memiliki Roh Kudus, dia bukan milik Kristus - "Tetapi kamu tidak hidup

dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang

tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus." Efesus 1:13-14 mengajar kita bahwa Roh Kudus

adalah meterai keselamatan bagi setiap orang yang percaya, "Di dalam Dia kamu juga"karena kamu

telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu"di dalam Dia kamu juga, ketika kamu

percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan

bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah,

untuk memuji kemuliaan-Nya."


Dari ketiga ayat Alkitab ini jelas bahwa Roh Kudus pastilah diterima pada saat keselamatan. Paulus

tidak bisa mengatakan bahwa kita semua telah dibaptiskan oleh satu Roh dan semua minum dari satu

Roh jika tidak semua orang percaya di Korintus memiliki Roh Kudus. Roma 8:9 bahkan lebih tegas.

Jika seseorang tidak memiliki Roh Kudus, dia bukan milik Kristus. Memiliki Roh Kudus adalah tanda

pengenal dari keselamatan. Selanjutnya, Roh Kudus tidak mungkin menjadi "meterai

keselamatan" (Efesus 1:13-14) jika Roh Kudus tidak diterima pada saat keselamatan. Banyak ayat

Alkitab yang jelas sekali memperlihatkan bahwa keselamatan kita terjamin pada saat kita menerima

Kristus sebagai Juruselamat.


Diskusi ini kontroversial karena pelayanan Roh Kudus sering disalah mengerti.

Penerimaan/berdiamnya Roh Kudus terjadi pada momen keselamatan. Kepenuhan Roh Kudus adalah

suatu proses yang terus berlanjut dalam kehidupan Kristiani. Walaupun kami percaya bahwa baptisan

Roh Kudus juga terjadi pada momen keselamatan, ada orang-orang Kristen lainnya yang tidak

percaya hal itu. Akibatnya, kadang-kadang baptisan Roh dikacaukan dengan "menerima Roh Kudus"

sebagai sesuatu yang terjadi berikutnya sesudah orang diselamatkan. Sebagai kesimpulan,

bagaimana kita menerima Roh Kudus? Kita menerima Roh Kudus dengan percaya pada Tuhan Yesus

Kristus sebagai Juruselamat kita (Yohanes 3:5-16). Kapankah kita menerima Roh Kudus? Roh Kudus

menjadi milik kita secara permanen saat kita percaya.


Apa itu baptisan Roh Kudus?
Pertanyaan: Apa itu baptisan Roh Kudus?
Baptisan Roh Kudus dapat didefinisikan sebagai karya Roh Allah yang mempersatukan orang percaya

dengan Kristus dan dengan orang-orang percaya lainnya dalam Tubuh Kristus pada saat orang itu

diselamatkan. 1 Korintus 12:12-13 dan Roma 6:1-4 adalah ayat-ayat utama dalam Alkitab yang

mengajarkan doktrin ini. 1 Korintus 12:13 mengatakan, "Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang

Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh

dan kita semua diberi minum dari satu Roh." Roma 6:1-4 mengatakan, "Jika demikian, apakah yang

hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia

itu? Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di

dalamnya? Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah

dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh

baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh

kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru." Meskipun Roma 6 tidak

secara khusus menyebut Roh Allah, bagian Alkitab ini menggambarkan kedudukan orang percaya di

hadapan Allah dan 1 Korintus 12 memberitahu kita bagaimana hal itu terjadi.
Tiga fakta perlu diperhatikan untuk menguatkan pengertian kita akan baptisan Roh. Pertama, 1

Korintus 12:13 dengan jelas menyatakan bahwa semua telah dibaptis sama seperti semua telah diberi

minum (berdiamnya Roh Kudus). Kedua, Alkitab tidak pernah menasehati orang-orang percaya untuk

dibaptiskan dengan/dalam/oleh Roh. Ini menunjukkan bahwa semua orang percaya telah mengalami

pelayanan ini. Akhirnya, Efesus 4:5 nampaknya menunjuk pada baptisan Roh. Jikalau ini memang

demikian, baptisan Roh adalah kenyataan hidup dari setiap orang percaya, sama seperti, "satu iman"

dan "satu Bapa."


Sebagai kesimpulan, baptisan Roh Kudus menggenapi dua hal, (1) menyatukan kita dengan Tubuh

Kristus, dan (2) mengaktualisasikan penyaliban kita bersama dengan Kristus. Berada dalam tubuh

Kristus berarti kita bangkit bersama dengan Dia dalam hidup yang baru (Roma 6:4). Kita perlu

menggunakan karunia rohani kita untuk memastikan bahwa tubuh itu berfungsi sebagaimana mestinya

seperti yang dijelaskan dalam 1 Korintus 12:13. Mengalami baptisan dari Roh yang sama menjadi

dasar untuk memelihara kesatuan gereja seperti yang dikatakan dalam Efesus 4:5. Menjadi sama

dengan Kristus dalam kematian, penguburan dan kebangkitanNya melalui baptisan Roh menjadi dasar

untuk mewujudkan pemisahan kita dari kuasa dosa dan untuk kita berjalan dalam hidup yang

baru (Roma 6:1-10; Kolose 2:12).


Apakah karunia berbuat mujizat berlaku
untuk zaman sekarang?
Pertanyaan: Apakah karunia berbuat mujizat berlaku untuk zaman sekarang?
Pertama-tama penting untuk menyadari bahwa ini bukan mempertanyakan apakah Tuhan masih

melakukan mujizat pada zaman sekarang. Adalah suatu kebodohan dan tidak Alkitabiah untuk

mengatakan bahwa Allah tidak lagi menyembuhkan orang, berbicara kepada orang-orang dan

melakukan mujizat dan tanda-tanda ajaib pada zaman sekarang. Pertanyaannya adalah apakah

karunia berbuat mujizat yang digambarkan dalam 1 Korintus pasal 12-14 masih aktif dalam gereja

pada zaman sekarang. Ini bukan mempertanyakan apakah Roh Kudus "dapat" memberi seseorang

karunia untuk berbuat mujizat. Pertanyaannya adalah, apakah pada zaman sekarang Roh Kudus

masih memberikan karunia untuk berbuat mujizat. Lebih dari semua itu, kita mengakui bahwa Roh

Kudus bebas untuk membagi-bagikan karunia sesuai dengan apa yang diinginkanNya (1 Korintus

12:7-11).
Dalam kitab Kisah Rasul dan Surat-surat, sebagian besar mujizat dilakukan oleh para rasul dan

pembantu-pembantu dekat mereka. 2 Korintus12:12 memberi kita alasan mengapa demikian, "Segala

sesuatu yang membuktikan, bahwa aku adalah seorang rasul, telah dilakukan di tengah-tengah kamu

dengan segala kesabaran oleh tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa." Jika setiap orang

percaya dalam Kristus diberikan kemampuan untuk melakukan tanda-tanda, mujizat-mujizat dan

kuasa-kuasa, maka tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa tidak dapat menjadi tanda pengenal

seorang rasul. Kisah Rasul 2:22 memberitahu kita bahwa Yesus "diakreditasikan" oleh "tanda-tanda,

mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa." Demikian pula para rasul "ditandai" sebagai utusan-utusan yang

benar-benar dari Allah melalui mujizat-mujizat yang mereka lakukan. Kisah Rasul 14:3 mengatakan

bahwa berita Injil "dikonfirmasikan" oleh mujizat-mujizat yang dilakukan oleh Paulus dan Barnabas.
1 Korintus pasa 12-14 pada pokoknya membicarakan topik karunia-karunia Roh. Dari teks ini

kelihatannya bahwa orang-orang Kristen "biasa" kadang-kadang diberi karunia berbuat mujizat (12:8-

10; 28-30). Kita tidak diberitahu berapa umum hal ini. Dari apa yang kita pelajari di atas, bahwa para

rasul "ditandai" dengan mujizat dan tanda-tanda ajaib, kelihatannya karunia berbuat mujizat diberikan

pada orang-orang Kristen "biasa" sebagai suatu kekecualian dan bukan kebiasaan. Selain para rasul

dan pembantu-pembantu dekat mereka, dalam Perjanjian Baru tidak dikatakan orang-orang lain

memiliki karunia berbuat mujizat.


