PENDAHULUAN
3
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa hakikat kebenaran?
1.2.2 Apa hakikat eksistensi ( dunia / alam semesta )?
1.2.3 Apa hakikat manusia?
1.2.4 Apa hakikat otak dan kecerdasan?
1.2.5 Bagaimana hakikat fikiran dan kesadaran?
1.2.6 Apa tujuan dan makna kehidupan?
1.2.7. Apa hakikat dari filsafat?
1.2.8. Apa hakikat dari agama?
1.2.9. Apa hakikat dari etika?
1.2.10. Apa hakikat dari nilai?
1.2.11. Apa hubungan agama, etika, dan nilai?
1.2.12. Apa persamaan dan perbedaan hukum, etika, dan etiket?
1.2.13. Bagaimana paradigma manusia utuh?
4
BAB II
PEMBAHASAN
a. Tingkat pertama adalah, benda mati yang hanya memiliki unsur P (substansi,
materi)
b. Tingkat kedua adalah, tumbuh-tumbuhan, yang mempunyai unrsur P dan unsur X
(kehidupan).
c. Tingkat ketia adalah golongan hewan, yang memiliki unsur P, X, da Y
(kesadaran)
d. Tingkat ke empatan adalah, golongan manusia yang memiliki semua unsur, P,
X,Y, dan Z (unsur kesadaran,transendental/spiritual).
Dapat disimpulkan bahwa hakikat keberadaan alam semesta tidak hanya terbatas pada
sesuatu yang bersifat fisik, sebagaimana diyakini oleh sementara ilmuan. Dengan kemajuan
ilmu fisika dan adanya ketertarikan para ilmuan untuk mulai mengkaji hal hal spiritual secara
5
lebih rasional, maka mulai diyakini bahwa hal-hal yang tidak tampak oleh panca indra juga
merupakan bagian tak terpisahkan dari hakikat keberadaan.
6
2.5 Hakikat Pikiran (Mind) dan Kesadaran (Consciousness)
Persepsi adalah proses pemberian makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh
pengetahuan baru. Memori adalah proses menyimpan informasi dan memanggilnya kembali.
Berfikir adalah mengolah informasi dan memanipulasi informasi untuk memenuhi kebutuhan
atau kebutuhan respon.
Lapisan sadar berhubungan dengan dunia luar dalam wujud sensasi dan berbagai
pengalaman yang didasari setiap saat. Lapisan prasadar sering disebut memori (ingatan)
yang tersedia menyangkut pengalaman – pengalaman yang tidak disadari pada saat
pengalaman tersebut terjadi, dengan mudah dapat muncul kembali menjadi kesadaran secara
spontan atau dengan sedikit usaha. Lapisan tidak sadar yang merupakan lapisan yang paling
dalam dari pikaran manusia, menyimpan semua dorongan insting primitif serta emosi dan
memori yang mngancam pikiran sadar yang telah sedemikian ditekan, atau secara tidak
disadari telah didorong ke dalam lapisan yang paling dalam pada pikiran manusia.
Menurut Khrisna kesadaran manusia terbagi menjadi lima tingkat / lapisan yaitu :
1. Lapisan kesadaran fisik, yang ditentukan oleh makanan.
2. Lapisan kesadaran psikis, yang didasarkan atas energi dari udara yang disalurkan
melalui pernapasan.
3. Lapisan kesadaran pikiran, yang merupakan kesadaran pikiran rasional dan
emosional. Bila pikiran kacau atau dalam keadaan marah, maka napas akan lebih
cepat. Dan sebalikanya jika pikiran tenang maka napas kita juga tenang , karena
seluruh kepribadian kita ditentukan oleh pikiran .
4. Lapiasan intelegensia (bukan Intelek), menyangkut kesadaran hati nurani atau budi
pekerti. Lapisan ini yang menyebabkan manusia menjadi bijak.
5. Lapisan kesadaran murni (kesadaran transendental), merupakan hasil akhir pemekaran
kepribadian manusia, yang merupakan tingkat kesadaran tertinggi yang dapat dicapai
oleh manusia.
