Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kebenaran tentang eksistensi menyangkut kebenaran tentang adanya empat tingkat

eksistensi dunia, yaitu: benda, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia. Yang

membedakannya adalah unsure kesadaran yang dimiliki oleh keempat kelompok eksistensi

tersebut. Kebenaran tentang alat maksudnya adalah ketepatan penggunaan alat (tools) yang

dipakai untuk memahami keempat tingkat eksistensi tersebut. Disini hendaknya diterapkan

asas ketepatan (adaequatio). Ada kecendurungan bahwa para ilmuan hanya mengakui

pendakatan ilmiah (pendekatan rasional) sebagia pendekatan tunggal untuk memahami

eksistensi alam semesta, padahal kebenaran ilmiah hanya berlandaskan pada fakta objektif

(fakta yang dapat dibuktikan melalui panca indra). Misalnya, pendekatan rasio (pendekatan

ilmiah) paling tepat dipakai untuk memahami benda (fisik), namun tidak sepenuhnya tepat

dipakai untuk memhami pola kerja biologis, etika, kesadaran spiritual, hakikat manusia,

apalagi untuk memahami tuhan(potensi murni).

Kebenaran tentang cara belajar yang menyangkut dunia akan berbeda untuk empat

bidang pengetahuan: (1) saya-batin,I(2) saya-lahirlah, (3) dunia-batin, (4) dunia-

lahirlah/material. Dalam kebenaran tentang hidup didunia, dijumpai dua corak masalah,

yaitu: (1)masalah konvergen (bertitik temu), yaitu sesuatu yang dapat dipecahkan secara

menyeluruh, dan (2) masalah divergen (bertitik pisah), yaitu sesuatu yang selalu berlawanan.

Kedua masalah ini tentu tidak dapat dipecahkan dengan cara yang sama.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa hakikat kebenaran ?

2. Apa hakikat eksistensi(dunia/alam semesta)?

1
3. Apa hakikat manusia ?

4. Apa hakikat otak dan kecerdasan ?

5. Bagaimana hakikat fikiran dan kesadaran ?

6. Apa tujuan dan makna kehidupan?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2. 1 HAKIKAT KEBENARAN

Untuk memahami mengapa berbagai dsiplin ilmu dan teknologi tidak sepenuhnya

mampu memahami misteri keberadaan alam semesta dan tidak alagi sepenuhnya dapat

menjelaskan dan memcahkan berbagi permasalahn dunia saat ini, maka perlu kita

renungkan terlebih dahulu apa yang dinyatakan oleh E.F. Schumacher (dalam Eko

Wijayanto dkk.,2002) sebagai empat kebenaran besar, yaitu:

 Kebenaran (hakikat ) tentang eksistensi (dunia/alam semesta).

 Kebenaran tentang alat (tools) yang dipakai untuk memahami dunia.

 Kebenaran tentang cara belajar tentang dunia

 Yang dimkasud dengan hidup didunia.

Kebenaran tentang eksistensi menyangkut kebenaran tentang adanya empat tingkat

eksistensi dunia, yaitu: benda, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia. Yang

membedakannya adalah unsure kesadaran yang dimiliki oleh keempat kelompok eksistensi

tersebut. Kebenaran tentang alat maksudnya adalah ketepatan penggunaan alat (tools) yang

dipakai untuk memahami keempat tingkat eksistensi tersebut. Disini hendaknya diterapkan

asas ketepatan (adaequatio). Ada kecendurungan bahwa para ilmuan hanya mengakui

pendakatan ilmiah (pendekatan rasional) sebagia pendekatan tunggal untuk memahami

eksistensi alam semesta, padahal kebenaran ilmiah hanya berlandaskan pada fakta objektif

(fakta yang dapat dibuktikan melalui panca indra).

3
2. 2 HAKIKAT EKSISTENSI (DUNIA/ALAM SEMESTA)

Ada kecenderungan yang disedorkan oleh saintisme modern-yaitu suatu paham yang

sering disebut sebagai materialistik, mekanistik, dan deterministik-yang memandang dunia

fisik/dunia materi sebagai satu-satunya keberadaan yang diakui oleh ilmu pengetahuan.

