Dibuat oleh:
b) Kebenaran tentang alat (tools) yang dipakai untuk memahami dunia yaitu untuk
memahami keempat tingkat eksistensi dengan diterapkan asas ketepatan (adaequatio).
Mengakui pendekatan ilmiah sebagai pendekatan tunggal untuk memahami eksistensi alam
semesta, kebenaran ilmiah hanya berlandaskan pada fakta objektif, misalnya memahami pola
kerja biologis, etika, kesadaran spritual dan hakikat manusia.
c) Kebenaran tentang cara belajar tentang dunia yaitu untuk empat bidang pengetahuan :
d) Yang dimaksud dengan hidup di dunia yaitu dalam kebenaran tentang hidup didunia,
dijumpai dua corak masalah, yaitu :
(1) masalah konvergen (bertitik temu),yaitu suatu yang dapat dipecahkan secara
menyeluruh dan (2) masalah divergen (bertitik pisah) yaitu suatu yang selalu berlawanan.
Kedua masalah ini tentu tidakdapat dipecahkan dengan cara yang sama.
1. Alam semesta hanya dilihat sebagai materi/substansi yang terbentang luas dan tak
bernyawa, yang misterinya mampu dipecahkan dengan pendekatan ilmiah dan rasional.
Namun Schumacher telah mengingatkan para ilmuwan tentang adanya tingkatan-tingkatan
eksistensi alam semesta sebagai berikut:
2. Dengan memberikan simbol p untuk benda mati, X untuk unsur hidup, Y untuk kesadaran,
dan Z untuk kesadaran diri (kesadaran transendental/spritual), maka dapat dikatakan bahwa
eksistensi alam semesta memiliki jenjang yang terbagi kedalam empat tingkat, yaitu :
a) Tingkat pertama adalah benda mati, yang hanya memiliki unsur p (substansi, materi).
b) Tingkat kedua adalah tumbuh-tumbuhan, yang mempunyai unsur p dan unsur x
(kehidupan).
c) Tingkat ketiga adalah golongan hewan, yang memiliki unsur p,x dan y (kesadaran).
d) Tingkat keempat adalah golongan manusia, yang memiliki semua unsur p,x,y, dan z
(unsur kesadaran transendental/spiritual).
3. Dapat disimpulkan bahwa hakikat keberadaan alam semesta tidak hanya terbatas pada
sesuatu yang bersifat fisik, sebagaimana diyakini oleh sementara ilmuwan. Dengan
kemajuan ilmu fisika dan adanya ketertarikan para ilmuwan untuk mulai mengkaji hal-hal
spritual secara lebih rasional, maka mulai diyakini bahwa hal-hal yang tidak tampak oleh
pancaindra merupakan bagian tak terpisahkan dari hakikat keberadaan.Di samping itu, makin
dapat dibuktikan bahwa terdapat tingkatan atau lapisan keberadaan alam semesta dari yang
kasat mata (berwujud fisik/kasar) sampai yang tidak kasat mata (tidak berwujud fisik) dan
sangat halus, seperti: pikiran,perasaan, dan kesadaran murni.
Dengan kemajuan ilmu fisika dan adanya ketertarikan para ilmuwan untuk mulai
mengkaji hal-hal spritual secara lebih rasional, maka mulai diyakini bahwa hal-hal
yang tidak tampak oleh pancaindra merupakan bagian tak terpisahkan dari hakikat
keberadaan. Di samping itu, makin dapat dibuktikan bahwa terdapat tingkatan atau
lapisan keberadaan alam semesta dari yang kasat mata (berwujud fisik/kasar)
sampai yang tidak kasat mata (tidak berwujud fisik) dan sangat halus, seperti:pikiran,
perasaan, dan kesadaran murni.
1.3 Hakikat Manusia
1. Ada empat teori psikologi dikaitkan dengan konsepsinya tentang manusia sebagaiberikut:
2. Menurut Steiner 1999 hakikat manusia berdasarkan lapisan-lapisan energi yang melekat
pada tubuh manusia sebagai satu kesatuan, yaitu :
g. Atma (spirit-man)
3. Manusia mempunyai lapisan fisik (materi) yang sama dengan semua benda mati,tumbuh-
tumbuhan, dan binatang.Badan eterik merupakan lapisan hidup yang memungkinkan sesuatu
mengalami siklus hidup, tumbuh, berkembang, dan mati. Manusia, tumbuh-tumbuhan dan
binatang mempunyai lapisan eterik, sedangkan benda mati tidak mempunyai lapisan. Badan
astral merupakan lapisan yang memungkinkan sesuatu memiliki nafsu (passion), keinginan
(desire), serta merasakan senang dan sakit.Lapisan ego timbulnya kesadaran Aku (I atau
myself) dan diluar Aku. Lapisan ini hanya dimiliki manusia,keempat lapisan ini
(fisik,eterik,astral, dan ego) sudah terbentuk sepenuhnya pada diri manusia, sedangkan
lapisan manas baru terbentuk sebagian dan lapisan buddhi dan atma masih berupa potensi
yang dapat dikembangkan lebih lanjut. Ketujuh lapisan yang menyelimuti manusia
terbentang dari lapisan yang paling padat (fisik) sampai kelapisan yang paling halus
(atma,roh).
1.4 Hakikat Otak (Brain) dan Kecerdasan (Intelligence)
3. A.M. Rukky Santoso (2001), pada otak terdapat 30 miliar sel dan bagian-bagian sel ini
membentuk kerja sama yang rumit melalui bagian-bagian kecil lainnya yang disebut neuron.
4. Neuroscience (ilmu tentang otak) menjelaskan otak manusia seperti komputer tetapi tidak
sama dengan komputer.Informasi – Pancaindera – Sistem Jaringan Saraf – Otak – diolah dan
disimpan –Hasil Olahan – Sistem Jaringan Saraf – Organ Tubuh
5. Roger Wolkott Sperry adalah ilmuan yang pertama kali meneliti tentang belahan otak kiri
dan belahan otak kanan.
a) Otak kiri: kognitif dan rasional (logis) matematis, analitis, realistis, vertikal,
kuantitatif, intelektual, objektif, mengontrol sistem monitorik bagian tubuh kanan.
b) Otak kanan: berpikir secara efektif dan rasional (kualitatif, impulsif, spiritual,holistik,
emotional, artistik, kreatif, subyektif, simbolis, imajinatif, simultan, intuitif,
mengontrol gerak tubuh bagian kiri).
a) Parietal lebe: pembagi input semua sensor dan orientasi gerakan tubuh.
b) Occiptal lebe: area penerimaan dan pengolah input penglihatan.
c) Cerebellum: kontrol gerakan respons otomatis atau sebagai hasil belajar.
d) Frental lebe: kognitif, memori, dan kontrol emosi.
e) Temporal lebe: arean penerimaan suara dan pengolah informasi.
f) Brain stem: keseimbangan dan kontrol gerak refleks.
7. Gardner mengidentifikasikan 7 kecerdasan manusia: linguistic, logical-
mathematical,musical, bodily kinesthetical, spatial, interpersonal, dan intrapersonal
intelligence.Gardner menambahkan 3 potensi kecerdasan: naturalist, spiritual, dan
existential intelligence.
