Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSEP-KONSEP MENGENAI ORGANISASI


PADA TARAF KOMUNIS

DOSEN PENGAMPUH:
Muhammad Nur Ihsan, S.Pi. M.Si

DI SUSUN OLEH:
Nama : NURFADILA
Nim : G0321311
Prodi : Perikanan Tangkap

PRODI PERIKANAN TANGKAP


FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah
Oseanografi Perikanan tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada
Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulisan makalah berjudul “KONSEP-KONSEP MENGENAI ORGANISASI


PADA TARAF KOMUNIS” dapat diselesaikan karena. Penulis berharap makalah
tentang ekologi perairan dapat menjadi referensi bagi pihak yang tertarik. Selain itu,
penulis juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru setelah
membaca makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada


bagian isi. Penulis menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi
penyempurnaan makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini,
penulis memohon maaf.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Majene, 30 April 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

SAMPUL................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...........................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................4
C. Tujuan..........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian komunitas biotik.........................................................................5
B. Klasifikasi intrakomunitas............................................................................5
C. Analisis komunitas.......................................................................................6
D. Keanekaragaman jenis dalam komunitas.....................................................7
E. Pola-pola dalam komunitas..........................................................................8
F. Ekotone dan konsep mengenai pengaruh tepi..............................................9
G. Paleoekologi.................................................................................................10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunitas adalah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada waktu dan
daerah tertentu yang saling bertinteraksi dan saling mempengaruhi. Komunitas
memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan
populasi.
Komunitas tidak hanya mempunyai kesatuan fungsional tertentu dengan struktur
trofik dan arus energi khas saja, tetapi juga merupakan kesatuan yang di dalamnya
terdapat peluang bagi jenis tertentu untuk dapat hidup dan berdampingan. walaupun
demikian tetap masih ada kompetisi diantaranya, sehingga akan ditemukan populasi
tertentu berperan sebagai dominansi suatu komunitas. Populasi yang mendominasi
tersebut terutama adalah populasi yang dapat mengendalikan sebagian besar arus
energi dan kuat sekali mempengaruhi lingkungan pada semua jenis yang ada di
dalam komunitas yang sama.
Ekotone adalah peralihan antara dua atau lebih komunitas yang berbeda. Daerah
ini adalah daerah pertemuan yang dapat berbentuk bentangan luas tetapi masih lebih
sempit/kecil jumlah populasinya dari komunitas sekitarnya. Komunitas ekotone
biasanya banyak mengandung organisme dari masing-masing komunitas yang saling
tumpang tindih, dan sebagai tambahan, ataupun sebagai organisme yang khas tidak
terdapat pada masing-masing komunitas pendampingnya.
Seringkali terdapat kecenderungan jumlah jenis dan kepadatan organisme di
wilayah ekotone lebih besar daripada komunitas sekitarnya Kecenderungan ini
akhirnya akan meningkatkan keanekaragaman dan kepadatan wilayah ekotone
dibanding komunitas pendampingnya. keadaan ini dikenal sebagai pengaruh tepi
(edge effect).

B. Rumusan Masalah
a. Apa Pengertian Komunitas Biotik?
b. Apa Klasifikasi Intrakomunitas Dan Konsep Dominan Ekologi?
c. Apa Saja Analisis Komunitas?
d. Apa Saja Keanekaragaman Jenis Dalam Komunitas?
e. Apa Pola-Pola Dalam Komunitas?
f. Apa Ekotone Dan Konsep Mengenai Pengaruh Tepi?
g. Apa Paleoekologi?

C. Tujuan
a. Untuk Menetahui Pengertian Komunitas Biotik
b. Untuk Menetahui Intrakomunitas Dan Konsep Dominan Ekologi
c. Untuk Menetahui Analisis Komunitas
d. Untuk Menetahui Keanekaragaman Jenis Dalam Komunitas
e. Untuk Menetahui Pola-Pola Dalam Komunitas
f. Untuk Menetahui Ekotone Dan Konsep Mengenai Pengaruh Tepi
g. Untuk Menetahui Paleoekologi

