Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

KEBUDAYAAN DAN PERADABAN 4

DOSEN PENGAMPU:
Binsar Samosir, S.I.Kom.

DISUSUN OLEH:
Amanda - 2020122012 - AK
Dento Claston - 2020122014 - AK
Eka - 2020122019 - AK
Meriyana - 2020122022 - AK
Merry Susanti - 2020122023 - AK
Widyana - 2020122033 - AK

2021/2022
UNIVERSITAS UNIVERSAL
Komplek Maha Vihara Duta Maitrya,Bukit Beruntung, Sungai Panas
Kec. Batam Kota, Kota Batam, Kepulauan Riau 29432

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia dan rahmat-Nya yang telah memberikan kelancaran serta kemudahan
sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Penulisan makalah ini digunakan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Kebudayaan dan Peradaban IV. kami menyadari masih terdapat banyak
keterbatasan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang
bersifat membangun serta dukungan dari berbagai pihak berupa material maupun
non-material sangat kami sambut dengan tangan terbuka demi perbaikan di masa
yang akan datang.
Kami juga memohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat
kesalahan pengetikan dan kekeliruan sehingga menimbulkan kesalahpahaman
pembaca dalam memahami maksud kami.

Batam, 20 Januari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG .............................................................................................. 1

1.2 RUMUSAN MASALAH .......................................................................................... 2

1.3 TUJUAN ................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3

2.1 Hakikat Manusia ....................................................................................................... 3

2.2 Karakteristik Kehidupan Manusia yang Mulia, Sunya dan Bahagia........................ 4

BAB III KESIMPULAN ..................................................................................................... 6

REFERENSI ....................................................................................................................... 7

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang dibekali dengan akal dan
pikiran. Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki
derajat paling tinggi di antara citaannya yang lain. Hal yang paling penting
dalam membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah bahwa manusia
dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan, dan keyakinan untuk mempertinggi
kualitas hidupnya di dunia.
Pendidikan adalah proses mengubah sikap dan perilaku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan
pelatihan. Jadi dalam hal ini pendidikan adalah proses atau perbuatan mendidik.
Pendapat lain mengatakan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau
pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak
untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap dalam
melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.
Hakikat manusia adalah seperangkat gagasan atau konsep yang mendasar
tentang manusia dan makna eksistensi manusia di dunia. Pengertian hakikat
manusia berkenaan dengan “prinsip adanya” (principe de’etre) manusia.
Dengan kata lain, pengertian hakikat manusia adalah seperangkat gagasan
tentang “sesuatu yang olehnya” manusia memiliki karakteristik khas yang
memiliki sesuatu martabat khusus” (Louis Leahy, 1985). Aspek-aspek hakikat
manusia, antara lain berkenaan dengan asal-usulnya (contoh: manusia sebagai
makhluk Tuhan), struktur metafisikanya (contoh: manusia sebagai kesatuan
badan-ruh), serta karakteristik dan makna eksistensi manusia di dunia (contoh:
manusia sebagai makhluk individual, sebagai makhluk sosial, sebagai makhluk
berbudaya, sebagai makhluk susila, dan sebagai makhluk beragama).

1
1.2 RUMUSAN MASALAH
a. Apa itu hakekat manusia?
b. Bagaimana agar budaya perang terus terjadi dalam kehidupan manusia ini
bisa dihentikan?
c. Apa itu karakteristik kehidupan manusia yang mulia, sunya dan bahagia?
Berikan contohnya.

1.3 TUJUAN
Dari rumusan masalah diatas dapat diambil beberapa tujuan, diantaranya:
a. Untuk mengetahui tentang hakekat manusia.
b. Untuk mengetahui tentang cara bagaimana untuk menghentikan perang
dalam kehidupan manusia.
c. Untuk mengetahui tentang karakteristik kehidupan manusia yang mulia,
sunya dan bahagia.

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Manusia
Hakikat manusia adalah seperangkat gagasan atau konsep yang
mendasar tentang manusia dan makna eksistensi manusia di dunia. Pengertian
hakikat manusia berkenaan dengan “prinsip adanya” (principe de’etre)
manusia. Dengan kata lain, pengertian hakikat manusia adalah seperangkat
gagasan tentang “sesuatu yang olehnya” manusia memiliki karakteristik khas
yang memiliki sesuatu martabat khusus” (Louis Leahy, 1985). Aspek-aspek
hakikat manusia, antara lain berkenaan dengan asal-usulnya (contoh: manusia
sebagai makhluk Tuhan), struktur metafisikanya (contoh: manusia sebagai
kesatuan badan-ruh), serta karakteristik dan makna eksistensi manusia di dunia
(contoh: manusia sebagai makhluk individual, sebagai makhluk sosial, sebagai
makhluk berbudaya, sebagai makhluk susila, dan sebagai makhluk beragama)
Cara untuk menghentikan budaya perang yang terjadi dalam kehidupan
manusia:
1. Melakukan negosiasi atau musyawarah
Negosiasi dilakukan untuk menghasilkan solusi atau penyelesaian yang
dapat diterima oleh kedua belah pihak melalui komunikasi.
2. Melakukan mediasi
Mediasi adalah salah satu cara untuk menyelesaikan & menghentikan
konflik/perang dengan menghadirkan orang ketiga sebagai penasihat.
Orang ketiga dari konflik/perang tersebut biasanya disebut moderator.
Cara ini dilakukan jika kedua bela pihak tidak mau mengalah untuk
mencapai kesepakatan.
3. Melakukan abritase
Abritase merupakan upaya penyelesaian konflik/perang dengan
menghadirkan orang ketiga dan orang tersebut memiliki wewenang untuk
memutuskan penyelesaian konflik/perang.

