( Oleh Willy )
Keluarga yang terdiri dari beberapa orang ini akan menjalin sebuah
interaksi, antara pribadi dan hal ini akan berpengaruh kepada keadaan
Bahagia, pada salah seorang anggota keluarga, yang selanjutnya
berpengaruh pula terhadap pribadi-pribadi lain dalam keluarga.
# Pertanyaan ?
Keluarga Kristen
Pertanyaan Pemantik :
Apa sih yang menjadi dasar sebuah keluarga Kristen yang ideal ?
1
reland, David.KebahagianSejati.( Jakarta : Inspiratif. 2012), Hal 108
2
Chapman, Gary. Kasih Sebagai Cara Hidup. ( Jawa Timur:Gandum Mas. 2000), hal 28
Saling mencintai. Cinta merupakan anugerah dari Tuhan
untuk semua manusia yang dapat memberikan kedamaian.
Saling mencintai antar anggota keluarga Kristen dapat
meningkatkan jalinan kasih sayang sehingga segala rintangan
yang menghadang dapat diselesaikan dengan baik dan saling
percaya. Dengan adanya cinta maka pernikahan akan berjalan
dengan baik dan langgeng hingga maut memisahkan. Dengan
saling mencinta akan menyempurnakan keharmonisan dan
kebahagiaan masingmasing anggota keluarga Kristen.
Sikap menerima. Langkah lanjutan dari sikap saling mencintai
adalah sikap menerima, yang berarti dengan segala kelemahan,
kekurangan, dan kelebihannya, ia seharusnya tetap
mendapatkan tempat dalam keluarga Kristen.
Sikap Kerja Sama. Keharmonisan keluarga Kristen memiliki
kerjasama yang kuat masing-masing anggotanya. Suami
membantu istri dan anak. Istri membantu suami dan anak.
Anak membantu bapak dan ibunya.
Memegang Sebuah Komitmen dengan Baik. Memegang
komitmen dengan baik Pada saat pertama kali membangun
sebuah keluarga Kristen, masingmasing individu memiliki niat
untuk membentuk, mempertahankan dan memelihara
pernikahan.
Dasar Alkitab yang dapat kita jadikan sebuah acuan dan pedoman
dalam menciptakan sebuah keluarga yang harmonis adalah pentingnya
Pendidikan Kristen kepada anak. Dalam kehidupan umat Allah perjanjian
Lama, nilai hidup menjadi sisi yang sangat penting, menjadi semacam
pegangan bagi umat mengingat perjalanan hidup umat Allah, yang selalu
dalam gangguan iman, buadaya setempat, dll. Sehingga cara yang dapat
dilakukan adalah melakukan pola pengajaran yang kuat, yang dilakukan
setiap hari untuk memberikan pengajaran melalui percakapan, perjalanan,
bahkan waktu tidur pun menjadi waktu yang baik untuk belajar. Hal itu
dikenal dengan istilah syema ( Ulangan 6: 4-9 ) yang berbunyi demikian : “
Dengarlah hai orang Israel : Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah
Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu dan dengan
segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan pada hari ini, haruslah
engkau perhatikan. Haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang
kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di
rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau
berbaring, dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau
mengikatkannya sebagai tanda pada taganmu, dan haruslah itu mejadi
lambing di dahuu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu
rumahmu dab oada pintu gerbangmu.”
POLA PENDIDIKAN ANAK DI DI ISRAEL ( Lanjutan Syema ) :