4
BAB II
PEMBAHASAN

Asas-Asas dan Konsep Mengenai Organisasi pada Taraf Komunitas


A. Konsep Komunitas Biotik
Komunitas biotik adalah kumpulan populasi apa saja yang hidup dalam daerah
atau habitat fisik yang telah ditentukan, hal tersebut merupakan satuan yang
diorganisir sedemikian bahwa dia mempunyai sifat-sifat tambahan terhadap
komponen2 individu dan fungsi-fungsi sebagai suatu unit melalui metabolic yang
bergandengan. Komunitas-komunitas utama adalah mereka yang cukup besar dan
memiliki kelengkapan organisasinya sedemikian rupa sehingga mereka relative
tidak dari masukan dan komunitas di dekatnya. Komunitas-komunitas minor
adalah mereka yang kurang lebih tergantung dari tetangganya. Konsep komunitas
adalah salah satu dari asas-asas dalam pemikiran dan praktek ekologi yang paling
penting. Konsep komunitas adalah penting di dalam praktek ekologi sebab apa
yang terjadi dengan komunitas akan dialami juga oleh organisme. Jadi sering
merupakan cara yang terbaik untuk mengendalikan suatu organisme tertentu
apakah kita ingin mendukung atau ingin memusnahkannya, adalah dengan cara
mengubah komunitasnya daripada menyerang langsung pada organismenya.
Misalnya kita mempunyai populasi burung puyuh yang lebih baik dengan cara
memelihara komunitas biotic tertentu dimana burung paling berhasil hidupnya
daripada memelihara dan melepaskan burung-burung atau memanipulasi
seperangkat faktor pembatasnya yang mana saja (misalnya pemangsa). Nyamuk-
nyamuk sering kali dapat dikendalikan dengan lebih efisien dan murah dengan
mengubah komunitas perairan (seperti dengan menurun dan menaikan permukaan
air) daripada dengan usaha meracuni organisme-organisme secara langsung.
Contoh untuk menggambarkan konsepkomunitas: dibuat dari segi
structural/Standing crop dan Metabolism organism. Semua komoditas: utama dan
minor mempunyai batas yang agak tajam. Binatang besar terutama pemangsa
dijumpai berkeliaran di komunitas utama yang satu ke tempat yang lain. Binatang
Yang lebih kecil dan banyak tumbuhan di lain pihak, terbatas atau mempunyai
abundansi terbesar dalam komunitas minor atau utama tertentu.

B. Klasifikasi Intrakomunitas dan Konsep Dominan Ekologi


Tidak semua organism sama artinya atau pentingnya dalam menentukan alam
dari seluruh komunitas. Dari ratusan atau ribuan organism yang mungkin terdapat
dalam komunitas,relative sedikit yang mempengaruhi pengendalian utama
berdasarkan jumlahnya, besarnya produksi atau kegiatan lainnya. Komunitas
paling tidak yang utama mempunyai produsen- produsen, makro konsumen dan
mokrokonsumen. Di dalam golongan jenis atau golongan yang sebagian
mengendalikan arus energy dan kuat sekali mempengaruhi lingkungan dari semua
jenis lainnya disebut dominan-dominan ekologi . Derajat dimana dominansi
dipusatkan dalam satu, beberapa atau banyak jenis dapat dinyatakan dengan
indeks dominansi yang menjumlahkan tiap spesies dalam hubungannya terhadap
komunitas secara keseluruhan.

5
Beberapa indeks struktur yang berguna dalam komunitas.
a. Indeks dominansi (C)

b. Indeks kesamaan (S) antara dua sample

c. Indeks diversitas spesies


i. Indeks untuk 3 spesies (d)

ii. Indeks Evenness (e)

iii. Indeks Shannon untuk diversitas umum ()= - atau –

C. Analisis Komunitas
Komunitas dapat diklasifikasikan menurut:
a. Bentuk atau sifat struktur utama seperti misalnya jenis dominan, bentuk-
bentuk hidup atau indicator-indicator.
b. Habitat fisik dari komunitas.Sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional seperti
tipe metabolisme komunitas. Klasifikasi didasarkan pada sifat-sifat
struktural merupakan agak spesifik untuk lingkungan tertentu.

klasifikasi didasarkan pada sifat-sifat struktural merupakan agak spesifik


untuk lingkungan tertentu, usaha-usaha untuk membuat klasifikasi yang bersifat
universal berdasarkan dasar ini sebagian besar telah memuaskan.