Penting untuk diingat bahwa gereja mula-mula tidak memiliki Alkitab yang lengkap sebagaimana kita

miliki hari ini (2 Timotius 3:16-17). Karena itu karunia bernubuat, pengetahuan dan kebijaksanaan, dll

dibutuhkan agar supaya orang-orang Kristen mula-mula mengetahui apa yang Allah ingin mereka

lakukan. Karunia bernubuat memampukan orang-orang percaya mengkomunikasikan kebenaran dan

wahyu baru dari Tuhan. Sekarang setelah wahyu Allah lengkap dalam Alkitab, karunia yang bersifat

"pewahyuan" tidak lagi dibutuhkan, paling tidak dalam kapasitas seperti dalam Perjanjian Baru.
Allah secara ajaib menyembuhkan orang setiap hari. Allah masih berbicara kepada kita pada zaman

sekarang, baik dengna suara yang kedengaran, maupun dalam pikiran kita, atau melalui kesan dan

perasaan yang kita dapatkan. Allah masih melakukan tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa

yang mengherankan, dan kadang-kadang melakukan mujizat-mujizat itu melalui orang Kristen. Namun

demikian, apa yang dilakukan tidak selalu berarti itu adalah karunia melakukan mujizat. Tujuan utama

dari karunia berbuat mujizat adalah untuk membuktikan bahwa Injil itu benar adanya dan bahwa para

rasul adalah benar-benar utusan-utusan Allah. Alkitab tidak secara langsung mengatakan bahwa

karunia mujizat sudah berhenti, namun memberikan dasar untuk memahami bahwa karunia itu

mungkin tidak lagi dibutuhkan.


Apa itu berdoa dalam bahasa lidah? Apakah
berdoa dalam bahasa lidah merupakan
bahasa antara orang percaya dan Allah?
Pertanyaan: Apa itu berdoa dalam bahasa lidah? Apakah berdoa dalam bahasa
lidah merupakan bahasa antara orang percaya dan Allah?
Sebagai latarbelakang, silahkan baca artikel yang berjudul karunia bahasa lidah. Ada empat bagian

Alkitab yang utama yang dikatakan sebagai bukti berdoa dalam bahasa lidah: Roma 8:26, 1 Korintus

14:4-17; Efesus 6:18 dan Yudas ayat 20. Efesus 6:18 dan Yudas ayat 20 menyebutkan "berdoa dalam

Roh." Namun demikian, berbahasa lidah sebagai bahasa doa bukanlah merupakan penafsiran yang

mungkin untuk "berdoa dalam Roh."


Roma 8:26 mengajar kita, "Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak

tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan

keluhan-keluhan yang tidak terucapkan." Dua poin utama membuat sangat tidak mungkin Roma 8:26

merujuk pada bahasa lidah sebagai bahasa doa. (1) Roma 8:26 menyatakan bahwa adalah Roh yang

"mengeluh" bukan orang-orang percaya. (2) Roma 8:26 mengatakan bahwa keluhan dari Roh "tidak

terucapkan." Hakekat dasar dari berbahasa lidah adalah mengeluarkan kata-kata.


Dengan demikian kita tinggal memiliki 1 Korintus 14:4-17, dan khususnya ayat 14, "Sebab jika aku

berdoa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa." 1

Korintus 14:14 secara khusus menyebut "berdoa dalam bahasa lidah/roh." Apa artinya? Pertama-

tama, mempelajari konteksnya mempunyai nilai yang tak terhingga. 1 Korintus 14 pada dasarnya

adalah perbandingan/kontras antara karunia berbahasa lidah dan karunia bernubuat. Ayat 2-5 jelas

memperlihatkan pandangan Paulus bahwa nubuat itu lebih tinggi derajatnya dibandingkan bahasa

lidah. Pada saat yang sama Paulus menyerukan nilai dari bahasa lidah dan menyatakan bahwa dia

bangga bahwa dia berkata-kata dengan bahasa lidah lebih dari semua (ayat 18).
Kisah pasal 2 menggambarkan kali pertama munculnya bahasa lidah. Pada hari Pentakosta, para

rasul berbahasa lidah. Kisah pasal 2 dengan jelas menyatakan bahwa para rasul berbicara dalam

bahasa manusia (Kisah 2:6-8). Kata yang diterjemahkan "lidah" dalam Kisah pasal 2 dan 1 Korintus

pasal 14 adalah "glossa" yang berarti "bahasa." Ini adalah kata yang kemudian melahirkan istilah

"glossary" dalam Bahasa Inggris. Berbahasa lidah adalah kemampuan untuk berbicara dalam bahasa

yang Anda tidak kuasai, dengan tujuan untuk mengkomunikasikan Injil kepada seseorang yang

mengerti bahasa tsb. Dalam wilayah Korintus yang multi kultural nampaknya karunia bahasa lidah

sangatlah bermanfaat dan menonjol. Orang-orang percaya di Korintus mampu untuk

mengkomunikasikan Injil dan Firman Tuhan dengan lebih baik karena karunia bahasa lidah. Namun

demikian Paulus menyatakan dengan amat jelas bahwa bahkan penggunaan bahasa lidah dengan

cara seperti inipun bahasa lidah tersebut harus diterjemahkan (1 Korintus 14:!3, 27). Seorang percaya

dari Korintus akan berbahasa lidah, memberitakan kebenaran Allah kepada seseorang yang berbicara

bahasa itu, dan kemudian orang percaya itu, atau orang percaya lainnya dari gereja tsb,

menerjemahkan apa dikatakan sehingga seluruh jemaat dapat memahami apa yang dikatakan.
Kalau demikian apa itu berdoa dalam bahasa lidah dan apa bedanya dengan berbicara dalam bahasa

lidah? 1 Korintus 14:13-17 mengindikasikan bahwa berdoa dlam bahasa lidah juga harus

diterjemahkan. Sebagai hasilnya nampaknya berdoa dalam bahasa lidah adalah berdoa kepada Allah.

Doa ini akan menjadi berkat bagi orang yang mengerti bahasa tsb. namun juga perlu diterjemahkan

agar semua jemaat juga dibangun.


Penafsiran ini berbeda dengan penafsiran dari orang-orang yang memandang berdoa dalam bahasa

lidah sebagai bahasa doa. Pemahaman ini dapat diringkaskan sbb: berdoa dalam bahasa lidah adalah

bahasa doa pribadi antara seorang percaya dan Allah (1 Korintus 13:1), bahwa si orang percaya tsb.

menggunakannya untuk membangun dirinya sendiri (1 Korintus 14:4). Penafsiran ini tidak Alkitabiah

karena alasan-alasan berikut ini: (1) Bagaimana mungkin berdoa dalam bahasa lidah kalau doa itu

harus diterjemahkan (1 Korintus 14:13-17)? (2) Bagaimana berdoa dalam bahasa lidah membangun

diri sendiri padahal Alkitab mengatakan bahwa karunia roh adalah untuk membangun gereja dan

bukan diri sendiri (1 Korintus 12:7)? (3) Bagaimana bahasa lidah dapat merupakan bahasa doa pribadi

kalau bahasa lidah adalah "tanda untuk mereka yang tidak percaya" (1 Korintus 14:22)? (4) Nyata

dengan jelas dalam Alkitab bahwa tidak semua orang memiliki karunia bahasa lidah (1 Korintus 12:11,

28-30). Bagaimana bahasa lidah dapat menjadi karunia untuk membangun diri sendiri kalau tidak

semua orang percaya memilikinya? Bukankah kita semua perlu dibangun?