Alam semesta seolah-olah dianggap sebagai mesin raksasa yang bekerja secara mekanistik.

Alam semesta hanya dilihat sebagi materi/substansi yang terbentang luas dan tak bernyawa,

yang misterinya mampu dipecahkan dengan pendekatan ilmiah dan rasioanal. Namun

Schumacher telah mengingatkan para ilmuan tentamg adanya tingktan-tingkatan eksistensi

alam semesta sebagi berikut:

 Benda, dapat dituliskan ( P )

 Tumbuhan, dapat dituliskan ( P+X )

 Hewan, dapat ditulskan ( P +X+Y)

 Manusia, dapat dituliskan (P+X+Y+Z)

2. 3 HAKIKAT MANUSIA

Stevenson dan Haberman (2001) mengatakan bahwa meski ada begitu banyak hal

yang sangat bergantung pada konsep tentang hakikat manusia, namun terdapat begitu

banyak ketidaksepakatan mengenai apa itu hakikat manusia. Adanya ketidaksepakatan ini

karena banyak pihak hanya melihat hakikat manusia secara sepotong-sepotong tanpa

mendudukannya dalam konteks keseluruhan yang utuh. Karl Marx, misalnya,(dalam

Stevenson dan Haberman,2001) mengatakan hakikat real manusia adalah keseluruhan

hubungan social dengan menolak adanya tuhan dan mengagnggap bawha tiap pribadi adala

produk dari tahapan ekonomis tertentu dari masyarakat manusia tempat manusia itu hidup.

Kecenderungan memahami hakikat manusia secara sepotong-sepotong ini sangat

jelasa terasa bila melihat perkembangan dan aliran dalam psikologi khususnya menyangkut

4
konsepsi-konsepsi psikologis tentang manusia. McDavid dan Harari (dalam Jalaluddin

Rahmat,2001) mengelompakan empat teori psikologi dikaitkan dengan konsepsinya sebgai

berikut:

 Psikoanalisis

 Behaviorisme

 Kognitif

 Humanism

2. 4 HAKIKAT OTAK (BRAIN) DAN KECERDASAN (INTELLIGENCE)

Otak merupakan organ tubuh yang paling kompleks. Otak memiliki kemampuan

yang sangat ;luar biasa, antara lain: memproduksi pikiran-sadar, melakukan pilihan bebas,

menyimpan ingatan, memungkinkan memiliki perasaan, menjembatani kehidupan spiritual

dengan kehidupan materi/fisik, kemampuan perabaan, persentuhan, penglihatan, penciuman,

berbahasa, mengendaliakn berbagai organ tubuh, dan sebaginya.

Menurut Agus Nggermanto (2001), paling tidak ada sembilan subkomponen

didalam otak manusia, yaitu: (1) neocotex (2) corpus callasum,(3)cerebellum,(4) otak

reptile,(5)hippocampus,(6)amigdala,(7) pituitary gland,(8)hypothalamus,dan (9) thalamus.

Gardner (1999) mendefinisikan kecerdasan sebagai potensi biopsikologis untuk

memproses informasi yang dapat diaktifkan dalam suatu latar (setting) kebudayaan untuk

memecahkan masalah atau menciptakan suatu produk-produk bermamfaat dalam suatu

kebudayaan. Pada awalnya ilmuan hanya mengenal kecerdasan tunggal yang disebut

sebagai kecerdasan intelektual (intellectual quotient). Namun belakangan terbukti bahwa

manusia sebenarrnya mempunyai banyak kecerdasan. Gardner pada aawalnya

mengidentifikasi 7 kecerdasan manusia, yaitu: linguistic,logical-mathematical, musical,

bodily-kinesthetical, spatial,interpersonal, dan intrapersonal intelligence.

5
2. 5 HAKIKAT PIKIRAN (MIND) DAN KESADARAN (CONSCIOUSNESS)

Pikiran memegang peranan yang sangat penting dal kehidupan manusia sehingga

Blaise Pasca (dalam Hart,1997) sampai mengatakan:”manusia jelas sekalgi dibuat untuk

berfikir. Di dalamnya terletak semua matabat dan kebajikannya; dan seluruh kewajibannya

adalah berfikir sebagimana seharusnya.”

