PROYEK AKHIR
Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Teknik
Disusun oleh :
Wisnu Abi Akbar
12509134011
i
ii
iii
iv
MOTTO
“Tidak ada hal sia-sia dalam belajar karena ilmu akan selalu bermanfaat
pada waktunya”
v
PENGUJIAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTALITE PADA
SUPRA X 125 – EFI TERHADAP PERFORMA MESIN DAN EMISI GAS
BUANG
Oleh :
Wisnu Abi Akbar
12509134011
ABSTRAK
Proyek Akhir pengujian bahan bakar premium dan pertalite pada SUPRA
X 125 – EFI terhadap performa mesin dan emisi gas buang ini bertujuan untuk :
(1) mengetahui proses pelaksanaan pengujian performa mesin dan emisi gas
buang; (2) mengetahui perbedaan performa mesin yang dihasilkan pada
penggunaan bahan bakar premium dan pertalite; (3) mengetahui perbedaan emisi
gas buang yang dikeluarkan pada penggunaan bahan bakar premuim dan pertalite.
Pengujian ini dilakukan pada sepeda motor dengan penggunaan bahan
bakar premium dan pertalite. Pengujian ini meliputi pengujian perfoma mesin
menggunakan alat Dynamometer yang digunakan untuk mengetahui besar torsi
serta daya dan pengujian emisi gas buang menggunakan alat Gas Analyzer untuk
mengetahui kadar CO, CO2, serta HC. Kemudian dalam metode pengambilan data
pengujian performa, diambil data terbaik sebanyak satu sample. Setelah
melakukan pengujian, dilakukan proses pengolahan data dari masing-masing
sample tersebut dengan membandingkan untuk mencari daya dan torsi yang lebih
besar pada penggunaan premium atau pertalite. Perbandingan terhadap spesifikasi
juga dilakukan untuk melihat sudah atau belum tercapainya daya dan torsi
maksimal pada penggunaan masing-masing bahan bakar. Sedangkan pada
pengambilan data pengujian emisi gas buang, dilakukan lima kali pengujian
kemudian dicari rata-ratanya. Kemudian dilakukan pengolahan data dengan
mencari data reratanya. Selanjutnya data tersebut dibandingkan untuk mengetahui
premium atau pertalite yang memiliki emisi gas buang yang lebih baik. Kemudian
dilihat dengan ambang batas emisi gas buang yang ada di Indonesia didapatkan
memenuhi tidaknya emisi gas buang tersebut.
Hasil pengujian sebagai berikut : (1) Proses pengujian performa mesin dan
emisi gas buang berjalan dengan baik yang meliputi persiapan kendaraan uji,
persiapan alat uji, dan pelaksanaan pengujian. (2) Terdapat perbedaan performa
mesin yang dihasilkan pada penggunaan bahan bakar premium dan pertalite.
Performa mesin pada penggunaan bahan bakar pertalite lebih baik dari premuim
dengan ditunjukan selisih daya sebesar 0.202 PS dan selisih torsi 0.001 kgf.m. (3)
Terdapat perbedaan hasil emisi gas buang pada penggunaan premium dan
pertalite. Emisi gas buang premium dan pertalite masih dalam ambang batas yang
ditetapkan. Pada premium dihasilkan kadar CO sebesar 2.535%, CO2 12.02%, dan
HC 693.75 ppm. Sedangkan pada pertalite dihasilkan kadar CO sebesar 2.610%,
CO2 12.04%, dan HC 621.50 ppm.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas rahmat, nikmat dan hidayah Allah yang maha pengasih
dan penyayang, sehingga laporan proyek akhir yang berjudul “Pengujian Bahan
Bakar Premium dan Pertalite Pada Supra X 125-EFI Terhadap Performa Mesin
bantuan maupun dukungan dari beberapa pihak yang telah membantu secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
1. Bapak Dr. Zainal Arifin, M.T, selaku pembimbing Proyek Akhir dan
4. Orang Tua yang selalu memberikan doa, dukungan, dan semangat untuk
vii
5. Teman-teman kelas B Teknik Otomotif 2012 yang tidak dapat disebutkan
6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
kemampuan yang ada. Oleh karena itu penulis mengharapkan agar para pembaca
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
ix
1. Torsi ......................................................................................... 19
