Anda di halaman 1dari 63

RANGKUMAN

Hukum Etika Profesi dan Bisnis


Tugas Ulangan Tengah Semester
Dosen : M. Gunawan Setyadi,S.Si., M.Si

Dibuat oleh:

Name : Octarifa Ayuningtyas


Class : SA-1A1
NIM : 2020SA038
Program Studi :S1 Akuntansi
INSTITUT TEKNOLOGI BISNIS – AAS INDONESIA

BAB 1 - MANUSIA DAN ALAM SEMESTA


1.1 Hakikat Kebenaran

1. Ada empat kebenaran (hakikat) yaitu:

a) Kebenaran (hakikat) tentang eksistensi (dunia/alam semesta) yaitu kebenaran tentang


adanya empat tingkat eksistensi dunia, yaitu benda,tumbuh-tumbuhan,hewan, dan manusia.

b) Kebenaran tentang alat (tools) yang dipakai untuk memahami dunia yaitu untuk
memahami keempat tingkat eksistensi dengan diterapkan asas ketepatan (adaequatio).
Mengakui pendekatan ilmiah sebagai pendekatan tunggal untuk memahami eksistensi alam
semesta, kebenaran ilmiah hanya berlandaskan pada fakta objektif, misalnya memahami pola
kerja biologis, etika, kesadaran spritual dan hakikat manusia.

c) Kebenaran tentang cara belajar tentang dunia yaitu untuk empat bidang pengetahuan :

(1) saya-batin (2) saya-lahiriah

(3) dunia-batin (4) dunia-lahiriah.

d) Yang dimaksud dengan hidup di dunia yaitu dalam kebenaran tentang hidup didunia,
dijumpai dua corak masalah, yaitu :

(1) masalah konvergen (bertitik temu),yaitu suatu yang dapat dipecahkan secara
menyeluruh dan (2) masalah divergen (bertitik pisah) yaitu suatu yang selalu berlawanan.
Kedua masalah ini tentu tidakdapat dipecahkan dengan cara yang sama.

1.2 Hakikat Eksistensi (Dunia/ Alam Semesta)

1. Alam semesta hanya dilihat sebagai materi/substansi yang terbentang luas dan tak
bernyawa, yang misterinya mampu dipecahkan dengan pendekatan ilmiah dan rasional.
Namun Schumacher telah mengingatkan para ilmuwan tentang adanya tingkatan-tingkatan
eksistensi alam semesta sebagai berikut:

a. Benda dapat dituliskan p b. Tumbuhan dapat dituliskan p+x

c. Hewan dapat dituliskan p+x+y d. Manusia dapat dituliskan p+x+y+z

2. Dengan memberikan simbol p untuk benda mati, X untuk unsur hidup, Y untuk kesadaran,
dan Z untuk kesadaran diri (kesadaran transendental/spritual), maka dapat dikatakan bahwa
eksistensi alam semesta memiliki jenjang yang terbagi kedalam empat tingkat, yaitu :

a) Tingkat pertama adalah benda mati, yang hanya memiliki unsur p (substansi, materi).
b) Tingkat kedua adalah tumbuh-tumbuhan, yang mempunyai unsur p dan unsur x
(kehidupan).
c) Tingkat ketiga adalah golongan hewan, yang memiliki unsur p,x dan y (kesadaran).
d) Tingkat keempat adalah golongan manusia, yang memiliki semua unsur p,x,y, dan z
(unsur kesadaran transendental/spiritual).

3. Dapat disimpulkan bahwa hakikat keberadaan alam semesta tidak hanya terbatas pada
sesuatu yang bersifat fisik, sebagaimana diyakini oleh sementara ilmuwan. Dengan
kemajuan ilmu fisika dan adanya ketertarikan para ilmuwan untuk mulai mengkaji hal-hal
spritual secara lebih rasional, maka mulai diyakini bahwa hal-hal yang tidak tampak oleh
pancaindra merupakan bagian tak terpisahkan dari hakikat keberadaan.Di samping itu, makin
dapat dibuktikan bahwa terdapat tingkatan atau lapisan keberadaan alam semesta dari yang
kasat mata (berwujud fisik/kasar) sampai yang tidak kasat mata (tidak berwujud fisik) dan
sangat halus, seperti: pikiran,perasaan, dan kesadaran murni.

Dengan kemajuan ilmu fisika dan adanya ketertarikan para ilmuwan untuk mulai
mengkaji hal-hal spritual secara lebih rasional, maka mulai diyakini bahwa hal-hal
yang tidak tampak oleh pancaindra merupakan bagian tak terpisahkan dari hakikat
keberadaan. Di samping itu, makin dapat dibuktikan bahwa terdapat tingkatan atau
lapisan keberadaan alam semesta dari yang kasat mata (berwujud fisik/kasar)
sampai yang tidak kasat mata (tidak berwujud fisik) dan sangat halus, seperti:pikiran,
perasaan, dan kesadaran murni.
1.3 Hakikat Manusia
1. Ada empat teori psikologi dikaitkan dengan konsepsinya tentang manusia sebagaiberikut:

a) Psikoanalisis, yang melukiskan manusia sebagai makhluk yang digerakkan oleh


keinginan terpendam (homo volensi).
b) Behaviorisme, yang menganggap , manusia sebagai makhluk yang digerakkan
semuanya oleh lingkungan (homo mechanicus). Teori ini menyebutkan manusia
sebagai manusia mesin karena perilaku manusia sepenuhnya ditentukan oleh
lingkungan.
c) Kognitif, yang menganggap manusia sebagai makhluk berpikir yang aktif
mengorganisasikan dan mengolah stimulasi yang diterimanya (homosapiens).
Manusia tidak lagi dianggap sebagai makhluk yang bereaksi secarapasif terhadap
lingkungannya.
d) Humanisme, yang melukiskan manusia sebagai pelaku aktif dalam merumuskan
strategi transaksional dengan lingkungannya.

2. Menurut Steiner 1999 hakikat manusia berdasarkan lapisan-lapisan energi yang melekat
pada tubuh manusia sebagai satu kesatuan, yaitu :

a. Badan fisik (physical body) b. Badan eterik (etheric body)

c. Badan astral (astral body) d. Badan ego (consciousness-body)

e. Manas (spirit-self) f. Buddhi (life-spirit)

g. Atma (spirit-man)

3. Manusia mempunyai lapisan fisik (materi) yang sama dengan semua benda mati,tumbuh-
tumbuhan, dan binatang.Badan eterik merupakan lapisan hidup yang memungkinkan sesuatu
mengalami siklus hidup, tumbuh, berkembang, dan mati. Manusia, tumbuh-tumbuhan dan
binatang mempunyai lapisan eterik, sedangkan benda mati tidak mempunyai lapisan. Badan
astral merupakan lapisan yang memungkinkan sesuatu memiliki nafsu (passion), keinginan
(desire), serta merasakan senang dan sakit.Lapisan ego timbulnya kesadaran Aku (I atau
myself) dan diluar Aku. Lapisan ini hanya dimiliki manusia,keempat lapisan ini
(fisik,eterik,astral, dan ego) sudah terbentuk sepenuhnya pada diri manusia, sedangkan
lapisan manas baru terbentuk sebagian dan lapisan buddhi dan atma masih berupa potensi
yang dapat dikembangkan lebih lanjut. Ketujuh lapisan yang menyelimuti manusia
terbentang dari lapisan yang paling padat (fisik) sampai kelapisan yang paling halus
(atma,roh).
1.4 Hakikat Otak (Brain) dan Kecerdasan (Intelligence)

1. Otak merupakan organ tubuh manusia yang paling kompleks.

2. Otak mempunyai kemampuan yang sangat luar biasa, antara lain:

a. Memproduksi pikiran sadar b. Melakukan pilihan bebas

c. Menyimpan ingatan d. Memungkinkan memiliki perasaan

e. Menjembatani kehidupan spiritual dengan kehidupan materi atau fisik

f. Kemampuan perabaan, persentuhan, penglihatan, penciuman, berbahasa

g. Mengendalikan berbagai organ tubuhh.

3. A.M. Rukky Santoso (2001), pada otak terdapat 30 miliar sel dan bagian-bagian sel ini
membentuk kerja sama yang rumit melalui bagian-bagian kecil lainnya yang disebut neuron.

4. Neuroscience (ilmu tentang otak) menjelaskan otak manusia seperti komputer tetapi tidak
sama dengan komputer.Informasi – Pancaindera – Sistem Jaringan Saraf – Otak – diolah dan
disimpan –Hasil Olahan – Sistem Jaringan Saraf – Organ Tubuh

5. Roger Wolkott Sperry adalah ilmuan yang pertama kali meneliti tentang belahan otak kiri
dan belahan otak kanan.

a) Otak kiri: kognitif dan rasional (logis) matematis, analitis, realistis, vertikal,
kuantitatif, intelektual, objektif, mengontrol sistem monitorik bagian tubuh kanan.
b) Otak kanan: berpikir secara efektif dan rasional (kualitatif, impulsif, spiritual,holistik,
emotional, artistik, kreatif, subyektif, simbolis, imajinatif, simultan, intuitif,
mengontrol gerak tubuh bagian kiri).

6. Komponen- komponen otak manusia :

a) Parietal lebe: pembagi input semua sensor dan orientasi gerakan tubuh.
b) Occiptal lebe: area penerimaan dan pengolah input penglihatan.
c) Cerebellum: kontrol gerakan respons otomatis atau sebagai hasil belajar.
d) Frental lebe: kognitif, memori, dan kontrol emosi.
e) Temporal lebe: arean penerimaan suara dan pengolah informasi.
f) Brain stem: keseimbangan dan kontrol gerak refleks.
7. Gardner mengidentifikasikan 7 kecerdasan manusia: linguistic, logical-
mathematical,musical, bodily kinesthetical, spatial, interpersonal, dan intrapersonal
intelligence.Gardner menambahkan 3 potensi kecerdasan: naturalist, spiritual, dan
existential intelligence.

8. Clark (dalam Munandar, 1999) membagi otak ke dalam 4 fungsi:

a) Fungsi berpikir (kognitif)


b) Fungsi afektif (mengelola emosi dan perasaan)
c) Fungsi fisik (gerakan, penglihatan, pendengaran, penciuman,
pencecapan,perabaan)
d) Fungsi intuisi atau firasat (hasil sintesis tingkat tinggi dari semua fungsi otak). Clark
mengartikan kreatifitas sebagai suatu kondisi dan sikap yang mencerminkkan
ekspresi tertinggi dari suatu bakat seseorang.

9. Zobar dan Marshall (2002) melihat fungsi otak dari 3 cara berpikir atau 3 ragam
kecerdasan:

a) Proses berpikir seri (IQ): berpikir inner, lugas, dan tidak melibatkan perasaan.
b) Asosiatif (EQ): nasi dengan rasa lapar, rumah dengan rasa nyaman, anjing dengan
berbahaya.
c) Menyatukan (SQ): integrasi IQ dan EQ jadi diperoleh makna atau penyadaran diri.

10. Spiritualitas berhubungan dengan upaya pencarian makna kehidupan melalui hubungan
langsung antara diri dengan Tuhan (kekuatan tak terbatas, potensi murni).Menurut
Gymnastiar kehidupan spiritualitas berhubungan dengan kehadiran ilahi,Tuhan, roh, jiwa,
kebenaran, pengetahuan diri, pengalaman mistis, kedamaian batin,dan pencerahan.

1.5 Hakikat Pikiran dan Kesadaran

1. Pikiran memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia sehingga Blaise
Pascal (dalam Hart, 1997) mengatakan: "Manusia jelas sekali dibuat untuk berpikir. Di
dalamnya terletak semua martabat dan kebajikannya dan seluruh kewajibannya adalah
berpikir sebagaimana seharusnya."

2. Dalam kaitannya dengan kesadaran, Sigmud Freud membedakan tiga lapisan kesadaran,
yaitu:
1) lapisan sadar (conscious level)Lapisan ini berhubungan dengan dunia luar dalam
wujud sensasi dan berbagai pengalaman yang disadari setiap saat.
2) lapisan prasadar (preconscious level)Lapisan prasadar sering disebut memori
(ingatan) yang tersedia menyangkut pengalaman-pengalaman yang tidak disadari
pada saat pengalaman tersebutterjadi, namun dengan mudah dapat muncul kembali
menjadi kesadaran secara spontan atau dengan sedikit usaha.
3) lapisan tidak sadar (unconscious level)Lapisan tidak sadar merupakan lapisan yang
paling dalam dari pikiran manusia, menyimpan semua dorongan insting primitif serta
emosi dan memori yang mengancam pikiran sadar yang telah sedemikian ditekan,
atau secara tidak disadari telah didorong ke dalam lapisan yang paling dalam
padapikiran manusia.

1.6 Tujuan dan Makna Kehidupan

Jalaluddin Rahmat (2004) mengatakan bahwa secara agama, filsafat dan ilmu pengetahuan,
orang harus memilih hidup bahagia. Namun dalam kehidupan sehari-hari, apalagi dalam era
dewasa ini yang dipenuhi oleh filsafat materialisme, makin banyak orang yang merasa tidak
bahagia. Kebahagian seolah-olah menjadi barang langka yang sulit dijangkau.

Alam semesta beserta seluruh isinya sebenarnya merupakan satu kesatuan sistem. Pengertian
sistem menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia karangan Poerwadarminta (1976) adalah:

a) Sekelompok bagian (alat dan sebagainya) yang bekerja bersama untuk


melakukan suatu maksud, misalnya urat syaraf dalam tubuh.
b) Sekelompok pendapat, peristiwa, kepercayaan, dan sebagainya yang disusun
dan diatur baik-baik, misalnya filsafat.
c) Cara (metode) yang teratur untuk melakukan sesuatu, misalnya pengajaran
bahasa.

BAB 2-FILSAFAT,AGAMA,ETIKA, DAN HUKUM


1.1 Filsafat
A. Filsafat berasal dari kata Philo ( cinta) dan sophia (bijaksana) cinta terhadap
kebijaksanaan.Pengetahuan/ilmu berasal dari rasa ingin tahu, kepastian dari rasa ragu-ragu,
sedangkan filsafat berasal dari keduanya

B. Berpikir Filsafat bersifat menyeluruh:

- apa yg dianggap benar atau salah/logika

- apa yg dianggap baik atau buruk/etika

- apa yg dianggap indah atau jelek /estetika

C. Sifatnya mendasar/ tidak begitu saja, percaya bahwa ilmu itu adalah benar.

D. Sifatnya spekulatif/ selalu ingin mencari jawaban pada suatu hal yg diketahui atau belum
diketahui.

E. Unsur-unsur filsafat:

1) Kegiatan intelektual (pemikiran)


2) Mencari makna yg hakiki ( interprestasi)
3) Segala fakta dan gejala ( obyek)
4) Dengan cara refleksi, metodis, dan sistematis (metode)
5) Untuk kebahagiaan manusia (tujuan)
Perbedaan filsafat dengan ilmu

No Aspek Filsafat Ilmu

1. Ontologis Segala sesuatu yang bersifat Segala sesuatu yang


fisik dan non fisik, baik bersifat fisik dan dapat
yang dapat direkam melalui direkam melalui indra.
indra maupun tidak.
2. Epistemologis Pendekatan yang bersifat Pendekatan ilmiah,
reflektif atau rasional menggunakan 2 pendekatan
dedukatif. deduktif dan induktif secara
saling melengkapi.

3. Aksiologis Sangat abstrak, bermanfaat Sangat konkret, langsung


tetapi tidak secara langsung dapat dimanfaatkan bagi
bagi umat manusia. kepentingan umat manusia.

1.2 Agama

A. Hakikat agama

Menyangkut hubungan antara manusia dengan suatu kekuasaan luar yg lain dan lebih dari
pada apa yg dialami oleh manusia

Apa yg di syariatkan Alah dengan perantara para Nabi Nya, berupa perintah dan larangan utk
kebaikan manusia di dunia dan akhirat

B. Rumusan Agama :

1. Hubungan mns dengan sesuatu yg tak terbatas, yg transendental, yg Illahi-Tuhan


YME
2. Berisi pedoman tingkah laku, nilai2, dan norma2 yg diwahyukan lgs oleh Ilahi
melalui Nabi2
3. Untuk kebahagiaan hidup manusia di dunia dan hidup kekal diakhirat

C. Unsur-unsur utama dalam agama :


1. Kitab suci
2. Kitab suci yg ditulis oleh nabi berdasarkan wahyu dari Tuhan
3. Ada suatu lembaga yg membina, menuntun umat mns, dan menafsirkan kitab suci
bagi kepentingan umatnya

D. Agama memuat ajaran :

1. Taqwa, dogma, doktrin, atau filsafat tentang ketuhanan


2. Susila moral atau etika
3. Ritual, upacara, atau tata cara beribadat
4. Tujuan agama ( menuntun umat mns utk memperoleh kebahaiaan dunia dan kehiduan
kekal di akhirat )

1.3 Nilai

A. Hakikat NILAI

Sebagai kualitas suatu hal yg menjadikan hal tsb disukai, diinginkan, berguna dan dihargai
sehingga dapat menjadi semacam obyek bagi kepentingan ttt.

Standar atau ukuran (norma) yg kita gunakan utk mengukur segala sesuatu. Ada nilai
materialistis, ideal, sosiologis, kesehatan.

