Anda di halaman 1dari 5

RESUME

TENTANG

MANUSIA YANG BAGAIMANA YANG DIDAMBAKAN


PENDIDIKAN NASIONAL DAN SIAPA MANUSIA,URGENSI
MENJADI MANUSIA BERKEPRIBADIAN

Nama : Siti Nur Anisa Putri


Nim : 20129077
Dosen Pembimbing :
Asdi Wirman, S.Pd.I., M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS NEGERI PADANG

TAHUN PELAJARAN

2021
1. Manusia Yang Bagaimana Yang Didambakan Pendidikan Nasional?

UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional (Sisdiknas) pasal 3

menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.

Manusia yang didambakan pendidikan nasional dillahat dari krakter yang unggul

dalam menghadapi segala persoalan dan tantangan dalam hidupnya. Dan ada tiga manusia

yang didambakan pendidikan nasional yaitu :

1. Manusia yang mampu mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem

pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.”

2. Manusia yang mampu memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan

menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban

serta kesejahteraan umat manusia.”

3. Manusia yang mampu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.”
2. Siapa Manusia ?

Manusia merupakan makhluk yang berada di tempat paling tinggi rantai makanan.
Banyak defenisi yang diberikan ahli untuk menerjemahkan istilah “manusia”. Sederhananya,
manusia adalah manusia yang diberi akal pikiran. Secara etimologi, kata “manusia” berasal
dari bahasa Sansekerta yakni dari kata “manu” , dan bahasa Latin yakni “mens”  yang berarti
berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain).

Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah
gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Manusia juga dapat
diartikan berbeda-beda baik menurut sudut pandang biologis, rohani, dan istilah kebudayaan,
atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens
(Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang
dilengkapi otak berkemampuan tinggi.

Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi
di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau
makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain.

Manusia secara bahasa disebut juga insan yang dalam bahasa arabnya, yang berasal
dari kata nasiya yang berarti lupa dan jika dilihat dari kata dasar al-uns yang berarti jinak.
Kata insan dipakai untuk menyebut manusia, karena manusia memiliki sifat lupa dan jinak
artinya manusia selalu menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru disekitarnya. Manusia
cara keberadaannya yang sekaligus membedakannya secara nyata dengan mahluk yang lain.
Seperti dalam kenyataan mahluk yang berjalan diatas dua kaki, kemampuan berfikir dan
berfikir tersebut yang menentukan manusia hakekat manusia. Manusia juga memiliki karya
yang dihasilkan sehingga berbeda dengan mahluk yang lain. Manusia dalam memiliki karya
dapat dilihat dalam seting sejarah dan seting psikologis situasi emosional an intelektual yang
melatarbelakangi karyanya. Dari karya yang dibuat manusia tersebut menjadikan ia sebagai
mahluk yang menciptakan sejarah. Manusia juga dapat dilihat dari sisi dalam pendekatan
teologis, dalam pandangan ini melengkapi dari pandangan yang sesudahnya dengan
melengkapi sisi trasendensi dikarenakan pemahaman lebih bersifat fundamental. Pengetahuan
pencipta tentang ciptaannya jauh lebih lengkap dari pada pengetahuan ciptaan tentang
dirinya.
Berbicara tentang manusia maka yang tergambar dalam pikiran adalah berbagai
macam perfektif, ada yang mengatakan masnusia adalah hewan rasional (animal rasional) dan
pendapat ini dinyakini oleh para filosof. Sedangkan yang lain menilai manusia sebagai
animal simbolik adalah pernyatakan tersebut dikarenakan manusia mengkomunikasikan
bahasa melalui simbol-simbol dan manusia menafsirkan simbol-simbol tersebut. Ada yang
lain menilai tentang manusia adalah sebagai homo feber dimana manusia adalah hewan yang
melakukan pekerjaan dan dapat gila terhadap kerja. Manusia memang sebagai mahluk yang
aneh dikarenakan disatu pihak ia merupakan “mahluk alami”, seperti binatang ia memerlukan
alam untuk hidup. Dipihak lain ia berhadapan dengan alam sebagai sesuatu yang asing ia
harus menyesuaikan alam sesuai dengan kebutuh-kebutuhannya. Manusia dapat disebut
sebagai homo sapiens, manusia arif memiliki akal budi dan mengungguli mahluk yang lain.
Manusia juga dikatakan sebagai homo faber hal tersebut dikarenakan manusia tukang yang
menggunakan alat-alat dan menciptakannya.

3. Urgensi menjadi manusia berkepribadian?


Manusia harus mengenal lebih baik dalam tipe kepribadian dalam dirinya sendiri. Tipe
kepribadian yang Anda miliki tidak hanya cukup diketahui saja. Tapi harus mempelajarinya
lebih dalam supaya kita bisa mengenal diri sendiri lebih baik dan mendapatkan beberapa

manfaat, meliputi:

a. Membantu kita dalam memahami orang lain lebih baik

Mengenali tipe kepribadian yang dimiliki, membantu kita dalam memahami reaksi dan

persepsi orang lain yang berbeda, sekalipun itu terjadi pada situasi yang sama. Dan kita

tidak akan lagi memaksakan pemikiran maupun pendapat kita agar disetujui oleh orang

yang memiliki tipe kepribadian berlawanan dengan kita. Contohnya, kita

yang ekstrovert berteman dengan orang yang introvert. Kita tentu tidak akan memaksanya

ikut ke suatu acara yang melibatkan banyak orang karena itu akan membuatnya tidak

nyaman.
b. Tahu kelemahan dan kelebihan diri sendiri

Salah satu keuntungan mengenal tipe kepribadian adalah mengetahui apa saja kelemahan
diri sendiri. Paham akan kelemahan diri, memungkinkan kita untuk berhati-hati dalam
melakukan sesuatu dan tidak bertindak ceroboh pada situasi tertentu.
Selain itu, kita juga tahu kelebihan yang kita miliki. kita bisa mengembangkan kelebihan
ini menjadi sebuah potensi, contohnya memperluas koneksi dengan orang banyak karena
kita orang yang cukup simpel dan bisa menghidupkan suasana.

c. Tahu mana yang disukai dan tidak disukai

Setiap orang memiliki hal yang disukai dan yang berbeda-beda. Contohnya, kita tidak
menyukai suasana yang berisik atau bertemu banyak orang. Bila kita mengetahui hal ini,
tentu kita akan menghindari hal yang bisa membuat kita risih dan terganggu. Dengan
mengenal tipe kepribadian yang dimiliki, kita bisa menempatkan diri pada hal yang kita
sukai dan menghindari hal yang tak kita sukai terjadi pada diri kita sendiri.

Anda mungkin juga menyukai