Anda di halaman 1dari 8

MERESUME BAB 1 BUKU ETIKA PROFESI INSINYUR

MANUSIA DAN ALAM SEMESTA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi
Dosen pengampu : M. Fajar Shidiq. ST, M.Eng

Disusun oleh :
Akhmad Baharuddin Basit 6415500012
Ardyan Dwiko Sampurna 6415500016
Azmi Yuliardi 6415500019
Hidayat Fatulloh 6415500039
Nana Muftiyono 6415500073

TM - 8C

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2018
BAB 1

Manusia dan Alam Semesta

Setelah mempelajari bagian ini, mahasiswa diharapkan memahami :

1. Pengertian empat kebenaran menurut E.F. Schumacher.


2. Hakikat manusia dalam empat tingkat eksistensi kehidupan.
3. Manusia danhubungannya dengan kebutuhan, sistem nilai dan hak asasi.
4. Manusia dalam dimensi spiritualitas, etika dan kecerdasan.
5. Manusia dan alam semesta sebagai satu kesatuan sistem.

A. Hakikat Kebenaran
Hakikat Kebenaran Mencari hakikat kebenaran mungkin sering kita
ucapkan, tetapi pada pada kenyataannya susah untuk dilaksanakan.
Pertanyaan-pertanyaan kritis kita di masa kecil, misalnya mengapa sapi
berkaki empat, mengapa terjawab secara baik oleh orang tua kita. Sehingga
"yang memang sudah demikian adanya" (taken /or granted). Banyak para ahli
yang memaparkan ide tentang sudut termasuk kebenaran pandang
membuktikannya.
Oleh karena itu, untuk memahami mengapa berbagai disiplin ilmu dan
teknologi tidak sepenuhnya mampu memahami misteri keberadaan alam
semesta dan dan menjelaskan dapat tidak sepenuhnya lagi memecahkan
berbagai permasalahan dunia saat ini, maka perlu kira renungkan terlebih
dahulu apa yang dinyatakan oleh EF. Schumacher dalam Agoes dan Ardana
(2014:4) sebagai empat kebenaran besar, yaitu:
1. Kebenaran tentang eksistensi (dunia/alam semesta) Kebenaran . tentang.
eksistensi menyangkut kebenaran tentang adanya empat tingkat
eksistensi manusia. Yang membedakannya adalah unsur kesadaran yang
dimiliki oleh keempat kelompok eksistensi tersebut.
2. Kebenaran tentang alat (toos) yang dipakai untuk. dunia. maksudnya
adalah ketepatan penggunaan alat yang dipakai untuk memahami
keempat tingkat eksistensi tersebut.
3. Kebenaran tentang hidup di dunia. Dalam kebenaran tentang hidup di
dunia, djumpai dua corak masalah, yaitu: (a) masalah bertitik temu
(konvergen) yakni sesuatu yang dapat dipecahkan secara menyeluruh;
dan (b) masalah bertitik pisah (divergen) yakni sesuatu yang selalu
berlawanan.

B. Hakikat Manusia
Hakikat berarti kebenaran atau sesuatu yang sebenar-benarnya atau
asal segala sesuatu atau dapat. juga dikatakan bahwa hakikat itu adalah inti
dari segala sesuatu atau yang menjadi jiwa sesuatu. Manusia adalah
makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Tuhan.
Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi
dan tugas mereka sebaga makhluk di muka bumi ini. Jadi hakikat manusia
adalah kebenaran atas diri manusia itu sendiri sebagai makhluk yang
diciptakan oleh. Tuhan. Disimpulkan bahwa manusia merupakan hewan.
yang berpikir karena memiliki nalar intelektual. Dengan nalar intelektual
itulah manusia dapat berpikir. menganalisis, memperkirakan,
menyimpulkan, membandingkan, dan sebagainya. Nalar intelektual ini pula
yang membuat manusia dapat membedakan antara yang baik dan yang jelek,
antara yang salah dan yang benar.
Stevenson dan Haberman (2001) dalam Agoes dan benar Ardana
(2014:6-7) mengatakan bahwa meski ada begitu hakikat manusia, namun
terdapat begitu banyak. ketidaksepakatan mengenai apa itu hakikat
manusid. Adanya ketidaksepakatan ini karena banyak pihak hanya melihat
hakikat manusia secara sepotong-sepotong tanpa mendudukkannya dalam
konteks keseluruhan yang utuh.
Untuk memahami hakikat manusia secara utuh, ada baiknya kembali
memahami pendapat Schumacher dalam Agoes dan Ardana (2014:7)
tentang empat tingkat eksistensi kehidupan, yang terdiri atas benda
(P_unsur materi), tumbuhtumbuhan (P +unsur hidup X), hewan (P+ x+
unsur kesadaran Y) dan manusia (PXY+ unsur kesadaran diri Z). Manusia
merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang menduduki tingkat eksistensi
tertinggi karena memidki semua unsur (P, X, Y) yang dimiliki oleh tingkat
memilik unsur Z yang tidak ada pada tingkat eksistensi yang lebih rendah.