9. Zobar dan Marshall (2002) melihat fungsi otak dari 3 cara berpikir atau 3 ragam
kecerdasan:
a) Proses berpikir seri (IQ): berpikir inner, lugas, dan tidak melibatkan perasaan.
b) Asosiatif (EQ): nasi dengan rasa lapar, rumah dengan rasa nyaman, anjing dengan
berbahaya.
c) Menyatukan (SQ): integrasi IQ dan EQ jadi diperoleh makna atau penyadaran diri.
10. Spiritualitas berhubungan dengan upaya pencarian makna kehidupan melalui hubungan
langsung antara diri dengan Tuhan (kekuatan tak terbatas, potensi murni).Menurut
Gymnastiar kehidupan spiritualitas berhubungan dengan kehadiran ilahi,Tuhan, roh, jiwa,
kebenaran, pengetahuan diri, pengalaman mistis, kedamaian batin,dan pencerahan.
1. Pikiran memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia sehingga Blaise
Pascal (dalam Hart, 1997) mengatakan: "Manusia jelas sekali dibuat untuk berpikir. Di
dalamnya terletak semua martabat dan kebajikannya dan seluruh kewajibannya adalah
berpikir sebagaimana seharusnya."
2. Dalam kaitannya dengan kesadaran, Sigmud Freud membedakan tiga lapisan kesadaran,
yaitu:
1) lapisan sadar (conscious level)Lapisan ini berhubungan dengan dunia luar dalam
wujud sensasi dan berbagai pengalaman yang disadari setiap saat.
2) lapisan prasadar (preconscious level)Lapisan prasadar sering disebut memori
(ingatan) yang tersedia menyangkut pengalaman-pengalaman yang tidak disadari
pada saat pengalaman tersebutterjadi, namun dengan mudah dapat muncul kembali
menjadi kesadaran secara spontan atau dengan sedikit usaha.
3) lapisan tidak sadar (unconscious level)Lapisan tidak sadar merupakan lapisan yang
paling dalam dari pikiran manusia, menyimpan semua dorongan insting primitif serta
emosi dan memori yang mengancam pikiran sadar yang telah sedemikian ditekan,
atau secara tidak disadari telah didorong ke dalam lapisan yang paling dalam
padapikiran manusia.
Jalaluddin Rahmat (2004) mengatakan bahwa secara agama, filsafat dan ilmu pengetahuan,
orang harus memilih hidup bahagia. Namun dalam kehidupan sehari-hari, apalagi dalam era
dewasa ini yang dipenuhi oleh filsafat materialisme, makin banyak orang yang merasa tidak
bahagia. Kebahagian seolah-olah menjadi barang langka yang sulit dijangkau.
Alam semesta beserta seluruh isinya sebenarnya merupakan satu kesatuan sistem. Pengertian
sistem menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan Poerwadarminta (1976) adalah:
C. Sifatnya mendasar/ tidak begitu saja, percaya bahwa ilmu itu adalah benar.
D. Sifatnya spekulatif/ selalu ingin mencari jawaban pada suatu hal yg diketahui atau belum
diketahui.
E. Unsur-unsur filsafat:
1.2 Agama
A. Hakikat agama
Menyangkut hubungan antara manusia dengan suatu kekuasaan luar yg lain dan lebih dari
pada apa yg dialami oleh manusia
Apa yg di syariatkan Alah dengan perantara para Nabi Nya, berupa perintah dan larangan utk
kebaikan manusia di dunia dan akhirat
B. Rumusan Agama :
1.3 Nilai
A. Hakikat NILAI
Sebagai kualitas suatu hal yg menjadikan hal tsb disukai, diinginkan, berguna dan dihargai
sehingga dapat menjadi semacam obyek bagi kepentingan ttt.
Standar atau ukuran (norma) yg kita gunakan utk mengukur segala sesuatu. Ada nilai
materialistis, ideal, sosiologis, kesehatan.
1.4 Etika
A. Hakitat ETIKA
Yunani : Berasal dari kata ethos (tunggal ) : tempat tinggal, padang rumput, kandang,
kebiasaan adat, watak, perasaan , sikap, cara berpikir.Latin : Berasal dari mos (tunggal) atau
mores yg berarti : adat istiadat, kebiasaan, kelakuan, watak, tabiat, akhlak, cara hidup
B. Arti ETIKA
ETIKA sbg praksis : sama dengan moral atau moralitas yang berarti adat istiadat, kebiasaan,
nilai-nilai, norma-norma yg berlaku dalam kelompok atau masyarakat. Etika sbg ilmu atau
tata susila adalah pemikiran/penilaian moral . Etika sbg pemikiran bisa saja mencapai taraf
ilmiah bila proses penalaran thd moralitas tsb. Bersifat kritis, metodis dan sistemis.Dalam
taraf ini ilmu etika dapat saja merumuskan suatu teori, konsep, asas atau prinsip2 tentang
perilaku mns yg dianggap baik atau tidak baik, mengapa menjadi baik.
1. Hakikat Tuhan (God, Allah, Gusti Allah, Buddha, Brahma, Kekuatan tak terbatas
dan lain-lain),
Jelas sekali bahwa antara agama dan etika tidak dapat dipisahkan. Tidak ada
agama yang mengajarkan etika/moralitas. Kualitas keimanan (spiritualitas)
seseorang ditentukan bukan saja oleh kualitas peribadatan (kualitas hubungan
manusia dengan Tuhan), tetapi juga oleh kualitas moral/etika (kualitas
hubungan manusia dengan manusia lain dalam masyarakat dan dengan alam).
Akhirnya, tingkat keyakinan dan kepasrahan kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa, tingkat/kualitas peribadatan, dan tingkat/kualitas moral seseorang akan
menentukan gugus/hierarki nilai kehidupan yang telah dicapai. Tujuan semua
agama adalah untuk merealisasikan nilai tertinggi, yaitu hidup kekal di akhirat.
Dari sudut pandang semua agama, pencapaian nilai-nilai kehidupan duniawi
bukan merupakan tujuan akhir, tetapi hanya merupakan tujuan sementara atau
tujuan antara dan dianggap hanya sebagai media atau alat untuk mendukung
pencapaian tujuan akhir.
Pada intinya, ada satu alasan sederhana yang umum sekali, kenapa ada begitu banyak orang
yang merasa tidak puas dalam pekerjaan mereka, dan kenapa banyak sekali organisasi tidak
berhasil menarik dan memanfaatkan bakat, kecerdikan, dan kreativitas orang-orangnya dan
tidak pernah menjadi organisasi yang sungguh-sungguh hebat dan bertahan lama. Situasi itu
bermula dari paradigma yang tidak komplet mengenai siapa sesungguhnya kita ini.Dengan
kata lain, paham dasar kita mengenai kodrat manusia.Adalah kenyataan yang mendasar
bahwa manusia bukanlah benda atau barang yang perlu dimotivasi dan dikendalikan.