2. Daya mesin ............................................................................... 23
E. Pengaruh Jenis Bahan Bakar Pada Performa Mesin ...................... 28
F. Emisi Gas Buang ............................................................................. 30
G. Baku Mutu Gas Buang Kendaraan Bermotor ................................. 41
H. Pengujian Emisi Gas Buang ............................................................ 45
A. Kesimpulan .................................................................................... 84
B. Keterbatasan Alat dan Area Pengujian .......................................... 85
C. Saran ............................................................................................... 85
LAMPIRAN .............................................................................................. 88
x
DAFTAR TABEL
Halaman
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 07. Prinsip Pengukuran Nondispersive Infra Red Gas Analyzer ... 49
xii
Gambar 24. Menu Gas Analyzer ................................................................ 72
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 09. Dokumen Hasil Pengujian Emisi Gas Buang Premium ...... 97
Lampiran 10. Dokumen Hasil Pengujian Emisi Gas Buang Pertalite ........ 98
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mendapatkan performa mesin yang tinggi, irit bahan bakar, dan rendah
emisi. Sekarang ini banyak jenis bahan bakar yang dihasilkan oleh
bakar afture untuk kendaraan pesawat terbang, bahan bakar bensin untuk
mengalami kenaikan harga. Hal ini dikarenakan harga indeks pasar dunia
untuk gasoline dan gasoil serta nilai kurs dolar Amerika Serikat terhadap
1
2
hingga akhir Maret 2015 yang berdampak pada pergerakan harga BBM.
Kebutuhan bbm dalam negeri yang besar belum bisa sepenuhnya tercukupi
oleh produksi dalam negeri sehingga harus mengimpor bbm. Untuk itu
Bahan bakar itu adalah Pertalite. Pertalite merupakan bahan bakar yang
memiliki nilai oktan diatas premium yaiu 90. Menurut Ketua Himpunan
menjadi ringan, lebih bersih, dan lebih murah daripada Pertamax RON 92.
Peluncuran varian bensin baru ini dimulai pada awal Mei 2015 di Jakarta,
- Bensin pertalite lebih bersih karena tidak ada kandungan mangan atau
besi, tidak ada kandungan timbal, kandungan sulfur yang hanya 188.
yang lebih baik dari penggunaan premium, lebih irit dan ramah
lingkungan.
3
bahan bakar baru ini belum pernah dilakukan. Data yang mengacu pada
bahan bakar baru ini untuk mengetahui besarnya torsi dan daya yang
perlu dilakukan pengujian terhadap bahan bakar baru ini yaitu pertalite
B. Identifikasi Masalah
yang lebih.
akan diganti oleh bahan bakar non timbal yaitu pertalite untuk
C. Batasan Masalah
performa mesin, berupa torsi, power, dan emisi gas buang pada Honda
D. Rumusan masalah
performa kendaraan?
E. Tujuan
berikut :
5
dan pertalite.
F. Manfaat
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
G. Keaslian gagasan
Gagasan dari tugas akhir ini berawal dari munculnya bahan bakar
yang ada. Dengan adanya pertalite ini maka diharapkan semua masyarakat
yang 90, lebih bersih karena tidak mengandung timbal dan kadar sulfur
pemakaian pertalite ini untuk kendaraan bermotor roda dua yang sekaligus
menjadi tugas akhir. Dari pengujian yang didapat nantinya dapat dilihat
seberapa besar performa yang dihasilkan dan seberapa besar emisi yang
ini difokuskan pada pengujian bahan bakar premium dan pertalite terhadap
performa dan emisi gas buang yang dihasilkan. Dalam proses pengujian perlu
bahan bakar pertalite, performa kendaraan yang meliputi torsi dan daya, emisi
gas buang dan beberapa tori tambahan lainnya yang mendukung agar tidak
Berikut ini tinjauan tentang teori dan konsep yang mendasari pengujian.
