Anda di halaman 1dari 4

HAKIKAT KEBENARAN 

Untuk memahami mengapa berbagai dsiplin ilmu dan teknologi tidak sepenuhnya mampu memahami
misteri keberadaan alam semesta dan tidak alagi sepenuhnya dapat menjelaskan dan memcahkan
berbagi permasalahn dunia saat ini, maka perlu kita renungkan terlebih dahulu apa yang dinyatakan
oleh E.F. Schumacher (dalam Eko Wijayanto dkk.,2002) sebagai empat kebenaran besar, yaitu:
Kebenaran (hakikat ) tentang eksistensi (dunia/alam semesta).
Kebenaran tentang alat (tools) yang dipakai untuk memahami dunia.
Kebenaran tentang cara belajar tentang dunia
Yang dimkasud dengan hidup didunia.
Kebenaran tentang eksistensi menyangkut kebenaran tentang adanya empat tingkat eksistensi dunia,
yaitu: benda, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia. Yang membedakannya adalah unsure
kesadaran yang dimiliki oleh keempat kelompok eksistensi tersebut. Kebenaran tentang alat
maksudnya adalah ketepatan penggunaan alat (tools) yang dipakai untuk memahami keempat tingkat
eksistensi tersebut. Disini hendaknya diterapkan asas ketepatan (adaequatio). Ada kecendurungan
bahwa para ilmuan hanya mengakui pendakatan ilmiah (pendekatan rasional) sebagia pendekatan
tunggal untuk memahami eksistensi alam semesta, padahal kebenaran ilmiah hanya berlandaskan
pada fakta objektif (fakta yang dapat dibuktikan melalui panca indra).
HAKIKAT EKSISTENSI (DUNIA/ALAM SEMESTA)
Ada kecenderungan yang disedorkan oleh saintisme modern-yaitu suatu paham yang sering disebut
sebagai materialistik, mekanistik, dan deterministik-yang memandang dunia fisik/dunia materi sebagai
satu-satunya keberadaan yang diakui oleh ilmu pengetahuan. Alam semesta seolah-olah dianggap
sebagai mesin raksasa yang bekerja secara mekanistik. Alam semesta hanya dilihat sebagi
materi/substansi yang terbentang luas dan tak bernyawa, yang misterinya mampu dipecahkan
dengan pendekatan ilmiah dan rasioanal. Namun Schumacher telah mengingatkan para ilmuan
tentamg adanya tingktan-tingkatan eksistensi alam semesta sebagi berikut: 
Benda, dapat dituliskan ( P )
Tumbuhan, dapat dituliskan ( P+X )
Hewan, dapat ditulskan ( P +X+Y)
Manusia, dapat dituliskan (P+X+Y+Z)

HAKIKTA MANUSIA
Stevenson dan Haberman (2001) mengatakan bahwa meski ada begitu banyak hal yang sangat
bergantung pada konsep tentang hakikat manusia, namun terdapat begitu banyak ketidaksepakatan
mengenai apa itu hakikat manusia. Adanya ketidaksepakatan ini karena banyak pihak hanya melihat
hakikat manusia secara sepotong-sepotong tanpa mendudukannya dalam konteks keseluruhan yang
utuh. Karl Marx, misalnya,(dalam Stevenson dan Haberman,2001) mengatakan hakikat real manusia
adalah keseluruhan hubungan social dengan menolak adanya tuhan dan mengagnggap bawha tiap
pribadi adala produk dari tahapan ekonomis  tertentu dari masyarakat manusia tempat manusia itu
hidup. 
Kecenderungan memahami hakikat manusia secara sepotong-sepotong ini sangat jelasa terasa bila
melihat perkembangan dan aliran dalam psikologi khususnya menyangkut konsepsi-konsepsi
psikologis tentang manusia. McDavid dan Harari (dalam Jalaluddin Rahmat,2001) mengelompakan
empat teori psikologi dikaitkan dengan konsepsinya sebgai berikut:
Psikoanalisis 
Behaviorisme
Kognitif 
Humanism 

HAKIKAT OTAK (BRAIN) DAN KECERDASAN (INTELLIGENCE)


