Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rina Suciani

Kelas : Akuntansi 3C

Nim : 20190610073

Resume dan Study Kasus Kelompok 1 Etika Bisnis dan Profesi

A. Hakikat Kebenaran
Menurut E.F.Schumacher (dalam Eko Wijayanto dkk.,2002) ada empat kebenaran besar
yaitu :
1. Kebenaran (hakikat) tentang eksistensi (dunia/alam semesta) 
2. Kebenaran tentang alat (tools) yang dipakai untuk memahami dunia.
3. Kebenaran tentang cara belajar tentang dunia.
4. Yang dimaksud dengan hidup di dunia
Adanya empat tingkat eksistensi yaitu benda, tumbuh - tumbuhan, hewan, manusia.
Kebenaran tentang alat maksudnya ketepatan dalam penggunaan alat yang dipakai untuk
memahami keempat tingkat eksistensinya
B. Hakikat Eksistensi ( Dunia / Alam Semesta )
Alam semesta merupakan realitas yang dihadapi oleh manusia, yang sampai kini baru
sebagian kecil saja yang dapat diketahui dan diungkap ileh manusia. Bagi seorang ilmuan
ia akan menyadari bahwa manusia diciptakan bukanlah untuk menaklukkan seluruh alam
semesta. hakikat keberadaan alam semesta tidak hanya terbatas pada sesuatu yang bersifat
fisik. Dengan adanya kemajuan ilmu fisika para ilmuwan mulai tertarik untuk mengkaji
hal-hal spiritual secara lebih rasional, maka mulai diyakini bahwa hal-hal yang tidak
tampak oleh panca indra juga merupakan bagian tak terpisahkan dari hakikat keberdaaan.
C. Hakikat Manusia
Manusia adalah bagian dari keberdaan alam semesta. Segala sesuatu yang ada di alam
semesta (makrokosmos) juga ada di alam manusia (mikrokosmos). Oleh karena itu, alam
semesta dan alam manusia sebenarnya sama-sama mempunyai tiga lapisan
keberadaan, yaitu: fisik (body), energi pikiran (mind), dan kesadaran murni (roh, soul, dan
spirit). Selain itu, ada beberapa pandangan tentang Manusia dari beberapa perspektif,
yaitu perspektif filsafat, antropologi, psikologi modern, psikologi humanistik, psikologi
transpersonal, perspektif pendidikan dan perspektif sosiologi.
D. Hakikat Otak (Brain) Kecerdasan (Intelegency)
Otak merupakan tubuh yang paling kompleks. Otak memiliki kemampuan yang
sangat luar biasa, antara lain : memproduksi pikiran sadar, melakukan pilihan bebas,
menyimpan ingatan, memungkinkan memiliki perasaan, menjembatani kehidupan spiritual
dengan kehidupan materi atau fisik, kemampuan perabaan, persentuhan, penglihatan,
penciuman, berbahasa, mengendalikan berbagai organ tubuh dan sebagainya. Spiritualitas
berhubungan dengan upaya pencarian makna kehidupan melalui hubungan langsung
antara diri dengan Tuhan (kekuatan tak terbatas, potensi murni).
E. Hakikat Pikiran (Mind) Dan Kesadaran (Consciousness)
Pikiran manusia merupakan entitas yang lebih tinggi tingkatannya dari pada tubuh.
Pikiran mempunyai prioritas atas tubuh. Fakta bahwa kita dapat berpikir menunjukkan
bahwa manusia merupakan entitas yang memiliki kesadaran. Ada relasi internal antara
kesadaran dan pikiran. Pikiran juga memiliki prioritas atas dunia. Tanpa pikiran tidak ada
realitas eksternal.
Menurut Khrisna (1999) kesadaran manusia terbagi menjadi lima tingkat /
lapisan, yaitu lapisan kesadaran fisik, lapisan kesadaran psikis, lapisan kesadaran pikiran,
lapisan kesadaran intelegensia dan lapisan kesadaran murni.
F. Tujuan dan Makna Kehidupan
Dalam kehidupan era dewasa ini dipenuhi oleh filsafat materialisme, semakin banyak
orang yang merasa tidak bahagia. Kebahagian seolah-olah menjadi barang langka yang
sulit dijangkau. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan pemahaman tentang cara untuk
mencapai kebahagian itu sendiri. Perbedaan pemahaman tentang hidup ini sangat
berpengaruh pada evolusi kesdaran seseorang.
Sutrisno, Ibnu Arabi (dalam Frager, 1991) membagi empat tingkat. kesadaran