6
Analisis komunitas dalam daerah geografis tertentu dari bentang darat telah
mengutamakan dua pendekatan yang berlawanan :
1. Pendekatan secara zona, dalam nama komunitas yang terputus-putus
dikenal,diklasifikasikan, dan didaftarkan dalam suatu bentuk daftar tipe-tipe
komunitas.
2. Pendekatan analisis gradien, yang melibatkan penyusunan populasi-populasi
sepanjang gradient atau sumbu lingkungan berdimensi satu atau banyak
dengan pengenalan komunitas dasar pada penyebaran-penyebaran frekuensi,
koefisien kesamaan, atau perbandingan statistic lainnya.
Istilah ordinasi sering kali digunakan untuk menyatakan pengaturan jenis dan
komunitas-komunitas sepanjang gradient, dan istilah continuum untuk
menentukan gradien yang mengandung jenis atau komunitas-komunitas yang
telah ditata.
Contoh:
Jika pada puncak pewarnaan musim gugur di great Smoky Mountain National
Park kita memilih tempat yang baik sepanjang jalan raya demikian rupa untuk
memperoleh pandangan(panorama) mengenai gradien altitude mulai dari dasar
lembah hingga puncak bukit, kita akan mengamati 5 mintakat warna seperti
berikut :
1. Hutan teluk berwarna warni.
2. Hutan hemlock berwarna hijau tua.
3. Hutan pasang merah tua
4. Vegetasi pasang gambut berwarna coklat kemerahan.
5. Hutan tusam berwarna hijau muda di bukit-bukit.
Kita dapat menganggap masing-masing dari 5 mintakat ini sebagai tipe
komunitas yang berlainan dan menganalisisnya sesuai dengan mereka itu, atau
kita dapat menganggap semua kelima-limanya itu sebagai bagian dari satu
continuum yang merupakan sasaran beberapa bentuk analisis gradien yang akan
menegaskan penyebaran dalam respon populasi-populasi jenis secara individu
terhadap keadaan lingkungan yang berubah dalam gradient tersebut.

D. Keanekaragaman Jenis dalam Komunitas


Dari seluruh jumlah jenis didalam kompenen tropik, atau didalam suatu
komunitas sebagaikeseluruhan secara relatif persen yang kecil biasanya banyak
diwakili oleh jumlah besar individu, biomas besar, produktivitas, atau indikasi
dari kepentingan lainnya dan persen besar adalah jenis jarang ( mempunyai nilai-
nilai penting kecil ). Nisbah-nisbah antara jumlah jenis dan nilai-nilai penting
( jumlah, biomassa, produktivitas dan sebagainya ) individu-individu disebut
indeks-indeks keanekaragaman jenis. Keanekaragaman jenis cenderung akan
rendah dalam ekosistem-ekosistem yang secara fisik terkendali ( yakni yang
menjadi sasaran faktor pembatas fisika-kimia yang kuat ) dan tinggi dalam
ekosistem yang diatur secara biologi.Pada umumnya keanekaragaman naik
dengan penurunan dalam nisbah dari perawatan anti thermal terhadap biomassa
( isbat R/B atau nisbah “Schrodinger”, atau pergantian ekologi ).Hal ini
berhubungan langsung dengan kemantapan, tetapi belum tentu seberapa jauh
hubungan ini merupakan sebab dan akibat.
Dua cara pendekatan yang digunakan untuk menganalisis keragaman jenis
dalam keadaan yang berlainan yakni :
1. Pembanding-pembanding yang didasarkan pada bentuk, pola atau
persamaan kurva banyaknya jenis.