1.4 Etika

A. Hakitat ETIKA

Yunani : Berasal dari kata ethos (tunggal ) : tempat tinggal, padang rumput, kandang,
kebiasaan adat, watak, perasaan , sikap, cara berpikir.Latin : Berasal dari mos (tunggal) atau
mores yg berarti : adat istiadat, kebiasaan, kelakuan, watak, tabiat, akhlak, cara hidup

B. Arti ETIKA

ETIKA sbg praksis : sama dengan moral atau moralitas yang berarti adat istiadat, kebiasaan,
nilai-nilai, norma-norma yg berlaku dalam kelompok atau masyarakat. Etika sbg ilmu atau
tata susila adalah pemikiran/penilaian moral . Etika sbg pemikiran bisa saja mencapai taraf
ilmiah bila proses penalaran thd moralitas tsb. Bersifat kritis, metodis dan sistemis.Dalam
taraf ini ilmu etika dapat saja merumuskan suatu teori, konsep, asas atau prinsip2 tentang
perilaku mns yg dianggap baik atau tidak baik, mengapa menjadi baik.

1.5 Persamaan dan Perbedaan Hukum, Etika dan Etiket


No Hukum Etika Etiket

11. Persamaan: Sama-sama mengatur perilaku manusia


22. Perbedaan :
Aa) Sumber Hukum: Sumber Etika: Sumber Etiket:
Negara, Pemerintah Masyarakat Golongan Masyarakat
Bb) Sifat Pengaturan: Sifat Pengaturan: Sifat Pengaturan:
Tertulis berupa Undang- Ada yang lisan (berupa Lisan
undang, peraturan adaptasi  kebiasaan) dan
pemerintah dan ada yang tertulis (berupa
sebagainya kode etik)
Cc) Objek yang diatur: Objek yang diatur: Objek yang diatur:
Bersifat lahiriah Bersifat rohaniah, Bersifat lahiriah,
(misalnya: hukum misalnya: perilaku etis misalnya: tata cara
warisan, hukum agrarian, (jujur tidak menipu, berpakaian (untuk pesta,
hukum tata negara) dan bertanggung jawab) dan sekolah, pertemuan resmi,
rohaniah (misalnya: perilaku tidak etis berkabung, dan lain-lain),
hukum pidana) (korupsi, mencuri, tata cara menerima tamu,
berzina) tata cara berbicara dengan
orang tua dan sebagainya.

1.6 Hubungan Agama, Etika dan Nilai

 Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, manusia merupakan mahluk ciptaan


Tuhan yang tertinggi berkat kelebihan akal/pikiran yang diberikan Tuhan kepada
manusia. Berkat pikirannya, manusia mampu memperoleh ilmu (pengetahuan)
tentang hakikat keberadaan (duniawi) melalui proses penalaran serta mampu
menyadari adanya kukuatan yang terbatas di luar dirinya yang menciptakan dan
mengatur eksistensi alam raya.
 Semua agama melalui kitab sucinya masing-masing mengajarkan tentang tiga hal
pokok, yaitu:

1. Hakikat Tuhan (God, Allah, Gusti Allah, Buddha, Brahma, Kekuatan tak terbatas
dan lain-lain),

2. etika, tata susila dan

3. ritual, tata cara beribadat.

 Jelas sekali bahwa antara agama dan etika tidak dapat dipisahkan. Tidak ada
agama yang mengajarkan etika/moralitas. Kualitas keimanan (spiritualitas)
seseorang ditentukan bukan saja oleh kualitas peribadatan (kualitas hubungan
manusia dengan Tuhan), tetapi juga oleh kualitas moral/etika (kualitas
hubungan manusia dengan manusia lain dalam masyarakat dan dengan alam).
 Akhirnya, tingkat keyakinan dan kepasrahan kepada Tuhan Yang Maha
Kuasa, tingkat/kualitas peribadatan, dan tingkat/kualitas moral seseorang akan
menentukan gugus/hierarki nilai kehidupan yang telah dicapai. Tujuan semua
agama adalah untuk merealisasikan nilai tertinggi, yaitu hidup kekal di akhirat.
Dari sudut pandang semua agama, pencapaian nilai-nilai kehidupan duniawi
bukan merupakan tujuan akhir, tetapi hanya merupakan tujuan sementara atau
tujuan antara dan dianggap hanya sebagai media atau alat untuk mendukung
pencapaian tujuan akhir.

1.7 Paradigma Manusia Utuh

 Pada intinya, ada satu alasan sederhana yang umum sekali, kenapa ada begitu banyak orang
yang merasa tidak puas dalam pekerjaan mereka, dan kenapa banyak sekali organisasi tidak
berhasil menarik dan memanfaatkan bakat, kecerdikan, dan kreativitas orang-orangnya dan
tidak pernah menjadi organisasi yang sungguh-sungguh hebat dan bertahan lama. Situasi itu
bermula dari paradigma yang tidak komplet mengenai siapa sesungguhnya kita ini.Dengan
kata lain, paham dasar kita mengenai kodrat manusia.Adalah kenyataan yang mendasar
bahwa manusia bukanlah benda atau barang yang perlu dimotivasi dan dikendalikan. 
Manusia memiliki empat dimensi : tubuh, pikiran, hatidan jiwa.Bila Anda mempelajari semua
filsafat dan agama, baik Barat maupun Timur, sejak awalsejarah yang tercatat, pada dasarnya
Anda akan menemukan keempat dimensi tersebut:fisik/ekonomis, mental, sosial/emosional,
dan spiritual. Seringkali digunakan istilah
yang berbeda, tetapi semuanya mencerminkan empat dimensi kehidupan yang universal. Ini
juga mencerminkan empat kebutuhan motivasi dasar dari semua orang, yaitu: untuk
hidup(bertahan hidup), menyayangi (hubungan pertalian), belajar (tumbuh dan berkembang)
danmeninggalkan nama baik (makna dan sumbangan)

BAB 3-TEORI-TEORI ETIKA


1.1 Ada 2 prinsip etika yang akan terus abadi untuk diperdebatkan yaitu absolutisme etika
dan relativisme etika. Kedua prinsip ini merupakan prinsip yang saling bertentangan satu
sama lain. Adanya pertentangan ini disebabkan oleh perbedaan pandangan tentang moral.
Keberadaan kedua prinsip etika ini secara tak sadar mau pun disadari sudah ada kira-kira
sejak tahun 500 SM, para filsuf yang terkait hal ini diantaranya adalah Hecataeus, Protagoras,
dan Herodotus, mereka berasal dari Yunani.
A. Relativisme Etika

Dasar katanya adalah relatif (berkaitan dengan … /tergantung kepada … ). Relativisme itu
sendiri berarti paham yang percaya bahwa segala sesuatu itu bersifat tidak mutlak, mulai dari
pengetahuan mau pun prinsip. Terkait dengan istilah relativisme etika, Shomali telah
memberikan definisi yang cukup mudah dipahami yaitu “relativisme etika adalah pandangan
bahwa tidak ada prinsip moral yang benar secara universal; kebenaran semua prinsip moral
bersifat relatif terhadap budaya atau pilihan individu” (2005:33). Â Untuk memahami
gambaran besar relativisme etika maka perhatikan contoh berikut:

1. Membunuh itu bisa benar dan juga bisa salah tergantung apa tujuan orang melakukan
pembunuhan
2. Orang Callatia memakan ayah mereka yang telah mati sebagai penghormatan dan
kebanyakan dari tanggapan kita terhadap hal itu adalah tidak bermoral. Tetapi bagi
orang Callatia membakar atau mengubur orang mati adalah perbuatan menakutkan
dan menjijikkan atau tidak bermoral
B. Absolutisme Etika

Sedangkan absolutisme berasal dari dasar kata absolut yang artinya mutlak merupakan paham
yang percaya bahwa segala sesuatu yang ada itu memiliki sifat mutlak dan universal. Dengan
ini, absolutisme etika dapat didefinisikan sebagai paham etika yang menekankan bahwa
prinsip moral itu universal, berlaku untuk siapa saja, dan di mana saja. Tidak ada tawar
menawar dalam prinsip ini, juga tidak tergantung pada adanya kondisi yang membuat prinsip
moral dapat berubah. Untuk memahami gambaran besarnya silakan diperhatikan contoh
berikut:

1. Bagaimana pun dan apa pun alasannya membunuh adalah perbuatan tidak bermoral
2. Memperkosa adalah perbuatan yang keji dan tidak bermoral
3. Mengambil hak orang lain adalah perbuatan yang tidak bermoral

1.2 Perkembangan Perilaku Moral

Beberapa konsep yang memerlukan penjelasan, antara lain: perilaku moral (moral behavior),
perilaku tidak bermoral (immoral behavior), perilaku di luar kesadaran moral (unmoral
behavior), dan perkembangan moral (moral development) itu sendiri. Perilaku moral adalah
perilaku yang mengikuti kode moral kelompok masyarakat tertentu. Moral dalam hal ini
berarti adat kebiasaan atau tradisi. Perilaku tidak bermoral berarti perilaku yang gagal
mematuhi harapan kelompok sosial tersebut. Ketidakpatuhan ini bukan karena
ketidakmampuan memahami harapan kelompok tersebut, tetapi lebih disebabkan oleh
ketidaksetujuan terhadap harapan kelompok sosial tersebut, atau karena kurang merasa wajib
untuk mematuhinya. Perilaku di luar kesadaran moral adalah perilaku yang menyimpang dari
harapan kelompok sosial yang lebih disebabkan oleh ketidakmampuan yang bersangkutan
dalam memahami harapan kelompok sosial. Perkembangan moral bergantung pada
perkembangan intelektual seseorang.

1.3 Beberapa Teori Etika

1. Egoisme

Rachels (2004) memperkenalkan dua konsep yang berhubungan dengan egoisme.


Pertama, egoisme psikologis, adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa semua
tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri (self servis). Menurut
teori ini, orang bolah saja yakin ada tindakan mereka yang bersifat luhur dan suka
berkorban, namun semua tindakan yang terkesan luhur dan/ atau tindakan yang suka
berkorban tersebut hanyalah sebuah ilusi. Pada kenyataannya, setiap orang hanya
peduli pada dirinya sendiri. Menurut teori ini, tidak ada tindakan yang sesungguhnya
bersifat altruisme, yaitusuatu tindakan yang peduli pada orang lain atau
mengutamakan kepentingan orang lain dengan mengorbankan kepentingan

dirinya. Kedua, egoisme etis, adalah tindakan yang dilandasi oleh kepentingan diri
sendiri (self-interest).

 Alasan yang mendukung teori egoisme:


a. Argumen bahwa altruisme adalah tindakan menghancurkan diri sendiri.
Tindakan peduli terhadap orang lain merupakan gangguan ofensif bagi
kepentingan sendiri. Cinta kasih kepada orang lain juga akan merendahkan
martabat dan kehormatan orang tersebut.
b. Pandangan terhadap kepentingan diri adalah pandangan yang paling sesuai
dengan moralitas akal sehat. Pada akhirnya semua tindakan dapat dijelaskan
dari prinsip fundamental kepentingan diri.
 Alasan yang menentang teori egoisme etis:
a. Egoisme etis tidak mampu memecahkan konflik-konflik kepentingan. Kita
memerlukan aturan moral karena dalam kenyataannya sering kali dijumpai
kepentingan-kepentingan yang bertabrakan.
b. Egoisme etis bersifat sewenang-wenang. Egoisme etis dapat dijadikan sebagai
pembenaran atas timbulnya rasisme.
2. Utilitarianisme
I. Menurut teori ini, suatu tindakan dikatakan baik jika membawa manfaat bagi
sebanyak mungkin anggota masyarakat (the greatest happiness of the greatest
number). Paham utilitarianisme sebagai berikut: (1) Ukuran baik tidaknya suatu
tindakan dilihat dari akibat, konsekuensi, atau tujuan dari tindakan itu, apakah
memberi manfaat atau tidak, (2) dalam mengukur akibat dari suatu tindakan,
satu-satunya parameter yang penting adalah jumlah kebahagiaan atau jumlah
ketidakbahagiaan, (3) kesejahteraan setiap orang sama pentingnya. Perbedaan
paham utilitarianisme dengan paham egoisme etis terletak pada siapa yang
memperoleh manfaat. Egoisme etis melihat dari sudut pandang kepentingan
individu, sedangkan paham utilitarianisme melihat dari sudut pandang
kepentingan orang banyak (kepentingan orang banyak).
II. Kritik terhadap teori utilitarianisme:

a. Utilitarianisme hanya menekankan tujuan/mnfaat pada pencapaian


kebahagiaan duniawi dan mengabaikan aspek rohani.

b. Utilitarianisme mengorbankan prinsip keadilan dan hak

individu/minoritas demi keuntungan mayoritas orang banyak.

3. Deontologi

Paham deontologi justru mengatakan bahwa etis tidaknya suatu tindakan tidak ada
kaitannya sama sekali dengan tujuan, konsekuensi, atau akibat dari tindakan tersebut.
Konsekuensi suatu tindakan tidak boleh menjdi pertimbangan untuk menilai etis atau
tidaknya suatu tindakan. Moralitas hendaknya bersifat otonom dan harus berpusat
pada pengertian manusia berdasarkan akal sehat yang dimiliki manusia itu sendiri,
yang berarti kewajiban moral mutlak itu bersifat rasional.

Walaupun teori deontologi tidak lagi mengkaitkan kriteria kebaikan moral dengan
tujuan tindakan sebagaimana teori egoisme dan tlitarianisme, namun teori ini juga
mendapat kritikan tajam terutama dari kaum agamawan. Kant mencoba
membangun teorinya hanya berlandaskan pemikiran rasional dengan berangkat dari
asumsi bahwa karena manusia bermartabat, maka setiap perlakuan manusia terhadap
manusia lainnya harus dilandasi oleh kewajiban moral universal. Tidak ada tujuan lain
selain mematuhi kewajiban moral demi kewajiban itu sendiri.

4. Teori Hak
 Suatu tindakan atau perbuatan dianggap baik bila perbuatan atau tindakan
tersebut sesuai dengan HAM. Teori hak sebenarnya didsarkan atas asumsi bahwa
manusia mempunyai martabat dan semua manusia mempunyai martabat yang
sama.
 Hak asasi manusia didasarkan atas beberapa sumber otoritas, yaitu:

a. Hak hukum (legal right), adalah hak yang didasarkan atas sistem/yurisdiksi
hukum suatu negara, di mana sumber hukum tertinggi suatu negara adalah
Undang-Undang Dasar negara yang bersangkutan.

b. Hak moral atau kemanusiaan (moral, human right).Hak moral berkaitan dengan
kepentingan individu sepanjang kepentingan individu itu tidak melanggar hak-
hak orang lain

c. Hak kontraktual (contractual right), mengikat individu-individu yang


membuat kesepakatan/kontrak bersama dalam wujud hak dan kewajiban masing-
masing kontrak.

 Teori hak atau yang lebih dikenal dengan prinsip-prinsip HAM mulai banyak
mendapat dukungan masyarakat dunia termasuk dari PBB. Dalam Piagam PBB
disebutkan ketentuan umum tentang hak dan kemerdekaan setiap orang. PBB telah
mendeklarasikan prinsip-prinsip HAM universal pada tahun 1948, yang lebih dikenal
dengan nama Universal Declaration of Human Rights.Diharapkan semua negara di
dunia dapat menggunakan UdoHR sebagai dasar bagi penegakan HAM dan
pembuatan berbagai undang-undang/peraturan yang berkaitan dengan penegakan
HAM. Pada intinya dalam UdoHR diatur hak-hak kemanusiaan, antara lain mengenai
kehidupan, kebebasan dan keamanan, kebebasan dari penahanan, peangkapan dan
pengasingan sewenang-wenang, hak memperoleh memperoleh peradilan umum yang
bebas, independen dan tidak memihak, kebebasan dalam mengeluarkan pendapat,
menganut agama, menentukan sesuatu yang baik atau buruk menurut nuraninya, serta
kebebasan untuk berkelompok secara damai.
5. Teori Keutamaan (Virtue Theory)
 Teori keutamaan tidak menanyakan tindakan mana yang etis dan tindakan mana yang
tidak etis. Teori ini tidak lagi mempertanyakan suatu tindakan, tetapi berangkat dari
pertanyaan mengenai sifat-sifat atau karakter yang harus dimiliki oleh seseorang agar
bisa disebut sebagai manusia utama, dan sifat-sifat atau karakter yang mencerminkan
manusia hina. Karakter/sifat utama dapat didefinisikan sebagai disposisi sifat/watak
yang telah melekat/dimiliki oleh seseorang dan memungkinkan dia untuk selalu
bertingkah laku yang secara moral dinilai baik. Mereka yang selalu melakukan
tingkah laku buruk secar amoral disebut manusia hina. Bertens (200) memberikan
contoh sifat keutamaan, antara lain: kebijaksanaan, keadilan, dan kerendahan hati.
Sedangkan untuk pelaku bisnis, sifat utama yang perlu dimiliki antara lain: kejujuran,
kewajaran (fairness), kepercayaan dan keuletan.
6. Teori Etika Teonom
 Sebagaimana dianut oleh semua penganut agama di dunia bahwa ada tujuan akhir
yang ingin dicapai umat manusia selain tujuan yang bersifat duniawi, yaitu untuk
memperoleh kebahagiaan surgawi. Teori etika teonom dilandasi oleh filsafat kristen,
yang mengatakan bahwa karakter moral manusia ditentukan secara hakiki oleh
kesesuaian hubungannya dengan kehendak Allah. Perilaku manusia secara moral
dianggap baik jika sepadan dengan kehendak Allah, dan perilaku manusia dianggap
tidak baik bila tidak mengikuti aturan/perintah Allah sebagaiman dituangkan dalam
kitab suci.
 Sebagaimana teori etika yang memperkenalkan konsep kewajiban tak bersyarat
diperlukan untuk mencapai tujuan tertinggi yang bersifat mutlak. Kelemahan teori
etika Kant teletak pada pengabaian adanya tujuan mutlak, tujuan tertinggi yang
harus dicapai umat manusia, walaupun ia memperkenalkan etika kewajiban mutlak.
Moralitas dikatakan bersifat mutlak hanya bila moralitas itu dikatakan dengan tujuan
tertinggi umat manusia. Segala sesuatu yang bersifat mutlak tidak dapat
diperdebatkan dengan pendekatan rasional karena semua yang bersifat mutlak
melampaui tingkat kecerdasan rasional yang dimiliki manusia.

