Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH HAKIKAT MANUSIA DAN ILMU

PENGETAHUAN
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH

ILMU ALAMIAH DASAR

Dosen Pengampu: Afif Kholidin, S.Ag, M.Pd

Disusun Oleh:
1. Ahmad Muayyadul Fikri
2. Khudsiyah
3. Nurul Fauziyah
4. Purwanto
5. Santi Eliyana

FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
ISLAMIC CENTRE DEMAK ( STAI-IC ) DEMAK
2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya tercurah limpahkan kepada Allah SWT. Dzat
yang Maha Agung, yang keagunganNya meliputi semesta alam, Dzat yang
Maha Mengetahui yang pengetahuanNya tidak bisa ditanding, Dzat yang Maha
Kuasa yang kekuasaanNya meliputi langit dan bumi, serta isinya. Yang
membukakan jalan yang terang kepada kami selaku penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang bertema ”HAKIKAT MANUSIA DAN ILMU
PENGETAHUAN” guna memenuhi tugas mata kuliah ILMU ALAMIAH
DASAR.

Sholawat beriringan salam tidak lupa kami haturkan kepada Nabi Muhammad
SAW. Yang telah membawa umatnya menuju jalan yang lurus. Sholawat juga
dismpaikan kepada para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang tetap
istiqomah dijalanNya.

Dengan penuh pengharapan, semoga penulisan ini bisa memberi manfaat bagi
kami khususnya, semua pembaca pada umumnya,. Kami meminta maaf yang
sebesar-besarnya jika didalam penulisan kami terdapat kekeliruan dan kesalahan
dan kami juga ingin mengucapkan banyak terima kasih atas segalanya dan
semoga kita semua diberikan balasan berupa kebaikan dan keberkahan dari
allah SWT. Amin ya robbal ‘alamin
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................i.

DAFTAR ISI................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN

A.Latar Belakang...........................................................................................1

B.Rumusan Masalah......................................................................................1

BAB II : PEMBAHASAN

A.Hakikat Manusia........................................................................................2

B.Ilmu Pengetahuan.......................................................................................3

C. Hubungan Hakikat Manusia Dengan Ilmu Pengetahuan...........................3

BAB III : PENUTUP

A.Kesimpulan.................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................6
BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berkaitan dengan pendidikan, maka hakikat manusia perlu dibahas di awal,


karena pendidikan yang dilakukan adalah untuk manusia. Socrates mengatakan
bahwa belajar yang sebenarnya adalah belajar tentang manusia. Manusia
menjadi sosok sentral di alam dunia, karena manusia mengurus dirinya sendiri
dan alam. Manusia membuat peraturan sendiri untuk mengatur dirinya sendiri,
manusia juga membuat peraturan sendiri untuk mengatur alam, hewan,
tumbuhan, lautan, daratan, gunung, dan lain-lain berada di bawah aturan
yang dibuat oleh manusia. Bahkan manusiapun tunduk pada peraturan yang
dibuatnya sendiri. Kerusakan dan kelestarian alam tergantung pada manusia
sebagai sosok sentralnya. Jadi, sudah sewajarnya jika manusia harus mengenali
hakikat manusia yang sebenarnya.
Kelestarian manusia dan alam harus tetap dijaga dengan sebaik-baiknya, untuk
itu manusia sebagai sosok sentral harus dibekali dengan pengetahuan tentang
hakikat manusia, sehingga manusia mengetahui cara-cara menjaga kelestarian
manusia dan alam. Pengetahuan tentang hakikat manusia tersebut hanya akan
diperoleh jika manusia memperoleh bimbingan dari orang lain melalui proses
pendidikan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian hakikat manusia?