berdasarkan pengalaman dan pemahaman akan hakikat kehidupan yaitu tingkat pertama
jalan syari'ah, tingkat kedua jalan thariqah, tingkat ketiga jalan haqiqah dan tingkat
keempat jalan ma'rifah.
G. Alam Semesta Sebagai Satu Kesatuan Sistem
Inti dari pemahaman konsep sistem adalah bahwa setiap elemen saling bekerja sama,
saling mendukung, saling memerlukan, dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain
dalam rangka mencapai tujuan keseluruhan sistem. Oleh karena itu, adanya gangguan pada
satu elemen sekecil apapun gangguan tersebut akan mempengaruhi pola interaksi dengan
elemen lainnya.
H. Spiritualitas Dan Etika
Banyak pakar etika yang masih membedakan antara etika dengan spiritualitas, padahal
keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat dan tidak dapat dipilah-pilah. Menurut
mereka etika adalah adat, kebiasaan, ilmu, yang mempelajari hubungan perilaku manusia
yang bersifat horizontal yaitu hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia
dengan lembaga/intitusi, manusia dengan alam, dan lembaga dengan lembaga. Sementara
itu, spiritualitas berhubungan dengan perilaku manusia yang bersifat vertikal, dalam arti
hubungan manusia dengan Tuhan/ kekuatan tak terbatas. Menurut mereka, spiritulitas
bukan merupakan bidang kajian etika.
I. Study Kasus Desa Wedas Jawa Tengah
Pada Selasa (8/2/2022) media sosial diramaikan dengan tagar #WadasMelawan,
#SaveWadas, hingga #WadasTolakTambang. Di media sosial juga beredar video yang
menunjukkan pengepungan dan penangkapan sejumlah warga desa oleh aparat gabungan
TNI dan Polri. Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah menjadi sorotan
karena diduga telah terjadi intimidasi terhadap warga yang menolak wilayahnya dijadikan
pertambangan terbuka batuan andesit untuk pembangunan Waduk Bener di Kabupaten
Purworejo.
Persoalan ini makin memanas dengan puncaknya pada Selasa 8 Februari 2022, terjadi
ketegangan antara warga dan petugas gabungan yang ingin melakukan pengukuran tanah
proyek Bendungan Bener di desa tersebut. Ketegangan terjadi karena ratusan petugas
gabungan dari kepolisian, Satpol PP, dan TNI yang mendampingi tim Kanwil Badan
Pertanahan Nasional Jawa Tengah, dan Dinas Pertanian Provinsi Jateng, melakukan
kegiatan pengukuran tanah dan menghitung tanaman di area yang telah disepakati oleh
sebagian warga untuk menjadi lokasi tambang batu andesit. Area yang diukur lebih kurang
114 hektare.
Dari kasus yang telah dijelaskan diatas tentunya berhubungan dengan materi mata
kuliah pada bab ini yaitu mengenai manusia dan alam semesta. Pada kasus ini warga Desa
Wadas menolak pembangunan penambangan sebagai penduduk yang tinggal di desa
tersebut.
Menurut saya mereka berhak menolak sebagai manusia yang pada hakikatnya
memiliki fikiran dan kesadaran akan dampak yang terjadi ketika pembangunan tersebut
dilaksanakan. Mereka khawatir hal itu akan merusak 28 sumber mata air warga desa. Pada
rusaknya mata air tersebut itu akan berakibat pada kerusakan lahan pertanian yang
merupakan sumber mata pencaharian mereka. Tidak hanya itu penambangan yang
direncanakan dikhawatirkan akan menyebabkan Desa Wedas semakin longsor.
Namun Di sisi lain, pemerintah juga punya alasan untuk pembangunan tersebut.
Bendungan ini nantinya direncanakan akan mengairi sekitar 15.069 hektare persawahan.
Bukan ukuran luas yang kecil namun mengingat negara ini juga membutuhkan ketahanan
pangan.
Kami berharap pemerintah menemukan jalan terbaik dari kejadian ini. Semuanya
perlu dilihat secara jernih agar tidak bias dari kondisi yang sesungguhnya. Pembangunan
ini juga pastinya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan itu tujuan akhirnya.

Anda mungkin juga menyukai