(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Islam dam Ilmu Pengetahuan)
Disusun oleh:
Kelompok 4
Meldani 11180183000027
SEMESTER V
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memperkenankan kami untuk
menyelesaikan makalah Islam dan Ilmu Pengetahuan dengan Materi
“Perkembangan Sumber Ilmu Dan Kebenaran Ilmiah “. Tujuan utama dari
penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Islam dan Ilmu
Pengetahuan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, sumbangan pemikiran dan masukan yang bersifat membangun dari
semua pihak sangat pemakalah harapkan guna kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini besar manfaatnya untuk kita semua.
Penulis
Daftar isi
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
2. Rumusan masalah
3. Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Tak diragukan bahwa indra-indra lahiriah manusia merupakan alat dan sumber
pengetahuan, dan manusia mengenal objek-objek fisik dengan perantaraanya. Setiap
orang yang kehilangan salah satu dari indranya akan sirna kemampuannya dalam
mengetahui suatu realitas secara partikular. Misalnya seorang yang kehilangan indra
penglihatannya maka dia tidak akan dapat menggambarkan warna dan bentuk sesuatu
yang fisikal, dan lebih jauh lagi orang itu tidak akan mempunyai suatu konsepsi
universal tentang warna dan bentuk. Begitu pula orang yang tidak memiliki kekuatan
mendengar maka dapat dipastikan bahwa dia tidak mampu mengkonstruksi suatu
pemahaman tentang suara dan bunyi dalam pikirannya.
Benda-benda materi adalah realitas-realitas yang pasti sirna, punah, tidak hakiki,
dan tidak abadi. Oleh karena itu, yang hakiki dan prinsipil hanyalah perkara-perkara
kognitif dan yang menjadi sumber ilmu dan pengetahuan adalah daya akal dan
argumen-argumen rasional.
Akan tetapi, filosof-filosof Islam beranggapan bahwa indra-indra lahiriah tetap
bernilai sebagai sumber pengetahuan. Mereka memandang bahwa peran indra-indra
itu hanyalah berkisar seputar konsep-konsep yang berhubungan dengan objek-objek
fisik seperti manusia, pohon, warna, bentuk, dan kuantitas. Indra-indra tak berkaitan
dengan semua konsep-konsep yang mungkin dimiliki dan diketahui oleh manusia,
bahkan terdapat realitas-realitas yang sama sekali tidak terdeteksi dan terjangkau oleh
4
indra-indra lahiriah dan hanya dapat dicapai oleh daya-daya pencerapan lain yang ada
pada diri manusia.
Manusia sebagai wujud yang materi, maka selama di alam materi ini ia tidak akan
lepas dari hubungannya dengan materi secara interaktif. Hubungan manusia dengan
materi , menuntutnya untuk menggunakan alat yang sifatnya materi pula, yakni indra,
karena sesuatu yang materi tidak bisa diubah menjadi yang tidak materi . Contoh
yang paling nyata dari hubungan dengan materi dengan cara yang sifatnya materi pula
adalah aktivitas keseharian manusia di dunia ini, seperti makan, minum, dan lain
sebagianya. Dengan demikian, alam semesta yang materi merupakan sumber
pengetahuan yang paling awal dan indra merupakan alat untuk mendapatkan
pengetahuan dari alam fisik ini.
Pengetahuan yang bersumber dari indra-indra lahiriah seperti hasil dari melihat,
mendengar, meraba, mencium, dan merasa adalah suatu jenis pengenalan dan
pemahaman yang bersifat lahiriah, permukaan, dan tidak mendalam. Berhubungan
dengan alat dan sumber pengetahuan ini tidak terdapat perbedaan antara manusia dan
hewan, karena keduanya sama-sama dapat melihat, mencium, merasa, dan
mendengar, bahkan pada sebagian binatang mempunyai indra yang sangat kuat dan
tajam dibanding manusia.
Tanpa indra manusia tidak dapat mengetahui alam fisik. Pengetahuan indrawi
bersifat parsial, disebabkan oleh adanya perbedaan antara indra yang satu dengan
yang lainnya. Masing-masing indra menangkap objek atau sesuatu yang berbeda
menurut perbedaan indra dan terbatas pada sensibilitas organ-organ tertentu, oleh
karena itu, secara objektif, pengetahuan yang ditangkap satu indra saja, tidak dapat
dipandang sebagai pengetahuan yang utuh . Namun pengetahuan indrawi menjadi
sangat penting karena bertindak sebagai pintu gerbang pertama menuju pengetahuan
yang lebih utuh.
Kaum Rasionalis, selain alam semesta atau alam fisik, meyakini bahwa akal
merupakan sumber pengetahuan yang kedua dan sekaligus juga sebagai alat
5
pengetahuan. Mereka menganggap akal-lah yang sebenarnya menjadi alat
pengetahuan sedangkan indra hanya pembantu saja. Indra hanya merekam atau
memotret realita yanng berkaitan dengannya, namun yang menyimpan dan mengolah
adalah akal. Karena kata mereka, indra saja tanpa akal tidak ada artinya, dan untuk
meng-generalisasi-kan indra juga dibutuhkan akal.
Alam akal digolongkan sebagai salah satu sumber ilmu pengetahuan karena
d. Akal dapat menggabungan dan dapat menyusun. Akal juga dapat memilah dan
menguraikan.
e. Kreativitas. Dalam hal ini, akal dapat bersifat membangun dan mengeluarkan
pendapat atau pemikiran dalam mengefisiankan sesuatu.
7
B. Ilmu Dan Kebenaran
Dasar ilmu merupakan suatu pengetahuan yang sistematis dan terorganisasi serta
diperlukan adanya kegiatan berpikir ilmiah.
1. Sarana berpikir ilmiah
a. Bahasa
Bahasa merupakan media manusia untuk berkomunikasi dengan sesama.
Ada dua jenis bahasa yang sering digunakan manusia untuk berkomunikasi, yaitu
verbal dan non-verbal. Kedua jenis bahasa ini tentu saja memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing.
Bahasa verbal mempunyai kelebihan bahwa media komunikasi ini lebih
interaktif, dapat berkomunikasi secara bersamaan, dapat langsung memberi
tanggapan, serta lebih cepat dan lebih banyak ide yang tersampaikan. Namun
bahasa verbal tetap saja mempunyai banyak kekurangan seperti kurang
menggambarkan ide secara mendalam dan komperhensif, kemampuan seseorang
dalam menyampaikan pesan berbeda-beda, serta periodisitas bahan verbal tidak
bisa bertahan lama.
b. Logika
Logika merupakan salah satu bentuk ilmu pengetahuan yang terfokus
kepada berpikir. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan
masuk akal (Rapar, 1985). Dengan kata lain, logika digunakan untuk melakukan
suatu pembuktian. Secara tradisional, logika dipelajari sebagai cabang filsafat,
tetapi juga bisa dianggap cabang matematika.
8
logika ilmiah yang digunakan untuk memperhalus, mempertajam akal pikiran,
serta akal budi. Dengan adanya logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja
dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah dan lebih aman (Lanur, 1983).
2. Matematika
3. Statistika
4. Kebenaran
Ilmu dapat berkembang apabila ada kegiatan berpikir ilmiah, sebab
dengan berpikir ilmiah inilah hampir semua fakta, hipotesis, premis, dan argumen
semuanya akan diuji dan diteliti secara ilmiah untuk kemudian diambil suatu
kesimpulan yang juga harus teruji kebenarannya. Jadi, kebenaran disini adalah
suatu hasil dari proses penelitian.
9
tersebut berhubungan atau mempunyai koresponden dengan objek yang dituju
oleh pernyataan tersebut.
Secara umum metode ini dapat dilakukan melalui dua macam pendekatan,
yaitu:
10
Bricolage, yaitu seseorang memilih salah satu jawaban pemecah
masalah, mengaplikasikannya, dan apabila gagal harus memilih
jawaban lainnya yang harus diaplikasikan kembali pada masalah yang
dihadapi.
Cara ini mirip dengan cara trial and error. Namun tetap mempunyai
perbedaan. Metode ini yaitu seseorang yang berspekulasi atas kemungkinan yang
dipilihnya itu dengan dipandu oleh “kira-kira”. Oleh karena itu, kemungkinan
gagal akan lebih besar daripada keberhasilannya.
C. Metode Ilmiah
Metode ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan
berdasarkan bukti fisis yang ada dan sangat jelas. Cara untuk memperoleh pengetahuan
atau kebenaran pada metode ilmiah haruslah diatur oleh pertimbangan-pertimbangan
yang logis (McCleary, 1998). Terdapat 6 kriteria metode ilmiah, yaitu:
3. Terdapat analisis
4. Terdapat hipotesis
5. Objektif
11
Merumuskan masalah: Berdasarkan
Deduksi
pengalaman/teori/dogma yang bersifat umum
D. Penelitian Ilmiah
Penelitian merupakan studi atau penyelidikan yang dilakukan secara hati-hati, sistematis,
sabar dalam satu bidang pengetahuan, yang dilakukan untuk menemukan fakta atau
prinsip (Grinnel, 1993). Berikut ini proses dalam penelitian:
Pengumpulan informasi/data
Analisis informasi/data
Interpretasi informasi/data
Pemecahan masalah
1. Karakteristik penelitian
Suatu penelitian harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu bahwa kegiatan tersebut
harus sedapatvmungkin terkontrol, akurat dan hati-hati, sistematis, valid dan dapat
dibuktikan, empiris, dan kritis (Kumar, 2005).
2. Jenis-jenis penelitian
b. Objektif
1) Penelitian survey
2) Penelitian deskriptif
3) Penelitian eksploratif
4) Penelitian korelasi
5) Penelitian eksplanasi
6) Penelitian evaluasi
7) Penelitian prediksi
8) Grounded research
c. Bidang penelitian
d. Tempat penelitian
13
1) Penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan langsung di lapangan.
Keuntungan dilakukannya jenis penelitian ini adalah bahwa peneliti dapat
memperoleh data sedekat mungkin dengan dunia nyata, sehingga diharapkan
pengguna hasil penelitian dapat memanfaatkan hasil dengan sebaik mungkin
dan memperoleh informasi yang selalu terkini.
1) Penelitian survey
f. Keilmiahan
g. Bidang garapan
Biasanya metode penelitian yang digunakan juga bervariasi sesuai dengan bidang
garapannya.
h. Tipe penyelidikan
1) Kualitatif
2) Kuantitatif
14
3. Tujuan Penelitian
d. Pengembangan: yaitu untuk mengembangkan suatu konsep dari suatu teori atau
kebenaran yang telah ada sebelumnya.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sumber Ilmu pengetahuan secara garis besar itu meliputi alam semesta dengan
melalui alat yang dinamakan indra, Alam akal atau imajinasi juga merupakan sumber
ilmu pengetahuan dengan alat pencapaiannya yakni akal. Tetapi yang lebih tinggi dari
semuanya adalah wahyu dan ilham atau dapat dikatakan hati.
Akal adalah potensi berharga yang diberikan Allah SWT hanya kepada manusia,
anugerah tersebut diberikan Allah SWT untuk membekali manusia yang mengemban
misi penting menjadi khalifah fil ardi, dengan kata lain manusia sebagai duta kecil Allah
SWT.
Akal melambangkan kekuatan manusia. Karena akallah manusia mempunyai
kesanggupan untuk memenaklukan kekuatan mahkluk lain di sekitarnya. Bertambah
tinggi akal manusia, bertambah tinggilah kesanggupanya untuk mengalahkan mahluk
lain. Bertambah rendah akal manusia, bertambah rendsh pulalah kesanggupanya
menghadapi kekuatan-kekuatan lain tersebut.
Salah satu fokus pemikiran Harun Nasution adalah Hubungan Antara Akal dan
Wahyu.Ia menjelaskan bahwa hubungan antara akal dan wahyu sering menimbulkan
pertanyaan, tetapi keduanya tidak bertentangan. Akal mempunyai kedudukan yang tinggi
dalam Al-Qur’an. Dalam pemikiran islam, baik dibidang filsafat, ilmu kalam apalagi ilmu
fiqh, akal tidak pernah membatalkan wahyu. Akal tetap tunduk pada wahyu.Akal dipakai
untuk memahami teks wahyu dan tidak untuk menentang wahyu. Yang bertentangan
adalah pendapat akal ulama tertentu dengan pendapat akal ulama lain
16
Daftar Pustaka
17