A. Minyak Bumi
bumi juga dikenal sebagi bahan bakar fosil selain batubara dan gas alam.
usul minyak bumi dan gas alam diduga dari sisa-sisa hewan dan
7
8
pada batuan yang berpori. Hal ini menunjukan bahwa minyak bumi
sederhana ialah benzena yang terdiri dari sebuah cincin dasar yang
molekul cincin tunggal dan CnH2n-12 untuk molekul cincin ganda dan
beraroma.
hidrokarbon C6 hingga C10 dari alkana rantai normal dan bercabang serta
Minyak batu bara dan minyak alam adalah bahan bakar yang
tumbuhan laut yang tenggelam didasar laut dan dilapisi lumpur. Proses
yang sedemikian itu berjalan dari waktu ke waktu mengalami tekanan dan
panas bumi selama jutaan tahun. Secara perlahan berunah menjadi lapisan
1. Carbon (C) : 83 - 67 %
2. Hidrogen (H) : 11 - 14 %
6. Metal : 0 - 0.2 %
2. Jenis Olefin atau jenis Ethylene (CnH2n) terdiri dari senyawa tidak
jenuh, mudah bereaksi dengan gas chloor, asam klorida, dan asam
perengkahan (cracking).
diofelin ini tidak tedapat dalam minyak bumi, hanya ada pada
karakteristik atau sifat-sifat yang beda satu sama lain. Karakter inilah
bilangan setana.
desain material peralatan dan jenis prosesnya dan hasil yang diharapkan.
Karena minyak bumi memiliki jenis yang berbeda-beda maka hasil yang
maka dicampur atau ditambah zat kimia yang dapat meningkatkan angka
buthyl ester).
berikut :
1. Premium
Bahan bakar ini juga sering disebut sebagai gasoline atau petrol
Kelemahan premium :
14
pistonnya.
d. Dari segi polusi yang dihasilkan, gas yang dihasilkan dari reaksi
2. Pertalite
BBM dengan kualitas diatas Premium, tetapi dengan harga yang lebih
kompresi 9,1 sampai 10,1 dan mobil keluaran tahun 2000 keatas,
Nafta adalah material yang memiliki titik didih antara gasoline dan
b. Pelarut karet
berangka oktan tinggi (daya bakar lebih sempurna dan instant cepat),
oktan diatas 92, bahkan ada yang 95, sampai 98 lebih. Kebanyakan
merupakan hasil olah lanjut Naphtha jadi ber-angka oktan tinggi atau
D. Performa Kendaraan
besar torsi dan tenaga. Torsi dan tenaga ini yang nantinya mampu
titik lainnya. Hal ini juga tidak lepas dari peran power train yang
merupakan salah satu sistem dalam suatu kendaraan. Power Train inilah
transmisi.
diam hingga sebuah kendaraan itu berjalan, ini erat kaitannya dengan
kendaraan itu mencapai suatu kecepatan tertentu. Power ini erat kaitannya
1. Torsi
T=Fxb
Dimana :
porosnya dan benda akan berhenti apabila usaha melawan torsi dengan
oleh torsi dari crackshaft. Semakin banyak jumlah gigi pada roda gigi,
separuhnya.
(Jalius Jama:2008)
dengan jarak dari crackshaft ke crack pin, ini berarti separuh dari
yang akan mendorong piston kebawah. Oleh karena itu torsi (T)
dalam data spesifikasi teknik, buku pedoman servis, atau dalam brosur
(Jurnal FTUMJ:2015)
alat yang dinamakan Dinamometer. Prinsip kerja dari alat ini adalah
mendekati 0 rpm. Beban ini nilainya adalah sama dengan torsi poros.
Dari gambar diatas dapat dilihat pengukuran torsi pada poros (rotor)
w.
22
dinamometer. Untuk mengukur torsi pada poros mesin diberi rem yang
T = w x b (Nm)
Dengan :
w = beban (N)
waktunya adalah yang disebut daya mesin. Kalau energi yang diukur
Satuan tenaga
persatuan waktu.