Ada pemahaman tambahan mengenai berdoa dalam bahasa lidah yang perlu dibicarakan. Sebagian

orang memahami berdoa dalam bahasa lidah sebagai "bahasa kode/rahasia" yang mencegah Iblis

dan pengikut-pengikutnya mengerti apa yang kita doakan dan mengambil keuntungan dari

pengetahuan itu. Penafsiran ini tidaklah Alkitabiah karena alasan-alasan berikut ini: (1) Perjanjian Baru

secara konsisten menggambarkan bahasa lidah sebagai bahasa manusia. (2)Alkitab mencatat orang-

orang percaya yang tak terhingga jumlahnya yang berdoa dalam bahasa mereka masing-masing

dengan suara nyaring tanpa kuatir bahwa Iblis akan menyadap doa itu. Bahkan sekalipun Iblis dan

pengikut-pengikutnya mendengar dan memahami doa yang kita naikkan " mereka sama sekali tidak

memiliki kuasa untuk mencegah Allah menjawab doa kita sesuai dengan kehendakNya. Kita tahu

bahwa Allah mendengar doa-doa kita dan fakta tsb membuat apakah Iblis dan para pengikutnya

mendengar doa-doa kita menjadi tidak lagi relevan.


Setelah mengatakan semua itu bagaimana dengan orang-orang Kristen yang telah mengalami berdoa

dalam bahasa lidah dan merasa bahwa itu sangat membangun mereka? Pertama-tama, kita harus

mendasari iman dan perbuatan kita pada Alkitab dan bukannya pengalaman. Kita perlu memandang

pengalaman kita dalam ternag Kitab Suci dan bukannya menafsirkan Kitab Suci dalam terang

pengalaman kita. Kedua, banyak ajaran sesat dan agama dunia yang juga melaporkan peristiwa

bahasa lidah/berdoa dalam bahasa lidah. Jelah bahwa Roh Kudus tidak memberikan karuania kepada

orang-orang yang tidak percaya ini, Karena itu kelihatan bahwa Iblis bisa memalsukan karunia bahasa

lidah. Hal ini seharusnya membuat kita bahkan lebih berhati-hati membandingkan pengalaman-

pengalaman kita dengan Kitab Suci. Ketiga, banyak studi telah memperlihatkan bahwa

berbicara/berdoa dalam bahasa lidah dapat dipelajari. Melalui mendengar dan mengamati orang-orang

berbicara/berdoa dalam bahasa lidah seseorang dapat belajar caranya, bahkan secara tanpa sadar.

Hal ini adalah penjelasan yang paling mungkin untuk sebagian besar kasus bahasa lidah/berdoa

dalam bahasa lidah yang terjadi di antara orang-orang Kristen. Keempat, perasaan "membangun diri

sendiri" adalah sesuatu yang alamiah. Tubuh kita menghasilkan adrenalin dan endorfin ketika

mengalami sesuatu yang baru, menggairahkan, merangsang emosi dan/atau terpisah dari pemikiran

rasional.
Berdoa dalam bahasa lidah jelas adalah hal yang orang-orang Kristen dapat dengan hormat berbeda

pendapat. Berdoa dalam bahasa lidah tidak menentukan keselamatan. Berdoa dalam bahasa lidah

bukanlah sesuatu yang memisahkan orang Kristen dewasa dari yang tidak dewasa. Apakah berdoa

dalam bahasa lidah adalah bahasa doa bukanlah sesuatu yang mendasar untuk iman Kristen. Jadi

sekalipun kami percaya bahwa penafsiran Alkitab soal berdoa dalam bahasa lidah tidak mengarahkan

kita utnuk menerima bahwa itu adalah bahasa doa yang bersifat pribadi untuk membangun diri sendiri "

kami juga mengenali bahwa banyak orang yang mempraktekkan hal ini adalah saudara/i seiman

dalam Kristus, dan layak mendapatkan kasih dan hormat kita.


Apa itu klausa filioque?
Pertanyaan: Apa itu klausa filioque?
Klausa filioque dulunya, dan sampai sekarang, adalah kontroversi dalam gereja dalam hubungannya

dengan Roh Kudus. Pertanyaannya adalah, dari siapakah Roh Kudus berasal, Bapa, atau Bapa dan

Anak. Kata "filioque" dalam Bahasa Latin berarti "dan anak." Hal ini disebut sebagai "klausa" filioque

karena frasa "dan anak" ditambahkan kepada Kredo Nicea, mengindikasikan bahwa Roh Kudus

berasal dari Bapa "dan Anak." Ada banyak perdebatan mengenai hal ini yang pada akhirnya

mengakibatkan perpecahan antara gereja Katolik Roma dan Ortodoks Timur pada tahun 1054 A.D.

Sampai saat ini kedua gereja tsb. belum bisa sepakat dalam klausa filioque.
Yohanes 14:26 memberitahukan kita, " tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa

dalam nama-Ku ...." Yohanes 15:26 memberitahukan, "Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa

datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku." Lihat pula

Yohanes 14:16 dan Filipi 1:19. Ayat-ayat Alkitab ini nampaknya mengindikasikan bahwa Roh Kudus

diutus oleh Bapa dan Anak. Hal yang mendasar dalam klausa filioque adalah minat untuk melindungi

keillahian dari Roh Kudus. Alkitab jelas mengajarkan bahwa Roh Kudus adalah Allah (Kisah 5:3-4).

Mereka yang menentang klausa filioque merasa keberatan karena mereka percaya bahwa kalau Roh

Kudus berasal dari Bapa dan Anak berarti Roh Kudus "tunduk" kepada Bapa dan Anak. Mereka yang

mendukung klausa filioque percaya bahwa Roh Kudus berasal dari Bapa dan Anak tidak berdampak

pada Roh Kudus sebagai Allah yang sederajat dengan Bapa dan Anak.
Kontroversi klausa filioque kemungkinan besar adalah merupakan aspek dari kepribadian Allah yang

kita tidak akan mengerti secara penuh. Allah, pribadi yang tidak terbatas, pada dasarnya tidak dapat

dipahami oleh kita manusia yang terbatas. Roh Kudus adalah Allah " dan Dia diutus oleh Allah sebagai

"pengganti" Yesus Kristus di dalam dunia. Apakah Roh Kudus diutus oleh Bapa, atau Bapa dan Anak "

kemungkinan besar tidak dapat dijawab secara memuaskan, dan juga bukan sesuatu yang mutlak

harus dijawab. Klause filioque kemungkinan akan tetap merupakan kontroversi.


Bagaimana Allah membagikan karunia-
karunia Roh? Apakah Allah akan memberi
karunia Roh yang saya minta?
Pertanyaan: Bagaimana Allah membagikan karunia-karunia Roh? Apakah
Allah akan memberi karunia Roh yang saya minta?
Roma 12:3-8 dan 1 Korintus 12 amat jelas bahwa setiap orang Kristen diberi karunia Roh sesuai

dengan kehendak Tuhan. Karunia-karunia Roh diberikan dengan tujuan untuk membangun tubuh

Kristus (1 Korintus 12:7; 14:12). Saat yang tepat ketika karunia ini diberikan tidak secara khusus

disebutkan. Kebanyakan orang beranggapan bahwa karunia Roh diberikan pada saat kelahiran

rohani (saat keselamatan). Namun demikian, ada beberapa ayat yang mungkin mengindikasikan

bahwa Allah juga memberi karunia Roh pada waktu yang lebih belakangan. Baik 1 Timotius 4:14 dan 2

Timotius 1:6 merujuk pada "karunia" yang Timotius terima "oleh nubuat" pada saat dia ditahbiskan

Kemungkinan ini mengindikasikan bahwa salah seorang penatua pada penahbisan Timotius berbicara

di bawah kuasa Allah mengenai karunia rohani yang akan diberikan kepada Timotius untuk

memampukan dia untuk pelayanan di kemudian hari.