Manusia memiliki empat dimensi : tubuh, pikiran, hatidan jiwa.Bila Anda mempelajari semua
filsafat dan agama, baik Barat maupun Timur, sejak awalsejarah yang tercatat, pada dasarnya
Anda akan menemukan keempat dimensi tersebut:fisik/ekonomis, mental, sosial/emosional,
dan spiritual. Seringkali digunakan istilah
yang berbeda, tetapi semuanya mencerminkan empat dimensi kehidupan yang universal. Ini
juga mencerminkan empat kebutuhan motivasi dasar dari semua orang, yaitu: untuk
hidup(bertahan hidup), menyayangi (hubungan pertalian), belajar (tumbuh dan berkembang)
danmeninggalkan nama baik (makna dan sumbangan)
Dasar katanya adalah relatif (berkaitan dengan … /tergantung kepada … ). Relativisme itu
sendiri berarti paham yang percaya bahwa segala sesuatu itu bersifat tidak mutlak, mulai dari
pengetahuan mau pun prinsip. Terkait dengan istilah relativisme etika, Shomali telah
memberikan definisi yang cukup mudah dipahami yaitu “relativisme etika adalah pandangan
bahwa tidak ada prinsip moral yang benar secara universal; kebenaran semua prinsip moral
bersifat relatif terhadap budaya atau pilihan individu” (2005:33). Â Untuk memahami
gambaran besar relativisme etika maka perhatikan contoh berikut:
1. Membunuh itu bisa benar dan juga bisa salah tergantung apa tujuan orang melakukan
pembunuhan
2. Orang Callatia memakan ayah mereka yang telah mati sebagai penghormatan dan
kebanyakan dari tanggapan kita terhadap hal itu adalah tidak bermoral. Tetapi bagi
orang Callatia membakar atau mengubur orang mati adalah perbuatan menakutkan
dan menjijikkan atau tidak bermoral
B. Absolutisme Etika
Sedangkan absolutisme berasal dari dasar kata absolut yang artinya mutlak merupakan paham
yang percaya bahwa segala sesuatu yang ada itu memiliki sifat mutlak dan universal. Dengan
ini, absolutisme etika dapat didefinisikan sebagai paham etika yang menekankan bahwa
prinsip moral itu universal, berlaku untuk siapa saja, dan di mana saja. Tidak ada tawar
menawar dalam prinsip ini, juga tidak tergantung pada adanya kondisi yang membuat prinsip
moral dapat berubah. Untuk memahami gambaran besarnya silakan diperhatikan contoh
berikut:
1. Bagaimana pun dan apa pun alasannya membunuh adalah perbuatan tidak bermoral
2. Memperkosa adalah perbuatan yang keji dan tidak bermoral
3. Mengambil hak orang lain adalah perbuatan yang tidak bermoral
Beberapa konsep yang memerlukan penjelasan, antara lain: perilaku moral (moral behavior),
perilaku tidak bermoral (immoral behavior), perilaku di luar kesadaran moral (unmoral
behavior), dan perkembangan moral (moral development) itu sendiri. Perilaku moral adalah
perilaku yang mengikuti kode moral kelompok masyarakat tertentu. Moral dalam hal ini
berarti adat kebiasaan atau tradisi. Perilaku tidak bermoral berarti perilaku yang gagal
mematuhi harapan kelompok sosial tersebut. Ketidakpatuhan ini bukan karena
ketidakmampuan memahami harapan kelompok tersebut, tetapi lebih disebabkan oleh
ketidaksetujuan terhadap harapan kelompok sosial tersebut, atau karena kurang merasa wajib
untuk mematuhinya. Perilaku di luar kesadaran moral adalah perilaku yang menyimpang dari
harapan kelompok sosial yang lebih disebabkan oleh ketidakmampuan yang bersangkutan
dalam memahami harapan kelompok sosial. Perkembangan moral bergantung pada
perkembangan intelektual seseorang.
1. Egoisme
dirinya. Kedua, egoisme etis, adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri
sendiri (self-interest).
3. Deontologi
Paham deontologi justru mengatakan bahwa etis tidaknya suatu tindakan tidak ada
kaitannya sama sekali dengan tujuan, konsekuensi, atau akibat dari tindakan tersebut.
Konsekuensi suatu tindakan tidak boleh menjdi pertimbangan untuk menilai etis atau
tidaknya suatu tindakan. Moralitas hendaknya bersifat otonom dan harus berpusat
pada pengertian manusia berdasarkan akal sehat yang dimiliki manusia itu sendiri,
yang berarti kewajiban moral mutlak itu bersifat rasional.
Walaupun teori deontologi tidak lagi mengkaitkan kriteria kebaikan moral dengan
tujuan tindakan sebagaimana teori egoisme dan tlitarianisme, namun teori ini juga
mendapat kritikan tajam terutama dari kaum agamawan. Kant mencoba
membangun teorinya hanya berlandaskan pemikiran rasional dengan berangkat dari
asumsi bahwa karena manusia bermartabat, maka setiap perlakuan manusia terhadap
manusia lainnya harus dilandasi oleh kewajiban moral universal. Tidak ada tujuan lain
selain mematuhi kewajiban moral demi kewajiban itu sendiri.
4. Teori Hak
Suatu tindakan atau perbuatan dianggap baik bila perbuatan atau tindakan
tersebut sesuai dengan HAM. Teori hak sebenarnya didsarkan atas asumsi bahwa
manusia mempunyai martabat dan semua manusia mempunyai martabat yang
sama.
Hak asasi manusia didasarkan atas beberapa sumber otoritas, yaitu:
a. Hak hukum (legal right), adalah hak yang didasarkan atas sistem/yurisdiksi
hukum suatu negara, di mana sumber hukum tertinggi suatu negara adalah
Undang-Undang Dasar negara yang bersangkutan.
b. Hak moral atau kemanusiaan (moral, human right).Hak moral berkaitan dengan
kepentingan individu sepanjang kepentingan individu itu tidak melanggar hak-
hak orang lain
Teori hak atau yang lebih dikenal dengan prinsip-prinsip HAM mulai banyak
mendapat dukungan masyarakat dunia termasuk dari PBB. Dalam Piagam PBB
disebutkan ketentuan umum tentang hak dan kemerdekaan setiap orang. PBB telah
mendeklarasikan prinsip-prinsip HAM universal pada tahun 1948, yang lebih dikenal
dengan nama Universal Declaration of Human Rights.Diharapkan semua negara di
dunia dapat menggunakan UdoHR sebagai dasar bagi penegakan HAM dan
pembuatan berbagai undang-undang/peraturan yang berkaitan dengan penegakan
HAM. Pada intinya dalam UdoHR diatur hak-hak kemanusiaan, antara lain mengenai
kehidupan, kebebasan dan keamanan, kebebasan dari penahanan, peangkapan dan
pengasingan sewenang-wenang, hak memperoleh memperoleh peradilan umum yang
bebas, independen dan tidak memihak, kebebasan dalam mengeluarkan pendapat,
menganut agama, menentukan sesuatu yang baik atau buruk menurut nuraninya, serta
kebebasan untuk berkelompok secara damai.
5. Teori Keutamaan (Virtue Theory)
Teori keutamaan tidak menanyakan tindakan mana yang etis dan tindakan mana yang
tidak etis. Teori ini tidak lagi mempertanyakan suatu tindakan, tetapi berangkat dari
pertanyaan mengenai sifat-sifat atau karakter yang harus dimiliki oleh seseorang agar
bisa disebut sebagai manusia utama, dan sifat-sifat atau karakter yang mencerminkan
manusia hina. Karakter/sifat utama dapat didefinisikan sebagai disposisi sifat/watak
yang telah melekat/dimiliki oleh seseorang dan memungkinkan dia untuk selalu
bertingkah laku yang secara moral dinilai baik. Mereka yang selalu melakukan
tingkah laku buruk secar amoral disebut manusia hina. Bertens (200) memberikan
contoh sifat keutamaan, antara lain: kebijaksanaan, keadilan, dan kerendahan hati.
