Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MANUSIA DAN ALAM SEMESTA

Dosen Pembimbing :

Dr. Nur Indah Sari Arbit, S.Si.M.Si

DI SUSUN OLEH :

NAMA : RAHMANIA HAYYA

NIM : G0321303

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT


FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
JURUSAN PERIKANAN TANGKAP
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan

Karunia-Nya yang begitu besar, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan

harapan dapat bermanfaat dalam menambah ilmu dan wawasan kita terhadap ilmu

pengetahuan dalam hal ini kaitannya dengan Mata Kuliah Etika Profesi Akuntansi.

Dalam membuat makalah ini, dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang

kami miliki,  kami berusaha mencari sumber data dari berbagai sumber informasi,

terutama dari buku, beberapa jurnal, media internet dan media lainnya.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang tidak dapat kami sebutkan namanya satu per satu, yang sangat membantu dalam

pembuatan makalah ini.

Sebagai manusia biasa, kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini

masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami berharap akan adanya masukan yang

membangun sehingga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun

pengguna makalah ini.

Akhirulkalam kami mengucapkan semoga Allah SWT membimbing kita

semua dalam naungan kasih dan sayang-Nya.

Wassalamualaikum Wr.Wb.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................

A. Latar Belakang .............................................................................................

B. Rumusan Masalah ....................................................................................

C. Tujuan Penulisan ..........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………..

B. Saran ....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang yang tidak bisa hidup tanpa adanya
proses interaksi dengan manusia di sekitarnya. Asumsi ini bisa dipahami mengingat
eksistensi manusia di muka bumi ini bukanlah berada pada ruang hampa tapi
sebaliknya mereka eksis pada ruang sosial yang diikat oleh ikatan persaudaraan yang
kuat yang pada ujung-ujungnya akan menginspirasi mereka untuk membudayakan
semangat tolong menolong sebagai khalifah Allah SWT di muka bumi ini. Termasuk
dengan sinergitas dengan alam semesta.
Alam semesta merupakan realitas yang dihadapi oleh manusia, yang sampai
kini baru sebagian kecil saja yang dapat diketahui dan diungkap oleh manusia. Bagi
seorang ilmuwan akan menyadari bahwa manusia diciptakan bukanlah untuk
menaklukkan seluruh alam semesta. Imam Syafi’i pernah berkata: [ kullama zaadanii
‘ilman, zaadanii fahman bijahli] “ setiap kali bertambah ilmuku, tambah tahu aku akan
kebodohanku”.
Alam semesta hanya dilihat sebagai materi/substansi yang terbentang luas dan
tak bernyawa, yang misterinya mampu dipecahkan dengan pendekatan ilmiah dan
rasional. Manusia telah memiliki lapisan kesadaran mental/emosional yang telah
berkembang. Sementara hewanbelum mencapi tingkat/lapisan kesadaran ini. Kondisi
pikiran pada lapis ketiga ini sangat menentukan apakah kepribadian manusia dapat
berkembang kelapisan kesadaran yang lebih tinggi (Tingkat kesadaran transcendental),
tetapi stagnan atau bahkan turun pada lapisan kesadaran yang lebih rendah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang diatas, Maka Penulis Dapat Merumuskan
Masalahnya Adalah Sebagai Berikut:
1. Apa hakikat keberadaan alam semesta?
2. Apa hakikat dan tujuan umat manusia hidup di dunia?
3. Apa hakikat kecerdasan dan kesadaran diri yang dimiliki oleh manusia?
4. Bagaimana kesalingtergantungan (interdependensi) umat manusia dengan
alam semesta, termasuk dengan seluruh isinya sebagai suatu kesatuan
system?
5. Bagaimana keterkaitan antara perilaku etis dengan tingkat kesadaran
spiritual?
BAB II
PEMBAHASAN