Otak merupakan organ tubuh yang paling kompleks. Otak memiliki kemampuan yang sangat ;luar
biasa, antara lain: memproduksi pikiran-sadar, melakukan pilihan bebas, menyimpan ingatan,
memungkinkan memiliki perasaan, menjembatani kehidupan spiritual dengan kehidupan materi/fisik,
kemampuan perabaan, persentuhan, penglihatan, penciuman, berbahasa, mengendaliakn berbagai
organ tubuh, dan sebaginya.
Menurut Agus Nggermanto (2001), paling tidak ada sembilan subkomponen didalam otak manusia,
yaitu: (1) neocotex (2) corpus callasum,(3)cerebellum,(4) otak reptile,(5)hippocampus,(6)amigdala,(7)
pituitary gland,(8)hypothalamus,dan (9) thalamus.
Gardner (1999) mendefinisikan kecerdasan sebagai potensi biopsikologis untuk memproses informasi
yang dapat diaktifkan dalam suatu latar (setting) kebudayaan untuk memecahkan masalah atau
menciptakan suatu produk-produk bermamfaat dalam suatu kebudayaan. Pada awalnya ilmuan
hanya mengenal kecerdasan tunggal yang disebut sebagai kecerdasan intelektual (intellectual
quotient). Namun belakangan terbukti bahwa manusia sebenarrnya mempunyai banyak kecerdasan. 
Gardner pada aawalnya mengidentifikasi 7 kecerdasan manusia, yaitu: linguistic,logical-
mathematical, musical, bodily-kinesthetical, spatial,interpersonal, dan intrapersonal intelligence.

HAKIKTA PIKIRAN (MIND) DAN KESADARAN (CONSCIOUSNESS)


Pikiran memegang peranan yang sangat penting dal kehidupan manusia sehingga Blaise Pasca
(dalam Hart,1997) sampai mengatakan:”manusia jelas sekalgi dibuat untuk berfikir. Di dalamnya 
terletak semua matabat dan kebajikannya; dan seluruh kewajibannya adalah berfikir sebagimana
seharusnya.”
Drever (dalam Sudibyo, 2001) memberikan batasan mengenai pikiran (mind atau mental sebagai
keseluruhan struktur dan proses-proses kejiwaan-baik ang disadari maupun tidak disadari-yang
merupakan bagian dari psyche yang terorganisir. Jalaluddin Rahmat (2001) melihat proses berfikir
sebagai komunikasi intrapersonal yang meliputi: sensasi, persepsi, memori, dan berfikir. Sensasi
merupakan alat pengindraan melalui panca indra yang menghubngkan organism (manusia) dengan
lingkungan. Persepsi adalah proses pemberian makna pada sensasi sehingga manusia memperleh
pengetahuan yang baru. Memori adalah proses menyimpan informasi dan dan memanggilnya
kembali. Berfikir adalah mengola informasi dan memanipulasikan informasi untuk memenuhi
kebutuhan atau memberikan respons.

TUJUAN  DAN MAKNA KEHIDUPAN


Siapapun pasti sependapat dan tidak ada tujuan hidup manusia adalah untuk memperoleh
kebahagian. Bahkan Jalaluddin Rahmat (2004) mengatakan bahwa secara agama, filsafat, dan ilmu
pengetahuan,orang harus memilih hidup bahagia. Dalam kehidupan sehari-hari, apalagi dalam era
dewasa ini yang dipenuhi oleh filsafat materialism, makin banyak orang yang merasa tidak bahagia.
Kebahagiaan seolah-olahh menjadi barang langka yang sulit dijangkau. Mengapa hal ini terjadi? Hal
ini dapat terjadi karena adanya penafsiran atau/ pemahaman tentang cara untuk mencapai
kebahagian itu sendiri. Perbedaan pemahaman tentang hidup ini bergantung pada evolusi kesadaran
seseorang.