2π. rN
24
Q =
= 2π. N T
bakar yang dilihat dari putaran mesin. Dengan kata lain pada
singkatnya mesin ini cocok untuk kendaraan jalan raya. Dan jika
puncak kurva torsinya lebih sempit dan terjadi saat putaran yang
lebih tinggi, mesin ini bertipe mesin putaran tinggi dan sangat
udara di dalam mesin, sehingga motor bensin disebut juga sebagai motor
sebagai fluida kerja. Prinsip kerja dari motor bensin adalah berdasar siklus
udara pada volume konstan (Otto cycle) atau biasa disebut siklus ideal
motor bensin. Pada langkah kompresi tekanan dan suhu campuran bahan
bakar dan udara di dalam silinder mesin menaik. Pada suatu suhu
percikan api dari busi, sehingga dihasilkan panas dan tekanan. Apabila
mesin, campuran udara dan bensin (dalam bentuk gas) ditekan oleh piston
sampai dengan volume yang sangat kecil dan kemudian dibakar oleh
perckan api yang dihasilkan oleh busi. Karena besarnya tekanan ini,
campuran udara dan bensin juga bisa terbakar secara spontan sebelum
percikan api dari busi keluar. Semakin tinggi angka oktan, semakin besar
tekanan yang dibutuhkan bahan bakar untuk terbakar. Jika bahan bakar
bahan bakar bisa meledak atau menyebabkan ketukan hebat yang bisa
merusak mesin.
titik bakarnya lebih tinggi akan berakibat bensin lebih sulit menguap atau
penguapan rendah. Bensin yang gagal terbakar akibat oktan terlalu rendah
adalah rasio antara volume silinder dan ruang bakar ketika piston berada
dititik mati bawah dan volume ruang bakar saat piston berada dititik mati
atas. Semakin tinggi nilai rasio kompresi akan semakin bagus karena
pemampatan campuran bahan bakar dan udara yang semakin kuat akan
juga dengan suhu yang lebih tinggi. Semakin tinggi nilai oktan, maka
beroktan rendah, maka akan meledak terlebih dahulu karena panas mesin,
kendaraan baik itu kendaraan beroda, kapal atau perahu, dan pesawat
terbang yang menggunakan bahan bakar. Emisi gas buang menjadi salah
31
satu penyebab terjadinya efek rumah kaca dan pemanasan global. Proses
kondisi mengemudi, jenis mesin, dan alat pengendali emisi bahan bakar.
(Nox), sulfur (Sox), dan pertikulat debu termasuk timbal (PB). Bahan
karena terjadinya suatu reaksi, misalnya dengan sinar matahari dan uap air
kendaraan yang ketat, ada 5 unsur dalam gas buang kendaraaan yang akan
diukur yaitu senyawa HC, CO, CO2, O2, dan senyawa Nox. Sedangkan
32
mengukur 4 unsur dalam gas buang yaitu senyawa HC, CO,CO2, dan O2.
tepat dan didukung oleh desain ruang bakar mesin yang sudah
mendekati ideal tetap saja sebagian dari bensin seolah-olah tetap dapat
kurang tidak sesuai yaitu campuran terlalu kaya atau bensin tidak
rendah.
AFR berada di angka ideal, emisi CO2 berkisar antara 12% sampai
15%. Apabila AFR terlalu kurus atau telalu kaya, maka emisi CO2
akan turun secara drastis. Apabila CO2 berada dibawah 12%, maka
kita harus malihat emisi lainnya yang menunjukan apakah AFR terlalu
kaya atau terlalu kurus. Apabila CO2 terlalu rendah tapi CO dan HC
4. Partikulat
yang amat stabil yang tidak akan berikatan dengan unsur lain. Tetapi
dalam kondisi suhu tinggi dan tekanan tingggi dalam ruang bakar,
Senyawa NOx sangat tidak stabil dan bila terlepas keudara bebas akan
berbahaya karean senyawa ini amat beracun dan bila terkena air akan
kontrol secara tepat terhadap AFR dan suhu ruang bakar juga dijaga
agar tidak terlalu tinggi baik dengan EGR maupun long valve overlap.
35
1) Motor bensin
72% N2, 18.1% CO2, 8.2% H2O, 1.2% gas Aragon (gas mulia),
1.1% O2, dan 1.1% gas beracun. Gas beracun yang terdiri dari
0.13% Nox, 0.09% HC, dan 0.9% CO. Selain dari gas buang,
2) Motor diesel
menyatu. Dua fase tersebut yaitu fase padat yang terdiri dari
1) CO (Karbon Monoksida)
ATM °C) adalah 0.967. didalam udara bila diberikan api akan
2) HC (Hydro Karbon)
3) Nox
Zat gas ini tidak berwarna tidak berbau, sukar dalam air.
Jika diudara, gas ini akan menjadi NO2 yang berwarna agak
buang dari mobil, gas dari pabrik kimia, serta gas yang timbul
4) Partikulat
mgr/m3.
