benak saya “LEMAH”. manusia berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah, alaqah, dan
mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang sempurna, tapi dengan beragam macam
proses kehidupan yang harus ia alami. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia
yang telah diberikan Allah Swt.
Hakekat penciptaan manusia dalam perspektif Islam dengan merujuk pada nash
Alquran, selalu bertitik tolak pada term khalaqa (menciptakan) dan atau ja’ala (menjadikan).
Dimana Allah lah sebagai maha pencipta dan yang menjadikan manusia ada di muka bumi ini.
Kedua term ini, mengimformasikan bahwa manusia itu tercipta atas dua unsur yakni materi dan
immateri.
Kedua unsur yang disebutkan di atas, dapat tumbuh dan berkembang melalui proses
pendidikan. Dengan demikian, manusia dapat disebut sebagai homo educandum (makhluk
yang dapat didik) dan homo education (makhluk pendidik). Dari paradigma ini, menyebabkan
ke-eksistensian manusia secara fitrawi disebut sebagai makhluk pedagogik, yakni; makhluk
Tuhan yang sejak diciptakannya telah membawa potensi untuk dapat didik dan dapat mendidik.
Hal ini jelas, manusia sejak kecil dirawat oleh orangtuanya, sebagai manusia yang lemah. Ia
diajarkan berbagai macam hal yang ia butuhkan untuk bertahan hidup, step by step bayi yg
semula hanya bisa melakukan aktivitas dalam gendongan ibu akhirnya mampu melaksanakan
kegiatannya dengan tumpuan kakinya sendiri, berjalan.
Dalam pandangan Islam, fitrah manusia adalah suatu potensi keagamaan yang terbawa
sejak lahir dan potensi tersebut dapat bertumbuh dan berkembang. Tingkat pertumbuhan dan
perkembangannya, seiring dengan proses pedagogis yang mengitarinya dengan melibatkan
pendidikan informal, pendidikan formal, dan pendidikan nonformal.
Dalam agama Islam juga dijelaskan bahwasannya manusia adalah makhluk ciptaan
Allah yang mana keberadaannya di bumi ini bukan karena sembarang alasan. Melainkan,
karena ia dipercaya untuk menjadi khalifah di bumi ini. Sebagaimana firman Allah kepada para
malaikat ketika akan menciptakan Adam, ''Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi''. (Al-Baqarah:30).
Banyak kaum muslimin yang keliru dalam memahami ayat ini, dipahami bahwa manusia
sebagai wakil/pengganti Allah dalam mengurus bumi. Makna khalifah yang benar adalah kaum
yang akan menggantikan satu sama lain, kurun demi kurun, dan generasi demi generasi,
demikian penjelasan dalam ringkasan Tafsir Ibnu Katsier.
Tentu saja dalam Islam pandangan tentang manusia banyak kita dapati melalui tokoh-
tokoh filsafat dan psikologi Islam. Para tokoh mempercayai bahwasannya manusia dalam
pandangan Islam terdiri atas dua substansi yang paradoks yaitu :
1)Substansi jasmani, yaitu Jasad. Adalah substansi manusia yang terdiri atas struktur
organisme fisik. Organisme fisik manusia lebih sempurna di banding dengan organisme fisik
makhluk-makhluk lain. Setiap makhluk biotik lahiriyah memiliki unsur material yang sama, yakni
terbuat dari unsur tanah, api, udara dan air. Jisim manusia memiliki natur tersendiri. Al-Farabi
menyatakan bahwa komponen ini dari alam ciptaan, yang memiliki bentuk, rupa, berkualitas,
berkadar, bergerak dan diam serta berjasad yang terdiri dari beberapa organ. Begitu juga al-
Ghazali memberikan sifat komponen ini dengan dapat bergerak, memiliki ras, berwatak gelap
dan kasar, dan tidak berbeda dengan benda-benda lain. Sementara Ibnu Rusyd berpendapat
bahwa komponen jasad merupakan komponen materi, sedang menurut Ibnu Maskawaih bahwa
badan sifatnya material, Ia hanya dapat menangkap yang abstrak. Jika telah menangkap satu
bentuk kemudian perhatiannya berpindah pada bentuk yang lain maka bentuk pertama itu
lenyap.
