Anda di halaman 1dari 23

MENGEMBANGKAN SOLUSI BISNIS/ TEKNOLOGI INFORMASI

Ditujukan Kepada Dosen Mata Kuliah Sistem Informasi Manjemen


Zandy Pratama, SE., MM

Disusun Oleh:

AINUN SAKINAH 90200117120


ELSI SUNARYA
SUKMAWATI
NURFAINDAH JULIANTI

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat,
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis diberikan kemudahan dan kelancaran
dalam menyelesaikan makalah yang berjudul “Mengembangkan Solusi Bisnis/
Tekonologi informasi”.Makalah ini disusun guna memenuhi kelengkapan tugas
mata kuliah Sistem Informasi Manajemen. Dengan tersusunnya makalah ini
adalah berkat bantuan dari berbagai pihak.
Dengan disusunnya makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
berbagai pihak yang membutuhkannya. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun demi kesempurnaan pembuatan makalah ini untuk masa
yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Gowa, 20 Oktober 2019

Penyusun
Materi 1
A. Mengembangkan Sistem Bisnis

Pengembangan Sistem Informasi


Ketika pengembangan sistem untuk penyelesaian masalah diterapkan untuk
pengembangan solusi sistem informasi terhadap masalah bisnis, maka hal ini
disebut Information Systems Development (pengembangan sistem informasi)
atau Application Development (pengembangan aplikasi). Bagian ini akan
menunjukkan kepada anda bagaimana pendekatan sistem dapat digunakan
untuk mengembangkan aplikasi dan sistem e-business yang dapat memenuhi
kebutuhan bisnis perusahan, karyawan, dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan terhadap perusahaan (stakeholder).

Pendekatan Sistem
System Approach untuk penyelesaian masalah menggunakan orientasi sistem
untukmerumuskan masalah dan peluang dan mengembangkan solusi.
Menganalisis masalah dan memformulasikan solusi melibatkan aktivitas yang
saling berhubungan di bawah ini:

1. Kenali dan rumuskan Masalah atau Peluang dengan menggunakan


pemikiran sistem.
2. Kembangkan dan evaluasi alternatif solusi sistem.
3. Pilih solusi sistem yang memenuhi persyaratan anda.
4. Desain solusi sistem yang dipilih.
5. Implementasikan dan evaluasi kesuksesan sistem yang telah didesain.

Siklus Pengembangan Sistem


Menggunakan pendekatan sistem untuk mengembangkan solusi sistem
informasi dapat dipandang sebagai proses multilangkah yang disebut
Information Systems Development Cycle (siklus pengembangan sistem
informasi), yang juga dikenal sebagai System Development Life Cycle-SDLC
(siklus hidup pengembangan sistem). Gambar berikut mengilustrasikan apa
yang terjadi pada tiap langkah dari proses ini, yang mencakup langkah:
1. Investigasi
2. Analisis
3. Desain
4. Implementasi
5. Pemeliharaan
Akan tetapi, anda harus menyadari bahwa semua aktiviats yang terlibat sangat
berhubungan satu sama lain dan saling terikat. Oleh karena itu, pada
prakteknya, beberapa akivitas pengembangan bisa muncul pada saat yang
bersamaan. Jadi bagian yang berbeda dari proyek pengembangan bisa jadi
berada pada tingkat yang berbeda pada siklus pengembangan.

Pembuatan Prototipe
Proses pengembangan sistem sering kali mengambil format, atau mencakup
pendekatan pembuatan prototipe. Prototyping (pembuatan prototipe) adalah
pengembangan yang cepat dan pengujian terhadap model kerja, atau prototipe,
dari aplikasi baru dalam proses yang interaktif dan berulang-ulang yang bisa
digunakan oleh ahli SI dan praktisi bisnis. Pembuatan prototipe membuat
proses pengembangan lebih cepat dan lebih mudah, khususnya untuk priyek di
mana persyaratan pemakai akhir sulit dirumuskan. Pembuatan prototipe
terkadang disebut juga Rapid Application Design-RAD (desain aplikasi
cepat). Pembuatan prototipe juga membuka proses pengembangan aplikasi
untuk pemakai akhir karena pembuatan prototipe menyederhanakan dan
memepercepat desain sistem. Jadi, pembuatan prototipe telah memeperluas
peran pemilik kepentingan bisnis yang dipengaruhi oleh sistem yang
diusulkan, dan memungkinkan untuk mempercepat proses pengembangan
yang lebih tanggap atau disebut juga Agile Systems Development-ASD.

