Disusun Oleh:
Adinda (1930207107)
Puji dan Syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Komuitas :
konsep komunikasi, dominasi, predominasi, struktur komunitas dan suksesi . Makalah ini
merupakan bagian dari keterlaluan pembelajaran dengan model pembelajaran Reading,
Questioning, Answering (RQA). Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh
dari kesempurnaan baik dari segi bentuk maupun isinya. Untuk itu kami mengharapkan saran
dan kritikan yang bersifat membangun.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Fahmy
Armanda, M.Pd selaku dosen pengampu Mata Kuliah Ekologi Hewan yang membantu kita
dalam kegiatan perkuliahan secara daring. Akhirnya kami mengharapkan agar makalah ini
kiranya dapat bermanfaat bagi semua pihak, utamanya untuk proses penilaian dalam mata
kuliah Ekologi Hewan.
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Amran.2011. Rahasia Ekosistem Hutan Bukit Kapur. Surabaya. Brilian Internsional
Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan
daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Komunitas
memiliki derajat keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu dan
populasi.
Cara yang paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah dengan mengambil
beberapa sifat yang jelas dan mantap, baik hidup maupun tidak. Ringkasannya pemberian nama
komunitas dapat berdasarkan :
1) Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan, bentuk hidup atau indikator lainnya
seperti hutan pinus, hutan agathis, hutan jati, atau hutan. Dipterocarphaceae, dapat juga
berdasarkan sifat tumbuhan dominan seperti hutan sklerofil.
2) Berdasarkan habitat fisik dari komunitas, seperti komunitas hamparan lumpur, komunitas
pantai pasir, komunitas lautan,dll.
Di alam terdapat bermacam-macam komunitas yang secara garis besar dapat dibagi
dalam dua bagian yaitu (1) Komunitas akuatik, komunitas ini misalnya yang terdapat di laut, di
danau, di sungai, di parit atau di kolam, (2) Komunitas terrestrial, yaitu kelompok organisme
yang terdapat di pekarangan, di hutan, di padang rumput, di padang pasir, dll.
Sebuah komunitas paling sedikit terdiri dari komponen utama yaitu produsen, makro
dan mikro konsumen. Spesies dominan secara ekologi adalah species yang berhasil dan mampu
menentukan kondisi yang diperlukan untuk pertumbuhanya. Dominansi adalah pengendalian
nisbi yang diterapkan oleh makhluk atas komposisi spesies dalam komuntas.
Tumbuhan lebih sering dominan dalam komunitas terestrial hewan. Dalam komunitas
akuatik hewan secara nisbi lebih penting, walaupun dominansinya tidak berkembang. Kriteria
lain untuk evaluasi spesies adalah dengan kerapatan atau cacah individu yang ada persatuan
luas.
Rumus indek dominansi menurut Simpson (1949) sebagai berikut:
C= ∑(ni/N)2
Keterangan : C = index diversitas
ni = nilai kepentingan tiap-tiap spesies (misal cacah individu, biomassa,
produksi, dsb)
N = jumlah nilai kepentingan
C. Struktur Komunitas
Pada habitat yang berbeda dan satuan lingkungan yang berbeda, maka akan didapatkan
komunitas yang berbeda pula. Pada kenyataannya komposisi dan sifat komunitas dapat
dijadikan indikator yang paling baik untuk komunitas yang berada pada habitat maupun satuan
lingkungan tertentu.
Karakter komunitas
Struktur komunitas dapat dibedakan menjadi struktur fisik dan biologi. Struktur fisik
komunitas dapat diamati jika habitat tempat komunitas tersebut dikunjungi. Misalnya pada
hutan deciduosa, akan terlihat suatu struktur primer yaitu adanya pohon-pohon yang besar yang
gugur daunnya secara musiman, dan struktur sekunder yang berupa perdu maupun semak di
lantai hutan. Tanah hutan tersebut merupakan matrik interaksi perakaran semua tumbuhan, dan
hewan-hewan hidup dalam struktur komunitas yang dibatasi oleh tumbuhan dan tanah.