A. HAKIKAT KEBENARAN

Dalam kehidupan di dunia ini ada empat kebenaran besar yang telah
dinyatakan oleh E.F Schumacher yaitu :
a. Kebenaran (hakikat) tentang eksistensi (dunia / alamsemesta)
b. Kebenaran tentang alat(tools) yang dipakai untuk memahami dunia
c. Kebenaran tentang cara belajar tentang dunia
d. Yang dimaksud dengan hidup di dunia
Kebenaran tentang eksistensi menyangkut kebenaran tentang adanya empat
tingkat eksistensi dunia, yaitu :benda, tumbuh – tumbuhan, hewan, dan manusia.
Dalam pengujian kebernaran di dunia alam semesta ini banyak sekali para ilmuan
yang menjelaskannya seperti : Schumachcer, seorang sosiolog Alexandrovich Sorokin,
chopra yang pendapat dana cara untuk mengujinya berbeda – beda.
Namun kesimpulannya Hakikat kebenaran alam semesta tidak hanya terbatas pada
sesuatu yang bersifat fisik, sebagaimana diyakini oleh sementara ilmuwan, dengan
kemajuan ilmu fisika dan adanya ketertarikan paran ilmuwan untuk memulai mengkaji
hal – hal spiritual dengan lebih rasional, maka mulai diyakini bahwa hal – hal yang
tidak tampak oleh pancra indra juga merupakan bagian tak terpisahkan dari hakikat
keberadaan.

B. HAKIKAT EKSISTENSI (DUNIA/ALAM SEMESTA)


Alam semesta (universe, kosmos, al-kaun) merupakan realitas yang dihadapi
oleh manusia, yang sampai kini baru sebagian kecil saja yang dapat diketahui dan
diungkap oleh manusia. Bagi seorang ilmuwan akan menyadari bahwa manusia
diciptakan bukanlah untuk menaklukkan seluruh alam semesta. Imam Syafi’i pernah
berkata: [ kullama zaadanii ‘ilman, zaadanii fahman bijahli] “ setiap kali bertambah
ilmuku, tambah tahu aku akan kebodohanku”.
Alam semesta hanya dilihat sebagai materi/substansi yang terbentang luas dan
tak bernyawa, yang misterinya mampu dipecahkan dengan pendekatan ilmiah dan
rasional. Ada beberapa pandangan tentang eksistensi/keberadaan alam semesta, antara
lain,
- Schumacer telah mengingatkan para ilmuwan tentang adanya tingkatan –
tingkatan eksistensi alam semesta sebagai berikut:
1. Benda, dapat dituliskan P
Tingkat pertama adalah benda mati, yang hanya memiliki unsur P
(Substansi, materi)
2. Tumbuhan, dapat dituliskan P+X
Tingkat kedua adalah tumbuh – tumbuhan, yang mempunyai unsur P dan
unsur X (Kehidupan)
3. Hewan, dapat dituliskan P+X+Y
Tingkat ketiga adalah golongan hewan, yang memiliki unsur P, X, dan Y
(Kesadaran)
4. Manusia, dapat dituliskan P+X+Y+Z
Tingkat keempat adalah golongan manusia, yang memiliki semua unsur, P,
X, Y, dan Z (Unsur kesadaran transedental/spiritual)

- Seorang sosiolog, Pitirim Alexandrovich Sorokin, mencoba menjelaskan


perubahan – perubahan besar (krisis) dan fluktuasi yang terjadi dalam
kehidupan umat manusia ini berdasarkan tiga skema, yaitu:
1. Indriawi, berpandangan bahwa semua nilai etika bersifat relative dan bahwa
persepsi indriawi merupakan satu-satunya sumber pengetahuan dan
kebenaran.
2. Ideasional, berpandangan bahwa realitas sejati berada di luar dunia materi
(berada pada alam spiritual) dan bahwa pengetahuan dapat diperoleh
melalui pengalaman batin.
3. Idealistis, merupakan perpaduan harmonis antara Indriawi dan Ideasional.