7
2. Pembanding yang didasarkan pada indeks keanekaragaman, yang
merupakan nisbah atau pernyataan matematika lainnya, dari hubungan
jenis kepentingan.
Penting untuk diketahui bahwa keanekaragaman jenis mempunyai sejumlah
komponen yang dapat memberi reaksi secara berbeda-beda terhadap factor-faktor
geografis, perkembangan atau fisik. Satu komponen utama dapat disebut sebagai
kekayaan jenis atau komponen varietas. Komponen utama kedua dari
keanekaragaman adalah kesamaan-rataan atau equity- bilitas dalam pembagian
individu yang merata diantara jenisnya. Margalef (1968)menyatakan “ pakar
ekologi melihat dalam ukuran keanekaragaman manapun ungkapan dari
kemungkinan-kemungkinan pembuatan sistem-sistem umpan balik (feedback).
Karenanya Keanekaragaman yang lebih panjang dan lebih banyak kasus dari
simbiosis ( mutualisme, parasitisme, komensalisme, dan sebagainya) dan
kemungkinan-kemungkinan yang lebih besar untuk kendali umpan balik negatif,
yang mengurangi goyangan-goyangan dan karenanya meningkatkan kemantapan.
Paine (1966) menemukan bahwa keanekaragaman jenis organisme sesil
daerah habitat pasang surut berbatu-batu ( dimana ruangan biasanya lebih
membatasi daripada pangan) lebih tinggi didalam kedua daerah beriklim sedang
dan daerah tropik di tempat-tempat dimana pemangsa- pemangsa dalam keadaan
demikian telah mengurangi keanekaragaman jenis organisme-organisme sesil tadi
baik yang langsung dimangsa atau yang tidak langsung dimakan. Painen
berkesimpulan bahwa “ keanekaragaman jenis setempat berhubungan langsung
dengan efisien dengan mana mangsa mempertahankan monopolisasi syarat-syarat
lingkungan utama oleh satu jenis.
Contoh
Tramer (1969) yang menganalisis komponen-komponen itu didalam populasi
burung menemukan bahwa perbedaan-perbedaan di dalam komponen kekayaan
jenis, komponen kelimpahan nisbi tetap mantap pada nilai tinggi ( barangkali
karena perilaku teritorial dari banyak jenis ) . selanjutnya Tramer menyarankan
bahwa komunitas-komunitas di lingkungan-lingkungan yang keras akan berubah-
ubah dalam keanekaragamannya menurut komponen kelimpahan nisbinya,
sedangkan keanekargaman di dalam lingkungan yang tidak keras ( dikendalikan
secara biologi ) akan merupakan fungsi dari jumlah jenis.

E. Pola-Pola dalam Komunitas


Struktur yang diakibatkan oleh penyebaran organisme di dalam dan
interaksinya dengan lingkungannya dapat disebut pola ( Hutchinson,1953).
Banyak macam pengaturan yang berbeda-beda dalam standing crop dari
organisme yang memberikan sumbangan kepada keanekaragaman pola dalam
komunitas, seperti misalnya :
1. Pola stratifikasi (pelapisan tegak)
2. Pola-pola zonasi (pemisahan kearah mendatar).
3. Pola-pola kegiatan (periodisitas).
4. Pola-pola jaring-jaring (asosiasi-asosiasi jarring-jaring organisasi
jaringan kerja didalamrantai pangan).
5. Pola reproduktif (asosiasi-asosiasi orang anak-anak, klone-klone
tanaman dan sebaginya).
6. Pola-pola social (kelompok-kelompok dan kwananan-kawanan)
7. Pola-pola koaktif (diakibatkan oleh persaingan, antibiosis, mutualisme
dan sebagainya).

8
8. Pola-pola stochastic (diakibatkan oleh tenaga atau kakas acak)
Contoh
Dowdy (1947) mengambil contoh populasi artropoda dari lima starata utama
hutan pasang-hickory di Missouri sepanjang tahun. Dia menemukan bahwa dari
240 jenis serangga, laba-laba dan Myriapoda, 181 jenis ( atau kurang lebih 75%)
dikumpulkan dari hanya satu lapisan,32 dari dual lapisan, 19 dari tiga dan hanya 3
hanya 5 jenis telah ditemukan didalam sebanyak empat atau semua lima dari
lapisan-lapisannya itu. Hal ini menunjukkan adakalanya kelekatan yang agak luar
biasa kepada strata oleh kelompok organisme yang sangat bergerak. Bahkan
burung yang dapat terbang dari tanah hingga pucuk pohon yang tinggi dalam
beberapa detik kalau mau, sering memperlihatkan kesetiaan yang mendalam
kepada lapisan tertentu, terutama selama musim berkembangbiak. Tidak juga
sarang-sarangnya tetapi juga seluruh daerah mencari makannya sering terbatas
hingga kisaran vertikal yang sempit.
Periodisitas musiman adalah demikian juga hampir universal dalam
komunitas-komunitas dan seringkali mengakibatkan perubahan hampir lengkap
dalam struktur komunitas selam daur tahunan. Peranan-peranan temperatur,
fotoperiode, musim-musim kering dan basah,kebakaran, dan nilai-nilai
periodisitas musiman dalam mengatur struktur dan fungsi komunitas telah ditinjau
berinteraksi dengan panjangnya hari. Jadi Leopold dan Jones (1947)menemukan
bahwa variasi dari tahun ke tahun dalam waktu pembungaan dari tumbuhan-
tumbuhan dan tibanya burung-burung berpindah lebih besar dalam awal musim
semi ketika temperatur adalah kritis daripada dalam akhir musim semi, meskipun
percobaan-percobaan. oleh penelitian-penelitian lain ) menunjukkan bahwa
panjangnya hari adalah factor pengendali dalam banyak kasus.