Dalam 1 Korintus 12:28-31 and 1 Korintus 14:12-13 kita juga diberitahu bahwa Allahlah (dan bukannya

kita) yang memilih karunia. Ayat-ayat ini juga mengindikasikan bahwa bukan semua orang akan

memiliki karunia tertentu. Paulus memberitahukan orang-orang percaya di Korintus bahwa kalau

mereka menginginkan karunia rohani, mereka harus menyingkirkan ketakjuban mereka dengan

karunia-karunia yang "spektakular" atau "yang dapat dipamerkan", dan mencari karunia-karunia yang

membangun, seperti bernubuat (menyampaikan Firman Tuhan untuk membangun orang lain).

Mengapa Paulus memberitahu mereka untuk mencari karunia-karunia "terbaik" kalau mereka sudah

mendapatkan segala yang mereka bisa dapatkan, dan tidak ada lagi kesempatan untuk mendapatkan

karunia-karunia yang "terbaik" ini? Ini akan membawa kita untuk percaya bahwa sama seperti Salomo

meminta hikmat dari Allah untuk menjadi pemimpin yang baik dari umat Allah, maka Allah juga akan

memberi kita karunia-karunia yang kita butuhkan untuk kebaikan gereja.


Setelah mengatakan ini masih perlu ditekankan bahwa karunia-karunia ini dibagikan menurut pilihan

Allah, bukan diri kita. Kalau setiap orang Korintus menginginkan karunia tertentu, seperti misalnya

bernubuat, Allah tidak akan memberi setiap orang karunia itu hanya karena mereka betul-betul

menginginkannya. Mengapa? Di mana jadinya orang-orang lain yang dibutuhkan untuk melayani

dalam peranan lain dalam tubuh Kristus?


Ada satu hal yang amat jelas, perintah Allah adalah pemberian kemampuan dari Allah. Kalau Allah

memerintahkan kita untuk melakukan sesuatu (misalnya bersaksi, mengasihi yang tidak dapat

dikasihi, menjadikan semua bangsa murid Tuhan, dll) Dia akan memampukan kita melakukan itu.

Sebagian orang mungkin tidak punya "karunia" untuk menginjili seperti orang lain misalnya, namun

Allah memerintahkan semua orang Kristen untuk bersaksi dan memuridkan (Matius 28:18-20; Kisah

1:8). Kita semua dipanggil untuk menginjili, baik kita memiliki karunia penginjilan atau tidak. Orang

Kristen yang punya ketekadan yang mau terus berusaha setelah mempelajari Firman Allah dan

mengembangkan kemampuannya untuk mengajar, akan menjadi guru yang lebih baik dari orang yang

memiliki karunia untuk mengajar tapi mengabaikan karunia tsb.


Sebagai kesimpulan, apakah karunia rohani diberikan kepada kita saat kita menerima Kristus, atau kita

mendapatkannya melalui hidup bersama Allah? Jawabannya adalah kedua-duanya. Biasanya karunia

rohani diberikan pada saat diselamatkan, namun juga dapat diperoleh melalui pertumbuhan rohani.

Apakah keingingan hati Anda dapat diperjuangkan dan dikembangkan menjadi karunia rohani?

Dapatkah Anda mengejar karunia rohani tertentu? 1 Korintus 12:31 nampaknya mengindikasikan

bahwa adalah mungkin untuk "dengan sungguh-sungguh menginginkan karunia yang terbaik." Anda

boleh minta dari Allah karunia rohani tertentu dan dengan giat mengejarnya dengan berusaha

berkembang dalam bidang itu. Pada saat yang sama, kalau itu bukan kehendak Allah, Anda tidak akan

mendapatkannya sekeras apapun Anda mengejarnya. Allah maha bijak dan tahu karunia apa yang

paling bagus bagi Anda dalam kerajaanNya.


Seberapapun hebatnya Anda dalam karunia yang Anda miliki, kita semua dipanggil untuk

mengembangkan bidang-bidang yang dicantumkan dalam daftar karunia rohani " menunjukkan

keramahan, kemurahan, melayani satu dengan yang lain, mengabarkan Injil, dll. Saat kita berusaha

melayani Dia karena kasih, demi untuk membangun orang lain bagi kemuliaanNya, Dia akan

memuliakan namaNya, menumbuhkan gerejaNya dan memberi kita pahala (1 Korintus 3:5-8, 12:31-

14:1). Allah berjanji bahwa ketika kita menjadikan Dia sebagai kesenangan kita, Dia akan

mengabulkan keinginan hati kita (Mazmur 37:4-5). Termasuk di dalamnya adalah mempersiapkan kita

untuk melayani Dia dengan cara yang dapat memberi kita makna dan kepuasan.
Apakah seorang percaya seharusnya dapat
merasakan Roh Kudus?
Pertanyaan: Apakah seorang percaya seharusnya dapat merasakan Roh Kudus?
Sekalipun beberapa pelayanan tertentu dapat melibatkan "perasaan" seperti misalnya keyakinan akan

dosa, penghiburan, dan pemberian kuasa " Alkitab tidak memerintahkan kita untuk mendasarkan

hubungan kita dengan Roh Kudus berdasarkan apa atau bagaimana perasaan kita. Setiap orang

percaya yang sudah lahir kembali memiliki Roh Kudus berdiam di dalamnya. Yesus memberitahu kita

bahwa ketika sang Penghibur datang Dia akan bersama-sama dengan kita dan di dalam kita. "Aku

akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia

menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia

tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan

akan diam di dalam kamu" (Yohanes 14:16-17). Dengan kata lain, Yesus mengirimkan Pribadi yang

sama seperti Dia untuk beserta dengan kita dan di dalam kita.
Kita tahu bahwa Roh Kudus beserta dengan kita karena Firman Allah memberitahu kita demikian.

Setiap orang yang lahir kembali didiami oleh Roh Kudus, namun tidak setiap orang percaya "dikuasai"

oleh Roh Kudus, dan ada perbedaan jelas di antara keduanya. Ketika kita hidup secara kedagingan,

kita tidak dikuasai oleh Roh Kudus sekalipun Roh Kudus mendiami kita. Rasul Paulus mengomentari

kebenaran ini dan dia menggunakan sebuah ilustrasi yang menolong kita untuk mengerti. "Dan

janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu

penuh dengan Roh" (Efesus 5:18). Banyak orang yang membaca ayat ini dan menafsirkannya bahwa

Paulus melarang minum anggur. Namun demikian, konteks dari bagian Alkitab ini adalah kehidupan

dan pergumulan orang percaya yang dipenuhi Roh Kudus. Karena itu di sini ada sesuatu yang lebih

dari sekedar peringatan soal minum anggur terlalu banyak.


Ketika seseorang mabuk karena terlalu banyak anggur, mereka menunjukkan karakteristik tertentu:

mereka sempoyongan, cara bicara mereka tidak jelas, dan kemampuan penilaian mereka terganggu.

Di sini rasul Paulus membuat perbandingan. Sama seperti ada ciri-ciri yang memampukan kita melihat

bahwa seseorang itu dikuasai oleh terlalu banyak anggur, seharusnya ada karakteristik tertentu yang

memampukan kita untuk melihat seseorang yang dikuasai oleh Roh Kudus. Kita membaca dalam

Galatia 5:22-24 mengenai "buah" Roh. Ini adalah buah kepunyaan Roh Kudus dan dinyatakan oleh

orang percaya yang sudah lahir kembali yang hidup di bahwa penguasaan Roh Kudus.
Bentuk kalimat dalam Efesus 5:18 mengindikasikan proses terus menerus dipenuhi oleh Roh Kudus.