Manusia telah memiliki kesadaran mental atau emosional yang telah berkembang, sementara
hewan belum mencapai tingkat atau lapisan kesadaran ini.
7
4. Jalan ma’rifah yaitu tahap dimana seseorang telah mempunyai kearifan dan
pengetahuan terdalam tentang kebenaran spiritual.
8
Berikut adalah tabel perbedaan Filsafat dengan Ilmu
No. Aspek Filsafat Ilmu
Segala sesuatu yang bersifat fisik
Segala sesuatu yang bersifat
dan nonfisik, baik yang dapat
1 Ontologis fisik dan yang dapat direkam
direkam melalui indra maupun
melalui indra
yang tidak
Pendekatan ilmiah,
Pendekatan yang bersifat reflektif menggunakan dua pendekatan
2 Epistemologis
atau rasional-deduktif yaitu deduktif dan induktif
secara saling melengkapi
Sangat abstrak, bermanfaat tetapi Sangat konkret, langsung
3 Aksiologis tidak secara langsung bagi umat dapat dimanfaatkan bagi
manusia kepentingan umat manusia
9
Ritual, upacara, atau tata cara beribadat, menetapkan bagaimana
seharusnya metode dan tata cara manusia berhubungan dengan Allah
(Tuhan).
Tujuan agama, yaitu menuntun semua umat manusia agar memperoleh
kebahagiaan dunia dan akhirat.
10
duniawi bukan merupakan tujuan akhir tetapi hanya dianggap sebagai pendukung untuk
mencapai tujuan akhir.
11
2. Kecerdasan, Karakter, dan Etika
Menurut Wahyuni Nafis (2006), ada 3 jenis kecerdasan dengan 3 golongan etika :
3 Golongan Etika Karakter Utama
1. Teo Etika 9. Takwa (pasrah diri)
Saling ketergantungan 8. Ikhlas (tulus)
Masalah aku dengan Tuhan 7. Tawakal (tahan uji)
8. Sosio Etika 6. Silaturahmi (tali kasih)
Ketergantungan 5. Amanah (integritas)
Masalah aku dengan orang lain 4. Huznuzan (baik sangka)
9. Psiko Etika 3. Tawaduk (berilmu)
Kemandirian 2. Syukur
Masalah aku dengan aku 1. Sabar
12
6. Pikiran, Meditasi, dan Gelombang Otak
Olah pikir (brainware management) adalah suatu konsep dan keterampilan untuk
mengatur gelombang otak manusia yang paling sesuai dengan aktivitasnya sehingga
bisa mencapai hasil optimal (Sentanu,2007). Gelombang otak dapat diukur dengan
menggunakan Elektroensefalogram (EEG). Dilihat dari frekuensinya, gelombang otak
dapat digolongkan ke dalam empat golongan, yaitu :
Nama Ciri-Ciri
Beta (14 - 100 Hz) Kognitif, analisis, logika, otak kiri,
konsentrasi, prasangka, pikiran sadar,
aktif, cemas, was-was, khawatir, stres,
fight or flight, disease, cortisol,
norepinephrine.
Alpha (8 - 13,9 Hz) Khusyuk, relaksasi, meditatif, focus-
alertness, superleaming, akses nurani
bawah sadar, ikhlas, nyaman, tenang,
santai, istirahat, puas, segar, bahagia,
endorphine, serotonin.
Theta (4 - 7,9 Hz) Sangat khusyuk, deep-meditation,
problem solving, mimpi, intuisi, nurani
bawah sadar, ikhlas, kreatif, integratif,
hening, imajinatif, catecholamines, AVP.
Delta (0,1 – 3,9 Hz) Tidur lelap, non physical state, nurani
bawah sadar kolektif, tidak ada pikiran
dan perasaan, cellular regeneration,
HGH.
13
Gambar tersebut menjelaskan suatu model hakikat manusia yang dilandasi paradigma
tidak utuh (paradigma materialisme) sehingga menimbulkan berbagai permasalahan yang
memunculkan ketidakbahagiaan. Pada model ini, tujuan manusia hanya mengejar kekayaan,
kesenangan, dan kekuasaan duniawi. Kecerdasan yang dikembangkan hanya IQ dan
kesehatan fisik sehingga praktis kurang atau bahkan lupa mengembangkan EQ dan SQ.