Senada dengan Schumacher, Bertens (2013:11) mempunyai


kesadaran moral. Moralitas merupakan suatu ciri khas manusia yang tidak
dapat ditemukan pada ada kesadaran tentang baik dan buruk, tentang yang
boleh dan yang diarang, tentang yang harus dilakukan.

Lebih lanjut, Steiner (1999) dalam Agoes dan Ardana (2014:7)


melihat hakikat manusia berdasarkan lapisan- atu kesatuan. Lapisan energi
tersebut adalah: (1) badan isik (physical body): (2) badan eterik (etheric
body) (3) adan astral (astral body); (4) badan ego (consciousness ody: (5)
manas (spirit self: (6) buddhi (life spirit): dan (7) tma (spirit man).

Dengan demikian, manusia merupakan makhluk iptaan Tuhan yang


paling sempurna karena dilengkapi leh penciptanya dengan akal, perasaan
dan kehendak. kal merupakan alat untuk berpikir dan dengan akal anusia
menilai mana yang benar dan mana yang salah ebagai sumber nilai
kebenaran. Perasaan adalah alat ntuk menyatakan keindahan sebagai
sumber seni dan. engan perasaan manusia menilai mana yang indah dan. ang
tidak indah sebagai sumber nilai keindahan. edangkan kehendak adalah alat
untuk menyatakan. pilihan, sebagai sumber kebaikan dan dengan kehendak
manusia dapat menilai mana yang baik dan yang tidak baik Sebagai sumber
nilai moral.

C. Manusia dan Kebutuhan


Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan
oleh manusia dalam mempertahankan. bertujuan untuk mempertahankan
kehidupan kesehatan. Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow
dalam Teori Hirarki Kebutuhan menyatakan. bahwa setiap manusia
memiliki lima kebutuhan dasar yaitu fisiologis (makan dan minum),
keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri.
Oleh karena itu, sebagai makhluk yang berbudaya manusia
mempunyai kebutuhan. Kebutuhan adalah segala yang diperlukan manusia
untuk menyempurnakan kehidupannya.
D. Manusia dan Sistem Nilai
Manusia dan Sistem Nilai selalu sebagai makhluk berbudaya
Manusia melakukan penilaian terhadap keadaan yang dialaminya. Menilai
berarti memberi pertimbangan untuk menentukan sesuatu itu benar atau
salah, baik atau buruk, indah atau. jelek dan sebagainya. Hasil penilaian
tersebut disebut nilai. Manusia cenderung menghendaki nilai kebenaran.
nilai kebaikan, nilai keindahan karena berguna bagi kehidupan manusia.
Nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat membentuk sistem nilai yang
berfungsi sebagai pedoman dan acuan perilaku.
Terkait dengan sistem, Jogiyanto (1988) dalam Agoes dan Ardana
(2014:18) menyebutkan bahwa setiap sistem mempunyai karakteristik
sebagai berikut :
1. Mempunyai komponen-komponen (components/sub systems).
2. Ada batas suatu sistem (boundaris).
3. Ada lingkungan luar sistem (environment).
4. Ada penghubung (interface).
5. Ada masukan (input) proses (process), dan keluaran (output).
6. Ada sasaran (objectives) atau tujuan (goal).

Inti dari pemahaman konsep sistem adalah bahwa setiap elemen


(bagian, unsur, sub sistem) saling bekedja mempengaruhi satu dengan
lainnya dalam kerangka.

