Anda di halaman 1dari 3

Nama : Inagea

Nim: 2201795791
Kelas : LC23

1. Peran agama dalam menciptakan perdamaian :

agama merupakan suatu hal yang berkaitan dengan adanya perdamaian. Tentu sebagai
manusia kita tau bahwa ajaran agama baik itu Kristen , Islam, Budha ,dan Hindu pasti
mengajarkan umatnya untuk berbuat baik . Perdamaian akan terjadi apabila kita sebagai
umat beragama mentaati ajaran tersebut bukan menentangnya. Kenyataan yang terus
berlanjut ini seolah memperkuat wajah agama yang terkesan ambigu sehingga
menimbulkan skeptisisme sebagian orang pada agama. Pada satu pihak, ada wajah agama
yang mengajarkan perdamaian, harmoni, dan hidup berdampingan di antara umat beragama
yang berbeda. Inilah sebenarnya inti dan pokok ajaran agama.

Ajaran agama seperti inilah yang dipegangi mayoritas terbesar umat beragama. Bagian
terbesar umat beragama adalah orang-orang pencinta damai yang ingin mengabdikan
dirinya melalui penyerahan diri sepenuhnya (submission) kepada Tuhan untuk kemaslahatan
diri, keluarga, masyarakat, dan bangsanya. Tentu peran agama sangat penting bagi
perdamaian karena perdamaian akan terjadi apabila agama agama yang ada saling belajar
menghargai bukan mempersoalkan agama mana yang benar dan agama mana yang salah.
Sebagai umat beragama tentu kita mengetahui seharusnya kita harus saling mengasihi
antar sesama manusia agar terjadi perdamaian

Peran agama untuk mengatasi konflik:

1. Memperkuat toleransi terhadap agama maupun pribadi orang lain


Tentu kita hidup di dunia ini memiliki banyak perbedaan dengan orang lain dan
dengan agama lain dan biasanya itu memicu konflik. Namun dengan adanya agama
seharusnya kita tau bahwa ajaran kita mengharuskan kita untuk dapat menghargai
dan mengasihi orang lain yang berbeda dengan kita baik itu beda pendapat , beda
keyakinan, beda suku tetapi kita harus tau bahwa setiap keyakinan memiliki keunikan
2. Menyelesaikan masalah yang ada
Agama harus bisa menjadi penengah saat terjadinya konflik . Agama juga bisa menjadi jalan
keluar saat ada pihak yang berkonflik.
3. Menjadi pengontrol sosial . Dalam kehidupan beragama tentu harus ada batasan batasan
atau kontrol sosial agar tidak terjadi konflik. Peran agama juga menentukan bagaimana
seseorang harusnya bertindak dan bertindak laku dalam kehidupan sehari-hari.
4. Memberi arahan kepada umatnya
Ketika kita mengatasi konflik tentu peran agama itu penting ketika kita salah pasti ada ajaran
agama yang memberikan arahan kepada kita supaya kita dapat menciptakan perdamaian.
Agama juga pasti membantu kita ketika menghadapi konflik agar umatnya dapat mengatasi
dengan rasa tenang , sehingga dapat membawa perdamaian
2. Peran saya sebagai mahasiswa dalam menciptakan perdamaian:

a. Menghargai orang lain yang berbeda dengan saya


Tentu sebagai seorang mahasiswa di kampus saya memiliki banyak teman yang berbeda
dengan saya misalnya beda agama, suku, pendapat namun hal ini membuat saya belajar bahwa
tidak semua orang sama dan kita harus berusaha menghargai orang lain berusaha
mendengarkan pendapat orang lain.
b. Mengikuti pelajaran Character building agama
Di kampus saya mengikuti matakuliah CB agama , pada matakuliah itu kita sebagai mahasiswa
dapat memperdalam ilmu agama secara universal . Selain itu pada matakuliah ini juga
membahas berbagai topik seperti toleransi, perdamaian tentu hal ini membuat kita sadar
bahwa sebagai mahasiswa kita harus menciptakan perdamaian.
c. Selalu mengikuti aturan yang berlaku di Indonesia dan peraturan dalam agama yang dianut
Sebagai mahasiswa saya berusaha untuk mengikuti aturan yang ada di Indonesia agar tidak
terjadi konflik saya juga berusaha mentaati aturan agama saya seperti misalnya berlaku sopan
kepada orang tua , saling mengasihi satu sama lain.
d. Rajin beribadah
Saya sebagai mahasiswa harus rajin beribadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan agar saya
sendiri memiliki kedamaian baru saya bisa menciptakan perdamaian. Bagaimana kita bisa
menciptakan perdamaian jika kita sendiri tidak berdamai dengan Tuhan dan diri sendiri. Tentu
menciptakan perdamaian itu dimulai dari diri sendiri lalu saat ada konflik kita bisa mengatasi
nya dengan rasa damai tanpa memperbesar masalah yang ada.
e. Terlibat dalam suatu organisasi di kampus
Sebagai mahasiswa saya terlibat dalam suatu organisasi di kampus, biasanya ketika kita terlibat
organisasi kita mendapat banyak pengalaman seperti sikap kita ketika mendengarkan pendapat
orang lain selain itu juga bagaimana cara mengatasi konflik di dalam organisasi dan belajar
bertanggung jawab atas setiap tugas dalam divisi divisi yang ada . Tentu hal tersebut sangat
baik untuk melatih mahasiswa dalam menciptakan perdamaian.
f. Memperbaiki karakter
Sebagai mahasiswa saya tentu memiliki karakter yang kurang baik. Oleh karena itu saya akan
memperbaiki karakter saya agar lebih baik ketika menghadapi konflik . Dengan perbaikan
karakter kita bisa menciptakan perdamaian sedikit demi sedikit.
3. Dalam agama saya terdapat 2 ayat yang menjelaskan tentang perdamaian yaitu:

a. Mazmur 34: 15 jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, carilah perdamaian dan
berusahalah mendapatkannya!
Pada ayat ini dijelaskan sebagai umat kristiani kita harus menjauhi hal hal yang jahat seperti
konflik , rasa benci, dan rasa iri. Tentu dalam ayat Alkitab ini menjelaskan kita harus
menjauhi hal tersebut dan kita harus melakukan hal yang baik di mata Allah. Pertama, Orang
yang  menjaga perkataannya dari segala ucapan yang jahat dan hal-hal yang menipu (dalam
ayat 14). Artinya orang yang menyukai berkata jujur dan benar. Kedua, Orang yang menjauhi
yang jahat dan melakukan yang baik (ayat 15a). Orang seperti ini tidak suka bermain-main
dengan kejahatan, sebaliknya berjuang untuk melakukan hal-hal yang benar. Ketiga, mereka
yang berusaha mencari perdamaian (ayat. 15b). Perhatikan kata "carilah" dan "berusahalah".
Yang dimaksud bukan sekedar suka kedamaian, tetapi berusaha mendapatkan kedamaian.
Butuh usaha dan juga pengorbanan untuk mendapatkan kedamaian. Hanya bagi orang yang
melakukan tiga hal ini akan mendapatkan umur panjang dan menyaksikan hal yang baik.

b. Roma 12:17 janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan , lakukanlah apa yang baik
bagi semua orang
Godaan untuk membalas kejahatan dengan kejahatan mungkin ada di
dalam hati banyak orang. Kedagingan kita mudah memberontak tatkala
diperlakukan secara tidak adil. Membalas dianggap sebagai solusi satu-
satunya dan wajar untuk mendapatkan keadilan. kadangkala tidak mampu
meredakan kemarahan atau menghasilkan perubahan dalam diri orang lain. Perubahan
orang lain memang bukan tujuan dari nasihat Paulus. Porsi kita hanyalah mengupayakan
kedamaian sebisa mungkin. Respons orang lain tidak seharusnya menentukan tindakan kita.

Bagi sebagian orang, nasihat Paulus di ayat 17-18 dipandang sebagai kelemahan dan kompromi
terhadap ketidakadilan. Mereka menuntut bahwa keadilan perlu ditegakkan. Pembalasan adalah
bagian dari upaya menciptakan keadilan. Slogan “turn back crime” sudah semakin akrab di telinga
banyak orang. Keadilan diidentikkan dengan pembalasan terhadap kejahatan.

Paulus sebenarnya sangat peduli dengan keadilan. Kejahatan perlu dibalaskan. Keadilan adalah
sebuah keharusan. Walaupun demikian, agen pembalasan bukanlah kita sendiri, melainkan Allah
(ayat 19). Murka Allah akan turun atas mereka yang berbuat jahat. Ini bukan sekadar harapan,
melainkan kebenaran firman Tuhan (Ul. 32:35). Hukuman datang dari Dia, bukan kita. Pembalasan
kita seringkali tidak dilandasi oleh kasih. Hanya Allah yang mampu melakukan penghukuman dengan
penuh kasih.

Salah satu bukti keadilan dan kasih Allah adalah status kita sebagai “saudara-saudara yang kekasih”
(lit. “orang-orang yang dikasihi”). Melalui sapaan ini Paulus ingin mengingatkan bahwa kita dahulu
berada di bawah murka Allah . Oleh kasih-karunia-Nya di dalam Kristus Yesus, Allah menunjukkan
keadilan-Nya di atas kayu salib. Kasih dan keadilan tampak di kayu yang kasar.

Jikalau penciptaan keadilan tidak dibungkus dengan kasih dan belas-kasihan, justru ketidakadilan
yang muncul ke permukaan. Kenyataan mengungkapkan bahwa pembalasan seringkali lebih kejam
daripada kejahatan awal. Apa yang dianggap sebagai obat bagi suatu penyakit justru menimbulkan
efek samping yang lebih buruk daripada penyakit yang ingin disembuhkan.

Anda mungkin juga menyukai