1.4 TEORI ETIKA DAN PARADIGMA HAKIKAT MANUSIA


 Dengan menggunakan model pengembangan teori etika berdasarkan
paradigma/pemahaman atas hakikat manusia, dapat dipahami mengapa sampai
saat ini telah berkembang beragam teori dengan argumentasi /sudut pandang
penalaran yang berbeda. Paradigma/pemahaman tentang hakekat manusia akan
menentukan tujuan hidup atau nilai-nilai yang ingin dicapai. Nilai-nilai tersebut
malatarbelakangi setiap paham/teori etika dan norma moral yang ada. Teori dan
norma moral ini selanjutnya menjadi pedoman dalam setiap tindakan yang
dilakukan. Tindakan yang dilakukan secara berulang-ulang akan membentk
kebiasaan, kebiasaan akan membentuk karakter, dan karakter menentukan
seberapa efektif nilai-nilai yang diharapkan dapat tercapai. Nilai-nilai yang telah
direalisasi akan menjadi bahan refleksi untuk mengkaji kembali paradigma
sebagai manusia dan tujuan hidup yang ingin direalisasikan.
 Teori egoisme berangkat dari pemikiran para penganutnya bahwa makna hidup
setiap orang adalah untuk merealisasikan kepentingan diri secara individu. Di sini
yang dikejar adalah nilai- nilai kenikmatan duniawi secara individu. Untk depat
merealisasikan kepentingan individu ini, setiap orang harus menghormati hak dan
kebebasan setiap orang. Sejalan dengan teori egoisme, muncul teori hak. Manusia
diciptakan bukan untuk menikmati kebahagiaan duniawi, tetapi untk mencapai
nilai-nilai tertinggi dalam bentuk kebahagiaan surgawi. Pola pikir inilah yang
melatarbelakangi munculnya teori teonom, suatu teori yang lebih menekankan
pada pencapaian kebahagiaan di akhirat. Teori utilitarianisme juga dilandasi oleh
pola pikir hakikat manusia untuk mencapai kebahagiaan duniawi, sama seperti
teori egoisme. Teori egoisme lebih menekankan pada kepentingan individu,
sedangkan teori utilitarianisme lebh menekankan pada kepentingan
kelompok/masyarakat. Makin banyak anggota kelompok/masyarakat yang
memperoleh manfaat dari suatu tindakan, berarti tindakan tersebut makin baik
dan makin bermoral.
 Dengan mengupayakan kebahagiaan, teori hak dan teori kewajiban (deontologi)
mencoba mengulas dari sudut pandang antara hak dan kewajiban individu dengan
hak dan kewajiban masyarakat. Teori deontologi lebih menekankan pentingnya
kewajiban setiap orang, sedangkan teori hak lebih menyoroti dari sisi hak setiap
orang. Bila seseorang menuntut haknya, berarti orang lain punya kewajiban untuk
menghormati hak seseorang tersebut. Teori keutamaan lebih menyoroti karakter
manusia daripada moralitas tindakan.

1.5 Etika pada Abad ke-20

 Arti Kata "BAIK" Menurut George Edward Moore

Moore berpandangan bahwa kata baik tidak dapat didefinisikan, alasannya karena
mempunyai sifat primer. Suatu kata tidak dapat didefinisikan jika kata tersebut
tidak lagi terdiri atas bagian-bagian sehingga tidak dapat dianalisis. Baik adalah
baik, setiap usaha untuk mendefinisikan akan selalu menimbulkan kerancuan.

 Tatanan Nilai Max Scheller

Menurut Scheller, ada empat gugus nilai yaitu nilai-nilai sekitar enak dan tidak
enak. Nilai-nilai vital, nilai-nilai rohani murni dan nilai-nilai sekitar roh Kudus.

 Etika Situasi Joseph Fletcher

Joseph menentang adanya prinsip-prinsip yang bersifat mutlak, ia berpendapat


bahwa Setiap kewajiban moral selalu bergantung pada situs konkret. Tanpa adanya
perhatian pada tuntunan situasi, hal-hal yang wajib dilakukan tidak dapat diketahui.
Itulah sebabnya, moralitas hanya dapat dipahami dalam situasi konkret, padahal
situasi konkret tidak selalu sama sehingga etika ini sering juga disebut etika situasi.

 Pandangan Penuh Kasih Iris Murdoch

Teori ini menyatakan bahwa bukan kemampuan otonom yang menciptakan nilai,
melainkan kemampuan untuk melihat dengan penuh kasih dan adil. Hanya
pandangan yang adil dan penuh kasih yang menghasilkan pengertian yang betul-
betul benar.
 Pengelolaan kelakuan byrrhus Frederic Skinner

Skinner mengatakan bahwa pendekatan filsafat tradisional dan ilmu manusia


tidak memadai sehingga yang diperlukan bukanlah ilmu etika tetapi sebuah
kelakuan.

1 Prinsip Tanggung Jawab Hans Jonas

Jonas menekankan pentingnya dirancang etika baru yang berfokus pada tanggung
jawab. Intinya kewajiban manusia untuk bertanggung jawab atas keutuhan
kondisi-kondisi kehidupan umat manusia dimasa depan.

 Kegagalan Etika Pencerahan Alastair Maclntyre

Dengan membuang tujuan hakiki umat manusia dari ilmu etika, maka etika
menjadi tidak rasional lagi. Oleh karena itu, Maclntyre menganjurkan agar etika
kembali pada paham teologis tentang manusia.

BAB 4-Hakikat Ekonomi dan Bisnis


1.1 Hakikat Ekonomi

Ekonomi berasal dari kata Yunani oikonomia yang berarti pengelolaan rumah dimana
bagaimana cara rumah tangga memperoleh dan menghasilkan barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhan hidup (Capra, 2002).Ilmu ekonomi dapat didefinisikan sebagai ilmu
yang berhubungan dengan produksi,distribusi, dan konsumsi. Pada tingkat ekonomi makro,
para ekonom dan pejabat birokrasi pemerintah sudah mengenal konsep-konsep ekonomi,
seperti pendapatan nasional bruto(Gross National Product—GNP), konsumsi, tabungan,
investasi, jumlah uang beredar, sukubunga, inflasi, neraca perdagangan, neraca pembayaran,
kurs valuta, APBN, dan sebagainya. Sedangkan pada tingkat ekonomi mikro, membahas
tentang pengelolaan manajemen bisnis, antara lain hukum permintaan dan penawaran, titik
pulang pokok (breakeven point—BEP), efisiensi biaya, laba optimal, pendapatan dan biaya
marjinal, serta hal lain yang orientasinya pada pencapaian laba optimal melalui peningkatan
produktivitas efisiensi biaya operasi.Ilmu ekonomi berkembang berdasar asumsi dasar yang
masih dipegang sehingga saatini yaitu adanya kebutuhan (needs)manusia yang tidak terbatas
dihadapkan pada sumber daya yang terbatas (scarce resources)sehingga menimbulkan
persoalaan bagaimana mengeksploitasi sumber daya terbatas tersebut secara efektif dan
efisien guna memenuhi kebutuhan manusia yang tak terbatas. Sehingga ilmu ekonomi yang
berkepentingan dalam mengembangkan konsep, teori, hukum, sistem, dan kebijakan ekonomi
tujuannya untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat.Ilmu Ekonomi modern telah
menanamkan paradigma tentang hakikat manusia sebagai berikut:

a) Manusia adalah makhluk ekonomi.


b) Manusia mempunyai kebutuhan tak terbatas.
c) Dalam upaya merealisasikan kebutuhannya, manusia bertindak rasional.Dampak dari
paradigma tersebut adalah:
1. Tujuan hidup manusia hanya mengejar kekayaan materi dan melupakan tujuan
spiritual.
2. Manusia cenderung hanya memercayai pikiran rasionalnya saja dan
mengabaikanadanya potensi kesadaran transendental (kesadaran spiritual,
kekuatan tak terbatas,Tuhan) yang dimiliki manusia.c)Mengajarkan bahwa sifat
manusia itu serakah.

1.2 Etika dan System Ekonomi

 Pengertian Sistem Ekonomi

Sistem ekonomi adalah suatu aturan dan tata cara untuk mengatur perilaku
masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi untuk menraih suatu tujuan.
Sistem perekonomian di setiap negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain ideologi bangsa, sifat dan jati diri bangsa, dan struktur ekonomi.

 Jenis-jenis Sistem Ekonomi


1. Sistem Perekonomian Pasar (Liberalis / Kapitalis)

Sistem ekonomi Pasar/Liberal/Kapitalis adalah sistem ekonomi dimana


ekonomi diatur oleh kekuatan pasar (permintaan dan penawaran). Sistem
ekonomi liberal merupakan sistem perekonomian yang memberikan kebebasan
seutuhnya dalam segala bidang perekonomian kepada setiap orang untuk
memperoleh keuntungan yang seperti dia inginkan. Sistem ekonomi liberal
banyak dianut negara-negara Eropa dan Amerika Serikat.
 Ciri-ciri :
1. Menerapkan sistem persaingan bebas
2. Kedaulatan konsumen dan kebebasan dalam konsumsi
3. Peranan pemerintah dibatasi
4. Peranan modal sangat penting
 Kelebihan :
1. Setiap individu bebas memiliki alat produksi sendiri
2. Kegiatan ekonomi lebih cepat maju karena adanya persaingan
3. Produksi didasarkan kebutuhan masyarakat
4. Kualitas barang lebih terjamin
 Kekurangan :
1. Sulit terjadi pemerataan pendapatan.
2. Rentan terhadap krisis ekonomi
3. Menimbulkan monopoli
4. Adanya eksploitasi

2. Sistem Perekonomian Perencanaan (Etatisme / Sosialis)

Sistem ekonomi etatisme/sosialis merupakan sistem ekonomi dimana ekonomi


diatur negara. Dalam sistem ini, jalannya perekonomian sepenuhnya menjadi
tanggung jawab negara atau pemerintah pusat. Dalam perekonomia ini yang
menjadi dasar adalah Karl Marx , dia berpendapat bahwa apabila kepemilikan
pribadi dihapuskan maka tidak akan memunculkan masyarakat yang berkelas-
kelas sehingga akan menguntungkan semua pihak. Negara yang menganut
sistem ini seperti Rusia, Kuba, Korea Utara, dan negara komunis lainnya.

 Ciri-ciri :
1. Hak milik individu tidak diakui.
2. Seluruh sumber daya dikuasai negara.
3. Semua masyarakat adalah karyawan bagi negara.
4. Kebijakan perekonomian disusun dan dilaksanakan pemerintah.
 Kelebihan :
1. Pemerintah lebih mudah ikut campur dalam pembentukan harga.
2. Kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi secara merata.
3. Pelaksanaan pembangunan lebih cepat.
4. Pemerintah bebas menentukan produksi sesuai kebutuhan masyarakat.
 Kekurangan :
1. Individu tidak mempunyai kebebasan dalam berusaha
2. Tidak ada kebebasan untuk memiliki sumber daya.
3. Potensi dan kreativitas masyarakat tidak berkembang.

1.3 Pengertian dan Peran Bisnis

1. Pengertian Bisnis

Pengertian Bisnis ini merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh
perorangan atau juga organisasi yang melingkupi aktivitas produksi, pembelian,
penjualan, atau juga pertukaran barang/ jasa, dengan tujuan untuk bisa mendapatkan
keuntungan atau laba.

Kata dari “bisnis” ini berasal dari bahasa Inggris, yakni “business” yang artinya ialah
kesibukan. Di dalam konteks sederhana, yang dimaksud dari kesibukan ini ialah
melakukan suatu aktivitas/kegiatan atau juga pekerjaan yang memberikan suatu
keuntungan pada seseorang.

2. Peranan Bisnis
Peranan bisnis sangatlah penting dalam kehidupan masyarakat, karena melalui
kegiatan bisnis suatu perusahaan akan dapat memenuhi setiap kebutuhan dan
keinginan dari masyarakat konsumen yang beraneka ragam.
Peran bisnis dalam masyarakat, dengan adanya bisnis dalam masyarakat, ini akan
membantu masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan karena suatu bisnis akan
memerlukan factor produksi, seperti tenaga kerja, mesin, dan alat faktor produksi
lainnya. Selain itu, dengan adanya suatu bisnis dalam masyarakat juga akan
menciptakan kemandirian dalam masyarakat. Peran bisnis dalam perekonomian suatu
negara, dengan adanya suatu bisnis dalam suatu negara dapat membantu mengurangi
angka pengangguran karena suatu pesbisnis akan menciptakan lapangan kerja.

1.4 Lima Dimensi Bisnis

1. Dimensi Hukum

Dalam kaitannya dengan tinjauan dari aspek hukum ini, De George (Dalam Sonny Keraf,
1998)membedakan dua macam pandangan tentang status perusahaan yaitu legal creator di
manaperusahaan diciptakan secara legal oleh negara sehingga perusahaan adalah sebagai
badan hukumdan perusahaan mempunyai hak dankewajiban hukum sebagaimana layaknya
hukum yangdimiliki manusia. Dan legal recognition di mana perusahaan bukan diciptakan
atau didirikan olehnegara, melainkan oleh orang yang mempunyai kepentingan untuk
memperoleh keuntungan.Peranan negara dalam hal ini hanya mendaftarkan, mengesahkan
dan memberi izin secara hukumatas keberadaan perusahaan tersebut.Setiap peraturan hukum
yang baik memang harus dijiwai oleh moralitas. Namun tidak semuaperaturan hukum
berkaitan dengan moral. Ada anggapan bila ditinjau dari aspek moral dianggapkurang etis
misalnyaUndang-Undang Lalu Lintas.

2.Dimensi Ekonomi

Bisnis adalah kegiatan produktif dengan tujuan memperoleh keuntungan. Bisnismerupakan


tulang punggung ekonomi.

3.Dimensi Etis

Etis/etika merupakan tinjauan kritis tentang baik tidaknya suatu perilaku atau tindakan.

4.Dimensi Sosial

Perusahaan saat ini sudah berkembang menjadi suatu system terbuka yang sangatkompeleks.
Sebagai suatu system artinya didalam organisasi perusahaan terdapat berbagai elemen, unsur,
orang, dan jaringan yang saling terhubung.

5.Dimensi Spiritual

Kegiatan bisnis yang spiritual tumbuh berdasarkan paradigm sebagai berikut:

 pengelola dan pemangku kepentingan menyadari bahwa kegiaatan bisnis adalah


bagian dari ibadah.
 Tujuan bisnis adalah untuk memajukan kesejahteraan semua pemangkukepentingan
atau masyarakat.
 Dalam menjalankan aktifitas bisnis, pengelola mampu menjalani pelestarian alam.

1.4 Pendekatan Pemangku Kepentingan


1.5 Tanggung Jawab Social Perusahaan

1. Pengertian

Secara teori dalam melakukan bisnis, perusahaan tidak hanya mementingkan keuntungan
dan pemegang saham semata. Tetapi juga kewajibannya dalam beroperasi, dimana dapat
memberikan manfaat secara luas, baik dari segi sosial, ekonomi, ataupun lingkungan.
Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan penetapan kebijakan dalam
mempromosikan keseimbangan antara keuntungan perusahaan dan keuntungan yang
diperoleh masyarakat secara keseluruhan. Sekarang ini semakin banyak perusahaan dan
investor yang memiliki komitmen untuk memperhatikan dampak sosial yang mungkin
ditimbulkan sebelum melakukan kegiatan operasi ataupun berinvestasi.

2. Contoh

Starbucks perusahaan kedai kopi terbesar dari Amerika Serikat. Salah satu aksi yang
dilakukan Starbucks sebagai bentuk tanggung jawab sosialnya adalah Ethical sourcing.
Ethical sourcing yang dimaksud adalah bagaimana cara Starbucks mendapatkan bahan
utama dalam bisnis yaitu kopi.

Perusahaan ini meluncurkan program-program yang mendukung kesejahteraan petani


kopi seperti kondisi kerja yang manusiawi, kesejahteraan hidup para petani kopi, upah
yang sesuai yang akan diverifikasi oleh tim yang telah ditunjuk oleh starbucks.
Starbucks berkomitmen 100% supply kopi yang digunakan harus lah melalui ethical
sourcing.
Apa yang diperoleh Starbucks melakukan semua hal diatas? Yang didapat adalah
reputasi yang baik dan juga menjaga keberlangsungan bisnisnya. Saat ini semakin
banyak perusahaan yang menyadari bahwa secara langsung atau tidak langsung dampak
sosial dan lingkungan akan mempengaruhi bisnis mereka dalam jangka panjang.