2)Substansi rohani, yaitu, Ruh Merupakan substansi psikis manusia yang menjadi
esensi kehidupannya. Sebagian ahli menyebut ruh sebagai badan halus (jism latief), ada yang
substansi sederhana (jaubar basiib), dan ada juga substansi ruhani (jaubar ruhani). Ruh yang
menjadi pembeda antara esensi manusia dengan esensi makhluk lain. Ruh berbeda dengan
spirit dalam terminologi psikologi, sebab term ruh memiliki arti jaubar (subtance) sedang spirit
lebih bersifat aradh (accident). Ruh adalah substansi yang memiliki natur tersendiri. Menurut
Ibnu Sina, ruh adalah kesempurnaan awal jisim alami manusia yang tinggi yang memiliki
kehidupan dengan daya. Sedang bagi al-Farabi, ruh berasal dari alam perintah (amar) yang
mempunyai sifat berbeda dengan jasad. Menurut Ibnu Qoyyim al-Jauzy menyatakan
pendapatnya bahwa, roh merupakan jisim nurani yang tinggi, hidup bergerak menembusi
anggota-anggota tubuh dan menjalar di dalam diri manusia.
sebagaimana mestinya kita sebagai bagian dari warga negara memiliki hak dan kewajiban
terhadap negara indonesia
kali ini kelompok kami akan menunjukan tenang hak dan kewajiban seorang warga negara
terhadap negaranya
pasal yang terkait
pasal 29 ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi, “Negara menjamin kemerdekaan
tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaanya itu. Dan pada pasal 28E ayat 2 dijelaskan bahwa, “Setiap orang
berhak atas kebebasan menyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap hasesuai
dengan hati nuraninya”.
hak
1. memeluk kepercayannya
2. beribadat sesuai keyakinannya
3. bebas memeluk agama tanpa adanya paksaan
4. mendapat perlindungan dari segala tindakan diskriminatif,terorisme dan kekerasan yang
dilatar belakangi agama
5. kesetaraan didepan hukum
kewajiban
1. menjaga ketertiban antar umat beragama
2. tidak melakukan diskriminasi terhadap agama lain
3. tidak melakukan tindakan terorisme
4. menjalankan kegiatan keagamaan yang tidak bertentangan dengan UUD dan pancasila
5. toleransi
11 Fungsi Agama Dalam kehidupan Manusia
Agama islam ataupun agama lain merupakan tongkat untuk penunjuk jalan bagi orang orang
yang yang buta akan nilai nilai moral dan norma norma agama yang berlaju dimasyarakat.
Dengan memiliki agama seseorang akan selalu berada pada jalan kebaikan dan kebenaran
yang dapat menguntungkan diri sendiri ataupun orang lain di dalam hidup
bermasyarakatnya. Agama adalah segalanya bagi kehidupan manusia, karena agama adalah
tiang dari segala tiang didunia yang jika tiang itu runtuh maka manusia berada pada kerugian.
Kepekaan tersebut dapat merangsang dan menyemangati orang orang agar tidak hanya
berdiam diri saja menyaksikan hal hal yang tidak baik antara lain tentang ketidakadilan ditengah
masyarakat, tentang prilaku menyimpang atau tentang kezoliman yang berkembang pada
sistem kehidupan dimasyarakat. masyarakat yang memiliki agama ( walaupun berbeda beda)
maka akan memiliki jiwa yang lebih peka dan cerdas untuk menolak semua peristiwa yang
berbau ketidakadilan tersebut.
Yaitu memiliki agama berarti memiliki kebangaan karena mempunyai tuhan tempat kita
berserah diri, memohon bantuan dan sarana untuk beribadah agar menjadi manusia bisa lebih
dekat dengan yang maha kuasa dan menjadi pribadi yang lebih baik. agama sebagai
kebanggaan diri secara pribadi tetapi bukan untuk dipertunjukan dalam bentuk keangkuhan,
pamer atau kesombongan. karena keangkuhan hanya akan membuat jarak kita dengan orang
lain menjadi menpunyai dinding batas untuk saling berinteraksi. hal ini disebabkan pada
dasarnya manusia tidak menyukai seseorang yang pamer dan bangga dengan tujuan untuk
menyombongkan diri.
Agama dapat mempersatukan perbedaan kultur dalam masyarakat yang majemuk . Agama
sangat penting dan sangat berperan dalam membentuk dan membangaun tatanan masyarakat
menjadi lebih teratur, ter rah dan lebih maju karena ajaran agama mampu menciptakan
kerukunan kultur dan memperbaiki kualitas pergaulan pada orang orang yang memiliki
perbedaan agama pada masyarakat yang majemuk agar senantiasa hidup berdampingan tanpa
ada rasa iri, dengki, merasa paling benar dan lain lain.