2. Apa pengertian ilmu pengetahuan?
3. Bagaimana hubungan antara hakikat manusia dengan manusia?
BAB II : PEMBAHASAN

A. Hakikat Manusia

Pendapat tentang hakikat manusia sangat beragam, tergantung pada sudut


pandang masing-masing. Ada beberapa konsep tentang makna manusia, antara
lain homo sapiens yaitu makhluk yang memiliki akal budi, animal rational yaitu
makhluk yang memiliki kemampuan berpikir, homo laquen yaitu makhluk yang
mempunyai kemampuan berbahasa, homo faber atau homor toolmaking animal
yaitu makhluk yang mampu membuat perangkat peralatan.
Pembahasan tentang manusia sangat beragam dan tidak henti-hentinya,
hal ini disebabkan oleh perbedaan sudut pandang yang digunakan oleh masing-
masing orang. Beberapa di antara telah memandang manusia sebagai makhluk
yang mampu berpikir, makhluk yang memiliki akal budi, makhluk yang mampu
berbahasa, dan makhluk yang mampu membuat perangkat peralatan untuk
memenuhi kebutuhan dan mempertahankan kehidupannya.
Socrates (470-399 SM) mengungkapkan hakikat manusia ialah makhluk
yang selalu ingin tahu tentang segala sesuatu, baik tentang manusia itu sendiri
maupun tentang hal yang ada di luar dirinya. Ada persyaratan yang harus
dipenuhi untuk memenuhi keingintahuan manusia tersebut, yaitu harus ada
bantuan dari orang lain dan harus mengetahui dirinya sendiri terlebih dahulu.
Menurut Plato (meninggal tahu 347 SM) bahwa hakikat manusia terdiri
dari tiga unsur yaitu roh, nafsu, dan rasio. Manusia menjalani kehidupannya
menggunakan roh dan nafsu. Roh sebagai simbol kebaikan dan nafsu sebagai
simbol keburukan, penggunaan keduanya dikendalikan oleh rasio sebagai
pengontrol.
Rene Descartes (1596-1650) mengungkapkan tentang posisi sentral akal
(rasio) sebagai esensi (hakikat) manusia. Akal memegang peran penting dalam
hakikat manusia, sehingga dikatakannya bahwa akal memiliki posisi sentral.
Menurut Thomas Hobbes (1588-1629 hakikat manusia adalah manusia
sebagai makhluk sosial yang ditandai dengan keberadaan kontrak sosial
didalamnya. Manusia tidak dapat menjalani kehidupannya secara sendiri-
sendiri, oleh karena itu harus ada saling menghargai antar sesama dan saling
menjaga hak-hak orang lain. Dua hal ini diperlukan untuk menjaga
keharmonisan hidup manusia.
Jhon Locke (1623-1704) mengatakan bahwa manusia dilahirkan laksana
kertas bersih, kemudian diisi dengan pengalaman-pengalaman yang diperoleh
dalam hidupnya.
Menurut Immanuel Kant (1724-1804) bahwa manusia adalah makhluk
rasional yang bebas bertindak berdasarkan alasan moral, manusia bertindak
bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri, tetapi juga harus memperhatikan
kepentingan orang lain di dalamnya.1
1
Ramayulis, Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam: Telaah Sistem Pendidikan
Kesatuan wujud manusia antara pisik dan psikis serta didukung oleh
potensi-potensi yang ada membuktikan bahwa manusia sebagah ahsan
at-taqwin dan menempatkan manusia pada posisi yang strategis, yaitu:
Hamba Allah (‘abd Allah) dan Khalifah Allah (khalifah fi al-ardh).
Manusia terdiri dari dua unsur yaitu fisik dan psikis. Kedua unsur
tersebut mempunyai potensi masing-masing yang saling melengkapi untuk
mengokohkan hakikat manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di bumi.
Manusia juga disebut sebagai homo socius ataupun zoon politicon yaitu
makhluk sosial yang mampu bekerja sama serta mengorganisasi diri untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Homo economics yaitu makhluk yang hidup
atas dasar prinsip-prinsip ekonomi. Homo religiosus yaitu makhluk yang
beragama. Manusia adalah makhluk yang serba unik.2
Manusia banyak memiliki predikat yang melekat padanya, antara lain
makhluk sosial, makhluk ekonomis, dan makhluk beragama. Manusia mampu
mengorganisasi diri, bekerja sama dengan yang lainnya, dan mampu
menerapkan prinsip-prinsip ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kebutuhan rohani dapat terpenuhi dengan agama yang dianutnya.
Hakikat manusia tak mungkin dijelaskan secara tuntas oleh pemikiran
filsafat yang hanya mengandalkan kemampuan optimal rasio. Satu-satunya
jalan yang paling meyakinkan adalah dengan merujuk ke sumber dari Sang
Pencipta manusia itu sendiri, yakni Allah. Dalam Al-Qur’an dijelaskan
mengenai konsep manusia dengan menggunakan sebutan: Abd Allah, Bani
Adam, Bani Basyr, al-Insan, al-Ins, al-Nas dan Khalifah Allah.
Konsep Abd Allah menunjukkan bahwa manusia adalah hamba yang
segala bentuk aktivitas kehidupannya untuk menghambakan diri kepada Allah.
Konsep Bani Adam berarti manusia berasal dari nenek moyang yang sama, yaitu
Adam dan Hawa yang terdiri dari berbagai ras. Konsep Bani Hasyr
menggambarkan manusia sebagai makhluk biologis terdiri dari unsur materi
yang membutuhkan makan dan minum, bukan keturunan makhluk bukan
manusia. Konsep al-Insan berarti manusia diciptakan sebagai makhluk
eksploratif yang mempunyai keseimbangan antara pertumbuhan dan
perkembangan. Konsep al-Ins menunjukkan bahwa manusia mempunyai
potensi untuk menjadi makhluk berperadaban yang mempunyai kemampuan
kreasi dan inovasi. Konsep al-Nas berarti manusia sebagai makhluk sosial yang
hidup bermasyarakat. Konsep Khalifah Allah menunjukkan manusia
mengemban tugas untuk mewujudkan serta membina sebuah tatanan kehidupan
yang harmonis di bumi.3
Hakikat manusia adalah sebagai hamba dan khalifah Allah di bumi yang
terdiri dari tiga unsur yaitu: unsur jasmani (fisik, nafsu), unsur akal (rasio), dan
unsur ruhani (psikis, ruh).
dan Pemikiran para Tokohnya, (Jakarta: Kalam Mulia, 2011), hal. 57
2
Jalaluddin, op. cit. Hal. 77-78
3
Jalaluddin, op. cit. Hal.79-95
B. Ilmu Pengetahuan