41
kehamilan.
sumber bergerak dan sebagi upaya penegak hukum, maka bebrapa negara
1.200 ppm.
Langit Biru”.
Bermotor).
44
Parameter
Tahun CO Metode
Kategori pembuatan HC Opasitas uji
(%)
(ppm) (% HSU)
Catatan:
“M, N dan O”
dalam satuan PPM (part per milion). Pengujian yang umum dilakukan
46
sebagai bagian untuk menguji karakteristik mesin dan uji type pada
1. Metode Orsat
analisis emisi gas buang berupa CO2, CO, dan O2. Metode ini
masing gas. Pada pengujian ini terdapat refence cell yang akan terisi
lainnya.
KONSEP PENGUJIAN
premium dan pertalite terhadap performa mesin dan emisi gas buang pada Honda
Supra X 125 EFI. Dalam pengujian ini dipertimbangkan beberapa hal diantaranya
kebutuhan alat dan bahan, konsep pengujian, dan metode pengambilan data.
A. Analisis Kebutuhan
Pengujian bahan bakar ini dilakukan pada sepada motor dengan dua jenis
bahan bakar yang di uji secara bergantian. Pengujian ini mengukur performa
dan emisi gas buang yang dihasilkan pada kendaraan tersebut. Untuk uji
performa, acuan yang diukur berupa besarnya torsi dan daya yang dihasilkan.
Sedangkan untuk uji emisi, acuan yang diukur berupa λ gas CO2, CO, O2, dan
HC. Pengujian performa dilakukan di Dynotest Moto Tech Ring Road Timur.
proses pengujian. Saat penyediaan alat juga harus dicermati secara baik,
karena kondisi alat yang digunakan harus memenuhi syarat dan layak
48
49
C. Konsep Pengujian
Proses pengujian ini melalui dua jalur pengujian. Pengujian pertama yaitu
kedua yaitu untuk mengetahui emisi gas buang yang dihasilkan dari
Group Spesifikasi
Dimensi (P x L x T) 1.932 x 711 x 1092 mm
Jarak sumbu roda 1.258 mm
Dimensi Jarak terendah ke 135 mm
tanah
Berat kosong
Rangka 107 kg
Suspensi depan Tulang punggung
Suspensi belakang Teleskopik
Ukuran ban depan Lengan ayun dan peredam
kejut ganda
Rangka Ukuran ban belakang 70/90 – 17 M/C 38P
Rem depan 80/90 – 17 M/C 44P
Cakram hidrolik dengan
Rem belakang
piston tunggal
Cakram hidrolik dengan
Sistem pengereman
piston tunggal
51
1. Pengujian Performa
torsi dan daya yang dihasilkan dari kendaraan antara yang menggunakan
bahan bakar premium dan pertalite. Kedua bahan bakar tersebut nantinya
akan diuji pada sepeda motor Supra X 125 – EFI yang saling bergantian.
sebagai berikut :
53
Spesification
Measurement item Speed, rpm, acceleration, torque,
gear ratio, power, full
computerized control, full
parameter graph.
Data transfer RS 232 – USB
Maximum torque 50
Maximum rpm 20.000 rpm
Maximum power 50 Hp
Maximum speed 350 km/hour
Rpm measurement system Induction
Torque measurement system Load cell
Break type Mechanical disk
Break control Pneumatic 4 bar
Roll road diameter 10 inches
Weight 60 kg
Equipment pre install Plug n play
Display chart User friendly
Design Portable moving
Power supply 220 volt / 40 watt
Dimention 200 x 75 x 30 cm
Optional Notebook – Printer
bervariasi dan memberi beban pada mesin tersebut pada tingkatan torsi
kecepatan.
54
Keterangan :
pada stator. Karena gesekan yang timbul, maka haya yang terjadi
Momen liar yang dihasilkan dari pembacaan W pada timbangan (C) dan
maka kerja permenit harus sama dengan 2π.W.L.n harga ini merupakan
suatu daya karena menurut definisi daya dibatasi oleh waktu kecepatan
(Wc = 0). Gaya pada skala timbangan (W) terjadi karena berat lengan
dan berat yang tidak seimbang itu disebut TARE dynamometer. Tare ini
timbangan.
1) Alat uji harus mampu mengukur torsi dan daya secara terus
uji.
terjadi kebakaran.