Sedangkan untuk pelaku bisnis, sifat utama yang perlu dimiliki antara lain: kejujuran,
kewajaran (fairness), kepercayaan dan keuletan.
6. Teori Etika Teonom
Sebagaimana dianut oleh semua penganut agama di dunia bahwa ada tujuan akhir
yang ingin dicapai umat manusia selain tujuan yang bersifat duniawi, yaitu untuk
memperoleh kebahagiaan surgawi. Teori etika teonom dilandasi oleh filsafat kristen,
yang mengatakan bahwa karakter moral manusia ditentukan secara hakiki oleh
kesesuaian hubungannya dengan kehendak Allah. Perilaku manusia secara moral
dianggap baik jika sepadan dengan kehendak Allah, dan perilaku manusia dianggap
tidak baik bila tidak mengikuti aturan/perintah Allah sebagaiman dituangkan dalam
kitab suci.
Sebagaimana teori etika yang memperkenalkan konsep kewajiban tak bersyarat
diperlukan untuk mencapai tujuan tertinggi yang bersifat mutlak. Kelemahan teori
etika Kant teletak pada pengabaian adanya tujuan mutlak, tujuan tertinggi yang
harus dicapai umat manusia, walaupun ia memperkenalkan etika kewajiban mutlak.
Moralitas dikatakan bersifat mutlak hanya bila moralitas itu dikatakan dengan tujuan
tertinggi umat manusia. Segala sesuatu yang bersifat mutlak tidak dapat
diperdebatkan dengan pendekatan rasional karena semua yang bersifat mutlak
melampaui tingkat kecerdasan rasional yang dimiliki manusia.
Moore berpandangan bahwa kata baik tidak dapat didefinisikan, alasannya karena
mempunyai sifat primer. Suatu kata tidak dapat didefinisikan jika kata tersebut
tidak lagi terdiri atas bagian-bagian sehingga tidak dapat dianalisis. Baik adalah
baik, setiap usaha untuk mendefinisikan akan selalu menimbulkan kerancuan.
Menurut Scheller, ada empat gugus nilai yaitu nilai-nilai sekitar enak dan tidak
enak. Nilai-nilai vital, nilai-nilai rohani murni dan nilai-nilai sekitar roh Kudus.
Teori ini menyatakan bahwa bukan kemampuan otonom yang menciptakan nilai,
melainkan kemampuan untuk melihat dengan penuh kasih dan adil. Hanya
pandangan yang adil dan penuh kasih yang menghasilkan pengertian yang betul-
betul benar.
Pengelolaan kelakuan byrrhus Frederic Skinner
Jonas menekankan pentingnya dirancang etika baru yang berfokus pada tanggung
jawab. Intinya kewajiban manusia untuk bertanggung jawab atas keutuhan
kondisi-kondisi kehidupan umat manusia dimasa depan.
Dengan membuang tujuan hakiki umat manusia dari ilmu etika, maka etika
menjadi tidak rasional lagi. Oleh karena itu, Maclntyre menganjurkan agar etika
kembali pada paham teologis tentang manusia.
Ekonomi berasal dari kata Yunani oikonomia yang berarti pengelolaan rumah dimana
bagaimana cara rumah tangga memperoleh dan menghasilkan barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan hidup (Capra, 2002).Ilmu ekonomi dapat didefinisikan sebagai ilmu
yang berhubungan dengan produksi,distribusi, dan konsumsi. Pada tingkat ekonomi makro,
para ekonom dan pejabat birokrasi pemerintah sudah mengenal konsep-konsep ekonomi,
seperti pendapatan nasional bruto(Gross National Product—GNP), konsumsi, tabungan,
investasi, jumlah uang beredar, sukubunga, inflasi, neraca perdagangan, neraca pembayaran,
kurs valuta, APBN, dan sebagainya. Sedangkan pada tingkat ekonomi mikro, membahas
tentang pengelolaan manajemen bisnis, antara lain hukum permintaan dan penawaran, titik
pulang pokok (breakeven point—BEP), efisiensi biaya, laba optimal, pendapatan dan biaya
marjinal, serta hal lain yang orientasinya pada pencapaian laba optimal melalui peningkatan
produktivitas efisiensi biaya operasi.Ilmu ekonomi berkembang berdasar asumsi dasar yang
masih dipegang sehingga saatini yaitu adanya kebutuhan (needs)manusia yang tidak terbatas
dihadapkan pada sumber daya yang terbatas (scarce resources)sehingga menimbulkan
persoalaan bagaimana mengeksploitasi sumber daya terbatas tersebut secara efektif dan
efisien guna memenuhi kebutuhan manusia yang tak terbatas. Sehingga ilmu ekonomi yang
berkepentingan dalam mengembangkan konsep, teori, hukum, sistem, dan kebijakan ekonomi
tujuannya untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat.Ilmu Ekonomi modern telah
menanamkan paradigma tentang hakikat manusia sebagai berikut:
Sistem ekonomi adalah suatu aturan dan tata cara untuk mengatur perilaku
masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi untuk menraih suatu tujuan.
Sistem perekonomian di setiap negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain ideologi bangsa, sifat dan jati diri bangsa, dan struktur ekonomi.
Ciri-ciri :
1. Hak milik individu tidak diakui.
2. Seluruh sumber daya dikuasai negara.
3. Semua masyarakat adalah karyawan bagi negara.
4. Kebijakan perekonomian disusun dan dilaksanakan pemerintah.
Kelebihan :
1. Pemerintah lebih mudah ikut campur dalam pembentukan harga.
2. Kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi secara merata.
3. Pelaksanaan pembangunan lebih cepat.
4. Pemerintah bebas menentukan produksi sesuai kebutuhan masyarakat.
Kekurangan :
1. Individu tidak mempunyai kebebasan dalam berusaha
2. Tidak ada kebebasan untuk memiliki sumber daya.
3. Potensi dan kreativitas masyarakat tidak berkembang.
1. Pengertian Bisnis
Pengertian Bisnis ini merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh
perorangan atau juga organisasi yang melingkupi aktivitas produksi, pembelian,
penjualan, atau juga pertukaran barang/ jasa, dengan tujuan untuk bisa mendapatkan
keuntungan atau laba.
Kata dari “bisnis” ini berasal dari bahasa Inggris, yakni “business” yang artinya ialah
kesibukan. Di dalam konteks sederhana, yang dimaksud dari kesibukan ini ialah
melakukan suatu aktivitas/kegiatan atau juga pekerjaan yang memberikan suatu
keuntungan pada seseorang.
2. Peranan Bisnis
Peranan bisnis sangatlah penting dalam kehidupan masyarakat, karena melalui
kegiatan bisnis suatu perusahaan akan dapat memenuhi setiap kebutuhan dan
keinginan dari masyarakat konsumen yang beraneka ragam.
Peran bisnis dalam masyarakat, dengan adanya bisnis dalam masyarakat, ini akan
membantu masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan karena suatu bisnis akan
memerlukan factor produksi, seperti tenaga kerja, mesin, dan alat faktor produksi
lainnya. Selain itu, dengan adanya suatu bisnis dalam masyarakat juga akan
menciptakan kemandirian dalam masyarakat. Peran bisnis dalam perekonomian suatu
negara, dengan adanya suatu bisnis dalam suatu negara dapat membantu mengurangi
angka pengangguran karena suatu pesbisnis akan menciptakan lapangan kerja.