3.Unsur Penting

1) Tripple Bottom Line


Bagi kamu yang belum tahu apa itu tripple bottom line jangan takut, sangat
sederhana kok. Tripple bottom line memiliki tiga elemen penting People
(manusia), Planet, dan Profit (keuntungan). Ketiganya memiliki peranan
penting dalam dunia bisnis.
2) Human Resource
Dengan adanya tanggung jawab sosial dari sebuah perusahaan dapat
memberikan keuntungan dari segi pengelolaan sumber daya manusia.
Program sosial yang dijalankan perusahaan berpengaruh besar terhadap
kepuasan para pekerja tidak hanya secara finansial tetapi juga secara sosial.
Program ini berdampak pada menurunya tingkat turnover atau pergantian
karyawan.
3) Manajemen Resiko

Dibutuhkan waktu bertahun-tahun dalam membangun reputasi baik


perusahaan, tapi hanya dibutuhkan beberapa jam untuk merusaknya. Hal
yang mungkin terjadi adalah adanya kecelakaan yang dampaknya merusak
lingkungan. Contoh nyata yang bisa kamu ambil adalah bencana lumpur di
Siduarjo. Perusahaan tidak menginginkan atensi negatif baik dari konsumen
ataupun pemerintah sebagai pembuat kebijakan dan regulator.

4) Unique Branding
Program sosial yang dijalankan bisa menciptakan konsumen yang loyal
terhadap perushaaan. Hal ini bisa didasari dari etika perusahaan dalam
melakukan operasinya. Keuntungan secara sosial ini dapat dimanfaatkan
oleh tim pemasaran perusahaan untuk membangun reputasi dan mencari
konsumen baru.
5) Manajemen krisis
Tanggung Jawab Sosisla Perusahaan dapat digunakan dalam mengatasi
krisis yang timbul. Krisis yang dimaksud adalah apabila terjadi
pemboykotan terhadap produk atau timbul isu-isu lingkungan dan sosial,
program sosial yang telah dijalankan bisa menjadi alasan dan cara agar
krisis yang sedang terjadi tidak semakin membesar dan isu-isu yang
beredar bisa dijawab berdasarkan kegiatan sosial yang sebelumnya telah
dilakukan perusahaan.

4.Jenis-Jenis

1) Tanggung Jawab Sosial Terhadap Konsumen


Tanggung Jawab terhadap konsumen bukan hanya sebatas menyediakan
produk yang berkualitas saja. Pentingnya etika perusahaan terhadap
konsumennya dalam melakukan pemasaran produknya haruslah menjadi
tanggung jawab sosial perusahaan.
Hal-hal seperti false advertising atau pemberian informasi yang berlebihan
dan tidak sesuai dengan produk yang ditawarkan harus lah dihindari oleh
perusahaan.
2) Tanggug Jawab Soial Terhadap Karyawan
Hal selanjutnya pelunasan tanggung jawab sosial terhadap karyawan yang
dimiliki perusahaan tidak hanya sebatas membayarkan gaji. Tetapi juga
perusahaan harus menyediakan tempat kerja yang aman dan manusiawi.
Apabila pekerjaan yang dilakukan memiliki resiko tinggi maka sebagai
bentuk tanggung jawabnya perushaan harus memberikan asuransi ataupun
tunjangan yang setimpal dengan resiko yang dihadapi pekerjanya.
3) Tanggung Jawab Terhadap Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor penting tidak hanya bagi keberlanjutan bisnis
perusahaan tetapi manusia secara umum. Perusahaan yang tidak memikirkan
dampak sosial dan lingkungan dari operasinya, akan memperoleh reputasi
buruk yang dapat menimbulkan masalah kedepannya.

4) Tanggung Jawab Sosial Terhadap Komunitas

Giving back to community adalah kalimat yang sering digunakan perusahaan


dalam aktifitas sosialnya. Hal yang dapat dilakukan perusahaan adalah
memberikan layanan kesehatan secara gratis, membuat program yang
menginspirasi wanita, memberikan beasiswa, dan masih banyak lagi.

Dengan melakukan hal-hal diatas akan membangun asumsi dan pandangan


masyarakat, bahwa perusahaan tersebut secara aktif peduli terhadap isu-isu
sosial yang terjadi di masyarakat.

5. Kritik terhadap Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Ada beberapa kritik dan kekhawatiran tentang program Tanggung Jawab Sosial yang
dilakukan oleh perusahaan. Beberapa akan dijelaskan pada penjelasan berikut ini:

a) Motif

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan diwajibkan dan diatur oleh pemerintah yang berwenang.
Oleh sebab itu kekhawatiran terhadap motif perusahaan dalam melaksanakan program-
program sosialnya masih menjadi perdebatan, apakah perusahaan benar-benar peduli
terhadap masalah dan isu sosial dan lingkungan yang terjadi.

b) Industri Kontroversial

Apakah program sosial yang dilakukan perusahaan yang bergerak dalam industri
kontorversial mencerminkan motif perusahaan sebenarnya. Sebagai contoh sulit rasanya
untuk percaya secara penuh jika perusahaan yang memproduksi rokok mengkampanyekan
tentang hidup yang lebih sehat.

c) Sifat dalam Berbisnis

Dalam berbisnis perusahaan berupaya semaksimal mungkin mendapatkan keuntungan yang


sebesar-besarnya. Ditakutkan program sosial yang telah dijalankan bertujuan untuk
mengeksploitasi dan mendoktrin konsumen dan komunitas terhadap nilai-nilai yang dianggap
penting oleh perusahaan dan bukan sebaliknya.

BAB 5-Good Corporate Governance


1.1 Latar Belakang Munculnya GCG
Munculnya corporate governance dapat dikatakan dilatarbelakangi dari berbagai skandal
besar yang terjadi pada perusahaan-perusahaan baik di Inggris maupun Amerika Serikat
pada tahun 1980an dikarenakan tindakan yang cenderung serakah dan mementingkan
tujuan pihak-pihak tertentu saja. Hal ini tidak terlepas dari pertentangan kepentingan
antara kebebasan pribadi dan tanggung jawab kolektif atau kepentingan bersama dari
organisasi dimana hal ini menjadikannya sebagai pemicu dari kebutuhan akan corporate
governance.
Secara lebih luas pertentangan kepentingan di suatu organisasi itu terjadi antara pemilik
saham dan pimpinan perusahaan, antara pemilik saham majoritas dan minoritas, antara
pekerja dan pimpinan perusahaan, ada potensi mengenai pelanggaran lindungan
lingkungan, potensi kerawanan dalam hubungan antara perusahaan dan masyarakat
setempat, antara perusahaan dan pelanggan ataupun pemasok, dan sebagainya. Bahkan
besarnya gaji para eksekutif dapat merupakan bahan kritikan.
Pada awalnya corporate governance hanya berkembang di Inggris dan Amerika, tetapi
seiring berkembangnya kompleksitas bisnis di berbagai negara di dunia maka segara
berkembang pula di negara-negara lain. Dalam corporate governance selalu ada dua hal
yang perlu diperhatikan. Apakah aturan atau sistem tata-kelola sudah ada secara jelas,
lengkap, dan tertulis ? Apakah aturan dan sistem yang sudah jelas tersebut dilaksanakan
dengan konsisten atau tidak ? Kedua hal tersebutlah yang menentukan apakah sudah ada
good corporate governance dalam suatu perusahaan.
Dewasa ini, corporate governance sudah bukan merupakan pilihan lagi bagi pelaku bisnis,
tetapi sudah merupakan suatu keharusan dan kebutuhan vital serta sudah merupakan
tuntutan masyarakat dengan adanya aturan-aturan dan regulasi yang mengatur tentang
bagaimana penerapan corporate governance yang baik. Bagi Indonesia, perkembangan
mengenai regulasi corporate governance bermula dari usulan penyempurnaan peraturan
pencatatan pada Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia) yang mengatur
mengenai peraturan bagi emiten yang tercatat di BEJ yang mewajibkan untuk
mengangkat komisaris independent dan membentuk komite audit pada tahun 1998,
Corporate Governance (CG) mulai di kenalkan pada seluruh perusahaan public di
Indonesia.
Setelah itu pemerintah Indonesia menandatangani Nota Kesepakatan (Letter of Intent)
dengan International Monetary Fund (IMF) yang mendorong terciptanya iklim yang lebih
kondusif bagi penerapan CG. Pemerintah Indonesia mendirikan satu lembaga khusus
yang bernama Komite Nasional mengenai Kebijakan Corporate Governance (KNKCG)
melalui Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri
Nomor: KEP-31/M.EKUIN/06/2000. Tugas pokok KNKCG merumuskan dan menyusun
rekomendasi kebijakan nasional mengenai GCG, serta memprakarsai dan memantau
perbaikan di bidang corporate governance di Indonesia.
Melalui KNKCG muncul pertama kali pedoman Umum GCG di tahun 2001, pedoman
CG bidang Perbankan tahun 2004 dan Pedoman Komisaris Independen dan Pedoman
Pembentukan Komite Audit yang Efektif. Pada tahun 2004 Pemerintah Indonesia
memperluas tugas KNKCG melalui surat keputusan Menteri Koordinator Perekonomian
RI No. KEP-49/M.EKON/II/TAHUN 2004 tentang pemebentukan Komite Nasional
Kebijakan Governance (KNKG) yang memperluas cakupan tugas sosialisasi Governance
bukan hanya di sector korporasi tapi juga di sector pelayanan publik.
KNKG pada tahun 2006 menyempurnakan pedoman CG yang telah di terbitkan pada
tahun 2001 agar sesuai dengan perkembangan. Pada Pedoman GCG tahun 2001 hal-hal
yang dikedepankan adalah mengenai pengungkapan dan transparansi, sedangkan hal-hal
yang disempurnakan pada Pedoman Umum GCG tahun 2006 adalah :
1. Memperjelas peran tiga pilar pendukung (Negara, dunia usaha, dan masyarakat)
dalam rangka penciptaan situasi kondusif untuk melaksanakan GCG.
2. Pedoman pokok pelaksanaan etika bisnis dan pedoman perilaku.
3. Kelengkapan Organ Perusahaan seperti komite penunjang dewan komisaris (komite
audit, komite kebijakan risiko, komite nominasi dan remunerasi, komite kebijakan
corporate governance).
4. Fungsi pengelolaan perusahaan oleh Direksi yang mencakup lima hal dalam
kerangka penerapan GCG yaitu kepengurusan, manajemen risiko, pengendalian internal,
komunikasi, dan tanggung jawab sosial.
5. Kewajiban perusahaan terhadap pemangku kepentingan lain selain pemegang saham
seperti karyawan, mitra bisnis, dan masyarakat serta pengguna produk dan jasa.
6. Pernyataan tentang penerapan GCG.
7. Pedoman praktis penerapan Pedoman GCG;
Secara strategis tahapan mengenai implementasi CG di Indonesia melalui beberapa tahap:
1. Pemberdayaan dewan komisaris agar mekanisme Check and Balance berjalan secara
efektif. Dewan komisaris yang menjalankan prinsip-prinsip CG dapat secara efektif
bekerja sesuai dengan peraturan dan best practices yang ada dalam dunia bisnis.
Independensi komisaris diperlukan dalam rangka mewujudkan fungsi check and balance
sebagai perwujudan dari asas akuntabilitas dalam perseroan. Saat ini selain pedoman
komisari independen dan komite audit yang diterbitkan oleh KNKG, pihak otoritas Pasar
Modal, BUMN, dan Perbankan juga telah mewajibkan penunjukan komisaris independen.
2. Memperbanyak agen-agen perubahan melalui program sertifikasi komisaris dan
direktur. Melalui institusi pelatihan dan sertifikasi komisaris dan direktur materi CG
disampaikan sebagai sarana untuk internalisasi prinsip CG dalam mengelola korporasi.
Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia (LKDI) sebagai lembaga pelatihan dan
sertifikasi kedirekturan yang di naungi oleh KNKG telah menjalankan fungsinya sejak
tahun 2001 untuk menciptakan agen-agen perubahan didalam perusahaan yang konsisten
menerapkan prinsip CG. Selain LKDI tercatat juga IICD dan lembaga-lembaga
universitas yang turut serta dalam upaya menciptakan agen-agen perubahan.
3. Memasukkan asas-asas GCG kedalam pearturan perundangan seperti UUPT, UUPM,
Peraturan Perundangan mengenai BUMN, Peraturan Perundangan mengenai Perbankan
khususnya yang terkait dengan asas transparansi, akuntabilitas, dan fairness.
4. Penyusunan Pedoman-Pedoman oleh Komite Nasional Kebijakan Governance.
5. Sosialisasi dan implementasi pedoman-pedoman diantaranya berupa kewajiban
assessment di Perbankan dan BUMN.
1.2 Pengertian
Definisi Good Corporate Governance adalah prinsip baik yang mendasari proses dan
pengelolaan perusahaan berlandaskan peraturan, undang – undang, dan etika usaha.
Bahasa Indonesia dari Good Corporate Governance (GCG) adalah Tata Kelola
Perusahaan Yang Baik.
1.3 Prinsip-Prinsip
 Transparansi/ Keterbukaan
Danareksa secara jelas dan tepat waktu mengungkapkan seluruh informasi yang
dapat diakses oleh seluruh Pemangku Kepentingan sesuai dengan kewenangannya
dengan tetap memperhatikan hak-hak pribadi berdasarkan hukum dan peraturan
perundang-undangan.
 Akuntabilitas

Danareksa menerapkan prinsip tanggung-jawab dalam organisasi Danareksa yang


jelas sesuai dengan visi, misi dan tujuan target Danareksa. Danareksa menerapkan
prinsip Akuntabilitas ini dengan memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut :

-Kelengkapan struktur tata kelola Danareksa baik di tingkat Direksi maupun


Dewan Komisaris, termasuk sistem manajemen risiko, sistem pengendalian intern,
sistem pengawasan intern, mekanisme pelaporan atas dugaan penyimpangan di
pada Danareksa (whistle blowing system), tata kelola teknologi informasi dan
pedoman perilaku etika (code of conduct).
-Kejelasan tugas dan tanggung jawab masing-masing fungsi dan unit organisasi
Danareksa sesuai dengan tujuan Danareksa.
-Penetapan rencana korporasi dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
(“RKAP”) Danareksa yang diturunkan sampai ke tingkat unit organisasi serta
mengadakan evaluasi terhadap pencapaian hasil secara berkala.
-Penetapan sistem penghargaan dan sanksi yang mampu mendukung pencapaian
RKAP dan rencana korporasi Danareksa.

 Responsibilitas/ Pertanggungjawaban
Danareksa memiliki komitmen untuk terus menerapkan praktik kehati-hatian dan
memastikan kepatuhan atas peraturan perundang-undangan.
 Kemandirian/ Independensi

Danareksa dalam melakukan kegiatannya dan dalam mengambil keputusan


dilakukan secara profesional yang bebas dari pengaruh/ tekanan dari pihak
manapun.

 Kewajaran Dan Kesetaraan


Danareksa menerapkan prinsip keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak
Pemangku Kepentingan yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan
perundang-undangan.

1.4 Manfaat

1. Meminimalkan Agency Cost

Selama ini, pemegang saham harus menanggun biaya yang timbul akibat dari
pendelegasian wewenang kepada pihak manajemen.

Biaya ini dapat berupa kerugian karena manajemen memakai sumber daya perusahaan
untuk kepentingan pribadi atau berupa biaya pengawasan yang harus dikeluarkan
perusahaan untuk mencegah hal tersebut terjadi.

2. Meminimalkan Cost of Capital


Sebuah perusahaan yang sehat dan baik akan selalu menciptakan referensi positif bagi
kreditur.

Kondisi ini memiliki peran dalam meminimalkan biaya modal yang harus di tanggung
apabila perusahaan akan mengajukan pinjaman dan juga dapat memperkuat kinerja
keuanga yang akan membuat produk perusahaan akan menjadi lebih kompetitif.

3. Meningkatkan nilai saham perusahaan

Bila perusahaan dikelola dengan baik agar selalu sehat maka dapat menarik minat investor
untuk menanamkan modalnya.

4. Meningkatkan nilai perusahaan

Salah satu faktor penting yang berhubungan dengan kiner dan keberadaan perusahaan di
mata masyarakat dan investor adalah citra perusahaan.

1.5 GCG dan Hukum Perseroan di Indonesia

 Rapat Umum Pemegang Saham


Wewenang yang dimiliki oleh RUPS, antara lain:
1) Mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan Direksi
2) Mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris dan Direksi
3) Menyetujui perubahan Anggaran Dasar
4) Menerima dan menyetujui laporan tahunan dan mengesahkan laporan
keuangan
5) Menetapkan penggunaan laba bersih Perseroan, termasuk pembagian dividen
6) Menetapkan bentuk dan jumlah remunerasi anggota Dewan Komisaris dan
Direksi
7) Memberikan persetujuan atas rencana aksi korporasi penting yang berdampak
secara material terhadap Perseroan.
 Dewan Komisaris
Dewan Komisaris bertugas melakukan pengawasan terhadap kebijakan
pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya baik mengenai Perseroan
maupun usaha Perseroan yang dilakukan oleh Direksi, serta memberikan nasihat
kepada Direksi termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana Jangka
Panjang Perusahaan, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan serta ketentuan
Anggaran Dasar dan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, serta peraturan
perundang undangan yang berlaku, untuk kepentingan Perseroan dan sesuai
dengan maksud dan tujuan Perseroan.