3
4. Rekonsiliasi
Rekonsiliasi merupakan bentuk penyelesaian masalah pada masa lampau.
Setelah penyelesaian konflik/perang hubungan kedua belah pihak akan
diperbaruhi kearah perdamaian.
5. Menghargai segala bentuk perbedaan (Toleransi)
Toleransi adalah sikap yang menghadirkan kebaikan untuk bisa hidup
saling berdampingan tanpa memandang perbedaan.
6. Menerapkan empat konsep era baru yaitu :
a) Budaya Baru
Membangun budaya kasih semesta, budaya harmonis dengan alam,
budaya yang memancarkan estetika mulia, sunya, dan bahagia.
b) Peradaban Baru
Peradaban baru yaitu peradaban menghormati kemuliaan semua bentuk
kehidupan.
c) Nilai Hidup Baru
Menjunjung tinggi nilai dan harkat manusia, ‘memuliakan dan
meninggikan manusia’ yang tidak meninggalkan konsep nilai yang
berestetika mulia, sunya, dan bahagia.
d) Moralitas Baru
Moralitas baru yaitu moralitas dunia satu keluarga, dimana tidak ada
perbedaan suku, ras, budaya, dan agama sehingga setiap insan manusia
dapat hidup dengan damai dan harmonis.

2.2 Karakteristik Kehidupan Manusia yang Mulia, Sunya dan Bahagia


Terdapat tiga karakteristik kehidupan manusia yang mulia, sunya dan
Bahagia yaitu:
1. Jasmani yang mulia: Segenap hidup bebas dari deraan nurani
Panjang pendeknya hidup seseorang bukanlah yang terutama melainkan
segenap hidup bebas dari deraan nurani. Sepanjang hidup, setiap niat pikiran,
ucap kata dan perbuatan senantiasa benar dan positif.
Contoh:

4
- Selalu memotivasi diri & orang lain disekitar lingkungan sosial untuk
selalu bersedekah.
- Melakukan bakti sosial.
- Membuang sampah pada tempatnya.
2. Hati yang sunya: Sepanjang hidup bebas leluasa.
Seberapa berat rintangan dalam hidup ini bukanlah masalah besar jika kita
memiliki hati yang senantiasa bebas leluasa. Sepanjang hidup senantiasa
dapat mengosongkan diri, dapat mengembalikan jiwa-raga ke kosong-tiada,
berpijak kepada keilahian. Hati bagaikan angkasa, dengan sendirinya
hiduppun leluasa tiada hambatan.
Contoh:
- Selalu memaafkan kesalahan orang lain.
- Tidak membenci.
- Tidak iri dengki.
3. Rohani yang bahagia: Bahagialah sepanjang hidup.
Kaya miskinnya seseorang bukanlah sebuah hambatan besar bagi seseorang
namun yang paling penting adalah menjalani hidup dengan bahagia dalam
segala kondisi. Kapanpun dan dimanapun dalam hal apapun senantiasa
memancarkan hidup yang agung, luhur dan sakral.
Contoh:
- Melakukan kebaktian.
- Bersyukur.
- Berdoa.
- Berpegang teguh dengan prinsip-prinsip Ketuhanan.
- Selalu ada dalam jalan Ketuhanan YME.

5
BAB III

KESIMPULAN

Hakikat manusia adalah sebagai gagasan atau konsep yang mendasari


manusia dan eksistensinya di dunia. Eksistensinya berhubungan dengan masa
lalunya untuk menjangkau masa depan untuk mencapai tujuan dalam hidupnya.
Manusia berada dalam perjalanan hidup, perkembangan dan pengembangan diri
namun, manusia disini belum tuntas mewujudkan dirinya sebagai manusia. Hal ini
membuat manusia berbondong-bondong untuk berusaha mewujudkan jati dirinya,
siapa yang paling kuat dan hebat. Sehingga hal tersebut memicu terjadinya budaya
perang antar manusia yang tiada henti.
Budaya perang antar manusia hanya dapat dihentikan jika manusia
mengalahkan egonya sendiri dengan didukung berbagai cara yaitu mediasi,
toleransi dan lain sebagainya. Hal yang paling dasar untuk dapat memutuskan
budaya perang antar manusia yaitu dengan menerapkan empat era konsep baru yaitu
budaya baru, peradaban baru, nilai hidup baru dan moralitas baru.
Jika manusia sudah dapat menerapkan empat konsep tersebut, maka
manusia akan kembali ke sifat kodratinya yaitu menjadi manusia dengan jasmani
yang mulia, hati yang sunya dan rohani yang Bahagia

6
REFERENSI

Azizah, K. (2020). Toleransi Adalah Bentuk Menghargai, Ketahui Pengertian,


Jenis dan Manfaat. Merdeka.Com.
https://www.merdeka.com/trending/toleransi-adalah-bentuk-menghargai-
ketahui-pengertian-jenis-dan-manfaat.html
Pintar, K. (2021). Beberapa Upaya Penyelesaian Konflik. Kelas Pintar.
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/beberapa-upaya-penyelesaian-
konflik-12775/
Kuang, M. W. T. (2015). 10 Fondasi Utama Kelangsungan Hidup Umat Manusia
(W. T. Kuang (ed.); Pertama). DPP MAPANBUMI.

Anda mungkin juga menyukai