- Chopra mengemukakan tiga tingkat keberadaan, yaitu:


1. Domain fisik, domain substansi, materi, dan alam semesta yang dapat
diketahui melalui panca indra, dimana segalanya dibatasi oleh ruang dan
waktu.
2. Domain kuantum, segalanya terdiri dari atas informasi dan energi.
3. Domain nonlokal, dimana tidak ada lagi identitas individual, semuanya
membaur, luluh, dan menyatu.

C. HAKIKAT MANUSIA
Stevenson dan Haberman (2001) mengatakan bahwa meski ada begitu banyak
hal yang sangat bergantung pada konsep tentang hakikat manusia, namun terdapat
begitu banyak ketidaksepakatan mengenai apa itu hakikat manusia.
McDavid dan Harari (dalam Jalaluddin Rakhmat, 2001) mengelompokkan
empat teori psikologi dikaitkan dengan konsepsinya tentang manusia, sebagai berikut:
1. Psikoanalis, yang melukiskan manusia sebagai makhluk yang digerakkab oleh
keinginan-keinginan terpendam (homo valensi).
2. Behaviorisme, yang menganggap manusia sebagai makhluk yang digerakkan
semuanya oleh lingkungan (homo mechanicus). Teori ini menyebut manusia
sebagai manusia mesin karena perilaku manusia sepenuhnya
ditentukan/dibentuk oleh lingkungan. Teori ini juga disebut teori belajar karena
menurut mereka, seluruh perilaku manusia – kecuali insting – adalah hasil
belajar (dari lingkungan).
3. Kognitif, yang menganggap manusia sebagai makhluk berpikir yang aktif
mengorganisasikan dan mengolah stimulasi yang diterimanya (homo sapiens).
Manusia tidak lagi dianggap sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif
terhadap lingkungannya.
4. Humanisme, yang melukiskan manusia sebagai pelaku aktif dalam
merumuskan strategi transaksional dengan lingkungannya (homo ludens). Di
sini diperkenalkan konsep I – thou Relationship, bukan sebagai I – it
Relationship, yang artinya menunjukkan pentingnya hubungan seseorang
dengan orang lain sebagai pribadi dengan pribadi, bukan sebagai pribadi
dengan benda. Dengan kata lain, yang ditekankan adalah hubungan subjek
dengan subjek, bukan subjek dengan benda.
Berikut skema yang dibuat oleh Ardana (2005) tentang hubungan antar lapisan
keberadaan manusia yang dikemukan oleh para ilmuwan.
Tabel 1.1
Skema Lapisan Keberadaan Manusia oleh para Ilmuwan
Steiner Hawley Schumacher Agustian dan Kustara
Fisik P
Tubuh (body) Fisik
Eterik X
Astral
Hati (Heart)
Ego Jiwa (mind,
Y
Manas psikismental)
Kepala (Head)
Buddhi
Atma Semangat (Spirit) Z Roh (Soul, spirit)

Manusia adalah bagian dari alam semesta. Segala sesuatu yang ada di alam
semesta (makrokosmos) juga ada di alam manusia (mikrokosmos). Oleh karena itu,
alam semesta dan alam manusia sebenarnya sama-sama mempunyai tiga lapisan
keberadaan, yaitu fisik (body), energi pikiran (mind), dan kesadaran murni (roh, soul,
spirit).
Selain itu, ada beberapa pandangan tentang Manusia dari beberapa perspektif,
yaitu:
- Perspektif filsafat :
 Menurut filsuf Plato :Manusia adalah makhluk berakal dan akal
manusia berfungsi mengarahkan budi.
 Menurut filsuf Aristoteles: Manusia adalah binatang yang berfikir.