Proses Pembuatan Prototipe


Pembuatan prototipe dapat digunakan untuk aplikasi besar dan aplikasi kecil.
Umumnya, sistem bisnis besar masih perlu menggunakan pendekatan
pengembangan sistem tradisional, tetapi sebagian sistem tersebut sering kali
dapat dibuatkan prototipenya. Prototipe aplikasi bisnis yang diperlukan oleh
pemakai akhir dikembangkan secara cepat dengan menggunakan berbagai alat
software pengembangan aplikasi. Kemudian sistem prototipe tersebut
diperbaiki berkali-kali hingga dapat diterima. Sebagaimana diilustrasikan
padagambar berikut, pembuatan prototipe merupakan proses yang interaktif
dan berulang-ulang, yang menggabungkan langkah-langkah siklus
pengembangan sistem tradisional. Pemakai akhir yang cukup berpengalaman
dengan alat pengembangan aplikasi dapat membuat prototipe sendiri. Atau,
anda bisa bekerja sama dengan ahli SI untuk mengembangkan sistem prototipe
dalam rangkaian sesi interaktif. Anda bisa mengembangkan, menguji dan
memperbaiki prototipe laporan manajemen, layar entri data, atau tampilan
output.

Biasanya sebuah prototipe dimodifikasi beberapa kali sebelum pemakai akhir


menyatakan bahwa prototipe tersebut dapat diterima. Modul program yang
tidak dihasilkan oleh software pengembangan aplikasi bisa dikodekan oleh
programer dengan menggunakan bahasa pemrograman konvensional. Versi
akhir sistem aplikasi kemudian diserahkan kepada pemakai akhir untuk
keperluan operasional. Gambar berikut menyebutkan proses pengembangan
sistem berbasis prototipe untuk aplikasi bisnis.
Memulai Proses Pengembangan Sistem
Langkah pertama dalam proses pengembangan sistem adalah System
Investigation Stage (tahap investigasi sistem). Tahap ini dapa melibatkan
pertimbangan proposal yang dihasilkan dari proses bisnis/TI. Tahap
investigasi juga termasuk studi awal solusi sistem informasi yang diusulkan
untuk memenuhi prioritas bisnis perusahaan dan peluang seperti yang
diidentifikasikan dalam proses perencanaan.

Studi Kelayakan
Feasibility Study (studi kelayakan) adalah studi awal untuk merumuskan
informasi yang dibutuhkan oleh pemakai akhir, kebutuhan sumber daya,
biaya, manfaat, dan kelayakan proyek yang diusulkan. Setelah itu tim praktisi
bisnis dan ahli SI akan menyajikan temuan dari studi ini dalam laporan tertulis
yang mencakup spesifikasi awal dan rencana pengembangan untuk aplikasi
bisnis yang diusulkan. Jika pihak manajemen perusahaan menyetujui
rekomendasi studi kelayakan ini, maka proses pengembangan bisa dilanjutkan.
Jadi, tujuan diadakan studi kelayakan adalah untuk mengevaluasi solusi sistem
alternatif dan mengusulkan aplikasi bisnis yang paling layak dan paling
diinginkan untuk dikembangkan. Kelayakan usulan sistem bisnis dapat
dievaluasi dala empat kategori besar.
Organizational Feasibility (kelayakan organisasional) berfokus pada sebaik
apakah dukungan sistem yang diusulkan terhadap prioritas bisnis strategis
organisasi. Economic Feasibility (kelayakan ekonomi) berhubungan dengan
apakah penghematan biaya, peningkatan pendapatan, peningkatan keuntungan,
pengurangan investasi yang diperlukan, dan manfaat lain yang diharapkan
akan melebihi biaya pengembangan dan biaya operasional sistem yang
diusulkan. Sebagai contoh, jika usulan sistem sumebr daya manusia tidak bisa
menutupi biaya pengembangannya, maka usulan itu tidak akan
disetujui,kecuali dimandatkan oleh peraturan pemerintah atau pertimbangan
bisnis strategi. Yang terakhir adalah Operational Feasibility (kelayakan
operasional) adalah kemauan dan kemampuan manajemen, karyawan,
pelanggan, pemasok, dan pihak lain yang mengoperasikan, menggunakan, dan
mendukung sistem yang diusulkan.

Benefit Analysis (analisis manfaat). Analisis manfaat biasanya termasuk


dalam studi kelayakan. Jika biaya dan manfaat bisa dihitung, hal ini disebut
berwujud (tangible), jika tidak bisa dihitung disebut tak berwujud (intangible).
Contoh biaya yang berwujud adalah biaya hardware dan software, gaji
karyawan dan biaya lain yang dapat dihitung dan dibutuhkan untuk
mengembangkan dan menerpkan solusi SI. Intangible Cost (biaya tak
berwujud) adalah biaya yang sulit diukur; biaya itu termasuk hilangnya niat
baik pelanggan atau moral karyawan yang disebabkan oleh kekeliruan dan
gangguan instalasi sistem baru.