KASUS
Eksplorasi minyak dan gas (migas) di Jawa
Demi mengejar pendapatan negara, kegiatan eksplorasi migas terus dipacu, termasuk di Jawa. Di
pulau yang memiliki kepadatan penduduk paling tinggi di Indonesia itu, sedikitnya terdapat sembilan
perusahaan yang telah mendapat konsesi untuk mengeksplorasi minyak bumi. Berbagai kecelakaan
juga terjadi diwilayah kegiatan dan penambangan minyak ini. Dalam kurun waktu 36 tahun terakhir,
paling tidak ada delapan kejadian kecelakaan, yaitu pada tanggal 20 mei 1971, sumur pengeboran
minyak pertamina dikedokan bunder unit III, Cirebon meledak dan menyemburkan minyak bercampur
lumpur sehingga menggenangi daerah sekitar dan sekitar 550 warga diungsikan. Kemudian pada
tanggal 1 september 1984, sumur eksplorasi pertamina di pasir jadi, subang terbakar akibat
kebocoran gas lalu pada 24 oktober 1995, terjadi kebakaran hebat di unit pengolahan IV, cilavap
yang mengakibatkan 590 rumah rusak, 738 sumur tercemar debu tersebar dikelurahan Lomanis,
Donan, dan tambak reja.
Dampak kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan oleh ledakan sumur PT. Lapindo Brantas tanggal
29 Mei 2006 ternyata sangat parah-bahkan yang terparah dari seluruh peristiwa yang pernah terjadi.
Sampai hari ke 110 sejak lumpur panas tersebut menyembur tanggal 29 Mei 2006 genangan lumpur
telah mecapai wilayah seluas 436 hektar.
BAB III
KESIMPULAN

Kebenaran tentang eksistensi menyangkut kebenaran tentang adanya empat tingkat eksistensi dunia,
yaitu: benda, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia. Yang membedakannya adalah unsure
kesadaran yang dimiliki oleh keempat kelompok eksistensi tersebut. Kebenaran tentang alat
maksudnya adalah ketepatan penggunaan alat (tools) yang dipakai untuk memahami keempat tingkat
eksistensi tersebut.
Ada kecenderungan yang disedorkan oleh saintisme modern-yaitu suatu paham yang sering disebut
sebagai materialistik, mekanistik, dan deterministik-yang memandang dunia fisik/dunia materi sebagai
satu-satunya keberadaan yang diakui oleh ilmu pengetahuan.
Kecenderungan memahami hakikat manusia secara sepotong-sepotong ini sangat jelasa terasa bila
melihat perkembangan dan aliran dalam psikologi khususnya menyangkut konsepsi-konsepsi
psikologis tentang manusia.
Otak merupakan organ tubuh yang paling kompleks. Otak memiliki kemampuan yang sangat ;luar
biasa, antara lain: memproduksi pikiran-sadar, melakukan pilihan bebas, menyimpan ingatan,
memungkinkan memiliki perasaan, menjembatani kehidupan spiritual dengan kehidupan materi/fisik,
kemampuan perabaan, persentuhan, penglihatan, penciuman, berbahasa, mengendaliakn berbagai
organ tubuh, dan sebaginya.