 Dewan Direksi
Tugas pokok dan fungsi dari Direktur terdapat dalam Pasal 97 Undang-Undang
Perseroan Terbatas. Diantaranya ialah :
1) Direksi bertanggung jawab atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan
perseroran dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan, sesuai dengan kebijakan
yang dipandang tepat dalam batas yang telah ditentukan dalam Undang-Undang atau
Anggaran Dasar.
2) Direksi wajib beritikad baik dan bertanggung jawab dalam melakukan
pengurusan dalam Perseroan.
3) Direksi wajib mewakili perseroan baik di luar maupun di dalam pengadilan.
4) Direksi juga wajib membuat dan memelihara daftar pemegang saham, risalah
RUPS, dan risalah rapat direksi, menyelenggarakan pembukuan perseroan,
melaporkan kepemilikan sahamnya. Jika mengalami kelalaian atau kerugian, setiap
anggota Direksi bertanggungjawab penuh secara pribadi atas kerugian Perseroan
apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya. Jika
Direksi terdiri atas 2 (dua) anggota Direksi atau lebih, maka tanggung jawab tersebut
berlaku secara tanggung renteng bagi setiap anggota Direksi.

1.6 Organisasi Khusus

 Komisaris dan Direktur Independen


Istilah independent sering di artikan sebagai merdeka, bebas, tidak memihak, tidak
dalam tekanan pihak tertentu, netral, objektif, punya integritas, dan tidak dalam
posisi konflik kepentingan. Indra Surya dan Ican Yustiavandana (2006)
mengungkapkan ada dua pengertian independent terkait dengan konsep komisaris
dan direktur independent tersebut.
 Komita Audit
Undang-Undang Perseroan terbatas Pasal 121 memunginkan Dewan Komisaris
untuk membentuk komite tertentu yang dianggap perlu untuk membantu tugas
pengawasan yang diperlukan. Salah satu komite tambahan yang kini banyak
muncul untukmembantu fungsi Dewan Komisaris adalah Komite Audit.
Munculnya komite audit ini barangkali disebabkan kecenderungan makin
meningkatnya berbagai skandal penyelewengan dan kelalaian yang dilakukan para
direktur dan komisaris yang menandakan kurang memadainya fungsi pengawasan.
 Sekretaris Perusahaan
Tugas, tanggung jawab, dan kedudukan pejabat sekretaris perusahaan sebagi
bagian dari pelaksanaan GCG berbeda sekali dengan tugas, kedudukan, dan
tanggung jawab seorang sekretaris eksekutif yang selama ini sudah sangat dikenal.
Sekretaris eksekutif biasnya direkrut sebagai staf khusus untuk keperluan para
eksekutif puncak suatu perusahaan, seperti: direksi, komisaris atau ekesekutif
puncak lainnya. Fungsi utama sekretaris eksekutif lebih banyak untuk membantu
pejabat eksekutuf yang bersangkutan, antara lain: menyangkut pengaturan jadwal
kegiatan, jadwal rapat, dokuemntasi surat masuk dan surat keluar, penerimaan
telepon, pengurusan tiket dan dokumen perjalanan dan sebagainya.
1.7 GCG Dalam Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
 Pada awalnya, tujuan dibentuknya BUMN adalah merupakan penjabaran dan
implementasi pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi “Bumi
dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Pemerintah
melalui BUMN kemudian mencoba untuk menguasai dan mengendalikan kegiatan
yang mempunyai dampak luas bagi kepentingan masyarakat, seperti: kelistrikan,
telekomunikasi, tata guna air, dan pertambangan.
 Menurut Tjager dkk. (2003), sampai dengan tahun 2002 masih ada BUMN
sebanyak 161 perusahaan yang tersebar di sekitar 37 sektor/bidang usaha. Bidang
usaha BUMN ini sangat meyebar mulai dari komoditas-komoditas yang dianggap
vital seperti: air, beras dan kebutuhan pokok lainnya, listrik, obat, minyak, pupuk,
semen, telekomunikasi, jasa kosntruksi, transportasi darat, laut, udara, kehutanan,
pertanian, pertambangan, perdagangan, industri persenjataan strategis hingga
pesawat terbang. Tjager dkk. (2003) selanjutanya bahwa rendahnya kinerj BUMN
ini ada kaitannya dengan belum efektifnya penerapan tata kelola perusahaan yang
baik di BUMN tersebut.
1.8 GCG dan Pengawas Pasar Modal di Indonesia
 tingginya risiko pada praktik pasar modal juga dipengaruhi oleh faktor-faktor
di luar transaksi pasar modal itu sendiri, paling tidak meliputi:
1. Kondisi Ekonomi dan Politik
Kondisi ekonomi dan politik sangat berpengaruh pada pergerakan pasar
modal. Krisis ekonomi di tahun 1998 atau kejadian BREXIT di 2016 lalu menjadi
contoh bagaimana gejolak ekonomi dan politik dapat sangat berpengaruh terhadap
fluktuasi harga saham.

2. Risiko Nilai Tukar Mata Uang

Perubahan nilai tukar mata uang memang sebuah hal yang wajar terjadi dan
tidak terlalu berpengaruh terhadap nilai saham yang ada di bursa. Akan tetapi,
jika perubahan nilai tukar yang terjadi cukup signifikan, maka hal tersebut dapat
memberikan gejolak di dalam bursa saham. Apalagi jika perusahaan tersebut memiliki
utang dalam bentuk mata uang asing.

3. Risiko Bisnis Setiap Perusahaan

Berinvestasi pada Efek yang dikeluarkan sebuah perusahaan (Emiten), maka akan
sangat bergantung pada bagaimana bisnis dilakukan pada perusahaan tersebu. Untuk
itu perlu mengetahui bagaimana risiko bisnis yang dimiliki perusahaan tersebut.
Karena pada dasarnya, setiap perusahaan memiliki risiko bisnisnya masing-masing.
Dengan mengetahui apa risiko bisnis yang ada di perusahaan tersebut, maka bisa
mengantisipasi risiko kerugiannya. Salah satu cara untuk mengetahui risiko bisnis
suatu perusahaan adalah dengan membaca Laporan Tahunan yang mereka miliki.

4. Risiko Likuiditas

Risiko Likuiditas memiliki kaitan dengan kapitalisasi dan besaran transaksi


sebuah saham. Risiko ini penting untuk diketahui agar jika sewaktu-waktu bisa
mengambil tindakan untuk menjual seluruh saham agar terhindar dari kerugian yang
lebih besar. Semakin likuid nilai saham suatu perusahaan, biasanya akan semakin
mudah pula sahamnya untuk dijual.

5. Risiko Emosional

Selain risiko-risiko yang telah disebutkan di atas, seorang investor di pasar


modal juga memiliki risiko emosional. Risiko ini biasanya disebut sebagai greed
and fear. Greed adalah suatu kondisi dimana muncul rasa ingin

menikmati keuntungan yang lebih saat sebuah saham mengalami floating profit
yang bagus. Sedangkan fear biasanya terjadi saat floating loss sebuah saham
turun, dan investor merasa khawatir kalau-kalau akan semakin rugi. Untuk
menghadapi hal ini, perlu mengetahui nilai intrinsik yang dimiliki sebuah saham.

1.9 GCG Perbankan di Indonesia


 Adapun prinsip-prinsip tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Keterbukaan
Dalam menjalankan tugas-tugasnya, pejabat intern bank beserta seluruh
jajaran staff harus bisa mengungkapkan informasi dengan jelas, lugas, akurat,
dan dapat diperbandinkan. Tujuannya agar seluruh stakeholders atau
pemegang saham dapat mengakses informasi tersebut sesuai dengan haknya.
Informasi tersebut meliputi namun tidak terbatas pada visi dan misi, strategi
dan rencana perusahaan, informasi keuangan dan non keuangan, susunan
pejabat dan juga sistem pengawasan, penerapan sistem kepatuhan, serta
manajemen resiko. Sehingga, semua kebijakan bank harus dikomunikasikan
dan didata dengan akurat kepada jajaran pemegang saham yang berhak atas
informasi tersebut. Walau demikian, sebagai penyedia jasa pengelolaan
keuangan, pejabat intern bank juga harus bisa memegang data-data sensitif
yang berkaitan dengan data pribadi nasabah dan ketentuan rahasia bank sesuai
dengan peraturan undang-undang.
2. Akuntabilitas

Dalam menjalankan tugas-tugasnya, bank harus bisa membuat program kerja


dan tanggung jawab tiap-tiap satuan tugas dengan jelas yang mencerminkan
visi dan misi serta strategi perusahaan. Oleh karena itu, sangat penting bagi
bank untuk memilih tenaga kerja yang kompeten sesuai dengan tanggung
jawab masing-masing. Demikian pula dalam hal sistem pengawasan dan
manajemen resiko, lembaga bank harus dapat menerapkan disiplin tinggi
bagi setiap satuan tugas dengan sistem reward and punishment yang jelas dan
transparan.

3. Tanggung jawab
Dalam menjalankan tugas-tugasnya, bank harus selalu menerapkan prinsip
kehati-hatian (prudential banking practice), tertama yang berkaitan dengan
data-data nasabah dan pengelolaan dana. Semua standart operasional harus
didukung dengan peraturan dan sistem yang jelas dan lugas untuk menjamin
dilaksanakannya peraturan yang berlaku. Selain itu, bank juga harus menjadi
cerminan perusahaan yang baik dan peduli terhadap lingkungan sekitar dan
juga peka terhadap tanggung jawab sosial.
4. Independensi
Dalam menjalankan tugas-tugasnya, bank harus dapat mengambil keputusan
yang objektif dan bebas dari tekanan oleh pihak manapun. Hal ini dilakukan
untuk menghindari dominasi oleh salah satu atau sebagian dari jajaran
pemegang saham yang bisa mempengaruhi strategi perusahaan dan kebijakan-
kebijakan yang diambil serta mencegah benturan kepentingan dari pemegang
saham.

5. Kewajaran

Dalam menjalankan tugas-tugasnya, bank harus bisa memperhatikan


kepentingan seluruh jajaran pemegang saham dengan adil dan merata.
Pengambilan keputusan harus dilakukan dengan terbuka dan diketahui oleh
seluruh pemegang saham dengan hak dan kewajiban yang seimbang.
Pemegang saham juga berhak untuk memberikan masukan-masukan yang
terkait dengan kinerja bank dan menyampaikan pendapat dengan bebas serta
mengakses informasi-informasi sesuai dengan prinsip keterbukaan.
 Untuk memastikan berjalannya GCG dalam sebuah lembaga bank, Bank
Indonesia mewajibkan setiap lembaga bank melakukan self assesment dan
melaporkan hasilnya. Penilaian tersebut terangkum dalam sebelas faktor
penilaian yaitu:
1) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan komisaris
2) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi
3) Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite
4) Penanganan benturan kepentingan
5) Penerapan fungsi kepatuhan bank
6) Penerapan fungsi audit intern
7) Fungsi audit ekstern
8) Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern
9) Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana
besar (large exposure)
10) Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan bank, laporan
pelaksanaan good corporate governance serta pelaporan internal
11) Rencana strategis bank (PBI nomor 8/14/PBI/2006)

BAB 6-Prinsip dan Kode Etik Dalam Bisnis


1.1 Pengertian Profesi
Kata “profesi” diadaptasi dari bahasa Inggris, yaitu “profession” yang berasal dari bahasa
Latin “professus”. Kedua kata tersebut memiliki arti yang sama, yaitu mampu atau ahli di
bidang tertentu.
Mengacu pada asal katanya tersebut maka pengertian profesi adalah suatu pekerjaan yang
membutuhkan keahlian tertentu yang didapat dari pendidikan tinggi, di mana umumnya
mencakup pekerjaan mental yang didukung dengan kepribadian dan sikap profesional.
Jadi secara umum, pengertian profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan ilmu
pengetahuan atau keterampilan khusus sehingga orang yang memiliki pekerjaan tersebut
harus mengikuti pelatihan atau pendidikan tertentu agar dapat melakukan pekerjaannya
dengan baik.
Mereka yang memiliki profesi di bidang tertentu biasanya disebut dengan profesional,
yaitu seseorang yang memiliki keahllian teknis di bidang tertentu. Misalnya arsitek,
dokter, akuntan, tentara, pengacara, desainer, dan lain sebagainya.
1.2 Bisnis sebagai Profesi
Bisnis tidak sepenuhnya merupakan sebuah profesi yang kotor sebagaimana yang
mungkin dianggap. Justru sebaliknya, bisnis dapat menjadi sebuah profesi yang etis
(etika) dan baik secara moral. Bisnis dapat menjadi sebuah profesi etis asalkan ditunjang
oleh
 sistem politik ekonomi yang kondusif,
 aturan yang jelas dan fair (adil),
 kepastian keberlakuan aturan tersebut,
 aturan hukum yang mengatur kegiatan bisnis,
 sistem pemerintahan yg fair (adil) dan efektif.
Berarti, yang dibutuhkan untuk menegakkan bisnis sebagai sebuah profesi yang etis
adalah prinsip-prinsip etis untuk berbisnis yang baik tetapi juga sebuah kerangka legal-
politis yang kondusif untuk bisnis yang baik dan beretika.
Perangkat legal-politis ini terdiri dari aturan hukum yang mengatur kegiatan bisnis
semua pihak secara adil dan baik disertai dengan sebuah sistem pemerintahan yang efektif
dalam menegakkan aturan bisnis yang adil tadi. Tanpa itu, bisnis hanya akan menjadi
sebuah profesi kotor, penuh intrik, penuh tipu daya, penuh jual beli kekuasaan ekonomi
dan politik demi kepentingan segelintir orang dengan mengorbankan kepentingan, bahkan
hak masyarakat luas.
1.3 Prinsip-Prinsip Etika Bisnis
a. Prinsip Otonomi
Pelaku usaha bisa dikatakan punya prinsip otonomi dalam berbisnis jika ia
memiliki kesadaran penuh akan kewajibannya dalam menjalankan usaha. Artinya,
seorang pengusaha memahami bidang usaha yang dikerjakan, situasi yang
dihadapi, serta tuntutan dan aturan yang berlaku di bidang tersebut.
Pelaku usaha juga dikatakan memiliki prinsip otonomi bila ia sadar bahwa
keputusan dan tindakan yang diambil sesuai atau bertentangan dengan nilai atau
norma moral tertentu, serta memiliki risiko yang dapat terjadi bagi dirinya dan
perusahaan.
b. Prinsip Kejujuran
Prinsip kejujuran seharusnya menjadi dasar penting dalam menjalankan usaha
apapun. Sebagian besar pengusaha sukses, baik pengusaha modern maupun
pengusaha konvensional, mengaku bahwa kejujuran adalah salah satu kunci
keberhasilan dalam bisnis apapun.
c. Prinsip Keadilan
Adil dalam hal ini berarti semua pihak yang terlibat dalam bisnis memiliki hak
untuk mendapatkan perlakuan yang sama sesuai aturan yang berlaku. Dengan
begitu, maka semua pihak yang terkait dalam bisnis harus memberikan kontribusi
terhadap keberhasilan bisnis yang dijalankan, baik secara langsung maupun tak
langsung.
d. Prinsip Saling Menguntungkan
Prinsip saling menguntungkan ini artinya aktivitas bisnis yang dijalankan
memberikan keuntungan bagi semua pihak. Prinsip saling menguntungkan ini
utamanya mengakomodasi hakikat dan tujuan bisnis itu sendiri. Pada praktiknya,
prinsip ini terjadi dalam proses bisnis yang baik dimana pengusaha ingin
mendapat keuntungan dan konsumen ingin mendapat barang atau jasa yang
memuaskan.
e. Prinsip Loyalitas
Prinsip loyalitas berhubungan dengan proses menjalankan bisnis yang dilakukan
oleh para pekerja, baik manajemen, atasan, maupun bawahan. Loyalitas dapat
dilihat dari cara kerja dan keseriusan dalam menjalankan usaha sesuai dengan visi
dan misi perusahaan.