Tangible Benefit (manfaat berwujud) adalah hasil yang diharapkan; seperti


penurunab biaya gaji yang disebabkan oleh berkurangnya personel atau
penurunan biaya persediaan yang disebabkan oleh berkurangnya persediaan.
Intangible Benefit (manfaat tak berwujud) lebih sulit  diperkirakan. Manfaat
tak berwujud misalnya pelayanan pelanggan yang lebih baik atau lebih cepat
serta lebih akuratnya informasi untuk manajemen.

Analisis Sistem
Analisis sistem merupakan studi mendalam mengenai informasi yang
dibutuhkan oleh pemakai akhir yang menghasilkan Functional Requirement
(persyaratan fungsiona) yang digunakan sebagai dasar untuk desain sistem
informasi baru. Analisis sistem secara tradisional melibatkan studi yang rinci
mengenai:
Informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan dan pemakai akhir seperti anda
sendiri.
Aktivitas, sumber daya, dan produk dari satu atau lebih sistem informasi yang
saat ini digunakan.
Kemampuan sistem informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
informasi anda, dan pemilik kepentingan bisnis lainnya yang mungkin
menggunakan sistem ini.

Desain Sistem
System Analysis (analisis sistem) mendeskripsikan apa yang harus dilakukan
oleh sistem untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakai. System Design
(desain sistem) menentukan bagaimana sistem akan memenuhi tuuan tersebut.
Desain sistem terdiri dari aktivitas desain yang menghasilkan spesifikasi
sistem yang memenuhi persyaratan fungsional yang dikembangkan dalam
proses analisis sistem.

Cara yang berguna untuk melihat desain sistem diilustrasikan dalam Gambra
berikut. Konsep ini berfokus pada tiga produk utama, atau deliverables yang
harus dihasilkan dari tahap desain. Dalam kerangka kerja ini, desain sistem
terdiri dari tiga aktivitas; interface pemakai, data, dan desain proses. Hal ini
menghasilka spesifikasi yang sesuai dengan produk dan metode interface
pemakai, struktur database, serta pemrosesan dan prosedur pengendalian.

Pengembangan Pemakai Akhir


Dalam siklus pengembangan sistem tradisional, anda berperan sebagai
pemakai akhir bisnis, mirip seperti pelanggan atau klien. Biasanya, anda
meinta sistem baru atau sistem yang lebih baik, menjawab pertanyaan tentang
kebutuhan informasi spesifik Anda dan masalah pemrosesan informasi, dan
menyediakan informasi mengenai sistem bisnis anda yang ada saat ini.
Praktisi SI bekerja dengan anda untuk menganalisis masalah anda dan
menyarankan solusi alternatif. Saat anda menyetujui elternatif terbaik, maka
alternatif, maka alternatif itu didesain dan duterapkan. Di sini anda mungkin
terlibat lagi dalam proses desain prototipe atau menjadi tim pengimplentasikan
bersama dengan para ahli SI.

Akan tetapi, pada End User Development (pengembangan pemakai akhir),


praktisi SI memainkan peran sebagai konsultan, sementar anda melakukan
pengembangan aplikasi anda sendiri. Kadang-kadang staf dari konsultan
pemakai siap membantu Anda dan pemakai akhir lainnya dalam usaha
pengembangan aplikasi anda. Bantuan ini mungkin termasuk pelatihan
penggunaan paket aplikasi; pemilihan hardware dan softare; dampingan untuk
mendapat akses ke database organisasi; dan, tentu saja, dampingan dalam
menganalisis, mendesain, dan mengimplementasikan aplikasi bisnis TI yang
anda butuhkan.

B.Mengimplementasikan Sistem Bisnis


Mengimplementasikan Sistem Baru
Gambar berikut mengilustrasikan bahwa tahap System Implementation
(implementasi sistem) melibatkan pemerolehan hardware, dan software,
pengembangan softare, pengujian program danprosedur, konversi sumber
data, dan ebrbagai alternatif konversi. Hal ini juga melibatkan pendidikan dan
pelatihn pemakai akhir dan para ahli yang akan menjalankan sistem yang baru
tersebut.