1. Dimensi Hukum
Dalam kaitannya dengan tinjauan dari aspek hukum ini, De George (Dalam Sonny Keraf,
1998)membedakan dua macam pandangan tentang status perusahaan yaitu legal creator di
manaperusahaan diciptakan secara legal oleh negara sehingga perusahaan adalah sebagai
badan hukumdan perusahaan mempunyai hak dankewajiban hukum sebagaimana layaknya
hukum yangdimiliki manusia. Dan legal recognition di mana perusahaan bukan diciptakan
atau didirikan olehnegara, melainkan oleh orang yang mempunyai kepentingan untuk
memperoleh keuntungan.Peranan negara dalam hal ini hanya mendaftarkan, mengesahkan
dan memberi izin secara hukumatas keberadaan perusahaan tersebut.Setiap peraturan hukum
yang baik memang harus dijiwai oleh moralitas. Namun tidak semuaperaturan hukum
berkaitan dengan moral. Ada anggapan bila ditinjau dari aspek moral dianggapkurang etis
misalnyaUndang-Undang Lalu Lintas.
2.Dimensi Ekonomi
3.Dimensi Etis
Etis/etika merupakan tinjauan kritis tentang baik tidaknya suatu perilaku atau tindakan.
4.Dimensi Sosial
Perusahaan saat ini sudah berkembang menjadi suatu system terbuka yang sangatkompeleks.
Sebagai suatu system artinya didalam organisasi perusahaan terdapat berbagai elemen, unsur,
orang, dan jaringan yang saling terhubung.
5.Dimensi Spiritual
1. Pengertian
Secara teori dalam melakukan bisnis, perusahaan tidak hanya mementingkan keuntungan
dan pemegang saham semata. Tetapi juga kewajibannya dalam beroperasi, dimana dapat
memberikan manfaat secara luas, baik dari segi sosial, ekonomi, ataupun lingkungan.
Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan penetapan kebijakan dalam
mempromosikan keseimbangan antara keuntungan perusahaan dan keuntungan yang
diperoleh masyarakat secara keseluruhan. Sekarang ini semakin banyak perusahaan dan
investor yang memiliki komitmen untuk memperhatikan dampak sosial yang mungkin
ditimbulkan sebelum melakukan kegiatan operasi ataupun berinvestasi.
2. Contoh
Starbucks perusahaan kedai kopi terbesar dari Amerika Serikat. Salah satu aksi yang
dilakukan Starbucks sebagai bentuk tanggung jawab sosialnya adalah Ethical sourcing.
Ethical sourcing yang dimaksud adalah bagaimana cara Starbucks mendapatkan bahan
utama dalam bisnis yaitu kopi.
3.Unsur Penting
4) Unique Branding
Program sosial yang dijalankan bisa menciptakan konsumen yang loyal
terhadap perushaaan. Hal ini bisa didasari dari etika perusahaan dalam
melakukan operasinya. Keuntungan secara sosial ini dapat dimanfaatkan
oleh tim pemasaran perusahaan untuk membangun reputasi dan mencari
konsumen baru.
5) Manajemen krisis
Tanggung Jawab Sosisla Perusahaan dapat digunakan dalam mengatasi
krisis yang timbul. Krisis yang dimaksud adalah apabila terjadi
pemboykotan terhadap produk atau timbul isu-isu lingkungan dan sosial,
program sosial yang telah dijalankan bisa menjadi alasan dan cara agar
krisis yang sedang terjadi tidak semakin membesar dan isu-isu yang
beredar bisa dijawab berdasarkan kegiatan sosial yang sebelumnya telah
dilakukan perusahaan.
4.Jenis-Jenis
Ada beberapa kritik dan kekhawatiran tentang program Tanggung Jawab Sosial yang
dilakukan oleh perusahaan. Beberapa akan dijelaskan pada penjelasan berikut ini:
a) Motif
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan diwajibkan dan diatur oleh pemerintah yang berwenang.
Oleh sebab itu kekhawatiran terhadap motif perusahaan dalam melaksanakan program-
program sosialnya masih menjadi perdebatan, apakah perusahaan benar-benar peduli
terhadap masalah dan isu sosial dan lingkungan yang terjadi.
b) Industri Kontroversial
Apakah program sosial yang dilakukan perusahaan yang bergerak dalam industri
kontorversial mencerminkan motif perusahaan sebenarnya. Sebagai contoh sulit rasanya
untuk percaya secara penuh jika perusahaan yang memproduksi rokok mengkampanyekan
tentang hidup yang lebih sehat.
Responsibilitas/ Pertanggungjawaban
Danareksa memiliki komitmen untuk terus menerapkan praktik kehati-hatian dan
memastikan kepatuhan atas peraturan perundang-undangan.
Kemandirian/ Independensi
1.4 Manfaat
Selama ini, pemegang saham harus menanggun biaya yang timbul akibat dari
pendelegasian wewenang kepada pihak manajemen.
Biaya ini dapat berupa kerugian karena manajemen memakai sumber daya perusahaan
untuk kepentingan pribadi atau berupa biaya pengawasan yang harus dikeluarkan
perusahaan untuk mencegah hal tersebut terjadi.
Kondisi ini memiliki peran dalam meminimalkan biaya modal yang harus di tanggung
apabila perusahaan akan mengajukan pinjaman dan juga dapat memperkuat kinerja
keuanga yang akan membuat produk perusahaan akan menjadi lebih kompetitif.
Bila perusahaan dikelola dengan baik agar selalu sehat maka dapat menarik minat investor
untuk menanamkan modalnya.
Salah satu faktor penting yang berhubungan dengan kiner dan keberadaan perusahaan di
mata masyarakat dan investor adalah citra perusahaan.
Dewan Direksi
Tugas pokok dan fungsi dari Direktur terdapat dalam Pasal 97 Undang-Undang
Perseroan Terbatas. Diantaranya ialah :
1) Direksi bertanggung jawab atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan
perseroran dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan, sesuai dengan kebijakan
yang dipandang tepat dalam batas yang telah ditentukan dalam Undang-Undang atau
Anggaran Dasar.
2) Direksi wajib beritikad baik dan bertanggung jawab dalam melakukan
pengurusan dalam Perseroan.
3) Direksi wajib mewakili perseroan baik di luar maupun di dalam pengadilan.
4) Direksi juga wajib membuat dan memelihara daftar pemegang saham, risalah
RUPS, dan risalah rapat direksi, menyelenggarakan pembukuan perseroan,
melaporkan kepemilikan sahamnya. Jika mengalami kelalaian atau kerugian, setiap
anggota Direksi bertanggungjawab penuh secara pribadi atas kerugian Perseroan
apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya. Jika
Direksi terdiri atas 2 (dua) anggota Direksi atau lebih, maka tanggung jawab tersebut
berlaku secara tanggung renteng bagi setiap anggota Direksi.
Perubahan nilai tukar mata uang memang sebuah hal yang wajar terjadi dan
tidak terlalu berpengaruh terhadap nilai saham yang ada di bursa. Akan tetapi,
jika perubahan nilai tukar yang terjadi cukup signifikan, maka hal tersebut dapat
memberikan gejolak di dalam bursa saham. Apalagi jika perusahaan tersebut memiliki
utang dalam bentuk mata uang asing.
