- Kecemasan dan kekhawatiran tentang hidup dan masa depan adalah hal yang
manusiawi, Abram pun memilikinya, namun sebagai orang percaya kita pun harus
punya keyakinan bahwa ketika kita percaya disaat itu kita yakin pun bahwa hidup
kita dijamin oleh Allah. “Akulah perisaimu” Adalah jaminan perlindungan bagi
setiap orang percaya.
Namun ingatlah syaratnya: isi perjanjian Abram ini, yakni dibenarkan Allah dengan
menjadi PERCAYA. Tentu kita pertama-tama harus menjadi orang yang PERCAYA
yakni orang yang setia, taat yang kokoh dan berkesinambungan kepada Allah dan
kehendakNya. Menjadi orang yang setia terus menerus bukan hanya ketika kita
menjadi komisi, atau pengurus saja, bukan hanya ketika ada berkat besar (materi,
jabatan, kekuasaan) Tuhan kase, atau sebaliknya bukan hanya ketika kita dalam
keadaan yang sulit dan sakit, bukan hanya saat berhut dan berpesta tapi
seterusnya dan selanjutnya saat kita di acuhkan/ tidak dianggap/ dipandang
remeh/ saat dikecewakan/ saat tidak memiliki apapun/ saat dalam kesulitan
sekalipun/ bahkan dalam keadaan terdesak tetaplah taat dan setia jangan tergoda
karena kesulitan dan karna keadaan yang terdesak. Tunjukan komitmen percaya
itu maka kita berhak menerima janji Allah ini sama seperti yang dijanjikanNya
kepada Abraham.
- Pada sisi lain Firman ini mengajarkan bagaimana menjadi orang percaya yang sejati
itu adalah orang yang selalu mengingat akan janjinya, bukan hanya kepada Allah
tapi juga kepada sesama. Pembacaan dua minggu lalu jangan menjadi orang bodoh
dengan mengobral janji tanpa menepatinya. (Jahatnya dunia sekarang dengan
adanya medsos, yang berjanji dan tidak ditepati diviralkan).