F. Ekotone dan Konsep mengenai Pengaruh Tepi


Ekotone adalah peralihan antara dua atau lebih komunitas yang berbeda,
misalnya antara hutan dan tanah rumput atu antara komunitas dasar habitat laut
yang lunak dan yang keras.Komunitas ekotone biasanya banyak mengandung
organisme dari masing-masing komunitas yang saling tumpang tindih dan sebagai
tambahan organism-organisme yang khas dan seringkali terbatasnya hanya pada
ekotone.
Kalau ekotone sangat sempit beberapa habitat, beberapa organisme ditemukan
didaerah tumpang tindih yang tidak terdapat didalam kedua komunitas itu sendiri.
Kerana komunitas ekotone yang telah berkembang dengan baik dapat
mengandung organisme yang khas untuk setiap komunitas yang tumpang tindih
ditambah jenis yang hanya hidup di dalam ekotipe( edge of effect ).

Contoh
Ekotone dapat mempunyai jenis khas yang tidak dijumpai dalam komunitas
komunitas yang membentuk ekotone. Contohnya dalam suatu pengkajian
populasi burung di sepanjang gradient perkembangan komunitas daerah-daerah
pengkajian dipilih sedemikian dengan maksud meminimumkan pengaruh dari
pertemuan-pertemuan dengan komunitas lain. Tiga puluh burung ditemukan
mempunyai kerapatan paling sedikit 5 pasang per 100 acre dalam salah satu dari
tingkat-tingkat ini. Meskipun demikian sekitar 20 jenis tambahan diketahui
merupakan burung-burung berbiak biasa dari komunitas-komunitas dataran tinggi
dari daerah itu sebagai keseluruhan 7 dari jenis-jenis ini ditemukan dalam jumlah-

9
jumlah kecil sedangkan 13 jenis bahkan tidak tercatat pada daerah pengkajian
yang seragam.
Salah satu tipe-tipe umum mengenai nekton yang paling penting sejauh yang
diperhatikan manusia adalah tepian hutan. Tepian hutan dapat didefinisikan
sebagai ekoton hutan dan komunitas-komunitas rumput atau semak.
Beberapa dari organisme-organisme asli dari hutan dan dataran-dataran
mampu hidup dalam tepian hutan buatan manusia, sedangkan organisme-
organisme yang terutama didapatkan terhadap tepian hutan, khususnya banyak
jenis “gulma”, burung, serangga, mamalia,seringkali meningkat dalam jumlah
nya dan memperluas daerah-daerah kisarannya sebagai akibat ciptaan oleh
manusia habitat-habitat tepi hutan baru yang luas.

G. Paleoekologi: Struktur Komunitas dalam Abad-Abad yang telah Silam


Karena kita mengetahui dari fosil-fosil dan lain-lain bahwa organisme-
organisme abad yang telah silam berlainan dan telah memperkembangkan diri
menjadi seperti yang ada sekarang maka wajar kalau kita beranggapan bahwa
struktur komunitas dan lingkungannya berlainan juga.
Anggapan dasar dari paleoekologi sejauh hal itu dapat diterapkan atau lebih
luas lagi sebagai kaji interaksi-interaksi dari bumi, atmosfer, dan biosfer pada
masa lampau. Anggapan dasar dari paleoekologi adalah :
1. Bahwa kerja atau operasi dari asas-asas ekologi adalah sama sepanjang
berbagai periode geologi.
2. Bahwa ekologi dari fosil-fosil dapat dianggap berasal dari apa yang
diketahui sebagai jenis yang ekuivalen atau yang ada hubungannya
dengan jenis yang hidup sekarang.
Anggapan-anggapan paleontology dasar lebih baik banyak sama seperti
paleontologi yakni bahwa “hukum-hukum alam” pada masa lalu sama seperti
sekarang dan bahwa organisme-organisme yang hidup sekarang mempunyai
pola-pola perilaku dan sifat-sifat ekologi yang serupa. Jadi, jika bukti fosil
menunjukan bahwa hutan jenis spruce pernah terdapat 10.000 tahun yang lalu
ditempat mana sekarang diduduki hutan oak hickory, kita mempunyai alasan
kuat untuk berpikir bahwa iklim pada masa 10.000 tahun yang lalu itu lebih
dingin, karena jenis spruce yang hidup sekarang dapat menyesuaikan diri
DItempat-tempat beriklim lebih dingin dari tempat-tempat yang diduduki
pasang-pasang dan hickory-hickory.
Gambaran
Fosil tepung sari merupakan bahan yang baik sekali untuk rekonstruksi
komunitas-komunitas darat yang telah ada sejak periode pleistosen. Ketika
gletser turun dia sering kali meninggalkan tempat-tempat yang terjadi yang
menjadi danau-danau. Tepung sari dari tumbuhan-tumbuhan yang tumbuh di
sekitar danau tenggelam ke dasar dan menjadi terfosilkan dalam lumpur
dasar. Danau demikian itu dapat terisi dan menjadi “bag”. Contoh tepung sari
yang “terkena” terdiri terutama dari spruce, fir larch, birch, dan tusam
menunjukkan suatu iklim dingin. Menurut davis (1969) profil-profil tepung
sari di Eropa bahkan menunjukkan pengaruh wabah hitam ketika pertanian
menurun mengakibatkan penurunan tepung sari terna dalam lapisan-lapisan
sedimen yang berlangsung bersamaan dengan kematian umat manusia yang
tersebar luas.