Implemenatsi dapat menjadi proses yang sulit dan memerlukan banyak waktu.
Akan tetapi, hal ini vital dalam memastikan kesuksesan sistem yang baru
dikembangkan, karena meskipun sistem tersebut didesain dengan baik, sistem
tersebut akan gagal jika tidak diimplementasikan dengan baik. Oleh sebab itu,
proses implementasi biasanya memerlukan usaha Project Management dari
para manajer unit bisnis. Mereka harus mendukung rencana proyek yang
mencakup tanggung jawab kerja, jadwal tahap-tahap utama dari
pengembangan, dan anggaran keuangan. Hal ini pentinguntuk memastikan
bahwa proyek diselesaikan tepat waktu dan sesuai dengan anggaran yang
ditetapkan, sambil tetap memenuhi tujuan desain.

Mengelola Perubahan Organisasional


Implementasi strategi bisnis/TI yang baru memerlukan pengelolaan pengaruh
perubahan utama dalam dimensi organisasi kunci seperti proses bisnis,
struktur organisasi, peran manajerial, penugasan kerja karyawan, dan
hubungan di antara pemilik kepentingan yang muncul dari penyebaran sistem
informasi bisnis yang baru. Gambar berikut menekankan jenis-jenis dan
luasnya tantangan yang dilaporkan oleh 100 perusahaan yang
mengembangkan dan mengimplemenatsikan portal informasi perusahaand an
sistem ERP yang baru.

Manajemen Perubahan
Orang adalah fokus utama dari Change Management organisasi. Ini mencakup
aktivitas seperti
pengembangan cara yang inovatif untuk mengukur, memotivasi, dan memberi
penghargaan atas
kinerja.
Libatkan orang sebanyak mungkin dalam perencanaan bisnis/TI dan
pengembangan aplikasi.
Buat perubahan konstan menjadi bagian yang diharapkan dari budaya.

Beritahukan ke setiap orang sebanyak mungkin mengenai segala sesuatu


sesering mungkin, sebaiknya secara pribadi. 
Berikan insentif keuangan dan pengakuan.
Bekerjalah di dalam budaya perusahan, bukan di sekitarnya.
Materi 2
MENGEMBANGKAN SOLUSI BISNIS/TI
A. MENGEMBANGKAN SISTEM BISNIS
Pengembangan Sistem Informasi
Ketika pengembangan sistem untuk penyelesaian masalah diterapkan untuk
pengembangan solusi sistem informasi terhadap masalah bisnis, maka hal ini
disebut  Information Systems Development  (pengembangan sistem informasi)
atau  Application Development  (pengembangan aplikasi). Bagian ini akan
menunjukkan kepada anda bagaimana pendekatan sistem dapat digunakan
untuk mengembangkan aplikasi dan sistem  e-business  yang  dapat memenuhi
kebutuhan bisnis perusahan, karyawan, dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan terhadap perusahaan (stakeholder).
Pendekatan Sistem
System Approach untuk penyelesaian masalah menggunakan orientasi sistem
untukmerumuskan masalah dan peluang dan mengembangkan solusi.
Menganalisis masalah dan memformulasikan solusi melibatkan aktivitas
yangsaling berhubungan di bawah ini:
1. Kenali dan rumuskan Masalah atau Peluang dengan menggunakan
pemikiran  sistem.
2. Kembangkan dan evaluasi alternatif solusi sistem.
3. Pilih solusi sistem yang memenuhi persyaratan anda.
4. Desain solusi sistem yang dipilih.
5. Implementasikan dan evaluasi kesuksesan sistem yang telah didesain.
Pemikiran Sistem
Menggunakan System Thinking untuk memahami masalah atau peluang
adalah salah satu aspek paling penting dari pendekatan sistem. Konsultan
manajemen dan penulis, Peter sengemenyebut pemikiran sistem sebagai  The
Fifth Dicipline  (disiplin kelima). Senge mengungkapkan bahwa menguasai
pemikiran sistem bersamaan dengan disiplin penguasaan diri, model mental
visi bersama, dan pembelajaran tim merupakan hal yang vital untuk
pemenuhan pribadi dan sukses berbisnis di dunia yang selalu berubah. Inti dari
disiplin pemikiran sistem adalah “melihat hutan dan pohon-pohonnya” di
situasi apa pun dengan:
Melihat hubungan internal antarsisten ketimbang mata rantai sebab akibat 
ketika  sesuatu terjadi.
Melihat proses perubahan antarsistem ketimbang memisahkan “potret”
perubahan,  ketika perubahan terjadi.
Siklus Pengembangan Sistem
Menggunakan pendekatan sistem untuk mengembangkan solusi sistem
informasi dapat dipandang sebagai proses multilangkah yang disebut
Information Systems Development Cycle (siklus pengembangan sistem
informasi), yang juga dikenal sebagai System Development Life Cycle-SDLC
(siklus hidup pengembangan sistem). Gambar berikut mengilustrasikan apa
yang terjadi pada tiap langkah dari proses ini, yang mencakup langkah:
1. Investigasi
2. Analisis
3. Desain
4. Implementasi
5. Pemeliharaan
Akan tetapi, anda harus menyadari bahwa semua aktiviats yang terlibat sangat
berhubungan satu sama lain dan saling terikat. Oleh karena itu, pada
prakteknya, beberapa akivitas pengembangan bisa muncul pada saat yang
bersamaan. Jadi bagian yang berbeda dariproyek pengembangan bisa jadi
berada pada tingkat yang berbeda pada siklus pengembangan.
Pembuatan Prototipe
Proses pengembangan sistem sering kali mengambil format, atau mencakup
pendekatan pembuatan prototipe. Prototyping  (pembuatan prototipe) adalah
pengembangan yang cepat dan pengujian terhadap model kerja, atau prototipe,
dari aplikasi baru dalam proses yang interaktif dan berulang-ulang yang bisa
digunakan oleh ahli SI dan praktisi bisnis. Pembuatan prototipe membuat
proses pengembangan lebih cepat dan lebih mudah, khususnya untuk priyek di
mana persyaratan pemakai akhir sulit dirumuskan. Pembuatan prototipe
terkadang disebut juga Rapid Application Design-RAD (desain aplikasi
cepat). Pembuatan prototipe juga membuka proses pengembangan aplikasi
untuk pemakai akhir karena pembuatan prototipe menyederhanakan
danmemepercepat desain sistem. Jadi, pembuatan prototipe telah memeperluas
peran pemilik kepentingan bisnis yang dipengaruhi oleh sistem yang
diusulkan, dan memungkinkan untuk mempercepat proses pengembangan
yang lebih tanggap atau disebut juga  Agile Systems Development-ASD.

