Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

POLA-POLA KOMUNITAS

OLEH :

NAMA : MARIA DOMINIKA FERNANDEZ

NIM : 2306050012

KELAS :A

SEMESTER : II

PROGRAM STUDI BIOLOGI MURNI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2024
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di alam jarang sekali ditemukan kehidupan yang secara individu terisolasi,


biasanya suatu kehidupan lebih suka mengelompok atau membentuk koloni.
Kumpulan berbagai jenis organisme disebut komunitas biotik yang terdiri atas
komunitas tumbuhan (vegetasi), komunitas hewan dan komunitas jasad renik.
Ketiga macam komunitas itu berhubungan erat dan saling bergantung. Ilmu untuk
menelaah komunitas (masyarakat) ini disebut sinekologi. Di dalam komunitas,
percampuran jenis-jenis tidak demikian saja terjadi, melainkan setiap spesies
menempati ruang tertentu sebagai kelompok yang saling mengatur di antara
mereka. Kelompok ini disebut populasi sehingga populasi merupakan kumpulan
individu- individu dari satu macam spesies.

Komunitas merupakan konsep yang penting karena di alam berbagai jenis


organisme, hidup bersama dalam suatu aturan dan tidak tersebar begitu saja dan
apa yang dialami oleh komunitas akan dialami oleh organisme. Jadi untuk
memusnahkan sesuatu organisme kita dapat lakukan dengan jalan mengubah
komunitasnya.Komunitas adalah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup
pada waktu dan daerah tertentu yang saling bertinteraksi dan saling
mempengaruhi. Komunitas memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks
bila di bandingkan dengan populasi.

Komunitas tidak hanya mempunyai kesatuan fungsional tertentu dengan


struktur trofik dan arus energi khas saja, tetapi juga merupakan kesatuan yang di
dalamnya terdapat peluang bagi jenis tertentu untuk dapat hidup dan
berdampingan. Walaupun demikian tetap masih ada kompetisi diantaranya,
sehingga akan ditemukan populasi tertentu yang berperan sebagai dominansi
dalam komunitas tersebut, karena tidak semua organisme dalam komunitas sama
pentingnya dalam menentukan keadaan alamiah dan fungsi dari seluruh
komunitas maka populasi yang mendominasi tersebut terutama adalah populasi
yang dapat mengendalikan sebagian besar arus energi dan kuat sekali
mempengaruhi lingkungan pada semua jenis yang ada di dalam komunitas yang
sama.

Ekotone adalah peralihan antara dua atau lebih komunitas yang berbeda.
Daerah ini adalah daerah pertemuan yang dapat berbentuk bentangan luas tetapi
masih lebih sempit/kecil jumlah populasinya dari komunitas sekitamya.
Komunitas ekotone biasanya banyak mengandung organisme dari masing-masing
komunitas yang saling tumpang tindih, dan sebagai tambahan, ataupun sebagai
organisme yang khas yang tidak terdapat pada masing-masing komunitas
pendampingnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu pola-pola komunitas dan bagaimana pola-pola komunitas?
2. Bagaimana keteguhan lingkungan dan keragaman komunitas?
3. Bagaimana keragaman komunitas dan heterogenitas ekosistem?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan pola-pola komunitas
2. Untuk mengetahui keteguhan lingkungan dan keragaman komunitas
3. Untuk mengetahui keragaman komunitas dan heterogenitas ekosistem
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Komunitas dan Pola-Pola Komunitas

2.1 1 Pengertian Komunitas

Komunitas adalah istilah yang digunakan dalam literatur ekologi, merujuk


pada banyak skala yang berbeda dari kumpulan spesies yang berkisar dari
kelompok-kelompok kecil hewan dan tumbuhan terhadap total biota atau spesies
dari suatu organisme dalam suatu ekosistem. Kumpulan spesies ini seringkali
bergabung secara kontinyu ke dalam suatu yang lain disepanjang gradient, dan hal
ini mungkin tak bisa menceriterakan di mana satu komunitas berakhir dan
memulai berikutnya tanpa ada keterputusan di antara habitat-habitat secara fisik.
Dengan demikian istilah komunitas dapat diartikan sebagai kumpulan beberapa
populasi yang tinggal di suatu daerah dan waktu tertentu yang saling bertinteraksi
dan saling mempengaruhi.

