Disusun Oleh:
1. Alvin Al Asdi (18013010060)
2. Zsalzsabila I. Z. (18013010074)
3. Siti Nurhidayah (18013010076)
Kelompok 3
Kelas F
HAKIKAT MANUSIA
Stevenson dan Haberman (2001) mengatakan bahwa meskipun ada begitu banyak hal
yang sangat bergantung pada konsep tentang hakikat manusia, terdapat begitu banyak
ketidaksepakatan mengenai apa itu hakikat manusia. Adanya ketidaksepakatan ini karena
banyak pihak hanya melihat hakikat manusia secara sepotong-sepotong tanpa
mendudukannya dalam konteks keseluruhan yang utuh. Karl Marx, misalnya,(dalam
Stevenson dan Haberman, 2001) mengatakan hakikat real manusia adalah keseluruhan
hubungan sosial dengan menolak adanya tuhan dan mengagnggap bawha tiap pribadi adala
produk dari tahapan ekonomis tertentu dari masyarakat manusia tempat manusia itu hidup.
Kecenderungan memahami hakikat manusia secara sepotong-sepotong ini sangat
jelasa terasa bila melihat perkembangan dan aliran dalam psikologi khususnya menyangkut
konsepsi-konsepsi psikologis tentang manusia. McDavid dan Harari (dalam Jalaluddin
Rahmat, 2001) mengelompakan empat teori psikologi dikaitkan dengan konsepsinya sebgai
berikut:
1. Psikoanalis, yang melukiskan manusia sebagai makhluk yang digerakkan oleh
keinginan – keinginan terpendam (homovolensi).
2. Behaviorisme, yang menganggap manusia sebagai makhluk yang digerakkan
semuanya oleh lingkungan (homomechanicus).
3. Kognitif, yang menganggap manusia sebagai makhluk berfikir yang aktif
mengorganisasikan dan mengolah stimulasi yang diterimanya (homosapien).
4. Humanisme, yang melukiskan manusia sebagai pelaku aktif dalam merumuskan
strategi transaksional dengan lingkungannya (homoludens).
Manusia adalah bagian dari keberdaan alam semesta. Segala sesuatu yang ada di alam
semesta (makrocosmos) juga ada di dalam manusia (miticosmos). Oleh karena itu, alam
semesta dan alam manusia sebenarnya sama-sama mempunyai tiga lapisan keberadaan,
yaitu : fisik (body), energi pikiran (mind), kesadaran murni (roh, soul, spirit).
Filsafat bersal dari dua kata Yunani phlio dan sophia, yang mana phlio berarti berarti
cinta dan sophia berarti bijaksana. Dengan demikian philosophia berarti cinta kepada
kebijaksanaan.(Puad Farid Ismail dan Abdul Hamid Mutawalli, 2003).
Sifat yang spekulatif karena filsafat selalu ingin mencari jawab bukan saja pada suatu
hal yang sudah di ketahui tetapi juga pada suatu hal yang belum di ketahui.
Objek filsafat bersifat universal dan mencakup segala sesuatu yang dialami manusia.
Selanjutnya Abdul Kadir Muhamad menjelaskan filsafat dengan melihat unsur-unsur sebagai
berikut:
HAKIKAT AGAMA
Rumusan pengertian agama berdasarkan unsur-unsur penting sebagai berikut :
a. Hubungan manusia dengan sesuatu yang tak terbatas, yang transdental Tuhan Yang
Maha Esa.
b. Berisi pedoman tingkah laku
c. Untuk kebahagian hidup manusia di dunia dan hidup kekal di akhirat.
Dalam pengertian beragama mencakup unsur-unsur utama sebagai berikut:
a. Ada kitab suci .
b. Kitab yang di tulis oleh Nabi berdasarkan wahyu langsung dari Tuhan.
c. Ada suatu lembaga yang membina menuntun manusia, dan menafsirkan kitab suci
bagi kepentingan umatnya.