Theo Huijbers (1995) dalam Muhammad (2006:8-10) nembedakan


antara dua jenis hak yang terdapat pada nanusia, yaitu: (1) hak manusia
(human rights), dan (2) hak indang-undang (legal rights).
1. Hak Manusia
Hak manusia adalah hak yang dianggap melekat pada setiap
manusia sebab berkaitan dengan realitas hidup manusia sendiri. Hak
tersebut disebut hak manusia karena manusia harus dinilai menurut
martabatnya. Hak manusia tidak dapat direbut atau dicabut karena
sudah ada sejak manusia itu ada, tidak dari bergantung persetujuan
orang, merupakan bagian dari eksistensi manusia di dunia. Jadi hak
manusia mempunyai sifat dasar sehingga disebut juga hak asasi
manusia.
Terkait dengan hak asasi manusia, maka rumusan terpenting hak
asasi manusia adalah:
a. Magna Charta dimana manusia berhak menghadap pengadilan
(1215).
b. The Virginid Bill of Rights dimana manusia berhak atas life, liberty,
the pursuit of happiness (1776).

Hak asasi manusia Cbag atas hak dul dan sos a Hak asas yang melekat
pada perkembangan hidup. Hak asasi yang melekat pada. rbac oribadi
manusia sebagai makhluk sosial terdiri atas hak ekonomi, sosial dan
kutural.

2. Hak Undang-undang
Hak undangundang yang dimaksudkan dsini adalah hak yang melekat
pada manusia karena diberkan oleh undang-undang. Hak tersebut tidak
angsung berhubungan dengan martabat manusia. melainkan karena
tertampung daam undang undang. Karena dberikan oleh undang-undang
maka pelanggaran hak undang-undang dapat dituntut di depan pengadian
berdasarkan undang undang. Hak yang diberikan undang-undang antara ain
misalnya: (a) menjadi PNS atau anggota ABRI: (b memilh dan dipih dalam
pemilu; (C) pensiun ha tua, (d) santunan asuransi kecelakaan, dan (e) upa
layak dalam hubungan kerja.
E. Manusia, Spiritualitas, dan Etika
Pradiansyah (2015:145-146) mengemukkan bahwa inti dari setiap manusia
teretak pada spintualtasns, pada rohnya. Bukankah kita ini sebenarnya
adalah makhluk Spiritualitas yang paling dalam adalah pengakuan akan
adanya kekuatan yang luar biasa diluar kita yang kita sebut sebagai Tuhan.

F. Manusia dan Kecerdasan Emosional


Untuk sukses itu tidak cukup hanya dengan memiliki kemampuan
teknis dan IQ (Intelligence quotiens) yang tinggi, kecerdasan emosional itu
juga dibutuhkan. Seseorang dengan banyak keahlian teknis, profesional atau
spesialis itu dipromosikan untuk mengatur sebuah tugas menejerial tapi
gagal. Ini mungkin sebagian karena ketidak mampuan dalam hal
merencanakan, mengorganisir, dan mengontrol penggunaan sumber daya.
Terkait dengan kecerdasan emosional, Sudaryono (2015:337)
menyatakan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan
emosional dapat disintesiskan menjadi dua faktor. Pertama adalah faktor
internal, yaitu apa yang ada didalam individu yang mempengaruhi
kecerdasan emosionalnya. Kedua adalah faktor eksternal, yaitu stimulus dan
lingkungan dimana kecerdasan emosional berlangsung.

G. Alam Semesta sebagai Satu Kesatuan Sistem


Dalam wikipedia indonesia, alam (dalam artian luas memiliki makna
yang setara dengan dunia alam, dunia fisik, atau dunia materi) mengacu
kepada fenomena dunia fisik dan juga kehidupan secara umum. Studi
tentang alam adalah bagian besar dari ilmu pengetahuan. Meskipun manusia
adalah bagian dari alam, kegiatan manusia sering dipahami sebagai kategori
terpisah dari fenomena alam lainnya.
Kata alam merupakan terjemahan dari bahasa inggris “nature” yang
berasal dari kata latin natura atau kualitas esensial, disposisi bawaan, dan
pada zaman duhulu, secara hafiah berarti kelahiran. Natura adalah
terjemahan latin dari kata Yunani physis, yang awalnya terkait dengan
karakteristik bawaan yang dimiliki tanaman, hewan, dan sebagai fitur lain
di dunia.
Hubungan manusia dan alam semesta merupakan satu kesatuan
sistem yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Manusia sebagai
makhluk hidup tentu untuk mempertahankan hidupnya pastilah
membutuhkan alam semesta sebagai tempat untuk hidup. Akan tetapi
disamping itu, alam semesta akan dapat terjamin kelangsungan dan
kelestariannya sangat tergantung manusia. Dalam konteks ini disebut
dengan simbiosis mutualisme bahwa antara manusia dan alam semesta
memiliki ketergantungan satu sama lain.

Anda mungkin juga menyukai