1.4 Etika Lingkungan Hidup


 Pengertian dan Definisi Etika Lingkungan Hidup
Etika merupakan pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran dan pandangan moral.
Etika lingkungan hidup dipahami sebagai refleksi kritis atas norma-norma atau nilai
moral dalam komunitas manusia untuk diterapkan secara lebih luas dalam komunitas
biotis dan komunitas ekologis.
Etika lingkungan hidup merupakan petunjuk atau arah perilaku praktis manusia dalam
mengusahakan teruwujudnya moral dan upaya untuk mengendalikan alam agar tetap
berada pada batas kelestarian. Etika lingkungan hidup juga berbicara mengenai relasi
di antara semua kehidupan alam semesta, yaitu antara manusia dengan manusia yang
mempunyai dampak pada alam dan antara manusia dengan makhluk lain atau dengan
alam secara keseluruhan.
1.5 Paradigma Etika Lingkungan Hidup
Yang dimaksud dengan paradigma adalah suatu pandangan dasar yang dianut atau diikuti
pada kurun waktu tertentu, diakui kebenarannya serta berpengaruh terhadap
perkembangan ilmu dan kehidupan.
Kebutuhan manusia selalu berkembang, seiring dengan berkembangnya kebutuhan.
Dalam menjawab kebutuhannya, manusia mulai memanfaatkan alam secara intensif.
Bersamaan dengan itu, ada perubahan dalam melihat hubungan manusia dengan alam.
Perubahan hubungan manusia dengan alam tersebut mulai dari antroposentrisme,
biosentrisme dan ekosentrisme.
Antroposentrisme (antropos=manusia), adalah suatu etika yang memandang manusia
sebagai pusat dari alam semesta. Dalam antroposentrisme, etika nilai dan prinsip moral
hanya berlaku bagi manusia. Kepentingan manusia mempunyai nilai tertinggi
dibandingkan makhluk hidup yang lainnya. Manusia dianggap paling berpengaruh dalam
tatanan ekosistem. Segala sesuatu yang ada di alam semesta dianggap mempunyai nilai
sepanjang berfungsi dan berguna bagi kebutuhan manusia. Alam hanya sebagai objek dan
sarana sebagai pemenuh kebutuhan manusia tanpa memperhatikan keadaan alam, dan
akibat yang ditimbulkan karena pemanfaatannya. Yang menjadi masalah adalah apabila
antroposentrisme mengakibatkan manusia mengeksploitasi alam secara berlebihan di luar
batas toleransi ekosistem
Krisis lingkungan hidup bukan diakibatkan oleh pendekatan antroposentrisme, tetapi oleh
antroposentrisme yang berlebihan.
Biosentrisme memandang bahwa semua makhluk hidup dalam ekosistem mempunyai
nilai dan berharga, sehingga pantas mendapat pertimbangan dan kepedulian moral. Semua
kehidupan di alam semesta adalah kesatuan moral. Segala keputusan penggunaannya
harus mempertimbangkan aspek moral. Etika dipahami tidak hanya terbatas pada
manusia, namun juga bagi seluruh makhluk hidup.
Ekosentrisme mencakup cakupan yang lebih luas lagi, manusia, makhluk hidup, dan
lingkungannya. Etika diberlakukan tidak hanya kepada makhluk hidup, tapi juga pada
lingkungan. Secara ekologis, makhluk hidup dan lingkungannya terikat pada satu
kesatuan. Istilah untuk pendekatan ekosentrisme adalah deep ecology yang dipopulerkan
oleh Arne Naess, seorang filsuf Norwegia tahun 1973.
1.6 Kode Etik ditempat Kerja
1. Pahami aturan tak tertulis di tempat kerja
Selain peraturan yang sudah baku, ada sejumlah aturan tak tertulis atau etika yang
juga membantu interaksi sehari-hari di tempat kerja berjalan mulus. Meski tak tertulis,
etika ini merupakan faktor yang berpengaruh pada prestasi kerja Anda. Bukankah
kalau merasa nyaman dengan rekan-rekan kerja, merasa betah hingga menganggap
kantor sebagai rumah kedua, tanpa disadari kita akan senantiasa terpacu untuk
menunjukkan kinerja terbaik? Dengan memahami dan mengaplikasikan etika, kita
juga pasti akan lebih diterima di lingkungan.

2. Tepat waktu
Selalu mengupayakan segalanya tepat waktu sangatlah penting. Kebiasaan baik ini
menunjukkan bahwa kita menghargai waktu para kolega dan pada gilirannya mereka
pun akan menghargai kita. Pepatah yang tepat untuk diingat, “waktu tidak akan
pernah menunggu siapa pun.” Jadi, jangan pernah sekalipun terlambat datang ataupun
menyelesaikan tenggat kerja.
3. Kenakan busana kerja yang pantas
Kebanyakan perusahaan umumnya sudah menetapkan kode berbusana yang wajib
dipatuhi. Ada beberapa jenis pekerjaan yang membebaskankaryawannyadalam
berpakaian.Tapi tetaplah berbusana yang pantas. Ingat, kantor bukanh ajang pesta
tempat orang memamerkan koleksi mahal. Sesuaikan juga dengan acara dan
situasi.Jika ada janji bertemu klien, pilih busana formal agar citra perusahaan
tetapterjaga.
4. Selalu mintalah ijin saat meminjam
Sedekat atau seakrab apa pun relasi dengan rekan kerja, tetaplah meminta ijin saat
ingin meminjam sesuatu. Perilaku ini menyiratkan kita orang yang menghargai orang
lain dengan segala kepemilikannya.
5. Bertutur sopan dan selalu ucapkan terima kasih
Tutur yang santun dan kata-kata manis pasti akan mengakrabkan suasana kerja
sekaligus menjaga semangat kerja. Tumbuhkan kebiasaan baik ini dan mulailah dari
diri sendiri. Misalnya, saat berpapasan dengan rekan di lobi, usahakan memberi
senyum dan mengangguk sopan meskinpun yang bersangkutan bukanlah teman
akrab.Kesantunan mewakili sikap Anda yang menghargai keberadaan mereka. Bahasa
yang digunakan saat berinteraksi dengan orang lain juga berpengaruh terhadap relasi
pribadi. Kata-kata kasar dan tak senonoh jelas akan melukai. Hindari pula beragam
sindiran maupun lelucon yang tidak pada tempatnya.
6. Jangan menyela pembicaraan
Melakukan kebiasaan ini hanya akan menunjukkan keegoisan Anda untuk
menunjukkan pada dunia bahwa waktu dan pendapat Anda lebih penting ketimbang
orang lain. Catat, tak ada rekan kerja yang bisa menerima sikap egois. Kalau rekan
kerja atau bawahan sedang menerima telepon atau tengah berbincang dengan orang
lain, sementara Anda ingin bertanya mengenai sesuatu, semendesak apa pun, jangan
pernah menginterupsi pembicaraannya. Tunggulah sejenak sampai usai bicara. Atau
berilah kode memintanya segera menemui Anda begitu pembicaraannya selesai.
7. Pelankan suara
Di kantor yang mayoritas ruang karyawannya tak berpintu, hal yang paling sering
dikeluhkan adalah kebisingan orang-orang di ingkungan kerjanya. Jadi, menjaga
ketenangan haruslah menjadi prioritas karyawan. Saat bicara dengan rekan kerja
ataupun di telepon, tak perlu berteriak atau bersuara keras. Terutama bila Anda
melakukan pembicaran pribadi. Begitu juga saat melakukan penilaian kinerja yang
memang membutuhkan waktu bicara agak lama. Menunjukkan sikap tak patut atau
berkata dengan nada tinggi cenderung membuat orang terpancing marah. Jangan
salahkan bila orang yang bukan menjadi lawan bicara pun akan menyimpan perasaan
tidak suka dan tidak nyaman berdekatan dengan Anda.
8. Kontrol Telepon Selular
Pastikan suara ponsel tak mengganggu orang lain. Sebaiknya selama jam kerja
matikan nada dering, cukup gunakan fitur getar saja. Seyogianya hindari pula bolak-
balik menelepon terkait urusan pribadi selama jam kerja, ap alagi bila ada tugas
penting yang harus diselesaikan. Lagi pula, buat apa membiarkan semua rekan kerja
tahu kehidupan pribadi. Misalnya saat tengah bertengkar dengan suami. Saat
menerima telepon di HP, alangkah baiknya bila segera menuju koridor atau mencari
ruang tersendiri yang memiliki pintu hingga Anda bisa melanjutkan pembicaraan
secara lebih pribadi tanpa mengusik ketenangan kerja orang lain.
9. Hargai privasi orang lain
Meskipun kesempatan ada di depan mata, jangan pernah membaca fax, e-mail, surat
ataupun layar komputer siapa saja. Ingatlah juga saat hendak mengirim e-mail,
pastikan Anda tidak menulis sesuatu yang kira-kira akan meledak jadi masalah besar
jika di-forward ke sana kemari. Jangan salah, dalam dunia maya, siapa pun dapat
mem-forward e-mail yang diterimanya. Kita harus mewaspadai hal ini.Jika seorang
rekan kerja menutup pintu ruang kerjanya, janganlah mengganggu sekalipun dia
kelihatannya tidak sedang sibuk. Sebaliknya, kalau Anda perlu mendiskusikan sesuatu
yang sifatnya sensitif dan rahasia, carilah ruang khusus. Tutup dan kuncilah agar tak
ada orang lain yang ikut mendengar percakapan Anda. Hal-hal yang bersifat pribadi
dan laporan kinerja karyawan bukanlah konsumsi bagi setiap telinga di tempat kerja,
selain khusus untuk yang bersangkutan.
10. Jangan jadi sumber bau
Menyantap makanan tertentu yang beraroma menyengat di meja kerja Anda, melepas
alas kaki, mengenakan parfum menyengat atau menyemprotkan penyegar udara saat
jam kerja bisa mengganggu rekan keja yang tergolong sensitif. Tak ada seorang pun
yang sudi mencium bau tak sedap kendati bagi Anda mungkin sama sekali tak
masalah. Ingat, aroma bersifat sangat personal. Jadi, jangan pernah berasumsi semua
orang akan menyukainya sama seperti kita.
11. Jaga kerapian area kerja
Tak sedikit yang mengatakan kalau meja kerja yang bersih mencerminkan pikiran
yang bersih dan cara kerja yang sistematis. Jadi kalau tak ingin dianggap sebagai
sosok urakan atau pekerja ceroboh, jaga kerapian meja kerja. Kalau Anda ingin
menambahkan sentuhan pribadi, letakkan foto diri ataukeluarga maupun pernak-
pernik perhiasan kecil seperlunya. Jangan habiskan semua tempat untuk memajang
seluruh koleksi pernak pernik pribadi. Selain itu, kalau jenis pekerjaan membuat kita
sering dipindahtugaskan, minimalkan keberadaan benda-benda dekoratif agar tak
harus kelewat repot setiap kali ditempatkan di pos baru.
1.7 Perbandingan Kode Etik
Berikut table perbandingan profesi akuntan dan dokter:

NO. ASPEK AKUNTAN DOKTER


1 Profesi Akuntan Publik  Dokter
2 Organisasi Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI)  Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
3 Anggota Semua Anggota IAI-KAP Semua Anggota IDI 
UU RI No. 5 tahun 2011 tentang
Akuntan Publik dan Peraturan Surat Keputusan Pengurus Besar

Menteri KeuanganIAPI – Kode Etik Ikatan Dokter Indonesia No. 


Profesi Akuntan Publik  Tahun 2010 221 /PB/A.4/04/2002 Tentang
  Penerapan Kode Etik Kedokteran
4 Peraturan Indonesia 
a.       Kewajiban Umumb.     
Kewajiban Kepada Pasien
a.     Prinsip Etikab.     Aturan Etika c.       Kewajiban Terhadap Diri
c.      Interpretasi Aturan Etika Sendiri dan Teman Sejawat

   
5 Isi Kode Etik
6 Prinsip-Prinsip a.       Prinsip Integritasb.      Prinsip a.     Beneficienceb.     Non
Kode Etik Objektivitas Maleficence
c.       Prinsip Kompetensi serta c.      Autonomy
Sikap Kecermatan dan Kehati-hatian
Profesional d.     Justice

d.      Prinsip Kerahasiaan  


e.       Prinsip Perilaku Profesional

a.    Setiap dokter harus senantiasa


berhati-hati dalam mengumumkan

a.       Integritas dapat menerima dan menerapkan setiap penemuan

kesalahan yang tidak disengaja dan teknik atau pengobatan baru yang

perbedaan pendapat yang jujur, belum diuji kebenarannya dan hal-

tetapi tidak dapat menerima hal yang dapat menimbulkan

kecurangan atau ketiadaan keresahan masyarakat.b.    Dalam

prinsip.b.      Kepercayaan publik melakukan pekerjaan

merupakan patokan bagi anggota kedokterannya, seorang dokter

dalam menguji semua keputusan tidak boleh dipengaruhi oleh

yang diambil sesuatu yang mengakibatkan

  hilangnya kebebasan dan


7 Prinsip Integritas kemandirian profesi
Kesimpulannya bahwa etika profesi dari semua profesi yang ada, hampir sama, yakni
mematuhi kode etik atau norma-norma yang berlaku. Yang membedakannya adalah
profesinya dan norma-norma yang berlaku didalamnya. Jadi, persamaan dari kode etik adalah
sama-sama suatu sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas
menyatakan apa yang benar dan baik dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi
profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang
harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik agar profesional memberikan
jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi
perbuatan yang tidak profesional. Dan perbedaan dari setiap kode etik suatu profesi setiap
etika profesi mempunyai kode etik masing-masing dan tersendiri yang dibuat oleh badan
yang mengatur etika profesi tersebut. Pelanggaran kode etik tidak diadili oleh pengadilan
karena melanggar kode etik tidak selalu berarti melanggar hukum, tapi pelanggaran kode etik
akan diperiksa oleh majelis kode etik dari setiap profesi tersebut.

BAB 7-Kode Etik Profesi Akuntan Indonesia


1.1 Profesi Akuntansi
Profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan sebagai
akuntan publik yang lazimnya terdiri dari pekerjaan audit, akuntansi, pajak dan
konsultan manajemen.

Adapun ciri profesi menurut Harahap (1991) adalah sebagai berikut:

1. Memiliki bidang ilmu yang ditekuninya yaitu yang merupakan pedoman


dalam melaksanakan keprofesiannya.
2. Memiliki kode etik sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku anggotanya
dalam profesi itu.
3. Berhimpun dalam suatu organisasi resmi yang diakui oleh
masyarakat/pemerintah.
4. Keahliannya dibutuhkan oleh masyarakat.
5. Bekerja bukan dengan motif komersil tetapi didasarkan kepada fungsinya
sebagai kepercayaan masyarakat.

Akuntan Publik ( Publik Accountant )

Akuntan publik ialah akuntan independen yang dapat memberikan jasa-jasanya


atas sebuah dasar dalam pembayaran yang tertentu. Profesi akuntan publik
menghasilkan berbagai macam jasa bagi masyarakat, yang dapat digulongkan ke
dalam tiga kelompok: jasa assurance, jasa atestasi dan jasa nonassurance.
1) Jasa Assurance
Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan
mutu informasi bagi pengambil keputusan. Jasa assurance ini lebih dikenal
dengan jasa audit.

2) Jasa Atestasi
Atestasi atau (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau
pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi
suatu entitas sesuai, dalam suatu hal yang material, dengan kriteria yang
ditetapkan.
Jasa astestasi profesi akuntan publik dapat dibagi lebih lanjut menjadi 4
jenis :

1. Audit
2. Pemeriksaan (examination)
3. Review
4. Prosedur yang disepakati (aggreed-upon procedures)

3) Jasa Nonassurance
Jasa nonassurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di
dalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif,
ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan.
Akuntan Internal ( Internal Accounting )
Akuntan intern adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau
organisasi. Tugas mereka adalah menyusun sistem akuntansi, menyusun laporan
keuangan kepada pihak-pihak eksternal, menyusun laporan keuangan kepada
pemimpin perusahaan, menyusun anggaran, penanganan masalah perpajakan dan
pemeriksaan intern.
Akuntan Pemerintah
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja dalam sebuah lembaga-lembaga
dipemerintahan yang diantara seperti dikantor badan pengawasan keuangan dan
pembangunan (BPKP) dan badan pemeriksaan keuangan (BPK).
Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi,
melakukan penelitian dan pengembangan akuntansi, mengajar, dan menyusun
kurikulum pendidikan akuntansi di perguruan tinggi.

1.2 Ikatan Akuntan Indonesia


Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, Indonesian Institute of Accountants) adalah
organisasi profesi akuntan di Indonesia. Kantor sekretariatnya terletak di Graha
Akuntan, Menteng, Jakarta.
Sekarang IAI telah mengalami perkembangan yang sangat luas. Hal ini merupakan
perkembangan yang wajar karena profesi akuntan tidak dapat dipisahkan dari dunia
usaha yang mengalami perkembangan pesat.
Salah satu bentuk perkembangan tersebut adalah meluasnya orientasi kegiatan
profesi, tidak lagi semata-mata di bidang pendidikan akuntansi dan mutu pekerjaan
akuntan, tetapi juga upaya-upaya untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dan
peran dalam perumusan kebijakan publik.
IAI menjadi satu-satunya wadah yang mewakili profesi akuntan Indonesia secara
keseluruhan, baik yang berpraktik sebagai akuntan sektor publik, akuntan sektor
privat, akuntan pendidik, akuntan publik, akuntan manajemen, akuntan pajak,
akuntan forensik, dan lainnya.
1.2 Profesi Akuntan dalam sorotan

Walaupun organisasi profesi IAI telah ada sejak tahun 1957, namun profesi ini
baru berkembang pesat pada era pemerintahan orde baru. Namun sebagiman
sejarah telah mencatat bahwa menjelang akhir abad ke-20, Indonesia tertimpa
krisis ekoniomi dan moneter yang berakibat runtuhnya pemerintahan orde baru
dibawah presiden Soeharto. Pada awalnya krisis ekonomi di Indonesia dipicu oleh
factor eksternal, namun banyak yang mengatakan bahwa akar penyebab krisis yang
sesungguhnya adalah karena pembangunan dibidang ekonomi tersebut tidak
diimbangin oleh pembangunan landasan moral yang kuat.
Profesi akuntan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari praktik bisnis dan
penyelenggaraan administrasi pemerintahan.
Prinsip etika yang tercantum dalam kode etik akuntan Indonesia, sebagai berikut:
1. Tanggung Jawab profesi
2. Kepentingan Publik
3. Integritas
4. Objektivitas
5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesiona
6. Kerahasiaan
7. Prilaku Profesional
8. Standar Teknis
1.3 Struktur Etika IAI
1.      PRINSIP ETIKA

Prinsip etika memberikan kerangka dasar bagi aturan etika, yang mengatur
pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip etika disahkan oleh
kongres bagi seluruh anggota yang terdiri dari delapan prinsip berikut ini:

a. Prinsip Tanggung Jawab Profesi


Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus
senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua
kegiatan yang
dilakukannya
b. Prinsip Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka
pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan
komitmen atas profesionalisme.
c. Prinsip Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus
memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
d. Prinsip Objektivitas
Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan
anggota. Prinsip objektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak,
jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan
kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain. manajemennya di industri,
pendidikan dan pemerintahan. Mereka juga mendidik dan melatih orang-orang
e. Prinsip Kompetensi Dan Kehati-Hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehati-hatian,
kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan
pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk
memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa
profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi dan teknik
yang paling mutakhir.
f. Prinsip Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan
informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban
profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
g. Prinsip Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik
dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk
menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh
anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak
ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja, dan masyarakat umum.
h. Prinsip Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar
teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dengan
berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari
penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan
objektivitas.