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ilmu pengetahuan


adalah gabungan beberapa pengetahuan yang disusun secara logis dan bersistem
dengan memperhitungkan sebab akibat. Ilmu pengetahuan juga diartikan
sebagai proses mengamati, eksperimen, deskripsi, penyidikan, serta penjelasan
teoritis mengenai sebuah fenomena.
Oleh karenanya, ilmu pengetahuan juga bisa dikatakan sebagai sudut
pandang atau buah pikiran seseorang yang telah memenuhi persyaratan dalam
ilmu pengetahuan pada cabang ilmu tertentu.
Untuk memahami lebih lanjut tentang ilmu pengetahuan, ini pandangan
beberapa ahli mengenai pengertian ilmu pengetahuan:
1) The Liang Gie
Ilmu adalah usaha manusia untuk memahami dunia dan sekelilingnya melalui
tiga bidang, yakni pengetahuan ilmiah, persoalan ilmiah, dan penjelasan gaib.
2) Muhammad Hatta
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang disusun secara sistematis atau
teratur dan membahas tentang pekerjaan hukum umum, mempelajari sebab
akibat dalam sebuah permasalahan yang muncul.
3) Karl Pearson
Ilmu adalah pengetahuan yang menggambarkan atau menerangkan secara
komprehensif dan efektif.
4) Robert Ackerman
Ilmu adalah kajian tajam mengenai pendapat-pendapat ilmiah dan perbandingan
terhadap parameter-parameter yang dikembangkan dari sebuah gagasan tertentu
yang bisa digaet melalui studi atau latihan.

C. Hubungan Hakikat Manusia Dengan Ilmu Pengetahuan

Manusia dilahirkan dengan berbagai potensi yang senatiasa selalu berupaya


untuk mengembangkan potensi yang dimiliki, salah satu cara dalam
mengembangkan potensi tersebut adalah dengan cara pendidikan sepanjang
hayat dan berfilsafat. Pendidikan itu diberikan atau diselenggarakan dalam
rangka mengembangkan seluruh potensi manusia ke arah yang positif. Karena
dengan kita senantiasa mengembangkan diri niscaya kita akan menjadi manusia
seutuhnya dengan berbagai potensi yang kita miliki.
Pada hakikatnya manusia memerlukan pengetahuan dalam berkehidupan.
Pengetahuan sendiri memiliki berbagai macam bentuknya berupa pengetahuan
biasa, pengetahuan agama, pengetahuan filsafat dan pengetahuan ilmiah. Yang
menjadi pembeda antara manusia dengan makhluk lainya berupa ilmu
pengetahuan, karena dengan ilmu manusia senantiasa dapat membedakan antara
baik dan buruk, benar dan salah dan lain sebagainya. Sudah semestinya
Pengetahuan merupakan sesuatu yang sangat vital yang harus mendapatkan
perhatian agar dapat mengantarkan kepada kehidupan yang yang lebih baik.
Filsafat dan agama esensinya dua ranah yang berbeda, bahkan sering adanya
perbedaan pendapat antara keduanya, tetapi sebenarnya keduanya merupakan
hal yang saling berhubungan dan berkombinasi untuk mengetahui terkait
hakikat keilmuan dalam keduanya.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang diberi kesempatan untuk berusaha
dan berkarya di dunia agar kelak kembali kepada Tuhan. Manusia terdiri dari
dua unsur, fisik dan psikis. Kedua unsur tersebut memiliki potensi masing-
masing yang saling melengkapi untuk memperkuat fitrah manusia sebagai
hamba dan khalifah Tuhan di muka bumi.
Menurut Al-Qur'an, fitrah manusia adalah bahwa manusia terdiri dari
unsur fisik, intelektual dan spiritual. Sedangkan Sifat manusia adalah hamba
dan khalifah Allah di muka bumi, yang terdiri dari tiga unsur yaitu:unsur
jasmani, unsur intelektual dan unsur rohani. Orang memikirkan hal-hal baru
karena mereka tidak hanya hidup untuk bertahan hidup, mereka hidup untuk
lebih baik. Artinya manusia memiliki tujuan hidup yang lebih tinggi, sehingga
manusia terus mengembangkan ilmu yang diterimanya, untuk menjadi makhluk
lain yang berbeda. Ilmu Pengetahuan berasal dari berbagai sumber yaitu
pengalaman, akal, lembaga pendidikan, wahyu dari Tuhan melalui para nabi.
Untuk itu, manusia harus mencari ilmu.