Proses Pembuatan Prototipe


Pembuatan prototipe dapat digunakan untuk aplikasi besar dan aplikasi kecil.
Umumnya, sistem bisnis besar masih perlu menggunakan pendekatan 
pengembangan sistem tradisional, tetapi sebagian sistem tersebut sering kali
dapat dibuatkan prototipenya. Prototipe aplikasi bisnis yang diperlukan oleh
pemakai akhir dikembangkan secara cepat dengan menggunakan berbagai alat
software pengembangan aplikasi. Kemudian sistem prototipe tersebut
diperbaiki berkali-kali hingga dapat diterima. Sebagaimana diilustrasikan
padagambar berikut, pembuatan prototipe merupakan proses yang interaktif
dan berulang-ulang, yang menggabungkan langkah-langkah siklus
pengembangan sistem tradisional. Pemakai akhir yang cukup berpengalaman
dengan alat pengembangan aplikasi dapat membuat prototipe sendiri. Atau,
anda bisa bekerja sama dengan ahli SI untuk mengembangkan sistem prototipe
dalam rangkaian sesi interaktif. Anda bisamengembangkan, menguji dan
memperbaiki prototipe laporan manajemen, layar entri data, atau tampilan
output.
Biasanya sebuah prototipe dimodifikasi beberapa kali sebelum pemakai akhir
menyatakan bahwa prototipe tersebut dapat diterima. Modul program yang
tidak dihasilkan oleh software pengembangan aplikasi bisa dikodekan  oleh
programer dengan menggunakan bahasa pemrograman konvensional. Versi
akhir sistem aplikasi kemudian diserahkan kepada pemakai akhir untuk
keperluan operasional. Gambar berikut menyebutkan proses pengembangan
sistem berbasis prototipe untuk aplikasi bisnis.

Memulai Proses Pengembangan Sistem


Langkah pertama dalam proses pengembangan sistem adalah  System
Investigation Stage (tahap investigasi sistem). Tahap ini dapa melibatkan
pertimbangan proposal yang dihasilkan dari proses bisnis/TI.  Tahap
investigasi juga termasuk studi awal solusi sistem informasi yang diusulkan
untuk memenuhi prioritas bisnis perusahaan dan peluang seperti yang
diidentifikasikan dalam proses perencanaan.
Studi Kelayakan
Feasibility Study  (studi kelayakan) adalah studi awal untuk merumuskan
informasi yang dibutuhkan oleh pemakai akhir, kebutuhan sumber daya,
biaya, manfaat, dan kelayakan proyek yang diusulkan. Setelah itu tim praktisi
bisnis dan ahli SI akan menyajikan temuan dari studi ini dalam laporan tertulis
yang mencakup spesifikasi awal dan rencana pengembangan untukaplikasi
bisnis yang diusulkan. Jika pihak manajemen perusahaan menyetujui
rekomendasi studi kelayakan ini, maka proses pengembangan bisa
dilanjutkan.Jadi, tujuan diadakan studi kelayakan adalah untuk mengevaluasi
solusi sistem alternatif dan mengusulkan aplikasi bisnis yang paling layak dan
paling
diinginkan untuk dikembangkan. Kelayakan usulan sistem bisnis dapat
dievaluasi dala empat kategori besar.