Berinvestasi pada Efek yang dikeluarkan sebuah perusahaan (Emiten), maka akan
sangat bergantung pada bagaimana bisnis dilakukan pada perusahaan tersebu. Untuk
itu perlu mengetahui bagaimana risiko bisnis yang dimiliki perusahaan tersebut.
Karena pada dasarnya, setiap perusahaan memiliki risiko bisnisnya masing-masing.
Dengan mengetahui apa risiko bisnis yang ada di perusahaan tersebut, maka bisa
mengantisipasi risiko kerugiannya. Salah satu cara untuk mengetahui risiko bisnis
suatu perusahaan adalah dengan membaca Laporan Tahunan yang mereka miliki.
4. Risiko Likuiditas
5. Risiko Emosional
menikmati keuntungan yang lebih saat sebuah saham mengalami floating profit
yang bagus. Sedangkan fear biasanya terjadi saat floating loss sebuah saham
turun, dan investor merasa khawatir kalau-kalau akan semakin rugi. Untuk
menghadapi hal ini, perlu mengetahui nilai intrinsik yang dimiliki sebuah saham.
3. Tanggung jawab
Dalam menjalankan tugas-tugasnya, bank harus selalu menerapkan prinsip
kehati-hatian (prudential banking practice), tertama yang berkaitan dengan
data-data nasabah dan pengelolaan dana. Semua standart operasional harus
didukung dengan peraturan dan sistem yang jelas dan lugas untuk menjamin
dilaksanakannya peraturan yang berlaku. Selain itu, bank juga harus menjadi
cerminan perusahaan yang baik dan peduli terhadap lingkungan sekitar dan
juga peka terhadap tanggung jawab sosial.
4. Independensi
Dalam menjalankan tugas-tugasnya, bank harus dapat mengambil keputusan
yang objektif dan bebas dari tekanan oleh pihak manapun. Hal ini dilakukan
untuk menghindari dominasi oleh salah satu atau sebagian dari jajaran
pemegang saham yang bisa mempengaruhi strategi perusahaan dan kebijakan-
kebijakan yang diambil serta mencegah benturan kepentingan dari pemegang
saham.
5. Kewajaran
2. Tepat waktu
Selalu mengupayakan segalanya tepat waktu sangatlah penting. Kebiasaan baik ini
menunjukkan bahwa kita menghargai waktu para kolega dan pada gilirannya mereka
pun akan menghargai kita. Pepatah yang tepat untuk diingat, “waktu tidak akan
pernah menunggu siapa pun.” Jadi, jangan pernah sekalipun terlambat datang ataupun
menyelesaikan tenggat kerja.
3. Kenakan busana kerja yang pantas
Kebanyakan perusahaan umumnya sudah menetapkan kode berbusana yang wajib
dipatuhi. Ada beberapa jenis pekerjaan yang membebaskankaryawannyadalam
berpakaian.Tapi tetaplah berbusana yang pantas. Ingat, kantor bukanh ajang pesta
tempat orang memamerkan koleksi mahal. Sesuaikan juga dengan acara dan
situasi.Jika ada janji bertemu klien, pilih busana formal agar citra perusahaan
tetapterjaga.
4. Selalu mintalah ijin saat meminjam
Sedekat atau seakrab apa pun relasi dengan rekan kerja, tetaplah meminta ijin saat
ingin meminjam sesuatu. Perilaku ini menyiratkan kita orang yang menghargai orang
lain dengan segala kepemilikannya.
5. Bertutur sopan dan selalu ucapkan terima kasih
Tutur yang santun dan kata-kata manis pasti akan mengakrabkan suasana kerja
sekaligus menjaga semangat kerja. Tumbuhkan kebiasaan baik ini dan mulailah dari
diri sendiri. Misalnya, saat berpapasan dengan rekan di lobi, usahakan memberi
senyum dan mengangguk sopan meskinpun yang bersangkutan bukanlah teman
akrab.Kesantunan mewakili sikap Anda yang menghargai keberadaan mereka. Bahasa
yang digunakan saat berinteraksi dengan orang lain juga berpengaruh terhadap relasi
pribadi. Kata-kata kasar dan tak senonoh jelas akan melukai. Hindari pula beragam
sindiran maupun lelucon yang tidak pada tempatnya.
6. Jangan menyela pembicaraan
Melakukan kebiasaan ini hanya akan menunjukkan keegoisan Anda untuk
menunjukkan pada dunia bahwa waktu dan pendapat Anda lebih penting ketimbang
orang lain. Catat, tak ada rekan kerja yang bisa menerima sikap egois. Kalau rekan
kerja atau bawahan sedang menerima telepon atau tengah berbincang dengan orang
lain, sementara Anda ingin bertanya mengenai sesuatu, semendesak apa pun, jangan
pernah menginterupsi pembicaraannya. Tunggulah sejenak sampai usai bicara. Atau
berilah kode memintanya segera menemui Anda begitu pembicaraannya selesai.
7. Pelankan suara
Di kantor yang mayoritas ruang karyawannya tak berpintu, hal yang paling sering
dikeluhkan adalah kebisingan orang-orang di ingkungan kerjanya. Jadi, menjaga
ketenangan haruslah menjadi prioritas karyawan. Saat bicara dengan rekan kerja
ataupun di telepon, tak perlu berteriak atau bersuara keras. Terutama bila Anda
melakukan pembicaran pribadi. Begitu juga saat melakukan penilaian kinerja yang
memang membutuhkan waktu bicara agak lama. Menunjukkan sikap tak patut atau
berkata dengan nada tinggi cenderung membuat orang terpancing marah. Jangan
salahkan bila orang yang bukan menjadi lawan bicara pun akan menyimpan perasaan
tidak suka dan tidak nyaman berdekatan dengan Anda.
8. Kontrol Telepon Selular
Pastikan suara ponsel tak mengganggu orang lain. Sebaiknya selama jam kerja
matikan nada dering, cukup gunakan fitur getar saja. Seyogianya hindari pula bolak-
balik menelepon terkait urusan pribadi selama jam kerja, ap alagi bila ada tugas
penting yang harus diselesaikan. Lagi pula, buat apa membiarkan semua rekan kerja
tahu kehidupan pribadi. Misalnya saat tengah bertengkar dengan suami. Saat
menerima telepon di HP, alangkah baiknya bila segera menuju koridor atau mencari
ruang tersendiri yang memiliki pintu hingga Anda bisa melanjutkan pembicaraan
secara lebih pribadi tanpa mengusik ketenangan kerja orang lain.
9. Hargai privasi orang lain
Meskipun kesempatan ada di depan mata, jangan pernah membaca fax, e-mail, surat
ataupun layar komputer siapa saja. Ingatlah juga saat hendak mengirim e-mail,
pastikan Anda tidak menulis sesuatu yang kira-kira akan meledak jadi masalah besar
jika di-forward ke sana kemari. Jangan salah, dalam dunia maya, siapa pun dapat
mem-forward e-mail yang diterimanya. Kita harus mewaspadai hal ini.Jika seorang
rekan kerja menutup pintu ruang kerjanya, janganlah mengganggu sekalipun dia
kelihatannya tidak sedang sibuk. Sebaliknya, kalau Anda perlu mendiskusikan sesuatu
yang sifatnya sensitif dan rahasia, carilah ruang khusus. Tutup dan kuncilah agar tak
ada orang lain yang ikut mendengar percakapan Anda. Hal-hal yang bersifat pribadi
dan laporan kinerja karyawan bukanlah konsumsi bagi setiap telinga di tempat kerja,
selain khusus untuk yang bersangkutan.