Di dalam kerangka ekologi harus diingat bahwa komunitas terpadu oleh koevolusi
kelompok spesies yang berinteraksi. Baik struktur maupun fungsi komunitastelah dimodifikasi
oleh seleksi alam yang bertindak pada individu penyusun komunitas.
Ada tiga komponen penyusun struktur fisik komunitas. Tumbuhan membentuk matrik
dasar bagi seua komunitas, dan bentuk pertumbuhan dari tumbuhan adalah komponen penting
untuk struktur komunitas. Sistem akuatik dan sistem daratan sangat berbed pada strukturnya,
tetapi banyak aspek pola ruang cacak menjadi milik bersama kedua sistem tersebut. Termasuk
dalam hal ini adalah migrasi vertikal zooplankton didanau maupun dilautan.dengan
kemampuan zooplankton tersebut berenang maka again cacaknya tidak panggah. Musim
mengubah struktur semua komunitas didaerah tropik, dan peristiwa musiman berbahaya untuk
berfungsinya komunitas alami.
D. Suksesi
Perubahan komunitas yang terjadi disebut suksesi ekologi. Proses yang terjadi berupa
urutan-urutan yang lambat, pada umumnya perubahannya dapat diramalkan yakni dalam hal
jumlah dan jenis mahkluk organisme yang ada di suatu tempat . Perbedaan intensitas sinar
matahari, perlindungan dari angin, dan perubahan tanah dapat merubah jenis-jenis organisme
yang hidup di suatu wilayah.
Perubahan-perubahan ini dapat juga merubah populasi yang membentuk komunitas.
Selanjutnya karena jumlah dan jenis spesies berubah, maka karakteristik fisik dan kimia dari
wilayah mengalami perubahan lebih lanjut. Wilayah tersebut bisa mencapai kondisi yang
relatip stabil atau disebut komunitas klimaks, yang bisa berakhir hingga ratusan bahkan ribuan
tahun
Berubahnya komunitas karena adanya reaksi ataupun koaksi dari makhuk itu sendiri,
atau juga dapat disebabkan adanya perubahan lingkungan karena malapetaka (misalnya banjir
atau musim kemarau panjang,evolusi organik ,iklim dan sebagainya)maupun yang berasal dari
manusia misalnya penebangan hutan secara liar,pencemaran dan sebagainya sesuai pendapat
Clement dalam Krebs (1980).
Jika suatu habitat mengalami perubahan, maka spesies lama akan meninggalkan area
tersebut dan diganti spesies baru yang masuk ke area tersebut. Didalam komunitas terdapat
spesies dominan artinya dia berperan dalam komposisi maupun struktur komunitas secara
keseluruhan. Penggantian komunitas satu dengan lainya atau ekosistem satu dengan lainnya
disebut suksesi. Suksesi ini berlangsung terus menerus secara kontinyu mencapai titik akhir
(klimaks). Didalam proses suksesi terjadi deretan komunitas yang menyusun urutan suksesional
menuju klimaks, urutan tersebut dinamakan ‘sere’. Terjadinya sere tersebut merupakan akibat
kekuatan predominan misalnya : kekuatan biotik, iklim, fisiogeografik ”biosere”, klisere,
eusere dan geosere. Dua tipe perubahan temporal dapat terjadi pada komunitas , yaitu:
1. Suksesi yakni perubahan yang berarah (bertujuan) kearah klimaks pada saat-saat
tertentu .
2. Cyclic yaitu perubahan yang tak berarah kearah klimaks pada saat-saat tertentu,
sehingga perubahan tersebut berfluktuasi disekitar rata-rata.