Perubahan komunitas yang sesuai dengan perubahan lingkungan yang


terjadi akan berlangsung terus sampai pada suatu saat terjadi suatu komunitas
padat sehingga timbulnya jenis tumbuhan atau hewan baru akan kecil sekali
kemungkinannya,namun perubahan akan selalu terjadi. Oleh karena itu,
komunitas padat yang stabil tidak mungkin dapat dicapai. Perubahan komunitas
tidak hanya terjadi oleh timbulnya penghuni baru, tetapi juga hilangnya penghuni
yang pertama.

Oosting memberikan definisi, komunitas adalah kumpulan organisme


hidup yang saling berhubungan baik antara mereka maupun lingkungan.
Berdasarkan batasan yang ada, komunitas mempunyai beberapa kekhususan yaitu:

1. Komunitas biotik sebagai campuran hewan dan tumbuhan dalam jumlah besar
di suatu habitat, merupakan bagian terbesar dari ekosistem dan dicirikan
adanya hubungan interaksi antara komponen biotik dan abiotik.
2. Komunitas sebagai satu kesatuan sering terlihat batasnya, tetapi batas itu
kadang-kadang tidak jelas. Habitat yang diatasnya tumbuh vegetasi/kehidupan
yang khas, atau suatu komunitas yang dapat mengkarakteristkkan suatu unit
lingkungan yang mempunyai kondisi habitat utama yang seragam, disebut
biotope.

Contoh: hamparan lumpur, pantai pasir, lautan, ditentukan oleh sifat fisik, padang
alang-alang, hutan tusam, ditentukan oleh unsur organismenya.

3. Setiap spesies dalam komunitas memerlukan kondisi tertentu/toleransi tertentu


terhadap habitat baik kondisi fisik, kimia maupun biologi. Perubahan kondisi
fisik yang spesies didalamnya masih toleran disebut amplitudo ekologi.

4. Selalu ada koeksistensi (kooperasi).


Karena kelompok-kelompok spesies dalam komunitas itu tidak berdiri sendiri-
sendiri maka mereka harus dapat hidup bersama dengan saling mengatur. Di
dalam hidup bersama itu interaksi di dalam spesies bisa bersifat searah atau dua

Pemberian nama komunitas dapat berdasarkan :

1. Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan, bentuk hidup atau indikator
lainnya seperti hutan pinus, hutan agathis, hutan jati, atau hutan
Dipterocarphaceae, dapat juga berdasarkan sifat tumbuhan dominan seperti
hutan sklerofil.

2. Berdasarkan habitat fisik dari komunitas, seperti komunitas hamparan


lumpur, komunitas pantai pasir, komunitas lautan,dll.

3. Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya tipe metabolisme


komunitas. Berdasarkan sifat lingkungan alam seperti iklim, misalnya
terdapat di daerah tropik dengan curah hujan yang terbagi rata sepanjang
tahun, maka disebut hutan hujan tropik.
2.2.2 Pola-Pola dalam Komunitas

Struktur yang diakibatkan oleh penyebaran organisme di dalam, dan


interaksinya dengan lingkungannya dapat disebut pola (Hutchinson, 1953).
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu
dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama
lain.Struktur komunitas dapat dilihat pada gambar :

Gambar 1.1
Komunitas Berdasarkan Bentuk
atau Stuktur Utama
Gambar 1.2
Komunitas Berdasarkan
Habitat Fisik

Gambar 1.3
Komunitas Berdasarkan
Lingkungan Alam
Beberapa karakter komunitas yaitu :

1) Kualitatif seperti komposisi,bentuk hidup,fenologi dan vitalitas.Vitalitas


menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme.

2) Kuantitatif seperti Frekuensi, densitas dan densitas relatif. Frekuensi kehadiran


merupakan nilai yang menyatakan jumlah kehadiran suatu spesies di dalam
suatu habitat. Densitas (kepadatan) dinyatakan sebagai jumlah atau biomassa
per unit contoh, atau persatuan luas/volume, atau persatuan penangkapan

3) Sintesis adalah proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju


ke satu arah yang berlangsung lambat secara teratur pasti terarah dan dapat
diramalkan. Suksesi-suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan
fisik dalam komunitasnya dan memerlukan waktu. Proses ini berakhir dengan
sebuah komunitas atau ekosistem yang disebut klimas. Dalam tingkat ini
komunitas sudah mengalami homoestosis. Menurut konsep mutahir suksesi
merupakan pergantian jenis-jenis pioner oleh jenis-jenis yang lebih mantap
yang sangat sesuai dengan lingkungannya.