10. Jangan jadi sumber bau
Menyantap makanan tertentu yang beraroma menyengat di meja kerja Anda, melepas
alas kaki, mengenakan parfum menyengat atau menyemprotkan penyegar udara saat
jam kerja bisa mengganggu rekan keja yang tergolong sensitif. Tak ada seorang pun
yang sudi mencium bau tak sedap kendati bagi Anda mungkin sama sekali tak
masalah. Ingat, aroma bersifat sangat personal. Jadi, jangan pernah berasumsi semua
orang akan menyukainya sama seperti kita.
11. Jaga kerapian area kerja
Tak sedikit yang mengatakan kalau meja kerja yang bersih mencerminkan pikiran
yang bersih dan cara kerja yang sistematis. Jadi kalau tak ingin dianggap sebagai
sosok urakan atau pekerja ceroboh, jaga kerapian meja kerja. Kalau Anda ingin
menambahkan sentuhan pribadi, letakkan foto diri ataukeluarga maupun pernak-
pernik perhiasan kecil seperlunya. Jangan habiskan semua tempat untuk memajang
seluruh koleksi pernak pernik pribadi. Selain itu, kalau jenis pekerjaan membuat kita
sering dipindahtugaskan, minimalkan keberadaan benda-benda dekoratif agar tak
harus kelewat repot setiap kali ditempatkan di pos baru.
1.7 Perbandingan Kode Etik
Berikut table perbandingan profesi akuntan dan dokter:
5 Isi Kode Etik
6 Prinsip-Prinsip a. Prinsip Integritasb. Prinsip a. Beneficienceb. Non
Kode Etik Objektivitas Maleficence
c. Prinsip Kompetensi serta c. Autonomy
Sikap Kecermatan dan Kehati-hatian
Profesional d. Justice
kesalahan yang tidak disengaja dan teknik atau pengobatan baru yang
2) Jasa Atestasi
Atestasi atau (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau
pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi
suatu entitas sesuai, dalam suatu hal yang material, dengan kriteria yang
ditetapkan.
Jasa astestasi profesi akuntan publik dapat dibagi lebih lanjut menjadi 4
jenis :
1. Audit
2. Pemeriksaan (examination)
3. Review
4. Prosedur yang disepakati (aggreed-upon procedures)
3) Jasa Nonassurance
Jasa nonassurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di
dalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif,
ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan.
Akuntan Internal ( Internal Accounting )
Akuntan intern adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau
organisasi. Tugas mereka adalah menyusun sistem akuntansi, menyusun laporan
keuangan kepada pihak-pihak eksternal, menyusun laporan keuangan kepada
pemimpin perusahaan, menyusun anggaran, penanganan masalah perpajakan dan
pemeriksaan intern.
Akuntan Pemerintah
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja dalam sebuah lembaga-lembaga
dipemerintahan yang diantara seperti dikantor badan pengawasan keuangan dan
pembangunan (BPKP) dan badan pemeriksaan keuangan (BPK).
Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi,
melakukan penelitian dan pengembangan akuntansi, mengajar, dan menyusun
kurikulum pendidikan akuntansi di perguruan tinggi.
Walaupun organisasi profesi IAI telah ada sejak tahun 1957, namun profesi ini
baru berkembang pesat pada era pemerintahan orde baru. Namun sebagiman
sejarah telah mencatat bahwa menjelang akhir abad ke-20, Indonesia tertimpa
krisis ekoniomi dan moneter yang berakibat runtuhnya pemerintahan orde baru
dibawah presiden Soeharto. Pada awalnya krisis ekonomi di Indonesia dipicu oleh
factor eksternal, namun banyak yang mengatakan bahwa akar penyebab krisis yang
sesungguhnya adalah karena pembangunan dibidang ekonomi tersebut tidak
diimbangin oleh pembangunan landasan moral yang kuat.
Profesi akuntan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari praktik bisnis dan
penyelenggaraan administrasi pemerintahan.
Prinsip etika yang tercantum dalam kode etik akuntan Indonesia, sebagai berikut:
1. Tanggung Jawab profesi
2. Kepentingan Publik
3. Integritas
4. Objektivitas
5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesiona
6. Kerahasiaan
7. Prilaku Profesional
8. Standar Teknis
1.3 Struktur Etika IAI
1. PRINSIP ETIKA
Prinsip etika memberikan kerangka dasar bagi aturan etika, yang mengatur
pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip etika disahkan oleh
kongres bagi seluruh anggota yang terdiri dari delapan prinsip berikut ini:
2. ATURAN ETIKA
Aturan etika merupakan penjabaran lebih lanjut dari prinsip-prinsip etika dan
ditetapkan untuk masing-masing kompartemen. Untuk akuntan sektor publik,
aturan etika ditetapkan oleh IAI Kompartemen Akuntan Sektor Publik (IAI-
KASP). Sampai saat ini, aturan etika ini masih dalam bentuk exposure draft, yang
penyusunannya mengacu pada Standard of Professional Practice on Ethics yang
diterbitkan oleh the International Federation of Accountants (IFAC).
Berdasarkan aturan etika ini, seorang profesional akuntan sektor publik harus
memiliki karakteristik yang mencakup:
1. Penguasaan keahlian intelektual yang diperoleh melalui pendidikan dan
pelatihan.
2. Kesediaan melakukan tugas untuk masyarakat secara luas di tempat instansi
kerja maupun untuk auditan.
3. Berpandangan obyektif.
4. Penyediaan layanan dengan standar pelaksanaan tugas dan kinerja yang tinggi.
Penerapan aturan etika ini dilakukan untuk mendukung tercapainya tujuan profesi
akuntan yaitu: bekerja dengan standar profesi yang tinggi, mencapai tingkat kinerja
yang diharapkan dan mencapai tingkat kinerja yang memenuhi persyaratan
kepentingan masyarakat. Oleh karena itu, menurut aturan etika IAI-KASP, ada tiga
kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi, yaitu:
1. Kredibilitas akan informasi dan sistem informasi.
2. Kualitas layanan yang didasarkan pada standar kinerja yang tinggi.
3. Keyakinan pengguna layanan bahwa adanya kerangka etika profesional dan
standar teknis yang mengatur persyaratan-persyaratan layanan yang tidak dapat
dikompromikan.