2. ATURAN ETIKA

Aturan etika merupakan penjabaran lebih lanjut dari prinsip-prinsip etika dan
ditetapkan untuk masing-masing kompartemen. Untuk akuntan sektor publik,
aturan etika ditetapkan oleh IAI Kompartemen Akuntan Sektor Publik (IAI-
KASP). Sampai saat ini, aturan etika ini masih dalam bentuk exposure draft, yang
penyusunannya mengacu pada Standard of Professional Practice on Ethics yang
diterbitkan oleh the International Federation of Accountants (IFAC).
Berdasarkan aturan etika ini, seorang profesional akuntan sektor publik harus
memiliki karakteristik yang mencakup:
1. Penguasaan keahlian intelektual yang diperoleh melalui pendidikan dan
pelatihan.
2. Kesediaan melakukan tugas untuk masyarakat secara luas di tempat instansi
kerja maupun untuk auditan.
3. Berpandangan obyektif.
4. Penyediaan layanan dengan standar pelaksanaan tugas dan kinerja yang tinggi.
Penerapan aturan etika ini dilakukan untuk mendukung  tercapainya tujuan profesi
akuntan yaitu: bekerja dengan standar profesi yang tinggi, mencapai tingkat kinerja
yang diharapkan dan mencapai tingkat kinerja yang memenuhi persyaratan
kepentingan masyarakat. Oleh karena itu, menurut aturan etika IAI-KASP, ada tiga
kebutuhan mendasar yang harus dipenuhi, yaitu:
1. Kredibilitas akan informasi dan sistem informasi.
2. Kualitas layanan yang didasarkan pada standar kinerja yang tinggi.
3. Keyakinan pengguna layanan bahwa adanya kerangka etika profesional dan
standar teknis yang mengatur persyaratan-persyaratan layanan yang tidak dapat
dikompromikan.
3. INTERPRETASI ATURAN ETIKA

Interpretasi aturan etika merupakan penafsiran, penjelasan, atau elaborasi lebih


lanjut atas hal-hal, isu-isu, dan pasal-pasal yang diatur dalam aturan etika, yang
dianggap memerlukan penjelasan agar tidak terjadi perbedaan pemahaman atas
auran etika yang dimaksud. Interpretasi aturan etika ini dikeluarkan oleh suatu
badan yang dibentuk oleh pengurus kompartemen atau institut profesi sejenis yang
bersangkutan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota serta pihak-pihak
yang berkepentingan lainnya sebagai panduan dalam penerapan aturan etika, tanpa
dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya.

4.      TANYA DAN JAWAB

Pada tingkatan terakhir, dimungkinkan adanya tanya-jawab yang berkaitan dengan


isu-isu etika. Tanya-jawab ini dapat dilakukan dengan Dewan Standar Profesi yang
dibentuk oleh pengurus kompartemen atau institut yang bersangkutan guna
memberikan penjelasan atas setiap pertanyaan dari anggota kompartemen tentang
aturan etika beserta interpretasinya.

1.4 Pengawas dan Perizinan KAP

Fungsi utama organisasi profesi IAI adalah semacam “self regulatory body”,
yaitusebagai wadah untuk mengatur, membina, dan mengawasi kualitas kinerja dan
perilakuanggotanya agar selalu dapat menjaga citra profesinya dimata publik. IAI-
KAP atau IAPIsebagai sub-organisasi dibawah IAI memegang peranan penting
bagi kehidupan bisnis danperekonomian. Karena perannya yang sangat strategis di
dalam bisnis dan perekonomian suatuNegara, maka pengaturan dan pengawasan
terhadap keberadaan dan kinerja KAP tidak cukuphanya dilakukan oleh organisasi
profesi itu sendiri. Pemerintah dan lembaga legislatif (DPR)sangat berkepentingan
agar profesi KAP dapat memberikan jasanya dengan kualitas yang
tinggisebagaimana diharapkan oleh publik. Wujud campur tangan pemerintah dan
lembaga legislatifini dapat dilihat melalui produk peraturan dan perundang-
undangan serta pembentukanbadan/lembaga pemerintah, antara lain :
a.Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1954 tentang Pemberian Gelar Akuntan.
b.Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik.
c.Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 tentang Jasa
AkuntanPublik ( telah dicabut dengan keluarnya Peraturan Menteri Keuangan
Nomor17/PMK.01/2008).
d.Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 359/KMK.06/2003 tentang
Perubahan atasKeputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 tentang
Jasa Akuntan Publik.(telah dicabut dengan keluarnya Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 17/PMK.01/2008).
e.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan
Publik.(telah dicabut dengan keluarnya UU No.5 Tahun 2011, kecuali ketentuan-
ketentuantertentu dalam masa peralihan).
f.Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-
LK) yangberhubungan dengan audit atas Laporan Keuangan perusahaan-
perusahaan yang sedangdan telah menjadi perusahaan publik, dan
g.Peraturan perundang-undangan lain yang yang relevan.

BAB 9-Kode Etik Profesi Menuju Era Globalisasi


1.1 Tantangan Profesi Akuntan Global
Tantangan profesi akuntan (public) sebanding dengan peluangnya, hal ini terjadi
karena :
1.      Struktur akuntan (public) di Indonesia yang berusia di atas 50 tahun
mencapai 67%
2.      Profesi akuntan (public) tampaknya sudah tidak menarik lagi, yang ditandai
dengan akuntan (public) yang beralih profesi.
3.      Tidak mejadi pilihan utama mahasiswa akuntansi untuk berkarir
4.      Belum adanya kesiapan akuntan publik Indonesia dalam menghadapi era
pasar global yang ditandai kurangnya penguasaan bahasa asing.
5.      Perkembangan profesi akuntan (public) di Indonesia tergolong rendah
dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.
6.      Tidak semua lulusan CPA menjadi akuntan (public), hanya sekitar 26% yang
menjadi akuntan publik

1.2 Kode Etik Profesi Akuntan di AS


American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) adalah asosiasi
nasional American Association of Professional Accountants (CPA) dengan lebih
dari 360.000 anggota, termasuk CPA di bidang bisnis, industri, praktik publik,
pemerintahan dan pendidikan; siswa anggota; dan asosiasi internasional. AICPA
memiliki kantor di New York City; Washington, DC; Durham, North Carolina;
Ewing, New Jersey; dan Louisville, Texas. AICPA berkantor di New York City,
Washington, DC, Durham, North Carolina; Ewing, New Jersey; dan Louisville,
Texas.

Kode, yaitu suatu tanda atau lambang berupa bahasa, teks atau benda yang dicapai
untuk tujuan tertentu, misalnya untuk menjamin berita, keputusan, atau
kesepakatan organisasi. Kode juga dapat mewakili seperangkat aturan sistematis.

Kode etik; yaitu norma atau prinsip yang diterima oleh suatu kelompok tertentu
sebagai dasar perilaku sehari-hari dalam masyarakat dan pekerjaan.
Oleh karena itu, kode etik pada prinsipnya adalah suatu sistem dan prinsip etika
yang ditegakkan dalam suatu kelompok profesi yang ditentukan secara kolektif.
Kode etik profesi merupakan kode etik yang harus dipatuhi oleh semua orang yang
menjalankan tugas profesionalnya.

1.3 Kode Etik Profesi Akuntan di Beberapa Negara


Dalam skala global, sebenarnya ada dua lembaga pembuat standar yang terkait dengan
praktik akuntansi internasional pada awalnya. Lembaga-lembaga tersebut adalah Dewan
Standar Akuntansi Internasional (IASC) dan Federasi Akuntan Internasional (IFAC).
Kesepakatan pembentukan IASC dilaksanakan di Inggris Raya pada bulan Juni 1973 dan
diwakili oleh organisasi profesi akuntansi dari sembilan negara termasuk Australia,
Kanada, Perancis, Jerman Barat, Jepang, Meksiko, Belanda, Inggris Raya dan Amerika
Serikat. Pada saat yang sama, IFAC didirikan pada bulan Oktober 1977 oleh lembaga
akuntansi profesional dari 63 negara / wilayah.
IASC lebih fokus pada penyusunan Standar Akuntansi Internasional (IAS).
Pada saat yang sama, IFAC akan lebih fokus pada pengembangan audit standar
internasional (ISA), etika, kursus pendidikan dan aturan bisnis akuntan.Pada April 2001,
Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASC) berkembang menjadi Dewan Standar
Akuntansi Internasional (IASB) Karena perkembangan tersebut, Standar Akuntansi
Internasional (IAS) kemudian berkembang menjadi Standar Pelaporan Keuangan
Internasional (IFRS). Standar Pelaporan Keuangan Internasional pertama diterbitkan pada
bulan Juni 2003.IFRS sebagai kerangka kerja yang diadopsi oleh Dewan Standar
Akuntansi Internasional dan interpretasinya memiliki berbagai persyaratan, antara lain:
-Standar Akuntansi Internasional (IAS) -Standar yang diterbitkan sebelum tahun 2001.
-Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) -standar yang dikeluarkan setelah
2001.
-Standing Interpretation Committee (SIC) -Diterbitkan sebelum 2001.
-Komite Masalah Pelaporan Keuangan Internasional (IFRIC) - dirilis setelah 2001.
-Framework for the Preparation and Presentation of Financial Statements.

Integrasi IFRS merupakan salah satu kesepakatan Forum G20 pada November 2008.
IFRS telah digunakan di banyak negara, termasuk Uni Eropa, Hong Kong, Australia,
Malaysia, Pakistan, negara-negara Dewan Kerjasama Teluk, Rusia, Afrika Selatan,
Singapura dan Turki. Sejak Agustus 2008, lebih dari 113 negara di seluruh dunia
(termasuk seluruh Eropa) menggunakan IFRS sebagai standar pelaporan keuangan. Di
Indonesia, Standar Pelaporan Keuangan Internasional yang baru akan diadopsi secara
resmi pada tahun 2012.
Namun, faktanya standar akuntansi saat ini yang berlaku di Amerika Serikat yang
disiapkan oleh FASB masih diikuti secara langsung atau melalui amandemen oleh banyak
negara.
1.4 Sabanes oxley act
The Sarbanes-Oxley Act (SOA) adalah hukum AS yang diberlakukan terhadap penipuan
keuangan oleh perusahaan AS seperti Enron dan WorldCom. Ketika penipuan ini
pertama kali ditemukan, itu adalah satu-satunya penipuan non-AS. Perusahaan dengan
skandal akuntansi Enron, seperti Tyco yang berbasis di Bermuda. Pejabat eksekutif
(CEO) Tyco diduga mengalami surplus finansial dan sebenarnya adalah perusahaan AS
yang telah mentransfer tarif pajak pendaftaran perusahaannya ke Bermuda untuk tujuan
pajak. Saat itu, jurnalis dan politisi di belahan dunia lain, terutama negara-negara Uni
Eropa, tidak senang dengan hal ini, karena menganggap penipuan finansial semacam ini
hanya menjadi masalah bagi Amerika Serikat. Kemudian, mereka sangat membenci
rencana Security and Exchange Commission (SEC), seperti yang dijelaskan dalam Bab
2, yang memberlakukan aturan SOA pada semua perusahaan internasional yang terdaftar
di American Stock Exchange.

1.4 Kode Etik Profesi Akuntan : IFAC


IFAC (International Federation of Accountants) adalah organisasi global yang bergerak
di bidang akuntansi. IFAC berkomitmen untuk melindungi kepentingan publik dengan
menetapkan standar internasional berkualitas tinggi, menganjurkan nilai-nilai etika yang
mendalam, mendorong kualitas praktiknya, dan mendukung pengembangan semua
bidang profesional di seluruh dunia.
Kode etik terdiri dari tiga bagian:

-Bagian A adalah bagian yang menetapkan prinsip etika dasar akuntansi dan memberikan
kerangka konseptual untuk menerapkan prinsip-prinsip ini.
Kerangka konseptual untuk menerapkan prinsip-prinsip ini. Kerangka konseptual
memberikan pekerjaan konseptual untuk mengidentifikasi ancaman terhadap kepatuhan
dengan prinsip etika dasar, menilai dampak signifikan dari ancaman ini, dan menerapkan
langkah-langkah perlindungan untuk mengurangi ancaman ke tingkat yang dapat
diterima.
- Bagian B dan C menjelaskan bagaimana menerapkan kerangka konseptual dalam
situasi tertentu. Kerangka konseptual berisi contoh pengamanan terhadap prinsip-prinsip
dasar, serta contoh situasi di mana ketidakmampuan untuk mengambil tindakan
pengamanan mengarah pada ancaman yang harus dihindari.
-Bagian B menerapkan profesi akuntansi ke bidang kepentingan umum. Bagian C
menerapkan profesi akuntansi ke bidang bisnis. Dalam praktek profesi akuntan untuk
kepentingan umum, dapat juga ditemukan bahwa pedoman dalam Bagian C Kode Etik
ini berkaitan dengan keadaan sebenarnya.

1.5 Profesi Akuntan di Indonesia IFAC


Standar Pendidikan Internasional IFAC Standar Pendidikan Internasional (IES) yang
dikeluarkan oleh Federasi Akuntan Internasional (IFAC) mulai berlaku pada tanggal 1
Januari 2005. Untuk membuat orang memahami isi dan rencana implementasi standar
global untuk akuntan profesional, diskusi dan sosialisasi dilakukan. Dunia profesional
dan pendidikan tinggi. Dan persiapan kita untuk dunia akuntansi pendidikan tinggi masih
terus berjalan. Manfaat Standar Pendidikan Internasional Standar pendidikan
internasional dapat memberikan manfaat bagi akuntan profesional sebagai berikut:
1. Memberikan kerangka kerja global yang konsisten, yang diperlukan untuk
mempersiapkan akuntan profesional untuk memberikan kontribusi positif bagi industri
dan lingkungan;
2. Mempromosikan konsistensi dan konvergensi proses pendidikan akuntansi yang
diadopsi di seluruh dunia;
3. Memperkuat integrasi dalam penerapan standar teknis dan praktik internasional
dengan memastikan landasan bersama untuk pendidikan dan pengalaman praktis semua
akuntan profesional;
4. Mendorong akuntan profesional yang cakap untuk bergerak di seluruh dunia; dan
5. Memberikan kontribusi yang lebih besar untuk saling pengakuan dan kerjasama
antara asosiasi akuntansi profesional global.

BAB 10-Kode Etik Profesi Lainnya


1.1 Keberadaan Berbagai Profesi
Setiap organisasi profesi memiliki pedoman perilaku yang menjadi pedoman perilaku /
acuan bagi anggotanya. Karena banyaknya organisasi profesi, maka kita hanya akan
membahas contoh standar etika dari beberapa organisasi profesi saja, seperti Komite
Audit Indonesia (BPK-RI), Persatuan Auditor Internal Indonesia (PAII), Persatuan
Psikologi Indonesia dan Advokat. Indonesia.
Setelah mempelajari masing-masing kode etik profesi, terlihat bahwa: (1) Belum ada
metode sistematis yang baku untuk penulisan kode etik; (2) Banyak istilah dan konsep
yang sama, tetapi pengertian istilah atau konsep tersebut dapat berbeda; (3) ) Banyak
konsep dan istilah dengan makna yang tumpang tindih.
1.2 Kode Etik BPK-RI
Kebijakan mengenai kode etik bagi pemeriksa BPK RI tertuang dalam Peraturan Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2016 Tentang Kode Etik
Badan Pemeriksa Keuangan. Dalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa kode etik BPK
yang selanjutnya disebut kode etik adalah norma-norma yang seharusnya dipatuhi oleh
setiap Anggota BPK dan Pemeriksa selama menjalankan tugasnya untuk menjaga
martabat, kehormatan, citra dan kedibilitas BPK. Adapun faktor-faktor yang terdapat
didalamnya antara lain:
1. Maksud dan Tujuan Kode etik bertujuan untuk mewujudkan Anggota BPK dan
pemeriksa yang independen, berintegritas, dan profeional dalam melaksanakan tugas
pemeriksaan demi menjaga mertabat, kehormatan, citra dam kredibilitas BPK.
2. Sasaran Sasaran dari kode etik ini adalah Anggota BPK dan Pemeriksa. Pemeriksa
yang dimaksud adalah Pegawai Negeri Sipil pada Pelaksana BPK, Pegawai Negeri Sipil
dari Aparat Pengawas Internal Pemerintah, dan Akuntan Publik yang bekerja atas nama
BPK.
3. Mekanisme Mekanisme penerapan kode etik ini diwujudkan dalam sikap, ucapan dan
perbuatan Anggota BPK dan pemeriksa dalam melaksanakan tugasnya, khususnya dalam
tugas pemeriksaan terhadap pertanggungjawaban keuangan negara/daerah.
4. Pengawasan dan Pelaporan Pengawasan dan pelaporan difokuskan pada apa saja yang
akan dilakukan oleh pemeriksa sebagai sasaran kebijakan dalam menerapkan kode etik,
peran Inspektorat Utama (Itama) dalam rangka pengawasan, dan cara Itama melaporkan
hasil pengawasannya.
5. Larangan dan sanksi Larangan dan sanksi terkait dengan kode etik terkait dengan
bentuk pelanggaran yang dilakukan pemeriksa, bentuk pelanggaran yang dilakukan pihak
Itama dalam implementasi kode etik dan tindakan BPK dalam menanggulangi
pelanggaran yang terjadi serta tanggapan dan tindakan Itama dalam menghadapi
pelanggaran yang terjadi dalam implementasi kode etik BPK.