Agama adalah Tiang kehidupan – Seseorang yang tidak mempunyai agama apapun
maka kehidupannya akan dipenuhi dengan keraguan, cenderung suka dengan jalan
kemaksiatan dan perbuatan perbuatan yang merugikan orang lain. tanpa agama seseorang
tidak akan mempunyai sesuatu yang selalu mengajaknya untuk berdoa, bersyukur, menyesali
perbuatan dan memohon pengampunan pada tuhan yang diyakininya dapat menolongnya
merubah jalannya menjadi lebih baik.
Agama adalah Tiang dalam berfikir – Seseorang yang tidak memiliki agama maka
akan sulit baginya untuk mengerti dan memahami cara menghormati perbedaan kita dengan
orang lain. sulit bisa menghargai ibadah orang lain dan sulit untuk menyayangi orang orang
yang butuh bantuan . tanpa agama kita tidak mampu berfikir jernih karena jalan kebaikan ,
kebenaran dan keadilan yang diajarkan didalamnya tidak pernah dipahaminya dengan baik.
Agama adalah Tiang dalam berprilaku – Tanpa agama seseorang tidak bisa
berprilaku baik ditengah masyarakat karena agama yang selalu mengajarkan kebaikaan tidak
dimilikinya. tanpa agama seseorang sangat miskin dengan ajaran ajaran kebaikan, moral dan
tentang norma norma yang harus dijalankan dalam masyarakat. tanpa agama seseorang
cenderung tidak mampu berprilaku santun, tidak mampu mengendalikan emosi, merasa
menang sendiri dan tidak bisa menghargai hasil karya orang lain.
Agama adalah Tiang dalam mengambil keputusan. – Agama selalu mengajarkan hal
hal kebaikan agar manusia selalu berada dalam kebenaran daan tidak melakukaan hal hal yang
dilarang yaang sebenarnya bisa berdampak buruk bagi orang lain. jika hidup saling rukun,
saaling menghormati dan tidak saling menyakiti maka hidup bermasyarakat akan selalu terasa
damai, aman dan mudah dalam mengambil keputusan ketika sedang bermusyawarah.
Agama adalah Tiang negara – Sebuah negara yang sangat maju tidak akan berati apa
apa jika warga negaranya tidak memiliki agama.karean tanpaa agama manusia dengan
manusia lainnya akan mudah terpancing dengan hal hal yang dapat memecah belah persatuan,
seseorang yang tidak beragama mudah terhasut , mudah diperdaya dan mudah terpancing
emosi dan memulai pertikaian, pertengkaran, permusuhan, perkelahian, bahkan peperangan.
Didalam masyarakat yang majemuk seperti Indonesia fungsi agama bisa juga berarti sebagai
pedoman hidup sehari hari, sebagai pembeda dan ciri khas dimasyarakat, sebagai pedoman
untuk memahami sesuatu yang baik dan yang salah, sebagai pedoman untuk rekreasi dan
hiburan dan sebagai pengakuan diri akan rasa persamaan diantara umat beragama yang ada di
Indonesia.
Agama mempunyai dua faktor yang sebenarnya tidak dapat terpisah dari kehidupan masyarkat
sehari hari. namun perbedaan agama yang ada diIndonesia sebenarnya sudah bukan saatnya
untuk diperdebatkan , karena masyarakat yang majemuk sudah terbiasa menjadi gaya hidu di
Indonesia sejak jaman kemerdekaan belum ada. Indonesia sudah terbiasa hidup berdampingan
dan rukun walaupun masyarakatnya berbeda kultur. kondisi ini seharusnya menjadi
kebanggaan dan tauladan yang baik bagi bangsa lain yang hingga saat ini masih saja bertikai
hanya karena perbedaan agama. secara logika pertikaian mereka tidak ada artinya, karena
bangsa yang terus menerus bertikai hanya karena perbedaan agama, sebenarnya sudah jauh
tertinggal dari bangsa Indonesia, karena kemajuan mereka dalam bentuk etika dan rasa
toleransi beragama belumlah sempurna seperti Indonesia! (baca : manfaat toleransi antar umat
beragama)
Faktor yang mempengaruhi peranan agama
1. Faktor integritas
Perbedaan agama untuk menyatukan ikatan bersama dalam anggota anggota dalam
masyarakat dan menjalani kewajiban kewajiban yang telah diatur negara berdasarkan undang
undang yang berlaku untuk semnmua agama di Indonesia. hal ini dapat menyebabkan semakin
kuatnya rasa persatuan dan kesatuan ditanah air karena agama bisa sebagai kekuatan
pemersatu yang paling kuat dari pada senjata tajam manapun.
persatuan yang terbentuk dari perbedaan yang menjelma saling menghargai, menghormati dan
saling menyayangi satu sama lainnya dapat mudah meruntuhkan ancaman dari bangsa lain
atau menghapuskan tekanan dari negara tetangga demi kepentingannya sendiri. Bangsa yang
besar adalah bangsa yang bisa bersatu didalam perbedaan dan hidup rukun tanpa saling
merugikan.