Drever (dalam Sudibyo, 2001) memberikan batasan mengenai pikiran (mind atau

mental sebagai keseluruhan struktur dan proses-proses kejiwaan-baik ang disadari maupun

tidak disadari-yang merupakan bagian dari psyche yang terorganisir. Jalaluddin Rahmat

(2001) melihat proses berfikir sebagai komunikasi intrapersonal yang meliputi: sensasi,

persepsi, memori, dan berfikir. Sensasi merupakan alat pengindraan melalui panca indra

yang menghubngkan organism (manusia) dengan lingkungan. Persepsi adalah proses

pemberian makna pada sensasi sehingga manusia memperleh pengetahuan yang baru.

Memori adalah proses menyimpan informasi dan dan memanggilnya kembali. Berfikir

adalah mengola informasi dan memanipulasikan informasi untuk memenuhi kebutuhan atau

memberikan respons.

2. 6 TUJUAN DAN MAKNA KEHIDUPAN

Siapapun pasti sependapat dan tidak ada tujuan hidup manusia adalah untuk

memperoleh kebahagian. Bahkan Jalaluddin Rahmat (2004) mengatakan bahwa secara

agama, filsafat, dan ilmu pengetahuan,orang harus memilih hidup bahagia. Dalam

kehidupan sehari-hari, apalagi dalam era dewasa ini yang dipenuhi oleh filsafat materialism,

makin banyak orang yang merasa tidak bahagia. Kebahagiaan seolah-olahh menjadi barang

langka yang sulit dijangkau. Mengapa hal ini terjadi? Hal ini dapat terjadi karena adanya

6
penafsiran atau/ pemahaman tentang cara untuk mencapai kebahagian itu sendiri. Perbedaan

pemahaman tentang hidup ini bergantung pada evolusi kesadaran seseorang.

2. 7 ALAM SEMESTA SEBAGAI SATU KESATUAN SISTEM

Alam semesta beserta isinya sebenarnya merupakan kesatuan sistem.

Pengertian sistem menurut Kamus Bahasa Indonesia karangan Poerwadarminta (1976)

adalah :

a. Sekelompok bagian (alat dan sebagainya) yang bekerja sama untuk melakukan

suatu maksud, misalnya urat syaraf dalam tubuh.

b. Sekelompok pendapat, peristiwa, kepercayaan, dan sebagainya yang disusun

dan diatur dengan baik, misalnya filsafat.

c. Cara (metode) yang teratur untuk melakukan sesuatu, misalnya pengajaran

bahasa.

Jogiyanto (1988) menyebutkan bahwa setiap sistem mempunyai karakteristik

sebagai beriikut :

a. Mempunyai komponen – komponen

b. Ada batas suatu sistem

c. Ada lingkungan luar sistem

d. Ada penghubung

e. Ada masukan, proses, dan keluaran

f. Ada sasarann atau tujuan.

Inti dari pemahaman konsep sistem adalah bahwa setiap elemen saling bekerja

sama, saling mendukung, saling memerlukan, dan saling mempengaruhi satu dengan yang

lain dalam rangka mencapai tujuan keseluruhan sistem. Oleh karena itu, adanya gangguan

pada satu elemen sekecil apapun gangguan tersebut akan mempengaruhipola interaksi

7
denga elemen lainnya. Dan pada akhirnya, hal tersebut akan berpengaruh pada pencapaian

tujuan secara keseluuruhan sebagai satu kesatuan.

2. 8 SPIRITUALITAS DAN ETIKA

Sebenarnya, kajian etika erat kaitannya dengan pengembangan karakter.

Namun pengembanngan karakter harus dilakukan melalui pengembangan keempat

kecerdasan manusia (PQ, IQ, EQ, SQ) secara seimbang dan utuh. Banyak pakar etika yang

masih membedakan antara etika dengan spiritualitas., padahal keduanya mempunyai

hubungan yang sangat erat dan tidak dapat dipilah – pilah. Menurut mereka etika adalah

adat, kebiasaan, ilmu, yang mempelajari hubungan perilaku manusia yang bersifat

horizontal yaitu hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia

denganlembaga/intitusi, manusia dengan alam, dan lembaga dengan lembaga. Sementara itu,

spiritualitas berhubungan dengan perilaku manusia yang bersifat vertikal, dalam arti

hubungan manusia dengan Tuha/ kekuatan tak terbatas. Menurut mereka, spiritulitas bukan

merupakan bidang kajian etika.