Beberapa macam pola diversitas dalam komunitas:

a. Pola stratifikasi (lapisan tegak/vertikal)

 Komunitas tumbuhan di hutan herba,semak dan pohon bawah tajuk.

 Komunitas ikan di danau,laut yang terikat dengan temperatur,kandungan


oksigen atau pencahayaan.

b. Pola zonasi (pemisahan horizontal)

 Komunitas spesies yang hidup di laut intertidal (pasang surut),litoral


(permukaan terbuka) dan abysal (laut dalam).

c. Pola aktivitas (periodisitas)

 Pada Komunitas zooplankton di danau dan laut.Zooplankton migrasi pada


malam hari ke permukaan air untu mencari mangsa,turun ke daerah yang
lebih dalam untuk menghindari panas.

 Organisme yang bersifat noctunal (lebih aktif pada malam hari),organisme


crepuscula (aktif pada senja hari).

d. Pola jala makan (food web)

e. Pola reproduksi

 Komunitas burung yang migrasi mencari tempat untuk bertelur.

 Komunitas ikan migrasi ke daerah estuaria untuk memijah.

f. Pola sosial (kelompok dan kawanan)

 Komunikasi monyet yang berkelompok untuk mempertahankan daerah


teritorialnya
g. Pola ko-aktif (hasil kompetisi, antibiosis,dll)

 Komunitas yang hidup bersama secara mutualisme, persaingan atau


dengan interaksi lain.

h. Pola stochastic (diakibatkan oleh tenaga atau kakas acak)

 komunitas yang dibentuk sebagai hasil dari tekanan lingkungan yang


sifatnya random atau acak.Namun jarang sekali ditemukan di alam.

2.2 Keteguhan Lingkungan dan Keragaman Komunitas

Segala aspek komunitas berubah pada ruangan yang berlainan, termasuk


struktur komunitas dengan fenomenanya yang terkait, seperti stabilitas komunitas
atau penyebaran geografik populasi dan komunitas tertentu. Pada umumnya pola
distribusi penyebaran komunitas dikendalikan oleh faktor abiotik seperti suhu,
curah huja, atau salinitas yang terjadi luas dan dikendalikan faktor-faktor yang
bersifat regional dalam wilayah sempit, yang dipengaruhi oleh heterogenitas
ekosistem. Hal yang menarik dan penting pada pola distribusi komunitas ialah
bahwa aspek struktur komunitas, yaitu keanekaragaman dan stabilitas komunitas,
tergantung pada keteguhan lingkungan ekosistem.

Ekosistem dengan lingkungan stabil seperti hutan tropik, humida dan


terumbu karang misalnya, disebabkan sangat teguhnya stabilitas faktor abiotik
penting terutama iklim yang kadar perubahannya rendah serta dapat
diantisipasikan. Karena watak lingkungan seperti itu, organisme banyak yang
kemudian mengembangkan spesialisasi pada lingkungan yang dapat
meningkatkan efisiensi memenuhi tuntutan lingkungannya, sehingga memiliki
kemampuan efektif dalam persaingan interspesifik. Kecenderungan spesialisasi ini
tentunya sebagai akibat kecenderungan proses diversifikasi relung. Sifat yang
demikian memang merupakan watak lingkungan yang stabil. Watak logik
komunitas seperti itu mengandung banyak jumlah populasinya, tetapi anggotanya
(individu) terbatas dan dominasipun tidak ada.
Dengan demikian terlihat langsung kaitan keteguhan ekosistem itu dengan
keteguhan komunitas dan keanekaragaman komunitas yang tinggi. Dengan kata
lain dalam ekosistem yang stabilitasnya rendah keanekaragaman komunitas pun
rendah dan keteguhan komunitas juga rendah. Karena faktor lingkungan yang
mendukung, komunitas meningkat produktivitasnya dan dapat memicu
berkembangnya banyak populasi, pada gilirannya keanekaragaman komunitas
meningkat. Akibatnya stabilitas ekosistem juga meningkat. Dengan kata lain
komunitas juga dapat menunjang keteguhan ekosistem; jadi spesialisasi dan
produktivitas komunitas dapat menunjang stabilitas ekosistem.