2. Faktor Disintegratif
Fungsi agama memang dapat mempersatukan perbedaan dan meningkatkan rasa
nasionalisme terhadap tanah air. Namun agama juga bisa atau berpotensi untuk
menghancurkan eksistensi pada lingkaran masyarakat , memecahbelah persatuan dan bisa
memporak porandakan rasa nasionalisme terhadap bangsa dan negara. Hal dapat terjadi jika
salah satu agama tampil sebagai eksistensi yang paling benar, bersifat kejam dan ingin
berkuasa, merasa ajaran agama lain adalah buruk dan cenderung menyalahkan eksistensi
agama lain.
Kondisi faktor disintegratif sebaiknya tidak berlaku dinegara manapun, karena kerukunan antar
umat beragama sangatlah penting agar tidak terjadi pertikaian dan peperangan yang tidak
perlu. fungsi agama sebaiknya dijalnkan untuk kemajuan moral seluruh manusia agar selalu
dalam kondisi yang seharusnya dan tidak bertentangan dengan norma norma yang telah ada
dimasyarakat.
ETIKA
Etika berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau
adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu
ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah
atau benar, buruk atau baik. Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control“,
karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok itu
sendiri.
Etika disebut juga filsafat moral merupakan cabang filsafat yang berbicara tentang tindakan
manusia. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana
manusia harus bertindak. Tindakan manusia ini ditentukan oleh bermacam-macam norma,
diantaranya norma hukum, norma moral, norma agama dan norma sopan santun. Norma
hukum berasal dari hukum dan perundang-undangan, norma agama berasal dari agama, norma
moral berasal dari suara hati dan norma sopan santun berasal dari kehidupan sehari-hari.
Etika tidak dapat menggantikan agama. Agama merupakan hal yang tepat untuk memberikan
orientasi moral. Pemeluk agama menemukan orientasi dasar kehidupan dalam agamanya.
Akan tetapi agama itu memerlukan ketrampilan etika agar dapat memberikan orientasi, bukan
sekadar indoktrinasi. Hal ini disebabkan empat alasan sebagai berikut:
1. Orang agama mengharapkan agar ajaran agamanya rasional. Ia tidak puas mendengar
bahwa Tuhan memerintahkan sesuatu, tetapi ia juga ingin mengerti mengapa Tuhan
memerintahkannya. Etika dapat membantu menggali rasionalitas agama.
2. Seringkali ajaran moral yang termuat dalam wahyu mengizinkan interpretasi yang saling
berbeda dan bahkan bertentangan.
3. Karena perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan masyarakat maka agama
menghadapi masalah moral yang secara langsung tidak disinggung-singgung dalam wahyu.
Misalnya bayi tabung, reproduksi manusia dengan gen yang sama.
4. Adanya perbedaan antara etika dan ajaran moral. Etika mendasarkan diri pada argumentasi
rasional semata-mata sedangkan agama pada wahyunya sendiri. Oleh karena itu ajaran agama
hanya terbuka pada mereka yang mengakuinya sedangkan etika terbuka bagi setiap orang dari
semua agama dan pandangan dunia.
Istilah berkaitan
Kata etika sering dirancukan dengan istilah etiket, etis, ethos, iktikad dan kode etik atau kode
etika.
Etika adalah ilmu yang mempelajari apa yang baik dan buruk.
Etiket adalah ajaran sopan santun yang berlaku bila manusia bergaul atau berkelompok dengan
manusia lain. Etiket tidak berlaku bila seorang manusia hidup sendiri misalnya hidup di sebuah
pulau terpencil atau di tengah hutan.
Etis artinya sesuai dengan ajaran moral, misalnya tidak etis menanyakan usia pada seorang
wanita.
Ethos artinya sikap dasar seseorang dalam bidang tertentu. Maka ada ungkapan
ethos kerja artinya sikap dasar seseorang dalam pekerjaannya, misalnya ethos kerja yang
tinggi artinya dia menaruh sikap dasar yang tinggi terhadap pekerjaannya.
Kode atika atau kode etik artinya daftar kewajiban dalam menjalankan tugas sebuah profesi
yang disusun oleh anggota profesi dan mengikat anggota dalam menjalankan tugasnya.