Setiap manusia harus menyadari bahwa kesempatan hidup di dunia ini hendaknya

dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mencapai tingkat kesadaran Tuhan. Bila kesadaran

spiritual telah tercapai, maka kesadaran etis dengan sendirinya tercapai. Namun dalam

perjalanan mendaki puncak spiritual ini, syarat mutlak yang harus dipenuhi adalah orang

yang besangkutan harus menjalankan perilaku hidup yang etis dan hidup sesuai dengan

norma – norma moral yang telah diajarkan oleh semua agama. Pada tahap awal, perilaku

etis akan mempengaruhi kesadaran spiritual seseorang. Namun pada langkah – langkah

selanjutnya, kesadaran spiritual akan menentukan tingkat kesadaran etis seseorang.

8
2. 9 CONTOH KASUS

Eksplorasi minyak dan gas (migas) di Jawa

Demi mengejar pendapatan negara, kegiatan eksplorasi migas terus dipacu,

termasuk di Jawa. Di pulau yang memiliki kepadatan penduduk paling tinggi di Indonesia

itu, sedikitnya terdapat sembilan perusahaan yang telah mendapat konsesi untuk

mengeksplorasi minyak bumi. Berbagai kecelakaan juga terjadi diwilayah kegiatan dan

penambangan minyak ini. Dalam kurun waktu 36 tahun terakhir, paling tidak ada delapan

kejadian kecelakaan, yaitu pada tanggal 20 mei 1971, sumur pengeboran minyak pertamina

dikedokan bunder unit III, Cirebon meledak dan menyemburkan minyak bercampur lumpur

sehingga menggenangi daerah sekitar dan sekitar 550 warga diungsikan. Kemudian pada

tanggal 1 september 1984, sumur eksplorasi pertamina di pasir jadi, subang terbakar akibat

kebocoran gas lalu pada 24 oktober 1995, terjadi kebakaran hebat di unit pengolahan IV,

cilavap yang mengakibatkan 590 rumah rusak, 738 sumur tercemar debu tersebar

dikelurahan Lomanis, Donan, dan tambak reja.

Dampak kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan oleh ledakan sumur PT.

Lapindo Brantas tanggal 29 Mei 2006 ternyata sangat parah-bahkan yang terparah dari

seluruh peristiwa yang pernah terjadi. Sampai hari ke 110 sejak lumpur panas tersebut

menyembur tanggal 29 Mei 2006 genangan lumpur telah mecapai wilayah seluas 436 hektar.

9
BAB III

KESIMPULAN

Kebenaran tentang eksistensi menyangkut kebenaran tentang adanya empat tingkat

eksistensi dunia, yaitu: benda, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia. Yang

membedakannya adalah unsure kesadaran yang dimiliki oleh keempat kelompok eksistensi

tersebut. Kebenaran tentang alat maksudnya adalah ketepatan penggunaan alat (tools) yang

dipakai untuk memahami keempat tingkat eksistensi tersebut.

Ada kecenderungan yang disedorkan oleh saintisme modern-yaitu suatu paham yang

sering disebut sebagai materialistik, mekanistik, dan deterministik-yang memandang dunia

fisik/dunia materi sebagai satu-satunya keberadaan yang diakui oleh ilmu pengetahuan.

Kecenderungan memahami hakikat manusia secara sepotong-sepotong ini sangat

jelasa terasa bila melihat perkembangan dan aliran dalam psikologi khususnya menyangkut

konsepsi-konsepsi psikologis tentang manusia.

Otak merupakan organ tubuh yang paling kompleks. Otak memiliki kemampuan yang

sangat ;luar biasa, antara lain: memproduksi pikiran-sadar, melakukan pilihan bebas,

menyimpan ingatan, memungkinkan memiliki perasaan, menjembatani kehidupan spiritual

dengan kehidupan materi/fisik, kemampuan perabaan, persentuhan, penglihatan, penciuman,

berbahasa, mengendaliakn berbagai organ tubuh, dan sebagainya.

10

Anda mungkin juga menyukai