KESIMPULAN

Hakikat manusia adalah sebagai hamba dan khalifah Allah di bumi yang
terdiri dari tiga unsur, yaitu: jasmani (pisik, nafsu), akal (rasio), dan rohani
(psikis, roh). Sebagai konsekuensi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di
bumi, maka manusia merupakan: makhluk ciptaan Tuhan, makhluk yang
terlahir dalam kondisi tidak berdaya (kertas bersih), membutuhkan bantuan dari
orang lain, makhluk yang memiliki kemampuan berpikir, makhluk yang
memiliki akal budi, makhluk yang selalu ingin tahu tentang segala sesuatu,
makhluk yang mempunyai kemampuan berbahasa, makhluk yang mampu
membuat perangkat peralatan, makhluk sosial yang mampu bekerja sama,
makhluk yang mampu mengorganisasi diri untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, makhluk yang hidup atas dasar prinsipprinsip ekonomi, makhluk
yang beragama, makhluk rasional yang bebas bertindak berdasarkan alasan
moral, makhluk dengan kontrak sosial untuk menghargai dan menjaga hak
orang lain.
Sebagai konsekuensi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di
bumi, maka manusia merupakan: makhluk ciptaan Tuhan, makhluk yang
terlahir dalam kondisi tidak berdaya (kertas bersih), membutuhkan bantuan dari
orang lain, makhluk yang memiliki kemampuan berpikir, makhluk yang
memiliki akal budi, makhluk yang selalu ingin tahu tentang segala sesuatu,
makhluk yang mempunyai kemampuan berbahasa, makhluk yang mampu
membuat perangkat peralatan, makhluk sosial yang mampu bekerja sama,
makhluk yang mampu mengorganisasi diri untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, makhluk yang hidup atas dasar prinsip-prinsip ekonomi, makhluk
yang beragama, makhluk rasional yang bebas bertindak berdasarkan alasan
moral, makhluk dengan kontrak sosial untuk menghargai dan menjaga hak
orang lain.
Pada hakikatnya manusia memerlukan pengetahuan dalam berkehidupan.
Yang menjadi pembeda antara manusia dengan makhluk lainya berupa
ilmu pengetahuan, karena dengan ilmu manusia senantiasa dapat membedakan
antara baik dan buruk, benar dan salah dan lain sebagainya. Orang memikirkan
hal-hal baru karena mereka tidak hanya hidup untuk bertahan hidup, mereka
hidup untuk lebih baik. Artinya manusia memiliki tujuan hidup yang lebih
tinggi, sehingga manusia terus mengembangkan ilmu yang diterimanya, untuk
menjadi makhluk lain yang berbeda. Ilmu Pengetahuan berasal dari berbagai
sumber yaitu pengalaman, akal, lembaga pendidikan, wahyu dari Tuhan melalui
para nabi. Untuk itu, manusia harus mencari ilmu.

DAFTAR PUSTAKA

Jalaluddin. 2011. Filsafat Pendidikan Islam: Telaah Sejarah dan Pemikirannya.


Jakarta: Kalam Mulia.
Ramayulis, Samsul Nizar. 2011. Filsafat Pendidikan Islam: Telaah Sistem
Pendidikan dan Pemikiran para Tokohnya. Jakarta: Kalam Mulia.

https://sumsel.kemenag.go.id/files/sumsel/file/file/TULISAN/
qoxb1336983491.pdf

https://kumparan.com/pengertian-dan-istilah/pengertian-ilmu-pengetahuan-
dan-jenis-jenisnya-20IZjYQJIWE

https://jurnal.unugha.ac.id/index.php/twd/article/view/227

https://journal.stkipsubang.ac.id/index.php/didaktik/article/view/56 3

Anda mungkin juga menyukai