4) Body samping kanan dan kiri harus dicopot, guna untuk memasang
belt dynamometer.
besar emisi gas yang dikeluarkan knalpot pada sepeda motor Supra X
125- EFI yang berbahan bakar premium dan pertalite. Nantinya pengujian
Untuk mengukur gas yang terkandung dalam emisi gas buang yang
Gas analyzer ini akan mengukur konsentrasi gas-gas pada emisi gas
kendaraan yang akan diuji pada bagian Piping Gas Hand Mounth di alat
Gas analyzer ini dapat mengukur beberapa parameter emisi gas buang
monoksida (CO2), dan oksigen (O2) yang terkandung dalam gas buang
pada saat posisi idle. Nilai lamba atau perbandingan campuran bahan
bakar udara ikut serta muncul dalam hasil pengukuran Gas analyzer
dengan menginjeksikan gas standar (zero dan span gas) yang sudah
59
5) Alat uji haris sudah dikalibrasi nol baik secara manual maupun
otomatis.
60
antara yang menggunakan bahan bakar premium dan pertalite pada Honda
Supra X 125-EFI.
Untuk pengambilan data uji performa kendaraan dilakukan 2 kali uji yang
kemudian diambil hasil rata-ratanya, sedangkan untuk data uji emisi gas
gas buang yang dihasilkan kendaraan antara yang menggunakan bahan bakar
61
adalah besar torsi dan besar daya yang dihasilkan di rpm tertentu.
ringkasan berdasarkan kelompok data mentah dan bagian yang amat penting
dalam metode ilmiah. Dengan pengolahan data, data tersebut dapat diberi arti
dan makna yang berguna dalam pemecahan masalah penelitian. Data mentah
uji yang nantinya akan diambil data yang terbaik yaitu data yang menunjukan
tersebut. Dari data tersebut diambil 1 atau 2 data terbaik yang selanjutnya
percobaan uji yang nantinya akan diambil reratanya. Pengolahan data tersebut
untuk gas CO 4,5% dan gas HC 2000 ppm dengan metode uji pada putaran
idle.
F. Pengambilan Kesimpulan Data
1. Performa Kendaraan
terutama pada torsi maksimal dirpm tertentu dan pada daya maksimal
Bila data hasil pengujian telah mendekati atau melampaui hasil pada
pada tabel baku mutu emisi kendaraan bermotor yang terdapat pada Bab
maksimal adalah 4,5% dan HC sebesar 2000 ppm. Ini berlaku untuk
pengujian yang telah diperoleh dapat ditarik kesimpulan bahwa emisi gas
pertalite dalam ambang batas yang diijinkan bila kadar CO tidak melebihi
G. Jadwal Kegiatan
proses pengujian bahan bakar premium dan pertalite pada Honda Supra X
125-EFI terhadap performa dan emisi gas buang kendaraan yang meliputi
persiapan alat dan bahan, pengujian, dan analisis data. Jadawal kegiatan ini
dibuat sebagai acuan agar proses pengerjaan sesuai dengan target yang
Waktu
Agustus September
No. Kegiatan Oktober 2015
2015 2015
3 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan proposal
2 Persiapan alat dan
bahan
3 Pengujian kendaraan
4 Analisis data
5 Penulisan laporan,
bimbingan, dan revisi
6 Ujian dan penilaian
proyek akhir
H. Rencana anggaran
terlebih dahulu dan menghitung biaya yang akan dikeluarkan untuk proses
65
pengujianya :
Harga
No. Alat dan Bahan Banyaknya Jumlah
satuan
1 Bahan bakar 2 liter Rp 6550,- Rp 13100,-
premium /liter
2 Bahan bakar 2 liter Rp 6900,- Rp 13800,-
pertalite /liter
3 Pengujian Dynotest 2x pengujian Rp 70.000,- Rp 140000,-
Jumlah Rp 166900,-
BAB IV
A. Proses Pengujian
minyak yaitu premium dan pertalite yang digunakan pada motor Honda
dan emisi gas buang pada masing-masing bahan bakar minyak tersebut.
