Di Susun oleh:
1.Shinta Nurfitriani
2.Yaneet Zulaika Landung
3.Indah Permata Dewi
4.Hilda Repliani
5.Ai Azka Khaerunisa
6.Keanu Afrizal
7.Syahrul Fauzi
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami berbagai macam nikmat, sehingga
aktivitas hidup ini banyak diberikan keberkahan. Dengan kemurahan yang telah diberikan oleh
Tuhan Yang Mha Esa sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Ucapan terima kasih tidak lupa kami haturkan kepada guru pembimbing kami dan teman-teman
yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari di dalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Masih banyak kekurangan yang harus
diperbaiki, baik dari segi tata Bahasa.
Oleh karena itu, kami meminta maaf atas ketidaksempurnaannya dan juga memohon kritik dan
saran untuk kami agar bisa lebih baik lagi dalam membuat makalah ini.
Harapan kami mudah-mudahan apa yang kami susun ini bisa memberikan manfaat untuk diri
kami sendiri, teman-teman serta orang lain.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………….. 1
A. Latar belakang………………………………………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………………….
C. Tujuan…………………………………………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Toleransi……………………………………………………………………………..
B. Pentingnya Toleransi…………………………………………………………………………….
C. Menghindarkan Diri dari Perilaku Tindak Kekerasan……………………………...
D. Manfaat Toleransi Hidup Beragama dalam Pandangan Islam…………………..
E. Menerapkan Perilaku Mulia…………………………………………………………………...
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………………….
B. Saran……………………………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu agenda besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah menjaga
persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tantangan untuk
mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa tersebut salah satunya adalah masalah
kerukunan umat beragama dan kerukunan bangsa. Kerukunan intern beragama,
kerukunan antarumat beragama, dan kerukunan antarumat beragama dengan pemerintah.
Kerukunan itu bukan barang gratis. Ada penggalan sejarah kelam di mana kerukunan
pernah terkoyak di negeri ini.
Bukan hanya harta benda yang hilang terbakar, tetapi banyak nyawa manusia tak
bersalah juga melayang. Kita sebagai masyarakat terpelajar harus berperan serta dalam
menjaga keutuhan bangsa dan negara, menjaga keharmonisan dalam kehidupan
bermasyarakat, dan berpartisipasi dalam menjaga kerukunan di mana saja kita berada dan
kapan saja waktunya.
Akhir – akhir ini, nilai kerukunan yang dijaga dengan baik oleh masyarakat mulai
terkikis, mengalami degradasi. Semboyan bhineka tunggal ika sudah mulai luntur dalam
pemahaman dan pengalaman masyarakat.
Ini bisa dilihat dari berbagai konflik yang terjadi di berbagai daerah Indonesia
seperti kasus Poso, Ambon, Sampang yang mengatasnamakan agama. Konflik – konflik
yang mengatasnamakan agama ini bahkan disinyalir telah mengancam terjadinya
disintegrasi bangsa.
Manusia adalah makhluk indiviudu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk
sosial tentunya manusia dituntut untuk mampu berinteraksi dengan individu lain dalam
rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam masyarakat,
seorang individu akan dihadapkan dengan kelompok-kelompok yang berbeda warna
dengannya salah satunya adalah perbedaan agama.
Dalam menjalani kehidupan sosialnya tidak bisa dipungkiri akan ada gesekan-
gesekan yang akan dapat terjadi antar kelompok masyarakat, baik yang berkaitan dengan
ras maupun agama. Dalam rangka menjaga keutuhan dan persatuan dalam masyarakat
maka diperlukan sikap saling menghormati dan saling menghargai, sehingga gesekan-
gesekan yang dapat menimbulkan pertikaian dapat dihindari. Masyarakat juga dituntut
untuk saling menjaga hak dan kewajiban diantara mereka antara yang satu dengan yang
lainnya.
Dalam pembukaaan UUD 1945 pasal 29 ayat 2 disebutkan bahwa “Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.” Olehnya itu kita sebagai warga
Negara sudah sepatutnya menjunjung tinggi sikap saling toleransi antar umat beragama
dan saling menghormati antar hak dan kewajiban yang ada diantara kita demi keutuhan
Negara.
Kebebasan beragama pada hakikatnya adalah dasar bagi terciptanya kerukunan
antar umat beragama. Tanpa kebebasan beragama tidak mungkin ada kerukunan antar
umat beragama. Kebebasan beragama adalah hak setiap manusia. Hak untuk menyembah
Tuhan diberikan oleh Tuhan, dan tidak ada seorang pun yang boleh mencabutnya.
Demikian juga sebaliknya, toleransi antarumat beragama adalah cara agar kebebasan
beragama dapat terlindungi dengan baik. Kebebasan dan toleransi tidak dapat diabaikan.
Namun yang sering kali terjadi adalah penekanan dari salah satunya, misalnya penekanan
kebebasan yang mengabaikan toleransi dan usaha untuk merukunkan dengan
memaksakan toleransi dengan membelenggu kebebasan. Untuk dapat mempersandingkan
keduanya, pemahaman yang benar mengenai kebebasan beragama dan toleransi antar
umat beragama merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan sehari-hari dalam
bermasyarakat.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui makna kata Toleransi.
2. Mengetahui seberapa penting Toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Mengetahui alasan mengapa kita harus menghindarkan diri dari perilaku tindak
kekerasan.
4. Mengetahui apa saja manfaat toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
5. Mengetahui contoh perilaku yang menunjukkan toleransi.
BAB II
PEMBAHASAN