- Perspektif antropologi :
Manusia tergolong primata yang paling sempurna jasmani dan rohani, sehingga
tidak tertutup kemungkinan melahirkan perilaku dalam berbagai bentuk dan
implikasinya.
- Perspektif psikologi modern:
 Bagi Aliran Behaviorisme, manusia adalah makhluk netral. Ketika
manusia dilahirkan, pada dasarnya tidak membawa bakat apa-apa.
Manusia akan berkembang berdasarkan stimulasi dalam
lingkungannya.
 Bagi Aliran Psikoanalisis; manusia adalah makhluk yang hidup atas
bekerjanya dorongan seksualitas yang memberi daya pada eqo
(kesadran terhadap realitas kehidupan dan super eqo (kesadran
normatif).
- Perspektif Psikologi humanistik:
Manusia pada dasarnya punya potensi yang baik dan kemampuan yang tak
terhingga serta memiliki otoritas atas kehidupannya sendiri. Manusia memiliki
kualitas insani yang unik yaitu (kemampuan abstraksi, daya analisis dan
sisntesis, imajinasi, kreativitas, kebebasan kehendak, tanggungjawab,
aktualisasi diri, sikap etis dan estetika.
- Perspektif psikologi tranpersonal:
Perspektif ini merupakan lanjutan dari psikologi humanistik. Yaitu ; Manusia
memiliki potensi luhur dalam bentuk dimensi spiritual dan fenomena
kesadaran transendental (manusia memiliki pengalaman subjektif transendental
dan pengalaman spiritual).
- Perspektif Pendidikan :
Manusia adalah homo edukatif. Ketidakberdayaan manusia ketika lahir
menjadi peluang bahwa manusia adalah makhluk yang dapat dididik.
- Perspektif Sosiologi :
Manusia adalah homo sosio yaitu makhluk bermasyarakat.

D. HAKIKAT OTAK (BRAIN) DAN KECERDASAN (INTELLIGENCE)


Otak merupakan organ tubuh yang paling kompleks. Otak memiliki
kemampuan luar biasa, antra lain : Memproduksi pikiran-sadar, melakukan pilihan
bebas, menyimpan ingatan, memungkinkan memiliki perasaan, menjembatani
kehidupan spiritual dengan kehidupan materi/fisik. kemampuan peradaban,
persentuhan, penglihatan, penciuman, bahasa, mengendalikan berbagai organ tubuh,
dan sebagainya.
Menurut Agus Nggermanto (2001), paling tidak ada Sembilan subkomponen
didalam otak manusia, yaitu 1. neocortex, 2. corpus callasum, 3. cerebellum, 4.otak
reptile, 5. hippocampus, 6. amigdala, 7. pituitary gland, 8. hypothalamus, dan 9
thalamus. Neocortex merupakan lapisan otak paling luar yang hanya diimiliki oleh
manusia dan tidak dimiliki oleh makhluk lain. Lapisan ini memungkinkan manusia
mempunyai berbagai kemampuan seperti menulis, membaca, melakukan perhitungan
rumit, menguasai bahasa, melukis dan sebagainya. Corpus callasum merupakan
penghubung antara belahan kiri neocortex (left cerebral hemisphere) dan belahan
kanan neocortex (right celebral hemisphere). Cerebellum atau sering disebut otak
kecil berfungsi mengatur gerakan dan gerak reflex. Otak reptile terletak dilapisan