Karena nasihat ini adalah untuk "terus menerus dipenuhi," maka berarti ada kemungkinan untuk tidak

"dipenuhi" atau dikuasai oleh Roh Kudus. Bagian selebihnya dari Efesus 5 memberitahu kita

karakteristik dari orang percaya yang dipenuhi Roh Kudus. "dan berkata-katalah seorang kepada yang

lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan

dengan segenap hati. Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus

Kristus kepada Allah dan Bapa kita dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut

akan Kristus" (Efesus 5:19-21).


Karena itu orang percaya yang lahir kembali tidak seharusnya dikontrol oleh hal-hal yang lain selain

oleh Roh Kudus. Kita tidak akan dipenuhi dengan Roh Kudus karena kita "merasa" dipenuhi, tetapi

adalah karena ini adalah hak dan kepunyaan kita di dalam Kristus. Dipenuhi atau dikuasai oleh Roh

Kudus adalah hasil dari hidup dalam ketaatan kepada Tuhan. Ini adalah anugrah dan bukan perasaan.

Emosi bisa dan akan memperdaya kita, dan dapat membuat diri kita masuk dalam keadaan emosi

yang semata-mata dari kedagingan kita dan bukan dari Roh Kudus. "Maksudku ialah: hiduplah oleh

Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita

juga dipimpin oleh Roh." (Galatia 5:16, 25).


Setelah mengatakan semua ini, kita tidak bisa mengabaikan bahwa ada waktunya di mana kita bisa

dikuasai sedemikian rupa oleh kehadiran dan kuasa Roh Kudus dan hal ini seringkali merupakan

pengalaman emosional. Ketika hal ini terjadi, ini adalah suatu sukacita yang tidak ada taranya. Raja

Daud "menari-mari dengan sukacita" (2 Samuel 6:14) ketika mereka membawa Tabut Perjanjian ke

Yerusalem. Mengalami sukacita Roh adalah pemahaman bahwa sebagai anak-anak Allah kita

diberkati oleh anugrahNya. Karena itu sudah barang tentu pelayanan Roh Kudus dapat melibatkan

perasaan dan emosi kita. Pada saat yang sama, sekalipun karya Roh Kudus dalam hidup kita dapat

melibatkan "perasaan," kita tidak boleh mendasarkan jaminan bahwa kita memiliki Roh Kudus pada

bagaimana perasaan kita.


Apakah buah Roh Kudus?
Pertanyaan: Apakah buah Roh Kudus?
Galatia 5:22-23 memberitahu kita, "Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran,

kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri." Buah Roh Kudus adalah hasil

dari berperannya Roh Kudus dalam kehidupan orang-orang Kristen. Alkitab dengan jelas menyatakan

bahwa setiap orang menerima Roh Kudus pada saat dia percaya kepada Yesus Kristus (Roma 8:9; 1

Korintus 12:13, Efesus 1:13-14). Salah satu tujuan utama datangnya Roh Kudus ke dalam hidup orang

percaya adalah untuk mengubah kehidupan itu. Adalah pekerjaan Roh Kudus untuk menyesuaikan

kita dengan gambar Kristus, membuat kita menjadi lebih serupa dengan Dia.
Buah Roh Kudus adalah berlawanan dengan perbuatan natur dosa dalam Galatia 5:19-21. "Perbuatan

daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir,

perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,

kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan

kamu"seperti yang telah kubuat dahulu"bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak

akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah." Galatia 5:19-21 adalah bagaimana orang-orang, dalam

tingkatan yang berbeda, ketika mereka tidak mengenal Kristus dan karena itu tidak di bawah pengaruh

Roh Kudus. Natur kedagingan kita yang berdosa menghasilkan jenis-jenis buah (Galatia 5:19-21) dan

Roh Kudus menghasilkan jenis-jenis buah (Galatia 5:22-23).


Kehidupan Kristen adalah pergumulan antara kehidupan sesuai natur dosa dan buah Roh Kudus.

Sebagai umat manusia yang telah jatuh dalam dosa, kita masih terperangkap dalam tubuh yang

menginginkan hal-hal yang berdosa (Roma 7:14-25). Sebagai orang-orang Kristen, kita memiliki Roh

Kudus yang menghasilkan buahNya dalam diri kita dan kuasa Roh Kudus tersedia untuk membantu

kita menaklukkan perbuatan dari natur dosa (2 Korintus 5:17, Filipi 4:13). Seorang Kristen tidak pernah

selalu menang dalam hal selalu menyatakan buah Roh Kudus. Namun demikian, adalah salah satu

tujuan dalam kehidupan Kristen untuk secara bertahap mengizinkan Roh Kudus menaklukkan

keinginan dosa. Buah Roh adalah bagaimana yang Allah inginkan untuk kehidupan kita " dan dengan

pertolongan Roh Kudus, itu bisa terjadi!


Apa artinya mendukakan/memadamkan Roh
Kudus?
Pertanyaan: Apa artinya mendukakan/memadamkan Roh Kudus?
Ketika Alkitab menggunakan kata "memadamkan" Alkitab berbicara mengenai memadamkan api.

Ketika orang-orang percaya mengenakan perisai iman sebagai bagian dari persenjataan Allah (Efesus

6:16), mereka mengalahkan kuasa panah api dari Iblis. Kristus menggambarkan neraka sebagai

tempat di mana apinya tidak akan pernah "padam" (Markus 9:44, 46, 48). Demikian pula, Roh Kudus

adalah api yang berdiam dalam diri setiap orang percaya. Dia ingin mengungkapkan diriNya dalam

tindakan dan sikap kita. Ketika orang-orang percaya tidak mengizinkan Roh Kudus nyata dalam

perbuatan mereka, ketika kita melakukan apa yang kita tahu adalah salah, pada waktu itu kita

menekan atau "memadamkan" Roh. Kita tidak mengizinkan Roh Kudus mengungkapkan diriNya

dengan cara yang diinginkanNya.


Untuk memahami apa artinya "mendukakan" Roh, pertama-tama kita harus memahami bahwa ini

adalah karakter dari suatu kepribadian. Hanya suatu pribadi yang dapat "didukakan"; karena itu, Roh

Kudus pastilah merupakan suatu pribadi sehingga dapat memiliki perasaan semacam ini. Begitu kita

memahami aspek ini, kita dapat lebih memahami bagaimana Roh Kudus "didukakan," karena kita juga

berduka. Efesus 4:30 memberitahu kita bahwa kita tidak boleh "mendukakan" Roh Kudus. Mari kita

tetap dalam pasal ini untuk mengerti apa yang mau dikatakan Paulus kepada kita. Kita dapat

"mendukakan Roh Kudus dengan bertindak seperti orang yang belum percaya (4:17-19), dengan

menyerah kepada natur dosa kita (2:22-24), dengan berdusta (4:25), dengan kemarahan (4:32),

dengan percabulan(5:3-5). "Mendukakan" Roh Kudus adalah melakukan hal yang berdosa baik dalam

pikiran dan perbuatan, maupun hanya dalam pikiran.


Baik "memadamkan" dan "mendukakan" Roh memiliki dampak yang sama; keduanya menghalangi

gaya hidup yang beribadah. Keduanya terjadi ketika seorang percaya berdosa kepada Allah dan

mengikuti keinginan duniawi. Satu-satunya jalan yang benar yang harus diikuti adalah jalan yang

membawa orang-orang percaya lebih dekat kepada Allah dan kesucian, dan makin menjauh dari dunia

dan dosa. Sama seperti kita tidak suka didukakan, dan demikian pula kita tidak berusaha

memadamkan apa yang baik " kita juga tidak boleh mendukakan atau memadamkan Roh Kudus

dengan menolak mendengarkan bimbinganNya.