HAKIKAT KEBENARAN
Untuk memahami mengapa berbagai dsiplin ilmu dan teknologi tidak sepenuhnya mampu memahami
misteri keberadaan alam semesta dan tidak alagi sepenuhnya dapat menjelaskan dan memcahkan
berbagi permasalahn dunia saat ini, maka perlu kita renungkan terlebih dahulu apa yang dinyatakan
oleh E.F. Schumacher (dalam Eko Wijayanto dkk.,2002) sebagai empat kebenaran besar, yaitu:
Kebenaran (hakikat ) tentang eksistensi (dunia/alam semesta).
Kebenaran tentang alat (tools) yang dipakai untuk memahami dunia.
Kebenaran tentang cara belajar tentang dunia
Yang dimkasud dengan hidup didunia.
Kebenaran tentang eksistensi menyangkut kebenaran tentang adanya empat tingkat eksistensi dunia,
yaitu: benda, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia. Yang membedakannya adalah unsure
kesadaran yang dimiliki oleh keempat kelompok eksistensi tersebut. Kebenaran tentang alat
maksudnya adalah ketepatan penggunaan alat (tools) yang dipakai untuk memahami keempat tingkat
eksistensi tersebut. Disini hendaknya diterapkan asas ketepatan (adaequatio). Ada kecendurungan
bahwa para ilmuan hanya mengakui pendakatan ilmiah (pendekatan rasional) sebagia pendekatan
tunggal untuk memahami eksistensi alam semesta, padahal kebenaran ilmiah hanya berlandaskan
pada fakta objektif (fakta yang dapat dibuktikan melalui panca indra).
HAKIKAT EKSISTENSI (DUNIA/ALAM SEMESTA)
Ada kecenderungan yang disedorkan oleh saintisme modern-yaitu suatu paham yang sering disebut
sebagai materialistik, mekanistik, dan deterministik-yang memandang dunia fisik/dunia materi sebagai
satu-satunya keberadaan yang diakui oleh ilmu pengetahuan. Alam semesta seolah-olah dianggap
sebagai mesin raksasa yang bekerja secara mekanistik. Alam semesta hanya dilihat sebagi
materi/substansi yang terbentang luas dan tak bernyawa, yang misterinya mampu dipecahkan
dengan pendekatan ilmiah dan rasioanal. Namun Schumacher telah mengingatkan para ilmuan
tentamg adanya tingktan-tingkatan eksistensi alam semesta sebagi berikut:
Benda, dapat dituliskan ( P )
Tumbuhan, dapat dituliskan ( P+X )
Hewan, dapat ditulskan ( P +X+Y)
Manusia, dapat dituliskan (P+X+Y+Z)

HAKIKTA MANUSIA
Stevenson dan Haberman (2001) mengatakan bahwa meski ada begitu banyak hal yang sangat
bergantung pada konsep tentang hakikat manusia, namun terdapat begitu banyak ketidaksepakatan
mengenai apa itu hakikat manusia. Adanya ketidaksepakatan ini karena banyak pihak hanya melihat
hakikat manusia secara sepotong-sepotong tanpa mendudukannya dalam konteks keseluruhan yang
utuh. Karl Marx, misalnya,(dalam Stevenson dan Haberman,2001) mengatakan hakikat real manusia
adalah keseluruhan hubungan social dengan menolak adanya tuhan dan mengagnggap bawha tiap
pribadi adala produk dari tahapan ekonomis  tertentu dari masyarakat manusia tempat manusia itu
hidup.
Kecenderungan memahami hakikat manusia secara sepotong-sepotong ini sangat jelasa terasa bila
melihat perkembangan dan aliran dalam psikologi khususnya menyangkut konsepsi-konsepsi
psikologis tentang manusia. McDavid dan Harari (dalam Jalaluddin Rahmat,2001) mengelompakan
empat teori psikologi dikaitkan dengan konsepsinya sebgai berikut:
Psikoanalisis
Behaviorisme
Kognitif
Humanism

HAKIKAT OTAK (BRAIN) DAN KECERDASAN (INTELLIGENCE)


Otak merupakan organ tubuh yang paling kompleks. Otak memiliki kemampuan yang sangat ;luar
biasa, antara lain: memproduksi pikiran-sadar, melakukan pilihan bebas, menyimpan ingatan,
memungkinkan memiliki perasaan, menjembatani kehidupan spiritual dengan kehidupan materi/fisik,
kemampuan perabaan, persentuhan, penglihatan, penciuman, berbahasa, mengendaliakn berbagai
organ tubuh, dan sebaginya.
Menurut Agus Nggermanto (2001), paling tidak ada sembilan subkomponen didalam otak manusia,
yaitu: (1) neocotex (2) corpus callasum,(3)cerebellum,(4) otak reptile,(5)hippocampus,(6)amigdala,(7)
pituitary gland,(8)hypothalamus,dan (9) thalamus.
Gardner (1999) mendefinisikan kecerdasan sebagai potensi biopsikologis untuk memproses informasi
yang dapat diaktifkan dalam suatu latar (setting) kebudayaan untuk memecahkan masalah atau
menciptakan suatu produk-produk bermamfaat dalam suatu kebudayaan. Pada awalnya ilmuan
hanya mengenal kecerdasan tunggal yang disebut sebagai kecerdasan intelektual (intellectual
quotient). Namun belakangan terbukti bahwa manusia sebenarrnya mempunyai banyak kecerdasan. 
Gardner pada aawalnya mengidentifikasi 7 kecerdasan manusia, yaitu: linguistic,logical-
mathematical, musical, bodily-kinesthetical, spatial,interpersonal, dan intrapersonal intelligence.