Organizational Feasibility (kelayakan organisasional) berfokus pada sebaik


apakah dukungan sistem yang diusulkan terhadap prioritas bisnis strategis
organisasi. Economic Feasibility (kelayakan ekonomi) berhubungan dengan
apakah penghematan biaya, peningkatan pendapatan, peningkatan keuntungan,
pengurangan investasi yang diperlukan, dan manfaat lain yang diharapkan
akan melebihi biaya pengembangan dan biaya operasional sistem yang
diusulkan. Sebagai conth, jika usulan sistem sumebr daya manusia tidak bisa
menutupi biaya pengembangannya, maka usulan itu tidak akan
disetujui,kecuali dimandatkan oleh peraturan pemerintah atau pertimbangan
bisnis strategi. Yang terakhir adalah  Operational Feasibility (kelayakan
operasional) adalah kemauan dan kemampuan manajemen, karyawan,
pelanggan, pemasok, dan pihak lain yang mengoperasikan, menggunakan, dan
mendukung sistem yang diusulkan.

Benefit Analysis (analisis manfaat). Analisis manfaat biasanya termasuk


dalam studi kelayakan. Jika biaya dan manfaat bisa  dihitung, hal ini disebut
berwujud (tangible), jika tidak bisa dihitung disebut tak berwujud 
(intangible).  Contoh biaya yang berwujud adalah biaya hardware dan
software, gaji karyawan dan biaya lain yang dapat dihitung dan dibutuhkan
untuk mengembangkan dan menerpkan solusi SI. Intangible Cost (biaya tak
berwujud) adalah biaya yang sulit diukur; biaya itu termasuk hilangnya niat
baik pelanggan atau moral karyawan yang disebabkan oleh kekeliruan dan
gangguan instalasi sistem baru.Tangible Benefit (manfaat berwujud) adalah
hasil yang diharapkan; seperti penurunab biaya gaji yang disebabkan oleh
berkurangnya personel atau penurunan biaya persediaan yang disebabkan oleh
berkurangnya persediaan.  Intangible Benefit  (manfaat tak berwujud) lebih
sulitdiperkirakan. Manfaat tak berwujud misalnya pelayanan pelanggan yang
lebih baik atau lebih cepat serta lebih akuratnya informasi untuk manajemen.
Analisis Sistem
Analisis sistem merupakan studi mendalam  mengenai informasi yang
dibutuhkan oleh pemakai akhir yang menghasilkan Functional Requirement
(persyaratan fungsiona) yang digunakan sebagai dasar untuk desain sistem
informasi baru. Analisis sistem secara tradisional melibatkan studi yang rinci
mengenai:
Informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan dan pemakai akhir seperti anda
sendiri.
Aktivitas, sumber daya, dan produk dari satu atau lebih sistem informasi yang 
saat ini digunakan.
Kemampuan sistem informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
informasi anda, dan pemilik kepentingan bisnis lainnya yang mungkin
menggunakan sistem ini.
Analisis Organisasional
Organizational Analysis  (analisis organisasional) merupakan langkah pertama
yang penting dilakukan dalam analisis sistem. Karena itulah anggota tim
pengembangan harus engetahuitentang organisasinya, struktur manajemennya,
orang-orangnya, aktivitas bisnisnya, sistem lingkungan yang terkait, dan
sistem informasi terbaru. Anggota tim harus mengetahui informasi ini secara
lebih rinci untuk unit bisnis tertentu atau kelompok kerja pemakai akhir yang
akan terpengaruh oleh sistem informasi yan baru atau yang diusulkan lebih
baik. Karena itulah pemakai akhir bisnis sering kali diikutsertakan dalam tim
pengembangan sistem.
Analisis Sistem yang AdaSebelum anda mendesain sistem baru, anda perlu
memepelajari sistem yang akan diingatkan atau diganti. Anda perlu
menganalisis bagaimana sistem ini menggunakan hardware, software,
jaringan, dan sumber daya manusia untuk mengubah sumebr data, seperti data
transaksi ke produk informasi, seperti laporan dan tampilan. Keudia anda
harus mendokumentasikan bagaimana aktivitas sistem informasi input,
pemrosesan, output, penyimpanan, dan pengendalian dilaksanakan.
Misalnya, anda ungkin mengevaluasi format,waktu, volume, dan kualitas
aktiviats input dan output. Aktivitas interface pemakai sangat vital untuk
mengefektifkan interaksi antara pemakai akhir dan sistem berbasis komputer.
Kemudian, pada tahap desain sistem, Anda bisa menspesifikasian sumber
daya, produk, dan aktivitas apa yang harus mendukung interface pemakai di
dalam sistem yang sedang anda desain.
Analisis Persyaratan Fungsional
Langkah analisis sistem ini adalah salah satu dari yang paling sulit. Anda
mungkin perlu bekerja sebagai tim dengan analis SI dan pemakai akhir
lainnya menentukan kebutuhan jenis informasi apa yang dibutuhkan oleh
setiap aktiviats bisnis; bagaimana formatnya, volumenya, dan frekuensinya;
serta waktu responsnya. Kedua, anda harus mencoba menentukan kemampuan
pemrosesan informasi yang dituhkan untuk setiap aktivitas sistem,seperti
input, pemrosesan, output, penyimpanan, pengendalian untuk memenuhi
kebutuhan informasi ini. Tujuan utama anda adalah menentukan apa yang
harus dilakukan, bukan bagaiman melakukannya..Yang terakhir, anda harus
mencoba mengembangkan  Functional Requirement  (persyaratan fungsional).
Persyaratan fungsional merupakan persyaratan informasi pemakai akhir yang
tidak berkaitan dengan hardware, software, jaringan, data, dan sumber daya
manusia yang saat ini digunakan oleh pemakai akhir atau akan digunakan
dalam sistem yang baru. Hal ini harus ditentukan dalam tahap desain. Gambar
berikut menunjukkan conth persyaratan fungsional untuk susulan aplikasi
bisnis e-commerce.
Desain Sistem
System Analysis  (analisis sistem) mendeskripsikan apa yang harus dilakukan
oleh sistem untuk memenuhi kebutuhan informasi pemakai. System Design 
(desain sistem) menentukan bagaimana sistem akan memenuhi tuuan tersebut.
Desain sistem terdiri dari aktivitas desain yang menghasilkan spesifikasi
sistem yang memenuhi persyaratan fungsional yang dikembangkan dalam
proses analisis sistem.

