Semua orang mengharapkan damai, semua orang mengharapkan berkat. Tapi tidak semua orang mampu berdamai dengan mudah. Butuh waktu yang lama untuk berdamai dengan seseorang apalagi konflik yang cukup berat atau serius. Namun, seberat dan sebesar apapun konflik yang kita alami dengan orang lain. Tetapi pendamaia adalah jalan keluar untuk setiap konflik. Mungkin kita bertanya : apa berkat Tuhan bagi seorang pendamai? Diberkatilah dia dimanapun ia berada, diberkati hidupnya, diberkati keluarganya, diberkati harta miliknya dan hidupnya akan terus menceritakan berkat pendamaian Tuhan. Jika kita mencermati ayat perenungan kita, maka ayat ini berbicara tentang kewaspadaan manusia terhadap dosa dan menyadari kewajiban kita terhadap Allah maupun terhadap manusia. Pemazmur secara jelas memberitahukan bahwa takut akan Tuhan akan membuat kita mencintai damai dan melakukan pendamaian. Tuhan adalah sumber damai sejahtera dan kita anak-anakNya hanya bisa melakukan pendamaian jika kita mendengar Tuhan. Sebab jika mencodongkan hidup kita pada Tuhan yang adalah sumber damai sejahtera, tentulah hidup kita mengalirkan damai bagi orang lain dan kita menjadi pendamai. Pemazmur mengajak ‘Marilah dan dengarkanlah’ tentang takut akan Tuhan yang mau diajarkan kepada kita. Bahwa, orang yang mampu melakukan pendamaian adalah orang yang takut akan Tuhan (seperti Abraham) yang mau datang pada Tuhan dan mendengar Tuhan. Sebab firman yang kita dengar adalah firman yang menyegarkaan jiwa tetapi juga menyegarkan cara hidup kita yang tidak berkenan kepada Tuhan. Ada pertanyaan dari pemazmur: siapa yang menyukai hidup? Siapa yang mengingini umur panjang dan hidup menyenangkan? Tentu semua orang menyukai hidup dan mengingini umur panjang yang tanpa konflik dengan orang lain. Siapa yang akan menunjukan kepada kita tentang yang baik itu? Tentu Tuhan. Dan apa yang harus kita perbuat untuk memperoleh hidup yang baik itu? jalan benar yang ditawarkan pemazmur terdapat pada ayat 14-15. Untuk menjadi pendamai belajar untuk mengekang lidah, berhati-hati dengan apa yang kita ucapkan, supaya sekali-kali jangan sampai kita salah bicara dan membawa konflik. Sebab lidah bisa membawa damai tetapi juga bisa menimbulkan konflik. Jagalah lidah terhadap perkataan yang jahat, kebohongan dan umpatan. Jika seseorang tidak berbuat salah dalam perkataan maka ia adalah orang yang sempurna, tapi sayangnya tidak satu orangpun manusia yang mampu, sehingga orang yang tidak menjaga lidahnya berarti sia-sialah ibadahnya. Kita harus jujur dan tulus dalam segala hal yang dikatakan dan tidak bercabang lidah. Bibir harus dijaga untuk tidak menipu dan harus menjauhi yang jahat. Kita tidak hanya menjauhi yang jahat, tetapi juga harus melakukan yang baik dari pada pertentangan dan percekcokan yang menimbulkan kekacauan dan segala pekerjaan yang jahat. Kita harus mencari pendamaian dan berusaha mendapatkannya. Kita harus menunjukan kecenderungan perilaku yang membawa damai. Mempelajari hal-hal yang membawa damai, tidak melakukan hal-hal yang menghancurkan pendamaian dan tidak melakukan kejahatan. Jika pendamaian tampak lari dari keluarga, persekutuan dan hidup kita, maka kita harus berusaha mengejar dan mendapatkannya. Jangan tanggung-tanggung, jangan rugi untuk menjaga dan memulihkan pendamaian. Relakanlah hati kita untuk menyangkal diri demi pendamaian. Tema : Berkat Tuhan bagi pendamai. Maka ada beberapa hal yang perlu di kembangkan untuk diberitakan: 1. Dengarkan ajaran Tuhan dan hidup takut akan Tuhan 2. Menyukai dan mengigini hidup baik 3. Usahakan pendamaian dengan semua orang.
KATEEGORIAL : 2 KORINTUS 5 : 11-20
Pada bacaan ini Paulus mau meyakinkan jemaat di korintus tentang pemberitaaannya dan memperingatkan tentang guru-guru palsu yang merusak ajaran Kristus dengan berbagai ajaran mereka. Paulus mengingatkan mereka tentang pelayanan pendamaian yang di lakukan oleh Tuhan Yesus. Tuhan kita adalah Tuhan pendamai sebab Ia telah mendamaikan manusia dengan Allah dala pengorbaann dirinya di atas kayu Salib. Pelayan pendamaian itu dilakukan terlebih oleh Yesus dan pelayanan pendamaian itu tidak bisa diukur dengan ajaran2 guru-guru palsu a/ diukur dengan ukuran yang manusia pakai (ayat 16), sebab pelayanan pendamaian yang dilakukan oleh Yesus adalah pendamaian yang sempurna. Jadi kita yang mengalami pendamaian Yesus, kita adalah ciptaan baru. Yang lama biarlah berlalu, sungguh-sungguh yang baru sudah datang. Artinya hidup yang lama itu hidup dalam dosa, tapi hidup yang baru : hidup dalam Tuhan, hidup dalam pendamaian dengan Tuhan. Jika ada konflik hari ini dalam hidup kita, beberapa saat kita harus menyadarkan diri untuk hidup baru dalam Tuhan, yakni hidup dalam pendamaian. Tuhan memberi kita kebebasan untuk memelihara pendamaian dalam hidup kita, kebebasan untuk melakukan damai atau tidak. Tapi kita diingatkan : semua orang yang dalam Kristus yang adalah ciptaan baru memilih cara hidup seperti Abraham di perenungan minggu dan usbu. Memilih pendamaian sambil percaya pada cara Allah. Bahwa, setiap pilihan kita untuk berdamai membuat kita melihat bagaimana hebatnya Allah bekerja dengan kuasanya. Mata jasmani hanya melihat apa yang kelihatan. Tapi kita yang mencintai damai, mata iman kita melihat segala sesuatu yang tak terlihat sekalipun dengan percaya Allah sediakan berkat. Setiap tindakan pendamaian yang kita lakukan, bisa terjadi jika kita memberi diri di damaikan dengan Allah. Mendamaikan diri terlebih dahulu dengan Allah dan ciptakanlah pendamaian dengan sesama. 1. Pelayanan pendamaian yang dilakukan oleh Allah dalam hidup kita harus berdampak bagi orang lain. 2. Kita melakukan pendamaian karena Allah lebih dulu melakukannya bagi kita