HAKIKTA PIKIRAN (MIND) DAN KESADARAN (CONSCIOUSNESS)


Pikiran memegang peranan yang sangat penting dal kehidupan manusia sehingga Blaise Pasca
(dalam Hart,1997) sampai mengatakan:”manusia jelas sekalgi dibuat untuk berfikir. Di dalamnya 
terletak semua matabat dan kebajikannya; dan seluruh kewajibannya adalah berfikir sebagimana
seharusnya.”
Drever (dalam Sudibyo, 2001) memberikan batasan mengenai pikiran (mind atau mental sebagai
keseluruhan struktur dan proses-proses kejiwaan-baik ang disadari maupun tidak disadari-yang
merupakan bagian dari psyche yang terorganisir. Jalaluddin Rahmat (2001) melihat proses berfikir
sebagai komunikasi intrapersonal yang meliputi: sensasi, persepsi, memori, dan berfikir. Sensasi
merupakan alat pengindraan melalui panca indra yang menghubngkan organism (manusia) dengan
lingkungan. Persepsi adalah proses pemberian makna pada sensasi sehingga manusia memperleh
pengetahuan yang baru. Memori adalah proses menyimpan informasi dan dan memanggilnya
kembali. Berfikir adalah mengola informasi dan memanipulasikan informasi untuk memenuhi
kebutuhan atau memberikan respons.

TUJUAN  DAN MAKNA KEHIDUPAN


Siapapun pasti sependapat dan tidak ada tujuan hidup manusia adalah untuk memperoleh
kebahagian. Bahkan Jalaluddin Rahmat (2004) mengatakan bahwa secara agama, filsafat, dan ilmu
pengetahuan,orang harus memilih hidup bahagia. Dalam kehidupan sehari-hari, apalagi dalam era
dewasa ini yang dipenuhi oleh filsafat materialism, makin banyak orang yang merasa tidak bahagia.
Kebahagiaan seolah-olahh menjadi barang langka yang sulit dijangkau. Mengapa hal ini terjadi? Hal
ini dapat terjadi karena adanya penafsiran atau/ pemahaman tentang cara untuk mencapai
kebahagian itu sendiri. Perbedaan pemahaman tentang hidup ini bergantung pada evolusi kesadaran
seseorang.

KASUS
Eksplorasi minyak dan gas (migas) di Jawa
Demi mengejar pendapatan negara, kegiatan eksplorasi migas terus dipacu, termasuk di Jawa. Di
pulau yang memiliki kepadatan penduduk paling tinggi di Indonesia itu, sedikitnya terdapat sembilan
perusahaan yang telah mendapat konsesi untuk mengeksplorasi minyak bumi. Berbagai kecelakaan
juga terjadi diwilayah kegiatan dan penambangan minyak ini. Dalam kurun waktu 36 tahun terakhir,
paling tidak ada delapan kejadian kecelakaan, yaitu pada tanggal 20 mei 1971, sumur pengeboran
minyak pertamina dikedokan bunder unit III, Cirebon meledak dan menyemburkan minyak bercampur
lumpur sehingga menggenangi daerah sekitar dan sekitar 550 warga diungsikan. Kemudian pada
tanggal 1 september 1984, sumur eksplorasi pertamina di pasir jadi, subang terbakar akibat
kebocoran gas lalu pada 24 oktober 1995, terjadi kebakaran hebat di unit pengolahan IV, cilavap
yang mengakibatkan 590 rumah rusak, 738 sumur tercemar debu tersebar dikelurahan Lomanis,
Donan, dan tambak reja.
Dampak kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan oleh ledakan sumur PT. Lapindo Brantas tanggal
29 Mei 2006 ternyata sangat parah-bahkan yang terparah dari seluruh peristiwa yang pernah terjadi.
Sampai hari ke 110 sejak lumpur panas tersebut menyembur tanggal 29 Mei 2006 genangan lumpur
telah mecapai wilayah seluas 436 hektar.

Anda mungkin juga menyukai