Apa peranan Roh Kudus dalam kehidupan
kita pada zaman sekarang?
Pertanyaan: Apa peranan Roh Kudus dalam kehidupan kita pada zaman
sekarang?
Dari semua karunia yang diberikan Allah kepada manusia, tidak ada yang lebih berharga dari

kehadiran Roh Kudus. Roh Kudus memiliki banyak fungsi, peranan dan kegiatan. Pertama, Dia

bekerja dalam hati semua orang di manapun mereka berada. Yesus memberitahu murid-muridNya

bahwa Dia akan mengutus Roh Kudus ke dalam dunia untuk, "menginsafkan dunia akan dosa,

kebenaran dan penghakiman" (Yohanes 16:7-11). Setiap orang memiliki "kesadaran akan Allah" baik

mereka akui atau tidak, karena Roh Kudus menerapkan kebenaran Allah dalam pikiran manusia untuk

meyakinkan mereka dengan argumen-argumen yang cukup dan beralasan bahwa mereka adalah

orang-orang berdosa.
Begitu kita diselamatkan dan menjadi milik Allah, Roh Kudus berdiam di dalam hati kita untuk

selamanya, memeteraikan kita dengan meneguhkan, mengesahkan dan menjamin keadaan kekal kita

sebagai anak-anakNya. Yesus berkata bahwa Dia akan mengirimkan Roh Kudus untuk menjadi

Penolong, Penghibur dan Penuntun. "Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan

kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya" (Yohanes

14:16) Kata Yunani yang diterjemahkan "Penolong" berarti seseorang yang dipanggil untuk berjalan

bersama, dan mempunyai pengertian seseorang yang memberi dorongan dan nasihat. "Berdiam"

berhubungan dengan tinggalnya Roh Kudus secara permanen dalam hati orang-orang

percaya (Roma 8:9; 1 Korintus 6:19, 2; 12:13). Yesus memberi Roh Kudus sebagai "kompensasi"

untuk ketidakhadiranNya, untuk melaksanakan fungsi yang Yesus ingin lakukan bagi kita kalau saja

Dia berdiam secara pribadi dengan kita.


Di antara fungsi-fungsi itu adalah pengungkap kebenaran. Kehadiran Roh Kudus dalam diri kita

memungkinkan kita untuk memahami dan menafsirkan Firman Tuhan. Yesus memberitahu murid-

muridNya, "Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh

kebenaran" (Yohanes 16:13). Dia mengungkapkan isi hati Allah sehubungan dengan ibadah, doktrin

dan kehidupan Kristen. Dia adalah Penuntun yang paling utama, berjalan di depan, memimpin,

menyingkirkan rintangan, membuka pengertian, dan memastikan segala sesuatunya jelas. Dia

memimpin dalam jalan yang harus kita jalani dalam semua hal rohani. Tanpa penuntun semacam ini,

kita dapat jatuh dalam kesalahan. Bagian krusial dari Kebenaran yang Dia ungkapkan adalah bahwa

Yesus adalah sesuai dengan apa yang Dia katakan (Yohanes 15:26; 1 Korintus 12:3). Roh Kudus

meyakinkan kita akan keillahian dan keanakan Kristus, inkarnasiNya, Kristus sebagai Mesias,

penderitaan dan kematianNya, kebangkitan dan kenaikanNya, pemuliaanNya di sebelah kanan Allah,

dan perannya sebagai Hakim dari segalaNya. Dia memuliakan Kristus dalam segala hal (Yohanes

16:14).
Perannya yang lain adalah pemberi karunia. 1 Korintus 12 menggambarkan karunia-karunia rohani

yang diberikan kepada orang-orang percaya agar kita dapat menjalankan fungsi sebagai tubuh Kristus

dalam dunia. Semua karunia ini, baik besar maupun kecil, adalah pemberian Roh Kudus agar kita

dapat menjadi duta besar-duta besarNya kepada dunia, menunjukkan anugrahNya dan memuliakan

Dia.
Roh Kudus juga berperan sebagai penghasil-buah dalam kehidupan kita. Ketika Dia mendiami kita,

Dia mulai menuai buahNya dalam kehidupan kita " kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran,

kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri" (Galatia 5:22-23). Ini bukanlah

hasil pekerjaan daging kita, yang tidak mampu untuk menghasilkan buah semacam ini, namun adalah

hasil dari kehadiran Roh Kudus dalam kehidupan kita.


Mengetahui bahwa Roh Kudus dari Allah telah berdiam dalam kehidupan kita, bahwa Dia melakukan

semua peran yang ajaib ini, bahwa Dia berdiam dengan kita untuk selamanya dan tidak akan pernah

meninggalkan atau mengabaikan kita adalah merupakan alasan untuk sukacita dan penghiburan yang

besar. Puji Tuhan untuk anugrah yang berharga ini " Roh Kudus dan karyaNya dalam hidup kita.
Apakah tumbang dalam roh Alkitabiah?
Pertanyaan: Apakah tumbang dalam roh Alkitabiah?
Konsep mengenai "tumbang dalam roh" adalah saat hamba Tuhan menumpangkan tangan atas

seseorang dan orang itu jatuh ke lantai, katanya dikuasai oleh Roh Kudus. Mereka yang

mempraktekkan "tumbang dalam roh" menggunakan ayat-ayat alkitab yang berbicara mengenai

orang-orang yang "seperti mati" (Wahyu 1:17), atau jatuh tertelungkup (Yehezkiel 1:28, Daniel 8:17-18,

Daniel 10:7-9). Namun demikian ada sejumlah kontras antara "tertelungkup" dalam Alkitab dengan

praktek "tumbang dalam roh."


1. Dalam Alkitab tertelungkup adalah merupakan akibat dari reaksi seseorang terhadap apa yang

disaksikan dalam penglihatan atau sesuatu yang melampaui apa yang biasa terjadi, seperti

transfigurasi Kristus (Matius 17:6). Dalam praktek "tumbang dalam roh" yang tidak Alkitabiah, orang

berespon terhadap "sentuhan" orang lain atau pada gerakan tangan sang pembicara.
2. Contoh-contoh Alkitab jarang dan hanya terjadi pada sedikit orang. Fenomena "tumbang dalam roh"

terjadi setiap minggu dalam gereja mereka dan merupakan pengalaman yang terjadi pada banyak

orang.
3. Dalam contoh-contoh Alkitab, orang jatuh tertelungkup karena takjub atas apa yang mereka lihat

atau Siapa yang mereka lihat. Dalam "tumbang dalam roh" yang palsu, orang-orang jatuh ke belakang,

baik sebagai respon terhadap gerakan tangan sang pembicara atau terhadap sentuhan (atau dalam

kasus-kasus tertentu)dorongan tangan pemimpin gereja.


Kami tidak mengatakan bahwa semua kasus "tumbang dalam roh" adalah palsu atau merupakan

respon terhadap sentuhan atau dorongan. Banyak orang mengalami tenaga atau kuasa yang

mengakibatkan mereka jatuh ke belakang. Namun demikian, tidak ada dasar Alkitab untuk konsep ini.

Ya, mungkin ada tenaga atau kuasa yang terlibat di dalamnya, namun kalaupun demikian,

kemungkinan besar bukan dari Allah, dan bukan merupakan hasil pekerjaan Roh Kudus.
Sangat disayangkan bahwa orang-orang menerima pemalsuan yang begitu aneh yang tidak

menghasilkan buah roh apapun dan bukannya mengejar buah yang praktis yang diberikan oleh Roh

kepada kita untuk memuliakan Kristus dengan kehidupan kita (Galatia 5:22-23). Dipenuhi dengan Roh

Kudus tidaklah dibuktikan dengan pemalsuan semacam ini, namun oleh hidup yang berlimpah dengan

Firman Allah dengan sedemikian rupa sehingga Firman itu mengalir dalam bentuk nyanyian pujian dan

syukur kepada Allah. Semoga Efesus 5:18-20 dan Galatia 5:22-23 menggambarkan kehidupan kita!
Apakah Roh Kudus dapat meninggalkan
orang percaya?
Pertanyaan: Apakah Roh Kudus dapat meninggalkan orang percaya?
Secara ringkas, tidak, Roh Kudus tidak akan pernah meninggalkan orang percaya. Kebenaran ini

diungkapkan dalam berbagai bagian dalam Perjanjian Baru. Misalnya, Roma 8:9 memberitahu kita,

"Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus." Ayat ini amat jelas bahwa jika

seseorang tidak memiliki Roh Kudus hadir dan berdiam dalam dirinya, maka orang itu belum

diselamatkan, karena itu, jikalau Roh Kudus meninggalkan orang percaya, dia akan kehilangan relasi

dengan Kristus dan kehilangan keselamatan. Namun ini jelas bertentangan dengan apa yang diajarkan

oleh Roh Kudus mengenai "jaminan keselamatan" orang percaya. Ayat yang lain yang berbicara

dengan jelas mengenai Roh Kudus tinggal tetap dalam hidup orang percaya adalah Yohanes 14:16. Di

sini Yesus menyatakan bahwa Bapa akan memberi seorang Penolong yang lain, dan "supaya Ia

menyertai kamu selama-lamanya."


Fakta bahwa Roh Kudus tidak akan pernah meninggalkan seorang percaya juga dapat dilihat dalam

Efesus 1:13-14 di mana dikatakan bahwa orang-orang percaya "dimeteraikan" oleh Roh Kudus yang

"diberikan sebagai jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang

menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya." Dimeteraikan oleh Roh Kudus

menggambarkan kepemilikan. Allah telah menjanjikan hidup kekal kepada semua yang percaya akan

Kristus, dan sebagai jaminan bahwa Dia akan memelihara janjinya, Dia telah mengutus Roh Kudus

untuk mendiami orang percaya hingga pada hari penebusan. Sama seperti memberi uang panjar

untuk mobil atau pembelian rumah, Allah telah menyediakan panjar bagi semua orang percaya untuk

masa depan mereka denganNya dengan mengutus Roh Kudus untuk mendiami mereka. Fakta bahwa

semua orang percaya dimeteraikan oleh Roh juga dapat dilihat dalam 2 Korintus 1:22 dan Efesus 4:30.
Sebelum kematian, kebangkitan dan kenaikan Kristus ke surga, Roh Kudus memiliki hubungan

"datang dan pergi" dengan orang-orang percaya. Roh Kudus mendiami Raja Saul, namun kemudian

meninggalkan dia (1 Samuel 16:14). Roh Kudus justru datang kepada Daud (1 Samuel 16:13).

Setelah perzinahannya dengan Betsyeba, Daud kuatir bahwa Roh Kudus akan diambil dari

Dia (Mazmur 51:11). Roh Kudus memenuhi Bezaleel untuk memampukan dia membuat perkakas-

perkakas yang dibutuhkan dalam Kemah Pertemuan (Keluaran 31:2-5), namun ini tidak digambarkan

sebagai relasi yang permanen. Mulai dari hari Pentakosta (Kisah pasal 2), Roh Kudus mulai mendiami

orang-orang percaya secara permanen. Berdiamnya Roh Kudus secara permanen adalah pemenuhan

janji Allah untuk selalu beserta kita dan tidak pernah meninggalkan kita.
Walaupun Roh Kudus tidak akan pernah meninggalkan kita, adalah mungkin untuk dosa kita

"memadamkan Roh Kudus" (1 Tesalonika 5:19) atau "mendukakan Roh Kudus" (Efesus 4:30). Dosa

selalu berdampak pada hubungan kita dengan Allah. Walaupun hubungan kita dengan Allah di dalam

Kristus tetap aman, dosa yang tidak diakui dalam kehidupan kita dapat menghalangi persekutuan

dengan Allah dan secara efektif memadamkan pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan kita. Itu

sebabnya amatlah penting untuk mengakui dosa-dosa kita karena Allah "adalah setia dan adil,

sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan" (1

Yohanes 1:9). Jadi walaupun Roh Kudus tidak akan pernah meninggalkan kita, faedah dan sukacita

kehadirannya dapat hilang dari diri kita.


Apa perbedaan antara talenta dan karunia
roh?
Pertanyaan: Apa perbedaan antara talenta dan karunia roh?
Ada persamaan dan perbedaan antara talenta dan karunia roh. Keduanya adalah pemberian Allah.

Keduanya menjadi makin efektif ketika makin sering digunakan. Keduanya digunakan untuk

kepentingan orang lain, bukan untuk tujuan pribadi. 1 Korintus 12:7 menjelaskan bahwa karunia roh

diberikan untuk kepentingan orang lain " bukan untuk diri sendiri. Karena kedua perintah agung

berhubungan dengan mengasihi Allah dan sesama, maka jelaslah bahwa seseorang haruslah

menggunakan talentanya untuk tujuan tsb. Namun talenta dan karunia roh berbeda dalam hal kepada

siapa itu diberikan dan kapan diberikan. Seseorang (tanpa memandang kepercayaannya kepada Allah

atau Kristus) diberikan bakat alamiah sebagai hasil kombinasi genetik (sebagian orang memiliki bakat

alamiah dalam bidang musik, kesenian, atau matematika) dan lingkungan (bertumbuh dalam keluarga

yang menggemari musik akan membantu seseorang mengembangkan talenta musik), atau karena

Allah berkehendak menganugrahkan orang-orang tertentu dengan talenta tertentu (misalnya Bezaleel

dalam Keluaran 31:1-6). Karunia Roh diberikan oleh Roh Kudus kepada orang-orang percaya (Roma

12:3, 6) pada saat mereka menaruh iman mereka kepada Kristus untuk mendapatkan pengampunan

dosa. Pada waktu itu Roh Kudus memberi orang percaya karunia rohani yang Dia ingin orang percaya

tsb. miliki (1 Korintus 12:11). Ada tiga kategori utama untuk karunia rohani"
Roma 12:3-8 mencantumkan karunia rohani berikut ini: nubuat, melayani (dalam pengertian umum),

mengajar, menasihati, membagi-bagikan sesuatu, memimpin, dan menunjukkan kemurahan. 1

Korintus 12:8-11 mencantumkan karunia roh sbb: kata-kata hikmat (kemampuan untuk

mengkomunikasikan hikmat rohani), berkata-kata dengan pengetahuan (kemampuan untuk

mengkomunikasikan kebenaran praktis), iman (bersandar kepada Allah secara luar biasa), melakukan

mujizat, nubuat, membedakan bermacam-macam roh, berbahasa roh (kemampuan untuk berbicara

dalam bahasa yang belum pernah dipelajari), dan menafsirkan bahasa roh. Daftar yang ketiga terdapat

dalam Efesus 4:10-12 yang berbicara mengenai Allah memberikan gerejaNya para rasul, nabi,

pekabar Injil, dan gembala-pengajar. Ada pertanyaan mengenai sebetulnya ada berapa banyak

karunia roh karena tidak ada daftar yang sama. Ada juga kemungkinan bahwa daftar dalam Alkitab

bukanlah daftar yang lengkap, bahwa masih ada karunia roh lainnya yang tidak dicantumkan oleh

Alkitab.
Walaupun seseorang sering dapat mengembangkan talentanya dan kemudian mengarahkan profesi

atau hobinya seturut dengan talenta tsb., karunia roh diberikan oleh Roh Kudus untuk membangun

gereja Kristus. Dalam hal ini semua orang Kristen memiliki peranan aktif dalam perluasan injil Kristus.

Semua dipanggil dan diperlengkapi untuk ambil bagian dalam "pekerjaan pelayanan" (Efesus 4:12).

Semua diberikan karunia sehingga mereka dapat mendukung pekerjaan Kristus karena rasa syukur

untuk apa yang telah dilakukanNya bagi mereka. Dengan berlaku demikian, mereka juga

mendapatkan kepuasan hidup melalui jerih payah mereka bagi Kristus. Adalah tugas dari para

pemimpin gereja untuk menolong membangun para orang kudus sehingga mereka dapat

diperlengkapi lebih lanjut untuk pelayanan yang sesuai dengan panggilan Allah kepada mereka. Hasil

yang dikehendaki oleh karunia roh adalah gereja sebagai kesatuan dapat bertumbuh, diperkuat oleh

kombinasi dari setiap anggota tubuh.


Untuk menyimpulkan perbedaan antara karunia roh dan talenta: (1) Talenta adalah hasil dari genetik

dan/atau latihan, sedangkan karunia roh adalah hasil dari kuasa Roh Kudus. (2) Talenta dapat dimiliki

oleh siapa saja, Kristen atau bukan Kristen, sedangkan karunia roh hanya dimiliki oleh orang-orang

Kristen. (3)Walaupun talenta dan karunia roh seharusnya digunakan bagi kemuliaan Kristus dan untuk

melayani orang lain, karunia roh berfokus pada karya ini sementara talenta bisa saja digunakan untuk

sesuatu yang sama sekali tanpa tujuan rohani.


Apakah berbahasa lidah adalah bukti dari
memiliki Roh Kudus?
Pertanyaan: Apakah berbahasa lidah adalah bukti dari memiliki Roh Kudus?
Ada tiga peristiwa di dalam kitab Kisah Rasul di mana berbahasa lidah terjadi bersamaan dengan

menerima Roh Kudus (Kisah 2:4; 10:44-46; 19:6). Namun ketiga peristiwa ini adalah satu-satunya

tempat di dalam Alkitab di mana bahasa lidah adalah bukti dari menerima Roh Kudus. Dalam seluruh

kitab Kisah Rasul, ribuan orang percaya kepada Yesus dan tidak ada dikatakan apa-apa tentang

mereka berbahasa lidah (Kisah 2:41; 8:5-25; 16:31-34; 21:20). Dalam Perjanjian Baru tidak pernah

diajarkan bahwa berbahasa lidah adalah satu-satunya bukti bahwa seseorang telah menerima Roh

Kudus. Bahkan kenyataannya, Perjanjian Baru mengajarkan hal yang sebaliknya. Kita diberitahukan

bahwa setiap orang yang percaya pada Kristus memiliki Roh Kudus (Roma 8:9; 1 Korintus 12:13;

Efesus 1:13-14), namun tidak semua orang percaya berbahasa lidah (1 Korintus 12:29-31).
Jadi mengapa berbahasa lidah menjadi bukti dari memiliki Roh Kudus dalam ketiga bagian Alkitab

dalam kitab Kisah Rasul tsb? Kisah 2 mencatat bahwa para rasul dibaptiskan dalam Roh Kudus dan

diberikan kuasa olehNya untuk mengabarkan Injil. Para Rasul dimampukan untuk berbicara dalam

bahasa asing (bahasa lidah)agar mereka dapat membagikan kebenaran kepada setiap orang dalam

bahasa mereka sendiri. Kisah pasal 10 mencatat Rasul Petrus diutus membagikan Injil dengan orang-

orang bukan Yahudi. Sebagai orang-orang Yahudi, Petrus dan orang-orang Kristen mula-mula lainnya

sulit untuk menerima orang-orang dari bangsa lain (mereka yang bukan orang Yahudi) dalam gereja.

Allah memberikan kemampuan berbahasa lidah kepada orang-orang berbangsa lain ini untuk

mendemonstrasikan bahwa mereka menerima Roh Kudus yang sama dengan yang telah diterima

oleh para rasul (Kisah 10:47, 11:17).


Kisah 10:44-47 menggambarkan hal ini, "Ketika Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus

ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu. Dan semua orang percaya dari golongan

bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus

dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga, sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata

dalam bahasa roh dan memuliakan Allah. Lalu kata Petrus: "Bolehkah orang mencegah untuk

membaptis orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti

kita?"" Di kemudian hari Petrus menunjuk pada peristiwa ini sebagai bukti bahwa Allah juga

menyelamatkan bangsa-bangsa lainnya (Kisah 15:7-11).


Berbahasa lidah tidak pernah dikemukakan sebagai sesuatu yang harus didapatkan oleh semua orang

Kristen ketika mereka menerima Yesus sebagai Juruselamat dan karena itu dibaptiskan dalam Roh

Kudus. Kenyataannya, dari semua kisah pertobatan dalam Perjanjian Baru, hanya dua yang mencatat

bahasa liidah dalam konteks tsb. Bahasa lidah adalah karunia ajaib yang memiliki tujuan khusus untuk

waktu yang khusus. Bahasa lidah bukan dan tidak pernah menjadi bukti dari menerima Roh Kudus.
Apa artinya hidup dalam Roh?
Pertanyaan: Apa artinya hidup dalam Roh?
Orang-orang percaya memiliki Roh Kristus, pengharapan kemuliaan dalam diri mereka (Kolose 1:27).

Mereka yang hidup dalam Kristus akan menyatakan kesucian dalam kehidupan sehari-hari. Ini adalah

merupakan hasil dari secara sengaja dan dengan iman memilih untuk bersandar pada Roh Kudus

untuk menuntun pikiran, kata-kata dan perbuatan (Roma 6:11-14). Tidak bersandar pada bimbingan

Roh Kudus akan mengakibatkan orang percaya tsb. tidak hidup sesuai dengan panggilan dan

kedudukan yang disediakan oleh keselamatan (Yohanes 3:3, Efesus 4:1; Filipi 1:27). Kita dapat

mengetahui bahwa kita hidup dalam Roh kalau kehidupan kita menunjukkan buah Roh yang adalah

kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, dan

penguasaan diri (Galatia 5:22-23). Dipenuhi (hidup) dengan Roh adalah sama dengan mengizinkan

Firman Kristus (Alkitab) untuk diam dengan segala kekayaanNya di dalam kita (Kolose 3:16).
Hasilnya adalah pengucapan syukur, puji-pujian dan sukacita (Efesus 5:18-20; Kolose 3:16). Anak-

anak Allah akan dipimpin oleh Roh Allah (Roma 8:14). Ketika orang Kristen memilih untuk tidak hidup

dalam Roh, dan karena itu berdosa dan mendukakan Dia, jalan keluar telah dipersiapkan untuk

pemulihan kembali melalui pengakuan akan kesalahan (Efesus 4:30; 1 Yohanes 1:9). "Hidup dalam

Roh" adalah menaati pimpinan Roh. Pada dasarnya itu adalah "berjalan bersama" Roh, mengizinkan

Roh untuk menuntun langkah kita dan mencocokkan pikiran kita. Secara ringkas, sebagaimana kita

menerima Kristus dengan iman, dengan iman pula Dia meminta kita untuk hidup di dalam Dia sampai

kita diangkat ke surga dan akan mendengar dari sang Tuan, "Baik sekali!" (Kolose 2:5, Matius 25:23).

Anda mungkin juga menyukai