Setiap agama berisi ajaran dan pedoman tentang:
a. Taqwa, dogma, doktrin, atau filsafat tentang ketuhanan.
b. Susila, moral, atau etika.
c. Ritual upacara atau tata cara beribadat.
d. Tujuan agama.
HAKIKAT ETIKA
Etiaka berasal dari kata yunani ethos (bentuk tunggal) yang berarti tempat tinggal,
padang rumput, kandang, kebiasaan, adat watak persaaan, sikap dan cara berfikir.
a. Etika secara etimologi dapat di artikan sebagai ilmu tentang apa yang biasa di lakukan
atau ilmu tentang adat kebiasaan yang berkenaan dengan hidup yang baika dan yang
buruk (Kanter 2001).
b. Menurut Lawrence Weber dan Post (2005) etika adalah suatu konsepsi tentang prilaku
yang benar dan salah. Etika menjelaskan prilaku bermoral atau tidak dan berkaitan
dengan hubungan kemanusiaan yang fundamental.
Sehingga dapat di simpulkan bahwa etika
a. Etika sebagai praktis sama dengan moral atau moralitas yang berarti adat isti adat,
kebiasaan, nilai-nilai, dan norma-norma yang berlaku dalam kelompok atau
masyarakat.
b. Etika sebagai suatu ilmu atau tata susila adalah pemikiran/penilain moral.
HAKIKAT NILAI
Pengertian nilai oleh beberapa ahli
a. Donie Koesuma A (2007) nilai sebagai kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu
dapat di sukai, di inginkan, berguna, dan dihargai sehingga dapat menjadi objek bagi
kepentingan tertentu.
b. Fuad Farid Ismail dan Abdul Hamid Mutawalli (2003) merumuskan nilai sebagai
standar atau ukuran yang kita gunakan untuk mengukur segala sesuatu.
c. Sorokin dalam Capra (2002) mengunkapakan tiga sistem nilai dasar yang melandasi
semua manifestasi suatu kebudayaan, yaitu nilai indriawi, ideasional, dan idealistis.
Dari penjelasan diatas dapat di simpulkan tiga hal yaitu
a. Nilai selalu di kaitkan dengan sesuatu (benda, orang, dan hal)
b. Ada bermacam-macam (gugus) nilai selain uang (ekonomis) yang sudah cukup di
kenal.
c. Gugus-gugus nilai itu membentuk semacam hierarki dari yang terendah sampai
dengan yang tertinggi.
Perbedaan:
Empat kecerdasan covery Sepuluh sifat karakter sel chopra Etika nafis
Ketika pikiran berada dalam keadaan sadar berarti pikiran sedang berada dalam
gelombang beta. Dalam gelombang ini pikiran sangat aktif sehingga akan memaksa otak
untuk mengeluarkan hormon kortisol dan norepinephirin yang menyebabkan timbulnya rasa
cemas, khawatir, gelisah dan sejenisnya. Oleh karena itu, pikiran harus selalu di latih untuk
memasuki gelombang alpha Untuk membangun karakter positif, seperti tenang, sabar,
nyaman, ikhlas, bahagia dan sejenisnya.
Model yang di kembangkan untuk kembali pada paradigma tentang manusia secara
seutuhnya. Karakter positif hanya dapat di kembangkan melalui pengembangan
hakikat manusia secara utuh. Dalam pengembangan manusia secara utuh perlu di
kembangkan juga
secara seimbang kecerdasan emosional dan spritual di samping kecerdasaan
intelektual dan kesehatan fisik.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno, dan I Cenik Ardana. 2009. Etika Bisnis dan Profesi: Tantangan
Membangun Manusia Seutuhnya. Jakarta: Salemba Empat.
Zaki, Achmad. “Etika Profesi: Filsafat, Agama, Etika, dan Hukum”. 2014.
http://mohamadrezal.blogspot.com/2018/10/manusia-dan-alam-semesta.html?m=1, diakses
pada 29 Januari 2020
http://mynewnisaniso.blogspot.com/2016/11/etika-profesi-bab-i-manusiadan-alam.html,
diakses pada 29 Januari 2020