Anda di halaman 1dari 2

KELUARGA : SEKOLAH PERTAMA

Keluarga sebagai kelompok terkecil dalam masyarakat. Keluarga terdiri dari


ayah, ibu dan anak. Meskipun sebagai kelompok terkecil dalam masyarakat, peran
keluarga sangat besar. Dengan kata lain keluarga memiliki andil yang besar dalam
membangun masyarakat. Contoh konkret, sebuah masyarakat yang harmonis dan
damai lahir dari keluarga-keluarga yang harmonis dan damai. Sebaliknya juga.
Karena itu, keluarga sebagai komponen yang terpenting dalam masyarakat. Dalam
pandangan Gereja katolik, keluarga adalah Gereja Rumah Tangga. Hal ini terjadi
berkat sakramen Baptis. Melalui sakramen baptis, suami, istri dan anak menerima
dan memiliki tiga martabat Kristus yakni : martabat kenabian, imamat, dan rajawi.
Dengan martabat kenabian: mereka mempunyai tugas mewartakan injil, martabat
imamat: mereka mempunyai tugas menguduskan hidup, terutama dengan menghayati
sakramen-sakramen dan hidup doa, martabat rajawi : mereka mempunyai tugas
melayani.

Berkat sakramen baptis juga, keluarga menjadi anggota dan ikut membangun
Gereja. Keluarga bukan hanya merupakan sebuah komunitas basis manusiawi belaka,
tetapi juga sebagai komunitas basis gerejawi yang mengambil bagian dalam karya
penyelamatan Allah. Keluarga sebagai Gereja Rumah Tangga karena mengambil 5
tugas Gereja, yakni:Pertama, Persekutuan (koinonia): keluarga adalah persekutuan
seluruh hidup antara seorang laki-laki dan seorang perempuan berlandaskan
perjanjian antara kedua pihak dan diteguhkan melalui kesepakatan perkawinan. Dan
diperluas dengan kehadiran anak. Ciri pokok dari persekutuan tersebut adalah hidup
bersama berdasarkan iman dan cinta kasih serta kesedian untuk saling
mengembangkan pribadi satu sama lain. Kegiatan konkret : kumpul bersama, doa
bersama, setia dalam suka dan duka. Kedua, Liturgi: kepenuhan hidup katolik
tercapai dalam sakramen-sakramen dan hidup doa. Melalui sakramen-sakramen dan
hidup doa, keluarga bertemu dan berdialog dengan Allah. Suami-istri melalui
sakramen perkawinan mempunyai tanggungjawab membangun kesejahteraan rohani
dan jasmani keluarganya,. Dengan doa dan karya. Ketiga, Pewartaan Injil: keluarga
mengambil bagian dalam tugas Gereja yaitu untuk mewartakan Injil. Tugas itu
dilaksanakan terutama dengan mendengarkan, menghayati, melaksanakan dan

1
mewartakan sabda Allah. Keempat, Pelayanan:keluarga merupakan persekutuan
cinta kasih, maka keluarga dipanggil untuk mengamalkan cinta kasih itu melalui
pengabdiannya kepada sesama. Keluarga katolik melayani dengan sungguh. Kelima,
kesaksian Iman: keluarga katolik hendaknya berani memberi kesaksian imanya
dengan perkataan dan tindakan serta siap menanggung resiko yang muncul dari
imannya itu. Kesaksiaan itu dilakukan dengan berani menyatakan kebenaran, dan
bersikap kritis.

Saat ini begitu banyak perubahan yang terjadi. Perubahan-perubahan itu


juga mempengaruhi kehidupan keluarga. Banyak keluarga yang berantakan karena
tidak mampu menghadapi persoalan hidup. Kemajuan teknologi sangat mengganggu
keharmonisan keluarga. Bahkan kekuatan sakramen perkawinan menjadi goyah dan
runtuh karena kemajuan atau perubahan yang terjadi. Perceraian hampir setiap hari
terjadi, dan banyak anak yang terlantar. Banyak anak-anak muda yang bergabung
dalam geng-geng dan menciptakan konflik, hal itu terjadi karena keluarga tidak
mempunyai kekuatan.

Keluarga kudus Nasaret menjadi contoh keluarga katolik. Yesus, Maria dan
Yosep, memiliki kesetiaan yang total kepada kehendak Allah. Hal ini sangat nampak
dalam cara hidup mereka masing-masing. Yesus setia dan taat kepada kehendak
BapaNya. Maria dengan rendah hati, membiarkan dirinya menjadi alat atau sarana
karya keselamatan Allah. Dan Yosep, dengan segala ketulusan hatinya mengikuti apa
yang diperintah Allah. Mereka hidup sederhana, tetapi mereka tetap bahagia.
Banyak tantangan juga, tetapi mereka tetap percaya kepada kuasa Allah. Mereka
sangat yakin akan janji dan kekuasaan Allah. Dalam Injil sangat Nampak, kesetiaan
dan ketaatan keluarga Kudus kepada kehendak Allah.

Mari membangun keluarga berdasarkan iman dan cinta kasih. Jadikanlah Allah
sebagai kekuatan dalam hidup. Belajar pada hidup Yesus, Maria dan Yosep yang
selalu setia kepada Allah.

Anda mungkin juga menyukai