2.3 Keragaman Komunitas dan Heterogenitas Ekosistem.

Keragaman komunitas merujuk pada variasi spesies yang ada dalam suatu
ekosistem. Semakin banyak spesies yang terdapat dalam suatu komunitas,
semakin tinggi tingkat keragaman komunitasnya. Keragaman komunitas sangat
penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem karena masing-masing spesies
memiliki peran dan fungsi yang berbeda dalam mempertahankan keberlangsungan
ekosistem. Selain itu, keragaman komunitas juga dapat meningkatkan ketahanan
ekosistem terhadap perubahan lingkungan atau kepunahan spesies.

Heterogenitas ekosistem merujuk pada variasi kondisi fisik, kimia, dan


biologi dalam suatu ekosistem. Misalnya, variasi tanah, iklim, topografi, dan
sumber daya air dalam suatu ekosistem dapat membentuk heterogenitas
ekosistem. Heterogenitas ekosistem memiliki peran penting dalam mempengaruhi
keragaman komunitas, karena kondisi lingkungan yang berbeda dapat mendukung
keberagaman spesies yang lebih tinggi. Keragaman komunitas dan heterogenitas
ekosistem saling terkait dan saling memengaruhi. Keragaman komunitas yang
tinggi dapat meningkatkan produktivitas ekosistem dan menjaga keseimbangan
ekosistem, sedangkan heterogenitas ekosistem dapat menciptakan habitat yang
beragam untuk berbagai spesies. Oleh karena itu, pemahaman dan pemeliharaan
keragaman komunitas dan heterogenitas ekosistem sangat penting dalam
konservasi alam dan menjaga keberlangsungan ekosistem. Pada dasarnya tidak
ada ekosistem yang homogen, pada sebaran relung yang sempit pun, karena
pengaruh mikro habitat ekosistem beragam (heterogen), lebih-lebih pada
hamparan lingkungan lebih luas misalnya disebabkan perbedaan secara alamiah.
Perbedaan faktor lingkungan secara alami itu sangat besar dari satu tempat ke
tempat lain sehingga heterogenitas ekosistem bersifat alamiah. Pada gilirannya
keanekaragaman komunitas yang sangat heterogen juga merupakan sifat
komunitas secara alamiah.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

 Komunitas adalah istilah yang digunakan dalam literatur ekologi, merujuk


pada banyak skala yang berbeda dari kumpulan spesies yang berkisar dari
kelompok-kelompok kecil hewan dan tumbuhan terhadap total biota atau
spesies dari suatu organisme dalam suatu ekosistem.
 Segala aspek komunitas berubah pada ruangan yang berlainan, termasuk
struktur komunitas dengan fenomenanya yang terkait, seperti stabilitas
komunitas atau penyebaran geografik populasi dan komunitas tertentu

 Keragaman komunitas merujuk pada variasi spesies yang ada dalam suatu
ekosistem. Semakin banyak spesies yang terdapat dalam suatu komunitas,
semakin tinggi tingkat keragaman komunitasnya. Heterogenitas ekosistem
merujuk pada variasi kondisi fisik, kimia, dan biologi dalam suatu
ekosistem. Misalnya, variasi tanah, iklim, topografi, dan sumber daya air
dalam suatu ekosistem.
DAFTAR PUSTAKA

https://irmaprihartina09.wordpress.com/2015/03/09/ekologi-tumbuhan-komunitas/

http://ladyagustinasetiawati15.blogspot.co.id/

http://queenichmiracle.blogspot.co.id/2012/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html

http://www.slideshare.net/JepriAgungPriyanto/ekologi-komunitas

http://www.slideshare.net/syarifahfalgadri/bab-4-komunitas

Pringgoseputro, S. , 1998. Ekologi Umum. Yogjakarta: UGM Press

Rahardjanto, Abdulkadir. 2001. Ekologi Umum. Malang: UNM Press

Resosoedarmo, S., 1989. Pengantar Ekologi. Bandung: CV REMADJA KARYA

Syamsurizal. 1999. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Padang: UNP press

Wolf, L. 1992. Ekologi Umum.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai