BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan
Mengetahui pemikiran para penganut tasawuf Moderat dan tasawuf
Falsafi
Ajaran-ajaran yang digunakan untuk mengenalkan tasawuf kepada
masyarakat umum.
BAB II
PEMBAHASAN
D. Al-Ghazali
Nama lengkapnya Zainuddin Hujjatul-Islam Abu Hamid
Muhammad bin Muhammad al-Ghazali, dilahirkan di Tous
(Khurasan). Al-Ghazali dikenal luas sebagai peletak pilar ilmu
Tasawuf Islam, dan berhasil menempatkan disiplin ilmu Tasawuf
sejajar dengan ilmu-ilmu keislaman lainnya. Al-Ghazali juga dikenal
sebagai Faqih (ahli hukum), Mutakallim (ahli teologi), Filosof (ahli
filsafat), di samping juga memiliki pengetahuan yang bersifat
ensiklopedik. Tidak dapat dipungkiri, tokoh ini sangat produktif
dalam menghasilkan tulisan. Dalam bidang filsafat bukunya yang
sangat kritis terhadap para difilosof berjudul “Tahafut al-Falasifah”
(kerancuan para filosof). Karya spektakulernya adalah Ihya
Ulumuddin (kebangkitan ilmu-ilmu agama). Tulisan ini dapat
dikategorikan sebagai pedoman bagi mereka yang ingin mengetahui
Tasawuf dan Eika Islam. Karya ini ditulis seusai masa pengembaraan
dalam mencari kebenaran, dan dengan proses penelusuran yang teliti,
serta penguasaan begitu banyak disiplin ilmu Islam.
Karena al-Ghozali begitu mendalam dalam menitikberatkan
nilai spiritual Tasawuf Islam, dan mengkritisi kaum filosof, maka
tidak ada anggapan yang menilai bahwa al-Ghozali sebagai
penghambat utama munculnya filosof Islam dan pemikiran rasional di
kalangan umat Islam. Bahka satu hal yang tidak dapat disangkal
bahwa kehadiran al-Ghozali dalam pentas pemikiran Islam telah
mempengaruhi peta pemikiran dunia Islam. Dalam hal ini al-Ghozali
telah berhasil memantapkan disiplin ilmu tasawuf beserta dan
perkembangannya dalam dunia Islam.
Dari aspek teologi al-Ghozali menganut aliran sunni Asyariyah,
yang didirikan oelh Abu al-Hasan al-Asy’ari; dalam sisi hukum
menganut mazhab Syafi’i yang didirikan oleh pendirinya Abu Idris al-
Syafi’i dan dalam tasawuf al-Ghazali memilih tasawuf sunni yang
beraliran moderat yang dirintis oleh sufi-sufi kenamaan seperti al-
Harits al-Muhasiby, Abu al-Qasim al-Junaid, Abu Thalib alp-Makki,
al-Qusyairi.
Akhirnya berkat kepiawaian al-Ghozali dalam memaparkan
disiplin ilmu tasawuf dalam kaitannya dengan ajaran Islam, maka
tokoh-tokoh tasawuf lainnya mulai dapat diterima oleh para fuqaha
(ahli hukum) yang selama ini mencurigai gerak dan sikap para sufi.
Bahkan lebih jauh lagi dapat dikatakan bahwa maraknya kelahiran
tokoh-tokoh Tariqah (tarekat) seperti Sheikh Abdul Qadir al-Jailani,
Abdul Hasan al-Shazili, Ahmad al-Badawi, tidak terlepas dari
pengaruh pandangan-pandangan tasawuf al-Ghazali.
C. Al-Surahwardi
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Tasawuf sunny (moderat) adalah tasawuf yang benar-benar
mengikuti Al-qur’an dan Sunnah, Terikat, Bersumber, tidak keluar
dari batasan-bartasan keduanya, mengotrol perilaku lintasan hati serta
pengetahuan dengan neraca keduanya.
Tasawuf Falsafi adalah tasawuf yang ajaran-ajarannya
memadukan antara visi mistis dan visi rasional.Tasawuf ini
menggunakan terminologi filosofis dalam pengungkapannya, yang
berasal dari berbagai macam ajaran filsafat yang telah mempengaruhi
para tokohnya.