Cara yang berguna untuk melihat desain sistem diilustrasikan dalam Gambra
berikut. Konsep ini berfokus pada tiga produk utama, atau deliverables yang
harus dihasilkan dari tahap desain. Dalam kerangka kerja ini, desain sistem
terdiri dari tiga aktivitas; interface pemakai, data, dan desain proses. Hal ini
menghasilka spesifikasi yang sesuai dengan produk dan metode interface
pemakai, struktur database, serta pemrosesan dan prosedur pengendalian.
Desain Interface Pemakai
Mari kita lihat lebih dekat tentang desain inetrface pemakai, karena hal ini
merupakan komponen sistem yang terdekat dengan pemakai akhir bisnis, dan
hal yang paling dapatmembantu desain. Aktivitas desain inetrface pemakai
berfokus pada dukungan interaksi antara pemakai akhir dan aplikasi berbasis
komputer. Para perancang memfokuskan pada bentuk desain yang menarik
dan efisien dari input dan output pemakai, seperti halaman Web intranet dan
Internet yang mudah digunakan.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, desain interface pemakai sering
kali merupakan proses pembuatan prototipe  (prototyping),  di mana model
kerja atau prototipe metode interface pemakai didesain dan dimodifikasi
beberapa kali dengan tanggapan dari pemakai akhir. Proses desain interface
pemakai menghasilkan spesifikasi desain yang rinci untuk produk informasi
seperti layar tampilan, pemakai inetraktif/dialog komputer (termasuk juga
urutan atau aliran dialognya), respons audio, formulir, dokumen, dan laporan.
Gambar dibawah memberikan contoh elemen desain interface pemakai dan
petunjuk lainnya untuk halaman Web multimedia dari situs Web e-commerce.
Spesifikasi Sistem
System Spesification memformulasikan desain moe interface pemakai dan
produk aplikasi, struktur database, serta pemrosesan dan prosedur
pengendalian. Oleh karena itu, perancang sistem akan sering mengembangkan
hardware, software, jaringan, data, dan spesifikasi personel untuk sistem yang
diusulkan. Gambar berikut menunjukkan contoh spesifikasi sistem yang bisa
dikembangkan untuk sistem e-commerce.
Pengembangan Pemakai Akhir
Dalam siklus pengembangan sistem tradisional, anda berperan sebagai
pemakai akhir  bisnis, mirip seperti pelanggan atau klien. Biasanya, anda
meinta sistem baru atau sistem yang lebih baik, menjawab pertanyaan tentang
kebutuhan informasi spesifik Anda dan masalah pemrosesan informasi, dan
menyediakan informasi mengenai sistem bisnis anda yang ada saat ini.
Praktisi SI bekerja dengan anda untuk menganalisis masalah anda dan
menyarankan solusi alternatif. Saat anda menyetujui elternatif terbaik, maka
alternatif, maka alternatif itu didesain dan duterapkan. Di sini anda mungkin
terlibat lagi dalam proses desain prototipe atau menjadi tim pengimplentasikan
bersama dengan para ahli SI.
Akan tetapi, pada  End User Development  (pengembangan pemakai akhir),
praktisi SI memainkan peran sebagai konsultan, sementar anda melakukan
pengembangan aplikasi anda sendiri. Kadang-kadang staf dari konsultan
pemakai siap membantu Anda dan pemakai akhir lainnya dalam usaha
pengembangan aplikasi anda. Bantuan ini mungkin termasuk pelatihan