14
Gambar di atas merupakan model yang dikembangkan untuk kembali kepada
paradigma tentang hakikat manusia seutuhnya. Karakter positif hanya dapat dikembangkan
melalui pengembangan hakikat manusia secara utuh. Dalam pengembangan manusia utuh,
perlu dikembangkan juga secara seimbang kecerdasan emosional dan spiritual di samping
kecerdasan intelektual dan kesehatan fisik. Meditasi, zikir, retret, dan sejenisnya sangat
efektif untuk melengkapi agama guna mengembangkan kecerdasan emosional dan spiritual.
Bila keseimbangan ini dapat dicapai maka manusia akan mempunyai karakter positif yang
dapat digunakan untuk mencapai tujuan hidup.
15
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Untuk memahami berbagai disiplin ilmu dan teknologi tidak seepenuhnya mampu
memahami misteri keberadaan alam semesta dan tidak lagi sepenuhnya dapat menjelaskan
dan memecahkan berbagai permasalahan dunia saat ini. Kebenaran tentang eksistensi
menyangkut kebenaran tentang adanya empat tingkat eksistensi dunia yaitu: benda, tumbuh-
tumbuhan, hewan, dan manusia yang membedakannya adalah unsur kesadaran yang dimiliki
oleh keempat kelompok eksistensi tersebut. Kebenaran tentang alat maksudnya adalah
ketepatan penggunaan alat (tools) yang dipakai untuk memahami keempat tingkat eksistensi
tersebut
Filsafat adalah hasil pemikiran manusia yang menempati posisi sebagai induk
pengetahuan. Filsafat juga diartikan mencari sebuah kebenaran, karakteristik utama berfikir
filsafat adalah sifatnya yang menyeluruh, sangat mendasar, dan spekulatif. Sifatnya
menyeluruh artinya mempertanyakan hahekat keberadaan, dan kebenaran tentang keberadaan
itu sendiri sebagai satu kesatuan secara keseluruhan, bukan persektif dari bidang perbidang
atau sepotong-sepotong. Sifatnya yang mendasar berarti bahwa filsafat tidak begitu saja
percaya bahwa ilmu itu benar. Sifatnya yang spekulatif karena filsafat selalu ingin mencari
jawab bukan bukan saja pada suatu hal yang sudah diketahui, tetapi segalah sesuatu belum
diketahui.
Agama adalah satu bentuk ketetapan ilahi yang mengarahkan mereka yang berakal dengan
pilihan mereka sendiri terhadap ketetapan ilahi itu tersebut kepada kebaikan hidup didunia
dan kabahagian hidup di akhirat.
Etika sama dengan moral. Moral berasal dari kata latin: mos (bentuk tunggal), ataumores
(bentuk jamak) yang berarti adat istiadat, kebiasaan, kelakuan, watak, tabiat, akhalk, cara
hidup. Hukum, etika dan etiket merupakan istilah yang sangat berdekatan dan mempunyai
atri yang hampir sama walaupun terdapat juga perbedaaan.
3.2. Saran
Disini hendaknya diterapkan asas ketepatan (adaequatio). Ada kecendurungan bahwa
para ilmuan hanya mengakui pendekatan ilmiah (pendekatan rasional) sebagia pendekatan
tunggal untuk memahami eksistensi alam semesta, padahal kebenaran ilmiah hanya
berlandaskan pada fakta objektif (fakta yang dapat dibuktikan melalui panca indra).
Dengan kita mempelajari filsafat, agama, etika, dan hukum, semoga kita menjadi
orang yang kritis, berpikir yang benar dalam berbagai hal, menjadi orang yang bermoral dan
berahlak mulia untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Tuhan yang maha
Esa, dan semoga kita dapat mencapai hakikat kehidupan yang sesungguhnya yaitu surga.
16
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno dan I Cenik Ardana. 2009. Etika Bisnis Dan Profesi: Tantangan
Membangun Manusia Seutuhnya Edisi Revisi. Jakarta: Penerbist Salemba
Empat.
17