Konsep suksesi oleh Krebs (1978) dikatakan bahwa suksesi dapat ditunjukan pada
tingkat perkembangan tumbuhan pada gundukan pasir dipantai perairan. Sedang Miller (1982)
menyebutkan bahwa ekosistem bersifat dinamis , oleh karena itu memungkinkan terjadinya
suksesi. Dalam ekositem, salah satu komponennya adalah makhluk hidup yang dapat
mengubah kondisi lokal (tempat hidupnya). Perubahan lingkungan tersebut dapat diakibatkan
karena malapetaka (banjir, kemarau panjang dan sebagainya) maupun hasil ulah makluk hidup
tersebut terutama manusia misalnya : dampak industrialisasi, pencemaran dan lainnya.
Kondisi yang demikian akan memaksa komunitas yang berada diarea tersebut
mengubah untuk adaptasi atau justru mengalami kematian karena tidak dapat menyesuuaikan
dirinya dengan perubahan lingkungan . walaupun demikian, sebenarnya ekosistem memiliki
sifat atau naluri untuk mengembalikan keseimbangan ekosistem yang stabil, setelah
mendapatkan gangguan dari luar. Contohnya adanya organisme perintis (lichenes) yang akan
mengawali untuk mengembalikan ekosistem yang seimbang. Kemudian digantian spesies lain
untuk melanjutkan sampai terjadi keseimbangan kembali. Penggantian spesies tersebut terjadi
berulang-ulang tersebut dinamakan suksesi ekologi.
Begon (1990) menjelaskan tentang konsep suksesi , bahwa kepentingan spesies relatif
berbeda dalam ruang yang satu dengan ruang yang lain , demikian pula tipe kemelimpahan
spesies mungkin akan berubah dengan berubahnya waktu tertentu.
Proses suksesi ditakrifkan sebagai suatu pola kolonialisasi dan pola kepunahan secara
kontinu, berarah dan tidak bermusim. Suksesi ekologi oleh odum dikatakan bahwa suksesi
ekologi merupakan perkembangan ekosistem yang menyangkut tiga parameter, diantaranya
adalah :
1. Suksesi ekologi yang dapat diperkirakan , karena proses perkembangan cukup teratur
termasuk perubahan struktur spesies dan proses komunitas berkenaan dengan waktu,
proses suksesi ekologi ini berarah.
2. Suksesi ekologi yang terkendali oleh komunitas , suksesi ini terjadi akibat modifikasi
lingkungan hasil perlakuan komunitas.
3. Suksesi ekologi berkulminasi dalam ekosistem yang stabil. Didalam ekosistem tersebut
biomassa maksimum dan fungsi simbiotik antar makhluk terjamin menurut arus ekologi
yang tersedia. Macam –macam suksesi ekologik antara lain :
Suksesi autotrofik
Suksesi heterotrofik
Suksesi primer
Suksesi sekunder
Sukesi alogenik, merupakan suksesi yang dipengaruhi oleh kekuatan dari luar
seperti bahan dan energi yang berasal dari luar misalnya : dari geologik, angin
topan, ganguan oleh manusia yang dapat merubah proses.
Suksesi autogenik yaitu suksesi biotik dalam ekosistem.
Pada bendungan atau kolam maupun danau buatan manusia, jika terjadi suksesi
alogenik secara konsisten melebihi suksesi autogenik maka akan terjadi perubahan ekosistem
yang lebih mentap yaitu dari air menjadi daratan.
Menurut Odum (1971) suksesi ekologik sebagai suatu perkembangan ekosistem , mempunyai
tiga parameter yaitu :
1. Suksesi ekologik yang berarah (bertujuan) sebagai proses perkembangan komunitas
yang teratur menyangkut perubahan dalam struktur spesies.
2. Suksesi ekologik karena modifikai oleh lingkungan, jadi suksesi ekologik ini terkendali
oleh komunitas, walaupun sebenarnya lingkungan fisik dapat menentukan batas-batas
sberapa jauh perkembangan ekosistem dapat berlangsung.
3. Suksesi ekologik berkulminasi dalam ekosistem yang stabil, maksudnya didalam
ekosistem yang stabil terdapat biomassa yang maksimum dan memiliki fungsi simbiotik
antar makhluk yang ada, berjalan dengan baik sesuai arus energi yang tersedia.
PERTANYAAN (QUESTIONING)