1.3 Kode Etik PAII


Kode etik ini menetapkan kode etik profesional dan mengharapkan anggota PAII
menjaga standar kompetensi, etika, dan kehormatan. Dalam kode etik ini, etika menjadi
pertimbangan penting dalam praktik audit internal modern, mengharuskan anggota PAII
bersikap jujur, objektif, dan setia kepada pihak yang mentransfer. Hindari konflik
kepentingan, dan jangan terima hadiah atau hadiah yang memperlakukan informasi yang
diperoleh sebagai rahasia; gunakan fakta untuk mendukung pendapatannya guna
mengungkap semua fakta utama yang diketahui; dan terus mengembangkan
keterampilannya.
Dalam "Pernyataan Tanggung Jawab Auditor Internal", tidak ada ketentuan kebijakan
dan tidak disebutkan kewajiban hukum auditor internal. Diharapkan suatu perusahaan
akan menyusun anggaran dasar audit intern berdasarkan pernyataan ini, yang
menggunakan ide-ide dalam kode etik sebagai acuannya.Oleh karena itu, perusahaan
yang memiliki anggaran dasar yang mengacu pada kode etik dapat mengharapkan
auditor internalnya memenuhi persyaratan tersebut. Standar, terutama jika auditor
internal perusahaan adalah anggota PAII.
Standar profesional auditor internal menetapkan bahwa auditor internal harus mematuhi
standar perilaku profesional. Sebagaimana disebutkan secara khusus, satu-satunya
standar perilaku yang dapat diterima adalah standar umum yang ditetapkan oleh profesi
itu sendiri.
Nantinya, mungkin ada orang yang profesional dalam audit internal, baik itu anggota
PAII atau auditor internal yang memenuhi syarat (QIA), terlepas dari posisinya sebagai
auditor internal atau jabatan lainnya; orang yang terbukti merugikan karier seseorang ,
Dapat dituntut atas tindakan yang tidak sesuai dengan kode etik.

Memang, tanggung jawab audit internal berbeda dari satu organisasi ke organisasi
lainnya, sehingga tidak mungkin untuk mengembangkan kode etik yang diterima secara
umum. Meskipun tanggung jawab mungkin berbeda, auditor internal memiliki tujuan
keseluruhan yang sama dan oleh karena itu dapat menerima etika sebagai pedoman untuk
meningkatkan disiplin dan perilaku pribadi.

1.4 Kode Etik Psikologi Indonesia


Kode Etik Psikologi merupakan hasil nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945. Berdasarkan nilai luhur tersebut Pendidikan Tinggi
Psikologi telah menghasilkan Psikolog dan Ilmuwan Psikologi yang senantiasa
menghargai dan menghormati harkat maupun martabat manusia serta menjunjung tinggi
terpeliharanya hak-hak asasi manusia. Oleh karena itu, Psikolog dan Ilmuwan Psikologi
selalu melandaskan diri pada nilai-nilai tersebut dalam kegiatannya pada bidang
pendidikan, penelitian, pengabdian diri serta pelayanan dalam rangka meningkatkan
pengetahuan tentang perilaku manusia, baik dalam bentuk pemahaman bagi dirinya
maupun pihak lain, serta memanfaatkan pengetahuan dan kompetensinya bagi
kesejahteraan umat manusia. Kenyataan yang seperti itu, telah menuntut kesadaran dan
tanggungjawab bagi Psikolog dan 9 Juni 2010 Kode Etik Psikologi Indonesia
Ilmuwan Psikologi untuk selalu berupaya menjamin kesejahteraan umat manusia dan
memberikan perlindungan kepada masyarakat pengguna layanan psikologi, serta semua
pihak yang terkait dengan layanan psikologi atau pihak yang menjadi objek dari
studinya. Pengetahuan, kompetensi, ketrampilan dan pengalaman yang dimiliki Psikolog
dan Ilmuwan Psikologi, hendaknya hanya digunakan bagi tujuan yang mendasarkan pada
prinsip yang taat asas dan nilai-nilai luhur Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
serta nilai-nilai kemanusiaan pada umumnya, dengan disertai upaya-upaya untuk
mencegah penyalahgunaan yang dilakukan oleh komunitas psikologi dan pihak lain.
Tuntutan kebebasan dalam menyelidiki dan mengkomunikasikan hasil kegiatan di bidang
penelitian, pengajaran, pelatihan, layanan psikologi, maka hasil konsultasi dan
publikasinya harus dapat dipahami oleh Psikolog dan Ilmuwan Psikologi dengan penuh
tanggung jawab. Kompetensi dan obyektivitas dalam menerapkan kemampuan
profesional sesuai dengan bidangnya sangat terikat dan memperhatikan pemakai jasa,
rekan sejawat serta masyarakat pada umumnya. 8 Kode Etik Psikologi Indonesia Juni
2010 HIMPUNAN PSIKOLOGI INDONESIA KODE ETIK PSIKOLOGI INDONESIA
MUKADIMAH Kode Etik Psikologi merupakan hasil nilainilai luhur yang terkandung
dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Berdasarkan nilai luhur tersebut
Pendidikan Tinggi Psikologi telah menghasilkan Psikolog dan Ilmuwan Psikologi yang
senantiasa menghargai dan menghormati harkat maupun martabat manusia serta
menjunjung tinggi terpeliharanya hak-hak asasi manusia. Oleh karena itu, Psikolog dan
Ilmuwan Psikologi selalu melandaskan diri pada nilai-nilai tersebut dalam kegiatannya
pada bidang pendidikan, penelitian, pengabdian diri serta pelayanan dalam rangka
meningkatkan pengetahuan tentang perilaku manusia, baik dalam bentuk pemahaman
bagi dirinya maupun pihak lain, serta memanfaatkan pengetahuan dan kompetensinya
bagi kesejahteraan umat manusia. Kenyataan yang seperti itu, telah menuntut kesadaran
dan tanggungjawab bagi Psikolog dan 9 Juni 2010 Kode Etik Psikologi Indonesia
Ilmuwan Psikologi untuk selalu berupaya menjamin kesejahteraan umat manusia dan
memberikan perlindungan kepada masyarakat pengguna layanan psikologi, serta semua
pihak yang terkait dengan layanan psikologi atau pihak yang menjadi objek dari
studinya. Pengetahuan, kompetensi, ketrampilan dan pengalaman yang dimiliki Psikolog
dan Ilmuwan Psikologi, hendaknya hanya digunakan bagi tujuan yang mendasarkan pada
prinsip yang taat asas dan nilai-nilai luhur Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
serta nilai-nilai kemanusiaan pada umumnya, dengan disertai upaya-upaya untuk
mencegah penyalahgunaan yang dilakukan oleh komunitas psikologi dan pihak lain.
Tuntutan kebebasan dalam menyelidiki dan mengkomunikasikan hasil kegiatan di bidang
penelitian, pengajaran, pelatihan, layanan psikologi, maka hasil konsultasi dan
publikasinya harus dapat dipahami oleh Psikolog dan Ilmuwan Psikologi dengan penuh
tanggung jawab. Kompetensi dan obyektivitas dalam menerapkan kemampuan
profesional sesuai dengan bidangnya sangat terikat dan memperhatikan pemakai jasa,
rekan sejawat serta masyarakat pada umumnya. 10 Kode Etik Psikologi Indonesia Juni
2010 Pokok-pokok pemikiran tersebut, selanjutnya dirumuskan menjadi KODE ETIK
PSIKOLOGI INDONESIA, sebagai perangkat nilai-nilai untuk ditaati dan dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya dalam melakukan kegiatan selaku Psikolog dan Ilmuwan
Psikologi di Indonesia.

1.6 Kode Etik Advokat


Advokat adalah profesi yang dihormati (bangsawan) yang profesinya dilindungi oleh
undang-undang, undang-undang dan kode etik, dan menikmati kebebasan atas dasar
menjaga kehormatan dan kepribadian advokat yang mandiri, jujur, rahasia dan terbuka.
Profesi advokat setara dengan lembaga penegak hukum lainnya, oleh karena itu mereka
harus saling menghormati satu sama lain. Oleh karena itu, setiap pendukung harus
menjaga citra dan martabat kehormatan profesional, serta setia dan memelihara "Kode
Etik" tingkat tinggi dan sumpah profesi. Pelaksanaan etika profesi diawasi oleh Dewan
Kehormatan. Keberadaan lembaga ini telah dan harus tunduk pada setiap Pengakuan oleh
seorang juara, apapun organisasi profesinya.
Oleh karena itu, setiap pendukung harus menjaga citra dan martabat kehormatan
profesional, serta menjaga loyalitas dan menjunjung tinggi "Kode Etik" dan "Sumpah
Profesi". Pelaksanaannya diawasi oleh Dewan Kehormatan. Keberadaan lembaga ini
telah dan harus tunduk pada Pengakuan dari setiap pendukung, tidak peduli organisasi
profesionalnya. Berasal dari dan menjadi anggota, menyiratkan bahwa dia mengakui dan
mematuhi "Kode Etik Advokat" yang berlaku saat dia dilantik Oleh karena itu, Kode
Etik Advokat Indonesia merupakan hukum tertinggi untuk pengembangan profesinya.
Undang-undang ini menjamin dan melindungi setiap advokat, namun memiliki
kewajiban untuk menjalankan profesinya secara jujur dan bertanggung jawab kepada
klien, pengadilan, negara atau masyarakat, terutama kepada dirinya sendiri.

1.7 Perbandingan Kode Etik


Institusi/Profesi Penekanan Kode Etik
BPK Independensi, integritas, dan profesionalitas
PAII Bersikap jujur,objektif, hati-hati, dan menghindari konflik
kepentingan
Psikologi Menjaga kompetensi, objektivitas, kejujuran, integritas, bersikap
bijak, dan hati-hati
Advokat Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersikap satria, jujur,
tidak membeda-bedakan agama, suku, keturunan, kedudukan
sosial, keyakinan politik, mandiri, serta tidak dipengaruhi oleh
siapa pun dan menjunjung tinggi hak asasi manusia

1.8 Profesi dan Hakikat Manusia Utuh


Jika seorang profesional benar-benar hidup dalam profesinya dan benar-benar ingin
berpegang pada standar etika yang ditetapkan atas dasar kesadaran diri dalam menjalankan
profesinya, maka kehidupannya sebenarnya sejalan dengan kodrat seluruh umat manusia. Inti
dari seluruh manusia adalah hidup dengan menyeimbangkan realisasi EQ, IQ, SQ dan PQ.
Senantiasa menjaga kesadaran akan unsur kemampuan ilmiah dan keterampilan teknis
mencerminkan upaya untuk meningkatkan IQ. Sadarilah bahwa Anda perlu mengembangkan
sikap yang baik saat memulai karier nyata, dan menumbuhkan kecerdasan emosional dan
kecerdasan emosional. Pembentukan karakter, prinsip dan nilai-nilai dasar, seperti
pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa, menanamkan integritas, kejujuran, kemandirian,
objektivitas, dan lain-lain menjadi dasar dalam pembentukan SQ. Landasan pengembangan
EQ adalah untuk melayani pelanggan yang berkemampuan tinggi, memelihara hubungan
yang harmonis dengan rekan kerja atas dasar saling menghormati, menghormati dan percaya,
serta melakukan percakapan yang sopan dengan siapa pun. Oleh karena itu, meskipun profesi
tidak secara jelas tercantum dalam setiap kode etik, terlepas dari disadari atau tidaknya
profesinya, profesional yang benar-benar telah mematuhi dan mengikuti kode etik (disadari
atau tidak) menjalankan Kehidupan manusia.
BAB 11- ETIKA LINGKUNGAN UNTUK BISNIS :
PERTARUNGAN KREDIBILITAS,REPUTASI DAN
KEUNGGULAN KOMPETITIF

1.1 Masalah Lingkungan


Menyadari bahwa tindakan perusahaan dapat mengancam kesehatan masyarakat dan
kesejahteraan pekerja tertentu, tidak ada yang lebih baik daripada memunculkan opini publik
tentang sifat tindakan perusahaan. Awalnya, kekhawatiran masyarakat tentang polusi udara
terutama pada cerobong asap dan gas buang, yang menyebabkan iritasi dan gangguan
pernapasan. Solusi teknik untuk mengatasi polusi udara dan air dengan biaya rendah
mencegah mereka bersaing untuk menyelesaikan masalah polusi. Masyarakat telah
memahami ancaman jangka pendek dan jangka panjang terhadap keselamatan
pribadi.Komunitas yang dipimpin oleh kelompok kepentingan khusus mulai menekan
perusahaan dan pemerintah untuk secara langsung meningkatkan standar keselamatan emisi
perusahaan.

1.2 Sensitive Moral


Ini juga menunjukkan kepekaan moral terhadap masalah internasional dan domestik.
Kampanye untuk memboikot pembelian dari perusahaan yang terlibat dalam pekerja
anak atau mempekerjakan pekerja bergaji rendah telah diluncurkan.

1.3 Ekonomi dan Tekanan-Tekanan Kompetitif


Perkembangan pasar global telah mendorong produksi dan pengadaan global.
Reorganisasi dipandang sebagai pendorong produktivitas dan dapat mengurangi biaya
pekerjaan rumah.
Skandal Keuangan: Jurang Harapan dan Jurang Kredibilitas
Tak pelak, publik dikejutkan, dikejutkan, kecewa, dan terpukul oleh krisis finansial.
Istilah kesenjangan ekspektasi diciptakan untuk menggambarkan perbedaan antara apa
yang orang pikir mereka dapatkan dalam laporan keuangan yang diaudit dan apa yang
sebenarnya didapat orang. Kurangnya kredibilitas telah meluas dari layanan keuangan ke
area lain dari aktivitas perusahaan dan diakui sebagai celah kredibilitas.

BAB 12- KEJADIAN ENRON MOTIVASI REFORMASI TATA


KELOLA DAN ETIKA

1.1 Reformasi Tata Kelola dan Akuntabilitas

Ringkasan dan jadwal kejadian dan berbagai perkembangan besar menghasilkan


guncangan krisis dalam kepercayaan investor korporat dan etika profesional.Guncangan
ini mengguncang pasar modal Amerika Utara dan keyakinan serta nilai-nilai yang
memungkinkan perdagangan modern. Presiden Bush dan para pemimpin di seluruh dunia
telah meminta jawaban dan solusi untuk memastikan kepatuhan dengan nilai wajar yang
dapat didukung oleh publik dan kepentingan publik yang diperlukan. Pada akhirnya, tata
kelola perusahaan dan komunitas akuntansi menyatakan perlunya reformasi untuk
memulihkan kepercayaan dan kredibilitas yang diperlukan agar pasar keuangan
berfungsi secara efektif.

1.2 Bencana Enron


Penyebab : Kegagalan dewan direksi dalam melakukan pengawasan yang memadai. Hal
ini memungkinkan penyalahgunaan entitas tujuan khusus, suatu bentuk kemitraan, untuk
memanipulasi.
Akibat :Investor skandal, pensiunan kehilangan tabungan hidup mereka, masyarakat
marah, dan kredibilitas pasar keuangan dan dunia usaha terguncang.
Kebijakan pemerintah: Presiden Bush sendiri berjanji bahwa yang bersalah akan
dihukum agresif oleh instansi pemerintah.
Pelanggaran pada Good Corporate Government di kasus Enron terlihat jelas, seperti
berikut ini :
1.      Enron melanggar prinsip Keterbukaan
2.      Enron juga melanggar prinsip Pertanggungjawaban.
3.      Adanya pelanggaran prinsip kemandirian.
4.      Adanya pelanggaran pada prinsip kewajaran.

1.3 Tata Kelola dan Perubahan Akuntabilitas hingga Worldcom

2 Desember 2001 : Orang-orang telah menyadari kebutuhan untuk mengubah praktik tata
kelola dan akuntansi. Setelah kasus Enron, kebingungan dan kemarahan para eksekutif
Enron membuat mereka dengan angkuh mengklaim ketidaktahuan, ingatan buruk, dan
membela tanggung jawab mereka atas Amandemen Kelima.
Desember 2001 – awal 2002 : Sebelum skandal Enron, skandal ham, dan anak laki-laki
tertua tidak mungkin menyampaikan kesadaran investor yang meningkat dan kemarahan
publik, beberapa upaya telah dilakukan untuk memperkuat tata kelola dan akuntabilitas.
Presiden Bush menjanjikan reformasi lebih lanjut untuk memulihkan kepercayaan di
pasar keuangan, tetapi gagal memperlambat momentum pasar
Worldcom :
25 juni 2002 : Worldcom sedang mengalami kesulitan keuangan. Bencana tersebut
mendorong dua anggota parlemen Amerika untuk bekerja sama mengusulkan pedoman
reformasi tata kelola agar disahkan sebagai Sarbanes-Oxley Act (SOX). WorldCom
mengumumkan bahwa arus kasnya US $ 3,8 miliar.
21 Juli 2002 : Worldcom mengajukan perlindungan kebangkrutan. Hal ini menjadi
pukulan yang mengejutkan untuk kredibilitas pasar modal.
IAI didirikan pada tanggal 23 Desember 1957 dengan dua tujuan yaitu:
Membimbing perkembangan akuntansi serta mempertinggi mutu pendidikan
akuntan; dan mempertinggi mutu pekerjaan akuntan.

Anda mungkin juga menyukai