penggunaan paket aplikasi; pemilihan hardware dan softare; dampingan untuk
mendapat akses ke database organisasi; dan, tentu saja, dampingan dalam
menganalisis, mendesain, dan mengimplementasikan aplikasi bisnis TI yang
anda butuhkan.Fokus Aktivitas SIPerlu diingat bahwa pengembangan pemakai
terakhir harus berfokus pada pemakai terakhir harus berfokus pada aktivitas
dasar dari sistem informasi, yaitu: input, pemrosesan, output, penyimpanan,
dan pengendalian.
Dalam menganalisis aplikasi potensial, Anda pertama-tama harus berfokus
pada output yang akan dihasilkan oleh aplikasi. Informasi apakah yang
diperlukan dan bagaimana menyajikannya? Berikut, lihat dan input yang akan
dimasukkan ke aplikasi. Data apa yang tersedia? Dari sumebr apa? Dalam
bentuk apa? Kemudian Anda harus memeriksa persyaratan processing. Proses
operasi atau transaksi apa yang akan diperlukan untuk mengubah input yang
ada menjadi output yang diinginkan? Di antara pket software yang bisa
digunakan oleh pengembang, paket manakah yang paling baik dalam
melakukan operasi yang dibutuhkan?
Penyesuaian pada output yang diinginkn atau mencari sumber tambahan data
input, termasuk data yang disimpan dalam file dan database dari sumber
eksternal. Komponen  Storage  akan bervariasi sesuai kepentingan aplikasi
pemakai akhir. Misalnya, beberapa aplikasi memerlukanpenggunaan
penyimpanan data yang sangat luas atau pembuatan data yang harus disimpan
untuk digunakan di masa yang akan datang. Hal ini lebih cocok untuk proyek
pengembangan manajemen database daripada aplikasi spreasheet.
Fungsi pengukuran kontrol untuk aplikasi pemakai akhir sangat bervariasi
bergantung pada ruang lingkup dan durasi aplikasi, jumlah dan sifat alami
pemakai aplikasi, dan sifat alami dari data yang terlibat. Sebagai contoh,
pengukuran pengendalian diperlukan agar terlindung dari hilangnya data
secara mendadak atau kerusakan file pemakai akhir. Perlindungan yang paling
dasar untuk menjaga dari hilangnya data ialah dengan embuat salinan dari file
aplikasi secara berturut-turut dan sistematis. Contoh lainnya ialah fitur
perlindungan sel  spreasheet  yang melindungi sel utama jika pemakai secara
tidak sengaja menghapusnya.
Melakukan Pengembangan Pemakai Akhir
Dalam pengembangan pemakai akhir, anda dan praktisi bisnis lainnya daat
mengembangkan cara baru atau cara yang lebih baik untuk melakukan tugas
anda tanpa keterlibatan langsung dari ahli SI. Kemampuan pengembangan
aplikasi yang dibangun ada berbagai paket software pemakai akhir telah
menjadikannya lebih mudah digunakan bagi banyak pemakai untuk
mengembangkan solusi berbasis komputer. Gambar berikut mengilustrasikan
alat pengembang situs Web yang bisa digunakan untuk membantu anda
mengembangkan, memperbarui, dan mengelola situs Web intranet untuk unit
bisnis Anda. Atau anda bisa menggunakan paket spreasheet elektronik sebagai
alat untuk mengembangkan cara mempermudah analisis hasil penjualan
mingguan untuk manajer penjualan di perusahaan. Atau anda bisa
menggunakan paket pengembangan situs Web untuk mendesain halaman Web
untuk toko Web bisnis kecil atau situs Web intranet departemen.

Anda mungkin juga menyukai