paling dalam otak kita dan memiliki fungsi yang berhubungan dengan rasa aman dan
rasa takut. Bagian ini befungsi mengendalikan pernapasan, peredaran darah, detak
jantung, pencernaan, dan kesadaran. Hippocampus berhubungan dengan ingatan
jangka panjang; amigdala merupakan funsi mengatur emosi; pituitary gland berfungsi
memengaruhi dan mengatur kerja hormone-hormon. Hypothalamus mengontrol
hormon-hormon seksual, agresi, tekanan darah, suhu badan dan rasa haus; sedangkan
thalamus berfungsi mengaktifkan sensor indra yang sedang menerima informasi dari
luar. Hippocampus, amigdala, dan thalamus merupakan bagian dari sistem limbik
yang terletak dilapisan/ bagian tengah otak dan fungsi utamanya adalah
mengendalikan emosi dan perasaan.
Sebagaimana dikatakan oleh A.M. Rukky Santoso (2001) pada otak terdapat
tiga puluh miliar sel dan bagian-bagian sel ini membentuk kerja sama yang rumit
melalui bagian-bagian kecil lainnya yang disebut neuron. Ada ratusan miliar jumlah
neuron, suatu jumlah yang melebihi jumlah bintang di galaksi Bimasakti (Maltz,
2004). dilihat dari neuroscience-ilmu yang mempelajari tentang otak manusia-otak
manusia diibaratkan computer (namun tidak sama dengan computer), masukan melalui
pancaindra, kemudian disalurkan melalui sistem jaringan saraf ke otak untuk diolah
dan disimpan di otak. Hasil olahan (keputusan informasi) tersebut disalurkan kembali
melalui sistem jaringan saraf ke seluruh organ tubuh (Semiawan, 1999).
Ilmuwan yang pertama kali meneliti tentang belahan otak kiri (left
hemisphere) dan belahan otak kanan (rigthemisphere) adalah roger wolkott Sperry
(dalam taugada, 2003). otak kiri menjalankan fungsi berfikir secara kognitif dan
rasional dengan karakteristik yang bersifat logis, matematis, analitis, realistis, vertical,
kualitatif, intelektual, objektif, dan mengontrol sistem motorik bagian tubuh kanan.
Sementara itu, otak kanan mimiliki fungsi berfikir secara efektif dan rasional memiliki
karakteristik kualitatif, impulsif, spiritual, holistik, emosional, artistik, kreatif,
subjektif, simbolis, imajiatif, simultan, intuitif, dan mengontrol gerak tubuh sebelah
kiri.
Humphrey (2000) membedakan kerja otak berrdasarkan gelombang elektro,
yaitu: gelombang alpha, beta, delta dan theta. Getaran/gelombang otak dapat diukur
dengan mesin EEG. Gelombang delta mempunyai daerah frekuensi yang paling
rendah sekitar 0.5-4 Hz putaran per detik. Bila dikaitkan dengan kecerdasan
(intelligence), berkat otaknya manusia mempunyai banyak kecerdasan (multiple
intelligence). Gardner (1999) mendefenisikan kecerdasan sebagai potensi
biopsikologis untuk memproses informasi yang dapat diaktifkan dalam suatu latar
(setting) kebudayaan untuk memecahkan masalah atau menciptakan produk-produk
bermanfaat dalam suatu kebudayaan.

a. HAKIKAT PIKIRAN (MIND) DAN KESADARAN


Manusia mempunyai satu titik sumber sinergi yang mendorong atau
menstimulasi seluruh aktivitas tubuh untuk berinteraksi dengan dunia. Hal ini
dibuktikan bahwa pada waktu mempuyai kesadaran yang penuh ada sesuatu yang
berperan padanya. Manusia dengan dikaruniai akal budi merupakan mahluk hidup
yang sadar dengan dirinya. Kesadaran yang dimiliki oleh manusia kesadaran dalam
diri, akan diri sesama, masa silam, dan kemungkinan masa depannya.
Descartes, seorang filsuf modern asal Prancis, secara garis besar ia berpendapat
bahwa pikiran manusia merupakan entitas yang lebih tinggi tingkatannya dari pada
tubuh. Pikiran mempunyai prioritas atas tubuh. Fakta bahwa kita dapat berpikir
menunjukkan bahwa manusia merupakan entitas yang memiliki kesadaran. Ada relasi
internal antara kesadaran dan pikiran. Pikiran juga memiliki prioritas atas dunia.
Tanpa pikiran tidak ada realitas eksternal. Dengan demikian pikiran terpisah dari
dunia. Pikiran adalah entitas yang mandiri. Pikiran juga terlepas dari tubuh. Argumen
Descartes banyak dikenal sebagai teori tentang dualisme tubuh dan jiwa.
Pikiran memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia
sehingga blaise pascal (dalam Hart, 1997) sampai mengatakan :
“Manusia jelas sekali dibuat untuk berpikir. Di dalamnya terletak semua
martabat dan kebijakannya:dan seluru kewajibannya adalah berpikir sebagaimana
seharusnya.’
Begitu juga dengan Descartes (dalam Walters, 1996) yang menempatkan
pikiran sedemikian pentingnya sehingga ia mengatakan : “ saya berpikir, karena itu
saya ada”
Drever (dalam sudibyo, 2001) memberikan batasan mengenai pikiran (mind)
atau mental sebagai keseluruhan struktur dan proses-proses kejiwaan-baik yang
disadari maupun tidak disadari-yang merupakan bagian dari psyche yang terorganisir.
Jalaluddin Rakhmt (2001) melihat proses berpikir sebagai komunikasi intrapersonal
yang meliputi : sensasi, presepsi, memori dan berpikir. sensasi merupakan alat
pengindraan melalui pancaindra yang menghubungkan organism (manusia) dengan
lingkungan. proses sensasi terjadi pada saat alat pengindra merekam informasi
lingkungan mengubahnya menjadi impus-inpus saraf sehingga dipahami oleh otak.
Presepsi adalah proses pemberian makna pada sensasi sehingga menusia memperoleh
pengetahuan baru. Dengan kata lain presepsi mengubah sensasi menjadi informasi.
Memori adalah proses penyimpangan informasi dan memanggilnya kembali. Berpikir
adalah mengolah informasi dan memanipulasikan informasi untuk memenuhi
kebutuhan atau memberikan respon.
Hal ini secara jelas disebutkan dalam buku Bhagawad Gita, sloka 6.5 yang
terjemahannya adalah sebagai berikut :
“seseorang harus menyelamatkan diri dengan bantuan pikirannya, dan tidak
menyebabkan dirinya merosot. Pikiran adalah kawan bagi roh yang terikat, dan pikiran
juga musuhnya. sifat pikiran adalah liar, tidak ubahnya seperti kuda liar, atau kera,
namun manusia juga mempunyai kemampuan untuk mengendalikan pikiran agar
menjadi jinak, tenang. Hanya melalui ketegangan pikiran manusia baru dapat
menembus kesadaran yang lebih tinggi.’
Alkitab, sebagaimana dikutip oleh Hart, sudah mengatakan bahwa anda adalah
produk pemikiran anda sendiri. Pikiran menentukan siapa dan apa diri sesorang
sebagai individu. Pikiran akan menentukan apakah umat manusia akan menuju sakit
atau sehat, emosi yang bergejolah atau stabil, sikap, dan perilaku negative atau positif,
watakyang baik dan buruk. Serta menuju kesadaran yang lebih tinggi atau menuju
kesdaran yang lebih rendah.

b. TUJUAN DAN MAKNA KEHIDUPAN


Siapapun pasti sependapat dan tidak ada yang membantah bahwa tujuan hidup
umat manusia adalah untuk memperoleh kebahagiaan. Bahkan Djalaluddin Rahmat
(2004) mengatakan bahwa secara agama filsafat dan ilmu pengetahuan, orang harus
memili hidup bahagia. Namun dalam kebahagiaan sehari-hari apalagi dalam era
dewasa ini yang dipengaruhi oleh filsafat materialism, makin banyak orang yang
merasa tidak bahagia.

Tabel 1.2
Golongan manusia berdasarkan tingkat kesadaran
Atribut/ Kesadaran
Kesadaran Hewani Kesadaran Tuhan
Ciri-ciri Manusia
Kenikmatan rohani:
kenikmatan duniawi:
Kekayaan hanya
keayaan, kekuasaan Keseimbangan
Tujuan alat untuk
(jabatan) dan antara kenikmatan
Hidup menyempurnakan
kenikmatan fisik duniawi dan rohani
tingkat kesadaran
sebagai tujuan hidup
rohani
Rendah/tidak ada
Tingkat Ego Tinggi Sedang
ego
 Selalu berbaik
 Buruk
sangka/
sangka/selalu
berpikir positif
berpikir negative
 Rendah Hati
 Tinggi
 Bergerak  Dermawan
hati/sombong
disekitar dua sifat  Jujur
 kikir
ekstrem,  Penyabar
Karakter  munafik
tergantung  Bekerja secara
 pemarah tingkat tulus dan
 bekerja dengan kesadarannya tanpa pamrih
pamrih
 Selalu Pasrah/
 tidak percaya/tidak
Menyerahkan
ingatan kepada
diri kepada
tuhan
tuhan

Sumber : Sutrisno Power of soul 2007 (dimodifikasi oleh penulis).


Tidak mudah mengukur tingkat kesadaran manusia yang dimiliki seseorang
berdasarkan ukuran objektif atau pendekatan ilmiah yang bias digunakan oleh ilmu
pengetahuan pada umumnya. kematangan diri hanya dapat dirasakan secara subjektif
oleh yang bersangkuatan memalui refleksi dari. sejalan dengan evolusi kesadaran yang
dikemukakan Sutrisno, Ibnu Arabi (dalam Frager, 1991) membagi empat tingkat
kesadaran berdasarkan pengalaman dan pemahaman akan hakikat kehidupan sebagai
berikut :
1. Tingkat pertama: Jalan syari’ah yaitu tahap dimana seseorang secara taat asas
mengikuti hokum-hukum moral (hukum keagamaan) dalam kehidupan sehari-
hari. dalam kaitannya dengan upaya mencari harta benda/kekayaan materi,
hukum moral ini diikuti untuk menilai sah atau tidaknya apa yang menjadi
milikku dan milikmu.
2. Tingkat kedua: Jalan thariqah yaitu tahap dimana seseorang mencoba mencari
kebenaran melalui jalan tanpa rambu (upaya menggalikebenaran melalui
pengalaman langsun, melampaui hukuman moral keagamaan). Pada tahap ini
tingkat kesadaran seseorang melampaui tingkat syari’ah.
3. Tingkat ketiga: Jalan haqiqah, yaitu tahapan dimana seseorang telah
memahami makna terdalam dari praktik syari’ah dan thariqah
4. Tingkat keempat: Jalan ma’rifah, yaitu tahap dimana seseorang telah memiliki
kearifan dan pengetahuan terdalam tentang kebenaran spiritual. Pada tahap ini,
kesadaran seseorang telah mencapai tahap tertinggi, dimana orang seperti ini
telah menyadari bahwa tidak ada lagi aku dan kamu.

c. ALAM SEMESTA SEBAGAI SATU KESATUAN SISTEM


Alam semesta ( universe, kosmos, al-kaun) merupakan realitas yang dihadapi
oleh manusia, yang sampai kini baru sebagian kecil saja yang dapat diketahui dan
diungkap oleh manusia. Bagi seorang ilmuwan akan menyadari bahwa manusia
diciptakan bukanlah untuk menaklukkan seluruh alam semesta. Imam Syafi’i pernah
berkata: [ kullama zaadanii ‘ilman, zaadanii fahman bijahli] “ setiap kali bertambah
ilmuku, tambah tahu aku akan kebodohanku”.
Alam semesta beserta seluruh isinya sebenarnya merupakan satu kesatuan
sistem. Pengertian sistem menurut kamus bahasa Indonesia karangan poerwadarminta
(1976):
a. Sekelompok bagian (alat dan sebagainya) yang bekerja sama untuk melakukan
suatu maksud, misalnya urat syaraf dalam tubuh
b. Sekelompok pendapat, peristiwa, kepercayaan, dan sebagainya yang disusun
dan diatur baik-baik, misalnya filsafat
c. Cara (Metode) yang teratur untuk melakukan sesuatu, misalnya pengajaran
bahasa.
Logiyanto (1988) menyebutkan bahwa setiap sistem mempunyai
karakteristik/ciri-ciri sebagai berikut :
a. Mempunyai komponen-komponen
b. Ada batasan suatu sistem
c. Ada lingkungan luar sistem
d. Ada penghubung
e. Ada sasaran atau tujuan
Inti dari pemamaham konsep sstem adalah bahwa setiap elemen (bagian, unsur,
subsistem) saling bekerja sama, saling mendukung, saling memerlukan, saling
memengaruhi satu dengan lainnya dalam kerangka mencapai tujuan system secara
keseluruhan. oleh karena itu adanya gangguan pada satu elemen-elemen lainnya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam kehidupan di dunia ini ada empat kebenaran besar yang telah
dinyatakan oleh E.F Schumacher yaitu :
e. Kebenaran (hakikat) tentang eksistensi (dunia / alamsemesta)
f. Kebenaran tentang alat(tools) yang dipakai untuk memahami dunia
g. Kebenaran tentang cara belajar tentang dunia
h. Yang dimaksud dengan hidup di dunia
Kebenaran tentang eksistensi menyangkut kebenaran tentang adanya empat
tingkat eksistensi dunia, yaitu :benda, tumbuh – tumbuhan, hewan, dan manusia.
Dalam pengujian kebernaran di dunia alam semesta ini banyak sekali para ilmuan
yang menjelaskannya seperti : Schumachcer, seorang sosiolog Alexandrovich Sorokin,
chopra yang pendapat dana cara untuk mengujinya berbeda – beda.
Hakikat kebenaran alam semesta tidak hanya terbatas pada sesuatu yang bersifat
fisik, sebagaimana diyakini oleh sementara ilmuwan, dengan kemajuan ilmu fisika dan
adanya ketertarikan paran ilmuwan untuk memulai mengkaji hal – hal spiritual dengan
lebih rasional, maka mulai diyakini bahwa hal – hal yang tidak tampak oleh pancra
indra juga merupakan bagian tak terpisahkan dari hakikat keberadaan.

B. Saran

Namun kesimpulannya Manusia dan alam semesta mempunyai hubungan yang sangat
erat. Alam semesta dan manusia adalah satu. Dalam pemahaman manusia dan alam
tidak jauh berbeda. Sebagaimana manusia, alam semesta terdiri dari lima unsur: tanah,
air, api, angin, ruang. Dalam hal ini adanya alam semesta tidak hanya untuk
menunjang kehidupan manusia atau alam semesta ada untuk mengabdi kepada
manusia. Ini karenamanusia bukan ada di luar bagian alamsemesta, namun ia adalah
satu kesatuandengan alam semesta. Jadi gambaran tentang alam semesta bisa
diderivasikan dari gambaran tentang manusia atau sebaliknya. Wujud manusia meniru
alam semesta jelas sekali diungkapkan sebagaimana yang tercantum di bawah ini:
“Bulatnya kepala berbentuk langit, bentuk persegi dari kaki bernbentuk bumi. Ruang
kosong di dalam perut mewujudkan langit, hangatnya perut sesuai denganmusim semi
dan musim panas, kerasnya punggung sesuai dengan musim gugur dan musim dingin.
Empat bagian badan senusi dengan empat waktu, dua belas sendi besar sesuai dengan
dua belas bulan, tiga ratus enam puluh sendi kecil sesuai dengan tiga ratus enam puluh
hari. Keluar masuknya nafas hidung sesuai dengan angin di lembah dan parit.
Sepasang mata sesuai dengan matahari dan bulan, membuka dan menutup sesuai
dengan siang dan malam. Rambut sesuai dengan bintang , alis sesuai dengan bintans
tujuh, nadi sesuai dengan sungai besar, tulang sesuai dengan batu dan permata, kulit
dan daging sesuai dengan tanah, bulu sesuai dengan hutan rimba.
DAFTAR PUSTAKA

Agoes Sukrisno & I Cenik Ardana. 2009. Etika Bisnis dan Profesi Tantangan
Membangun Manusia Seutuhnya. Jakarta: Salemba Empat

Dunn, Paul dan Brooks, Leonard J. Etika Bisnis & Profesi Untuk Direktur, Eksekutif,
dan Akuntan. Jakarta. 2011. Salemba empat

http://www.anekamakalah.com/2012/03/manusia-dan-alam-semesta.html

http://www.danisetiawanku.com/2011/02/manusia-dan-kesadaran-berpikir.html

https://yudistirafrance.files.wordpress.com/2010/12/manusia-dan-alam-semesta-
new.doc

Anda mungkin juga menyukai