2. Proses pengujian
66
67
performa mesin dan emisi gas buang yang dihasilkan kendaraa. Yang
premium :
Proses pengujian emisi gas buang ini menggunakan alat uji Gas
keadaan N (netral).
berikut:
72
HP. Maka perlu dilakukan konversi satuan agar sama pada satuan yang
= 12.9 x 1.01
= 13.029 PS
= 13.1 x 1.01
= 13.231 PS
= 13.67 / 9.8067
= 1.394 kgf.m
= 13.66 / 9.8067
= 1.393 kgf.m
C. Pembahasan
Tekanan ban harus sesuai dengan tekanan ban yang dianjurkan, hal
Dalam proses pengujian emisi gas buang yang menggunakan alat Gas
mesin dilakukan sekitar 3-5 menit agar mencapai suhu kerja mesin.
diuji.
78
a. Daya
b. Torsi
bakar beroktan lebih kecil titik panas menjadi lebih kecil. Hal ini
daya.
putaran 7500 rpm. Besar torsi maksimal pada penggunaan bahan bakar
80
spesifikasi. Hal ini disebabkan karena selisih perbedaan pada rpm yang
dicapai baik pada daya dan torsi. Untuk memperoleh daya maksimal
yang dihasilkan, premium dan pertalite rpm yang perlu dicapai berkisar
bahan timbal, selain itu sudah terdapat katalis pada knalpot yang
81
kesehatan manusia.
dari hasil rata-rata. Selisih antara gas CO2 dari kedua bahan bakar
CO2 pada pertalite sedikit lebih tinggi dari premium. Hal ini
selain itu sudah terdapat katalis pada knalpot yang berfungsi untuk
6. Perbandingan emisi gas buang antara bahan bakar dan ambang batas
emisi
2010 ambang batas yang diijinkan untuk emisi gas buang CO sebesar
4.5% dan gas HC 2000ppm dengan metode uji pada putaran idle.
Untuk gas CO2 tidak ambang batas yang mengaturnya. Dari rata-rata
Selain itu kadar CO2 yang dihasilkan pada premium lebih rendah
Dari hasil data diatas maka dapat dinyatakan bahwa emisi yang
tersebut masih dalam ambang batas yang diijinkan. Hal ini dikarenakan
83
masih bagus.
lebah yang dibuat dari logam platinum atau paladium yang disatukan
A. Kesimpulan
Premium dan Pertalite pada Suprax 125-EFI terhadap Performa Mesin dan
sebagai berikut :
terhadap performa dan emisi gas buang berjalan dengan baik. Hal ini
baik dari premium pada daya dan torsi. Hal ini ditunjukkan pada hasil
selisih daya sebesar 0.202 PS dan selisih torsi 0.001 kgf.m. Sedangkan
84
85
CO2 12.04%, dan HC 621.50 ppm. Dengan data tersebut emisi gas
buang pada pertalite lebih baik dari pada premium. Sedangkan jika
beberapa keterbatasan pada proses pengujian ini adalah belum adanya alat
untuk menguji kesesuaian nilai oktan yang terkadung pada premium dan
pertalite. Selain itu untuk pengujian emisi gas buang dilakukan masih
C. Saran
sampaikan diantaranya :
akurat.
Anonym (2012) Prinsip Kerja Gas Analyzer. Diambil pada tanggal 5 Agustus
2016, dari http://otakpedot.blogspot.com/2012/11/prinsip-kerja-gas-
analizer.html
Anonym (2014) Pertamina Tak Sarankan Oplos Bensin. Diambil pada tanggal 5
Agustus 2016, dari https://octtenz.wordpress.com/2014/03/22/heran-
pertamina-tak-sarankan-oplos-bensin/
Astramotor (2016) Supra X 125 Helm In. Diambil pada tanggal 6 Agustus 2016,
dari http://www.astramotor.co.id/motor-honda/supra-x-125-helm-in
Harry Firman dan Liliasari. (1996). Kimia 1: Untuk Sekolah Menengah Umum
Kelas 1. Jakarta : Balai Pustaka
Hofer. 1966. Minyak Bumi. Diamil pada tanggal 6 Agustus 2016, dari
Repository.usu.ac.id/bitstreamChapter%2011.pdf
Jalius Jama, dkk. (2008). Teknik Sepeda Motor Jilid 1. Jakarta: Direktorat
pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Zainal Arifin (2012). Diklat Mata Kuliah Bahan Bakar Dan Pelumas Otomotif.
Universitas Negeri Yogyakarta
87
LAMPIRAN
88
89