NIM : 16.3110
Mata Kuliah : Teologi Pastoral II
Dosen : Pdt. Nortje Lumbantoruan
Konseling Pranikah
Sepasang kekasih ingin melanjutkan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius yaitu
Pernikahan, sebut saja namanya Budi dan Mawar. Sebagai seorang jemaat yang baik, orang
Kristen yang taat maka mereka memohon arahan, dan tuntunan dari Pendetanya. Maka Pendeta
selaku gembalanya melakukan konseling PraNikah kepada mereka, agar kedua pribadi ini
mengerti apa itu makna dari pernikahan.
Sebagai seorang Konselor saya secara pribadi, membuka konseling dengan mengajak
kedua mempelai datang untuk menghadiri proses konseling. Satu hal yang penting yang harus
saya miliki pada saat melakukan konseling ialah, saya harus mampu memiliki Kepercayaan
mereka/trust. Dengan memberikan alasan mengapa konseling pra-Nikah itu penting, yaitu :
Punya pandangan ke depan, Lebih terarah pasangan yang memiliki pengetahuan baik
mengenai pernikahan akan mendapatkan manfaatnya di kemudian hari. Mereka akan mampu
menjalani hubungan lebih baik, dalam lima, 10, 20, 40 tahun ke depan, Mempermudah
penyatuan visi. Dua pribadi yang berbeda dan unik akan bersatu dalam pernikahan. Setiap
pribadi memiliki cara pandang masing-masing, dan memungkinkan menghadapi pertentangan.
Menurut Benskey, pasangan penting untuk mengklarifikasikan ekspektasi masing-masing
mengenai pernikahan. Membantu memahami keluarga pasangan. Ketika menikah, Anda
berkomitmen untuk juga menikahi keluarga pasangan. Anda perlu memahami seluruh anggota
keluarga pasangan termasuk pengasuhan dalam dua keluarga asal yang berbeda, Memiliki
kemampuan menyelesaikan konflik nantinya. Sekali lagi, hubungan yang sehat berawal dari
komunikasi yang baik. Masalah apa pun yang terjadi dalam hubungan berpasangan, termasuk
pernikahan berakar dari masalah komunikasi. Selain rendahnya kemampuan pasangan mencari
solusi masalah dan menyelesaikan konflik. Anda dan pasangan bisa belajar cara berkomunikasi
yang baik dan meningkatkan kemampuan menyelesaikan konflik, sebelum menikah melalui
konseling pranikah.
1
Kemudian saya (konselor) memasukkan beberapa topic teologi yang sederhana mengenai
pernikahan terbuka dan membebaskan itu ada 3 Hal (oleh karena itu Proses konseling tidak
cukup hanya 1 tatap muka) :
2
Ketika harus menghadapi masalah, tantangan dan pencobaan, jangan saling
menyalahkan, tapi datang pada Kristus sebagai Penasehat Agung yang akan
memberikan jalan keluar bagi semua persoalan keluarga.
Keluarga yang dibangun diatas batu karang yang kuat, yaitu Kristus sendiri, pasti
akan menjadi keluarga pemenang.
Kebahagiaan dalam kehidupan pernikahan paling mungkin dicapai bila
didasarkan dan berpusat pada Tuhan Yesus Krsitus.
Oleh karena itu 3 Point utama diatas hendaklah memiliki konsep yang demikian, sebelum
melanjutkan ke jenjang pernikahan, tidak menunggu setelah menikah pasti berubah, tetapi
sebelum menikah harus sudah berkomitmen akan tiga hal sederhana diatas.