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Komunitas adalah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada waktu
dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Pada
pembahasan tentang asas-asas dan konsep-konsep mengenai organisasi pada taraf
komunitas terdiri atas 7 kategori:
1. Konsep komunitas biotik Komunitas biotik adalah kumpulan populasi apa
saja yang hidup dalam daerah atau habitat fisik yang telah ditentukan.
Konsep komunitas adalah penting di dalam praktek ekologi sebab apa
yang terjadi dengan komunitas akan dialami juga oleh organism.
2. Klasifikasi intra komunitas dan konsep dominan ekologi.
3. Analisis komunitas
Komunitas dapat diklasifikasikan menurut:
a. Bentuk atau sifat struktur utama seperti misalnya jenis dominan,
bentuk-bentuk hidup atau indikator.
b. Habitat fisik dari komunitas.
c. Sifat-sifat atau tanda2 fungsional seperti tipe metabolism komunitas.
4. Keanekaragaman jenis dalam komunitas
Keanekaragaman jenis cenderung akan rendah dalam ekosistem-ekosistem
yang secara fisik terkendali ( yakni yang menjadi sasaran faktor pembatas
fisika-kimia yang kuat )dan tinggi dalam ekosistem yang diatur secara
biologi. Pada umumnya keanekaragaman naik dengan penurunan dalam
nisbah dari perawatan anti thermal terhadap biomassa.
5. Pola-pola dalam komunitas
a. pola stratifikasi (pelapisan tegak).
b. Pola-pola zonasi (pemisahan kearah mendatar)
c. Pola-pola jaring-jaring (asosiasi-asosiasi jarring-jaring organisasi
jaringan kerjadidalam rantai pangan).
d. Pola reproduktif (asosiasi-asosiasi orang anak-anak, klone-klone
tanaman dansebaginya).
e. Pola-pola social (kelompok-kelompok dan kawananan-kawanan).
f. Pola-pola koaktif (diakibatkan oleh persaingan, antibiosis, mutualisme
dansebagainya).
g. Pola-pola stochastic (diakibatkan oleh tenaga atau kakas acak).
6. Ekotone dan konsep mengenai pengaruh tepi
Salah satu tipe-tipe umum mengenai ekotone yang paling penting sejauh
yang diperhatikan manusia adalah tepian hutan. Tepian hutan dapat
didefinisikan sebagai ekoton hutan dan komunitas-komunitas rumput atau
apa semak.
7. Paleoekologi: struktur komunitas dalam abad-abad yang telah silam
Anggapan dasar dari paleoekologi sejauh hal itu dapat diterapkan atau
lebih luas lagi sebagai kaji interaksi-interaksi dari bumi, atmosfer, dan
biosfer pada masa lampau.Anggapan dasar dari paleoekologi adalah :
a. Bahwa kerja atau operasi dari asas-asas ekologi adalah sama sepanjang
berbagai periode geologi.
b. Bahwa ekologi dari fosil-fosil dapat dianggap berasal dari apa yang
diketahui sebagai jenis yng ekuivalen atau yang ada hubungannya
dengan jenis yang hidup sekarang.

11
DAFTAR PUSTAKA

Odum, E.P. 1996. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Wirakusumah, S. 2003. Dasar-Dasar Ekologi: Menopang Pengetahuan Ilmu-Ilmu
Lingkungan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia

12

Anda mungkin juga menyukai