3. INTERPRETASI ATURAN ETIKA
Fungsi utama organisasi profesi IAI adalah semacam “self regulatory body”,
yaitusebagai wadah untuk mengatur, membina, dan mengawasi kualitas kinerja dan
perilakuanggotanya agar selalu dapat menjaga citra profesinya dimata publik. IAI-
KAP atau IAPIsebagai sub-organisasi dibawah IAI memegang peranan penting
bagi kehidupan bisnis danperekonomian. Karena perannya yang sangat strategis di
dalam bisnis dan perekonomian suatuNegara, maka pengaturan dan pengawasan
terhadap keberadaan dan kinerja KAP tidak cukuphanya dilakukan oleh organisasi
profesi itu sendiri. Pemerintah dan lembaga legislatif (DPR)sangat berkepentingan
agar profesi KAP dapat memberikan jasanya dengan kualitas yang
tinggisebagaimana diharapkan oleh publik. Wujud campur tangan pemerintah dan
lembaga legislatifini dapat dilihat melalui produk peraturan dan perundang-
undangan serta pembentukanbadan/lembaga pemerintah, antara lain :
a.Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1954 tentang Pemberian Gelar Akuntan.
b.Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik.
c.Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 tentang Jasa
AkuntanPublik ( telah dicabut dengan keluarnya Peraturan Menteri Keuangan
Nomor17/PMK.01/2008).
d.Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 359/KMK.06/2003 tentang
Perubahan atasKeputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 tentang
Jasa Akuntan Publik.(telah dicabut dengan keluarnya Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 17/PMK.01/2008).
e.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan
Publik.(telah dicabut dengan keluarnya UU No.5 Tahun 2011, kecuali ketentuan-
ketentuantertentu dalam masa peralihan).
f.Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-
LK) yangberhubungan dengan audit atas Laporan Keuangan perusahaan-
perusahaan yang sedangdan telah menjadi perusahaan publik, dan
g.Peraturan perundang-undangan lain yang yang relevan.
Kode, yaitu suatu tanda atau lambang berupa bahasa, teks atau benda yang dicapai
untuk tujuan tertentu, misalnya untuk menjamin berita, keputusan, atau
kesepakatan organisasi. Kode juga dapat mewakili seperangkat aturan sistematis.
Kode etik; yaitu norma atau prinsip yang diterima oleh suatu kelompok tertentu
sebagai dasar perilaku sehari-hari dalam masyarakat dan pekerjaan.
Oleh karena itu, kode etik pada prinsipnya adalah suatu sistem dan prinsip etika
yang ditegakkan dalam suatu kelompok profesi yang ditentukan secara kolektif.
Kode etik profesi merupakan kode etik yang harus dipatuhi oleh semua orang yang
menjalankan tugas profesionalnya.
Integrasi IFRS merupakan salah satu kesepakatan Forum G20 pada November 2008.
IFRS telah digunakan di banyak negara, termasuk Uni Eropa, Hong Kong, Australia,
Malaysia, Pakistan, negara-negara Dewan Kerjasama Teluk, Rusia, Afrika Selatan,
Singapura dan Turki. Sejak Agustus 2008, lebih dari 113 negara di seluruh dunia
(termasuk seluruh Eropa) menggunakan IFRS sebagai standar pelaporan keuangan. Di
Indonesia, Standar Pelaporan Keuangan Internasional yang baru akan diadopsi secara
resmi pada tahun 2012.
Namun, faktanya standar akuntansi saat ini yang berlaku di Amerika Serikat yang
disiapkan oleh FASB masih diikuti secara langsung atau melalui amandemen oleh banyak
negara.
1.4 Sabanes oxley act
The Sarbanes-Oxley Act (SOA) adalah hukum AS yang diberlakukan terhadap penipuan
keuangan oleh perusahaan AS seperti Enron dan WorldCom. Ketika penipuan ini
pertama kali ditemukan, itu adalah satu-satunya penipuan non-AS. Perusahaan dengan
skandal akuntansi Enron, seperti Tyco yang berbasis di Bermuda. Pejabat eksekutif
(CEO) Tyco diduga mengalami surplus finansial dan sebenarnya adalah perusahaan AS
yang telah mentransfer tarif pajak pendaftaran perusahaannya ke Bermuda untuk tujuan
pajak. Saat itu, jurnalis dan politisi di belahan dunia lain, terutama negara-negara Uni
Eropa, tidak senang dengan hal ini, karena menganggap penipuan finansial semacam ini
hanya menjadi masalah bagi Amerika Serikat. Kemudian, mereka sangat membenci
rencana Security and Exchange Commission (SEC), seperti yang dijelaskan dalam Bab
2, yang memberlakukan aturan SOA pada semua perusahaan internasional yang terdaftar
di American Stock Exchange.
-Bagian A adalah bagian yang menetapkan prinsip etika dasar akuntansi dan memberikan
kerangka konseptual untuk menerapkan prinsip-prinsip ini.
Kerangka konseptual untuk menerapkan prinsip-prinsip ini. Kerangka konseptual
memberikan pekerjaan konseptual untuk mengidentifikasi ancaman terhadap kepatuhan
dengan prinsip etika dasar, menilai dampak signifikan dari ancaman ini, dan menerapkan
langkah-langkah perlindungan untuk mengurangi ancaman ke tingkat yang dapat
diterima.
- Bagian B dan C menjelaskan bagaimana menerapkan kerangka konseptual dalam
situasi tertentu. Kerangka konseptual berisi contoh pengamanan terhadap prinsip-prinsip
dasar, serta contoh situasi di mana ketidakmampuan untuk mengambil tindakan
pengamanan mengarah pada ancaman yang harus dihindari.
-Bagian B menerapkan profesi akuntansi ke bidang kepentingan umum. Bagian C
menerapkan profesi akuntansi ke bidang bisnis. Dalam praktek profesi akuntan untuk
kepentingan umum, dapat juga ditemukan bahwa pedoman dalam Bagian C Kode Etik
ini berkaitan dengan keadaan sebenarnya.
Memang, tanggung jawab audit internal berbeda dari satu organisasi ke organisasi
lainnya, sehingga tidak mungkin untuk mengembangkan kode etik yang diterima secara
umum. Meskipun tanggung jawab mungkin berbeda, auditor internal memiliki tujuan
keseluruhan yang sama dan oleh karena itu dapat menerima etika sebagai pedoman untuk
meningkatkan disiplin dan perilaku pribadi.
2 Desember 2001 : Orang-orang telah menyadari kebutuhan untuk mengubah praktik tata
kelola dan akuntansi. Setelah kasus Enron, kebingungan dan kemarahan para eksekutif
Enron membuat mereka dengan angkuh mengklaim ketidaktahuan, ingatan buruk, dan
membela tanggung jawab mereka atas Amandemen Kelima.
Desember 2001 – awal 2002 : Sebelum skandal Enron, skandal ham, dan anak laki-laki
tertua tidak mungkin menyampaikan kesadaran investor yang meningkat dan kemarahan
publik, beberapa upaya telah dilakukan untuk memperkuat tata kelola dan akuntabilitas.
Presiden Bush menjanjikan reformasi lebih lanjut untuk memulihkan kepercayaan di
pasar keuangan, tetapi gagal memperlambat momentum pasar
Worldcom :
25 juni 2002 : Worldcom sedang mengalami kesulitan keuangan. Bencana tersebut
mendorong dua anggota parlemen Amerika untuk bekerja sama mengusulkan pedoman
reformasi tata kelola agar disahkan sebagai Sarbanes-Oxley Act (SOX). WorldCom
mengumumkan bahwa arus kasnya US $ 3,8 miliar.
21 Juli 2002 : Worldcom mengajukan perlindungan kebangkrutan. Hal ini menjadi
pukulan yang mengejutkan untuk kredibilitas pasar modal.
IAI didirikan pada tanggal 23 Desember 1957 dengan dua tujuan yaitu:
Membimbing perkembangan akuntansi serta mempertinggi mutu pendidikan
akuntan; dan mempertinggi mutu pekerjaan akuntan.